Makalah Peradaban Islam
description
Transcript of Makalah Peradaban Islam
1
A. PENDAHULUAN
Masyarakat Madinah terdiri dari bermacam suku, golongan dan agama.
Golongan-golongan itu antara lain para sahabat Rasulullah, kaum musyrikin
Madinah, dan kaum Yahudi. Kaum musyrikin madinah adalah kabilah-kabilah
asli Madinah. Diantara merka ada yang masih ragu-ragu meninggalkan agama
nenek moyang merekea, namun mereka tidak memusuhi Islam. Sebagaian kaum
musyrikin yang lain diam-diam memusuhi Islam. Diantara mereka yang diam-
diam memusuhi Islam adalah Abdullah bin Ubay. Ia menampakkan ke-Islaman
pada Rasulullah, namun dalam hatinya mereka memusuhi dan merongrong umat
Islam. Sebelumnya Abdullah bin Ubay akan diangkat raja di Madinah untuk
menyatuhkan suku Aus dan Khazraj. Namun dengan kedatangan Islam, Abdullah
bin Ubay batal diangkat menjadi raja. Hal ini yang menyebabkan ia membenci
kedatangan Rasulullah dan diam-diam merongrong Islam.1
Selain Abdullah bin Ubay satu orang lagi yang menampakan permusuhan
pada islam adalah Abu Amir dari suku Aws. Dia sampai bergabung dengan
Quraisy Makkah untuk menyerang umat islam.2 Yahudi pun juga pada dasarnya
tidak senang akan kedatangan islam yang berdampak pada hilangnya potensi
mereka untuk merebutkan dominasi di Madiah, pada awalnya suku aws dan
khazrah bersatu untuk menyingkirkan Yahudi dari Madinah namun dengan tipu
daya Yahudi dapat memecah bela kedua suku ini untuk perang sehingga Yahudi
dapat legalitas untuk tinggal di Madinah dan mendapatkan keutungan dari
perseteruan diantara mereka. Untuk itu kaum Yahudi menerima kedatangan Islam
hanya karna alasan politis yang dengan kedatangan Islam bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan Yahudi.
Atas dasar itulah demi mewujudkan negara yang kokoh Nabi Muhammad
mempersatukan seluruh lapisan golongan masyarakat Madinah dengan diikat oleh
Perjanjian yang disebut Piagam Madinah dan diharapkan dapat memperkuat
posisi negara Madinah sebagai pusat pemerintahan islam.
Yang mendatangi Piagam Madinah adalah tokoh kaum Muhajirin dan
Anshar, tokoh Yahudi dan Nasrani dari Bani Qainuqa, bani Nadir, dan Bani
1 H. M. As’adBashori, SejarahKebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008), h. 222 Martin Lings Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007), h. 271
2
Quraidah. Mereka menyatakan kesiapan untuk membangun Madinah dan menjaga
Madinah dari serangan musuh-musuhnya.3
Pada hakikatnya, Islam tidak dapat dipisahkan dari politik. Batas antara
ajaran Islam dengan persoalan politik sangat tipis. Sebab ajaran Islam mengatur
berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk persoalan politik dan masalah
ketatanegaraan. Peristiwa hijrah Nabi ke Yatsrib merupakan permulaan berdirinya
pranata sosial politik dalam sejarah perkembangan Islam. Kedudukan Nabi di
Yatsrib bukan saja sebagai pemimpin agama, tetapi juga kepala negara dan
pemimpin pemerintahan. Kota Yatsrib dihuni oleh masyarakat yang multi etnis
dengan keyakinan agama yang beragam. Peta sosiologis masyarakat Madinah itu
secara garis besarnya terdiri atas :
1. Orang-orang muhajirin, kaum muslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah.
2. Kaum Anshar, yaitu orang-orang Islam pribumi Madinah.
3. Orang-orang Yahudi yang secara garis besarnya terdiri atas beberapa kelompok
suku seperti : Bani Qainuna, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.
4. Pemeluk “tradisi nenek moyang”, yaitu penganut paganisme atau penyembah
berhala.
Pluralitas masyarakat Madinah tersebut tidak luput dari pengamatan Nabi.
Beliau menyadari, tanpa adanya acuan bersama yang mengatur pola hidup
masyarakat yang majemuk itu, konflik-konflik di antara berbagai golongan itu
akan menjadi konflik terbuka dan pada suatu saat akan mengancam persatuan dan
kesatuan kota Madinah. Hijrah Nabi ke Yatsrib disebabkan adanya permintaan
para sesepuh Yatsrib dengan tujuan supaya Nabi dapat menyatukan masyarakat
yang berselisih dan menjadi pemimpin yang diterima oleh semua golongan.
Piagam ini disusun pada saat Beliau menjadi pemimpin pemerintahan di kota
Madinah.4
Isi piagam Madinah itu merupakan fakta tertulis, tidak dapat dibantah oleh
siapapun yang mencoba mendistorsi sejarah Itu. Isinya memberikan perlindungan
hak- hak semua orang untuk hidup dalam satu atap tanpa merasa takut
3 Budi Sudrajat, SejarahKebudayaan Islam, (Jakarta: Yudhistira, 2007), 234 Soekama, dkk. 1998. Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta:Logos Wacana Ilmu. hlm. 298-299.
3
menjalankan keyakinan mereka masing masing. Suatu paparan kehidupan
bernegara yang menjangkau kepentingan bersama, saling melindungi hak-hak
bersama dan hidup saling bantu membantu. Madinah waktu itu menjadi surga bagi
semua agama untuk saling melindungi, tidak terpetik sejarah adanya perlindungan
berbangsa dan beragama sebagaimana terjadi di Masa Piagam Madinah yang
menjadi Deklarasi bersama.5Piagam Madinah merupakan sebuah catatan sejarah
yang tidak akan pernah hilang dari memori kejayaan Islam. Karena piagam ini
merupakan bukti nyata bahwa islam bukan hanya sekedar agama yang mengatur
dalam kegiatan yang bersifat religious saja tetapi merupakan agama yang
mencakup semua aspek kehidupan manusia. Rasulullah telah memberikan
contohnya kepada kita semua bagaimana hidup bermasyarakat, berbangsa,
beragama, dan bernegara. Sehingga islam benar-benar menjadi agama yang
Rahmatan Lil’alamiin. Ahli sejarah Barat pada abad ke-18 sering menganggap
bahwa perlembagaan yang pertama di dunia ialah Perlembagaan Amerika Serikat
yang digubal pada tahun 1787 dan Perlembagaan Perancis yang digubal pada
tahun 1815. Tarikh yang lebih awal daripada itu pula ialah pada tahun 1215
apabila Magma Carta di Britain yang dianggap sebagai perlembagaan tidak
bertulis pertama di dunia.6 Namun begitu, penyelidikan yang dibuat dari sudut
sejarah perlembagaan dunia menunjukkan bahwa piagam politik yang memenuhi
syarat-syarat kenegaraan pertama yang muncul di dunia ialah pada abad ke-7.
Perlembagaan yang pertama itu bukanlah Perlembagaan Amerika Serikat atau
Perlembagaan Perancis seperti yang dianggap oleh sejarawan Barat tetapi
perlembagaanitu ialah Perlembagaan Madinah.7
B. PEMBAHASAN
1. Kronologi Terbentuknya Piagam Madinah
Piagam Madinah (Bahasa Arab: المدینه shahifatul ,صحیفة madinah)
juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang
disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal
5 http://www.kompasiana.com. Diunduh pada hari Kamis, tgl. 10 April 20146 H. Zainal Abidin Ahmad. 1973 Piagam Nabi Muhammad s.a.w, Konstitusi Negara Tertulis Pertama di Dunia. Jakarta : Penerbit Bulan Bintang. hlm.57 ] Ibid. hlm.6
4
antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib
(kemudian bernama Madinah) pada tahun 622 Masehi.8
Piagam Madinah disepakati tidak lama sesudah umat muslim pindah ke
Yatsrib yang waktu itu masih tinggi rasa kesukuannya. Oleh karena itu ada
baiknya kita mengetahui motif apa yang menjadi latar belakang hijrahnya umat
Muslim Mekkah ke Madinah yang waktu itu masih bernama Yatsrib. Hal ini
penting untuk kita mengetahui mengapa agama Islam yang lahir di Mekkah itu
justru malah kemudian dapat berkembang subur di Madinah. Dan kemudian
mendapat kedudukan yang kuat setelah adanya persetujuan Piagam Madinah.
Dakwah Nabi di Mekkah dapat dikatakan kurang berhasil. Sampai kepada
tahun kesepuluh kenabian baru sedikit orang yang menyatakan diri masuk Islam.
Tetapi ada beberapa diantaranya yang memeluk agama Islam dengan sepenuh
hati mereka.
Sebelum Nabi melaksanakan hijrah, Beliau banyak mendapat ancaman dari kafir
Quraisy. Tidak hanya gangguan psikis yang beliau alami, tapi juga diancam secara
fisik. Bahkan beberapa kali diancam untuk dibunuh. Tapi Nabi selalu sabar dalam
menghadapi gangguan-gangguan tersebut. Dasar yang dipakai Nabi dalam
menghadapi gangguan kaum kafir Quraisy tersebut adalah surat Fushshilat ayat
34, yang Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah
kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
(QS. Fushshilat : 34).9
Kota Yatsrib mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi. Bukan
saja karena Makkah dan Yatsrib sama-sama berada di propinsi Hijaz, tetapi juga
beberapa faktor lain yang ikut menentukan, yaitu :
a. Abdul Muthalib, kakek Nabi lahir dan dibesarkan di Madinah ini sebelum
akhirnya menetap di Makkah. Apalagi hubungan kakek dan cucu ini sangat erat
dan penuh kasih sayang. Maka hubungan kakek nabi yang erat dengan Madinah
juga membawa bekasnya pada diri Nabi.
8 Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant “The Constitution of Medina.” Islamic Quarterly 8 (1964) hlm. 4.
9 Al-Qur'an. 1983. Surat Fushshilat ayat 34. Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:Depag RI. hlm. 775.
5
b. Ayah Rasulullah, Abdullah ibn Abdul Muthalib wafat dan dimakamkan di
Madinah. Nabi pernah ziarah ke sana bersama ibundanya. Ibunda Nabi wafat
dalam perjalanan pulang dari ziarah tersebut. Dengan demikian Madinah bukan
tempat yang asing bagi Nabi. Setidak-tidaknya Nabi pernah berhubungan dengan
kota atau penduduk kota tersebut.
c. Penduduk Madinah dari suku Arab Bani Nadjar punya hubungan kekerabatan
dengan Nabi. Kedatangan Nabi di Madinah disambut layaknya kerabat yang
datang dari jauh, bukan orang asing.
d. Sebagian besar penduduk kota Yatsrib punya mata pencaharian sebagai petani,
di samping itu iklim di sana lebih menyenangkan dari pada kota Makkah. Untuk
itu dapat dimaklumi bila penduduknya lebih ramah dibandingkan penduduk kota
Makkah.
e. Selain berbagai faktor di atas, juga khabar akan datangnya Rasul akhir jaman
sudah di dengar orang-orang Yatsrib dari orang-orang Yahudi di Yatsrib. Mereka
mengharap-harap dan menunggu-nunggu untuk mendapat kehormatan membantu
agama ini.
Demikian beberapa faktor yang dapat kami kemukakan yang membantu
diterimanya Nabi di Madinah dan mengapa Nabi memilih kota Yatsrib atau
Madinah sebagai kota tempat tujuan hijrah, selain itu juga merupakan petunjuk
Allah yang memberi jalan bagi terbukanya syiar agama Islam.
Demikianlah reaksi penduduk Madinah bagaimana mereka menanti
kedatangan Rasul mereka. Selain itu dakwah yang disampaikan Nabi setiap
musim haji di Baitullah, juga perjanjian Baitul Aqabah pertama dan kedua yang
disepakati pada tahun kedua belas dan ketiga belas dari kenabian semakin
memuluskan jalan bagi Nabi untuk diterima di Madinah. Perjanjian Aqabah I dan
II mempersiapkan Nabi dan kaum Muslimin secara psikologis dan sosiologis
dalam pelaksanaan hijrah yang amat bersejarah.10
Madinah adalah sebuah kota kurang lebih berjarak 400 kilometer di
sebelah utara kota Makkah. Penduduk kota Yatsrib terdiri dari beberapa suku
Arab dan Yahudi. Suku Yahudi terdiri Bani Nadzir, Bani Qainuna, dan Bani
10 Nurcholis Majid. Islam, Agama dan Peradaban. Jakarta : Paramadina. hlm. 41.
6
Quraidzah yang mempunyai kitab suci sendiri, lebih terpelajar dibandingkan
penduduk Yatsrib yang lain. Sedangkan suku Arabnya terdiri dari suku Aus dan
Khazraj, di mana kedua suku itu selalu bertempur dengan sengitnya dan sukar
untuk didamaikan.11
Mush’ab bin umar melaksanakan tugas sebagai duta pertama Nabi
Muhammad ke Madinah, serta membantu menyelesaikan masalah penduduk
Madinah.12 Nabi Muhammad datang dengan membawa perubahan. Beliau
mengajarkan penghapusan kelas antara orang kaya dengan orang miskin,
golongan buruh dengan golongan juragan. Yang ada hanyalah hubungan
persaudaraan, saling mengasihi dan menyantuni pada yang membutuhkan. Beliau
telah dapat menciptakan jalinan yang suci dan murni dan telah berhasil mengikat
suku Aus dan Khazraj dalam suatu hubungan cinta kasih dan persaudaraan.
Sejak nabi hijrah ke Madinah dan sesudah menetap di sana dan setelah
masjid dan rumah beliau siap didirikan, tidak lain yang menjadi fikirannya adalah
menyiarkan agama Islam, sebagai tujuan utama beliau.
Sebagai seorang pemimpin, maka beliau merasa punya tanggung jawab
besar terhadap diri dan pengikutnya. Beliau tidak saja harus giat menyiarkan
agama Islam, tetapi juga sebagai seorang pemimpin tidak boleh membiarkan
musuh-musuh dari dalam dan dari luar mengganggu kehidupan masyarakat
muslim. Pada tahap ini beliau menghadapi tiga kesulitan utama :
a. Bahaya dari kalangan Quraisy dan kaum Musyrik lainnya di Jazirah Arab.
b. Kaum Yahudi yang tinggal di dalam dan di luar kota dan memiliki kekayaan
dan sumber daya yang amat besar.
c. Perbedaan di antara sesama pendukungnya sendiri karena perbedaan
lingkungan hidup mereka.13
Dan karena perbedaan lingkungan hidup, maka kaum muslimin Anshar
dan Muhajirin mempunyai latar belakang kultur dan pemikiran yang sangat
berbeda. Hal ini masih di tambah lagi dengan permusuhan sengit yang telah
11 Ibid.12 http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=95199. Diunduh pada hari Kamis, tgl. 10 April 201413 Ja’far Subhani. 1996. Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw. Jakarta:Lentera. hlm. 294.
7
terjadi selama 120 tahun lebih antara dua suku Anshar, yaitu Bani Auz dan Bani
Khazraj. Sangat sulit bagi Nabi mengambil jalan tengah untuk mempersatukan
mereka dalam kehidupan religius dan politik secara damai.
Tetapi akhirnya Nabi dapat mengatasi masalah tersebut secara damai
dengan cara yang amat bijaksana. Mengenai masalah yang pertama dan kedua,
beliau berhasil mengikat penduduk Madinah dalam suatu perjanjian yang saling
menguntungkan Sedangkan untuk mengatasi masalah yang ketiga beliau berhasil
memecahkannya dengan jalan keluar yang amat bijak dan sangat jenius. Untuk
mengatasi adanya perbedaan di antara kaum muslimin, maka Nabi
mempersaudarakan di antara mereka layaknya saudara kandungan yang saling
pusaka mempusakai. Jika salah satu dari kedua bersaudara yang baru dipersatukan
tersebut wafat, maka saudara angkatnya berhak atas seperenam harta warisannya.
Perlu diketahui hukum waris sebagaimana kita kenal sekarang belum berlaku saat
itu.
Upaya yang dilakukan Rasul itu telah menjadi alat yang ampuh untuk
mematikan segala perang saudara dan permusuhan yang dulu selalu timbul di
antara mereka. Iklim baru ini sangat menunjang perkembangan agama Islam di
Madinah. Sehingga dalam tempo yang amat pendek, tidak lebih dari dua belas
bulan sesudah Rasul menetap di Madinah, menurut keterangan Ibnu Ishaq yang
wafat dalam tempo hari tidak ada lagi satu rumah orang Madinah yang belum
Islam selain daripada suku kecil dari suku Aus.14
Selama beberapa minggu di Madinah, Rasul menelaah situasi kota
Madinah dengan mempelajari keadaan politik, ekonomi, sosial dan sebagainya.
Beliau berusaha mencari jalan bagaimana agar penduduk asli dan kaum muhajirin
dapat hidup berdampingan dengan aman. Untuk mengatasi kesulitan yang pertama
dan kedua Nabi Muhammad membuat suatu perjanjian dengan penduduk
Madinah baik Muslimin, Yahudi ataupun musyrikin.
Dalam perjanjian itu ditetapkan tugas dan kewajiban Kaum Yahudi dan
Musyrikin Madinah terhadap Daulah Islamiyah di samping mengakui kebebasan
mereka beragama dan memiliki harta kekayaannya. Dokumen politik, ekonomi,
14 H. Zainal Arifin Abbas. 1964. Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw. Medan:Firma Rahmat. 1964. hlm. 1246
8
sosial dan militer bagi segenap penduduk Madinah, baik Muslimin, Musyrikin,
maupun Yahudinya. Secara garis besar perjanjian itu memuat isi sebagai berikut :
a. Bidang ekonomi dan sosial
Keharusan orang kaya membantu dan membayar utang orang miskin,
kewajiban memelihara kehormatan jiwa dan harta bagi segenap penduduk,
mengakui kebebasan beragama dan melahirkan pendapat, menyatakan kepastian
pelaksanaan hukum bagi siapa saja yang bersalah, dan tidak ada perbedaan antara
siapapun di depan pengadilan.
b. Bidang militer
Antara lain menggariskan kepemimpinan Muhammad bagi segenap penduduk
Madinah, baik Muslimin, Yahudi ataupun Musyrikin, segala urusan berada di
dalam kekuasaannya. Beliaulah yang menyelesaikan segala perselisihan antara
warga negara. Dengan demikian jadilah beliau sebagai Qa’id Aam (panglima
tertinggi) di Madinah. Keharusan bergotong royong melawan musuh sehingga
bangsa Madinah merupakan satu barisan menuju tujuan. Dan tidak boleh sekali-
kali kaum Musyrikin Madinah membantu Musyrikin Makkah (Quraisy). Baik
dengan jiwa ataupun harta dan menjadi kewajiban kaum Yahudi membantu
belanja perang selama kaum Muslimin berperang.15
2. Tujuan dari terbentuknya Piagam Madinah
Piagam Madinah dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada
kaum muslimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerja sama dengan penganut
bermacam-macam agama ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan
kemauan untuk bekerja bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama.
Strategi nabi tersebut sangat ampuh , terbukti dengan tidak memerlukan waktu
lama masyarakat islam, baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu
mengejawantahkan strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan
strategi tersebut tidak terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi
masyarakat sekitarnya yang sangat. memerlukan arahan dan tauladan dari
pemimpin guna menciptakan keadaan yang lebih baik. Perubahan tatanan
15 Hasymy. 1975. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:Bulan Bintang. 1975. hlm. 55.
9
masyarakat di Madinah merupakan tolak ukur dari keberhasilan atas perjanjian
damai yang dibuat oleh nabi.16
Pasal-pasal dalam perjanjian tersebut mencakup hampir semua kelompok
di Madinah dan menjadi semacam front kesatuan. Kaum Yahudi dan Muslim
harus saling membantu jika terjadi serangan terhadap orang-orang yang masuk
dalam perjanjian ini. Mereka harus menjalin persahabatan yang baik, saling
menasihati, berperilaku jujur, dan tidak saling mengkhianati. Nabi Muhammad
bahkan memasukkan orang-orang pagan (penyembah berhala) dalam perjanjian
ini. Juga berisi berbagai macam kewajiban yang mengikat semua orang mukmin
(kecuali orang pagan dan Yahudi), dan harus saling membantu anggota
kelompoknya yang mempunyai beban hutang. Jadi perjanjian ini tidak hanya
untuk mengatur masyarakat, tetapi juga meletakkan dasar-dasar sebuah Negara. di
Mekkah, beberapa anggota senat menjaga kepentingan para pemilik ini,namun di
Madinah hal itu tidak berlaku karena otoritas semacam senat tersebut sehingga
tidak ada lembaga yang melindungi kepentingan para pemilik kekayaan atau
individu dari kejahatan yang merugikan mereka. Perjanjian ini menjadi dasar bagi
berdirinya perwakilan semacam itu. Dalam banyak hal, perjanjian ini mempunyai
arti penting yang revolusioner bagi masyarakat Arab. Nicholson menulis, “Tidak
ada orang yang mengkaji masalah ini tanpa merasa terkesan dengan kepiawaian
politik pembuatnya. Sebagai langkah reformasi yang taktis, perjanjian itu
merupakan sebuah revolusi. Muhammad tidak membuka pintu kemerdekaan
suku-suku, tapi menghapuskannya dengan mengganti pusat kekuasaan dari suku
kepada masyarakat, dan meskipun masyarakat itu terdiri dari kaum Yahudi,
pagan, dan kaum muslimin, ia benar-benar bisa melihat ke depan apa yang tidak
diketahui para oponennya, bahwa kaum Muslimin bersikap aktif dan di masa
mendatang pasti menjadi kelompok yang dominan dalam suatu negara yang baru
berdiri.”
Komentar dari Montgomery Watt: “Muhammad tentu saja bukanlah
pemimpin tunggal masyarakat ini. Kaum imigran (Muhajirin) diperlakukan
sebagai kelompok suku, dan ia adalah pemimpin mereka, namun ada delapan
kelompok suku lain yang mempunyai pemimpin mereka sendiri. Jika konstitusi
16 Istianah Abu Bakar. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang:UIN Press. hlm. 21-23
10
ini menjadi bukti kuat akan hal itu, Muhammad lebih unggul dari para pemimpin
suku lain dalam dua hal. Pertama, orang-orang yang concerned dengan perjanjian
ini adalah orang-orang mukmin, dan ini berarti mereka menerima Muhammad
sebagai seorang nabi. Ini artinya menerima semua aturan yang mengikat yang
berasal dari wahyu, dan memberi gelar kehormatan kepada Muhammad sebagai
penerima wahyu dan mungkin ajaran kebijaksanaan yang tidak dimiliki oleh
manusia biasa, paling tidak dalam agama. Ini tidak berarti menerima semua
keputusannya dalam masalah-masalah yang tidak diwahyukan. Kedua, meskipun
konstitusi ini menyatakan bahwa ‘apabila kamu berselisih tentang suatu masalah ,
maka kembalikan kepada Allah dan Muhammad’ dalam bulan-bulan purnama,
Muhammad boleh jadi tidak lebih dari seorang pemimpin agama masyarakat
Madinah. Dalam masalah-masalah politik, ia hanyalah seorang pemimpin kaum
imigran, dan mungkin lebih lemah dibandingkan dengan para pemimpin suku
lainnya”. 17
3. Konstitusi Tertulis Pertama di Dunia
Dari berbagai hukum dan undang-undang pernah ditulis oleh manusia
sebelumtahun 622 M, sebagian belum bisa dikategorikan sebagai konstitusi dan
sebagian lagi adalah konstitusi, tetapi belum dituliskan. Berikut ini adalah
beberapa undang-undang sebelum Piagam Madinah yang belum bisa
dikategorikan sebagai konstitusi.18
a. Kitab Undang-Undang Ur-Nammu (Code of Ur-Nammu) dan Kitab Undang-
Undang Hammurabi (Code of Hammurabi) adalah kitab undang-undang dari
tahun 2000-an sebelum Masehi. Dilanjutkan dengan Kitab Undang-Undang
Hittite (Hittite Code) dan Kitab Undang-Undang Assyria (Assyrian Code) yang
merupakan undang-undang yang masyarakat Mesopotamia kuno setelah dua
undang-undang di atas.
b.Silinder Cyrus, merupakan silinder batu dengan pahatan undang-undang.
c. Berbagai undang-undang negara Romawi: Twelve Tables, Codex
Theodosianus, Codex repetitæ prælectionis, dan lain-lain.
17 Asghar Ali Engineer. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam. Jogjakarta:Pustaka Pelajar. hlm. 155-158.18 http://www.bluefame.com/topic/95199-piagam-madinah/. diunduh pada hari Kamis, 10 April 2014
11
d. Berbagai undang-undang bangsa Jerman: Lex Burgundonium dan lain-lain.
Semua undang-undang di atas mayoritas hanya berisi pengaturan
hubungan antar warga dan hukum-hukum perdata dan pidana, samasekali tidak
memiliki kelengkapan komponen sebagai konstitusi yang seharusnya memiliki
lingkup yang lebih fundamental daripada penjelasan detil dalam beberapa undang-
undang di atas.
Konstitusi yang pertama kali dibuat kemungkinan adalah konstitusi di
negara-negara kota Yunani sekitar abad ke-4 sampai ke-3 sebelum Masehi ketika
mereka mulai mengembangkan dan mempraktekkan demokrasi. Namun, bukti
teks tertulis dari konstitusi-konstitusi ini belum ditemukan sampai dengan
sekarang. Naskah-naskah yang ada hanyalah laporan atau penceritaan tentang
keberadaan konstitusi tersebut. Salah satunya adalah Constitution of Athens yang
ditulis oleh Aristoteles. Di dalamnya, diceritakan bahwa undang-undang beberapa
negara-kota Yunani sudah bisa dikategorikan sebagai konstitusi dengan adanya
komponen hukum fundamental negara-kota yang berkaitan.
Beberapa ahli sejarah, politik, dan hukum di masa ini memberikan juga
pendapatnya tentang Piagam Madinah. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
a. Dr Muhammad Hamidullah menuliskan pendapatnya dalam buku-buku yang ia
tulis.
Dalam buku The First Written Constitution of the World, ia menulis, "Undang
Undang Dasar negara tertulis pertama yang pernah dikemukakan oleh penguasa
dalam sejarah ummat manusia ternyata diumumkan oleh Nabi Muhammad saw,
yakni pada tahun pertama Hijrah (622 M), sekarang Undang Undang Dasar
tersebut telah sampai di tangan kita." Sedangkan dalam buku Muhammad
Rasulullah, ia menulis, "...Pakta pertahanan ini diperlukan sekali untuk
membentuk negara kota di Madinah yang berasaskan persekutuan, dengan
otonomi yang sangat luas bagi setiap unitnya. Keadilan pribadi hendak dibuang,
permohonan dapat disampaikan kepada Kepala Negara, yang juga mempunyai
hak prerogatif untuk memutuskan siapa yang boleh berperanserta dalam suatu
ekspedisi. Perang dan damai tidak dapat dibagi-bagi. Pertanggungan sosial
dilembagakan berasaskan bentuk piramida dari orang yang paling berat bebannya,
seperti, tebusan nyawa bila sipembunuh tidak dituntut nyawanya, dan tebusan
12
untuk membebaskan tawanan perang dari tangan musuh. Kebulatan suara kini
dapat dicapai, perbekalan dapat dikurangi dan undang undang dasar negara yang
pertama dalam sejarah dimaklumkan oleh pemimpin dunia, sampai sekarang kita
masih dapat menyaksikan pakta tersebut secara total".
b. Selanjutnya Tor Andrae dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Theophil
Menzel kedalam bahasa Ingris dengan judul Muhammad, The Man and
His Faith, New York, 1960, halaman 136, menyatakan bahwa, “Perundang-
undangan jamaah (ummah) Madinah adalah naskah konstitusi yang pertama yang
sedikit demi sedikit dapat menjadikan Islam sebagai negara dunia dan agama
dunia...Barangsiapa yang tindakannya berlawanan dengan otoritas keagamaan,
maka ia tidak akan mendapat perlindungan dari familinya yang terdekat sekalipun.
Islam tidak hanya agama, tetapi juga merupakan persaudaraan. 'Semata-mata
orang beriman itu saling bersaudara..', demikian pernyataan Al-Qur'an, Al-
Hujurat,49:10."
c. Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia saat
tulisan ini dibuat, mengatakan kepada wartawan berita mahkamah konstitusi pada
tanggal 30 November 2007 di Jakarta, “Piagam Madinah merupakan kontrak
sosial tertulis pertama di dunia yang dapat disamakan dengan konstitusi modern
sebagai hasil dari prakteik nilai-nilai demokrasi. Dan hal itu telah ada pada abad
ke-6 saat Eropa masih berada dalam abad kegelapan.”
d. Robert N.Bella menuliskan dalam bukunya Beyond Belief (1976) bahwa
Muhammad sebenarnya telah membuat lompatan yang amat jauh ke depan.
Dimulai dengan "proyek" Madinah yang dilandasi pada permulaan berdirinya oleh
"Konstitusi Madinah" ini, menurut Bella, Muhammad telah melahirkan sesuatu
yang untuk zaman dan tempatnya adalah sangat modern.
Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan sebuah
konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan pemikiran
ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan luar biasa di
abad ke-7.
4. Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik
13
Piagam Madinah memang merupakan sebuah karya fenomenal yang
pernah tercacat dalam sejarah islam. Tetapi ketika ada pertanyaan apakah Piagam
Madinah adalah merupakan sebuah konstitusi terbaik yang pernah ada? Maka kita
harus merujuk pada data yang dapat dipercaya sehingga kita dapat mendapatkan
hasil yang sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan
keotentikannya. Karena banyak sekali tulisan-tulisan tentang Piagam Madinah
yang melihat piagam tersebut dari banyak sudut dan segi.
Untuk mengetahui apakah Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi terbaik
atau justru sebaliknya, maka kita harus dapat melakukan penilaian terhadap
piagam ini dari berbagai segi. Berikut adalah merupakan penilaian terhadap
piagam ini dari beberapa segi:
a. Sebagai piagam yang lengkap (Syamilah)
Menurut para ahli sejarah yang kemudian mengemukakan pendapat dan penilaian
masing-masing yang berlainan, tetapi pada dasarnya pendapat mereka semua
hampir serupa. Antara ahli-ahli sejarah yang mengeluarkan pendapat ialah:
1) Muhammad Cholid dalam bukunya “Chatam un Nabiyyin” menyebutkan:
“Inilah sebahagaian dari kandungan “piagam” yang utama itu, ialah dasar-dasar
Negara Islam yang didirikannya. Isinya yang paling tegas adalah bekerja untuk
mengatur ummat, membentuk suatu masyarakat, dan menegakkan suatu
pemerintahan”.19
2) Dr. Muhammad Jalaluddin Sarur dalam bukunya “Qiyam ud Daulah”
mengatakan: “Sesudah pasti tempat kediaman nabi di madinah, maka dia lalu
berfikir untuk membuat suatu peraturan (nizham) untuk kehidupan umum, yang
akan menjadi sendi bagi pembentukan persatuan bagi segenap warganya
(penduduk).
Ditulisnyalah suatu piagam antara orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar,
sebagaimana dibuatnya perjanjian terhadap kaum yahudi, yang memuat hak dan
tugas yang merupakan syarat-syarat bagi mengakui mereka”.20
b. Suatu Undang-Undang Negara
19 Muhammad Cholid. 1955. Chatam un Nabyyin. Cairo. hlm.116.20 Zainal Abidin Ahmad. 1973. Piagam Nabi Muhammad S.A.W. Jakarta:Bulan Bintang. hlm. 52.
14
Piagam Madinah merupakan sebuah karya fenomenal yang pernah tercatat dalam
sejarah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa piagam itu adalah suatu
“Undang-Undang Negara”, yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad sebagai
seorang “negarawan” (stateman) yang dipimpin oleh Tuhan, atau seorang
“legislator” dan “lawgiver” yang luar biasa pintarnya. Pendapat ini dikemukakan
oleh beberapa sarjana diantaranya Prof. H.A.R. Gibb, George E. Kerk, Joseph
Hill, dan Emile Dermenghem.21
c. Suatu Charter (piagam)
Umumnya para ahli mengakui bahwa naskah tersebut adalah suatu “ charter”
(piagam) yang mengakui tentang hak-hak. Di dalam lingkungan pengertian
charter ini, termasuk juga didalamnya pengakuan bahwa naskah ini adalah:
1) Declaration of human rights (pernyataan hak-hak azasi manusia)
2) Le droit de I ‘homme et du citizen (pengakuan hak manusia dan penduduk)
3) Declaration of birth of state (pengumuman lahirnya suatu negara)
4) Proclamation of independence (pemakluman kemerdekaan)22
d. Suatu Perjanjian
Berbeda dengan pendapat sarjana-sarjana barat yang memandang paiagam
itu suatu undang-undang negara sebagaimana yang sudah kita terangkan, maka
ahli-ahli Islam dari dahulu lebih menitikberatkan pandangannya kepada sifat
perjanjian yang dimuat dalam piagam itu.
Kitab-kitab Islam selalu menamakan piagam itu dengan “’Ahdun Nabi bil
Yahudi” (perjanjian nabi dengan kaum Yahudi), atau dengan “‘Ahdun bainal
Muslimin wal Yahudi” (perjanjian antara kaum muslimin dan yahudi).
Oleh karena pandangan mereka bersifat keagamaan semata-mata (agamis), maka
perjanjian itu diartikan sebagai suatu hubungan antara pemeluk islam di satu pihak
dengan pemeluk-pemeluk agama lain di pihak lainnya. Sebab itu, piagam tersebut
dijadikan bukti adanya sifat kesabaran dan toleransi islam terhadap pemeluk-
pemeluk agama lainnya.23
e. Suatu konstitusi negara yang bermutu tinggi21 Ibid. hlm. 57.22 Ibid. hlm. 61.23 Ibid. hlm. 66.
15
Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi tingkat tinggi yang belum ada
tandingannya sampai saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1) Piagam Madinah merupakan kesepakatan yang disetujui oleh banyak pihak.
Sehingga merupakan sebuah piagam yang unik dan berbeda dengan yang lainnya.
Sekurangnya ada tiga pihak yang menyetujui piagam tersebut diantaranya:
a) Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang memegang dan menuliskannya.
b) Orang-orang yang percaya dan memeluk agama Islam, dari suku Quraisy dan
suku Yastrib, dan
c) Orang-orang yang ikut bersama mereka.24
2) Menonjolkan Nabi Muhammad
Piagam ini menjadi sangat istimewa dengan menonjolkan Nabi
Muhammad sebagai pelopor dan penggagasnya. Nabi Muhammad juga yang
menandatangani piagam ini secara langsung bukan berarti karena “kurnia” (belas
kasihan) atau karena “paksaan” dari rakyat dan bukan pula didahului oleh suatu
majlis yang memutuskan piagam itu. Tetapi nabi mewakili “Publik Opini” yang
sepakat mengadakan perjanjian itu. Konstitusi ini dinamakan sebagai sui generis.
Pendapat inilah yang lebih tepat dan sesuai dengan ciri istimewa yang terdapat
pada konstitusi itu, baik menurut hurufnya maupun menurut semangat dan
jiwanya.
3) Penentuan siapa warga negara
Berbeda sekali dari apa yang senantiasa dituduhkan terhadap Negara islam
yang penduduknya merupakan mayoritas muslim seolah-olah tidak ada penduduk
non-muslim didalamnya akan tetapi Piagam Madinah telah memberikan bukti
nyata bahwa dalam Negara Islam juga diakui penduduk non-muslim. Dr. Hasan
Ibrahim Hasan telah membagi penduduk madinah menurut Piagam Madinah ke
dalam golongan:
a) Muhajirin, ialah orang islam yang hijrah dari Mekkah.
b) Anshar, ialah orang-orang islam dari penduduk Madinah.
c) Munafiqun, ialah penduduk madinah yang belum memeluk islam.
24 Ibid. hlm. 90
16
d) Yahudi, ialah kaum Yahudi yang tinggal di Madinah.25
4) Penggunaan kata ummat yang berarti bangsa dan negara
Istilah baru yang dibawa oleh konstitusi ini adalah perkataan ummat /
ummah, yang terletak pada bagian terdepan sekali yaitu pada pasal pertama.
Perkataan ummat dalam pasal ini mempunyai pengertian yang sangat dalam, yang
merubah paham dan pengertian kewarganegaraan yang hidup dikalangan bangsa
arab. Dengan timbulnya ummatdibongkarlah paham bersuku-suku dan berkabiah-
kabilah yang sangat memecahbelahkan masyarakat arab.26
5) Cita-cita kenegaraan
Cita-cita kenegaraan yang terkandung dalam muqaddimah dan pasal 1, adalah
menggambarkan “Ideologi Islam” dalam membentuk Negara. D.de Santilana
dalam karangannya Law and Society menegaskan ide-ide Islam yang terkandung
di dalam piagam: “All these ideas are already set forth in the oldest historical
document of islam, the charter promulgated at Medina in the year one of the
hijrah”.27
6) Pengakuan Hak Azasi Manusia (HAM)
Ini merupakan konstitusi pertama yang pernah dibuat pada hampir 14 abad silam
yang telah mengakui hak azasi setiap manusia, sewaktu hidup manusia sangat
sedarhana, sangat primitif, masih menikmati hak-hak dasar yang dimiliki oleh
manusia yang hidup dalam abad-abad modern. Tetapi Rasulullah telah meletakkan
sebuah dasar yang sangat luar biasa tentang pengakuan hak azasi manusia.28
Dari penjelasan singkat ini dapat kita mengambil kesimpulan bahwa Piagam
Madinah adalah merupakan konstitusi terbaik yang pernah ada dari berbagai segi
baik dari segi isi, masa (periode dibuatnya), ataupun dari kelengkapannya.
Penulisan Piagam Madinah ini merupakan bentuk curahan perhatian Nabi
Muhammad dalam meletakkan dasar-dasar yang sangat diperlukan pada
kehidupan masyarakat guna menegakkan tugas risalahnya, yaitu:
a. Memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya25 Hasan Ibarahim Hasan. 1945. Tarich ul Islam As Siyasiy. Cairo:Maktabah el Nahdhoh el Misyriyyah. Juz 1.26 Zainal Abidin Ahmad. Op.Cit. hlm.98.27 Ibid. hlm 113.28 Ibid. hlm 115.
17
b. Memperkokoh hubungan antar umat Islam
c. Mengatur hubungan umat Islam dengan orang-orang nonmuslim.29
Tetapi penulis menemukan sebuah fakta yang sangat mengejutkan bahwa
piagam ini kurang diperhatikan oleh penduduk yahudi yang hanya mengambil
keuntungan dari piagam ini tanpa mematuhinya sepenuh hati. Hal ini mereka
lakukan setelah melihat semakin banyaknya orang masuk Islam orang yahudi dan
kedudukan Nabi Muhammad menjadi semakin kuat, keadaaan mulai berubah.
Orang yahudi menjadi sangat kuatir atas kekuatan dan kekuasaan Nabi
Muhammad yang semakin besar dan dianggap sebagai ancaman potensial
terhadap kedudukannya yang dominan di daerah tersebut. Mereka adalah para
pedagang dan orang berpengetahuan dan jauh lebih unggul dibandingkan dengan
suku Auz dan Khazraj, baik dalam pengetahuan ataupun dalam kekayaan materi.
Mereka takut bahwa kekuatan kepercayaan baru yang semakin berkembang akan
membayakan posisi mereka dalam kedua hal tersebut.30
Di samping itu, orang-orang Yahudi di Madinah telah membangun bidang
ekonomi dan politik mereka di atas perpecahan orang-orang arab. Setelah orang-
orang arab memeluk Islam dan perasaan dengki serta dendam kesumat lama mulai
lenyap dari pikiran dan perasaan mereka, kemudian agama Islam menyatukan
mereka menjadi suatu negara, orang-orang yahudi menjadi cemas dan dicekam
berbagai macam ketakutan. Mereka mulai berencana untuk menghancurkan
agama Islam dan menjerumuskan para pemeluknya.31
Mereka meningkatkan kampanye menyerang nabi dalam berbagai front.
Pertama kali mereka memulai dengan perang kata-kata: menggunakan kata kasar
dan tidak sopan, dan berbelit-belit kalau menyebut nabi untuk menggangnunya.32
Front yang kedua adalah melakukan persengkokolan terus menerus dengan kaum
munafik dan pihak Quraisy Mekkah, tetapi serangan militer mereka tidak berhasil.
Ketiga, orang yahudi melakukan kampanye untuk menghasut orang supaya
menyerang madinah. Mereka mengirim wakil ke Mekkah dan pimpinan suku arab
29 Muhammad Al Ghozali. 2006. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad. S.A.W. Yogyakarta: Mitra Pustaka. hlm. 228.30 Afzalur Rahman. 1991. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer.Jakarta:Bumi Aksara. hlm. 268.31 Muhammad al-Ghozali. Op. Cit. hlm. 238.32 Ibid. hlm. 296.
18
lainnya dan bahkan menawarkan bantuan keuangan untuk menyerang madinah.
Mereka tidak henti-mentinuya menghasut orang untuk menyerang madinah.
Keempat, ketika semua usaha mereka gagal dan mereka menyadari bahwa
Muhammad telah menjadi terlalu kuat dan bahkan tidak mungkin untuk
mengalahkannya dengan kekuatan militer , mereka memulai sutu kampanye caci
maki dan fitnah terhadapnya. Mereka mengira bahwa kunggulan pendukung
Muhammad dibanding dengan yang lain adalah karena keunggulan moral dan
kepribadiannya dan bahwa jika mereka secara moral dapat mengalahkannnya,
mungkin senjata ini akan berhasil meski senjata lain telah gagal.33
Mereka melakukan berbagai tindakan permusuhan terhadap orang muslim,
padahal mereka terikat perjanjian pertahanan dengan mereka. Tindakan mereka
merupakan sebuah pelanggaran terbuka terhadap isi perjanjian yang mereka buat
dengan Muhammad. Mereka secara moral dan hukum terikat dengan perjanjian ini
untuk mempertahankan hubungan bersahabat dengan pihak muslim dan tidak
membuat perjanjian dengan musuh pihak muslim. Mereka tidak pernah
memperdulikan syarat-syarat perjanjian tersebut, tetapi menikmati semua manfaat
yang dihasilkannya.34
Muhammad telah membuat perjanjian dengan orang yahudi pada tahap
pertama dengan janji bahwa mereka akan hidup bersama sebagai teman dan
membantu satu sama lain dalam mempertahankan kota mereka. Tetapi ternyata
orang yahudi tidak dapat diandalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, malah
mereka berkhianat. Oleh karena itu, nabi memutuskan bahwa orang yahudi tidak
dibenarkan menetap dan harus diusir dari Madinah. Mereka berkumpul di khaibar
dan meneruskan penghkianatan mereka. Mereka dikalahkan, namun tetap
diizinkan menetap di khaibar, asal mereka hidup dalam damai dan tidak
melakukan tindakan yang bermusuhan. Jika mereka melakukan tindakan khianat
mereka akan diusir dari jazirah arab. Dasar kebijaksanaan Nabi Muhammad
adalah persamaan dan persahabatan marilah hidap berdampingan. Tetapi
pengalaman menunjukkkan hal yang sebaliknya dan untuk kepentingan keamanan
orang yahudi akhirnya diusir dari semua tanah arab. Ini merupakan akibat logis
33 Ibid. hlm. 270.34 Ibid. hlm. 271
19
dari tindakan permusuhan yang terus menerus mereka lakukan yang tidak dapat
lagi ditolelir.35
Dari semua data yang telah kami kumpulkan yang kami ambil dari
berbagai sumber maka kami dapat menyimpulkan bahwa Piagam Madinah
memang adalah sebuah karya yang fenomenal yang pernah diciptakan oleh Nabi
Muhammad pada masa kepemimpinannya. Piagam ini juga merupakan piagam
terbaik yang pernah ada dari beberapa segi yaitu segi isinya yang lengkap, bersifat
universal, waktu atau masa karena pada waktu itu belum pernah ada piagam yang
mampu memberikan peraturan yang selengkap itu dan merupakan sebuah bentuk
toleransi pada keberagaman yang pertama di dunia. Karena pada masa itu Eropa
dan seluruh belahan bumi lainnya sedang dalam keterbelakangan, tapi Nabi
Muhammad mampu membuat sebuah karya yang se-fenomenal itu. Dan memang
tidak ada piagam setelah zaman Nabi Muhammad yang mampu menandingi
Piagam Madinah ini, karena sebagian besar piagam yang ada setelah Piagam
Madinah ini masih bersifat subyektif belum bersifat universal.
Fakta kedua yang kami dapatkan adalah bahwa pihak Yahudi melakukan
pengkhianatan terhadap kesepakatan ini. Mereka masih tidak terima apabila Nabi
Muhammad dan kaum muslim memiliki kekuatan dan kejayaan sehingga
menyingkirkan Yahudi yang seharusnya lebih tinggi derajatnya. Disamping itu,
Yahudi merasakan ketakutan yang luar biasa terhadap konsep persatuan yang di
usung oleh Nabi Muhammad. Karena selama ini kaum Yahudi hidup dengan
memanfaatkan keadaan Madinah dengan kaumnya yang terpecah belah. Sehingga
apabila kaum-kaum yang ada di Madinah bersatu padu maka mereka tidak akan
mendapatkan keuntungan dari keadaaan tersebut. Sehingga tidak ada jalan lain
selain melakukan pengkhianatan.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa Piagam Madinah adalah merupakan
bentuk Kontitusi terbaik yang masih diwarnai dengan pengkhianatan. Mereka
tidak pernah memperdulikan syarat-syarat perjanjian tersebut, tetapi menikmati
semua manfaat yang dihasilkannya. Sehinga dengan segala kesempurnaaan yang
dimiliki oleh Piagam Madinah ternyata masih ada kekurangan yang ada pada
35 Ibid. hlm. 278
20
piagam ini, yakni dari segi ketaatan anggota-anggota yang tergabung dari Piagam
Madinah ini. “Tidak ada gading yang tak retak”.
C. KESIMPULAN
1. Kronologi terbentuknya Piagam Madinah
Sebagai seorang pemimpin, maka beliau merasa punya tanggung jawab
besar terhadap diri dan pengikutnya. Beliau tidak saja harus giat menyiarkan
agama Islam, tetapi juga sebagai seorang pemimpin tidak boleh membiarkan
musuh-musuh dari dalam dan dari luar mengganggu kehidupan masyarakat
muslim.
Dan karena perbedaan antara kaum muslimin Anshar dan Muhajirin yang
mempunyai latar belakang kultur dan pemikiran yang sangat berbeda. Hal ini
masih di tambah lagi dengan permusuhan sengit yang telah terjadi selama 120
tahun lebih antara dua suku Anshar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Sangat
sulit bagi Nabi mengambil jalan tengah untuk mempersatukan mereka dalam
kehidupan religius dan politik secara damai. Tidak hanya permasalahan itu saja
yang muncul pada zaman kepemimpinan nabi tetapi juga bagaimana nabi harus
menyatukan antara Umat Muslim dengan umat non-non-muslim.
Pluralitas masyarakat Madinah tersebut tidak luput dari pengamatan Nabi.
Beliau menyadari, tanpa adanya acuan bersama yang mengatur pola hidup
masyarakat yang majemuk itu, konflik-konflik di antara berbagai golongan itu
akan menjadi konflik terbuka dan pada suatu saat akan mengancam persatuan dan
kesatuan kota Madinah. Hijrah Nabi ke Yatsrib disebabkan adanya permintaan
para sesepuh Yatsrib dengan tujuan supaya Nabi dapat menyatukan masyarakat
yang berselisih dan menjadi pemimpin yang diterima oleh semua golongan.
Akhirnya Nabi dapat mengatasi masalah tersebut secara damai dengan
cara yang amat bijaksana. Selama beberapa minggu di Madinah, Rasul menelaah
situasi kota Madinah dengan mempelajari keadaan politik, ekonomi, sosial dan
sebagainya. Beliau berusaha mencari jalan bagaimana agar penduduk asli dan
kaum muhajirin dapat hidup berdampingan dengan aman. Untuk mengatasi
kesulitan ini Nabi Muhammad membuat suatu perjanjian dengan penduduk
21
Madinah baik Muslimin, Yahudi ataupun musyrikin yang akhirnya kita kenal
dengan istilah “Piagam Madinah”.
2.Tujuan dari pembuatan Piagam Madinah
Piagam Madinah dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada
kaum muslimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerja sama dengan penganut
bermacam-macam agama ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan
kemauan untuk bekerja bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama.
Strategi nabi tersebut terbukti sangat ampuh , terbukti dengan tidak memerlukan
waktu lama masyarakat islam, baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu
mengejawantahkan strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan
strategi tersebut tidak terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi
masyarakat sekitarnya yang sangat memerlukan arahan dan tauladan dari
pemimpin guna menciptakan keadaan yang lebih baik. Perubahan tatanan
masyarakat di Madinah merupakan tolok ukur dari keberhasilan atas perjanjian
damai yang dibuat oleh nabi.
3. Konstitusi Tertulis Pertama di Dunia
Semua undang-undang yang telah dijabarkan pada bahasan sebelumnya
mayoritashanya berisi pengaturan hubungan antar warga dan hukum-hukum
perdata dan pidana, sama sekali tidak memiliki kelengkapan komponen sebagai
konstitusi yang seharusnya memiliki lingkup yang lebih fundamental.
Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan
sebuah konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan
pemikiran ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan luar
biasa di abad ke-7
4. Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik yang pernah ada
Melihat dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di awal dapat kita
simpulkan bahwa Piagam Madinah adalah konstitusi terbaik yang pernah ada
meskipun masih diwarnai dengan pengkhianatan dari pihak Yahudi Dan didukung
dengan pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa Piagam Madinah
merupakan:
a. Sebagai piagam yang lengkap
22
b. Suatu Undang-Undang Negara
c. Suatu Charter (piagam)
d. Suatu Perjanjian
e. Suatu konstitusi negara yang bermutu tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Afzalur Rahman. 1991. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer.
Jakarta:Bumi Aksara.
Al-Qur'an. 1983. Surat Fushshilat ayat 34. Yayasan Penyelenggara Penterjemah
al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:Depag RI.
Asghar Ali Engineer. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam.
Jogjakarta:Pustaka Pelajar.
Budi Sudrajat, SejarahKebudayaan Islam, (Jakarta: Yudhistira, 2007)
H. M. As’adBashori, SejarahKebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008)
H. Zainal Arifin Abbas. 1964. Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw.
Medan:Firma Rahmat. 1964.
Hasan Ibarahim Hasan. 1945. Tarich ul Islam As Siyasiy. Cairo:Maktabah el
Nahdhoh el Misyriyyah.
Hasymy. 1975. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:Bulan Bintang. 1975.
http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=95199. Diunduh pada hari
Kamis, tgl. 10 April 2014.
http://www.kompasiana.com. Diunduh pada tgl. 13 April 2014
Istianah Abu Bakar. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang:UIN Press.
Ja’far Subhani. 1996. Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw.
Jakarta:Lentera.
Martin Lings Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007),
Muhammad Al Ghozali. 2006. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad.
S.A.W.Yogyakarta:Mitra Pustaka.
Muhammad Cholid. 1955. Chatam un Nabyyin. Cairo.
23
Nurcholis Majid. Islam, Agama dan Peradaban. Jakarta : Paramadina.
Soekama, dkk. 1998. Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant “The Constitution of
Medina.” Islamic Quarterly 8 (1964)
Zainal Abidin Ahmad. 1973. Piagam Nabi Muhammad S.A.W. Konstitusi Negara
Tertulis Pertama di Dunia. Jakarta:Bulan Bintang.