makalah neurologi

23
Jaras Sensorik 1) Lemniskus Medialis Kolumna Dorsalis Impuls yang masuk ke medulla spinalis berjalan melalui serabut bermielin tebal yang masuk melalui divisi medial akar dorsal saraf spinalis ke kolumna dorsalis massa putih yang ipsilateral, selanjutnya akan terbagi menjadi cabang asenden dan descenden. Cabang descenden menyusun rangkaian reflek dengan cabang-cabang kolateralnya ke kolumna dorsalis masa kelabu. Cabang asenden merupakan serabut 1

description

2013

Transcript of makalah neurologi

Page 1: makalah neurologi

Jaras Sensorik

1) Lemniskus Medialis Kolumna Dorsalis

Impuls yang masuk ke medulla spinalis berjalan melalui serabut bermielin tebal yang

masuk melalui divisi medial akar dorsal saraf spinalis ke kolumna dorsalis massa putih

yang ipsilateral, selanjutnya akan terbagi menjadi cabang asenden dan descenden.

Cabang descenden menyusun rangkaian reflek dengan cabang-cabang kolateralnya ke

kolumna dorsalis masa kelabu. Cabang asenden merupakan serabut penghubung sensorik

yang pertama. Pada saat masuk, serabut-serabutasenden ini berada tepat disebelah

medial kornu dorsalis.

1

Page 2: makalah neurologi

Dalam perjalanannya keatas, serabut asenden ini akan semakin bergeser ke medial

(karena ada serabut lain di tingkat yang lebih atasnya akan masuk), sehingga serabut

yang berada paling medial ( pada tingkat servikal) adalah yang berasal dari area sacral,

sedangkan yang lebih lateral berasal dari ekstremitas atas. Serabut asenden ini akan

berakhir di nucleus grasilis dan nucleus kuneatus pada perbatasan servikal dan medulla

oblongata. Serabut dari nucleus-nukleus ini akan berjalan melengkung ke ventral dan

membentuk kumpulan serabut yaitu lemnikus medialis. Dan akhirnya memasuki nucleus

ventroposterior lateralis thalamus. Jalur sensorik ini merupakan penghantar impuls

sensorik: rasa raba, tekanan (dalam), getaran, sensasi posisi dan diskriminasi

sensorik.1,2,3,4

2

Page 3: makalah neurologi

2) Traktus Spinothalamikus

Badan sel neuron tingkat pertamanya berada di ganglia akar dorsalis dan mempunyai

serabut yang lebih tipis disbanding serabut lemnikus medialis. Serabut-serabutnya

memasuki medulla spinalis di bagian lateral akar dorsal dan terpisah menjadi cabang

asenden dan descenden. Cabang asenden nya akan ke atas (1-2 segmen) pada kolumna

postero lateral sebelum bersinap dengan neuron tingkat kedua yang terletak di kolumna

dorsalis. Selanjutnya, akson ini akan menyilang garis tengah ( komisura ventralis massa

3

Page 4: makalah neurologi

putih) dan terus keatas didalam ventrolateral ( masa putih) sebagai traktus

spinotalamikus.

Ada beberapa serabut spinothalamikus yang mempunyai cabang kolateral ke beberapa

daerah nucleus tertentu seperti formasio retikularis. Traktus spinothlamikus berakhir di

nucleus ventroposterior lateralis thalamus. Traktus ini merupakan transmisi rasa panas,

dingin, nyeri, gatal serta merupakan jalur alternative untuk rasa raba ( kasar).1,2,3,4

4

Page 5: makalah neurologi

Jaras Motorik

1) Traktus piramidalis

System piramidalis merupakan kumpulan serabut saraf yang mengatur gerakan volunteer

otot rangka ( kontralateral). Serabut system piramidalis ini dimulai dari sel-sel bets

daerah kortek girus presentralis / area broadman 4, sel fusiform kortek broadman 4, dan

area broadman 6. Serabut-serabut ini berjalan menurun secara konvergen melewati

korona radiate dan berkumpul di kapsula interna yang terletak diantara thalamus dengan

ganglia basalis ( nuklues kaudatus, putamen, dan globus palidus). Impuls dari kortek

5

Page 6: makalah neurologi

motorik ini disalurkan melalui 2 jalur yang terdiri dari serabut-serabut traktus

kortikobulbar dan traktus kortikospinal. Traktus kortikobulbar berpengaruh terhadap

LMN saraf-saraf cranial otak. Traktus kostikospinal berpengaruh terhadap LMN saraf

spinal. Serabut traktus kortikobulbar berjalan dari kapsula interna menuju otak tengah

(mesensefalone). Pada area ini traktus kortikobulbar mengalami persilangan. Ada

beberapa serabut yang menyilang dan sisanya berjalan ipsilateral. Nucleus yang terlibat

merupakan saraf-saraf otak yang mengatur inervasi volunteer otot wajah dan mulut yaitu

N.V (trigeminal), N VII (fasialis), N. XI (glosofaringeus), N.X (vagus), N. XI

(asesorius), dan N.XII ( hipoglosus). Ada sebagian kumpulan serabut yang kadang-

kadang juga ikut dikelompokan kedalam traktus ini, yaitu traktus kortikomesensefalik

yang berasal dari broadman 8 menuju nucleus motorik N.III (okulomotorik), N.IV

( trochlearis), dan N.VI (abdusen).1,2,3,4

Serabut traktus kortekospinal berjalan dari kapsula interna menuju mesensefalonlalu

turun menuju pons dan kemudian muncul melewati piramis yang terletak di medulla

oblongata. Pada bagian bawah medulla oblongata 80-85% serabut traktus ini akan

menyilang garis tengah ( dekusasio piramidum) dan melanjutkan diri menjadi traktus

kortikospinalis lateralis, sedangkan sisanya akan terus turun ( tidak menyilang) sebagai

traktus kortikospinal lateralis nantinya akan terus menurun untuk masuk kedalam

subtantia grisea kornu anterior segmen vertebral yang bersangkutan dan berakhir di sel-

sel kornu anterior (primary motoneuron) dan selanjutnya akan mempersarafi otot-otot

rangka melalui medulla spinalis. Traktus kortikospinalis ventralis akan terus menurun

dan baru menyilang melalui komisura ventralis di masing-masing segmen yang

6

Page 7: makalah neurologi

bersangkutan untuk berakhir di kornu anterior untuk kemudian mempersarafi otot-otot

rangka.1,2,3,4

7

Page 8: makalah neurologi

2) Traktus Ekstrapiramidalis

System ekstrapiramidal tersusun dari semua jaras motorik yang tidak melalui piramis

medulla oblongata dan berkepentingan untuk mengatur sirkuit umpan balik motorik pada

medulla spinalis, batang otak, serebelum, dan kortek serebri. Selain itu, system ini juga

mencakup serabut-serabut yang menghubungkan kortek serebri dengan masa kelabu

( seperti striata, nucleus ruber, dan subtantia nigra), dengan formation rerikuaris dan

dengan nucleus tegmental batang otak lainnya.1,2,3,4

Susunan ekstrapiramidal terdiri atas korpus striatum, globus palidus, inti-inti talamik,

nukleus subtalamikus, subtansia nigra, formatio retikularis batang otak,serebelum

berikut dengan korteks motorik tambahan, yaitu area 4, area 6 dan area 8. komponen-

komponen tersebut dihubungkan satu dengan yang lain oleh akson masing-masing

komponen itu. Dengan demikian terdapat lintasan yang melingkar yang dikenal sebagai

sirkuit. Oleh karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut-serabut

segenap neokorteks, maka lintasan sirkuit tersebut dinamakan sirkuit striatal yang terdiri

dari sirkuit striatal utama (principal) dan 3 sirkuit striatal penunjang (aksesori).1,3

Sirkuit striatal prinsipal tersusun dari tiga mata rantai, yaitu (a) hubungan segenap

neokorteks dengan korpus striatum serta globus palidus, (b) hubungan korpus

striatum/globus palidus dengan thalamus dan (c) hubungan thalamus dengan korteks area

4 dan 6. Data yang tiba diseluruh neokorteks seolah-olah diserahkan kepada korpus

striatum/globus paidus/thalamus untuk diproses dan hasil pengolahan itu merupakan

bahan feedback bagi korteks motorik dan korteks motorik tambahan. Oleh karena

komponen-komponen susunan ekstrapiramidal lainnya menyusun sirkuit yang pada

8

Page 9: makalah neurologi

hakekatnya mengumpani sirkuit striata utama, maka sirkuit-sirkuit itu disebut sirkuit

striatal asesorik. Sirkuit striatal asesorik ke-1 merupakan sirkuit yang menghubungkan

stratum-globus palidus-talamus-striatum. Sirkuit-striatal asesorik ke-2 adalah lintasan

yang melingkari globus palidus-korpus subtalamikum-globus palidus. Dan akhirnya

sirkuit asesorik ke-3, yang dibentuk oleh hubungan yang melingkari striatum-subtansia

nigra-striatum.

9

Page 10: makalah neurologi

Penjalaran Nervus VII

Nervus facialis terdiri atas bagian motorik dan sensorik. Bagian sensorik sering disebut

juga nervus intermedius (pars intermedii of Wrisberg). Keduanya muncul pada batas bawah pons

pada recessus diantara oliva dan pedunculus inferior, bagian motorik yang terletak lebih medial

segera menuju sisi lateral bagian sensorik.

Akar motorik berangkat dari nucleus yang terletak di dalam formasi retikuler di bagian

bawah pons. Nukleus ini terletak di atas nucleus ambiguus, di belakang nukleus olivary superior

dan sebelah medial terhadap traktus spinalis nervus trigeminus. Dari sini, serabut berjalan

membentuk kurva di dalam substansi pons.

Akar sensorik berangkat dari ganglion genicular yang terletak di atas geniculum bervus

facialis di canalis facialis, di belakang hiatus canalis facialis. Sel-sel ganglion ini bersifat

unipolar, dan processus tunggal terbagi dalam bentuk T menuju cabang pusat dan perifer.

Cabang pusat meninggalkang batang nervus facialis di dalam meatus accusticus internus dan

membentuk cabang sensorik; cabang perifer berlanjut menuju chorda tympani dan nervus

petrosus superficialis mayoris.

10

Page 11: makalah neurologi

Penjalaran Nervus XII1,3,5

Nervus hipoglosal sebagai nervus motorik, yang menyuplai bagian interinsik dan

eksterinsik otot lidah. Nervus hipoglosal berorigin di nucleus hipoglosal, dan membawa ke

medulla, muncul dari batang otak sebagai kelompok saraf antara pyramid dan olive. Serabut

saraf eferen mediasi gerakandan bentuk lidah. Nucleus hipoglosal menerima input afferent dari

kontralateral kortek motorik, yang mana termasuk dalam pergerakan lidah selama bicara.

11

Page 12: makalah neurologi

12

Page 13: makalah neurologi

Penjalaran Nervus II

13

Page 14: makalah neurologi

1) Geniculocalcarine pathways

Pada nucleus geniculata lateral, bagian thalamus yang berlokasi diatas cistern ambient,

sel ganglion axon pada sinap traktus optikus dengan neuron destinasi menjadi radiasi

optikus. Struktur ini dibedakan menjadi fungsional dan anatomi. Serat-serat yang berada

di lobus temporal, terminal loop meyer, menyampaikan informasi visual dari retina

bagian bawah dan berhubungan di bagian inferior dari kortek calcarina.

2) Straiate Cortex

Area Brodmann 17 ( atau V1, kortek striata) merupakan organ terakhir dari system

afferent visual dan berlokasi di kortek calcarina pada lobus occipitalis. Kebanyakan

kortek striata, khususnya pada bagian posterior, diperuntukan macular vision. Kortek

calcarina bagian superior dan inferior mempersarafi daerah kontralateral kuadrant inferior

dan posterior. Mayoritas daerah lobus oksipital di perdarahi oleh arteri serebral posterior

dengan kontribusi dari arteri serebri media pada bagian oksipital.

3) Visual association areas

Proses tertinggi terjadinya informasi visual, sebagai contoh pada girus lingual dan

fusiform pada struktur inferior calcarina dipercaya sebagai daerah yang bertanggung

jawab untuk penglihatan warna.

14

Page 15: makalah neurologi

Sistem saraf autonom1,3,5

1) Parasimpatik

Divisi parasimpatik dari system saraf autonum yang terdiri dari serabut preganglionik yang

berorigin pada 3 area utama dari system saraf pusat. Terdiri atas midbrain atau tectum,

medulla, dan luaran sacral. Luaran terbagi dalam 2 regio, 1) luaran cranial batang otak dan

luaran sacral. Serabut preganglionik umumnya lebih panjang dari serabut postganglionic dan

sering kali ganglia berada pada organ yang dipersarafinya

15

Page 16: makalah neurologi

2) Simpatik

Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglionar simpatetik terletak disemu

segmen torakal dan lumbal 1-2. Neuron tersebut menduduki kornu lateral subtantia grisea

medula spinalis dan dikenal kolumna intermediolateralis. Pada umumnya ditemukan

ditemukan 3 pasang ganglion di servikal, 12 pasang di daerah thorakal, 5 pasang daerah

lumbal, 2 pasang daerah sacral, dan 1 didaerah garis tengah os cocsigis. Ganglion-

16

Page 17: makalah neurologi

ganglion ini terakhir berkelompok menjadi ganglion soliaka dan ganglion mesenterika.

Serabut yang menuju ganglion tersebut namanya nervus splanknikus mayor dan minor.

17

Page 18: makalah neurologi

Daftar Pustaka

1. Greenstein. B and Greenstein. A. Neuroanatomy and Neurophysiology in Color Atlas of Neuroscience. Thieme Stuttgart · New York 2000

2. Liu G. T, Volve N.J, Galetta S. L. Neuro-Ophthalmology Diagnosis and Management. Saunders Elsevier. 2nd . 2001

3. Lumbantobing, SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan fisik dan Mental. Jakarta, FK UI; 67-75.

4. Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta, PT Dian Rakyat, 1988; 163-173.

5. Prof. Dr. I. Gusti Ng. Gd. Ngoerah. Nervi Kranialis. Dalam: Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Penerbit Universitas Airlangga. Surabaya. 1990: 1 – 4.

18