Makalah Metpen 6 Kel 4 Kls A

12
 TUGAS VI MAKALAH “METODE PENELITIAN ILMIAH” DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 GAMAR ASSAGAF 12 14 031 ANISSA WULANDARI 12 1 4 0 09 MUHAMMAD FAISAL 12 14 064 HUSEN 12 14 039 SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM PELITA MAS PALU 2015

description

Makalah Metodologi Penelitian

Transcript of Makalah Metpen 6 Kel 4 Kls A

TUGAS VIMAKALAHMETODE PENELITIAN ILMIAH

DISUSUN OLEHKELOMPOK 4GAMAR ASSAGAF12 14 031ANISSA WULANDARI12 14 009MUHAMMAD FAISAL12 14 064HUSEN12 14 039

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAMPELITA MASPALU2015

SKALA PENGUKURAN DANTEKNIK PENGOLAHAN DATA

A. SKALA PENGUKURAN1. Pengertian Skala PengukuranSkala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing- masing ketegori diberi bobot nilai yang berbeda.Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid dan reliabel. Reynolds, et al. (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang mewakili objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku. Azwar (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Dengan demikian secara sederhana pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu prosedur membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya.Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat emas, disebut dengan skala miligram (mg) dan kan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran dibuat untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.2. Macam-macam Skala PenelitianMaksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Macam- macam skala pengukuran dapat berupa: Skala nominal, Skala Ordinal, Skala interval, dan Skala rasio. Kemudian dijabarkan sebagai berikut :a. Skala NominalSkala Nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi. Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah: a) Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah). b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel semata. Tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak mempunyai nol mutlak.Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai simbol kehadiran karakteristik tertentu pada variabel. Karakteristik ini bersifat dikotomi yang hanya mempunyai dua kemungkinan. Sebagai contoh kalau seseorang pria, maka yang bersangkutan bukan wanita. Pada karaketristik tersebut kita akan memberikan simbol 1 untuk pria dan 2 untuk wanita. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika, seperti tambah atau kurang dan kali atau bagi serta melakukan rata-rata data berskala nominal, dengan angka-angka tersebut; karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu dan bukan angka sebenarnya.Contoh : - Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan ya dan tidak yang bersifat kategorikal dapat diberi simbol angka-angka sebagai berikut: jawaban ya diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2. - Klasifikasi jenis kelamin: pria diberi simbol 1 dan wanita diberi simbol 2. - Pendapat yang bersifat dikotomi (pembagian atas dua kelompok yg saling bertentangan) setuju atau tidak setuju; maka setuju diberi simbol 1 dan tidak setuju 0.b. Skala OrdinalSkala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja. Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain: kategori data saling memisah, kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Dalam skala ordinal kita tidak dapat melakukan operasi aritmatika, seperti menjumlah, megurangi, mengkalikan, membagi dan merata-ratakan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu bukan jumlah kuantitatif.Contoh : - Urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya. - Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi simbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.c. Skala IntervalSkala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap dalam bentuk bilangan kuantitatif. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan dan dirata-ratakan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric.Contoh : Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1, 3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2. Misalnya dalam pertanyaan ini menggunakan interval 1: Berapa kali Saudara berbelanja di Supermarket ini dalam satu bulan? Jawaban berupa angka sebenarnya: a. 1 kali, b. 2 kali, c. 3 kali, d. 4 kali dan e. 5 kalid. Skala RasioSkala pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan obyek lainnya.Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur. Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, - Tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m, kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. - Berat Rinso 3 gram sedang berat Soklin 6 gram. Maka berat Rinso dibanding dengan berat Soklin sama dengan 1 dibanding 2. Berat badan A sebelum minum obat diet 70 kg dan berat sesudah minum obat 60 kg.3. Fungsi Pengukuran dalam PenelitianAbraham Kaplan (1964) mengemukakan tiga fungsi pengukuran kuantitatif. Pertama, alat untuk penstandarisasian. Dengan alat ini akan diperoleh kesamaan pada objek-objek yang berbeda. Kita dapat menstandarisasikan berbagai objek dari berbagai sumber yang tak mungkin dikerjakan tanpa pengukuran. Misalnya, kita membeli baju akan lebih muda untuk menentukan ukuran baju walaupun baju dibuat dari berbagai pabrik. Pengukuran standar akan menjamin kekonsistenan ukuran.Fungsi kedua, pengukuran adalah memungkinkan adanya pendiskripsian yang lebih halus dan lebih tepat. Tanpa adanya test intelegensi, kita mungkin dihadapkan pada pendeskripsian yang sederhana. Seperti orang ini pintar atau orang ini bodoh. Kata pintar belum cukup digunakan untuk menyatakan bahwa dia paling cakap menjadi programmer computer, yang kita inginkan adalah menentukan apakah dia yang paling tepat menjadi programmer computer. Untuk menyatakan lebih tepat kita dapat menyatakan peringkat seseorang dalam kemampuan matematika ,sehingga kita tepat meramalkan bahwa dia itu baik untuk menjadi programmer computer. Jadi, test intelegensi memungkinkan dengan tepat kita mengetahui kemampuan bahasanya, matematika, dan penalaran.Fungsi ketiga, adalah memungkikan dipakainya teknik-teknik matematis dalam penelitian, apakah untuk tujuan veripikasi, prediksi atau eksplanasi. Teknik statistik memungkinkan kita untuk mengambil kesimpulan ada atau tidak ada perbedaan-perbedaan secara signifikan, juga ada atau tidak adanya hubungan antara kedua variabel secara signifikan. Tanpa pengukuran kuantitatif kita tidak akan dapat membuat perbandingan statistik. Tanpa angka-angka yang dihasilkan oleh teknik-teknik pengukuran kuantitatif kita tidak mungkin dapat membuat prediksi mengenai kinerja mahasiswa, dan sebagainya. Jadi, pengukuran memungkinkan menggunakan teknik-teknik statistik dan matematik.4. Karakteristik Pengukuran yang BaikProses pengukuran mengggunakan suatu alat ukur. Alat ukur tersebut harus menghasilkan ukuran yang sesuai dengan karakteristik obyek sesungguhnya. Misalnya, jika kita akan mengukur tinggi badan maka alat ukur yang digunakan (katakanlah meteran) harus bisa mengukur secara tepat sesuai dengan tinggi orang yang diukur tinggi badannya.Di bidang ilmu alam, proses pengukuran tersebut relatif lebih pasti dan objektif dibandingkan di bidang ilmu sosial. Hal ini disebabkan alat ukurnya bersifat standar dan obyek pengamatannya bersifat nyata. Sebagai contoh, tekanan udara diukur dengan barometer, kecepatan dengan spedometer, tingkat keasamaan dengan PH-meter, dan sebagainya. Sedangkan pengukuran dalam ilmu sosial relatif sulit karena alat ukur yang akan digunakan sebagian besar harus dirancang oleh peneliti serta obyek pengukurannyapun relatif abstrak. Misalnya kita akan mengukur motivasi karyawan, bagaimana kita bisa mengukur bahwa seorang karyawan mempunyai motivasi tinggi atau rendah? Demikian juga pada saat mengukur sikap kepemimpinan, tingkat inovasi, adopsi teknologi, dan sebagainya.Kesulitan-kesulitan pengukuran dalam ilmu sosial tersebut bisa menimbulkan perbedaan-perbedaan hasil pengukuran untuk setiap peneliti yang merancang sendiri alat ukur, atau disebut juga instrumen penelitian. Sangat mungkin terjadi perbedaan hasil pengukuran suatu obyek yang sama oleh peneliti yang berbeda karena tergantung pada alat ukur yang digunakan masing-masing. Sumber-sumber yang bisa menimbulkan perbedaan tersebut adalah faktor satuan pengamatan (misalnya responden yang asal-asalan atau tidak jujur mengisi kuisoner), faktor situasional (misalnya tekanan dari orang lain atau enggan diwawancara secara langsung); faktor pihak pengukur (misalnya si pewawancara tidak komunikatif atau terlalu bertele-tele), serta faktor instrumen penelitian alau alat ukur (misalnya redaksi membingungkan atau bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda).Perbedaan-perbedaan hasil pengukuran menunjukkan bahwa alat ukur tersebut ada yang baik dan ada yang buruk. Bagaimana kita bisa mengevaluasi baik tidaknya alat ukur tersebut? Secara umum terdapat tiga karakteristik yang digunakan untuk menilai baiktidaknya proses pengukuran, yaitu validitas (validity), reliabilitas (reliability), dan kepraktisan (practicality).1. ValiditasValiditas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Emory dan Cooper (1991) validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam dalam 2 bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.2. ReliabilitasReliabiltas menunjukkan konsistensi pengukuran yang dilakukan yang meliputi stabilitas (stability), ekivalen (equivalence), dan konsistensi internal (internal consistency).Reliabilitas ini sangat erat kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran. Pengukuran dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang sama; dikatakan ekivalen jika pengukuran menunjukkan hasil pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau memakai contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item atau indikator yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.3. KepraktisanPersyaratan ketiga adalah pengukuran harus bisa diterapkan secara praktis atau mudah dilaksanakan di lapangan. Kepraktisan bisa ditinjau dari sudut ekonomi (biaya dan waktu) kemudahan administrasi atau pengelolaannya, serta hasil yang mudah diinterpresikan oleh pihak lain.

B. TEKNIK PENGOLAHAN DATAMenurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan caracara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian.Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena. Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain memeriksa data mentah, sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan komputer.Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian. Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian.Teknik pengolahan data dalam penelitian biasanya menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).Pengolahan data menurut Hasan ( 2006: 24 ) meliputi kegiatan:1. EditingEditing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.2. CodingCoding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.3. Pemberian SkorDalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam empat tingkatan dengan penilaian sebagai berikut:a. Jawaban a, diberi skor 4b. Jawaban b, diberi skor 3c. Jawaban c, diberi skor 2d. Jawaban d, diberi skor 1 (Sudjana, 2001: 106).4. TabulasiTabulasi yaitu kegiatan melakukan pengolahan data ke dalam bentuk tabel dengan memproses hitung frekuensi dari masing-masing kategori, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer.Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel hasil Tabulasi dapat berbentuk:a. Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu dan tujuan tertentu.c. Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisa.Langkah-langkah pengolahan data yaitu sebagai berikut.a. Penyusunan dataData yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Penyusunan data harus dipilih data yang ada hubungannya dengan penelitian, dan benar-benar otentik. Adapun data yang diambil melalui wawancara harus dipisahkan antara pendapat responden dan pendapat interviwer.b. Klasifikasi dataKlasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti. Keuntungan klasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengujian hipotesis.c. Pengolahan dataPengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang akan diuji harus berkaitan dan berhubungan dengan permasalahan yang akan diajukan. Semua jenis penelitian tidak harus berhipotesis akan tetapi semua jenis penelitian wajib merumuskan masalahnya, sedangkan penelitian yang menggunakan hipotesis adalah metode eksperimen. Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non parametrik maupun statistika parametrik. Statistika non parametrik tidak menguji parameter populasi akan tetapi yang diuji adalah distribusi yang menggunakan asumsi bahwa data yang akan dianalisis tidak terikat dengan adanya distribusi normal atau tidak harus berdistribusi normal dan data yang banyak digunakan untuk statistika non parametrik adalah data nominal atau data ordinal.d. Interpretasi hasil pengolahan dataTahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prahasdhika, Fergieta. 2013. Skala Pengukuran dalam Penelitian. LinkedIn Corporation.http://www.slideshare.net/fergietaprahasdhika/skala-pengukuran-dalam-penelitian2. Sarwono, Jonathan. BAB IV Konsep-konsep Dasar yang Melandasi IBM SPSS. pdfhttp://www.jonathansarwono.info/teori_spss/teori_spss.3. Darius, Susianto. 2011. Pengukuran dalam Penelitian Perilaku.http://susiantodarius.blogspot.com/2011/02/pengukuran-dalam-penelitian-perilaku.html4. Anonim. BAB 4 Teknik Pengukuran Skala. pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/06_bab_4_skala.pdf5. Anonim. Metode dan Teknik Penelitian. pdfhttp://eprints.undip.ac.id/40608/4/Ana_F_-_III.pdf6. Anonim. Bab III Metode Penelitian. pdfhttp://eprints.undip.ac.id/24056/3/BAB_III.pdf7. An-nur, Diachs. 2012. Teknik Pengolahan Data.http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html