makalah blok 6 (andry).docx

30
Mekanisme Sensoris Seseorang Dapat Merasakan Rasa Nyeri Andry Larsen Manurung 102014256/B5 Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Email: [email protected] Abstract Pain, tingling and itching detected by nociceptive receptors located on the nerve endings are not myelinated. If a person experiences these stimuli, it will automatically respond to the stimulus in the short term. This is because the information distribution pathways lined by components that are very systematic and structured in accordance with its duties and functions. In this case, the system saraflah which plays an important role. It consists of two systems, namely, the Central Nervous System and the Nervous System Bank. In general, central nervous system will produce a motor response including movement, wherein the peripheral nervous system such as this will channel impulse sensory impulses to the central nervous system to be processed and considered an appropriate response to the impulse that in conductance. Keywords: Nerves, Response, System, Impuls Abstrak Rasa nyeri, geli dan gatal dideteksi oleh reseptor nosiseptif 1

Transcript of makalah blok 6 (andry).docx

Mekanisme Sensoris Seseorang Dapat Merasakan Rasa Nyeri

Andry Larsen Manurung102014256/B5Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta BaratJalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510Email: [email protected]

AbstractPain, tingling and itching detected by nociceptive receptors located on the nerve endings are not myelinated. If a person experiences these stimuli, it will automatically respond to the stimulus in the short term. This is because the information distribution pathways lined by components that are very systematic and structured in accordance with its duties and functions. In this case, the system saraflah which plays an important role. It consists of two systems, namely, the Central Nervous System and the Nervous System Bank. In general, central nervous system will produce a motor response including movement, wherein the peripheral nervous system such as this will channel impulse sensory impulses to the central nervous system to be processed and considered an appropriate response to the impulse that in conductance.

Keywords: Nerves, Response, System, Impuls

AbstrakRasa nyeri, geli dan gatal dideteksi oleh reseptor nosiseptif yang berada pada ujung saraf tidak bermielin. Apabila seseorang mengalami rangsangan tersebut, ia akan secara otomatis melakukan respon terhadap rangsangan tersebut dalam masa yang singkat. Hal ini karena jaras penyaluran informasi tersebut dibarisi oleh komponen-komponen yang sangat sistematis dan tersusun sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam hal ini, sistem saraflah yang memainkan peranan yang penting. Ia terdiri dari dua sistem yaitu, Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Tepi. Secara umumnya, sistem saraf pusat ini akan menghasilkan respon motorik termasuk pergerakan, dimana sistem saraf tepi ini akan menyalurkan impuls berupa impuls sensoris ke sistem saraf pusat untuk diolah dan dipikirkan respon yang sesuai dengan impuls yang dihantar.

Kata kunci: Saraf, Respon, Sistem, Impuls

PendahuluanCara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan tersendiri. Sehingga semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Dimana sistem saraf ini merupakan suatu sistem yang paling kompleks juga terdiri dari komponen-komponen sel saraf ( neuron). Fungsinya ialah mengkoordinasi seluruh kegiatan organ di seluruh tubuh, seperti denyut jantung, sekresi, pencernaan, pernafasan, pergerakan, sekresi dan lain-lain. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima dan mengirimkan pesan-pesan rangsangan atau impuls saraf ke pusat saraf dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan tersebut. Susunan saraf dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu susunan saraf pusat yang terdiri dari otak dan medulla spinalis, serta susunan saraf tepi yang terdiri dari saraf-saraf kranial dan saraf-saraf spinal serta ganglial yang berhubungan. 1,2

Rumusan MasalahSeorang laki-laki 40 tahun nyeri pada telapak kakinya karena luka tertusuk paku

HipotesisSeorang laki-laki 40 tahun merasa nyeri pada telapak kaki saat tertusuk paku karena adanya mekanisme sensorik yang bekerja

PembahasanSistem SarafSistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf tersusun menjadi sitem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medulla spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer) kemudian SST dibagi lagi menjadi divisi aferen dan eferen.1,3

Sistem Saraf PusatPada sistem saraf pusat (SSP), otak dan medulla spinalis merupakan pusat-pusat utama terjadinya kolerasi dan integrasi informasi saraf. Keduanya (otak dan medulla spinalis) dibungkus dengan membran yang disebut meninges dan di kelilingi oleh cairan serebrospinal, kemudian dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak dan columna vertebralis. Susunan saraf pusat terdiri dari sel-sel saraf dengan processus-processusnya yang disebut neuron dan disokong oleh jaringan khusus yang disebut neuroglia. Processus sebuah sel saraf yang panjang disebut axon atau serabut saraf. Bagian dalam susunan saraf pusat tersusun atas substansia grisea dan substansia alba. Substansia grisea terdiri dari sel-sel neuron yang tertanam dalam neuroglia berwarna abu-abu. Substansia alba terdiri dari serabut-serabut saraf yang tertanam di dalam neuroglia berwarna putih karena terdapat materi lipid di dalam selubung mielin pada sebagian besar serabut-serabut saraf.1,2,4

Sistem Saraf Tepi Pada susunan saraf tepi (SST), saraf-saraf kranial dan spinal yang terdiri dari berkas-berkas serabut saraf atau axon menghantarkan informasi ke dan dari susunan saraf pusat. SST ini dibagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP, memberi tahu tentang lingkungan eksternal dan aktivitas internal yang sedang diatur oleh susunan saraf. Selanjutnya instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor, otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik yang terdiri dari serat-serat neuron motoric yang menyarafi otot rangka, dan sistem saraf autonomy yang terdiri dari serat-serat yang menyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar.1,2,4

Struktur OtakOtak dewasa beratnya rata-rata sekitar 3 lb (1,5 kg) dengan ukuran sekitar 1.130 sentimeter kubik (cm 3) pada wanita dan 1260 cm 3 pada pria, meskipun ada variasi individu yang besar. Otak manusia berada pada berat 100g rata-rata dari seorang wanita, bahkan ketika dikoreksi untuk perbedaan ukuran tubuh Otak sangat lembut, memiliki konsistensi yang mirip dengan gelatin atau perusahaan tahu lembut. Meskipun disebut sebagai "materi abu-abu", korteks hidup adalah pink-beige dalam warna dan sedikit off-putih di interior.5 Otak (encephalon) adalah pusat sistem saraf.Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta selsaraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi,ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.5 Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Otak memiliki bagian-bagian utama, yaitu : otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan/ sambung (medulla oblongata).5

Lapisan Pelindung OtakOtak memiliki lapisan pelindung yang disebut meninges, yang terdiri dari lapisan susunanya. Ketiga lapisan itu adalah duramater, arachnoidmater dan piamater. Meninges ini mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, antara lain:6

1. Mengandung Liquor cerebrospinalis (LCS)2. Membungkus dan melindungi system saraf pusat (SSP)3. Membungkus dan melindungi pembuluh darah yang mendarahi SSP

Gambar 1. Meninges7

DuramaterMerupakan lapisan terluar dari otak, serta merupakan lapisan yang paling tebal dan kuat. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu :1. Lapisan Periosteal luarLapisan terluar dari duramater yang melekat pada permukaan dalam tulang cranium dan berlanjut sebagai periostium yang membatasi kanalis vertebralis dengan medulla spinalis pada tulang tengkorak.8 2. Lapisan Meningeal dalamMerupakan membran tebal yang meliputi otak dan menyusup di antara jaringan otak sebagai penyokong dan pelindung. Lapisan melanjutkan diri sebagai dura mater spinal. Dan juga pada lapisan ini terbentuk :8 I. Falks SerebrumTerletak dalam fisura longitudinalis antar hemisfer serebral. Bagian ini melekat pada Krista galli tulang etmoid.

II. Falks Serebelum Memisahkan serebellum kiri dan serebellum kanan.

III. Tentorium SerebelumMemisahkan serebrum dari serebellum.

IV. Diafragma SelleMenutupi atap dari fossa hipofisis.

1. Ruangan SubduralMemisahkan duramater dari archanoid pada daerah kranial dan medulla spinalis.9 (5)

1. Ruangan Epidural Ruang antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater di daerah medulla spinalis.9 ArchanoidmaterTerletak pada bagian eksternal dari pia mater dan mengandung sedikit pembuluh darah, pada lapisan ini terdapat :1. Ruangan SubarchanoidMemisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia mater dibawahnya.61. Villi ArchanoidMenonjol ke dalam sinus vena ( dural ) duramater.

PiamaterLapisan terdalam yang halus dan tipis yang langsung berhubungan dengan permukaan otak serta mengikuto konvolusinya. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf.6

Bagian-bagian Otak

Gambar 2. Bagian Otak7

Cerebrum (Otak Besar)Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.5Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.5

Cerebellum (Otak Kecil)Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.10

Batang OtakBatang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan mesencephalon (otak tengah). Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar).11

Bagian-bagian Batang Otak

Gambar 3. Bagian batang otak7Medulla Oblongata Medula Oblongata merupakan bagian paling caudal dari encephali, membentang dari foramen sampai sulcus bulbopontinus.Pada permukaan ventral (anterior) terlihat fisura mediana ventralis di linea mediana, pyramis terletak di kanan kirinya. Pyramis mengandung seluruh tractus corticospinalis. Sulcus ventrolateralis (anterolateralis) terletak disebelah lateralnya. Pada sulcus ini muncul radix nervi hypoglassi. Di lateralnya didapatkan olive yang mengandung nucleus olivaris (inferior), nervus glossopharyngeus, nervus vagus dan nervus accessorius muncul di laterodorsal olive yaitu pada sulcus retro-olivaris. Di lateral dari sulcus ini didapatkan area retro-olivaris yang sebelah dorsalnya dibatasi oleh sulcus dorsolateralis (posterolateralis).2,5

MesencephalonMesencephalon merupakan bagian encephalon yang terkecil, yang menghubungkan diencephalon dengan pons. Pada permukaan dorsal mesencephalon terlihat empat tonjolan kecil yaitu, Colliculus Rostralis (superior) dan Colliculus Caudalis (inferior) serta penghubung bangunan ini dengan thalamus yaitu, Brachium Colliculi Caudalis (inferior), yang menghubungkan colliculus caudalis dengan corpus geniculatum mediale, dan brachium colliculi rostralis (superior) yang menghubungkan colliculus rostralis dengan corpus geniculatum laterale. Nervus trochealis (N. IV) muncul di caudal dari sepasang colliculus caudalis, kemudian mengelilingi mesencephalon. Pada permukaan ventral terdapat kedua belah pedunculus cerebri. Nervus Occulomotorius (N. III) muncul pada sisi medial pedunculus cerebri.2,5

PonsPons merupakan bagian rostral dari Rhombencephalon. Pada permukaan ventral pons didapatkan sulcus bulbopontinus dan foramen caecum yang memisahkan pons dari medulla oblongata.Pada linea mediana terdapat sulcus basilaris yang ditempati oleh arteri basilaris.Tempat perlekatan nervus trigeminus merupakan tanda perbatasan pons dengan pedinculus cerebellaris medius (pontinus). Permukaan dorsal pons tertutup oleh cerebellum.2,5

Medulla SpinalisMedula spinalis terletak di canalis vetrebalis columna vetrebalis dan dibungkus oleh tiga meninges, durameter, arachonoidea mater, dan pia mater.Perlindungan dilakukan serebrospinal yang mengelilingi medula spinalis didalam ruang subarachonoid.Bagian superior dari foramen magnum pada tengkorak, tempat bergabungnya dengan medulla oblongata otak.Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar.12 Dibawah, medula spinalis menipis menjadi conus medullaris dari ujungnya yang merupakan lanjutan pia meter yaitu filum terminale yang berjalan kebawah dan melekat dibagian belakang os coccygea.Disepanjang medula spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau radix motoria dan radi posterior atau radixsensoria.Masing-masing radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularis yang membentang di sepanjang segmen-segen medula spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat.12

Persarafan Extremitas InferiorTopografi innervasi pada extremitas inferior, yaitu saraf-saraf yang membentuk innervasi pada extremitas inferior berasal dari ramus anterior nervus spinalis thoracalis XII, plexus lumbalis dan plexus sacralis.10

Ramus anterior nervus spinalis thoracalis XIISaraf-saraf pada regio glutea berasal dari ramus anterior nervus spinalis thoracalis XII. Kulit regio glutea dipersarafi oleh :1. ramus cutaneus nervus intercostalis XII2. ramus cutaneus lateralis nervus iliohypogastrici3. nervi clunium superiores 4. nervi clunium medii5. nervi cluniuminferiores mediales6. nervi clunium inferiores laterales.11

Plexus lumbalisPlexus lumbalis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-L4, seringkali juga turut dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis thoracalis XII. Plexus ini berada pada dinding dorsal cavum abdominis, ditutupi oleh m.psoas major. Dari plexus ini dipercabangkan:1. n.iliohypogastricus2. n.ilioinguinalis3. n.genitofemoralis4. n.cutaneus femoris lateralis5. n.obturatorius6. n.femoralis.Percabangan-percabangan tersebut tadi mempersarafi dinding cavum abdominis di bagian caudal, regio femoris bagian anterior, dan regio cruralis di bagianmedial.11

Plexus sacralisPlexus sacralis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L4-S3(S4) dan berada disebelah ventral m.piriformis, dipisahkan dari vasa iliaca interna serta ureter oleh suatu lembaranfascia (fascia pelvis parietalis). Biasanya a.glutea superior berjalan di antara n.spinalis S1-S2 atau S2-S3 (n.spinalis L4 membentuk plexus lumbalis dan juga turut membentuk plexussacralis). Plexus sacralis melayani struktur pada pelvis, regio glutea, dan extremitas inferior. Dari plexus sacralis dipercabangkan: 1. n.gluteus superiorn.2. gluteus inferior3. n.cutaneus femoris posterior4. nn.clunium inferiores mediales5. n.ischiadicus6. n.musculares.12

Nervus ischiadicus adalah saraf yang terbesar dalam tubuh manusia yang mempersarafi regio cruralis dan pedis sertaotot-otot bagian di bagian dorsal regio femoris, seluruh otot pada crus dan pedis, serta seluruh persendian pada extremitas inferior. Nervus ischidicus berasal dari medulla spinalis L4-S3 berjalan melalui foramen infrapiriormis, berada di sebelah lateral n.cutaneus femoris posterior, berjalan descendens di sebelah dorsal m.rotator triceps, di sebelah dorsal m.quadratus femoris, disebelah ventral m.gluteus maximus, di sebelah dorsal m.adductor magnus, di sebelah ventral caput longum m.biceps femoris, selanjutnya berada di antara m.biceps femoris dan m.semimembranosus, masuk ke dalam fossa poplitea, lalu saraf ini bercabang dua menjadi n.tibialis dan n.peronaeus communis. 13

Regio GlutealBatas regio gluteal adalah krista iliaka di sebelah atas dan lipatan kulit transversal di bawah sulcus glutealis. Isi regio gluteal :a. Otot: m. Gluteus maksimus, m. Gluteus medius, m. Gluteus minimi, m. Tensor fasia lata, m. Piriformis, m. Gemelus superior, m. Gemelus inferior, m. Obturatorius internus, dan m. Kuadratus femoris.b. Saraf : n. Iskiadikus (L4, 5, S1-3), n. Kutaneus posterior paha, n.gluteus superior (L4, 5, S1, 2), n. Gluteus inferior (L4,5, S1), dan n. Pudendus (S2-4).14 Nervus TibialisNervus tibialis terdiri atas motorik (Mm. Flexores regio cruris) dan sensibel oleh nervus cutaneus surae medialis. Percabangan dari n. tibialis yaitu :

a. N. Plantaris medialisMotorik : m. Flexor digitorum brevis, m. Lumbricalis, m. Abductor hallucis, dan m. Flexor hallucis brevis caput mediale. Sensibel : kulit planta pedis 21/2 jari sisi medialb. N. Plantaris lateralisMotorik : m. Quadratus plantae, mm. Lumbricales II-IV, m. Flexor hallucis brevis caput laterale, m. Adductor hallucis, otot jari kelima, mm. Interossei dorsales et plantares. Sensibel : kulit planta pedis 21/2 jari sisi lateral.14

Mekanisme SensorisReseptor sensoris mentransduksikan energi stimulus dan menghantarkan sinyal ke sistem saraf. Sensasi, dan persepsi yang dikembangkan di otak, diawali oleh resepsi sensoris (sensory reception), yaitu deteksi energi suatu stimulus oleh sel-sel sensoris. Sebagian besar reseptor sensoris adalah neuron atau sel-sel epitelium yang terspesialisasi yang terdiri dari sel itu sendiri atau dalam kelompok dengan jenis sel lain di dalam organ sensoris, seperti mata dan telinga. Reseptor sensoris yang disebut eksteroreseptor, mendeteksi stimulus dari luar tubuh, seperti panas, cahaya, tekanan, dan bahan kimia.Semua stimulus merepresentasikan bentuk-bentuk energi, dan fungsi umum sel-sel reseptor adalah mengubah energi stimulus menjadi perubahan dalam potensial membran dan kemudian menghantarkan sinyal ke sistem saraf. Tugas ini terdiri dari empat fungsi yaitu transduksi sensoris, amplifikasi, transmisi, dan integrasi.1,15

Transduksi SensorisPendeteksian suatu stimulus sesungguhnya melibatkan pengubahan energi stimulus menjadi perubahan potensial membran sel reseptor, suatu proses yang disebut transduksi sensoris (sensory transduction). Respon awal sel reseptor sensoris terhadap suatu stimulus adalah dengan mengubah permeabilitas membrannya, sehingga menghasilkan sutau perubahan potensial membaran yang bergradasi yang disebut potensial reseptor. Suatu potensial bergradasi adalah suatu perubahan tegangan di sepanjang membran yang sebanding dengan kekuatan stimulus. Pada beberapa kasus, suatu stimulus, misalnya tekanan, dapat membuta membran meregang dan meningkatkan aliran ion. Pada kasus lain, molekul reseptor spesifik pada membran sel reseptor membuka atau menutup gerbang menuju saluran ion ketika stimulus tiba.1,15

AmplifikasiPenguatan energi stimulus yang terlalu lemah untuk dapat dibawa ke sistem saraf disebut amplifikasi. Amplifikasi sinyal bisa terjadi dalam struktur aksesoris suatu organ indera yang kompleks, seperti ketika gelombang suara ditingkatkan 20 kali lebih kuat sebelum emncapai reseptor telinga bagian dalam. Amplifikasi juga bisa merupakan bagian dari proses transduksi itu sendiri. Suatu potensial aksi yang dihantarkan dari mata ke otak mempunyai energi sekitar 100.000 kali energi beberapa foton cahaya yang memicunya.1,15TransmisiPada saat energi stimuls ditransduksikan menjadi potensial reseptor, impuls dapat dihantarkan atau ditransmisikan ke sistem saraf pusat. Pada beberapa contoh, seperti pada kasus sel rasa sakit, resptor itu sendiri sebenarnya adalah neuron sensoris yang menghantarkan potensial aksi ke sistem saraf pusat. Reseptor lain adalah sel-sel terpisah yang harus menghantarkan sinyal kimiawi (neurotransmitter) melewati sinaps ke neuron sensoris. Jika reseptor itu juga berfungsi sebagai neuron sensoris, intensitas potensial reseptor akan mempengaruhi frekuensi potensial aksi yang merambat sebagai sensasi ke sistem saraf pusat. Bagi sel-sel reseptor yang terpisah, kekuatan stimulus dan potensial reseptor mempengaruhi jumlah neurotransmitter yang dilepaskan oleh reseptor tersebut pada pertemuan antara sinapsis dengan neuron sensoris secara spontan membangkitkan sinyal dengan laju rendah. Dengan demikian, suatu stimulus sesungguhnya tidak menghidupkan atau mematikan produksi potensial aksi, melainkan memodulasi frekuensinya. Dengan cara ini sistem saraf pusat bukan hanya peka terhadap keberadaan atau ketidakberadaan suatu stimuls, akan tetapi juga terhadap perubahan dalam intensitas stimulus.1,15

IntegrasiPengolahan informasi atau integrasi, dilakukan setelah informasi pertama diterima. Sinyal dari reseptor diintegrasikan melalui sumasi atau penjumlahan potensial yang bergradasi, seperti yang terjadi pada sistem saraf. Salah satu jenis integrasi oleh sel-selresptor adalah adaptasi sensoris (sensory adaptation), suatu penurunan responsivitas yang terjadi selam stimulasi berlangsung. Tanpa adaptasi sensoris, kita akan merasakan denyut jantung dan setiap sentuhan pakaian pada tubuh anda. Reseptor bersifat selektif dalam hal informasi yang dikirimkannya ke sistem saraf pusat, dan adaptasi akan mengurangi kemungkinan penghantaran stimulus yang berkesinambungan.1,15Aspek penting integrasi sensoris lainnya adalah sensitivitas reseptor. Nilai ambang transduksi oleh sel-sel reseptor bervariasi sesuai dengan kondisi. Sebagai contoh, nilai ambang untuk reseptor glukosa pada mulut manusia dapat bervariasi lebih dari beberapa kali lipatkonsentrasi glukosa karena berubahnya kondisi umum nutrisi dan jumlah gula dalam makanan. Integrasi informasi sensoris terjadi pada semua tingkat dalam sistem saraf, dan kerja seluler yang baru saja dijelaskan merupakan langkah pertama. Reseptor kompleks seperti mata mempunyai tingkat integrasi yang lebih tinggi karena sinyal berkumpul pada saraf sensoris, dan sistem saraf pusat selanjutnya akan mengolah semua sinyal yang masuk. Tiga komponen dari mekanisme sensoris adalah organ pengindera atau reseptor, jaras menuju otak dan area sensoris di korteks serebri. Pada organ pengindera atau properti reseptor kemampuannya berkembang sangat baik, dan masing-masing dikhususkan untuk berespons terhadap stimulus yang spesifik. Proses penghindaran, sensasi afterimage, adaptasi, dan variabilitas intensitas adalah semua sifat dari sensasi. Sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa nyeri mengenai indera kutan. Reseptor sensoris dikategorikan menjadi yaitu:1. Fotoreseptor, peka terhadap gelombang cahaya tampak2. Mekanoreseptor, peka terhadap energy mekanis. Contohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap peregangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor yang memantau tekanan darah3. Termoreseptor, peka terhadap panas dan dingin 4. Osmoreseptor, mendeteksi perubahan kosentrasi zat terlarut dalam cairan ekstrasel (CES) dan perubahan aktivitas osmotic yang terjadi5. Kemoresptor, peka terhadap bahan kimia tertentu. Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penghiduan dan pengecap, serta reseptor yang terletak jauh didalam tubuh yang mendeteksi kosentrasi O2 dan CO2 dalam darah atau kandungan kimiawi saluran cerna.6. Nosiseptor atau reseptor nyeri, peka terhadap kerusakan jaringan misalnya, luka terpotong atau luka bakar. Stimulasi intens terhadap setiap reseptor juga dirasakan sebagai nyeri.1,15

Jaras somatosensorik

Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :

Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima reseptor dibawa ke ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis berganti menjadi neuron sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis).15

JARINGAN SARAFJaringan saraf terdiri dari Neuroglia dan sel Schwann (sel sel penyokong) serta Neuron (sel sel saraf). Kebayakan neuron terdiri atas tiga bagian ; badan sel, dendrit, dan akson. Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama sama berfungsi sebagai satu unit.16

NeurogliaNeuroglia ( berasal dari nerve glue ) mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan sumber nutrisi sel saraf (Neuron) pada otak dan Medulla spinalis; sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron neuron di luar system saraf pusat. Neuroglia menyusun 40 % volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel Neuroglia yang berhasil diidentifikasi yaitu : Oligodendroglia, Ependima, Astroglia dan Microglia. Masing masing mempunyai fungsi yang khusus.16,17

Oligodendroglia Merupakan sel glia yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann. 16,17 Sel Schwann membentuk myelin maupun neurolemma saraf tepi. Tidak semua neuron ssusunan saraf tepi bermielin.

NeurolemaMembran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel sel Schwann yang membungkus semua neuron SST ( bermielin atau tidak bermielin ). Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi tonjolan saraf.16

Gambar 4. Jaringan saraf 17Mielin Merupakan suatu kompleks protein lemak bewarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran ion Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf, dan terdapat celah celah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus Ranvier. Tonjolan saraf pada susunan saraf pusat dan tepi dapat bermielin atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin dinamakan serabut bermielin, dan dalam SSP dinamakan massa putih ( Substansia Alba). Serabut serabut yang tak bermielin dinamakan serabut tak bermielin dan terdapat dalam massa kelabu ( Substansia Grisea) SSP. Transmisi impuls saraf di sepanjang serabut bermielin lebih cepat dari transmisi di sepanjang serabut tak bermielin, karena impuls berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.16,17

Ependima Berperanan dalam produksi Cerebro Spinal Fluid. Ependima adalah neuroglia yang membatasi system ventrikel SSP. Sel - sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak.16 Microglia Mempunyai sifat - sifat phagocyte yang menyingkirkan debris debris yang dapat berasal dari sel sel otak yang mati, bakteri dan lain lain. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperanan penting dalam proses melawan infeksi.16,17 Astrocytes atau Astroglia Berfungsi sebagai sel pemberi makan bagi neuron yang halus. Badan sel Astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular atau foot processes .Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel sel saraf terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah.16,17

Badan SelBadan sel atau perikarion adalah bagian neuron yang mengandung inti sel yang besar didalamnya terdapat RNA ( Asam Ribo Nukleat) dan sitoplasma, ini sering disebut dengan neuroplasma. Badan sel ini juga merupakan pusat trofik atau sintesis untuk keseluruhan sel saraf dan juga menerima stimulus. Dalam badan sel terdapat juga inti sel, mitokondria, aparat golgi, lisosom, dan badan niesel. Tersusun dari beberapa kompunen berikut :41. Satu nukleous tunggal, nukleous yang menonjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikas.2. Badan Nissl, terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.3. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

DendritDendrit merupakan kumpulan dari serabut sitoplasma. Serabut sarafnya tidak panjang dan bercabang seperti pohon, berfungsi menerima rangsang yang datang dari ujung akson dari neuron lain lalu meneruskannya ke badan sel. Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain.4

AksonAkson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Serabut sitoplasma tunggal memiliki serabut yang panjang dan tidak bercabang, yang berfungsi membawa rangsangan yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut serabut saraf.4

Gambar 5. Struktur sel saraf18

KesimpulanDari skenario 2 ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal, Diterima. Rasa nyeri dirasakan dikarenakan adanya mekanisme sensorik dimana terjadi kerusakan jaringan pada ujung saraf bebas (nosiseptif), lalu impuls dikirim menuju ke medulla spinalis, dan berakhir di otak.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed,6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2015: hal.146-151,200-2082. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006: hal.2-73. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995. hal.154-1564. Mescher AL. Histologi dasar junqueira, Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2009. hal.136-1505. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007.hal.245.6. Winami WW. Neuroscience. Dalam: Pelindung Susunan Saraf Pusat. Jakarta: UKRIDA ; 2008.hal.1-6.7. Gambar diunduh dari: www.google.com, 26 April 2015.8. Subowo. Histologi Umum. Jakarta: CV Sagung Seto ; 2009. hal. 173-85.9. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L, Hartanto H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC : 2006. hal.740-59 10. Netter FH, Machado CA. Atlas of Human Anatomy. Version 3. Icon Learning System LLC; 2003. hal.81-8711. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003. hal. 122-12812. Ginsberg L. Neurologi. Jakarta : Erlangga ; 2008. hal.76-8213. Krishna A. Neospirituality & neuroscience. Jakarta : Gramedia ; 2010. hal.50-5714. Faiz O, Moffat D. At a glanee anatomi. Jakarta : Erlangga Medical Series ; 2008. hal. 10115. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran, Ed.22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2008. hal. 143-15016. Marieb, Elaine N, PhD, Essentials of Human Anatomy & Fisiologi, Chap. 5 : 88 92, Chap.6 : 117 125, Second edition, Benjamin / Cumming Publishing Co, California, 1988. 17. Price, A. Silvia; Wilson, M. Lorraine, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses proses Penyakit, EGC; Jakarta; 2007. hal. 901 929, 1021 102218. Gittatian. Struktur saraf. Diunduh dari : www.google.com/?gws_rq=struktur+saraf 27 April 201520