Makalah Gizi-Diet Rendah Purin
-
Upload
luthfirayindra -
Category
Documents
-
view
477 -
download
60
description
Transcript of Makalah Gizi-Diet Rendah Purin
DIET RENDAH PURIN
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi
Disusun Oleh :
1. Annisa Boniyati2. Bella Sagita Hariadi3. Bondan Purwonegoro4. Era Sari5. Khoirunnisa6. Tuti Amalia Sari
Tingkat : 1-A
AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA
DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Diet Rendah Purin” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dosen
Pembimbing dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan dan semoga makalah ini dapat menambah
pemahaman dan wawasan pembaca tentang Diet Rendah Purin.
Jakarta, Mei 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 2
E. Metode Penulisan ....................................................................................................... 2
F. Sistematika Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Definisi Diet ............................................................................................................... 4
B. Tujuan Diet ................................................................................................................. 4
C. Penyakit Rendah Purin ............................................................................................... 4
1. Definisi .................................................................................................................. 4
2. Tujuan Diet ............................................................................................................ 6
3. Indikasi .................................................................................................................. 6
4. Prinsip ................................................................................................................... 6
5. Syarat .................................................................................................................... 7
6. Jenis ....................................................................................................................... 8
7. Bahan Makanan Sehari ......................................................................................... 8
8. Nilai Gizi .............................................................................................................. 9
9. Pembagian Bahan Makanan Sehari ...................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendati sering disalahartikan oleh orang awam sebagai pembatasan makanan pada
penderita suatu penyakit, definisi istilah diet yang benar adalah “pengaturan jumlah
dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap sehat”.
Terapi diet merupakan preskipsi atau terapi yang memanfaatkan diet yang berbeda
dengan diet orang normal untuk mempercepat kesembuhan dan memperbaiki status
gizi. Jika yang dimanfaatkan bukan saja diet tetapi pengetahuan gizi yang lebih luas
seperti suplemen pangan dan gizi. Berbeda dengan diet (yang ditetapkan dokter atau
ahli gizi), perencanaan lebih ditentukan oleh pasien sendiri. Seorang pasien yang
dirawat di rumah sakit akan patuh dengan diet rumah sakit, tetapi setelah pulang,
mungkin ia akan merasa bosan dan melupakan dietnya. Untuk menghindari
kemungkinan ini, pasien yang sudah pulang dapat menyusun sendiri perencanaan
makan yang memenuhi persyaratan medis dengan bimbingan teknis ahli gizi. Setiap
orang akan merasa bosan jika makanannya terus-menerus ditetapkan oleh dokter atau
ahli gizi. Dengan demikian, ia harus dilibatkan untuk menentukan jumlah dan jenis
makanannya didalam proses yang dinamakan perencanaan makan ini.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang ingin
dipecahkan yaitu, sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari purin ?
2. Apakah tujuan dari diet rendah purin ?
3. Apa saja penyakit rendah purin ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi diet rendah purin
2. Untuk mengetahui tujuan dari diet rendah purin
3. Untuk mengetahui penyakit rendah purin
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala seuatu yang
berhubungan dengan diet rendah purin.
E. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
keperpustakaan dan browsing internet. Kami menggunakan kedua metode tersebut
agar isi makalah ini bisa lebih lengkap dan berbobot.
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun berdasarkan bahasa EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Makalah ini terdiri atas 3 BAB yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini dibahas mengenai definisi
BAB III : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil pembahasan dan saran untuk para pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Diet Rendah Purin
Purin adalah protein dari golongan nukleoprotein. Sedangkan asam urat merupakan
hasil akhir dari metabolism purin. Peningkatan asam urat disebabkan karena produksi
asamurat meningkat atau pengeluaran asam urat menurun. Peningkatan produksi asam
urat berasal dari makanan yang banyak mengandung protein yang akhirnya terjadi
peningkatan pembentukan purin (pada penyakit tertentu). Jika pola makan tidak
diubah, maka kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan
menumpuknya Kristal asam urat. Apabila Kristal terbentuk dalam cairan sendi, maka
akan terjadi penyakit gout (asam urat). Lebih parah lagi jika penimbunan terjadi
dalam ginjal, tidak menutup kemungkinan akan menumpuk dan menjadi batu asam
urat (batu ginjal). Jadi, sangat jelas melakukan diet adalah jalan-jalan yang utama bagi
penyembuhan gangguan ini.
B. Tujuan Diet Rendah Purin
Diet rendah purin bertujuan agar seseorang tidak terlalu banyak mengonsumsi
makanan yang mengandung purin, sebab purin ini di dalam tubuh akan diolah
menjadi asam urat. Setiap seseorang mempunyai asam urat dalam tubuh tetapi kalau
di produksi berlebih mengakibatkan timbunan kristal berupa garam urat di persendian
yang akhirnya menyebabkan radang sendi.
C. Penyakit Rendah Purin
1. Penyakit Gout Artritis
a. Definisi
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada lutut dan/ atau jari. Hiperurisemia menyababkan simptomatologi = pengendapan kristal asam urat yang menimbulkan nyeri. Nyeri ekstensif menyebabkan artritis kronis akibat
adanya erosi tulang. Dapat juga pengendapan Kristal di ginjal sehingga pembentukan batu dan nefropati urat. Diet ini rendah purin, rendah lemak karena kadar lemak yang tinggi akan menimbulkan asedosis yang membuat urin menjadi lebih asam sehingga menyulitkan ekresi asam urat, cukup vitamin karena vitamin bersifat antioksidan dan juga berperan membantu proses metabolisme dan mineral yang akan membantu kelancaran pengeluaran asam urat melalui urine. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan berlebih.
b. Tanda Serangan Dan Gejala Penyakit Gout
Asam urat dalam tubuh dihasilkan melalui dua cara. Pertama, sebagai hasil
akhir pemecahan asam amino non esensial (glutamine dan asam aspartame).
Proses ini terjadi dalam tubuh setiap orang karena asam urat merupakan
komponen yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Kedua, sebagai
hasil akhir dari proses metabolism purin yang berasal dari makanan.
Penumpukan asam urat karena sebab pertama jarang terjadi, yang lebih sering
adalah akibat tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung purin
disertai pola konsumsi sehari-hari dengan gizi yang kurang seimbang, seperti
terlalu banyak makan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Serangan arthritis gout yang mendadak ditandai dengan sendi bengkak, panas,
dan kemerahan pada satu sendi (monoartritis) serta mencapai puncaknya
dalam 24 jam pertama, namun dapat sembuh sendiri dalam 3-10 hari.
Biasanya, sendi yang terserang adalah sendi pangkal ibu jari kaki, yang di
sebut podagra. Sendi lain yang biasa terserang adalah pergelangan kaki, tumit,
lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan siku. Purin mengkristal dalam
batu monosodium urat, kemudian mengendap di persendian.
Gejala akibat penumpukan asam urat tidak dapat di ketahui dengan segera.
Setelah kondisi ini berlangsung lama, barulah muncul rasa ngilu luar biasa
pada persendian, khususnya jari kaki dan tangan. Jika terjadi, kulit disekitar
sendi tampak bengkak kemerahan disertai demam tinggi, perut kembung, dan
hilangnya nafsu makan. Seringnya, gejala ini berlangsung beberapa hari dan
selama itu air kencing berwarna kuning pekat.Penyakit ini lazim di sebut gout
(radang sendi yang di akibatkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah).
Jika di periksa kelaboratorium, maka kada rasamurat dalam darah melonjak
mencapai 7,5 – 10 mg%. Sekalipun demikian, kadar asam urat melebihi 6 mg
% sudah cukup member petunjuk akan tingginya kadar asam urat dalam darah.
Kadar normal asam urat yang di anggap sehat adalah 2-5 mg%.
Begitu radang gout tersebut mereda, kulit yang tadinya bengkak akan melepuh
dan terasagatal. Gejala ini bisa hilang sama sekali dan tidak pernah muncul
lagi sampai berbulan-bulan. Tetapi, kalau di diamkan dan tidak segera di
tangani, maka frekuensi kambuhnya akan lebih sering dan rasa sakitnya pun
akan lebih menyiksa. Pada penderita yang sudah sangat parah dan tidak
menjalankan diet atau tidak di obati, maka penumpukan asam urat akan
membentuk Kristal asam urat, mulai yang sebesar ujung jarum pentul sampai
sebesar kelereng kecil. Biasanya, Kristal kecil tersebut muncul di bagian
telinga, sedangkan yang besar di ibu jari kaki dan siku.
c. Tujuan Diet
Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urine.
d. Indikasi Pemberian
Diet gout artritis diberikan kepada pasien dengan gout dan/ atau batu asam urat dengan kadar asam urat 7,5 mg/dl.
e. Prinsip Diet
1) Diet penyakit gout dan hiperurisemia merupakan diet rendah purin dengan
cara menghindari atau membatasi jenis-jenis makanan yang tinggi purin.
Jumlah purin yang di konsumsi per hari pada diet ini adalah 120-150 mg,
sementara asupan purin dalam diet yang normal dapat mencapai 1000 mg
per hari atau lebih. Senyawa asam urat dapat di hasilkan oleh tubuh
melalui metabolisme purin di ekskresikan keluar lewat ginjal.
2) Karena asam urat lebih mudah larut dalam urine yang alkalis, maka diet
rendah purin harus mengandung banyak karbohidrat serta lebih sedikit
lemak karena lemak akan menghambat pengeluaran purin melalui urine
dan juga dengan jumlah cairan yang memadai guna membantu
pengeluaran kelebihan asam urat.
3) Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkana
sidosis, yang membuat urine menjadi lebih asam, sehingga menyulitkan
ekskresi asam urat.
f. Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit gout artritis adalah :
1) Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau
kegemukan, asupan energi sehari dikurangi secara bertahap sebanyak
500 - 1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga tercapai berat
badan normal.
2) Protein cukup, yaitu 1,0 – 1,2 g/kg BB atau 10 – 15% dari kebutuhan
energi total.
3) Hindari bahan makanan sumber protein terutama protein yang
mempunyai kandungan purin 150 mg/ 100g. Karena protein merupakan
sumber purin, terutama protein hewani seperti hati, paru dan limfa.
4) Lemak sedang, yaitu 10 - 20% dari kebutuhan energi total. Lemak
berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui
urin.
5) Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65 – 75% dari
kebutuhan energi total. Karena kebanyakan pasien gout artritis
mempunyai berat badan lebih, maka dianjurkan untuk menggunakan
sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, ubi dan roti dan
menurunkan karbohidrat fruktosa atau gula seperti gula, permen, arum
manis, dan sirup karena dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah.
6) Vitamin yang cukup karena vitamin bersifat antioksidan dan akan
membantu proses metabolisme tubuh. Vitamin yang baik untuk penyakit
ini adalah vitamin C. Dimana fungsinya adalah sebagai antioksidan dan
akan meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin. Terkecuali pada
buah durian karena mengandung alkohol dan purin serta buah alpukat
karena mengandung lemak yang tinggi. Vitamin B juga baik untuk
penyakit gout. Tetapi tidak semua vitamin B yang dapat membantu
therapi pada penyakit gout, hanya vitamin B5 karena akan membantu
perawatan pada penderita asam urat dan B6 karena akan meningkatkan
kemampuan tubuh penderita dalam menyerap air yang diminum
sehingga kadar asam urat dapat mudah disekresi melalui urine. dan
mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. Mineral juga baik karena dapat
mempertahankan konsisi kesehatan yang baik bagi tubuh.
7) Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata-rata
asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½ liter/ hari.
g. Jenis Diet
Diet ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Diet Purin Rendah I / DPR I (1500 kkal).
Diet ini diberikan kepada penderita gout atau batu asam urat > 7,5 mg/dl
2) Diet Purin Rendah II / DPR II (1700 kkal).
Diet ini diberikan kepada penderita gout atau batu asam urat <7,5 mg/dl.
Diet rendah ini sebagai pengganti atau selingan dari diet rendah purin 1, pada umumnya kadar asam urat dianggap normal pada posisi 3,5-7 mg/dL.
Perbedaan diet ini hanya terdapat di kebutuhan kkal(energi) yg dibutuhkan setiap hari dan menu makanan yang dihidangankan. Mulai dari indikasi pemberian, tujuan diet sama yaitu memepertahankan keadaan purin dalam darah agar tetap dalam batas normal.
h. Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan DPR I DPR II
Berat (g) Urt Berat (g) Urt
Beras
Telur ayam
Ayam tanpa kulit
Ikan
Tempe
200
50
50
50
50
3 gls nasi
1 btr
1 ptg sdg
1 ptg sdg
2 ptg sdg
250
50
50
50
50
3 ½ gls nasi
1 btr
1 ptg sdg
1 ptg sdg
2 ptg sdg
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
Tepung susu skim
250
400
15
10
20
2 ½ gls
4 ptg sdg pepaya
1 ½ sdm
1 sdm
4 sdm
300
400
15
10
20
3 gls
4 ptg sdg pepaya
1 ½ sdm
1sdm
4 sdm
i. Nilai Gizi
DPR I DPR II
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
1500
61
31
247
25
547
15,4
23373
1,0
198
1700
65
31,5
289
26,5
559
16,2
23383
1,1
207
j. Pembagian Bahan Makanan Sehari
Waktu dan Bahan Makanan 1500 kkal 1700 kkal
Pagi
Beras
Telur ayam
Sayuran
Minyak
Susu skim bubuk
Gula pasir
Pukul 10.00
Buah
50 gr = ½ gls nasi
50 gr = 1 btr
50 gr = ½ gls
5 gr = ½ sdm
20 gr = 4 sdm
10 gr = 1 sdm
100 gr = 1 ptg sdg pepaya
75 gr = 1 gls nasi
50 gr = 1 btr
100 gr = 1 gls
5 gr = ½ sdm
20 gr = 4 sdm
10 gr = 1 sdm
100 gr = 1 ptg sdg pepaya
Siang
Beras
Ikan
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Pukul 16.00
Buah
75 gr = 1 gls nasi
50 gr = 1 ptg sdg
25 gr = 1 ptg sdg
100 gr = 1 gls
100 gr = 1 ptg sdgpepaya
5 gr = ½ sdm
100 gr = 1 ptg sdg pepaya
100 gr = 1 ½ gls nasi
50 gr = 1 ptg sdg
25 gr = 1 ptg sdg
100 gr = 1 gls
100 gr = 1 ptg sdg pepaya
5 gr = ½ sdm
100 gr = 1 ptg sdg pepaya
Malam
Beras
Ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
75 gr = 1 gls nasi
50 gr = 1 ptg sdg
25 gr = 1 ptg sdg
100 gr = 1 gls
100 gr = 1 ptg pepaya
5 gr = ½ sdm
75 gr = 1 gls nasi
50 gr = 1 ptg sdg
25 gr = 1 ptg sdg
100 gr = 1 gls
100 gr = 1 ptg pepaya
5 gr = ½ sdm
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Purin adalah protein dari golongan nukleoprotein. Sedangkan asam urat merupakan
hasil akhir dari metabolisme purin. Peningkatan asam urat disebabkan karena produksi
asam urat meningkat atau pengeluaran asam urat menurun.
Asam urat adalah senyawa sukar larut dalam air yg merupakan hasil akhir metabolisme purin. Gout Arthritis adalah radang pada sendi yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini disebabkan karena metabolisme purin yang tidak sempurna. Gout biasanya menyerang jari – jari kaki, terutama ibu jari kaki, pergelangan tumit, lutut, jari – jari tangan dan siku.
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
B. Saran
Di akhir kesempatan dalam makalah ini, penulis pun mempunyai saran untuk para pembaca. Untuk menjaga diet rendah purin, yaitu :
1) Membatasi makanan yang mengandung tinggi purin bagi penderita Gout.
2) Jika sudah terlihat gejala dari penyakit Gout segera ditangani oleh dokter.
3) Bila berat badan berlebih atau kegemukan, asupan energi sehari dikurangi secara
bertahap dan dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks.
4) Jangan terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kertia, Nyoman. 2009. Asam Urat. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.
2. Putra, Sitiatava Rizema. 2003. Gizi dan Diet. Jogjakarta. D-Medika.
3. Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.