MAKALAH DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI KELP 2.docx
-
Upload
aghniajolanda -
Category
Documents
-
view
443 -
download
7
Transcript of MAKALAH DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI KELP 2.docx
MAKALAH DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
UKURAN DASAR DALAM EPIDEMIOLOGI
OLEH :
KELOMPOK II
KELAS 1B
o ARYFUL YAHDI
o DINI FEBRIANI
o DWI NOVELA MITA
o DWI SEPTIA NENGSIH
o ERA AFRIANI
o JUZI MAHENDRA
o LOVIKA FEBRI KASNADI
o NURUL AIN
o SHINTYA ANGRAINI
o TONA MANANG DETA
LUBIS
o VIVIT SRI RAHYUNI
o YOSSY DIRGA AULIA
o YS OKTRIA SARI
o YULIA SOFIANI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah dasar-
dasar epidemiologi mengenai ukuran dasar dalam epidemiologi yang telah diberikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan
membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait dengan dasar-dasar epidemiologi.
Kelompok sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kelompok mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Padang, Agustus 2015
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 2
1. Tujuan umum..................................................................... 2
2. Tujuan khusus.................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Rate .......................................................................................... 3
B. Rasio......................................................................................... 8
C. Proporsi..................................................................................... 9
D. Insidens..................................................................................... 9
E. Prevalens................................................................................... 12
1. Period prevalens rate.......................................................... 12
2. Point prevalens rate............................................................ 13
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 16
B. Saran......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit merupakan gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh
seseorang. Penyakit, sakit, cedera, dan gangguan semuanya dikategorikan didalam
istilah tunggal morbiditas. Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera
atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan
dari status sehat dan sejahtera, atau keberadaan suatu kondisi sakit.Morbiditas
biasanya ditunjukkan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum atau spesifik.
Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang berisiko.
Mortalitas (kematian) dan angka kematian digunakan sebagai indikatorstatus
kesehatan. Angka morbiditas atau angka kesakitan juga digunakan sebagaiindikator kesehatan.
Pada tahun 1959, WHO menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan the
Expert Committee on Health Statistics. Ukuran pertama yang disebutkan adalah
jumlah orang yang sakit, ukuran kedua merupakan periode atau lama sakityang
dialami, dan yang ketiga adalah durai (waktu = jam, hari, minggu, bulan) penyakit. Di
dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit,
kondisi, gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angkainsidensi dan
angka prevalensi
Ukuran - ukuran epidemiologi merupakan ukuran-ukuran frekuensi penyakit
yang menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau
1
masalah kesehatan didalam populasi. Ukuran – ukuran epidemiologi tersebut,
adalah : ukuran insiden, prevalensi dan ukuran rate, rasio serta proporsi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami dan mampu melakukan perhitungan ukuran dasar epidemiologi
serta untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah dasar-dasar epidemiologi pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand).
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dan mampu menghitung ukuran insiden
b. Memahami dan mampu menghitung ukuran prevalen
c. Memahami dan mampu menghitung ukuran rate
d. Memahami dan mampu menghitung ukuran rasio
e. Memahami dan mampu menghitung ukuran proporsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
Ukuran - ukuran epidemiologi merupakan ukuran-ukuran frekuensi penyakit yang
menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan
di dalam populasi. Ukuran – ukuran epidemiologi tersebut, adalah :
A. Rate
Rate adalah perbandingan antara suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko kejadian tersebut, menyangkut interval waktu tertentu. Rate untuk
menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu.
Contohnya, penyakit campak berisiko pada balita dan penyakit cancer servik berisiko pada
wanita.
Rumus :
Rate = X
X+Yk
X : Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Y: Jumlah penduduk yang mempunyai risiko mengalami kejadian tertentu dalam kurun
waktu tertentu ( pop. At risk)
K : konstanta (angka dasar)
1. CRUDE DEATH RATE (CDR) = ANGKA KEMATIAN KASAR (AKK)
Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu (umumnya 1
tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang
bersangkutan.
Istilah crude : kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan
usia, jenis kelamin atau variabel lain.
3
Rumus :
CDR= jumlah seluruh kematianjumlah penduduk pertengahan
2. PERINATAL MORTALITY RATE (PMR) / ANGKA KEMATIAN PERINATAL
(AKP)
Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode
perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap
kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah
lahir merupakan hal yang paling penting agar kematian dan kesakitan yang seharusnya
tidak perlu terjadi dalam periode tersebut dicegah.
PMR adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat PMR :
Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :
a. Banyaknya Bayi BBLR
b. Status gizi ibu dan bayi
c. Keadaan social ekonomi
d. Penyakit infeksi, terutama ISPA
e. Pertolongan persalinan
Rumus :
PMR / AKP=
jumlahkematian janin yang dilahirkan pada usiakehamilan 28 mingguataulebih+dengan jumlah kematianbayi yangberumur kurang
dari 7hari yangdicatat selama1 tahunjumlahbayilahir hidup pada tahun yangsama
X K
4
3. NEONATAL MORTALITY RATE ( NMR ) = ANGKA KEMATIAN NEONATAL
(AKN)
Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat NMR adalah untuk
mengetahui :
a. Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b. Program imunisasi
c. Pertolongan persalinan
d. Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.
4. INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat : sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat.
5. UNDER FIVE MORTALITY RATE ( UFMR ) / ANGKA KEMATIAN BALITA
Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk
balita pada tahun yang sama.
Manfaat : Untuk mengukur status kesehatan bayi.
5
6. ANGKA KEMATIAN PASCA-NEONATAL (POSTNEONATAL MORTALITY
RATE)
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara
belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama
kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi.
Postneonatal Mortality Rate adalah : kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari
sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.
7. ANGKA KEMATIAN JANIN/ANGKA LAHIR MATI (FETAL DEATH RATE)
Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati. Kematian janin
adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas
dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda – tanda
kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda –tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter.
Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan
jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
8. MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan
dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
a. Social ekonomi
b. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
c. Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
6
9. AGE SPESIFIC MORTALITY RATE ( ASMR / ASDR )
Manfaat ASMR/ASDR adalah :
a. Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b. Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c. Untuk menghitung rata – rata harapan hidup.
Keterangan :
dX = Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur tertentu(x)
pX = Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x)
10. CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE ( CSMR )
Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu
tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut.
11. CASE FATALITY RATE ( CFR )
Adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit –penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.
7
B. Rasio
Rasio merupakan nilai relative yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Misalnya, sebuah nilai kuantitatif
A dan nilai kuantitatif B maka rasio kedua nilai tersebut adalah A/B
Contoh : pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang penderita
dan 12 diantaranya adalah anak anak maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah
12/20=3/5
Rumus rasio:
Rasio ¿xy
× k
Dimana:
x= banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu
y= banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atau atribut
tertentu, tetapi dalam hal berbeda atributnya dengan anggota x
k= 1
karena k=1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi :
rasio= x/y = x:y
Contoh:
Jika laki-laki ada 40 orang dan perempuan 60 orang
Maka rationya = 1 : 1,5
8
C. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi. Apabila
menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.
Rumus :
Proporsi = X
X+Yk
Keterangan ;
X : banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam kategori tertentu atau
subkelompok dari kelompok lebih yang besar.
Y : jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam semua kategori dari
kelompok data tersebut.
k : selalu sama dengan 100
Contoh soal :
Proporsi penduduk wanita dan laki – laki :
Jika penduduk wanita 30 orang dan penduduk laki – laki adalah 50 orang. Maka :
a. Proporsi pddk wanita : 30
30+50× 100=37,5 %
b. Proporsi pddk laki-laki = 50
30+50× 100=62,5 %
D. Insidens
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi
suatu panyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :
Data tentang jumlah penderita baru
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk).
9
Secara umum insiden dapat dibedakan menjadi 3 bentuk :
1. Incident Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Rumus yang digunakan :
Incident rate =AB
x K
Keterangan :
A : Jumlah Penderita Baru
B : Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Manfaat Incidence Rate adalah :
Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.
Contoh kasus :
Pada tahun 2005, sejumlah 412 kasus penyakit tertentu dilaporkan terjadi dikota
berpenduduk 212.000. Berapa angka insiden rate per 100.000 penduduk di kota itu selama
tahun tersebut?
Jawab :
Angka Insiden = 412
212.000 x 100.000
= 194,3
100.000
2. Attack Rate
10
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat
yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
Rumus yang digunakan :
Attack Rate =AB
x K
Keterangan :
A : Jumlah penderita baru dalam satu saat
B : Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang
sama
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Contoh kasus :
Pada sebuah kelas 2 SD dikelurahan X, ditemukan 20 orang menderita penyakit
campak diantara 50 murid SD, berapa besar Atteck rate?
Jawab :
AR = 2050
x 100 %
= 40 %
3. Secondary Attack Rate
Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena
penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
SAR = AB
x K
Keterangan :
A : Jml. Penderita Baru pd. Serangan Kedua
B : (Jml. Penddk – Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama )
11
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Contoh kasus :
Suatu keluarga terdiri dari 8 orang, pada minggu pertama anak no 3 terkena penyakit
perkusis. Empat hari kemudian anak no 2 dan no 5 terkena penyakit yang sama, dari semua
keluarga anak yang terkecil telah diberikan imunisasi DPT. Hitunglah secondary attack rate.
Jawab :
SAR = AB
x K
= 2
7−1 x 100
= 33,3 %
E. Prevalensi
Prevalensi adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan
angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko (Population at Risk). Sehingga
dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang murni, karena
Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Period Prevalen Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu
yang bersangkutan.
Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
12
Rumus yang digunakan :
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama & baru x K
-------------------------------------
Jumlah penduduk pertengahan
2. Point Prevalen Rate
Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan
jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Point Prevalen Rate = Jumlah penderita lama dan baru saat itu x K
-------------------------------------------------
Jumlah penduduk saat itu
Contoh Soal :
Skema diatas menunjukkan kejadian penyakit hepatitis B pada periode 1 Januari - 31
Desember di suatu PKM
Pada 1 januari jumlah pasien = 100
Selama periode 1 tahun rata-rata jumlah pasien = 1000
Tentukan point prevalens dan period prevalens !
Tanggal 1 Januari 5 orang pasien (kasus 1,4,6,8 dan 9) menunjukkan adanya kelainan
hepatitis B
13
Point prevalens hepatitis B pada populasi klinik tersebut pada tanggal 1 Januari adalah
5/100 = 0.05 atau 50 kasus per 1000 pasien
Selama periode 1 tahun (1 Januari – 31 Desember 1990) terdapat terdapat 10 kasus hepatitis
B. Period prevalens hepatitis B pada PKM adalah
10/100 = 0,01 atau 10 kasus per 1000 pasien
Sumber Kesalahan Dalam Pengukuran
Dalam mengukur frekwensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan – kesalahan yang
berasal dari 2 sumber yaitu :
1. Kesalahan akibat penggunaan data yang tidak sesuai :
a. Menggunakan sumber data yang tidak representative :
Hanya data dari pelayanan kesehatan saja, padahal diketahui bahwa cakupan
pelayanan kesehatan sangat terbatas dan tidak semua masyarakat datang berobat ke
fasilitas pelayanan tersebut.
b. Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang pengambilan respondennya
tidak secara acak. ( tidak memenuhi syarat Randomisasi )
c. Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang sebagian respondenya tidak
memberikan jawaban ( drop out )
2. Kesalahan karena adanya factor BIAS :
a. BIAS = adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya.
b. Sumber BIAS :
a) Dari Pengumpul Data :
- Menggunakan alat ukur yang berbeda – beda / tidak standar
- Menggunakan teknik pengukuran yang berbeda
b) Dari Masyarakat :
- Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap penyakit yang
ditanyakan
- Adanya perbedaan respon terhadap alat / test yang dipergunakan.
CONTOH SOAL :
1. Jumlah penduduk suatu daerah pada bulan januari ada 50.000 orang sementara
pada bulan november tercatat 100.000 jiwa dengan jumlah terbesar penduduk
berusia dibawah 5 tahun sebanyak 20.000 jiwa. Sementara jumlah kematian
14
tercatat 150 jiwa diantaranya 50 orang berjenis kelamin wanita dan 30 orang
berusia dibawah 5 tahun dari kematian yang ada terdapat 20 orang diakibatkan
penyakit tetanus dengan jumlah kasus sebanyak 125 kasus.
Jawaban :
CDR= 150141.667
x 100.000 = 105,8
ASDR= 3020.000
x 1000 = 1,5
CFR= 20125
x 100 % = 16 %
Penduduk tengah tahun = 50.000 + ( 1112
) x 100.000 = 141.667
Proporsi kematian laki-laki :
100150
x 100 = 66,67
Ratio kematian laki-laki : perempuan
100 : 50 = 2 : 1
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ukuran - ukuran epidemiologi merupakan ukuran-ukuran frekuensi penyakit yang
menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan
di dalam populasi. Ukuran – ukuran epidemiologi tersebut, adalah Rate, Rasio, Proporsi,
Insidens, dan Prevalensi.
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rate
merupakan perbandingan antara suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko kejadian tersebut, menyangkut interval waktu tertentu.
2. Rasio
merupakan nilai relative yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
3. Proporsi
merupakan perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
4. Insidens
merupakan gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
5. Prevalensi
16
merupakan gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
B. Saran
Dengan makalah ini kelompok mengharapkan agar pembaca dapat menghitung ukuran-ukuran dalam epidemiologi sehingga frekuensi masalah kesehatan dapat diketahui secara tepat.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiarto, Eko dan Dewi anggraini. 2003. Pengantar epidemiologi. Jakarta: EGC
2. Bustan, M.N. 2006. Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
3. Septifkmundip. Ukuran-ukuran dalam epidemiologi. [serial online] Oktober 2010
[diakses Agustus 2015]. Tersedia di URL: septifkmundip.blogspot.com/2010/10/ukuran-
ukuran-dalam-epidemiologi.html
4. Nur,Erdi, Magzaiben zainir dan Darwel. 2014. Bahan ajar epidemiologi lingkungan A.
Padang: Kemenkes RI Poltekkes Kemenkes Padang