makalah pendidikan inklusif

22
makalah pendidikan inklusif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan inklusi merupakan seseuatu yang baru di dunia pendidikan Indonesia. Istilah pendidikan inklusif atau inklusi, mulai mengemuka sejak tahun 1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang diteruskan dengan pernyataan tentang pendidikan inklusif pada tahun 1994. Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Seiring dengan perjalanan kehidupan sosial bermasyarakat, ada pandangan bahwa mereka anak-anak penyandang dissabilitas dianggap sebagai sosok individu yang tidak berguna, bahkan perlu diasingkan. Namun, seiring dengan perkembangan peradaban manusia, pandangan tersebut mulai berbeda. Keberadaannya mulai dihargai dan memiliki hak yang sama seperti anak normal lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945

description

pemdidikan inklusif

Transcript of makalah pendidikan inklusif

Page 1: makalah pendidikan inklusif

makalah pendidikan inklusif

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan inklusi merupakan seseuatu yang baru di dunia pendidikan

Indonesia. Istilah pendidikan inklusif atau inklusi, mulai mengemuka sejak

tahun 1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang

diteruskan dengan pernyataan  tentang pendidikan inklusif pada tahun 1994.

Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu,

untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan

belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana

dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media

pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Seiring dengan perjalanan kehidupan sosial bermasyarakat, ada

pandangan bahwa mereka anak-anak penyandang dissabilitas dianggap

sebagai sosok individu yang tidak berguna, bahkan perlu diasingkan. Namun,

seiring dengan perkembangan peradaban manusia, pandangan tersebut

mulai berbeda. Keberadaannya mulai dihargai dan memiliki hak yang sama

seperti anak normal lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat

disimpulkan bahwa Negara memberikan jaminan sebenarnya kepada anak-

anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan pendidikan yang

berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus

mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak-anak normal lainnya

dalam pendidikan. Hanya saja, jika ditinjau dari sudut pandang pendidikan,

karena karakteristiknya yang berbeda dengan anak normal pada umumnya

Page 2: makalah pendidikan inklusif

menyebabkan dalam proses pendidikannya mereka membutuhkan layanan

pendekatan dan metode yang berbeda dengan pendekatan khusus

Pemerintah sebagai faktor utama dalam membuat kebijaksanaan

pendidikan mengupayakan program pemerataan pendidikan dengan

penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah suatu

kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan pendidikan yang bisa

dinikmati oleh setiap warga negara agar memperoleh pendidikan   tanpa

memandang anak berkebutuhan khusus dan anak normal agar bisa

bersekolah dan memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas untuk

masa depan hidupnya.

Ruang lingkup media pendidikan inklusif sebaiknya mencakup semua

jenis media pendidikan untuk semua peserta didik termasuk didalamnya

anak berkebutuhan khusus, seperti: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,

Tunadaksa, Tunalaras, Tuna Wicara, Tunaganda, HIV/AIDS, Gifeted, Talented,

Kesulitan Belajar, Lamban Belajar, Autis, Korban Penyalahgunaan Narkoba,

Indigo, dan lain sebagainya.

Khusus untuk pembelajaran MIPA, memang tidaklah mudah

mengajarkan dan mengaplikasikan konsep-konsep materi pada anak yang

berkebutuhan khusus atau memiliki bakat istimewa. Tetapi hal itu bukan

berarti mata pelajaran MIPA tidak dapat diberikan kepada mereka. 

Dengan dilatarbelakangai hal tersebut maka dirasa perlu untuk

mempelajari lebih mendalam tentang kajian pendidikan inklusif khususnya

pada mata pelajaran MIPA.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:  

1.      Apa pengertian pendidikan inklusif?

2.      Apa landasan pendidikan inklusif?

3.      Apa tujuan  pendidikan inklusif?

4.      Apa prinsip-prinsip pendidikan inklusif?

Page 3: makalah pendidikan inklusif

5.      Apa faktor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif?

6.      Apa manfaatnya pendidikan inklusif?

7.      Apa saja kurikulum dam model pendidikan inklusif?

8.      Bagaimana cara mengaplikasikan pembelajaran MIPA pada konsep

pendidikan inklusif?

C.    Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sbagai berikut:

1.        Untuk mengetahui pengertian pendidikan inklusif.

2.        Untuk mengetahui landasan pendidikan inklusif.

3.        Untuk mengetahui  tujuan  pendidikan inklusif.

4.        Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan inklusif.

5.        Untuk mengetahui  factor-faktor  keberhasilan pendidikan inklusif

6.        Untuk mengetahui manfaat pendidikan inklusif

7.        Untuk mengetahui bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif

8.        Untuk mengetahui cara mengaplikasikan pembelajaran MIPA menggunakan

pendidikan inklusif.

D.    Manfaat Penulisan Makalah

1.      Bagi penulis

Bagi penulis dengan dibuatnya makalah ini dapat lebih memahami tentang 

pendidikan inklusif, dan penulis dapat mengaplikasikannya dalam bentuk

nyata apabila terdapat dalam kelas  penulis ada anak yang mempunyai

kebutuhan khusus.

2.      Bagi pembaca

Pembaca dapat mengetahui tentang motivasi dan membangkitkan belajar

dan dapat memilih suatu pendekatan yang tepat untuk pembelajaran.

Page 4: makalah pendidikan inklusif

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Inklusif

Definisi pendidikan inklusif terus menerus berkembang sejalan dengan

semakin mendalamnya renungan orang terhadap praktik yang ada. Jika

pendidikan inklusif ingin tetap menjadi jawaban yang nyata dan berharga

untuk mengatasi tentang pendidikan dan hak asasi manusia. Akhirnya

definisi pendidikan inklusif hanya berupa versi lain dari pendidikan luar biasa

untuk anak berkebutuhan khusus. 

Beberapa definisi pendidikan inklusif yaitu sebagai berikut:

1.      Pendidikan inklusif adalah penggabungan pendidikan regular dan

pendidikan khusus kedalam satu sistem persekolahan yang dipersatukan

untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan semua siswa.

2.      Pendidikan inklusif bukan sekedar metode atau pendekatan pendidkan

melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan

antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun kehidupan

Page 5: makalah pendidikan inklusif

bersama yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian

kepada Tuhan yang Maha Esa.

3.      Menurut Permen No.70 Tahun 2009 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan

inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan

memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti

pendidikan atau pembelajaran dalam llingkungan pendidikan secara

bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

4.      Pendidikan inklusif adalah pendidikan regular yang disesuaikan dengan

kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan dan atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah regular dalam satu kesatuan

yang sistemik. Pendidkan inklusif mengakomodasi semua anak

berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal diperuntukan bagi yang

memiliki kelainan, bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang

memerlukan pendidkan layanan khusus.

5.      Pengertian pendidikan inklusif yang dirumuskan dalam seminar AGRA dan

disetujui oleh 55 negara ( terutama dari selatan) yaitu :

         Pengertian pendidikan inlusif lebih luas dari pada pendidikan formal karena

mencakup pendidikan dirumah, masyarakat, sistem non formal dan informal.

         Mengakui bahwa semua anak dapat belajar

         Memungkinkan stuktur, system, dan metodologi pendidikan memenuhi

kebutuhan semua anak

         Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak meliputi usia,

jenis kelamin, etika, bahasa, kecacatan, status HIV /AIDS.

         Merupakan proses dinamis yang senantiasa berkembang sesuai dengan

budaya dan konteksnya

6.      Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang

mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah

terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin

dalam O’Neil 1994).

Page 6: makalah pendidikan inklusif

Indonesia dan dunia memiliki banyak keberagaman. Seperti yang kita

tahu negeri ini kaya akan suku, bangsa dan bahasa, itu salah satu contoh

keberagaman. Contoh lain ada pribadi yang “lengkap”, dalam artian memiliki

dua mata, satu hidung, dua telinga, satu mulut, dua tangan, dua kaki dan

anggota – anggota tubuh lain yang berfungsi dengan baik. Tetapi ada juga

pribadi yang berbeda dengan kita (manusia mayoritas), yaitu tuna rungu,

tuna wicara, tidak punya kaki, lumpuh (difable), dll. Yang saya tekankan

disini, mereka tidak cacat ! Mereka hanya berbeda, ya hanya berbeda

dengan orang kebanyakan.

“Coba bayangkan kalau di dunia ini semua orang berkaki satu, berarti

kalau kita mempunyai dua kaki, kita dianggap cacat. Padahal sesungguhnya

kita tidak cacat, hanya berbeda”

 

1.              Landasan Pendidikan Inklusif

Landasan pendidikan inklusif adalah Undang-undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional  bab IV pasal V tentang hak dan kewajiban warga

negara.

Page 7: makalah pendidikan inklusif

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti

luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Hak dan kewajiban warga Negara:

1.      Setiap warga Negara mempunyai  hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu.

2.      Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus

3.      Warga Negara yang berada didaerah terprncil atau terbelakang serta

masyarakat  adt yan terpencil berhak mendapatkan layanan pendidikan

khusus

4.      Warga Negara yang memiliki kecerdasan khusus dan bakat istimewa berhak

mendapatkan pendidikan khusus

5.      Setiap warga Negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat

Pendidikan inklusif dipandang juga sebagai hak asasi manusia ditinjau

dari beberapa dokumen-dokumen internasional mengenai hak asasi manusia

yang berkaitan dengan pendididkan inklusif yaitu:

1.      Deklarasi Universal hak asasi manusia tahun 1928

2.      Konvensi PBB tentang hak anak tahun 1989

3.      Deklarasi dunia tentang pendidikan untuk semua tahun 1990

4.      Pengaturan Standar tentang Persamaan kesempatan bagi para penandang

cacat tahun 1993

C.           Tujuan Pendidikan Inklusif

Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional,

Page 8: makalah pendidikan inklusif

mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa

untuk memperoleh pendidikan ynag bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan.

Bakat istimewa atau khusus (talent) adalah kemampuan bawaan yang

merupakan potensi khusus yang jika memperoleh kesempatan dengan baik

untuk pengembangannya akan muncul sebagai kemampuan  khusus dalam

bidang tertentu

D.   Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif

Menurut Abdul Salim Choiri (2009: 89) menyebutkan beberapa prinsip

pendidikan inklusi sebagai berikut

a.       Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dasar yang ebih baik

b.      Setiap anak berhak memperoleh layanan pendidikan pada sekolah-sekolah

yang ada di sekitarnya

c.       Setiap anak memiliki potensi, bakat, dan irama perkembangan masing-

masing yang harus diberikan layanan secara tepat.

d.      Pendekatan pembelajaran bersifat fleksibel, kooperatif, dan berdayaguna

e.       Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat

Sedangkan secara umum prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif di

Indonesia, dapat dirumuskan sebagai berikut :

a)      Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun strategi upaya

pemertaan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan

mutu. Pendidikan inklusi merupakan salah satu strategi upaya pemerataan

kesempatan memperoleh pendidikan, selain itu pendidikan inklusi juga

merupakan strategi peningkatan mutu.

b)      Prinsip Kebutuhan Individual

Setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh

karena itu pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi

anak.

c)      Prinsip Kebermaknaan

Page 9: makalah pendidikan inklusif

Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang

ramah,  menerima keanekaragaman, dan mengahargai perbedaan.

d)     Prinsip Keberlanjutan 

Pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua

jenjang pendidikan.

e)      Prinsip Keterlibatan

Penyelenggaraan pendidikan inklusi harus melibatkan seluruh komponen

pendidikan terkait

D.    Faktor-Faktor Penentu Utama Keberhasilan dan Keberlangsungan

Pendidikan Inklusif

Dalam merancanakan pendidikan inklusif kita tidak cukup memahami

konsepnya saja. Perencanaa juga harus realistis dan tepat. Adapun faktor-

faktor penentu utama yang perlu diperhatikan agar implementasi pendidikan

inklusif tetap bertahan lama adalah:

1.      Adanya kerangka yang kuat

2.      Pendidikan inklusif perlu didukung oleh kerangka nilai-nilai keyakinan,

prinsip, dan indikator keberhasilan

3.      Implementasi berdasarkan budaya

4.      Pengalaman menunjukan bahwa solusi harus dikembangkan dengan

memanfaatkan sumber-sumber yang ada

5.      Partisipasi berkesinambungan

6.      Pendidikan inklusif merupakan proses dinamis. Perlu adanya monitoring

yang berkesinambungan, satu prinsip inti dari pendidikan inklusif adalah

harus tanggap terhadap keberhasilan secara fleksibel yang senantiasa

berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi

7.      Pengembangan kerangka

8.      Pengembangan kerangka yang kuat yang merupakan komponen utama

pendidikan inklusif  yang berfungsi sebagai tulang program.

E.     Manfaat Pendidikan Inklusif

Page 10: makalah pendidikan inklusif

1.      Membangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusif

sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.

2.      Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis

situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap

distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah

3.      Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan

masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.

4.      Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring

mutu pendidikan bagi semua anak

F.     Bentuk Kurikulum dan Model Pendidikan Inklusif

Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya

menampung pengaturan tentang tujuan, isi, proses, dan evaluasi.

Model kurikulum pada pendidikan inklusi dapat dibagi tiga, yaitu :

1. Model kurikulum regular penuh

2. Model kurikulum regular dengan modifikasi

3. Model kurikulum PPI

Pengertian

a.       Model kurikulum reguler, yaitu kurikulum yang mengikutsertakan

peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti kurikulum reguler sama

seperti kawan-kawan lainnya di dalam kelas yang sama.

b.      Model kurikulum reguler dengan modifikasi, yaitu kurikulum yang

dimodifikasi oleh guru pada strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun

pada program tambahan lainnya dengan tetap mengacu pada kebutuhan

peserta didik berkebutuhan khusus. Di dalam model ini bisa terdapat siswa

berkebutuhan khusus yang memiliki PPI.

c.       Model kurikulum PPI yaitu kurikulum yang dipersiapkan guru program PPI

yang dikembangkan bersama tim pengembang yang melibatkan guru kelas,

guru pendidikan khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain

yang terkait.

Page 11: makalah pendidikan inklusif

Kurikulum PPI atau dalam bahasa Inggris Individualized Education

Program (IEP) merupakan karakteristik paling kentara dari pendidikan

inklusif. Konsep pendidikan inklusif yang berprinsip adanya persamaan

mensyaratkan adanya penyesuaian model pembelajaran yang tanggap

terhadap perbedaan individu. Maka PPI atau IEP menjadi hal yang perlu

mendapat penekanan lebih. Thomas M. Stephens menyatakan bahwa IEP

merupakan pengelolaan yang melayani kebutuhan unik peserta didik dan

merupakan layanan yang disediakan dalam rangka pencapaian tujuan yang

diinginkan serta bagaimana efektivitas program tersebut akan ditentukan.

Unsur Pelaksana Pendidikan inklusif

      Komponen-komponen yang terkait dengan media pendidikan adalah

sebagai berikut

1. Sumber Daya Manusia

2. Bahan

3. Peralatan

4. Lingkungan

5. Teknik

6. Pesan

Sedangkan unsur pelaksana media pendidikan dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1.      Guru di sekolah biasa;

2.      Guru Pendidkan Khusus;

3.      Dokter;

4.      Psikolog;

5.      Ahli pendidikan luar biasa;

6.      Ahli olah raga;

7.      Konselor;

8.      Sosial Worker;

9.      Speechtherapi;

10.  Fisiotherapi;

Page 12: makalah pendidikan inklusif

11.  Ahli Teknologi Komunikasi / ICT; dan lain-lain

G.    Model Kebutuhan Media Pendidikan

Berdasarkan karakteristiknya, model media pendidikan dapat

digolongkan menjadi 2. (dua) bagian yaitu:

1. Media dua dimensi

Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media

cetak

2. Media tiga dimensi

Media tiga dimensi dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup atau mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.

Berikut adalah contoh-contoh media pembelajaran secara khusus

berdasarkan karakteristik peserta didik, antara lain:

No. Jenis Contoh Model

1. Tunanetra Total: Peta timbul, radio, audio, penggaris

Braille, blokies, papan baca, model anatomi

mata, meteran braille, puzzel buah-buahan,

talking watch, kompas Braille, botol aroma,

bentuk-bentuk geometri, tape recorder,

komputer dengan software jaws, media tiga

dimensi, media dua dimensi, lingkungan sekitar

anak, Braille kit, mesin tik Braille, kamus bicara,

kompas bicara, printer braille, collor sorting box.

Low Vision : CCTV, Magnifier Lens Set, View

Scan, Televisi, Microscope, large print/tulisan

awas yang diperbesar sesuai kondisi mata anak.

2 Tunarungu Foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat,

anatomi telinga, miniatur benda, finger alphabet,

torso setengah badan, puzzle buah-buahan,

Page 13: makalah pendidikan inklusif

puzzle binatang, puzzle konstruksi, silinder,

model geometri, menara segi tiga, menara

gelang, menara segi empat, atlas, globe, peta

dinding, miniatur rumah adat.

3. Tunagrahita

dan anak

lamban

belajar

Gardasi kubus, gradasi balok, silinder, manara

gelang, kotak silinder, multi indra, puzzle

binatang, puzzle konstruksi, puzzle bola, boks

sortor warna, geometri tiga dimensi, papan

geometri, konsentrasi mekanik, puzzle set,

abacus, papan bilangan, kotak bilangan, sikat

gigi, dresing prame set, pias huruf, pias kalimat,

alphabet fibre box, bak pasir, papan

keseimbangan, power raider.

4 Tunadaksa Kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat, torso

seluruh badan, geometri shape, menara gelang,

menara segi tiga, gelas rasa, botol aroma,

abacus dan washer, papan pasak, kotak

bilangan.

5. Tunalaras Animal maching games, sand pits, konsentrasi

mekanik, animal puzzle, fruits puzzle, rebana,

flute, torso, constructive puzzle, organ.

6. Anak berbakat Buku paket, buku referensi, buku pelengkap,

buku bacaan, majalah, koran, internet, modul,

lembar kerja, komputer, VCD, museum,

perpustakaan, TV, OHP, chart, dsb

7 Kesulitan

Pembelajaran

Disleksia: kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat

Disgrafia: kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat,

balok bilangan, pias angka, kotak bilangan,papan

bilangan

8. Autis Kartu huruf,  kartu kata, katu angka, kartu

kalimat, konsentrasi mekanik, komputer, mnara

Page 14: makalah pendidikan inklusif

segi tiga, menara gelang, fruit puzzel, construktiv

puzzle

9. Tunaganda Disesuaikan dengan karakteristik kelainannya

10. HIV dan AIDS Disesuaikan dengan kondisi anak, berat ringan

penyakit, dan setting pelayanan pendidikan

11. Korban

Penyalahguna

an Narkoba

Disesuaikan dengan kondisi anak, tergantung

berat ringannya kondisi anak.

13. Indigo Digunakan media seperti anak pada umumnya.

  Anak Cerdas Istimewa (Gifted) dan Bakat Istimewa (Talented)

a.       Alat assesmen

1)      Test intelegensi WISC-R

2)      Test intelegensi Stanford Binet

3)      Cognitive Ability Test

4)      Differential Aptitude Test

b.      Sarana sebagai sumber belajar

1)      Buku-buku perpustakaan

2)      Internet/ICT (komputer)

3)      CD, VCD, DVD, OHP

4)      Kaset Rekaman

5)      Slide Proyektor, LCD

6)      Laboratorium MIPA

7)      Laboratorium Bahasa

8)      Alat-alat kesenian

9)      Alat-alat olahraga

10)  Handycam

11)  Digital Camera

12)  Studio musik/kesenian

13)  Alat-alat keterampilan:

1) batik

Page 15: makalah pendidikan inklusif

2) bubut

3) pertukangan kayu

4) pertukangan batu

5) ukir

6) sablon

14)  Alat-alat pertanian

1) peternakan

2) pertanian

3) perikanan

15)  Alat-alat olahraga

F.     Pendidkan Inklusif MIPA

Pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),

proses dan kegiatan pembelajaran diutamakan menggunakan media dan

model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan konsep pendidikan inklusif.

Walaupun dalam satu kelas dalam sekolah pendidkan inklusif terdapat

pencampuran anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak normal, tetapi

dalam proses pembelajaran tetap disatukan. Tetapi khusus untuk anak

berkebutuhan khusus, lebih banyak membutuhkan bimbingan dari pengajar.

Berikut ini beberapa media pembelajaran MIPA pada sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif diantaranya:

1.  Buku pelajaran menggunakan huruf braille bagi tunarungu

2. Alat ukur fisika berhuruf braille

3. Anatomi tubuh manusia

4. Garputala

5. Cermin

6. Sikat getar

7. TV/ VCD/ DVD

8. Komputer

9. Kaset Rekaman

Page 16: makalah pendidikan inklusif

10. Laboratorium MIPA

Selain menggunakan media yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik anak, model dan metode pembelajaranpun berpengaruh dalam

tercapainya kegiatan belajar pada sekolah penyelenggara pendidikan

inklusif. 

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas penulis memberikan kesimpulan sebagai

berikut:

1.      Pendidikan inklusif adalah pendidikan regular yang disesuaikan dengan

kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan dan atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah regular dalam satu kesatuan

yang sistemik. Pendidkan inklusif mengakomodasi semua anak

berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal, diperuntukan bagi yang

memiliki kelainan, bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang

memerlukan pendidkan layanan khusus.

2.      Landasan pendidikan inklusif adalah Undang-undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional  bab IV pasal V tentang hak dan kewajiban warga

negara.

3.      Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental

dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk

memperoleh pendidikan ynag bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan.

Page 17: makalah pendidikan inklusif

4.      Prinsip umum pendidikan inklusif adalah: (1)Prinsip Pemerataan dan

Peningkatan Mutu, (2) Prinsip Kebutuhan Individual, (3) Prinsip

Kebermaknaan, (4) Prinsip Keberlanjutan, (5) Prinsip Keterlibatan.

5.      Faktor penentu keberhasilan pendidikan inklusif antara lain: Adanya

kerangka yang kuat, implementasi berdasarkan budaya, partisipasi

berkesinambungan, dan pengembangan kerangka.

6.      Manfaat pendidikan inklusif antara lain: Membangun kesadaran dan

konsensus pentingnya pendidikan inklusif sekaligus menghilangkan sikap

dan nilai yang diskriminatif, melibatkan dan memberdayakan masyarakat

untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi

semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa

mereka tidak sekolah, mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan

fisik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran,

melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu

pendidikan bagi semua anak

7.      Model kurikulum pada pendidikan inklusi dapat dibagi tiga, yaitu :Model

kurikulum regular penuh,Model kurikulum regular dengan modifikasi dan

Model kurikulum PPI

8.      Pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), proses

dan kegiatan pembelajaran diutamakan menggunakan media dan model

pembelajaran yang tepat, sesuai dengan konsep pendidikan inklusif.

Saran

Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan sekolah inklusif sehingga

anak yang berkebutuhan khusus yang berbakat dapat menyakurkan bakat

mereka. Pemerintah juga harus mensosialisasikan adanya sekolah inklusif

agar sekolah inklusif diketahui keberadaanya, dan masyarakat tidak lagi

meremehkan sekolah inklusif bahwa anak-anak inklusif juga bisa berprestasi

layaknya anak normal.