MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

download MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

of 21

Transcript of MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar belakang

    Memang saat luka sudah terinfeksi akan terdapat kesulitan dalam

    menyembuhkan luka tersebut. Hal ini karena infeksi pada luka

    menghambat proses pertumbuhan jaringan dan merusak jaringan yang

    tersisa. Memang luka yang infeksi harus diketahui penyebab infeksinya,

    sebelum dilakukan perawatan secara tepat.

    Infeksi pada luka harus diketahui jenis bakteri atau kuman yang menjadi

    penyebabnya. Biasanya ini dilakukan dengan melakukan kultur jaringan

    lewat pemeriksaan laboratorium. Ini dikenal dengan pus swabs, yaitu

    mengambil jaringan yang terinfeksi untuk dibiakan di laboratorium,

    agar bisa diketahui jenis bakteri atau kumannya. Setelah jenis bakteri

    atau kumannya diketahui, baru diberikan oleh dokter obat antibiotika

    yang tepat, yang akan membasmi bakteri yang menginfeksi di luka

    tersebut.

    Biasanya bila pengobatan antibiotika tidak dilakukan, maka luka infeksi

    tidak akan sembuh, bahkan bisa menjadi sepsis atau infeksi yang parah.

    Tanda-tandanya biasanya luka semakin menghitam, tubuh terasa panas

    atau demam, diikuti gejala sepsis yang bisa mengancam jiwa. Bila ini

    terjadi penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan

    pengobatan yang intensif.

    Pengobatan ini diikuti pula dengan perawatan luka yang intensif pula, sehari

    bisa dilakukan dua kali, tergantung dengan keadaan lukanya. Pada luka

    yang terbuka memang perlu dibersihkan dengan larutan antiseptik yang

    cukup kuat, seperti rivanol atau betadin. Juga luka harus dibersihkan

    dari jaringan yang sudah mati. Biasanya jaringan yang sudah mati ini

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    2/21

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    3/21

    sembuhnya dan bisa menjadi gangrene serta bila berlanjut bisa

    dilakukan amputasi pada jaringan yang nekrosis atau mati.

    Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat

    pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan

    juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka

    ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan

    luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi

    penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi

    tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan

    yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.

    Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan

    keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai

    dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat,

    implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta

    dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh

    perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka

    modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin

    banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai

    dalam merawat luka

    1.2.Tujuan

    1.2.1. Tujuan Umum

    Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Perawatan Luka Infeksi

    1.2.2. Tujuan Khusus

    1. Pengertian Luka

    2. Penyembuhan luka

    3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    4/21

    4. Perawatan luka

    BAB II

    PERAWATAN LUKA

    2.1. Pengertian Luka

    Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh

    karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan

    berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama

    penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara

    spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul,

    beberapa efek akan muncul :

    1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

    2. Respon stres simpatis

    3. Perdarahan dan pembekuan darah

    4. Kontaminasi bakteri

    5. Kematian sel

    Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi:

    superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis;partial thickness, yang melibatkan

    lapisan epidermis dan dermis; danfull thicknessyang melibatkan epidermis,

    dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses

    penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

    a. Healing by primary intention

    Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena

    suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung

    dari bagian internal ke ekseternal.

    b. Healing by secondary intention

    Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan

    berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan

    sekitarnya.

    c. Delayed primary healing (tertiary healing)

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    5/21

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    6/21

    Kemampuan bakteri untuk menghasilkan efek yang merusak dipengaruhi

    oleh

    1. Kemampuan system imunitas pasien untuk menyerang bakteri (host

    resistence).

    2. Jumlah bakteri pada luka, semakin banyak bakteri akan semakin beresiko.

    3. Jenis bakteri pada luka. Beberapa bakteri memiliki kemampuan besar

    (virulensi) dibanding jenis lain dan dapat menyebabkan penyakit walaupun

    masih dalam jumlah yang sedikit.

    Keberadaan bakteri pada luka mungkin akan menimbulkan:

    1.

    Kontaminasi : bakteri tidak berkembang biak dan belum menimbulkan

    masalah klinis.

    2. Kolonisasi : Bektari berkembang biak tapi tidak merusak jaringan.

    3.

    Infeksi : Bakteri berkembang biak, penyembuhan terganggu dan jaringan

    luka mengalami kerusakan (infeksi lokal) bila tidak ditangani dapat

    menimbulkan infeksi sitemik.

    Karakteristik luka yang beresiko untuk infeksi Luka Akut

    1.

    Kontaminasi pembedahan.

    2. Prossedur operasi yang lama.

    3.

    Trauma, dengan pertolongan yang lambat.

    4. Nekrotik jaringan atau benda asing.Luka Kronik

    5. Nekrotik jaringan atau benda asing.

    6.

    Durasi yang lama.

    7. Ukuran luka yang luas dan dalam.

    8.

    Lokasi luka yang dekat dengan daerah

    9. kontaminasi, seperti anal.

    Tanda Dan Gejala

    Luka infeksi pada luka akut atau lukoeprasi pada pasien yang sehat kadang

    terlihat secara nyata. Namun pada luka kronik dan pasien yang mengalami

    kelemahan, diagnosa baru bisa ditegakkan melalui pertimbangan adanya tanda-

    tanda lokal atau tanda-tanda umum non spesifik seperti; penurunan nafsu makan,

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    7/21

    kelemahan, memburuknya kondisi pasien atau kadar glukosa yang tidak

    terkontrol.

    Tingkat luka infeksi akan mempengaruhi terapi. Sangat penting untuk

    dipertimbangkan dan dibedakan tanda dan gejala infeksi lokal, perluasan infeksi,

    dan infeksi sistemik.Infeksi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda

    pada setiap jenis luka dan penyebab. Sistem scoring dan criteria diagnostic telah

    dikembangkan untuk mengidentifikasi infeksi pada luka akut, sepeti Surgical site

    infection ASEPSIS yang dikembangkan oleh Center for Disease Control (CDC).

    Mencegah infeksi

    o Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan

    infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka

    tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan

    mungkin benda asing.

    o Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau

    larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.

    o Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing

    dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka

    besar memerlukan anestesi umum.

    o Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati.

    Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:

    Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).

    Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan

    untuk membunuh bakteri anaerob.

    Profilaksis tetanus

    o Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila

    diberikan sebelum 24 jam luka

    o Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah

    waktunya.

    Menutup luka

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    8/21

    o Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama,

    luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).

    o Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau

    terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.

    o Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan

    menggunakan kasa lembap.

    o Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan

    dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka

    dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda).

    o Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.

    Infeksi luka

    o Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan

    mengeluarkan nanah.

    o Tatalaksana

    Buka luka jika dicurigai terdapat nanah

    Bersihkan luka dengan cairan desinfektan

    Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih

    sering bila perlu

    Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam

    waktu 5 hari).

    o Berikan kloksasilin oral (2550 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena sebagian

    besar luka biasanya mengandung Staphylococus.

    o Berikan ampisilin oral (2550 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari), gentamisin (7.5

    mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali

    sehari) jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    9/21

    Diagnosa Luka Infeksi

    1.

    Diagnosa luka infeksi dibuat berdasarkan pertimbangan klinis. Pengkajian

    hingga evaluasi harus terus dilakukan secara continue.

    2. Evaluasi terhadap tanda dan gejala luka infeksi meliputi keadaan umum

    pasien, jaringan sekitar luka, dan luka itu sendiri. Pengkajian rutin dalam

    perawatan luka akan membantu mendeteksi adanya tanda dini luka infeksi.

    3.

    Resiko Infeksi

    Resiko luka terhadap infeksi akan berbanding lurus dengan adanya:a. Faktor-

    faktor yang melemahkan pasien, penurunan daya tahan tubuh dan gangguan

    perfusi jaringan, seperti: Diabtes mellitus, immunocompromsied status, hypoxia

    jaringan akibat anemia atau penyakit cardiovascular/ respirasi, kerusakan ginjal,

    keganasan, rematik arthritis, obesitas dan malnutrisi.b. Pengobatan, seperti:

    Kortikosteroid, agens sitotoksik, dan immunosupresants.c. Faktor Psikologis,

    sepeti: Hospitalisasi, personal hygiene yang buruk, dan pola hidup yang tidak

    sehat.

    Tanda dan gejala klinis infeksi luka

    Organisme yang secara potensial patogen dapat terdapat di dalam luka

    tanpa menyebabkan tanda-tanda klinis infeksi. Oleh karena itu, penting artinya

    untuk membedakan antara organisme yang berkolonisasi pada luka tetapi tidak

    menyebabkan kerusakan jaringan dan organisme yang menyebabkan respons

    jaringan.

    Pada infeksi tahap awal, mungkin tidak tampak tanda-tanda klinis tapi

    organisme telah memicu memori imunologis. Dalam kasus ini, infeksi dikatakan

    bersifat subklinis.

    Apabila tampak tanda dan gejala infeksi, seperti pireksia, nyeri setempat,

    dan eritema, edema lokal, eksudat yang berlebihan, pus, dan bau busuk, maka

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    10/21

    berarti luka terinfeksi secara klinis. Dalam kasus ini, dianjurkan untuk mengambil

    hapusan luka untuk mengidentifikasi organisme dan pemeriksaan sensitivitas

    antibiotik, khususnya pada pasien lansia, pasien yang sangat lemah, atau pada

    setiap pasien yang mengalami gangguan imunologis. Sampel harus diambil

    sebelurn luka dibersihkan, dengan menghindari kulit dan membran mukosa

    sekelilingnya yang mungkin didiami oleh organisme yang berbeda dari organisme

    di dalam luka yang menyebabkan infeksi. Ahli bakteriologi harus diberikan

    informasi sebanyak mungkin agar mereka mampu memberikan layanan yang

    terbaik. Tempat luka, kemungkinan penyebabnya, segala antibiotik sistemik yang

    baru-baru ini digunakan untuk alasan apa saja, dan apakah luka memburuk dengan

    cepat atau tidak semuanya harus dinyatakan dalam formulir bakteriologi.

    Pada pasien yang sangat muda dan yang sangat tua, tanda-tanda klasik

    infeksi luka, seperti yang telah dijelaskan panjang lebar, mungkin tidlak dapat

    dilihat karena imaturitas atau kerusakan sistem imun. Letargi olau menolak untuk

    makan mungkin merupakan satu-satunya tanda infeksi pascaoperasi yang

    mengancam jiwa seorang bayi. Pada pasien yang sangat tua, bukti pertama infeksi

    dapat berupa septikemia umum yang disertai, barang kali, oleh suhu subnormal.

    Cara bagaimana infeksi klinis timbul juga tergantung pada sifat-sifat

    patogen. Infeksi dapat tetap terlokalisir dan menimbulkan abses diskret atau dapat

    menyebar melalui sistem limfatik yang menyebabkan limfangitis dan limfadenitis,

    dengan kemungkinan terbentuk abses di tempat yang jauh. Observasi luka dan

    pengkajian pada pasien terhadap infeksi setelah pembedahan.

    Penyebaran infeksi

    Sumber-sumber infeksi

    Sumber infeksi dapat bersifat endogen, yaitu berasal dari pasien itu

    sendiri, atau eksogen, yaitu berasal dari kasus infeksi atau karier.

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    11/21

    Banyak patogen potensial yang bersifat komensal, hidup di dalam usus

    atau saluran pernapasan atas. Flora usus dengan mudah dapat mengkontaminasi

    luka didekatnya, seperti dekubitus daerah sakrum atau ulkus tungkai, khususnya

    pada pasien konfusi yang menderita inkontinensia fekal. Komensal kulit dapat

    masuk melalui luka pada kulit. Dengan demikian, pasien dapat menginfeksi diri

    mereka sendiri.

    Kemungkinan lain, sumber dari suatu infeksi dapat pula berasal dari pasien

    lain. Pasien yang telah pulih kembali dari infeksi masih dapat menjadi karier

    konvalesen. Meskipun demikian, karier yang paling berbahaya adalah pasien yang

    tidak pernah memperlihatkan tanda dan gejala penyakit dan oleh karenanya

    mereka tidak pernah teridentifikasi sebagai karier.

    . Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan infeksi luka

    Mikroorganisme Sumber-sumber

    potensial

    Perhatian

    Staphylococcus aureus

    Streptokokus

    hemolitikus-

    Escherichia coli

    Proteus spp.

    Klebsiella spp.

    Pseudomonas spp.

    Clostridium welchii

    Berada dalam hidung 20-

    30% populasi normal

    Terdapat dalam 5%

    populasi dan di dalam

    tenggorok seseorang

    yang menderita tonsilitis.

    Flora usus normal pada

    individu yang sehat

    Di dalam usus dan juga

    hidup bebas pada

    lingkungan yang lembab

    Dalam usus dan dalam

    tanah

    Penyebab terumum dari infeksi luka

    yang didapatkan di rumah sakit

    Dapat menyebabkan kegagalan graft

    kulit dan sepsis puerperal pada unit

    kebidanan

    Dapat menyebabkan infeksi setelah

    pengeluaran isi usus pada saat

    pembedahan

    Dapat menyebabkan infeksi pada

    traktus genito-urinarius dan

    respiratorius

    Dapat menyebabkan gas gangren

    pada luka trauma yang kotor dan

    dalam atau dimana terdapat

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    12/21

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    13/21

    terjadi infeksi klinis atau tidak dalam luka yang dibuat secara pembedahan,

    diringkas pada Gambar 9.4. Lebih jauh lagi, faktor-faktor yang paling penting

    adalah tingkat kontaminasi luka pada saat dilakukan pembedahan, serta

    menggunakan antibiotik profilaksis atau tidak. Pada luka kotor, angka infeksi

    mungkin menjadi 25 kali lebih tinggi daripada luka bersih. Beberapa infeksi luka

    bedah sangat sulit untuk dihindari, khususnya bila ahli bedahnya secara tidak

    sengaja menemukan pus atau visera yang mengalami perforasi. Pembicaraan lebih

    lanjut mengenai epidemiologi dari infeksi luka bedah dan juga implikasinya bagi

    perawatan pasien, baik pra- maupun pascaoperasi disajikan dalam.

    Jika organisme patogen berhasil menembus pertahanan primer tubuh

    dengan cara apa saja, maka hal tersebut dapat memicu respons spesifik dan

    didapat. Komponen dari sistem respons imun pesifik, yaitu limfosit B dan T,

    bekerja sama erat dengan polimorfi dan makrofag dari sistem imun non-spesifik

    untuk menetralkan organisme yang menyerangnya serta mengeliminasi organisme

    tersebut. Respons imun spesifik berbeda dari imunitas non-spesifik dalam dua

    karakteristik yang mendasar yaitu spesifitas dan memori. Spesifitas mengacu pada

    kenyataan bahwa sistem imun spesifik tersebut hanya efektif melawan patogen

    atau bahan-bahan yang pernah dijumpai sebelumnya. Untuk memperkuat respons

    agar menjadi efektif membutuhkan waktu beberapa hari dari awal kontaknya

    dengan patogen tersebut. Memori dari pertemuan sebelumnya memungkinkan

    mekanisme pertahanan spesifik untuk bekerja jauh lebih cepat pada kesempatan

    kedua dan berikutnya. Efisiensi sistem ini, dan daya tahan hospes terhadap

    infeksi, menurun dengan bertambahnya usia, serta pada orang-orang dengan

    gangguan imun atau adanya infeksi kronis, khususnya jika pasien tersebut juga

    mengalami malnutrisi.

    Efek merusak diri mikroorganisme disebabkan oleh destruksi jaringan

    langsung oleh organisme tersebut, respons tubuh terhadap organisme, ataupun

    efek dari toksin yang dilepaskan oleh mikroorganisme tersebut. Eksotoksin

    disekresi oleh organisme ke dalam hospes sehingga menyebabkan kondisi seperti

    gas gangren, tetanus, dan botulisme. Endotoksin, yang dilepaskan akibat kematian

    organisme patogen, dapat mempunyai efek yang sama dramatisnya, dan dalam

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    14/21

    kasus ekstrem dapat menyebabkan syok septikernia, yang terbukti fatal jika tidak

    dikenali dan diobati secara cepat. Syok septikemia ditandai dengan vasodilatasi

    perifer dan penurunan tekanan darah yang tajam.

    Pencegahan infeksi luka

    Prinsip-prinsip pencegahan infeksi luka didasarkan pada pemutusan rantai

    kejadian yang menyebabkan organisme berpindah dari sebuah sumber ke dalam

    hospes yang rentan serta mengadakan multiplikasi di sana (Gambar 5.1). Rantai

    tersebut dapat diputuskan di beberapa tempat, misalnya dengan :

    1.

    Mengisolasi sumber infeksi potensial, dengan barier keperawatan

    2. Membersihkan dan melakukan desinfeksi secara efektif terhadap lingkungan

    fisik

    3.

    Perawat dan pemberi asuhan lainnya melakukan cuci tangan yang efektif

    4. Teknik pembalutan luka yang aseptic

    5. Melindungi pasien yang rentan, yang mungkin memerlukan hal yang

    berlawanan dengan barier keperawatan

    Teknik pembalutan aseptik

    Tujuan dari setiap teknik aseptik adalah untuk mencegah perpindahan

    organisme patogen ke hospes yang rentan, baik melalui kontak langsung maupun

    tidak langsung. Pada luka terbuka, di mana barier epidermalnya yang sangat

    efektif menghalangi masuknya mikroorganisme telah hilang, kadar kontaminan

    yang sangat kecil sekalipun sudah dapat menyebabkan berkembangnya infeksi

    klinis, terutama bila organismenya sangat virulen dan pejamunya memiliki daya

    tahan tubuh yang rendah terhadap infeksi, akibat defisiensi sistem imun.

    Meskipun penanggungjawab di bidang kesehatan merekomendasikan

    prosedur pembalutan luka yang sedikit berbeda, namun pada dasarnya prinsip

    prosedur tersebut sama, yaitu mencegah masuknya organisme melalui kontak

    antara luka dengan tangan perawat benda, seperti forsep, larutan pembersih, atau

    lingkungan fisik saat itu. Kepatuhan terhadap adat kebiasaan pembalutan luka,

    yang menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan kepada siswa perawat yang

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    15/21

    baru, dapat menyebabkan adanya pengkajian yang keliru keamanan pasien dari

    infeksi.

    Sejumlah teknik pengapusan (swab) yang berbeda dipraktikkan di daerah

    yang berbeda baik di Inggris maupun Amerika Serikat. Perawat, mungkin

    bersikeras bahwa metode merekalah yang terbaik, ternyata dari tiga metode yang

    ia uji untuk membersihkan keluaran dari luka bedah, tidak ada teknik yang secara

    bermakna lebih baik daripada yang lain dan semua teknik tersebut hanya

    menyebabkan redistribusi mikroorganisme. Lebih lanjut lagi, kepatuhan yang erat

    terhadap praktik ritualistik dapat menghalangi perawat menggunakan akal

    sehatnya untuk menemukan cara terbaik dalam melakukan pembalutan di tempat

    yang sulit, dengan tetap menerapkan prinsip asepsis. Memang sangat sulit

    memegang beberapa balutan modem dengan forseps, olch karena itu harus dicari

    metode alternatif yang praktis, dan harus tetap memelihara, prinsip bahwa hanya

    bahan yang tidak terkontaminasi yang dapat kontak langsung dengan permukaan

    luka terbuka. Pendekatan praktis untuk pernbersihan luka pada tipe luka yang

    berbeda, telah dibicarakan dalam Bab 4.

    Apron plastik sekali pakai dapat melindungi pasien dari organisme yang

    mengkontaminasi seragam perawat, tetapi masker kertas tidak efektif dipakai

    untuk mencegah hinggapnya organisme dari traktus spiratorius bagian atas

    perawat di permukaan luka.

    Salah satu cara terbaik untuk mengurangi fisiko infeksi adalah membuka

    luka dalam waktu sesingkat mungkin. Luka yang bersih harus dibalut sebelum

    membalut luka yang terkontaminasi. Pembuangan bekas balutan yang kotor harus

    benar-benar diperhatikan, dan kedua tangan harus dicuci secara efektif di awal

    dan di akhir setiap tindakan.

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    16/21

    Cara Alami Menyembuhkan Luka yang Terinfeksi

    DES 4

    Posted byqalbualmaqdis

    Cara Alami Menyembuhkan Luka yang Terinfeksi,- Infeksi merupakan invasi yang

    dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit. Infeksi pada luka

    termasuk infeksi yang sering ditemukan, terlebih pada luka terbuka. Namun

    bagaimana dengan proses terjadinya infeksi pada luka tersebut ? berikut

    penjelasnnya.

    Proses Infeksi pada Luka

    Saat sebuah jaringan mengalami luka terbuka,

    invasi dimulai ketika luka tersebut mengalami kontak langsung denganmikroorganisme yang membahayakan (bakteri,virus, parasit, jamur).

    Mikroorganisme ini akan hidup dan berkembang dengan sendirinya jika luka tidak

    mendapatkan perawatan yang baik. Ketika mereka berkembang, tubuh akan

    mendeteksi adanya bahaya tersebut dan mempersiapkan antibody. Kemudian akan

    terjadi perang antara mikroorganisme tersebut dengan antibody setelah tubuh

    memproduksi antibody yang ditujukan pada daerah luka. Inilah mengapa sangat

    pentingnya kita untuk mengkonsumsi makanan bernutrisi terutama protein yang

    dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan membangun jaringan pada luka. Namun

    pada faktanya asupan nutrisi dan protein belum cukup untuk menghentikan

    gempuran mikroorganisme merugikan tersebut. Anda harus tetap menjalankan

    pengobatan yang efektif dan aman untuk menyembuhkan infeksi pada luka

    tersebut.

    Tanda atau Gejala Luka yang Terinfeksi

    Dolor,- rasa nyeri pada jaringan yang terinfeksi

    Kalor,- rasa panas

    Tumor,- bukanlah sel kanker yang kita kenal, namun tumor disini merupakan

    pembengkakan.

    Rubor,- kemerahan

    Fungsio laesa,- perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi

    http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-menyembuhkan-luka-yang-terinfeksi/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-menyembuhkan-luka-yang-terinfeksi/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-menyembuhkan-luka-yang-terinfeksi/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/author/qalbualmaqdis/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/author/qalbualmaqdis/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/author/qalbualmaqdis/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-men%E2%80%A6ang-terinfeksi/%20%E2%80%8Ehttp://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-men%E2%80%A6ang-terinfeksi/%20%E2%80%8Ehttp://caramenyembuhkanluka.files.wordpress.com/2013/12/luka-yang-terinfeksi.jpghttp://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-men%E2%80%A6ang-terinfeksi/%20%E2%80%8Ehttp://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/author/qalbualmaqdis/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-menyembuhkan-luka-yang-terinfeksi/http://caramenyembuhkanluka.wordpress.com/2013/12/04/cara-alami-menyembuhkan-luka-yang-terinfeksi/
  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    17/21

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    18/21

    pada luka tersebut. Sedangkan untuk penyembuhan luka luarnya, Cell Growth

    Factor menjadi peran utamanya. Cell Growth Factor atau faktor regenerasi sel

    dapat merangsang regenerasi atau pemulihan sel dan jaringan tubuh yang telah

    rusak bahkan membusuk agar pulih dan sehat kembali. Hal inilah yang terjadi pada

    semua kasus luka dengan jaringan rusak bahkan membusuk pada luka diabetes

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    a. suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya

    cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur

    anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah

    rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi

    jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul

    :

    1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

    2. Respon stres simpatis

    3. Perdarahan dan pembekuan darah

    4. Kontaminasi bakteri

    5. Kematian sel

    b. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat

    memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat

    c. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang

    komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan

    kebutuhan pasien

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    19/21

    d. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang

    perawatan luka yang berkualitas

    3.2. Saran

    a. Pergunakanlah makalah ini sebagai pedoman dalam pembelajaran perawatan

    luka modern

    b. Jadilah calon perawat yang berkompeten dan berdaya saing.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

    Klien. Jakarta: Salemba Medika

    Bobak, K. Jensen. 2005.Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

    Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000.Pedoman Tindakan Medik dan

    Bedah. Jakarta: EGC.

    Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005.Kiat Sukses menghadapi Operasi.

    Yogyakarta: Sahabat Setia.

    Potter & Perry. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EG

  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    20/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous.,1996. Prevalence And Incidence Statistic For Open Wound.

    (Online).Http://Www.Wrongdiagnosis.Com/O/Openwound/Stats.Htm.

    Diakses Tanggal 20 Maret 2006.

    Carpenito, Lynda Juall.(1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek

    Klinik. Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

    Doenges, M. G. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta.

    Dunna, D.I. Et Al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process

    Approach2 Nd Edition : WB Sauders.

    Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Penerbit

    Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

    Kaufmann A. et al. Infect Immun. 1999 Dec;67(12):6303-

    8http://www.ascenion.de/index.php?id=233&L= akses 2 feb 2007

    Marison Moya,(2004). Manajemen Luka. EGC, Jakarta.

    Potter And Perry. (1999). Fundamental Keperawatan. Edisi 4 EGC, Jakarta.

    Specialty Medical Supply(2007). Featured Categories Within Wound Care

    DressingsHttp://Www.Specialtymedicalsupply.Com/Medical-

    Supply/Absorbers/

    http://www.wrongdiagnosis.com/o/openwound/stats.htmhttp://www.wrongdiagnosis.com/o/openwound/stats.htmhttp://www.wrongdiagnosis.com/o/openwound/stats.htmhttp://www.ascenion.de/http://www.ascenion.de/http://www.ascenion.de/http://www.specialtymedicalsupply.com/home.phphttp://www.specialtymedicalsupply.com/home.phphttp://www.specialtymedicalsupply.com/home.phphttp://www.ascenion.de/http://www.wrongdiagnosis.com/o/openwound/stats.htm
  • 8/10/2019 MAKALAH LUKA INFEKSI.docx

    21/21