Makalah Isu 1 INDAH

38
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik merupakan salah satu bentuk perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mastikasi, fonetik, serta estetik. Pada dasarnya perawatan ortodontik adalah suatu upaya yang diberikan untuk mengadakan koreksi terhadap struktur dentofasial yang sedang tumbuh atau sudah dewasa. Upaya yang diberikan antara lain menggerakkan gigi atau mengoreksi malrelasi dan malformasi struktur dentokraniofasial. Tujuannya adalah untuk memperoleh oklusi yang optimal dan harmonis, baik letak maupun fungsinya. Perawatan ortodontik terutama didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan oklusi serta tulang kraniofasial. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan terjadi perubahan palatum pada arah sagital, lateral dan vertikal, mulai dari prenatal hingga gigi geligi erupsi. Adanya ketidakseimbangan arah pertumbuhan akan menyebabkan perubahan yang berakibat ketidaksesuaian antara ukuran palatum dan relasi gigi yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi.

description

MAKALAH

Transcript of Makalah Isu 1 INDAH

28

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerawatan ortodontik merupakan salah satu bentuk perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mastikasi, fonetik, serta estetik. Pada dasarnya perawatan ortodontik adalah suatu upaya yang diberikan untuk mengadakan koreksi terhadap struktur dentofasial yang sedang tumbuh atau sudah dewasa. Upaya yang diberikan antara lain menggerakkan gigi atau mengoreksi malrelasi dan malformasi struktur dentokraniofasial. Tujuannya adalah untuk memperoleh oklusi yang optimal dan harmonis, baik letak maupun fungsinya.

1Perawatan ortodontik terutama didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan oklusi serta tulang kraniofasial. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan terjadi perubahan palatum pada arah sagital, lateral dan vertikal, mulai dari prenatal hingga gigi geligi erupsi. Adanya ketidakseimbangan arah pertumbuhan akan menyebabkan perubahan yang berakibat ketidaksesuaian antara ukuran palatum dan relasi gigi yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi. Tulang maksila terhubung dengan tulang palatum melalui sutura yang memberi kesempatan pada tulang untuk berkembang dan berkontak dengan tulang disekitarnya. Sistem sutura membuat maksila dan palatum bergerak ke depan dan ke bawah terhadap basis kranium anterior selama masa pertumbuhan. Lengkung maksila menjadi lebih tinggi dan lebih lebar akibat pertumbuhan, sementara itu lengkung palatum akan bertambah besar secara tranversal (tinggi) dan sagital (panjang) sepanjang masa kanak-kanak sampai dewasa. Pertumbuhan palatum yang aktif terjadi pada usia 12 tahun sampai usia 15 tahun. Selanjutnya pertumbuhan palatum terhenti yang disertai dengan berakhirnya penutupan sutura palatinus. Pertumbuhan maksila berhenti pada usia sekitar 15 tahun untuk perempuan dan sekitar usia 17 tahun untuk laki-laki.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu indeks maloklusi?2. Apa itu Indeks IOTN?3. Apa itu Indeks PAR?4. Apa itu Indeks ICON?5. Apa itu RME?1.3 Tujuan1. untuk mengetahui indeks maloklusi2. untuk mengetahui indeks IOTN3. untuk mengetahui indeks PAR4. untuk mengetahui indeks ICON5. untuk mengetahui RME

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Indeks MaloklusiKlasifikasi maloklusi, misalnya klasifikasi Angle berguna untuk mengelompokkan suatu maloklusi sehingga memudahkan seseorang untuk mengingat gambaran maloklusi tersebut.vmeskipun demikian klasifikasi maloklusi masih masih mempunyai kekurangan. Kekurangan klasifikasi maloklusi adalah keparahan suatu maloklusi tidak dapat diketahui meskipun terletak dalam satu kelas, ataupun seandainya digunakan untuk menilai keparahan maloklusi sifatnya subjektif. Suatu upaya dilakukan untuk mengurangi derajat subjektivitas penilaian suatu maloklusi dengan menggunakan indeks maloklusi. Indeks adalah sebuah angka atau bilangan yang digunakan sebagai indikator untuk menerangkan suatu keadaan tertentu atau sebuah rasio proporsional yang dapat disimpulkan dari sederetan pengamatan yang terus menerus. Dengan menggunakan suatu indeks dapat dinilai beberapa hal menyangkut maloklusi, misalnya prevalensi, keparahan maloklusi dan hasil perwatan. Indeks maloklusi mencatat keadaaan maloklusi dalam suatu format kategori atau numerik sehingga penilaian suatu maloklusi bisa objektif.Syarat suatu indeks maloklusi sebagai berikut :a. Valid artinya indeks harus dapaat mengukur apa yang akan diukurb. Dapat dipercaya (reliable) artinya indeks dapat mengukur secara konsisten pada saat yang berbeda dan dalam kondisi yang bermacam-macam serta pengguna yang berbeda-beda. Kadang kadang ada yang menyebut reliable sebagai reproduciblec. Mudah digunakand. Diterima oleh kelompok pengguna indeks

2.1.1 IOTN (Index of OrthodonticTreatment Need)

3IOTN berfungsi sebagai indeks untuk mengukur kebutuhan perawatan, dapat juga dipakai untuk mengukur keberhasilan perawatan.

Kelebihan dari indeks ini adalah :1. Mudah 2. Sederhana 3. Waktupemeriksaansingkat 4. Menunjukkan derajat kesesuaian yang baiksekali atar pemeriksa, sehinggabaik untuk survei epidemiologi 5. Waktu pakai 30 1 untuk memeriksa satu pasien (sedangkan pada Occulusal Index membutuhkan waktu 2-3)6. Dapatdigunakanuntuksurveisampel yanglebihbesar

IOTN mempunyai 2 komponen yaitu DHC (Dental Health Component) dan AC (Aesthetic Component). 1. Dental Health Component (DHC) Menyatakan keadaan oklusal yang dapat mempengaruhi fungsi dan kesehatan gigi dalam jangka panjang. Gambaran maloklusi yang terparah saja yang dicatat dan dikategorikan pada salah satu dari lima grade yang mencerminkan kebutuhan perawatan orthodonti.a. Grade 1 : tidak membutuhkan perawatanb. Grade 2 : sedikit membutuhkan perawatanc. Grade 3 : cukup membutuhkan perawatand. Grade 4 : membutuhkan perawatane. Grade 5 : amat membutuhkan perawatanTerdapat kriteria yang dipakai sebagai panduan untuk menentukan suatu maloklusi termasuk grade berapa. Sebuah penggaris yang dijual bebas telah disediakan untuk menetapkan DHC. Meskipun maloklusi bisa merupakan gabungan beberapa keadaan oklusal misalnya terdapat gigi berdesakan disertai jarak gigit dan tumpang gigit yang besar tetapi pada indeks ini hanya satu gambaran maloklusi yang terparah saja yang dicatat sehingga tidak ada efek kumulatif. Gambaran Maloklusi yang diperiksa untuk DHC :a. Missing (gigi hilang) b. Overjet (Jarak gigit) c. Crowding (berdesakan) d. Displacement (perubahan titik kontak) e. Overbite (tumpang gigit)Sehingga untuk mudah mengingat disingkat MOCDO.

Aesthetic ComponentMemeriksa keadaan estetik dari suatu maloklusi yang mungkin berdampak pada kondisi psikososial pasien. Pasien (juga model) yang oklusi dibandingkan dengan satu set fotostandar yang sudah disusun berdasarkan gradedari estetik yang paling baik hingga paling buruk. Perbandingan dilihatdari aspek anterior.Kategori AC :Skor 1 dan 2: tidak membutuhkan perawatan Skor 3 dan 4: sedikit membutuhkan perawatan Skor 5, 6 dan 7: cukup membutuhkan perawatan Skor 8, 9 dan 10: jelas membutuhkan perawatan

10 gambar kategori AC :

Dengan mengacu pada gambar ini derajat penampilan estetik gigi dari pasien dapat dinilai dalam salah satu tingkatan derajat tertentu. tingkat satu menunjukkan susunan gigi yang paling menarik dari sudut estetik geligi, sedangkan tingkat 10 menunjukkan susunan geligi yang paling tidak menarik.Dengan demikian skor ini merupakan refleksi dari kelainan estetik susunan geligi.Tingkatan derajat keparahan dari AestheticComponent adalah sebagai berikut: skor 1-4: tidak perlu perawatan/perawatan ringan skor 5- 7 : perawatanborderline/sedang skor 8-10: sangat memerlukan perawatan.

Skor akhir didapatkan dari rerata DHC dan AC tetapi DHC saja lebish sering digunakan. AC dikritik karena dianggap subjektif terutama bila digunakan untuk memeriksa maloklusi kelas III atau gigitan terbuka anterior karena foto-foto yanng ada mencerminkan maloklusi kelas 1 dan kelas II.2.1.2 PAR IndeksMembandingkan maloklusisebelum dansesudahperawatan dalam menentukan evaluasi standar kualitas perawatan atau mengetahui tingkat keparahan dan mengukur keberhasilan perawatan tersebut. Alat dan bahanyang digunakan Penggaris PAR danmodel gigi.

Penggaris PAR

Dari 11 komponen pada tabel di atas, terdapat 5 komponen utama dalampemeriksaannya, masing-masing komponen tersebut dinilai dan diberi bobot berdasarkan besaran yang telah ditentukan. Setiap skor komponen diakumulasikan dan dikalikan bobotnya masing-masing,sehingga menghasilkan jumlah skor akhir dari 5 komponen utama yang digunakan.Lima komponen utama yang diperiksa beserta bobotnya;a. Penilaian skor segmen anterior, bobotnya 1b. Penilaian skor oklusi bukal, bobotnya 1 c. Penilaian skor overjet, bobotnya 6d. Penilaian skor overbite, bobotnya 2 e. Penilaian skor garis median, bobotnya 4

1. Penilaian segmen AnteriorPengukuran pergeseran titik kontak dimulai dari mesial gigi kaninus kiri ke titikkontak mesial gigi kaninus kanan. Penilaian skor pada kasus ini yaitumengukur gigi berjejal (crowded), berjarak (spacing), dan impaksi gigi (impactedteeth). Gigi kaninus yang impaksi dicatat pada segmen anterior rahang atas danrahang bawah.

2. Penilaian Oklusi BukalPenilaian skor ini dicatat dalam keadaan oklusi gigi posterior di sisi kiri dan kanan mulai dari gigi kaninus ke molar terakhir, dengan cara melihat dalamtiga arah yaitu, anteroposterior, vertikal dan transversal.

3. Penilaian skor OverjetPenilaian skor ini untuk semua gigi insisivus. Penilaian dilakukan dengan menempatkan penggaris indeks PAR sejajar dataran oklusal dan radial dengan lengkung gigi. Jika terdapat dua insisivus yang crossbite dan memiliki overjet 4 mm, skornya adalah 3 (untuk crossbite) ditambah 1 (untuk overjet 4 mm), sehingga total skornya adalah 4.

4. Penilaian skor overbitePenilaian skor ini untuk semua gigi insisivus yang dinilai dari jarak tumpang tindih dalam arah vertikal gigi insisivus atas terhadap panjang mahkota klinis gigi insisivus bawah, dan dinilai berdasarkan besarnya gigitan terbuka. Skor yang dicatat adalah nilai overbite yang terbesar diantara gigi insisivus.

5.Penilaian garis medianPenilaian skor ini dinilai dari hubungan garis tengah lengkung gigi atas terhadap lengkung gigi bawah. Garis tengah lengkung gigi diwakili oleh garis pertemuan kedua gigi insisivus pertama atas terhadap garis pertemuan kedua gigi insisivus bawah. Jika gigi insisivus bawah sudah dicabut penilaian skor garis median tidak dicatat .

Penggolongan keparahan maloklusi berdasarkan skor adalah sebagai berikut :Oklusi Ideal= 0Maloklusi ringan= 1-16Maloklusi sedang= 17-32Maloklusi parah= 33-48Maloklusi sangat parah = >48

2.1.3 ICON (Indeks of Complexity, Outcome, and Need)Indeks ini bisa dikatakan merupakan gabungan dari IOTN dan PAR index. komponen-komponen penilaian ICON adalah :1. Komponen Estetik 2. Crossbite 3. Relasi Vertikal Anterior4. Diastema atau Berdesakan Rahang Atas5. Relasi Anteroposterior Segmen Bukal

Komponen EstetikGigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada model dioklusikan, kemudian dibandingkan dan dipilih yang paling mendekati dengan keadaan gigi geligi yang ada pada foto hitam putih. Lalu diberi skor sesuai dengan skor yang ada pada foto tersebut. Skala tersebut antara 1, untuk estetik yang baik, sampai 10 untuk komponen estetik yang terburuk.

Gambar Penilaian Komponen Estetik

CrossbiteGigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada model dioklusikan, kemudian dilihat ada tidaknya crossbite. Skor yang diberikan apabila dijumpai adanya crossbite adalah 1 dan 0 apabila tidak.TABEL PENILAIAN CROSSBITE SKOR 0 1

CIRI OKLUSAL(CROSSBITE) Tidak ada Crossbite Ada Crossbite

Relasi Vertikal AnteriorDisini yang dilihat adalah adanya gigitan terbuka (open bite) dan gigitan dalam (deep bite)

TABEL PENILAIAN RELASI VERTIKAL ANTERIOR SKOR 0 1 2 3 4

Openbite anterior Normal 4MM

Deepbite anterior Sampai 1/3 gigi 1/3-2/3 insisiv tertutup 2/3-seluruh insisiv bawah tertutupi Seluruh bagian insisiv bawah tertutup semua

Diastema atau Berdesakan Rahang AtasKomponen ini didapat dengan mengukur diskrepansi jumlah lebar mesiodistal gigi dengan lengkung gigiTABEL PENILAIAN DIASTEMA ATAU BERDESAKAN RA Skor 0 1 2 3 4 5

Berdesakan rahang atas 17mm

Diastema rahang atas >2mm 2,1-5 mm 5,1-9 mm >9,1mm

6. RELASI ANTEROPOSTERIORGigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada model dioklusikan dan dilihat bagaimana relasi anteroposterior pada sisi kanan dan kiri, kemudian skor kedua sisi tersebut dijumlahkan.

TABEL PENILAIAN RELASI ANTEROPOSTERIOR SEGMEN BUKAL SKOR012

Anteroposterior segmen bukalHanya relasi cups ke embrasureRelasi cups yang lainRelasi cups to cups

TABEL PEMERIKSAAN MALOKLUSI BERDASARKAN ICONNo Komponen icon Skor Bobot Hasil pengamatan

1 Komponen estetik 7

2 Crossbite 5

3 OpenbiteDeepbite 4

4 Diastema RABerdesakan RA5

5 Relasi anterior segmen bukal 3

Jumlah Skor ICON

Skor total awal yang diperoleh merupakan gambaran kompleksitas dan kebutuhan perawatan. Skor diatas 43 menunjukkan adanya kebutuhan perawatan pada kasus tersebut. Skor derajat kompleksitas perawaatn dapat dibaca sebagai berikut :a. Mudah 77Setelah selesai perawatan kasus tersebut diskor lagi dan perbedaan skor sebelum dan sesudah perawatan menunjukkan hasil perawatan yang dinyatakan dengan rumus :Derajat perbaikan = skor sebelum perawatan (4 x skor sesudah perawatan)

Keberhasilan perawatan digolongkan sebagai berikut :;a. Terjadi perubahan yang besar >-1b. Sangat berubah -25 sampai 1c. Cukup berubah -53 sampai -26d. Sedikit berubah -85 sampai -54e. Tidak berubah atau jadi jelek