Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx
-
Upload
hani-choi-runnisa -
Category
Documents
-
view
71 -
download
4
description
Transcript of Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx
Epidemiologi Dasar& Ukuran Kejadian PenyakitBy: dr. Titiek Hidayati, M.Kes
Senin, 16 Maret 2015 | Varo 16
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian penyakit pada populasi tertentu dan menerapkan studi ini untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.
Jadi.. populasi itu berkembang, inilah yg dikenal sebagai modern epidemiology, contohnya biomarker (penanda biologis) sampai tingkat sel dan juga DNS (misal farmakogenomik).
PENYEBAB
Melihat suatu penyakit harus berpikir holistik, seperti yang dikemukakan teori Blum (genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan).
Orang sehat dapat menjadi sakit, hal ini disebabkan oleh :
Agen : virulensi Host : perilaku (seperti cara berpakaian, pola makan), pelayanan
kesehatan yang didapat Lingkungan : tingkat lingkungan, faktor vektor Genetik
PERJALANAN PENYAKIT
Orang sehat perubahan subklinis sakit (klinis) sehat/ meninggal
Dari perjalanan penyakit dapat ditentukan bagaimana pencegahan primer, sekunder maupun tersiernya.
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Pemahaman epidemiologi yang paling dasar adalah epidemiologi deskriptif, mempelajari distribusi penyakit dari 3 aspek :
Aspek Yang Perlu Diperhatikan
Waktu (time)Minggu, bulan, tahun, periode waktu, season, dan berkaitan dengan hal tertentu.
Orang (person)Umur, jenis kelamin, agama, suku, kawin/tidak, pekerjaan, dan lain-lain.
Tempat (place)Health centre, rumah sakit, klinik, area/geografik, desa, kota, provinsi.
RR-CVE (Relative Risk of Cardiovascular Events) dan BMI (Body Mass Index)
Perioperative Antibiotics Timing of Administration
Number of ADE
Tuberculosis Distribution
APA YANG DIUKUR?
Point prevalence Period prevalence
Jumlah kasusJumlah populasiberisiko
RATIO, PROPORSI, RATE
o Ratio= PriaWanita
nilai x (pembilang) bukan bagian dari y (penyebut)
o Proporsi= PriaSemua
misal nilai x merupakan bagian dari nilai y
o Rate= Jumlahkasus dalamsatu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama
×10n ada satuan waktu
FREQUENCY AND PATTERN OF HEALTH EVENTS IN A POPULATION
Frequency Jumlah kejadian tersebut dalam suatu populasi atau risiko penyakit dalam populasi
Rate Jumlah kejadian dibagi dengan jumlah penduduk memungkinkan perbandingan seluruh populasi
Pattern Terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan oleh waktu, tempat, dan karakteristik pribadi (personal characteristics)
Dalam 10 bulan terakhir ditemukan 400 pasien menjalani operasi di rumah sakit A, 80 pasien menderita infeksi pasca operasi (30 pria dan 50 wanita).
Ratio (penderita infeksi antara pria dan wanita) = 3050
Proporsi (penderita pria atau wanita) = 3080
pada pria dan 5080
pada wanita
Rate (infeksi pasca operasi) = 80400
Keterangan tabel di atas :
― Morbiditas (angka kesakitan)― Mortalitas (angka kematian)― Relative risk (RR)― Odds ratio (OR)― Case fatality rate (CFR) = untuk mengetahui tingkat keparahannya― Crude mortality rate (CMR) = angka kematian kasar, sehingga tidak diketahui
sebab kematiannya Cause-specific mortality rate = untuk mengetahui angka
kematian karena sebab tertentu (jumlah kematiankarena sebabtertentu
jumlah penduduknya)
INSIDENSI
Jumlahkasusbaru dalamsatu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama
×10n
.2/100 4.2/100 bukan bukan 0.42/1,000 0.42/1,000
9.6/100,000 9.6/100,000 bukan bukan 0.96/1,000,000
PREVALENCE RATE
Jumlahsemuakasus dalam satu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama
×10n
INSIDENSI DAN PREVALENSI
Annual incidence= Jumlah kasus baru selama satu periode ÷ Jumlah populasi berisiko selama periode yang sama
PERIOD PREVALENCE= Jumlah semua kasus selama satu periode ÷ Jumlah populasi berisiko selama periode yang sama
Period Prevalence, Jan-Mar = 7/200= 0.035 (35 per 1000) Annual Prevalence, 2008= 12/200=0.06
PERIOD PREVALENCE= Jumlahsemuakasus selama satu periodeJumlah populasiberisiko selama satu periode
Annual Prevalence ,2008= 12200
=0.06 (6 per 100 )
Period Prevalence , JansampaiMar= 7200
=0.035(35 per 1000)
Risiko relatif (RR) digunakan pada penelitian dengan desain cohort dan cross-sectional.
Sedangkan risiko odds (OR) digunakan pada penelitian dengan desain case control, pada penyakit yang jarang terjadi sehingga jumlah penyakitnya dianggap “nol”.
DEKUBITUS
% pasien yang dirawat inap > 2 minggu % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di ICU/ICCU % pasien rawat inap > 2 minggu yg mengalami dekubitus di Bagian Peny. Dalam % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di Bagian Bedah
Indikator lain :
o Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah emergency (semua usia)o Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah elektif (semua usia)o Kematian di RS, 30 hari pasca bedah emergency pada pasien dengan hip
fracture (usia > 65)o Kematian pasien di RS, 30 hari setelah masuk akibat heart attack (usia+50)
Angka kematian pada tindakan bedah Congenital Heart Defect berdasarkan jenis prosedur & kelompok umur :
Studi prevalensi VS insidensi :
Pengantar Epidemiologi
Materi kali ini sebenernya sama kayak misc tahun lalu, karena cuma dikasih slide sama dr.Titiek, beliau lebih menjelaskan slide kuliah “Epidemiologi Dasar & Ukuran Kejadian Penyakit”, kalau kuliah “Pegantar Epidemiologi” cuma singkat penjelasannya.
PENDAHULUAN
A. Pandangan Sejarah Epidemiologi1. Hippocrates (2000 tahun yang lalu) mengungkapkan bahwa faktor
lingkungan dapat mempengaruhi kejadian penyakit2. John Snow (1848-1849 dan 1853-1854) mencatat adanya asosiasi sumber air
minum dan kematian karena kholera. Dulu pada zaman penjajahan, dia mendapatkan adanya kasus kematian di suatu desa yang meminum air dari suatu sumber mata air (katakanlah sungai A). Kemudian dia berjalan kaki untuk mendata jumlah orang yang sakit dan jumlah orang yang meninggal, setelah itu dia membuat peta penyebarannya. Dan hasilnya, orang yang mengalami diare biasanya memakai air dari sungai A. John Snow menyimpulkan bahwa yang paling banyak sakit dan meninggal itu yang menggunakan sumber air A dibanding sumber air B/ yang lainnya.Maka dia membuat hipotesis bahwa ada kaitannya antara diare dan air. Kemudian dia melakukan intervensi dengan mengganti air dari sumber air A ke sumber air yang lain, ternyata dengan hanya mengganti sumber air jumlah penduduk yang sakit dan meninggal menurun dengan cepat, padahal pada saat itu belum ditemukan antibiotik maupun bakteri Cholera itu sendiri. Dengan penelitiannya ini, John Snow disebut sebagai Bapak Epidemiologi.
3. Abad 19/20 dilakukan epidemiologi untuk membuktikan hubungan kausal antara penyakit dengan faktor-faktor penyebabnya.
Secara terminologi, epidemiologi berarti :
Epi = uponDemos = peopleOlogy = science
Menurut Oxford English Dictionary, “the branceh of medical science which treats epidemics”
Dalam Kuller LH: American J of Epidemiogy 1991;134:1051 : “epidemiology is the study of “epidemics” and their prevention”
Anderson G. In: Rothman KJ: Modern Epidemiogy : “the study of the occurrence of illness”
Jadi epidemiogi adalah ilmu yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada masyarakat. Epidemiologi juga merupakan jembatan penghubung antara ilmu biomedis, sosial, dan perilaku. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan faktor penyebab (determinan) suatu masalah kesehatan (penyakit) yang menimpa sekelompok penduduk (masyarakat).
Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan (CDC, 2002: Last 2001, Gardis 2000).
Banyak banget ya pengertian epidemiologinya, hehehe Nah pengertian yang terakhir diatas adalah definisi terbaru dari epidemiologi, perbedaannya apa? Bedanya ada pada kata “sekelompok penduduk” diganti menjadi “populasi”. Karena kata populasi memiliki arti yang lebih luas. Misalnya populasi wanita usia produktif, populasi lansia, dll. Kemudian “kausa/ hubungan” juga diganti dengan istilah yang lebih luas yaitu “determinan”. Determinan artinya hal itu belum jadi faktor risiko, namun suatu bahaya yang berpotensi menjadi faktor risiko nantinya. Jadi kita bisa mengetahui lebih awal lagi untuk bisa mengendalikannya. Karena tujuan mempelajari epidemiologi ini adalah untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan. Jika dari definisi lama epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari epidemik/ outbreak atau kejadian suatu penyakit. Sedangkan pada definisi baru epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian dan penyebaran penyakit-penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu, termasuk ilmu tentang faktor yang mempengaruhi (determinan) suatu negara, dan penerapan ilmu epidemiologi untuk mengontrol masalah kesehatan. (Porta M, Last J, Greenland S. A Dictionary of Epidemiolgy, 2008)
B. Ahli EpidemiologiAhli epidemiologi adalah seorang profesional yang berusaha untuk
mempelajari dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu, memiliki pengalaman dalam hal populasi dan metode epidemiologi, dan memiliki pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan inferensi kausal dalam kesehatan. (Porta M, Last J, Greenland S. A Dictionary of Epidemiolgy, 2008)
Seorang ahli epidemiologi harus menguasai ilmu yang diantaranya :1. Kesehatan masyarakat (public health), karena menekankan pada pencegahan
penyakit.2. Kedokteran klinis (clinical medicine), karena menekankan pada klasifikasi
penyakit dan diagnosis (pembilang/ numerator).3. Patofisologi (pathophysiology), karena kebutuhan untuk memahami
mekanisme biologis dasar dalam penyakit (riwayat alami/ PAP, Perjalanan Alamiah Penyakit).
4. Biostatistika (biostatistic), karena kebutuhan untuk mengukur frekuensi penyakit dan hubungan dengan yang sebelumnya/ nenek moyangnya (penyebut/ denominator, pengujian hipotesis).
5. Ilmu sosial (social sciences), karena kebutuhan untuk memahami konteks sosial pada penyakit yang terjadi dan menyajikan hal tersebut (faktor penentu sosial dari fenomana kesehatan).
C. Tujuan EpidemiologiDengan mempelajari epidemiologi, kita bisa mengkaji hal-hal dibawah ini :
1. Untuk meneliti sifat/ sejauh mana fenomena kesehatan di masyarakat/ mengidentifikasi prioritas.
2. Untuk mepelajari riwayat alamiah dan prognosis masalah kesehatan.3. Untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko.4. Untuk merekomendasikan/ membantu dalam penerapan/ mengevaluasi
intervensi terbaik (tindakan pencegahan dan terapeutik).5. Untuk memberikan landasan bagi kebijakan publik.
Arah tujuan epidemiologi adalah untuk :1. Untuk menggambarkan status kesehatan (distribusi penyakit) populasi
implikasi kebijakan publik.2. Untuk menjelaskan etiologi suatu prnyakit.3. Untuk memperkirakan kejadian suatu penyakit atau dampaknya.4. Untuk mengontrol penyakit, hal ini berkaitan dengan strategi pencegahan
yaitu :a. Pencegahan primer, dengan mengurangi kejadian suatu penyakit
(dicegah sebelum penyakitnya muncul)b. Pencegahan sekunder, dengan mencegah penyakit menjadi bertambah
parah (penyakitnya sudah muncul, segera dilakukan pengobatan yang adekuat untuk mencegah komplikasi)
c. Pencegahan tersier dengan mengurangi kecacatan/ meningkatkan kualitas hidup (dampak suatu penyakit sudah mencapai komplikasi, kemudian dilakukan upaya untuk mencegah timbulnya kecacatan dan jika sudah timbul kecacatan maka harus dilakukan upaya meningkatkan kualitas hidup)
5. Untuk menerapkan metode epidemiologi pada ruang lingkup lainnya.
Epidemiologi dapat diaplikasikan secara :1. Klasik : deskriptif, observasional, field, analisis, eksperimental, penerapan,
pelayanan kesehatan, pelayanan primer, rumah sakit, CD (communical disease-penyakit menular), NCD (non communical disease-penyakit tidak menular), lingkungan, lingkungan pekerjaan, psiko-sosial, dll.
2. Modern : faktor risiko, molekuler, genetik, perjalanan hidup, CVD (cardiovascular disease), nutrisi, bencana, dll.
PEMBAGIAN EPIDEMIOLOGI
A. Menurut Jenisnya1. Epidemiologi deskriptif
Identifikasi hubungan-hubungan suatu penyakit dikaitkan dengan :a. Waktu, kapan kasus tersebut terjadi? Kapan terjadi penurunan dan
peningkatan?b. Tempat, dimana terjadinya? Mengapa prevalensi terbesar ada di
daerah A?c. Orang, siapa yang terjangkit atau terinfeksi? Mengapa hasil terapinya
berbeda antar individu?Epidemiologi deskriptif bertujuan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang penting dalam suatu populasi dan membantu langkah awal untuk mengontrol penyakit.
b. Untuk memperbarui hipotesis etiologi suatu penyakit agar bisa dilakukan studi analitik epidemiologi.
2. Epidemiologi analitikBertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara suatu penyakit dengan kemungkinan faktor-faktor etiologis, genetis dan lingkungan.
b. Menguji lebih lanjut hipotesis etiologi suatu penyakit.3. Epidemiologi eksperimen
Untuk mengevaluasi efektivitas suatu intervensi kesehatan dan atau program-program pencegahan dan pengobatan.
B. Menurut Studinya (Metodologi)1. Studi eksperimental, dengan cara memanipulasi paparan pada sampel
penelitian. Setiap studi eksperimental akan melakukan perlakuan pada kelompok sampelnya yang dibandikan dengan kelompok kontrol. Dalam studi eksperimental, metode RCT (Randomized Clinical Trial) adalah metode yang terbaik dan levelnya paling tinggi. Tapi karena pada studi epidemiologi ini sampel penelitiannya merupakan manusia, hal ini tentunya sangat rentan terpaut masalah etik. Sehingga jika tidak memungkinkan RCT dapat menggunakan cohort atau case control atau cross-sectional.
2. Studi observasional :a. Studi ekologib. Studi cross-sectionalc. Studi case controld. Studi cohort
Bagan di atas merupakan perjalanan terjadinya penyakit dan dampaknya, yang dikaitkan dengan upaya-upaya pencegahan sesuai dengan fase penyakitnya. Mulai dari orang yang sehat dapat terjangkit suatu penyakit jika diinduksi penyakit tersebut. Pada tahap ini diperlukan upaya pencegahan primer untuk mencegah inisiasi proses patologis (agar tetap terjadinya homeostasis tubuh secara normal, namun jika penyakit tersebut sudah terlanjur berkembang dan mengganggu homeostasis tubuh (sudah terjadi proses patologisnya), perjalanan penyakit akan terus berkembang walaupun mungkin tidak menimbulkan gejala/ asimptomatik). Pada tahap ini sangat
mungkin untuk dilakukan upaya pencegahan sekunder dengan melakukan deteksi dini penyakit. Sampai pada tahap ini dinamakan dengan masa laten. Ketika fase ini juga tidak dapat dicegah dengan baik, maka akan meningkat ke fase selanjutnya ketika penyakit tersebut sudah bisa menimbulkan gejala dan tanda. Pada keadaan ini, pasien sudah sakit dan sangat mungkin datang ke dokter untuk melakukan upaya pengobatan. Maka dokter pada tahap ini bukan hanya melakukan terapi kuratif, tapi juga melakukan upaya pencegahan tersier untuk mencegah komplikasi atau mengurangi kecacatan bahkan kematian.
C. Menurut Isinya (Content)1. Clinical epidemiology2. Pharmaco-epidemiology3. Molecular epidemiology
Konsep molecular cancer epidemiology menurut Weinstein & Perera (1982), “Advanced laboratory methods are used in combination with analytic epidemiology to identify at the biochemical or molecular level specific exogenous and/or host factors that play a role in human cancer causation”.Kontribusi dari epidemiologi molekuler :
a) Telah lama dikenal berdasarkan penelitian ekperimental, bahwa karsinogen termasuk Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs), mengeluarkan efek dengan mengikat DNA dan membentuk “adducts”yang dapat menyebabkan mutasi dan akhirnya berkembang menjadi sel kanker.
b) Jadi dengan menggunakan “adducts” sebagai biomarker memiliki keuntungan yang secara teori bahwa mereka mencerminkan kerusakan kimiawi yang spesifik terhadap genetik yang secara mekanik relevan dengan karsinogenesis.
Tujuan dari epidemiologi molekuler sangat luas dan mencakup :(i) deskriptif dan kajian analitis untuk mengevaluasi host / penyakit
interaksi lingkungan(ii) pengembangan strategi pencegahan untuk mengendalikan bakteri,
parasit dan virus gangguan melalui diagnosiis molekuler(iii)pencegahan non-penyakit menular dan gangguan genetik dengan
menilai resiko dan mengidentifikasi individu rentan melalui genetika. Pencapaian sasaran-sasaran ini tergantung pada ketersediaan :
(i) bidang bioteknologi canggih peralatan, reagen dan perlengkapan untuk analisis potensi genetik dan faktor-faktor risiko lingkungan
(ii) epidemiologi molekuler yang terlatih mampu mengintegrasikan biologi molekular ke dalam penelitian epidemiologi dan kesehatan masyarakat praktik.
4. Environmental epidemiology5. Occupational epidemiology6. Nutrition epidemiology7. Genetic epidemiology
8. Dan lain-lain
EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
A. DefinisiEpidemiologi dalam pelayanan kebidanan yaitu epidemiologi yang mengkaji distribusi serta determinan peristiwa morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang terjadi dalam layanan kebidanan.
B. TujuanTujuan epidemiologi kebidanan adalah untuk mengenal faktor risiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara penanggulangannya.
C. Manfaato Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam pelayanan
kebidanan.
o Untuk pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan sumber daya kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan) khususnya berkaitan dengan pelayanan kebidanan.
D. Terjadinya Masalah KesehatanMerujuk kepada paradigma epidemiologi klasikal yang berasumsi bahwa
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir (output) interaksi antara penjamu (host), agent dan lingkungan (environment), maka dalam pelayanan kebidanan dapat diuraikan bahwa :
Host (penjamu) adalah ibu hamil Agent adalah hasil konsepsi yaitu janin/ fetus yang ada dalam kandungan
ibu hamil Environment adalah lingkungan sosial budaya serta pelayanan kesehatan
yang diterima oleh ibu hamil.Perbedaan epidemiologi pelayanan kebidanan dengan epidemiologi
penyakit infeksi, antara lain: pada penyakit infeksi agent merupakan faktor yang harus dieleminasi, akan tetapi pada epidemiologi kebidanan agent adalah hasil konsepsi/ janin yang harus dilindungi, yang pada kelanjutannya akan menimbulkan masalah kesehatan sendiri.
E. Faktor-faktor Risiko Dalam Pelayanan KesehatanFaktor risiko bagi kematian ibu (mortalitas) dapat dibedakan, antara lain :
1. Faktor-faktor reproduksi
― Usia ― Paritas― Kehamilan tak diinginkan
2. Faktor-faktor komplikasi kehamilan― Perdarahan pada abortus spontan/ alamiah― Kehamilan ektopik/ diluar cavum endometrium ― Perdarahan pada trimester III kehamilan― Perdarahan postpartum― Infeksi nifas― Gestosis/ keracunan kehamilan― Distosia/ kesulitan persalinan― Abortus provokatus
3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan― Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan― Asuhan medis yang kurang baik― Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial
4. Faktor-faktor sosial budaya― Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik― Ketidaktahuan dan kebodohan― Kesulitan transportasi― Status wanita yang rendah― Pantangan makanan tertentu pada wanita hamilUntuk menangani angka kematian ibu (AKI), Depkes bersama dengan
WHO, UNICEF dan UNDP sejak tahun 1990-1991 telah melaksanakan program Safe Motherhood. Upaya intervensi dalam program tersebut yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe Motherhood :
KB Pelayanan ante natal Persalinan yang aman Pelayanan kebidanan esensial (kebidanan dasar dan obstetri esensial)
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Komponen proses penyakit menular :a. Faktor Penyebab Penyakit Menular b. Interaksi Penyebab dengan Pejamu c. Mekanisme Patogenesis d. Sumber penularan
Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) Kekebalan kelompok (Herd immunity) adalah tingkat kemampuan atau
daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat
kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Pada populasi tersebut dilakukan imunisasi pada sebagian individu (bukan pada semua populasi) ini bisa melindungi individu yang tidak mendapatkan imunisasi. Konsep inilah yang disebut kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok bisa terjadi jika cakupan minimal kelompuk telah terpenuhi. Namun, jika cakupan minimal tersebut tidak terpenuhi maka kekebalan yang diharapkan tidak akan terbentuk, individu yang rentan bisa dengan mudah terkena penyakit, bahkan yang sehatpun juga bisa tertular penyakit tersebut.
MULTIPLE CAUSATION OF DISEASE (Konsep Ganda Penyebab Penyakit)
1. Teori Hippocratic dan Miasmatic (Theory of Disease Causation)a. Hippocrates – Epidemiologis
Mengamati penyebab dan penyebaran penyakit Menggunakan pendekatan rasional Mengamati pengaruh faktor lingkungan & penjamu pada penyakit
b. Galen – Teori Miasmatic malaria = udara yang buruk
2. Penelitian Epidemiologis KlasikPengamatan pada penyakit menular dan defisiensi zat gizi.
3. Contagion and Germ Theory of Disease Fracastorius : penyebaran penyakit oleh contagion Edward Jenner : vaksin smallpox John Snow : bapak epidemiologi Louis Pasteur : vaksinasi untuk rabies & anthrax Robert Koch : identifikasi Bacillus anthracus
4. Postulate KochSuatu agen :
― Harus dijumpai pada setiap kasus penyakit― Dapat diisolasi dan ditanam dalam media― Menyebabkan penyakit pada orang sehat― Dapat diisolasi dan ditanam lagi
― Tidak dijumpai pada penyakit lain5. Defisiensi Zat Gizi
James Lind (mid 1700) : citrus melindungi dari scurvy (defisiensi vit.C) Casal (1762) : pellagra (defisiensi niasin) Joseph Goldberger (1920) : pellagra diinduksi dan disembuhkan dgn diet
KONSEP PENYEBAB GANDA (Multiple Causation) PENYAKIT PADA MANUSIA
Proses terjadinya penyakit pada manusia terjadi pada sistem ekologi manusia. Penyakit tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Penyakit pada manusia terjadi sebagai akibat interaksi berbagai faktor. Faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya penyakit :
1. Faktor penyebab penyakit (agent)Penyebab penyakit adalah suatu faktor yang harus ada (a sine qua non)
pada proses terjadinya penyakit. Agent merupakan benda hidup atau benda mati (unsur, zat, atau kekuatan) yang oleh karena adanya kontak yang efektif dengan penjamu yang rentan (suspectible) pada kondisi lingkungan yang tepat akan berlaku sebagai rangsang (stimulus) proses terjadinya penyakit. Klasifikasi penyebab penyakit adalah sebagai berikut :
a. Penyebab biologis: virus, ricketsia, bakteri, jamur (fungi), protozoa (misal cacing, plasmodium).
b. Penyebab nutrisi: dapat karena kelebihan (misal hiperkolesterolemia), atau karena kekurangan (misal kekurangan yodium, zat besi).
c. Penyebab kimiawi: merupakan bahan kimia yang bersifat racun (gas, uap, larutan).
d. Penyebab fisik: merupakan zat fisik yang dapat menimbukan gangguan pada manusia, misal tekanan atmosfir, kelembaban, bising, vibrasi, panas, cahaya dan radiasi.
e. Penyebab mekanik: merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan sobekan, tembus, kehancuran dan dislokasi.
2. Faktor inang atau penjamu (host)
― Keturunan atau genetik― Umur― Jenis kelamin― Ras/ etnis― Ukuran keluarga― Agama
― Status perkawinan― Pekerjaan― Status gizi dan konstitusi
tubuh― Perilaku hidup― Daya tahan tubuh
3. Faktor lingkungan (environment)Lingkungan ialah keseluruhan kondisi luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan organisme penyebab penyakit dan penyebab penyakit yang lain. Komponen lingkungan terdiri atas :
a. Lingkungan fisik terdiri atas semua benda mati dan semua sifat yang dimiliki.
b. Lingkungan biologis tersusun atas benda-benda hidup atau organisme, yaitu :1) Flora : sebagai sumber makanan dan penyebab penyakit.2) Fauna : sebagai sumber makanan, penampung (reservoir) dan
perantara (vektor) penyebab enyakit.c. Lingkungan sosial-ekonomi :
1) Wilayah pemukiman2) Pembangunan ekonomi3) Gangguan sosial
MODEL EKOLOGI
1. Model Segitiga Epidemiologi (Epidemiolgic Triangle) Pada penyakit menular.
2. Model Roda Pada penyakit keturunan.
3. Model Jaring-jaring Pada penyakit tidak menular (misal hipertensi).
KAUSALITAS
Kausalitas adalah sesuatu yang :
― Konstan― Unik― Memiliki kemampuan menduga secara sempurna
Contoh : Dalam sistem yang stabil sepenuhnya, X Y, memanipulasi atau merubah X akan menimbulkan akibat perubahan Y.
Sifat Hubungan Kausal1. Hubungan: Kekuatan hubungan, dinyatakan dengan Odds Ratio (OR) >1
dan Relative Risk (RR)2. Urutan waktu: Rancangan penelitian yang sesuai3. Arah hubungan
Asimetris Perubahan sebagai konsekuensi
Gambar di atas menunjukkan 4 dimensi yang terarah dalam penelitian bidang kesehatan. Keempat dimensi ini harus didukung juga dengan penguasaan dibidang ilmu dasar dan biomedis; aplikasi dalam klinis; kesehatan masyarakat, budaya dan populasi; dan sistem dan pelayanan kesehatan.
Desain Penelitian
Seperti pada bagan di atas, studi epidemiologi itu ada 2 bagian utama sesuai dengan cara studinya, yaitu epidemiologi deskriptif dan studi analitik. Epidemiologi deskriptif mempelajari pada populasi dan individunya langsung dan tidak melakukan perbandingan antar kelompok, tentunya cara studinya akan berbeda dengan studi analitik yang melakukan studi dengan metode membandingkan. Epidemiologi deskriptif dengan subjek suatu populasi, dapat menggunakan penelitian dengan studi korelasi untuk melihat hubungan dan keeratannya. Sementara pada subjek penelitian individu, dapat menggunakan desain penelitian case report, case series, dan cross-sectional. Pada studi analitik, melakukan penelitian dengan membandingkan dan bahkan perlakuan pada subyek penelitian, ada 2 macam yaitu studi observasional dan eksperimental. Untuk studi observasional, desain penelitiannya sama dengan individu ditambah dengan desain penelitian case control dan cohort. Sementara pada penelitian eksperimental bisa menggunakan desain penelitian RCT (Randomized Clinical Trial) sebagai level penelitian tertinggi dan eksperimental semu.
PENGUKURAN ANALITIK KEJADIAN PENYAKIT
Rasio pembilang (numerator) tidak termasuk dalam penyebut (denominator), contohnya perhitungan AKI/ angka kematian ibu (Jumlah ibumeninggalakibat melahirkanJumlah ibumelahirkandenganselamat
)
Proporsi pembilang termasuk dalam penyebut, tetapi waktu tidak termasuk, contohnya perhitungan prevalensi (
Jumlah seluruhkasusb aik barumaupun lamaJumlah populasiberisiko
)
Rate pembilang termasuk dalam penyebut, dan waktu juga termasuk, contohnya
perhitungan insidensi (Jumlah kasusbaru
Jumlah populasiberisiko)