Makalah blok 5
-
Upload
jhe-sie-angelina -
Category
Documents
-
view
24 -
download
12
description
Transcript of Makalah blok 5
Sistem Muskuloskeletal pada Articulatio Genus
Cristofher Sitanggang
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
NIM : 102012281. E-mail : [email protected]. Kelompok : C3
1. Pendahuluan
Sendi (Articulatio) adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat yang mempertahan tulang-tulang bersama dan
menentukan jenis dan derajat pergerakan diantara mereka. Sendi memiliki fungsi untuk untuk
melakukan gerak pada tulang. Persendian pada lutut disebut juga Articulatio Genus. Sendi lutut
merupakan pergerakan dari tulang ektremitas bawah yang mengahubungkan tulang paha
dengan dengan tungkai bawah.1
Persendian ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem tubuh untuk menopang
berat tubuh seorang manusia. Articulatio Genus dibentuk dari adanya tulang-tulang panjang
seperti femur, patella, tibia dan juga dibentuk dari adanya jaringan ikat (ligamen) yang
mengikat kedua tulang yang berhubungan.2
2. Isi
2.1. Skenario
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit dan
nyeri pada lutut kanan saat berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan radiologi, dokter
menyatakan ia menderita osteoartritis.
2.2. Hipotesis
Perempuan berusia 65 tahun tersebut kekurangan cairan sendi pada lututnya.
3. Pembahasan
A. Struktur Anatomi Articulatio Genus2
Articulatio Genus merupakan sendi ginglimus synovial modifikasi yang juga
memungkinkan terjadinya sedikit rotasi. Pada artikulatio genus, kondilus femoralis dan
Page | 1
kondilus tibialis berartikulasi, seperti juga patella dan permukaan patelar femur.1Pada
Articulatio Genus, fibula tidak termasuk didalamnya.
Pada Articulatio Genus dikenal dengan adanya Kapsula. Permukaan Articularis ditutupi
oleh kartilago articularis. Kapsula melekat pada batas-batas permukaan artikularis
kecuali di bagian anterior dimana kapsula berjalan terus samapai ke bawah. Di bagian
anterior kapsula terdapat pintu besar yang merupakan tempat bersatunya membrane
synovial dengan bursa suprapatelar. Bursa ini meluas ke superior selebar tiga jari diatas
patella antara femur dan kuadriseps. Berikut ini, tulang yang berperan adalah2 :
a. Femur
Femur adalah tulang terpanjang didalam tubuh. Femur dibagi menjadi 3 bagian yaitu
Kaput Femoralis, Kolum Femoralis, dan Korpus Femoralis. Dibagian ujung bawah
femur terdiri dari kondilus femoralis medialis dan kondilus femoralis lateralis. Struktur
ini merupakan tempat artikulasi dengan tibia pada Articulatio Genus. Kondilus lateralis
lebih menonjol daripada kondilus medialis, hal ini bertujuan untuk mencegah
tergesernya patella.
Pada tulang paha atau femur, terdapat bagian Cartilago Articularis pada condylus
femoralis medial dan condylus femoralis lateral sehingga bagian ini menjadi lebih halus
saat berartikulasi dengan tibia yang juga memiliki Cartilago Articularis.
b. Tibia
Tibia berfungsi untuk memindahkan berat badan dari femur ke talus. Sifat sifat dari tibia
adalah :
- Ujung atas tibia yang mendatar (plato tibia) memiliki kondilus tibia medialis dan
lateralis untuk artikulasi dengan kondilus femoralis yang sesuai. Berlawanan dengan
kondilus femoralis, kondilus tibialis medialis lebih besar daripada kondilus tibia
lateralis.
- Pada bagian anterior korpus atau Tuberositas tibia merupakan tempat untuk insersi
ligamentum patellae.
- Pada bagian superior tibia terdapat Cartilago Articularis pada bagian condylus lateral
dan medialis nya. Karena adanya Cartilago Articularis permukaan ini akan menjadi
halus saat berartikulasi dengantulang femur.
Page | 2
c. Patella
Permukaan posterior patella halus dan dilapisi oleh kartilago artikularis.Permukaan ini
terbagi menjadi facet artikularis lateralis yang besar dan facet artikularis medialis yang
kecil untuk artikulasi dengan kondilus femoralis.
Pada Articulatio Genus dibutuhkan ligament untuk menyatukan 2 tulang yang akan
berikatan membentuk suatu sendi. Dalam articulatio genus terdapat ligamentum
ekstrakapsulare dan ligamentum intrakapsulare.2
a. Ligamentum Ekstrakapsulare
Dibagian luar kapsul terdapat 2 ligamen yang berperan, yang pertama ialahLigamentum
kolaterale mediale(tibiale). Ligamen ini terdiri dari dua bagian, superfisialis dan
profunda.Bagian superfisialis melekat ke epikondilus femoralis atas, dan permukaan
subkutaneus tibia di bawah, sedangkan yang profunda melekat erat ke meniskus
medialis. Ligamen yang kedua adalah Ligamentum kolaterale laterale(fibulare).
Ligamen ini melekat ke epinkondilus femoralis atas dan bersama m.biseps femoris, ke
kaput fibula di bawah. Tidak seperti ligamentum kolaterale mediale, ligamentum ini
jauh dari kapsula dan meniskus.
b. Ligamentum Intrakapsulare
Ligamentum krusiatum terletak didalam artikulasio genus. Ligamen ini dibagi menjadi
2, yang pertama ialah Ligamentum krusiatum anterior, melewati bagian depan area
interkondiloidea tibia ke sisi medial kondilus femoralis lateralis.Ligamentum ini
mencegah hiperekstensi dan menahan gerakan ke depan tibia pada femur. Ligamen yang
kedua ialah Ligamentum krusiatum posterior, melewati bagian belakang area
interkondiloidea tibia ke sisi lateral kondilus medialis.1Menjadi tegang saat hiperfleksi
dan menahan pergeseran posterior tibia dan femur.
Dalam articulatio genus juga ada Meniskus. Meniskus merupakan penahan guncangan
fibrokartilaginosa berbentuk bulan sabit dalam sendi. Selain, tulang dan ligamentum,
alat gerak aktif pada tubuh kita merupakan otot. Tulang tersebut tidak bisa digerakkan
begitu saja tanpa otot. Otot yang bekerja pada sendi lutut yakni2 :
a. Mm. Extensor sendi lutut
Page | 3
M. quadriceps femoris berfungsi untuk ekstensi tungkai bawah pada articulatio
genus.
M. articularis genus berfungsi menarik membran sinovial ke arah superior selama
ekstensi articulatio genus.
b. Mm. Adductor femoris
M. Gracillis otot panjang seperti sabuk dan terletak pada sis medial tungkai atas
dan lutut.
M. Adductor magnusotot bentuk segitiga besar dan terdiri atas bagian adductor
dan hamstring.
c. Mm. Flexor sendi lutut
M. biceps femoris flexi dan rotasi lateral tungkai bawah pada articulatio genus.
M. semitendinosus flexi dan rotasi medial tungkai bawah pada sendi lutut.
M. semimembranosus flexi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio
genus.
B. Jaringan dan komponen pada Sendi lutut
Tulang 2
Tulang ekstremitas biasanya berbentuk panjang. Pada bagian ini Tulang paha (femur)
merupakan salah satu contoh dari tulang panjang. Jadi, jika kita ingin melihat struktur
mikroskopik yang lebih dalam dari tulang paha (femur), kita bisa menggunakan preparat
tulang panjang, walaupun itu bukan dari tulang paha, karena setiap tulang panjang,
mempunyai struktur yang sama.
Pada tulang panjang, bagian silindris luar adalah tulang kompak padat. Permukaan
dalam tulang kompak di dekat rongga sumsum (cavitas medullaris) adalah tulang
spongasium (kanseloa). Tulang spongiosum (kanseola) mengandung banyak daerah
yang saling berhubungan dan tidak padat; namun kedua jenis tulang memiliki gambaran
mikroskopik serupa. Pada tulang kompak, serat kolagen tersusun dalam lapisan-lapisan
tulang yang tipis disebut lamella (lamella ossea) yang saling sejajar di bagian tepi
tulang, atau bisa disebut tersusun secara konsentris mengelilingi suatu pembuluh darah.
Page | 4
Komponen-komponen tulang ada 3 yaitu3 :
1. Sel
• Osteoprogenitor/osteogenik: merupakan populasi sel induk atau sterm sel yang
berbentuk gelendong dengan inti pucat. Terdapat di lapisan dalam perikondrium
endosteum dan di saluran vaskular tulang kompak. Ada dua jenis sel osteoprogenitor
yaitu preosteoblas yang akan menjadi osteoblas yang fungsinya adalah membentuk tulag
dengan membentuk kolagen dan preosteoklas yang akan jadi osteoklas yang fungsinya
adalah mengahncurkan dan menyerap sel-sel tulang yang sudah tua.
• Osteoblas: terdapat pada permukaan tulang tempat matriks ditambahkan. Berbentuk
kuboid-piramid dan lembaran seperti epitel, selain itu sitoplasma basofil yang
menghasilkan protein dan proteoglikans yang tinggi. Sel ini juga mempunyai tonjolan-
tonjolan sitoplasma mirip jari yang menonjol ke dalam matriks.
• Osteosit: merupakan osteoblas yang terpendam dalam matriks, sitoplasma basofilik
dan mirip dengan osteoblas. Inti gelap dan mempunyai tonjolan halus dari sitoplasma
menjulur ke dalam kanalikuli yang keluar dari lakuna.
• Osteoklas: merupakan sel raksasa berinti besar dengan banyak anak inti yang
jumlahnya bervariasi. Terdapat di permukaan tulang, sering dalam lekukan dangkal
yang disebut lakuna howship. Sitoplasma basofilik dari sel ini ringan dan mempunyai
banyak vakuola. Sel ini mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik dan matriks
tulang melepaskan substrat dasar yang mengapur.
2. Serat yaitu kolagen dan elastin. Yang paling banyak adalah serat kolagen yang berasal
dari fibroblas dan membentuk fibril. Serat ini tidak bercabang tetapi membelah. Serat
elastin juga berasal dari fibroblas namun serat ini adalah homogen bercabang.
3. Zat antar sel/matriks berupa zat organik (serat kolagen) dan zat anorganik (kalsium
fosfat 85%, kalsium karbonat 10%, CaCl, MgF). Unsur organiknya kira-kira 35%
terutama terdiri dari kolagen tipe 1, jumlah kondroitin sulfat lebih sedikit daripada
tulang rawan, matriks bersifat asidofil. Sedangkan unsur anorganik 65% dari berat
tulang. Bahan mineral terutama dari kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) dan tersusun
dalam lapisan yang terkonsentris disebut lamel. Lamel terbentuk akibat peletakan
matriks yang ritmik.
Page | 5
Jaringan otot 4
Tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ organ tubuh. Setiap jenis
jaringan otot memiliki struktur yabg disesuaikan dengan peran fisiologisnya. Ada tiga
jenis jaringan otot yang dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi dan fungsional,
yaitu :
1. Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Gambar 1.a5
2. Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot rangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat
pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh
saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak
adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.
Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.3
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Page | 6
Gambar 1.b5
3. Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.
Gambar 1.c5
C. Mekanisme Kerja Otot Rangka
Pada manusia, otot rangka merupakan sistem saraf somatik, yaitu mulai dan berakhir
pada tendon 1 berkas otot yang terdiri dari sejumlah besar serat otot. Neuron motorik
pada saraf somatik melepaskan asetilkolin. Asetilkolin berikatan dengan reseptor di
daerah tertentu pada sel otot yang disebut end plate. Pengikatan asetilkolin
menyebabkan sel otot mencapai ambang yang menimbulkan potensial aksi dan
menyebabkan terbukanya pintu kalsium di membran. Selain itu asetilkolin juga
mempengaruhi depolarisasi yang terjadi pada kerja otot. Depolarisasi adalah suatu
keadaan dimana terjadi pembalikan/perubahan muatan dari (+) ke (–) atau dari (–) ke
(+). Saat relaksasi pintu Na tertutup yang disebut dengan keadaan impermeable.Di luar
Page | 7
sel terdapat banyak ion Na dengan muatan (+) sedangkan di dalam ion Cl dengan
muatan (-).6
Namun saat rangsang terjadi maka sifat Voltage Gate (sifat khusus Na) akan membuat
pintu Na terbuka dan tertutup tergantung pada voltase. Pada saat mencapai -55 mV
maka pintu Na akan terbuka semua dan ini disebut sebagai firing level sedangkan saat
voltase mencapai + 30 mV maka pintu Na akan tertutup kembali.Pada saat terbuka maka
akan terjadi depolarisasi dimana muatan di luar menjadi lebih – sedangkan di dalam
akan menjadi lebih +.6
D. Metabolisme Kerja Otot (Kontraksi dan Relaksasi)
Kerja otot terdiri atas kontraksi dan relaksasi. Kontraksi adalah suatu keadaan dimana
otot memendek dan melakukan kerja seperti saat kita mengangkat beban. Sedangkan
relaksasi merupakan keadaan dimana otot kita kembali ke keadaan semula sebelum
kontraksi. Kontraksi terjadi akibat Asetilkolin membebaskan ion Ca2+.Ion Ca masuk ke
dalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin berubah
mempengaruhi filamen penghubung. Aktin dan miosin bergabung membentuk aktomiosin
sehingga benang sel menjadi pendek, Pada saat inilah otot sedang berkontraksi. Setelah
terjadi kontraksi terjadi relaksasi yaitu keadaan dimana otot berusaha kembali ke keadaan
semula, hal ini terjadi saat setelah terjadi kontraksi, ion Ca kembali masuk ke plasma sel.6
4. Kesimpulan
Dalam sistem gerak tulang, tulang tidak dapat bekerja sendiri.Tulang bisa bergerak dengan
bantuan otot, sendi, dan ligamen. Keempat hal ini tidak bisa dipisahkan dalam kerja sendi lutut.
Bila salah satu dari bagian ini memiliki gangguan, gangguan ini akan berdampak juga pada
mekanisme kerja komponen yang lain dan nyeri pada sendi lutut tersebut terjadi karena
kekurangan cairan pada sendi lutut.
Daftar Pustaka
Page | 8
1. Richard A. Skelet. Jakarta: Erlangga; 2007.h.312-5.
2. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Penerbit erlangga,2002: 106-7.
3. Fawcett, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC;2002.
4. Junquiera LC, Tambayong J, Dany F, editor. Histologi dasar : teks dan atlas. Edisi 10.
Jakarta: EGC: 2007.h.181-200.
5. Otot myologi. 2009. Diunduh dari http://4.bp.blogspot.com/2009/12/otot-lurik-otot-
rangka.html (diunduh 29 desember 2009)
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.290-9.
Page | 9