Makalah Case 1

download Makalah Case 1

of 35

Transcript of Makalah Case 1

MAKALAH CASE 1 Matra UdaraBlok Matra

Tutorial D3Tutor : Bp. Maman Subarman, S.si, M.Biomed

Rina Eka Melyana Sari (206.311.063) Ajeng Febri M. (207.311.036) Dwi Utami (207.311.049) Octovianus Gilbert (207.311.057) Frisca Ayu Purmasari (207.311.073) Nur Ajiyanti S. (207.311.076) Erwin Ramadhani (207.311.087) Rizky Arfina (207.311.088) Yudhi Try Laksono (207.311.092) Priskilla Permatasari Putri (207.311.093)

Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2010

KASUS Anda adalah seorang dokter lulusan FK UPN yang berhasil masuk menjadi dokter TNI AU. Pada awal penugasan anda di Lanud Atang Sanjaya Bogor anda langsung mendapat tugas untuk menjadi Panitia Kesehatan Lomba Terjun Payung Nasional di daerah Bogor. Lomba dilaksanakan di Lapangan Olahraga Lanud Atang Sanjaya. Jenis lomba adalah ketepatan mendarat dari ketinggian 25.000 kaki dan payung harus dibuka pada ketinggian 3000m. Jumlah tim yang ikut 14 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang penerjun. Pada penerjun pertama seluruh peserta akan diterjunkan dari ketinggian 25.000 kaki dengan pesawat angkut C 130 Hercules dan selain crew pesawat, didalam pesawar juga diikut sertakan seorang jumping master sebagai instruktur serta pengawas lomba. a. b. c. d. Ilmu dasar apa saja yang dipergunakan untuk mengantisipasi terjadinya masalah Gangguan kesehatan apa yang mungkin akan terjadi pada para penerjun? Persiapan serta tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan? Bagaimana melindungi penerbang agar lomba dapat berjalan dengan aman? Dalam pelaksanaan penerjunan semua peserta bisa terjun di lapangan olah raga Lanud Atang Sanjaya. 10 menit setelah penerjunan salah satu peserta, Tn. Gugi umur 36 tahun mengeluh dada tibatiba terasa sakit dan nafas sesak. Pada awal lomba semua peserta sudah dilakukan cek kesehatan dengan hasil semua dalam kondisi sehat dan diperbolehkan mengikuti lomba. Dari anamnesa kepada Tn. Gugi sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti yang dirasakan. Pada riwayat penyakit dahulu tidak ada riwayat Hipertensi dan Diabetes. Tn. Gugi sudah menikah dan memiliki 2 anak dengan kondisi keluarga baik. Selain olah raga payung juga seorang pemain tenis lapangan. Tidak punya kebiasaan merokok maupun minum minuman keras. Tidak ada pantangan untuk makan dan minuman. Pemeriksaan Umum: KU: tampak kesakitan dan sesak nafas Tekanan darah: 130/80 mmHg Nadi: 86 x/menit RR: 28 x/menit Kepala, THT, dan mulut: dbn Jantung: ictus cordis dbn. Tidak terdengar murmur dan suara jantung yang abnormal Paru: vesiculer normal 2 kesehatan akibat kegiatan lomba?

Pemeriksaan lokal:

Pemeriksaan EKG: dbn 1. Analisa terhadap Tn. Gugi. Hipotesis apa terhadap masalah Tn. Gugi? Setelah melaksanakan penatalaksanaan terhadap masalah kesehatan Tn.Gugi, datang seorang crew pesawat Serma Dudu yang menyertai para peserta lomba untuk terjun. Serma Dudu menceritakan kepada Anda bahwa setelah semua peserta lomba diterjunkan, Pesawat Hercules C-130 kembali kepangkalan. Dalam perjalanan kembali, Serma Dudu tertidur di pesawat. Pada saat akan landing, telinga sebelah kiri dirasakan sangat sakit. Serma Dudu berusaha untuk mengadakan gerakan menelan ludah, mengunyah, tetapi rasa sakit belum hilang. Sesampainya didarat, rasa sakit tersebut berangsur berkurang dan baik dengan sendirinya. Serma Dudu berkonsultasi dengan Anda dan menanyakan mengapa hal tersebut dapat terjadi karena belum pernah merasakan sakit seperti itu meskipun sudah beberapa kali ikut dalam penerbangan. Serma Dudu juga berkonsultasi tentang bagaimana pencegahannya serta cara mengatasinya jika sewaktu-waktu hal tersebut akan terjadi lagi.

3

ATMOSFER Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya juga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air. Pembagian Atmosfer Berdasar Sifat-sifatnya Berdasarkan sifat-sifatnya atmosfer dapat dibagi menjadi 4 (empat) lapisan, yaitu : 1) Lapisan Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tipis dan terletak dari permukaan bumi sampai ke ketinggian 1012 km. Sifat-sifat troposfer pada umumnya adalah: suhu berubah-ubah, makin tinggi suhu makin rendah, arah dan kecepatan angin berubah-ubah, ada uap air dan hujan, serta ada turbulensi. Oleh karena sifat troposfer yang sering berubah-ubah ini, maka sebenarnya tempat ini kurang ideal untuk penerbangan; tetapi pada kenyataannya banyak penerbangan dilakukan di lapisan ini, sehingga kemungkinan bahaya penerbangan menjadi lebih besar. 2) Lapisan Stratosfer Lapisan stratosfer terbentang di atas lapisan troposfer sampai ke ketinggian 5080 km. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan tropopause. Sifat-sifat stratosfer ialah: suhu tetap walaupun ketinggian berubah yaitu 55C, tidak ada uap air dan turbulensi. Oleh karena sifat-sifat stratosfer lebih stabil dibandingkan dengan troposfer, maka stratosfer ini sebenarnya adalah tempat yang ideal untuk kegiatan penerbangan. 3) Lapisan lonosfer Lapisan ionosfer terbentang dari atas stratosfer sampai ke ketinggian antara 600-1.000 km. Pada lapisan ini udara sangat renggang dan terjadi reaksi fotokhemis dan fotoelelektris, sehingga atom-atom dan molekul-molekul gas ada yang menerima muatan listrik, menjadi ion-ion. Oleh karena pembentukan ionion inilah maka terjadi panas yang tinggi sehingga suhu udara di sini sampai 2.000C. 4) Lapisan Eksosfer

4

Lapisan Eksosfer adalah lapisan atmosfer yang paling atas, di sini gas-gas tidak kontinu lagi hubungan molekulnya; atomatom dan molekul-molekulgas membentuk pulau-pulau udara yang satu sama lain dipisahkan oleh ruang hampa. Oleh karena sifat inilah maka lapisan ini dibedakan dengan ketiga lapisan di atas. Ketiga lapisan atmosfer yang berada di bawah eksosfer disebut pula atmosfer, sedang eksosfer disebut outer atmosfer Pembagian Atmosfer Berdasarkan Ilmu Faal Atmosfer juga dapat dibagi dalam 3 (tiga) daerah berdasarkan ilmu faal, yaitu : 1) Physiological Zone Daerah ini terbentang dari permukaan bumi sampai ke ketinggian 10.000 kaki. Di daerah ini orang praktis tidak mengalami perubahan faal tubuhnya, kecuali daya adaptasi gelapnya saja yang memanjang bila berada pada ketinggian lebih dari 5.000 kaki. 2) Physiological Defficient Di daerah ini orang akan mengalami kekurangan fisiologi atau mengalami kelainan faal tubuh berupa hipoksia, tetapi masih dapat ditolong dengan pemberian oksigen saja. Daerah ini terbentang dari ketinggian 10.000 kaki sampai 50.000 kaki. 3) Space equivalent zone Atmosfer di atas 50.000 kaki dinamakan space equivalent zone, karena di sini orang akan mengalami hipoksia berat dan cara pertolongan atau perlindungan sama seperti di ruang angkasa. OZONOSFER Di samping lapisan-lapisan atmosfer di atas, kita mengenal suatu lapisan dalam atmosfer yang disebut ozonosfer karena mengandung banyak gas ozone. Lapisan ini terbentang antara ketinggian 12 km sampai 70 km dan yang terbanyak ozonenya berada pada ketinggian antara 45 km sampai 55 km. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ozonosfer adalah payung bumi terhadap sinar ultra violet. Tekanan Atmosfer Seperti benda-benda lain, gas juga mempunyai berat. Berat 1 meter kubik udara pada permukaan laut dengan tekanan 760 mmHg dan suhu 0C adalah 1.293 gram. Oleh karena berat udara inilah maka tiap permukaan atau bidang di dalam atmosfer menerima teknan, yang besarnya sesuai dengan berat udara yang ada di atasnya. Tekanan inilah yang disebut tekanan atmosfer atau tekanan barometer bila diukur untuk tiap sentimeter persegi. Makin tinggi makin kurang tekanan udaranya, karena jumlah udara yang berada di atasnya makin kurang pula. Jadi tekanan barometer mengecil bila ketinggian bertambah Tinggi (km) Tekanan 0 1 16 0,1 32 0,01 48 0,00 64 0,0001 80 0,00001 5

(atm) Karena sifat-sifat atmosfer sering berubah-ubah, terutama bagian bawah, maka perlu diadakan suatu perjanjian mengenai sifat-sifat atmosfer yang tetap pada tiap ketinggian. Ketentuanketentuan ini merupakan suatu daftar dan disebut susunan atmosfer standard USA Standard Atmosphere Ketinggian (kaki) 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000 30.000 32.000 34.000 35.000 36.000 38.000 40.000 42.000 44.000 46.000 48.000 50.000 52.000 54.000 56.000 58.000 60.000 Tekanan (mmHg) 760,0 706,0 656,3 609,3 564,4 522,6 483,3 446,4 411,8 379,4 349,1 370,8 294,4 269,8 246,9 225,6 205,8 187,4 175,9 170,4 154,9 140,7 127,9 116,3 105,7 96,05 87,30 79,34 72,12 65,55 59,58 54,15 Temperatur (C) 15,0 11,0 7,1 3,1 - 0,8 - 4,8 8,9 12,7 16,7 -20,7 24,6 28,6 32,5 36,5 40,5 44,4 48,4 52,4 55,0 55,0 55,0 - 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0 55,0

Suhu Atmosfer Semakin tinggi kita naik semakin rendah temperatumya. Pada lapisan atmosfer bagian bawah, berlaku suatu ketentuan, bahwa suhu akan menurun 2C setiap kita naik 300 m ke atas atmosfer. Pada lapisan stratosfer suhu telah menjadi sekitar 55C. Pada lapisan ionosfer terjadi reaksi pembentukan ion, sehingga suhu pada lapisan ini naik menjadi 2.000C. Jelas bahwa pada penerbangan tinggi dengan menggunakan pesawat yang ada pada dewasa ini, yang terpenting adalah problem penurunan suhu sehingga perlu dilengkapi dengan alat pemanas. 6

Ada empat perubahan sifat atmosfer pada ketinggian yang dapat merugikan faal tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya, yaitu : 1) Perubahan atau mengecilnya tekanan parsiil oksigen di udara. Hal ini dapat mengganggu faal tubuh dan menyebabkan hipoksia. 2) Perubahan atau mengecilnya tekanan atmosfer. Hal ini dapat menyebabkan sindrom dysbarism. 3) Berubahnya suhu atmosfer. 4) Meningkatnya radiasi, baik dari matahari (solar radiation) maupun dari kosmos lain (cosmic radiation)

Aviation MedicineInteraksi 3M Tujuan: untuk mencegah terjadinya kecelakaan Aviation Medicine ~ Preventive Medicine (Host Agent Environment) Media

Man 3M terdiri atas: -

Machine

Man: yaitu manusia yang berada dalam penerbangan, misalnya: pilot, penerjun, penumpang dalam pesawat.

Manusia-nya itu sendiri dipengauhi oleh: faktor usia, jenis kelamin, faktor psikis, pekerjaan, riwayat kesehatan sebelumnya, fungsi faal paru & perubahan fisiologinya. Media: merupakan lingkungan sekitar penerbangan, misalnya: cuaca, tekanan Atmosfer, ketinggian Machine: merupakan alat untuk penerbangannya, yaitu: jenis pesawat (Hercules C130), keadaan mesin pesawatnya.

7

PERSIAPAN PENERBANGAN Persiapan Pemeriksaan Kesehatan sebelum penerbangan mencakup: Pemeriksaan Kesehatan Gigi Geligi Fungsi: Untuk mencegah terjadinya Aerodontalgia, rasa sakit pada gigi yang diakibatkan perubahan tekanan udara di luar tubuh yang menjadi kecil, biasanya diakibatkan oleh gigi yang rusak. Sebagai Identifikasi (Identitas diri) oleh kesehatan Forensik jika terjadi suatu musibah. Pemeriksaan THT Fungsi: untuk mencegah terjadinya Aerosinusitis (Barosinusitis) yang terjadi pada saat pilek, dimana mukosa saluran pernapasan akan membengkak sehingga saluran napas menjadi menyempit. Untuk pencegahannya: diberi obat tetes hidung. Untuk mencegah terjadinya Aerotitis (Barotitis Media). Untuk pencegahannya: dianjurkan untuk melakukan gerakan menelan ludah secara berulang-ulang ke tenggorokan atau dengan cara memakan permen, dsb. Pada penderita pilek, radang pada saluran pernapasan & radang pada telinga dilarang melakukan penerbangan dulu. Pemeriksaan Penyakit-Penyakit lain, seperti: Tekanan darah tinggi (hipertensi) DM Penyakit Jantung (lemah jantung, Infark miokard) Batuk, sesak napas (asma-paru, bronkitis, TB) Penyakit pada hepar (sirosis hepatis) Penyakit Maag (Gastritis) Penyakit tekanan bola mata tinggi (Glaukoma) diberi tetes mata tiap hari Penyakit Reumatik, lumpuh akibat stroke, dsb Untuk mencegah terjadinya pengembangan gas dalam saluran pencernaan: hindari makanan/minuman yang dapat menimbulkan/mengandung gas, agar tidak memperbesar jumlah gas di dalam saluran pencernaannya. Persiapan lainnya: Membawa obat-obatan yang sesuai dengan jenis penyakit yang dideritanya. Barang-barang bawaan tidak melebihi batas berat dan ukuran yang telah ditentukan (tidak lebih dari 30 kg), untuk mencegah terjadinya trauma akibat tertimpa barang bawaan pada saat landing. 8

HALO JUMPING HALO/HAHO adalah akronim yang menggambarkan cara pengiriman personel, peralatan dan suplai brg lainnya dari transportasi udara pada ketinggian yang tinggi melalui Free-fall parachute. HALO dan HAHO juga dikenal dengan nama MFF (Military Free Fall). HALO (High Altitude-Low Opening) : terjun pada ketinggian yang tinggi dan membuka parasut pada ketinggian yang rendah. HAHO (High Altitude-High Opening) : melakukan pembukaan parasut pada ketingguan tinggi hanya beberapa detik setelah jumping dari pesawat terbang. Metode Terjun HALO ini mulai di perkenalkan pada tahun 1960 oleh Angkatan Udara Amerika Serikat yang melakukan serangkaian percobaan dan di prakarsai oleh Colonel John Stapp pada akhir tahun 1940-an Dalam Penempatan HALO/HAHO , kelompok dikirimkan dari ketinggian antara 25.000 kaki (7600m) dan 90.000 kaki (27.000m). Penerjun akan melompat dari pesawat akan jatuh bebas dlm bbrp periode di kecepatan terminal lalu akan membuka parasut pada ketinggian yang rendah.

Risiko kesehatan Pada ketinggian 22.000 kaki (7.600m), tekanan parsial oksigen untuk pernapasan rendah. Pada ketinggian tersebut penerjun di lengkapi dengan helm yang mampu menyuplai oksigen sejenis helm pesawat tempur dan di lengkapi dengan GPS sebagai kompas untuk mengatur di mana posisi darat yang di kehendaki. Hal ini dpt menyebabkan hipoksia Selain itu juga dapat terjadi penyakit dekompresi Bahaya bisa datang dari kondisi Penerjun Misalnya, rokok merokok, alkohol dan obat-obatan (termasuk histamine antagonists, sedatives, dan analgesics), anemia, karbon monoksida, kelelahan dan kegelisahan dapat mengakibatkan semua pelompat menjadi lebih rentan terhadap 9

Hypoxia dan bisa menyebabkan pingsan di udara dan membahayakan dalam proses pembukaan parasut.

AEROFISIOLOGI --Mekanisme Adaptasi Efek tekanan oksigen yang rendah terhadap tubuh Tabel menunjukkan nilai aproksimasi tekanan barometrik dan tekanan oksigen di berbagai ketinggian. Menghirup udara Ketinggian (kaki) 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 *nomor di dalam kurung : nilai teraklimatisasi Tek. PO2 Barometer Di (mmHg) udara (mmHg) 760 159 523 110 349 73 226 47 141 29 87 18 PCO2 di PO2 dalam Saturasi udara alveoli oksigen (mmHg) (mmHg) arteri (%) 40 (40) 104 (104) 97 (97) 36 (23) 67 (77) 90 (92) 24 (10) 40 (53) 73 (85) 24 (7) 18 (30) 24 (38) PCO2 dalam alveoli (mmHg) 40 40 40 40 36 24 Menghirup oksigen murni PO2 di Saturasi udara oksigen (mmHg) arteri (%) 673 100 436 100 262 100 139 99 58 84 16 15

tek. Barometrik Hipoksia pd fisiologis tempat tinggi Penurunan tek. Baromet rik & tek. O2 parsial secara proporsional Tek. O2 selalu tetap dari waktu ke waktu yaitu sekitarnya 21% dari tek. Barometric total

P O2 Alveolus di berbagai ketinggian Kolom ke-5 pada tabel 43-1 memperlihatkan nilai aproksimasi PO2 di alveoli pada berbagai ketinggian bila seseorang menghirup udara biasa dalam keadaan teraklimatisasi dan tidak teraklimatisasi. Pada ketinggian permukaan laut, PO2 alveolus : 104mmHg ; pada ketinggian 20.000 kaki, tekanan ini menurun sampai sekitar 40mmHg pada orang yang tidak teraklimatisasi, tetapi hanya sampai 53mmHg pada orang yang teraklimatisasi. 10

-

Perbedaan kedua hal ini : bahwa ventilasi alveolus meningkat sekitar 5x lipat pada orang yg teraklimatisasi

Karbon dioksida dan uap air menurunkan O2 alveolus Karbondioksida terus menerus dieksresikan dari darah Paru ke alveoli Air yang menguap kedlm udara inspirasi ke permukaan alat pernafasan

mengencerkan O2 di dalam alveoli Menurunkan kadar O2 Tek. Uap air di dalam alveoli tetap 47mmHg selama suhu tubuh normal, tidak bergantung pada ketinggian Karbondioksida selama berada di tempat yang snagat tinggi, PCO2 alveolus turun dari 40mmHg (nilai dipermukaan laut) ke nilai yang lebih rendah Pada seseorang yang teraklimatisasi, yang ventilasinya meningkat sampai 5x lipat, terjadi penurunan PCO2, sekitar 7mmHg akibat peningkatan pernafasan..

Saturasi Hb oleh O2 di berbagai ketinggian Pada ketinggian kira 10.000 kaki, saturasi O2 arteri setidkanya masih tetap setinggi 90% Diatas 10.000 kaki, saturasi O2 arteri turun secara progresif, sehingga saturasinya hanya 70% pada ketinggian 20.000 kaki dan sangat berkurang pd tmpt yg > tinggi Efek menghirup oksigen murni terhadap PO2 alveolus di berbagai ketinggian Bila seseorang menghirup O2 murni sbagai pengganti udara biasa sbagian besar ruangan di alveoli yg sblmnya N2 skrg menjd terisi O2 Pada ketinggian 30.000 kaki penerbang dapat mempunyai PO2 : 139mmHg bukan 18mmHg seperti ketika menghirup udara biasa Saturasi tetap di atas 90% sampai penerbang naik kira 39.000 kaki ; kemudian menurun dengan cepat sampai kira 50% pada ketinggian 47.000 kaki Aklimatisasi terhadap PO2 rendah Seseorang yg tinggal ditempat tinggi slama bbrapa hari, minggu/tahun, menjadi smakin teraklimatisasi trhadap PO2 rendah efek buruknya thdp tubuh makin lama makin berkurang. 11

-

Prinsip utama yg terjadi pd aklimatisasi ; 1) Peningkatan ventilasi paru yg cukup besar 2) Peningkatan jumlah sel darah merah 3) Peningkatan kapasitas difusi paru 4) Peningkatan vaskularisasi jaringan perifer, dan 5) Peningkatan kemampuan sel dalam menggunakan oksigen sekalipun nilai PO2 rendah

Peningkatan ventilasi paru peran kemoreseptor arteri PO2 rendah scara mendadak akan mrangsang kemoreseptor arteri kemoreseptor akan meningktkan ventilasi alveolus menjadi maksimal sekitar 1,65x di atas normal. Bila seseorang kemudian tinggal di tempat yg sangat tinggi slma beberapa hari kemoreseptor masih meningkatkan ventilasi sampai naik menjadi 5x normal. Kenaikan ventilasi paru yg mendadak saat kita naik ke tempat tinggi akan menghilangkan CO2 PCO2 me pH cairan tubuh. Semua prubahan ini akan menghambat pusat pernafasan batang otak melawan efek PO2 yang rendah untuk merangsang pernafasan menggunkan kemoreseptor pernafasan perifer di badan carotid dan badan aortik. Namun efek hambatan hilang dlm waktu 25hari pusat pernafasan dpt mengadakan respon maksimal thdp rangsangan kemoreseptor sbagai akibat dari hipoksia & ventilasi meningkat sekitar 5x normal. Penyebab hilangnya hambatan trjadi karena adanya pe kadar ion bikarbonat dlm cairan cerebrospinal sbgaimana dlm jar. Otak. Perubahan tsb me pH cairan di sekeliling neuron kemosensitif di pusat pernafasan me aktivitas pusat tsb dlm menstimulasi pernfasan.

Peningkatan jumlah SDM dan konsentrasi Hb selama aklimatisasi Hipoksia mrpkn rangsangan utama yg menyebabkan pe produksi SDM. Ketika seseorang terpajan oleh kadar O2 rendah slama berminggu, Ht perlahan dari 40-45 menjadi rata 60 sesuai dg pe Hb dari 15gr/dl menjadi 20gr/dl Volume darah juga bertambah : 20-30%, pe ini di kali pe konsentrasi Hb darah mghsilkan pe total Hb tubuh menjadi 50%/lebih Peningkatan kapasitas difusi setelah aklimatisasi Kapasitas difusi normal untuk oksigen ketika melalui membrane paru : kira 21ml/mmHg/menit, kapasitas difusi dpt me sbyak 3x lipat slama olahraga, dan dapat terjadi jg di tmpt tinggi.

12

-

Sbagian dari pe ini disebabkan : pe luas daerah permukaan tmpt oksigen berdifusi ked lm darah. Sebagian lagi oleh pe volume udara paru, yg mengakibatkan interface kapiler-alveolus > meluas lagi.

-

pe tek. Darah arteri paru mendorong untuk darah untuk mlalui > banyak kapiler alveolus daripada dlm keadaan normal, terutama bag. Atas paru.

Perubahan sistem sirkulasi perifer Selma aklimatisasi-peningkatan kapilaritas jaringan. Di tempat tinggi , curah jantung me 30%, tetapi kemudian turun kembali menjadi normal dalam hitungan minggu sering terjadinya pe Ht darah, jadi jumlah O2 yg diangkut ke jaringan tubuh perifer dlm kisaran normal. Adaptasi sirkulasi yg lain : pe jumlah pertumbuhan kapiler yang bersirkulasi secara sistemik di jar. Non paru : pe kapailaritas jaringan (angiogenesis). pe kapilaritas akan terlihat nyata pd jaringan aktif yg terpajan hipoksia kronik. Contoh : kepadatan kapiler dlm otot ventrikel kanan me secara bermakna akibat hipoksia & beban kerja yg berat oleh hipertensi pulmonal pd ketinggian. Aktimatisasi sel pd binatang yg scara alami hidup di ketinggian 13.000-17.000 kaki, sistem mitokondria sel & enzim oksidatif > banyak dri daerah setinggi permukaan laut diduga sel jaringan orang yang teraktimatisasi oleh ketinggian juga dapat menggunakan oksigen > efektif dibandingkan sesamanya yg tinggal di permukaan laut Aktimatisasi alami pada penduduk asli yang hidup di tempat tinggi

13

-

PO2 oksigen arteri pd penduduk asli yg tinggal di tmpat tinggi hanya 40mmHg tp krna jumlah Hb > banyak jumlah O2 dlm darah arteri penduduk asli tsb mjd > bnyk dri yg tinggal di tmpt rendah.

-

PO2 vena pd penduduk asli di tmpt tinggi hnya 15mmHg > rendah dri PO2 vena di tmpt rendah. Skalipun PO2 arterinya sangat rendah menunjukkan bahwa pengangkutan O2 ke jaringan sangat efektif pd penduduk asli yg tinggal di tmpt tinggi yg teraktimatisasi scara alami.

Penurunan kapasitas kerja di tempat tinggi dan efek positif aktimatisasi selain depresi mental yg disebabkan oleh hipoksia, kapasitas kerja semua otot jg sangat menurun pd hipoksia. Kapasitas normal) 50 68 kerja (% dari

Tidak teraktimatisasi Teraktimatisasi slama 2bulan

Penduduk asli yang hidup di ketinggian 87 13.200 kaki tetap bekerja di ketinggian 17.000 kaki Jadi, penduduk asli yg teraktimatisasi secara alami, sehari-hari dapat bekerja di tmpat tinggi hampir sama sprti orang normal yg tinggal di tmpat setinggi permukaan laut, tp penduduk dari tmpat rendah yg kemudian teraktimatisasi dg baik hampir tdk pernah mencapai hasil sebaik penduduk asli itu dalam bekerja.

14

HYPOXIA Adalah suatu sindrom yang terjadi secara akut, sebagai akibat dari tidak adekuatnya oksigenasi jaringan, yang merupakan kelanjutan dari penurunan tekanan partial oksigen dalam udara yang diisap pada pernapasan. Anoxia yang artinya tanpa oksigen , kadang dipakai sebagai kata persamaan dari hipoxia, tetapi lebih tepat bila kita menggunakan istilah hypoxia dalam ksus penyakit ketinggian yang akut ini, karena jaringan tidak akan mengalami kondisi dimana tidak memiliki oksigen sama sekali. Secara umum hypoxia dibagi menjadi 4, yaitu : 1. Hypoxic hypoxia, disebabkan karena penurunan tekanan oksigen pada udara yang diisap, atau di paru-paru, atau karena keadaan dimana terjadi gangguan difusi oksigen untuk masuk kedalam darah melalui membran alveoli. Contoh : a. penurunan tekanan atmosferr yang dengan demikian menurunkan juga tekanan oksigen dalam alveoli seperti yang terjadi pada ketinggian. b. gangguan pada pernapasan seperti yang terjadi pada asma (dimana tulang rawan bronkhiol mengkerut sehingga mengganggu ventilasi paru-paru), pneumonia (di mana penimbunan cairan didalam alveoli menghalangi difusi oksigen menyebrangi membran alveoli-kapiler) dan penyumbatan jalan udara seperti pada tumor atau terselak benda asing (strangulasi). c. hubungan langsung arterial-venous seperti yang terjadi pada gangguan kardiovaskular yang kongenital. 2. hypemic ( Anemic hypoxia), adalah hypoxia yanh disebabkan karena menurunnya daya angkut oksigen yang dimiliki oleh darah sebagai akibat penurunan kadar hemoglobinnya. Contoh : 1 gram hemoglobin mengangkut 1,34 cc oksigen dan orang normal punya kemampuan untuk mengangkut oksigen 20 cc tiap 100 cc darah. Bila orang yang sama mengalami luka dan hemoglobinnya menurun setengahnya karena hilangnya mengangkut 10 cc oksigen dalam 100 cc darah. darah, maka dia hanya dapat

15

3. Histotoxic hypoxia, terjadi bila penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh terhalang. Alkohol, narkotika, dan sejenisracun seperti sianida akan mempengaruhi kemampuan sel untuk menggunakan oksigen yang telah tersedia walaupun jumlah pemasokan cukup memadai. Selama terjadi histotoxic hypoxia , oksigen HHb dalam darah venous kejenuhannya lebih tinggi dari normal, karena oksigen tidak dapat dilepaskan ke jaringan. Sebab jaringan ini tidak mampu melakukan metabolisme dengan oksigen yang disediakan. 4. Stagnant hypoxia, terjadi karena kegagalan aliran darah atau sirkulasi, sehingga aliran darah melalui jaringan berkurang. Selagi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen cukup memadai, namun ada ketidak lancaran aliran darah. Keadaan seperti kegagalan jantung, spsme arteri, penutupan pembuluh darah dan penimbunan darah yang terjadi positif G , serta bernapas dengan tekanan yang sangat tinggi dapat menyebabkan terjadinya stagnant hypoxia. Faktor-faktor yang mem[engaruhi hypoxia, munculnya tanda dan berat ringannya gejala yang timbul pada hypoxic hypoxia yang akut tergantung pada : 1. Ketinggian tempat 2. Kecepatan naik 3. Lamanya di ketinggian 4. Suhu lingkungan 5. Kegiatan fisik 6. Faktor individual : a. Toleransi perorangan b. kesempatan jasmani c. emosi d. aklimatisasi meski telah diketahui bahwa semakin tinggi semakin berat gejala hypxianya, tetapi pada pengamatan terlihat bahwa dengan kecepatan naik yang cukup besar akan dapat dicapai ketinggian yang lebih tinggi, sebelum gejala yang sangat berat timbul. Lamanya ditempat itu pun sangat menentukan. Suhu lingkungan yang tinggi dan kegiatan fisik akan memunculkan gejala hypoxia walaupun ketinggiannya masih lebih rendah. Kesempatan jasmani dan aklimatisasi dengan tempat yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mencapai batas atas individualnya, sedangkan kelesuan dan kurangnya daya kompensasi faali pernapasan dan sirkulasi, akan menurunkan batas atas itu. Pembagian hypoxia berdasarkan tingkatan yang berkaitan dengan tekanan atmosfer, ketinggian dan kejenuhan oksigen dalam darah, berikut tabelnya : TINGKAT HYPOXIA TINGKAT BERNAPAS UDARA BERNAPAS OKSIGEN 100% PROSES KEJENUHAN OKSIGEN DALAM ARTERI 16

Indifferent Compensatory Disturbance critical

0 10.000 10.000 15.000 15.000 20.000 20.000 23.000

34.000 39.000 39.000 42.500 42.500 44.800 44.800 45.500

95 90 90 80 80 70 70 - 60

Indifferent stage : hanya memanjangnya daya adaptasi gelap, yang sudah muncul pada ketinggian 5.000 kaki. Hal ini menekankan bahwa bagi penerbang perlu menggunakan oksigensejak dari permukaan tanah waktu terbang malam, terutama para penerbang pemburu. Perubahan elektrokardiografi mungkin sudah muncul pada ketinggian 5.000 kaki, juga ada kenaikan kecepatan nadi dan sedikit kenaikan ventilasi alveolar.

Compensatory stage :

kompensasi faali dapat memberikan ketahanan terhadap hypoxia,

sehingga pengaruh hypoxia itu tidak nampak atau laten, kecuali bila ada perpanjangan keberadaannya ditempat itu atau melakukan kegiatan fisik disitu. Pernapasan meningkat kedalaman dan kecepatannya . kecepatan denyut nadi, sirkulasi, dan cardiac out put meningkat. Disturbance stage : pada tingkat ini kemampuan faali tidak lagi mampu untuk menyediakan oksigen yang adekuat bagi jaringan, kebutuhan oksigen yang laten menjadi muncul disini. Gejala subjektif dapat meliputi kelelahan, lesu, somnolen, pusing, sakiot kepala, susah bernapas, dan euforia. Kadang tidak timbul gejala subjektif sampai terjadinya hilangnya kesadaran. a. Panca indera, kedua penglihatan perifer dan sentral ketajamannya menurun. Daya perabaan dan rasa sakit berkurang atau hilang. Pendengaran adalah indera terakhir yang terganggu atu hilang. b. Proses kejiwaan, kemunduran kecerdasan adalah tanda permulaan dan menyebabkan individu itu tidak mampu mengadakan usaha mengatasi ketidakmapuannya. Daya pikir lamban, daya ingat jelek. c. Sifat kepribadian, mungkin akan muncul sifat kepribadian dasar dan emosional seperti pada keracunan alkohol. Mungkin akan timbul euphoria, elation, pugnaciousness, over-confidence, atau moroseness. d. Fungsi psychomotor, koordinasi otot menurun dan gerakan otot yang kecil atau halus mungkin tidak dapat dilaksanakan. Akibatnya akan timbul gerakan kaku terpatah-patah, tulisan tidak terbaca, koordinasi waktu terbang aerobatik dan formasi menjadi jelek. e. Gejala hyperventilasi f. Cyanosis, kulit menjadi berwarna kebiru-biruan karena adanya reduced hemoglobin di kapiler. Critical stage, ini adalah tingkatan dimana kesadaran menjadi hilang. Hal ini mungkin sebagai hasil kegagalan sirkulasi (fainter) atau kegagalan sistem saraf pusat (non-fainter, hilangnya kesdaran dengan tekanan darah masih dipertahankan). Pada pada daerah frontalkeduanya ini bisa timbul konvulsi dan kegagalan pusat pernapasan. 17

Gejala hypoxia, sakit kepala dan lesu adalah keluhan yang biasa setelah mengalami suatu hypoxia yang berat pada waktu yang lama. Sakit kepala ini tersebar, tetapi yang akut sering terasa pada daerah frontal, pengobatan yang terbaik adalah tidur, tetapi bila sakit kepalanya hebat sekali perlu diberikan 100% oksigen. Mual, muntah dan keringat dingin mungkin juga terjadi, tetapi akan hilang setelah 24-48 jam kemudian. Kerusakan jaringan otak yang menetap yang diakibatkan oleh hypoxia relatif sangat jarang. Ada variasi individual dalam kemampuan menahan hypoxia dan kemampuan mencapai batas ketinggian pada tiap orang. Salah satu usahanya adalah pernapasan yang lebih dalam adalah peningkatan tekanan partial oksigen di paru-paru dan peningkatan kebebasan dalam darah. Pencegahan dan pengobatan hypoxic hypoxia, adalah pemberian oksigen 100% jika ada kegagalan sirkulasi perifer, maka sebabnya harus dicari dahulu baru pengobatan diberikan sesuai dengan apa yang ditemukan. Kesembuhan dari hypoxia terjadi dengan cepat bila cukup diberikan oksigen. Ambang kesadarn akan dicapai lagi setelah pemberian oksigen yang memadai selama 15 detik, bagi orang yang telah jatuh pingsan. Bernapas dengan tekanan, beberapa metode dilakukan untuk mencegah terjadinya hypoxia diatas 40.000 kaki, dengan meningkatkan tekanan partial oksigen alveoli. Salah satu caranya adalan bernapas dengan 100% oksigen dan tekanannya lebih tinggi dari tekanan sekitarnya. Untuk ini diperlukan regulator tekanan untuk bernapas. Masker dan katup masker yang khusus. Pada pernasan normal, inspirasi terjadi secara aktif dan ekspirasi secara pasif, sedang pada bernapas dengan tekanan terjadi kebalikannya , yaitu inspirasi secara pasif dan ekspirasi secara aktif, melawan tekanan. Tekanan rata-rata oksigen dalam masker yang tertinggi akan menjamin proteksi faali terhadap hypoxic hypoxia. Bernapas dengan tekanan yang terus menerus akan memberikan tekanan oksigen didalam masker yang hampir sama dengan tekanan yang diberikan oleh regulator. Bernapas dengan tekanan yang terputus-putus akan memberikan tekanan oksigen dalam masker hanya sepertiga sampai setengahnya puncak tekanan masker. Oleh karena itu tekanan rata-rata oksigen paling tinggi dalam masker akan didapat pada bernapas dengan tekanan yang terus menerus.

18

DYSBARISM (PENYAKIT DEKOMPRESI) Definisi dysbarism adalah semua kelainan yang terjadi akibat berubahnya tekanan sekitar tubuh, kecuali hipoksia. Klasifikasi Dysbarism dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Karena pengembangan gas dalam rongga tubuh (barotitis media, barosinusitis, Karena penguapan gas yang terlarut didalam darah (bends, chokes) aerodentalgia) 2.

A. Pengaruh Mekanis Gas-gas dalam Rongga Tubuh 1. Traktus Castro Intestinalis Gas-gas terutama berkumpul dalam lambung dan usus besar. Sumber gas-gas tersebut sebagian besar adalah dari udara yang ikut tertelan pada waktu

makan dan sebagian kecil timbul dari proses pencernaan, peragian atau pembusukan (dekomposisi oleh bakteri). Gas-gas tersebut terdiri dari O2, CO2, metan, H2S dan N2 (bagian terbesar). Apabila ketinggian dicapai dengan perlahan, maka perbedaan antara tekanan udara di luar dan di dalam tidak begitu besar sehingga pressure equalisation yaitu mekanisme penyamanan tekanan berjalan dengan lancar dengan jalan kentut atau melalui mulut. Gejalagejala yang dirasakan adalah ringan yaitu rasa tidak enak (discomfort) pada perut. Apabila ketinggian dicapai dengan cepat atau terdapat halangan dalam saluran pencernaan maka pressure equalisation tidak berjalan dengan lancar, sehingga gas-gas sukar keluar dan timbul rasa discomfort yang lebih berat. Pada ketinggian di atas 25.000 kaki timbul rasa sakit perut yang hebat; sakit perut ini secara reflektoris dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara drastis, sehingga jatuh pingsan. 19

-

Tindakan preventif agar tidak banyak terkumpul gas dalam saluran pencernaan, meliputi : a. b. c. Dilarang minum bir, air soda dan minuman lain yang mengandung gas CO2 Makanan yang dilarang sebelum terbang adalah bawang merah, bawang putih, Tidak dibenarkan makan dengan tidak teratur, tergesa-gesa dan sambil bekerja. Ketinggian segera dikurangi sampai gejala-gejala ini hilang. Diusahakan untuk mengeluarkan udara dani mulut atau kentut Banyak mengadakan gerakan. Telinga sebelum terbang. kubis, kacang-kacangan, ketimun, semangka dan chewing gum.

-

Tindakan regresif bila gejala sudah timbul, adalah : a. b. c.

2. -

Bertambahnya ketinggian akan menyebabkan tekanan dalam telinga tengah menjadi lebih besar dari tekanan di luar tubuh, sehingga akan terjadi aliran udara dani telinga tengah ke luar tubuh melalui tuba Eustachii.

-

Bila bertambahnya ketinggian terjadi dengan cepat, maka usaha mengadakan keseimbangan tidak cukup waktu; hal ini akan menyebabkan rasa sakit pada telinga tengah karena teregangnya selaput gendang, bahkan dapat merobekkan selaput gendang. Kelainan ini disebut aerotitis atau barotitis.

-

Kejadian serupa dapat terjadi juga pada waktu ketinggian berkurang, bahkan lebih sering terjadi karena pada waktu turun tekanan di telinga tengah menjadi lebih kecil dari tekanan di luar sehingga udara akan mengalir masuk telinga tengah, sedang muara tuba eustachii di tenggorokan biasanya sering tertutup sehingga menyukarkan aliran udara.

-

Bila ada radang di tenggorokan lubang tuba Eustachii makin sempit sehingga lebih menyulitkan aliran udana melalui tempat itu; hal ini berarti kemungkinan terjadinya banotitis menjadi lebih besar. Di samping itu pada waktu turun udara yang masuk ke telinga tengah akan melalui daerah radang di tenggorokan, sehingga kemungkinan infeksi di telinga tengah sukar dihindarkan.

-

Tindakan preventif terhadap kelainan ini adalah : a. b. Mengurangi kecepatan naik maupun kecepatan turun, agar tidak terlalu besar Menelan ludah pada waktu pesawat udana naik agar tuba Eustachii terbuka selisih tekanan antana udana luan dengan telinga tengah. dan mengadakan gerakan Valsava pada waktu pesawat turun. Gerakan Valsava adalah menutup mulut dan hidung kemudian meniup dengan kuat. c. Melarang terbang para awak pesawat yang sedang sakit saluran pernapasan 20 bagian atas.

d. -

Penggunaan pesawat udana dengan pressurized cabin.

Tindakan represif pada kelainan ini adalah : o Berhenti naik dan datar pada ketinggian tersebut sambil menelan ludah berulang-ulang sampai hilang gejalanya. o Bila dengan usaha tadi tidak berhasil, maka pesawat diturunkan kembali dengan cepat sampai hilangnya rasa sakit tadi.

a) Bila terjadinya pada waktu naik, dilakukan :

b) Bila terjadi pada waktu turun, dilakukan : o Berhenti turun dan datar sambil melakukan Valsava berulang sampai gejalanya hilang. o Bila usaha di atas tidak berhasil, pesawat dinaikkan kembali sampai rasa sakit hilang, kemudian datar lagi untuk sementara. o Bila rasa sakit sudah hilang sama sekali, maka pesawat diturunkan perlahan-lahan sekali sambil melakukan gerakan Valsava terus menerus. Post Flight Ear Block kejadian barotitis pada waktu selesai terbang tinggi saat penerbangnya sedang tidur pada malam harinya. Terjadi kanena penerbang tersebut menggunakan oksigen terus selama penerbangan sampai mendarat, sehingga udara yang masuk ke telinga tengah kaya akan oksigen. Oksigen ini akan diserap oleh selaput pelapis telinga tengah dan tuba Eustachii tertutup sehingga tekanan udara luan menimbulkan rasa sakit. Sinus Paranasalia Bila kecepatan naik atau turun sangat besar, maka untuk penyesuaian

3.

tekanan antara rongga sinus dan udara luar tidak cukup waktu, sehingga akan timbul rasa sakit di sinus yang disebut aerosinusitis. Karena sifat sinus paranasalis yang selalu terbuka, maka aerosinusitis ini dapat terjadi pada waktu naik maupun turun. Pada keadaan radang saluran pernapasan bagian atas, kemungkinan Aerosinusitis ini lebih jarang bila dibandingkan dengan aerotitis, karena terjadinya aerosinusitis makin besar. bentuk saluran penghubung dengan udara luar. Gigi

4.

- Pada gigi yang sehat dan normal tidak ada rongga dalam gigi, tetapi pada gigi yang rusak kemungkinan terjadi kantong udara dalam gigi besar sekali. Dengan mekanisme seperti pada proses aerotitis dan aerosinusitis di atas, pada kantong udara di gigi yang rusak ini dapat pula timbul rasa sakit. Rasa sakit ini disebut aerodontalgia.

21

B. Pengaruh Penguapan Gas yang Larut dalam Tubuh Dengan berkurangnya tekanan atmosfer bila ketinggian bertambah, gas-gas yang tadinya larut dalam sel dan jaringan tubuh akan keluar sebagian dari larutannya dan timbul sebagai gelembung-gelembung gas sampai tercapainya keseimbangan baru. Mekanismenya adalah sesuai dengan Hukum Henry. Pada kehidupan sehari-hari peristiwa ini dapat dilihat pada waktu kita membuka tutup botol yang bersisi limun, air soda atau bir yaitu timbul gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas yang timbul dalam tubuh manusia bila tekanan atmosfer berkurang sebagian besar terdiri dari gas N2. Gejala-gejala pada penerbang baru timbul pada ketinggian 25.000 kaki. Semakin cepat ketinggian bertambah, semakin cepat pula timbul gejala. Pada ketinggian di bawah 25.000 kaki gas N2 masih sempat dikeluarkan oleh tubuh melalui paru-paru. Gas tersebut diangkut ke paruparu oleh darah dari sel-sel maupun jaringan tubuh. Timbulnya gelembung-gelembung ini berhenti bila sudah terdapat keseimbangan antara tekanan udara di dalam dan tekanan udara di luar. Gelembung-gelembung ini memberikan gejala karena ujung saraf di dekatnya tertekan olehnya, di samping itu tertekan pula pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitarnya. Menurut sifat dan lokasinya, gejala-gejala ini terdiri atas : 1) Bends Bends adalah rasa nyeri yang dalam dan terdapat di sendi serta dirasakan terusmenerus, dan umumnya makin lama makin bertambah berat. Akibatnya penerbang atau awak pesawat tak dapat sama sekali bergerak karena nyerinya. Sendi yang terkena umumnya adalah sendi yang besar seperti sendi bahu, sendi lutut, di samping itu juga sendi yang lebih kecil seperti sendi tangan, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, tetapi lebih jarang. 2) Chokes Chokes adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai dengan batuk kering yang terjadi pada penerbangan tinggi, akibat penguapan gas nitrogen yang membentuk gelembung di daerah paru-paru. Chokes lebih jarang terjadi bila dibandingkan dengan bends, tetapi bahayanya jauh lebih besar, karena dapat mengancam jiwa penerbang. 3) Gejala-gejala pada kulit

22

Gejala-gejala pada kulit adalah perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarum,

gatal-gatal, rasa panas dan dingin, timbul bercak kemerah-merahan dan gelembunggelembung pada kulit. Gejala-gejala ini tidak memberikan gangguan yang berat, tetapi merupakan tanda bahaya atau tanda permulaan akan datangnya bahaya dysbarism yang lebih berat. 4) Kelainan pada sistem saraf Yang sering diketemukan adalah kelainan penglihatan, sakit kepala yang tidak jelas lokasinya, kelumpuhan, kelainan penginderaan

PENGARUH PERCEPATAN DAN KECEPATAN PADA PENERBANGAN TERHADAP TUBUH Benda di udara apabila dilepaskan akan jatuh bebas karena pengaruh gaya tarik bumi. Demikian pula dengan tiap benda yang berada dalam keadaan diam di permukaan bumi ini, akan jatuh bebas ke arah pusat bumi apabila tidak ada tanah tempat benda tersebut bersandar. Kekuatan yang bekerja pada massa benda kita kenal sebagai berat benda. Berat setap benda dalam keadaan diam dipengaruhi oleh gaya tarik bumi sebesar 1 g. Percepatan atau akselerasi karena gaya tarik ini adalah sebesar 10 m/detik. Apabila sebuah benda dari keadaan diam lalu bergerak, maka karena adanya percepatan yang bekerja pada benda tersebut, akan terjadi gaya lain pada benda tadi yang arahnya berlawanan dengan arah percepatan penggeraknya. Hal ini disebabkan karena kelembaman benda tersebut seperti hukum inertia dari Newton. Misalnya kita di dalam mobil yang tidak bergerak kemudian dengan spontan mobil tersebut dilarikan dengan cepat, maka akan terasa badan kita terlempar ke sandaran belakang. Sebaliknya bila kita berada pada mobil yang bergerak cepat mendadak berhenti, maka badan kita akan terlempar ke depan.

Macam Akselerasi Dalam penerbangan dijumpai macam-macam akselerasi yang terbagi atas : 1) Akselerasi Linier

23

Akselerasi liniair terjadi apabila ada perubahan kecepatan sedang arah tetap, misalnya terdapat pada take off, catapult takeoff, rocket take off, mengubah kecepatan dalam straight and level flying, crash landing, ditching, shock waktu parasut membuka atau pada saat landing. 2) Akselerasi Radier (Sentripetal) Akselerasi radier terjadi apabila ada perubahan arah pada gerak pesawat sedang kecepatan tetap, misalnya pada waktu turun, loop dan dive. 3) Akselerasi Anguler Akselerasi anguler apabila ada perubahan kecepatan dan arah pesawat sekaligus, misalnya pada roll dan spin. Gaya Akibat akselerasi timbul gaya yang sama besar akan tetapi berlawanan arahnya (reactive force) yang dikenal sebagai gaya G. Gaya G ini dinyatakan dengan satuan G. Besar tiap-tiap gaya G yang bekerja pada awak pesawat diukur dengan gaya tarik bumi. Pengaruh gaya G pada tubuh dibagi berdasarkan arahnya terhadap tubuh, karena toleransi tubuh terhadap gaya G ini tergantung pada arah tersebut di samping lamanya pengaruh G tersebut bekerja. Ada 3 gaya G, yaitu : 1) Gaya G-transversal Adalah gaya G yang arahnya memotong tegak lurus sumbu panjang tubuh, jadi dapat dari muka ke belakang atau sebaliknya dan dapat pula dari samping ke samping. 2) Gaya G-Positif Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kepala kekaki. 3) Gaya G-Negatif Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kaki kekepala.

Akibat Gaya G pada Badan Manusia sejak dalam kandungan telah biasa dengan pengaruh gaya tarik bumi sebesar 1 g. Hal ini berarti bahwa alat-alat rongga badan khususnya jantung dan pembuluh darah telah menyesuaikan diri dengan pengaruh tersebut. Tiap gaya G lebih besar atau lebih kecil dari 1 g akan mengakibatkan gejalagejala pada tubuh manusia yang masih dapat diatasi apabila masih dalam batas-batas toleransi badan. Akibat gaya G badan tergantung pada macam gaya G tersebut. Secara rinci akibat gaya G tersebut adalah : 1) Gaya G-Positif Akibat gaya G-positif pada badan dapat dirasakan apabila kita mengadakan pull-up atau dive. Pada saat pull-up terasa oleh si penerbang badannya tertekan pada tempat duduk karena berat badannya bertambah. Si penerbang kelihatan seperti orang tua karena pipinya tertarik ke bawah. 24

Makin besar gaya G yang mempengaruhinya makin besar perubahan pada mata. Pada+2 G sampai +3 G lantang pandangan menciut (tubular sight). Pada +3 G sampai +4,5 G penglihatan menjadi tampak remang (grey out) dan pada +4 sampai +6 G semuanya tampak gelap (black out), akan tetapi si penerbang masih sadar. Apabila keadaan ini diteruskan dan gaya G bertambah selama lebih dari 3 detik, maka ia akan pingsan. Hal ini disebabkan karena untuk memompa darah ke otak, jantung harus mengeluarkan gaya lebih besar daripada gaya yang biasanya dikeluarkan untuk mengalahkan kolom darah (+30 cm). Akibatnya ialah bahwa suplai oksigen ke mata dan otak sudah demikian kurangnya sehingga terjadi hipoksia akut. Bila keadaan ini berlangsung terlalu lama, maka akan sangat membahayakan jiwa si penerbang. 2) Gaya G-Negatif Pada gaya G-negatif tubuh manusia kurang besar toleransinya, artinya dengan G-negatif yang kecil saja tubuh akan menderita bila dibandingkan dengan G-positif. G-negatif ini terjadi pada penerbangan misalnya pada waktu steep climbing mendadak level flight. Di sini darah akan terlempar ke arah otak, sehingga jumlah darah dalam otak meningkat dan tekanannyapun meningkat. Hal ini akan berakibat timbulnya rasa sakit kepala sampai pecahnya pembuluh darah di otak bila G-negatif tersebut sangat besar dan lama. Pada G-negatif sebesar 2 sampai 2,5 G akan terjadi gejala red out, yaitu penglihatan menjadi merah semua. Gerakan-gerakan lain yang menghasilkan G-negatif pada penerbangan adalah pada waktu mengadakan outside loop, outside turn nose over yang tajam kemudian dive, dan bila eject dengan ejection seat dari bawah pesawat. 3) Gaya G-Transversal Toleransi tubuh manusia terhadap gaya G transversal sangat besar, oleh karena itu pada peluncuran pesawat ruang angkasa dengan roket, posisi awak pesawat diusahakan agar gaya G yang timbul pada pelontaran roket tadi menjadi gaya G-transversal pada tubuh. Meningkatkan Ketahanan Tubuh Cara meningkatkan ketahanan terhadap gaya G-transversal tidak diperlukan karena ketahanan kita sendiri sudah cukup besar, sedang usaha peningkatan ketahanan terhadap gaya G- negatif tidak ada. Oleh karena itu usaha peningkatan terhadap gaya hanya mengenai gaya G-positif saja, yaitu : a) Membungkukkan kepala ke arah dada agar jarak jantung ke mata menjadi lebih pendek, sehingga jantung masih mampu memompa darah ke otak. b) Mengejan atau berteriak agar tekanan dalam perut meningkat, sehingga penumpukan darah (blood storage) dalam traktus digestivus berkurang dan menambah darah yang akan diedarkan ke otak. 25

c) Menggunakan G-suit atau anti G-suit, yang prinsip kerjanya mengadakan penekanan pada bagian bawah tubuh (paha, betis dan perut) pada waktu ada gaya G-positif yang menyerang tubuh. Hal ini juga akan mengurangi penimbunan darah di bagian bawah tubuh sehingga meningkatkan aliran darah ke otak

INFARK MIOKARD Etiologi : Disebabkan oleh trombus arteri koroner. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luas infark miokard : Tergantung pada arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral. Setelah 20 menit terjadi sumbatan, infark sudah dapat terjadi pada subendokardium, dan bila berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam telah terjadi infark transmural. Arteri left anterior descending yang oklusi infark mengenai dinding anterior ventrikel kiri dan bisa mengenai septum. Arteri left circumflex yang oklusi infark mengenai dinding lateral atau posterior dari ventrikel kiri. Arteri koroner kanan oklusi infark terutama mengenai dinding inferior dari ventrikel kiri, septum, dan ventrikel kanan. (oklusi arteri koronaria ini bisa tidak sampai menimbulkan infark bila daerah yang diperdarahi arteri yang oklusi tersebut mendapat pasok oleh kolateral pembuluh arteri lainnya). Keluhan dan Riwayat penyakit : Sakit dada (terutama dirasakan di daerah sternum, tapi bisa menjalar ke dada kiri atau kanan, ke rahang, ke bahu kiri dan kanan dan pada satu/kedua lengan). 26

Rasa tertekan, terhimpit, diremas-remas, rasa berat atau panas. Sifat dapat ringan sekali, biasa berlangsung > jam, jarang ada hubungannya dengan aktifitas, tidak hilang dengan istirahat/pemberian nitrat. Sesak napas (sinkop)

Px.Fisik : Fase awal serangan pasien amat stress dan berkeringat dingin. Vol dan laju denyut nadi bisa normal, tapi pada kasus berat nadi kecil dan cepat (aritmia dan bradikardi). Tek.darah biasanya menurun beberapa jam/hari dan pelan-pelan kembali normal dalam 2/3 minggu, tapi bisa menurun sampai terjadi hipotensi berat/renjatan kardiogenik. Fase awal infark miokard JVP normal atau sedikit meningkat, dan dapat meningkat sekali pada infark ventrikel kanan. BJ 1&2 lemah. Sering terdengar bising pansistolik di apeks yang disebabkan oleh regurgitasi melalui katup mitral akibat disfungsi muskulus papilaris/sekunder karena dilatasi ventikel kiri. Demam jarang melebihi 38 beberapa hari. PX. EKG : Gambaran khas gelombang Q besar (akibat jaringan yang mati), elevasi segmen ST (akibat injury otot) dan inversi gelombang T (akibat iskemia). Sandapan (tergantung pada lokasi) 1. Infark anteroseptal = perubahan pada V1-V3 2. Infark anterolateral = perubahan pada V4-V6, sandapan I dan AVL 3. Infark anterior = sandapan V1-V4 atau bahkan V6, sandapan I dan AVL 4. Infark inferior = sandapan II, III, dan AVF 5. Infark posterior = gel.R tinggi di V1, terdapat gel.Q di V7-V9 (pada ventrikel kiri), sedangkan timbulnya elevasi segmen ST yang transien di V4 kanan/V4R (pada ventrikel kanan). PX.LABORATORIUM : Leukosit dan LED sedikit meningkat reaksi terhadap nekrosis miokard Serum keratin fosfokinase (CK) terdapat di jantung, otot skelet dan otak, meningkat dalam 6 jam setelah infark, mencapai puncak dalam 18-24 jam dan kembali normal setelah 72 jam. Isoenzim CKMB adalah spesifik untuk otot jantung dan sekarang dipakai untuk mendiagnosis infark miokard. 27o

c,

biasanya terjadi dalam 24 jam pertama dan menghilang dalam waktu

Serum glutamic oxalo-acetic transaminase (SGOT) terutama di jantung, otot skelet, otak, hati, dan ginjal. Setelah infark kadarnya meningkat dalam waktu 12 jam dan mencapai puncaknya dalam 24-36 jam, akan kembali normal pada hari ke 3 atau 5. Serum lactate dehydrogenase (LDH) terdapat di jantung dan sel-sel darah merah. Menigkat relative lambat setelah infark, mencapai puncak dalm 24-48 jam kemudian, dan bisa tetap abnormal 1-3 minggu.Isoenzimnya lebih spesifik.

PX. RADIONUKLIR DAN EKOKARDIOGRAFI : Thallium 201 terlihatnya defek perfusi dalam beberapa jam pertama setelah infark, tapi dapat menghilang kemudian. DIAGNOSIS : Didasarkan atas karakter, lokasi dan lamanya sakit dada (> 20 menit dan tidak dipengaruhi aktifitas/latihan, serta tidak hilang dengan nitrat bedakan dengan angina pectoris). Adanya perubahan EKG Tingkat serum enzim yang abnormal memperkuat diagnosis infark miokard Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria : nyeri dada khas infark, peningkatan serum enzim > 1 kali nilai normal DIAGNOSIS BANDING : Emboli paru yang pasif Perikarditis akut Diseksi aneurisma aorta

KOMPLIKASI : Gangguan irama dan konduksi Renjatan kadiogenik Gagal jantung kiri Gagal ventrikel kanan Emboli paru dan infark paru 28

-

Emboli arteri sistemik Seumbatan pembuluh darah otak Ruptur jantung Disfungsi dan rupture muskulus papilaris

PROGNOSIS : 25% episode infark miokard akut, kematian terjadi mendadak dalam beberapa menit setelah serangan. Mortalitas 15-30%. Kematian kira-kira 10-20% pada usia dibawah 50 tahun dan 20% pada usia lanjut. Resiko kematian tergantung pada banyak factor (usia penderita, riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya, adanya penyakit2 lain, dan luasnya infark)

TATA LAKSANA : Tujuan pengobatan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh koroner sehingga reperfusi dapt mencegah kerusakan miokard lebih lanjut, serta mencegah kematian mendadak (dengan memantau & mengobati aritmia maligna). Pra Rumah Sakit : Saat serangan (sakit dada khas) obat penghilang rasa sakit dan penenang (bila sakit hebat diberikan morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg secara iv dan diazepam sebagai penenang 5-10 mg). Perawatan intensif di Rumah Sakit : Rekaman EKG lengkap diulangi setiap hari selama 72 jam pertama infark akut Infus dekstrose 5% atau NaCl 0,9% Oksigen 2-4 liter per menit Px.darah rutin, gula darah, BUN, creatinin, CK, CKMB, SGPT, LDH, dan elektrolit, terutama K+ serum, trombosit, waktu perdarahan&pembekuan, PT dan APTT. Foto rontgen toraks Nitrat sublingual/transdermal bila angina dilatasi Iskemik berulang/berkepanjangan nitrat iv Bila masih sakit morfin sulfat iv 2,5 mg, diulangi setiap 5-30 menit sampai rasa sakit hilang. 29

-

Rasa takut&gelisah shg denyut nadi meningkat diazepam 5 mg peroral atau iv Selama 8 jam dipuasakan dan selanjutnya diberi makanan cair atau lunak dalam 24 jam pertama lalu dilanjutkan dengan makanan lunak.

-

Pengobatan trombolitik 1. Streptokinase : dosis 1,5 juta unit dalam 100 cc NaCl 0,9% melalui infuse selama 1 jam 2. r-TPA 100 mg dalam 3 jam, 10 mg secara bolus iv, lalu 50 mg diinfuskan dalam 1 jam lalu sisanya dalam 2 jam berikutnya.

MASALAH KESEHATAN PENERBANGAN HAJI Circadian Rhytm (Jam Biologis) Definisi 30

o

Faal tubuh manusia dalam bekerja sehari-hari dipengaruhi oleh waktu, kebiasaan,

rutinitas, dan irama kehidupan yang biasa dialaminya. Misalnya pada siang hari kita terbiasa bekerja dengan gairah serta semangat yang tinggi dan efisien, tetapi pada malam hari kita terprogram untuk mengantuk dan tidur. o Irama kegiatan hidup seseorang untuk dapat bekerja secara efisien dan beristirahat optimal yang dipengaruhi oleh waktu, kebiasaan, rutinitas, dan irama kehidupan yang telah dialami selama bertahun-tahun. o Kecepatan pesawat terbang dapat mengubah dan mengganggu jam bilogis seseorang sehingga perlu diperhatikan begbagai akibat yang ditimbulkannya, seperti berkurangnya efesiensi kerja dan penurunan daya tahan tubuh karena kelelahan (kurang tidur). o Dari hasil penelitian, penerbangan dari arah timur ke barat (dari Oklahoma City ke kota Tokyo yang melewati + 10 zona waktu) menyebabkan perubahan berbagai macam faal tubuh yang memrlukan penyesuaian dengan waktu setempat. Penyesuaian faal tubuh yang berlangsung selama + 3-5 (ketika kembali ke Oklahoma City, tapi penyesuaian dengan waktu setempat + 6-8 hari) itulah yang dinamakan Jet Lag. Penyesuaian fungsi mental diperlukan waktu + 2 hari. o o o Penerbangan dengan arah berlawanan (dari barat ke timur), penyesuaian faal kembali Penerbangan dari arah utara ke selatan atau sebaliknya tidak terlihat perubahan jam Perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi adalah 5 jam, setiap perbedaan waktu faal tubuh dan mental memerlukan waktu yang lebih singkat, yaitu 1 hari. biologis, tetapi hanya dialami kelelahan biasa. 1 jam memerlukan penyesuaian selama 1 hari, jadi diperlukan 5 hari bagi jemaah haji Indonesia untuk menyesuaikan diri. Temperatur o o o Makin tinggi, makin dingin. Udara akan bertambah dingin sesuai dengan ketinggian Setiap ketinggian bertambah 5.000 kaki maka suhu udara akan berkurang 10 derajat Pesawat yang ditumpangi para jemaah haji dilengkapi dengan kabin bertekanan ketika terbang karena turunnya tekanan kelembaban (humiditas) dan suhu (temperatur) udara. celcius. (pressured cabin) yang telah diatur secara otomatis seolah-olah hanya berada di ketinggian 5.000 kaki yang suhu udaranya 15-30 derajat. o Yang terjadi pada saat di ketinggian: Peningkatan produksi urin

31

Udara dingin selama 10 jam akan menyebabkan otak mengeluarkan hormone yang meningkatkan produksi air seni, hal ini akan menyebabkan kandung kemih cepat penuh yang merangsang pengeluaran urine sehingga penumpang ingin berkali-kali ke kamar kecil. Pembesaran prostat Lansia yang memiliki hipertrofi prostat biasanya akan mengalami hambatan pada saluran kencingya sehingga sulit untuk berkemih. Pertolongannya perlu dimasukkan kateter oleh dokter atau perawat di pesawat terbang. Perut kembung

Self-Imposed Stress o o o Stress : kumpulan reaksi biologis akibat adanya stimulus, baik fisik, mental, emosional, Stress-Imposed Stress berarti stress dengan mudah dapat dikendalikan. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan: Konsumsi alkohol Golongan depresan, menyebabkan gangguan utilisasi oksigen ke otak dan otot yang ditandai dengan penurunan tekanan parsial oksigen. Gangguan yang disebabkan: Gangguan penglihatan (kelemahan otot mata) double vision, tidak fokus Gangguan pada telinga; pusing dan penurunan pendengaran Obat-obatan Bagi yang sedang meminum obat-obatan dari dokter sebaiknya di cek dulu, karena ada beberapa obat-obatan yang memiliki efek samping. Misalnya; Antihistamin menyebabkan; mengantuk, gangguan koordinasi dan pandagan kabur. Reaksi efek samping obat tergantung masing-masing individu. Narkoba Penggunaan tembakau Karbon monooksida hypemic hypoksia Tar merusak mukosa hidung dan clearance paru yang menyebabkan oksigenasi tidak adekuat dan penurunan toleransi hipoksia. Diet dan nutrisi yang inadekuat Disarankan memakan makanan yang mengandung 50-55% karbohidrat, 15-20 % protein dan 30 % lemak untuk menyediakan energi yang cukup dan baik bagi tubuh disertai vitamin dan mineral. 32 internal dan eksternal yang mengganggu Keseimbangan Natural Tubuh.

-

Kondisi hiperglikemia menyebabkan; lemah, sakit kepala, iritabilitas, tegang, gemetar, pingsan dan konvulsi. Stress psikologis Hal-hal yang mempengaruhi psikologis, mental dan emosional;misalnya: Cuaca buruk Malam hari Fasilitis minim Kelelahan Tubuh yang tidak fit Dehidrasi

MASALAH PENERBANGAN HAJI 1. Kelelahan adalah dimana efisiensi kerja menurun secara progresif disertai perasaan tidak enak badan, penurunan daya tahan tubuh, efisiensi jasmani dan daya berpikir. 3 macam kelelahan : a.Kelelahan mendadak kelelahan yang timbul setelah seseorang bekerja keras sepanjang hari. b. Kelelahan kronik seseorang yang sudah merasa lelah, tapi tetap menjalankan tugas akibatnya kelelahan yang telah di derita sejak awal tidak sempat hilang dan ia tidak pernah menjadi segar kembali. c.Kelelahan tertunda seseorang yang sudah lelah, tapi kelelahan ini ditunda dengan cara menelan obat-obat perangsang. cukup. 2. di obati segera. 3. a. b. Disbarisme akibat adanya perubahan tekanan udara di sekitar tubuh. Kelompok gejala akibat pengembangan gas dalam rongga tubuh. Kelompok gejala akibat penguapan gas yang larut dalam tubuh. Penurunan daya tahan tubuh dan sakit berat seperti, demam, flu, batuk yang sudah di alami jemaah sebelum berangkat sehingga akan menjadi masalah berat jika tidak Etiologi : persiapan dan perjalanan dari kampong halaman menuju ke asrama Lokasi bersifat lokal dan umum, disertai dengan gejala pegal-pegal, tanda- tanda Pencegahan : menghilangkan atau mengurangi faktor penyebab kelelahan, tidur haji, penerbangan yang berlangsung lama (>8jam), menunggu keberangkatan. mental (gugup, pemarah, sukar tidur, sakit kepala, kondisi menurun, nafsu makan menurun).

33

4.

Trombus dan Emboli terjadi penyumbatan pada pembuluh darah sehingga bila

mengenai otak maka menyebabkan stroke, bila mengenai paru akan terjadi sesak nafas. Penyumbatan ini biasanya terjadi 24 jam setelah mendarat atau selama penerbangan.

PERSIAPAN MENJELANG KEBERANGKATAN 1. Pemeriksaan kondisi fisik, termasuk gigi-geligi karna selain untuk kesehatan gigi tapi Diberikan vaksinasi (meningitis). Membawa obat-obatan dan persediaan obat untuk keluhan seperti anti flu, anti diare, Tidak makan atau minum yang menyebabkan terbentuknya banyak gas dalam Jika perlu bawa pampers dan wanita membawa pembalut. Barang bawaan tidak melebihi batas berat dan ukuran yang telah ditentukan. Membawa surat-surat dan barang-barang penting. Tanda pengenal juga bisa sebagai data forensik jika suatu saat terjadi musibah. 2. 3.

obat mata, antibiotik, anti mabuk 4. lambung. 5. 6. 7. 8.

EVAKUASI AEROMEDIK 1. 2. Pasien sakit berat. Peranan TKHI pembuatan rencana dan persiapan yang baik, penyaringan dan Prosedur dan persyaratan diperiksa oleh ahli, dan memenuhi syarat medik agar Peralatan dan petugas alat-alat kesehatan (aspirator, infuse, P3K, oksigen Tenaga medis, fasilitas lain, penderita dikelompokkan. Indikasi: penderita yang membutuhkan pengangkutan dengan cepat karna hidupnya

seleksi terhadap penderita, persiapan perlengkapan medis, tenaga kesehatan. 3. tidak ada pengaruh buruk seperti hipoksia dan disbarisme. 4. pernafasan). 5. terancam. Penderita yang selekas mungkin harus mendapatkan pengobatan dan perawatan yang spesialistis. yang patah Kontra indikasi: dekompensatio kordis, penyakit paru hebat, penderita tulang rahang

34

Reference: 1. 2. 3. 4. MSIA 5. Aesculapius FKVI 6. Flight Surgeons Checklist Aspek Kesehatan dalam Penerbangan Haji PERDOSPI dan Media Buku Dasar Ilmu Kesehatan Penerbangan Jilid I dan II, 1995, Aviation Medicine, by Richard M Harding, F.John Mills Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Guyton Fundamental of Aerospace Medicine, by Roy L De Hard MD, MPH, Direktorat Kesehatan TNI-AU

35