Makalah BBT

17
I. PENDAHULUAN a. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan air sisa pencelupan zat warna dispersi untuk pencelupan kembali zat warna dispersi pada serat poliester. b. Latar Belakang Untuk menanggulangi keterbatasan ketersediaan air untuk proses tekstil, dimana banyak perusahaan tekstil kesulitan untuk mendapatkan air untuk proses tekstil bahkan sampai membeli air untuk kebutuhan proses produksinya. Maka dilakukan beberapa langkah efisiensi penggunaan air yang salah satunya dengan cara penghematan penggunaan air proses produksi. Atas dasar pertimbangan tersebut maka dilakukan percobaan pencelupan dengan menggunakan air sisa celup zat warna dispersi. Rata-rata penyerapan zat warna dispersi pada suhu tinggi mencapai 90%, sehingga kemungkinan larutan sisa pencelupan tersebut dapat digunakan kembali untuk proses pencelupan. II. TINJAUAN PUSTAKA Zat warna dispersi adalah zat warna yang kelarutannya dalam air sedikit sekali dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan untuk mewarnai serat-serat tekstil yang hidrofob salah satunya adalah serat poliester. Mekanisme pencelupan zat warna dispersi pada serat poliester menyerupai peristiwa distribusi zat padat ke dalam dua zat pelarut yang tidak dapat dicampur. Dalam hal ini zat warna dispersi merupakan zat padat yang larut dalam media serat. Adsorpsi zat warna tersebut sering disebut solid solution. Mekanisme pencelupannya secara umum adalah zat warna dispersi berpindah dari keadaan agregat dalam larutan celup masuk ke dalam serat sebagai serat dalam bentuk molekuler. Pigmen zat warna dispersi larut dalam air dalam jumlah yang kecil sekali, tetapi bagian zat warna yang terlarut tersebut sangat mudah terserap oleh serat. Sedangkan bagian yang tidak larut merupakan timbunan zat warna yang sewaktu-waktu larut untuk mempertahankan kesetimbangan.

Transcript of Makalah BBT

Page 1: Makalah BBT

I. PENDAHULUANa. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan air sisa pencelupan zat warna dispersi untuk pencelupan kembali zat warna dispersi pada serat poliester.

b. Latar BelakangUntuk menanggulangi keterbatasan ketersediaan air untuk proses tekstil, dimana banyak perusahaan tekstil kesulitan untuk mendapatkan air untuk proses tekstil bahkan sampai membeli air untuk kebutuhan proses produksinya. Maka dilakukan beberapa langkah efisiensi penggunaan air yang salah satunya dengan cara penghematan penggunaan air proses produksi. Atas dasar pertimbangan tersebut maka dilakukan percobaan pencelupan dengan menggunakan air sisa celup zat warna dispersi.Rata-rata penyerapan zat warna dispersi pada suhu tinggi mencapai 90%, sehingga kemungkinan larutan sisa pencelupan tersebut dapat digunakan kembali untuk proses pencelupan.

II. TINJAUAN PUSTAKAZat warna dispersi adalah zat warna yang kelarutannya dalam air sedikit sekali dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan untuk mewarnai serat-serat tekstil yang hidrofob salah satunya adalah serat poliester. Mekanisme pencelupan zat warna dispersi pada serat poliester menyerupai peristiwa distribusi zat padat ke dalam dua zat pelarut yang tidak dapat dicampur. Dalam hal ini zat warna dispersi merupakan zat padat yang larut dalam media serat. Adsorpsi zat warna tersebut sering disebut solid solution. Mekanisme pencelupannya secara umum adalah zat warna dispersi berpindah dari keadaan agregat dalam larutan celup masuk ke dalam serat sebagai serat dalam bentuk molekuler. Pigmen zat warna dispersi larut dalam air dalam jumlah yang kecil sekali, tetapi bagian zat warna yang terlarut tersebut sangat mudah terserap oleh serat. Sedangkan bagian yang tidak larut merupakan timbunan zat warna yang sewaktu-waktu larut untuk mempertahankan kesetimbangan.Pada pertambahan suhu larutan celup, pencelupan dimulai pada suhu 90 o – 110oC, dan pada saat yang sama agregat zat warna mulai terbentuk pada suhu 90 o – 110oC. Ketika suhu mencapai 120o – 130oC, larutan zat warna dispersi menjadi jernih. Setelah suhu mencapai 130oC, agregat zat warna secara teratur menghilang sebagai bagian dari proses pencelupan dan setelah 60 menit agregat hampir menghilang semua. Agregasi pada suhu tinggi dapat dihindari dengan menggunakan zat pembantu berupa zat pendispersi atau zat perata.Pada proses pencelupan zat warna dispersi, sebagian besar zat warna terserap ke dalam pori serat sehingga kemungkinan larutan sisa pencelupan tersebut dapat digunakan kembali untuk proses pencelupan.Pada pencelupan zat warna dispersi pada serat poliester, rata-rata penyerapan sangat rendah pada suhu 100oC, tapi dapat ditingkatkan dengan kenaikan suhu sampai 120o-130oC. Rata-rata penyerapan zat warna dispersi pada suhu tinggi mencapai lebih dari 90%.

Page 2: Makalah BBT

Gambar 2.1. Rata-rata Penyerapan Zat Warna Dispersi Pada pencelupan Poliester

III. METODE PENELITIANa. Tahap 1

- Melakukan pencelupan zat warna dispersi pada serat poliester dengan metode HT/HP dengan berbagai konsentrasi. Resep Pencelupan : Campuran 3 warna zat warna dispersi yaitu Begacron Yellow Rd-Alk, Begacron

Red Rd-Alk, Begacron Blue Rd-AlkDengan 7 variasi (total konsentrasi zat warna campuran) yaitu 0,1 %, 0,2 %, 0,3 %, 0,4 %, 0,5 %, 0,6 % dan 0,7 %. Setiap konsentasi dibuat 5 larutan celup yang berbeda warna, agar diperoleh jumlah sisa larutan celup yang cukup untuk proses pencelupan kembali (juga sebagai analogi proses pencelupan bermacam-macam warna di industri)

Zat Pendispersi : 1 cc/L Asam asetat : 1 cc/L Berat kain : 5 gram Vlot : 1 : 20 Suhu : 130 oC Waktu : 30 menit

- Uji spektrofotometri air sisa celup dari masing-masing konsentrasi zat warna dengan alat Spektrofotometer Spectronic 20 Turner Model 350, untuk mengetahui konsentrasi masing-masing zat warna pada air sisa pencelupan.

- Melakukan pencelupan zat warna dispersi warna tua (konsentrasi zat warna 2 %) dengan air sisa celup zat warna dispersi dari masing-masing konsentrasi dengan metode HT/HP, juga melakukan pencelupan blanko (pencelupan dengan air baru) sebagai pembandingnya.

- Melakukan pencelupan topping zat warna dispersi (konsentrasi zat warna 2 %) dari air sisa pencelupan 0,2 %

b. Tahap 2- Melakukan evaluasi kain hasil celup dengan menggunakan air sisa celup:

Uji beda warna dengan alat Miniscan XE plus Hunt Lab.

Page 3: Makalah BBT

Uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian Uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan

c. Tahap 3- Data hasil pengujian kemudian dievaluasi dan dibahas dalam diskusi guna

mendapatkan kesimpulan dan saran yang selanjutnya ditulis dalam laporan penelitian.

IV. PEMBAHASANa. Konsentrasi Sisa Zat Warna Setelah Pencelupan

Tabel 4.1 Konsentrasi Sisa Zat Warna Dispersi pada Pencelupan Zat Warna Dispersi

Kons. Total ZW Pencelupan (%)

Abs. ZW Sisa Pencelupan Kons. ZW Sisa Pencelupan (%)Yellow Red Blue Yellow Red Blue

0,1 0,025 0,02 0,015 0,01494 0,0081 0,0001410,2 0,05 0,04 0,03 0,02987 0,0162 0,002810,3 0,07 0,06 0,05 0,04025 0,01759 0,022150,4 0,11 0,09 0,07 0,06494 0,0331 0,015290,5 0,16 0,12 0,09 0,10253 0,02595 0,027070,6 0,25 0,19 0,14 0,15709 0,05766 0,023030,7 0,32 0,24 0,18 0,20506 0,0519 0,05415

Berdasarkan data Tabel 4.1 konsentrasi sisa zat warna pencelupan di atas, maka prosentase zat warna yang terserap pada bahan yaitu :

Tabel 4.2 Penyerapan Zat Warna Dispersi pada Pencelupan Zat Warna Dispersi pada Kain Poliester

Kons. larutan celup awal %

air sisa celup % ZW total yang terserap bahan% yellow % red % blue

0,1 14,94 8,1 0,14 76,820,2 14,93 8,1 1,40 75,560,3 13,42 5,86 7,38 73,340,4 16,23 8,27 3,82 71,670,5 20,51 5,19 5,41 68,890,6 26,18 9,61 3,84 60,370,7 29,29 7,41 7,73 55,55

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa penyerapan zat warna dispersi untuk konsentrasi pencelupan zat warna 0,1 % mencapai 76,819 %. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penyerapan zat warna dispersi terhadap bahan cukup tinggi, sehingga konsentrasi zat warna pada larutan sisa pencelupan relatif sedikit. Semakin besar konsentrasi zat warna pada pencelupan maka semakin menurun tingkat penyerapan zat warnanya atau semakin besar konsentrasi zat warna pada larutan sisa pencelupannya. Hal ini disebabkan bahan serat poliester mempunyai ruang yang terbatas yang bisa

Page 4: Makalah BBT

dimasuki oleh zat warna dispersi, sehingga setelah ruangan pada serat poliester penuh maka kelebihan zat warna tidak akan terserap masuk ke dalam serat poliester tersebut.Melihat hal tersebut di atas, maka terdapat kemungkinan air sisa pencelupan zat warna dispersi pada kain poliester untuk konsentrasi warna yang kecil dapat dipakai kembali untuk mencelup, karena sisa zat warna pada larutan sisa celup relatif sedikit.

b. Pencelupan Zat Warna Dispersi pada Kain Poliester dengan menggunakan Sisa Larutan Pencelupan Zat Warna Dispersi.

Kode Kain Nilai

I (Standar) Sample 1 Sample 2 Sample 3 Sample 4 Sample 5 Sample 6 Sample 7 Sample 8

Resep Asli Sisa 0,1 % Sisa 0,2 % Sisa 0,3 % Sisa 0,4 % Sisa 0,5 % Sisa 0,6 % Sisa 0,7 %Topping

(Sisa 0,2 %)

Target L* 21,99 21,85 21,86 21,78 21,52 21,27 22,85 21,07 22,64 a* -5,49 -5,66 -5,32 -5,36 -5,58 -5,26 -5,71 -5 -5,87 b* 8,63 8,74 8,44 8,11 8,31 7,32 9,36 7,37 9,2

∆L -0,14 -0,13 -0,21 -0,47 -0,72 0,86 -0,92 0,65 ∆a -0,17 0,17 0,13 -0,09 0,23 -0,22 0,49 -0,38 ∆b 0,11 -0,19 -0,52 -0,32 -1,31 0,73 -1,26 0,57 ∆E 0,24 0,28 0,57 0,57 1,06 1,14 1,63 0,94

Tabel 4.3 Beda Warna Hasil Pencelupan Zat Warna Dispersi pada Kain Poliester dengan menggunakan Sisa Larutan Pencelupan Zat Warna Dispersi.

Dari Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa hasil pencelupan dengan menggunakan air sisa pencelupan zat warna dispersi sampai konsentrasi 0,4 % memberikan beda warna yang masih dalam nilai toleransi warna (nilai beda warnanya kurang dari 1 = 0,57), sedangkan untuk konsentrasi lebih dari 0,4 % menunjukkkan nilai beda warna yang lebih besar dari 1 yang menunjukkan arah warnanya sudah melenceng. Hal ini menunjukkan bahwa air sisa larutan pencelupan zat warna dispersi bisa dipergunakan kembali untuk mencelup kembali kain poliester dengan zat warna dispersi warna tua (konsentrasi warna tua = 2 %). Batas konsentrasi zat warna yang air sisa pencelupannya dapat dipakai kembali untuk pencelupan warna tua adalah 0,4 %.Perusahaan tekstil dapat menampung air sisa pencelupan warna-warna dengan konsentrasi dibawah 0,4 % dan dapat langsung mempergunakan air sisa tersebut untuk pencelupan warna-warna tua di atas 2 % tanpa proses pengukuran spektrofotometri dan proses topping, walaupun sebenarnya proses topping bisa saja dilakukan. Hal ini mengingat tidak semua perusahaan tekstil memiliki alat spektrofotometer. Kalaupun hendak melakukan proses topping, maka kita harus melakukan proses pengukuran warna terlebih dahulu pada larutan sisa pencelupan untuk mengetahui sisa zat warna yang terdapat pada air sisa pencelupan tersebut. Barulah setelah itu kita dapat melakukan pencelupan dengan proses topping dengan hanya menambahkan sisa zat warna yang diperlukan. Hal ini dicoba pada sample 8 (pada tabel 4.3) dimana diujikan pada larutan air sisa pencelupan 0,2 %. Dilakukan proses topping dengan menambahkan zat warna yang dibutuhkan saja dengan cara konsentrasi zat warna blanko sebesar total 2% dikurangi konsentrasi zat warna pada larutan sisa pencelupan 0,2 %. Didapat hasil

Page 5: Makalah BBT

pencelupan dengan beda warna yang masih dalam batas toleransi beda warna yang tidak melebihi nilai 1 yaitu 0,94. Air sisa pencelupan poliester dengan zat warna dispersi adalah air dengan suhu 100 oC - 130 oC dan suhu sisa air pencuciannya yaitu 70 oC. Jika dilakukan penampungan terhadap air sisa proses pencelupan pada suatu tanki penampungan maka air sisa pencelupan yang ditampung akan bersuhu tinggi pula. Lalu jika air tersebut akan dipakai segera untuk mencelup warna tua, maka air dalam tanki penampungan tersebut dapat langsung digunakan karena masih menyimpan kalor dan akan mempercepat proses pemanasan air yang akan dipakai untuk pencelupan selanjutnya sehingga akan menghemat uap panas dari boiler. Proses tersebut dapat menghemat energi dan biaya produksi pada proses penc elupan poliester.

c. Ketahanan Luntur Warna Terhadap Gosokan dan Pencucian

Tabel 4.4. Ketahanan Luntur Warna Terhadap Gosokan

No Kain Pencelupan dengan Sisa Larutan Celup

Nilai Ketahanan Luntur Warna terhadap Gosokan Kering

Nilai Ketahanan Luntur Warna terhadap Gosokan Basah

1 Sisa Larutan Celup 0,1 % 4 – 5 4 – 52 Sisa Larutan Celup 0,2 % 4 – 5 4 – 53 Sisa Larutan Celup 0,3 % 4 – 5 4 – 54 Sisa Larutan Celup 0,4 % 4 – 5 4 – 55 Sisa Larutan Celup 0,5 % 4 – 5 4 – 56 Sisa Larutan Celup 0,6 % 4 – 5 4 – 57 Sisa Larutan Celup 0,7 % 4 – 5 4 – 5

Tabel 4.5. Ketahanan Luntur Warna terhadap Pencucian

No Kain Pencelupan dengan Sisa Larutan Celup

Nilai Perubahan Warna

Nilai Penodaan terhadap Kain Kapas

Nilai Penodaan terhadap Kain Poliester

1 Sisa Larutan Celup 0,1 % 4 – 5 4 – 5 4 – 52 Sisa Larutan Celup 0,2 % 4 – 5 4 – 5 4 – 53 Sisa Larutan Celup 0,3 % 4 – 5 4 – 5 4 – 54 Sisa Larutan Celup 0,4 % 4 – 5 4 – 5 4 – 55 Sisa Larutan Celup 0,5 % 4 – 5 4 – 5 4 – 56 Sisa Larutan Celup 0,6 % 4 – 5 4 – 5 4 – 57 Sisa Larutan Celup 0,7 % 4 – 5 4 – 5 4 – 5

Berdasarkan tabel di atas, hal tersebut menunjukkan bahwa pencelupan menggunakan air sisa larutan celup menghasilkan ketahanan luntur warna terhadap gosokan dan pencucian yang baik, yaitu nilai ketahanan luntur warna terhadap gosokan 4 – 5 dan nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian 4 – 5. Hal ini menunjukkan bahwa pencelupan dengan menggunakan larutan sisa celup hasilnya baik dan menunjukkan zat warna dispersi terserap pada poliester dengan baik.

V. KESIMPULAN

Page 6: Makalah BBT

Air sisa pencelupan zat warna dispersi pada kain polister sampai batas konsentrasi 0,4 % dapat dipakai kembali untuk mencelup kain poliester dengan zat warna dispersi untuk warna tua (konsentrasi lebih dari 2 %).Perusahaan tekstil dapat menghemat penggunaan air proses tekstil dengan menampung air sisa pencelupan zat warna dispersi warna-warna muda sampai batas 0,4 % dan menggunakannya untuk pencelupan zat warna dispersi kembali untuk warna-warna tua di atas konsentrasi 2 % secara langsung tanpa proses topping.

Page 7: Makalah BBT

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumikaron Colors Basic, Sumitomo Chemical Co., Ltd.2. Dyeing and Finishing of Polyester Fiber, Japan Textile News, Osaka Senken Ltd.,

1978.3. Rasyid Jufri, dkk., Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencapan, ITT,

Bandung. 1998. 4. Chariono, Nono, Pedoman Praktikum Pengukuran Warna, Sekolah Tinggi Teknologi

Tekstil.

Page 8: Makalah BBT

LAMPIRAN

1.1. Tabel data λ maksimum tiap-tiap zat warna

Λ Yellow Red Blue

A T A A T400 1.2 7 0.405 39 0.35 47410 1.3 5.5 0.42 38 0.3 50420 1.3 5 0.49 32.5 0.28 52430 1.35 (A1) 4.5 0.55 (A2) 28 0.27 (A3) 53.5440 1.3 5 0.65 22.5 0.27 54450 1.25 6 0.69 20.5 0.27 53.5460 1.2 7 0.75 17.5 0.295 51470 1.2 6.5 0.82 15 0.32 48480 1.1 8 0.845 14 0.36 44490 1.05 9 0.85 14 0.42 38500 0.94 11.5 0.92 12 0.48 33510 0.8 (B1) 16 0.95 (B2) 11 0.54 (B3) 29520 0.7 20 0.92 12 0.59 26530 0.64 23 0.94 11.5 0.63 28540 0.58 26.5 0.92 12 0.67 21.5550 0.54 29 0.9 12.5 0.7 20560 0.51 31 0.9 12.5 0.71 19.5570 0.47 (C1) 34 0.86 (C2) 14 0.72 (C3) 19580 0.44 36.5 0.84 14.5 0.71 19.5590 0.42 38 0.8 16 0.7 20600 0.4 40 0.77 17 0.7 20610 0.37 42.5 0.74 18 0.67 21620 0.345 45 0.69 20.5 0.65 22.5630 0.325 53 0.64 23 0.62 24640 0.315 51.5 0.59 25 0.59 26650 0.3 50 0.54 29 0.57 27660 0.3 50 0.52 30 0.52 30670 0.29 51 0.48 33 0.52 30680 0.28 52.5 0.44 36 0.49 32.5690 265 54.5 0.41 39 0.46 35700 0.26 55 0.4 40 0.44 36

Page 9: Makalah BBT

1.2. Tabel data absorbansi zat warna sisa pencelupan

Kons. Total ZW Pencelupan (%)

Abs. ZW Sisa PencelupanYellow Red Blue

0,1 0,025 (D1) 0,02 (D2) 0,015 (D3)0,2 0,05 0,04 0,030,3 0,07 0,06 0,050,4 0,11 0,09 0,070,5 0,16 0,12 0,090,6 0,25 0,19 0,140,7 0,32 0,24 0,18

1.3. Contoh perhitungan konsentrasi zat warna sisa pencelupan dalam larutan sisa pencelupan

Konsentrasi : 0,01 % ( 0,1 g/L )Absorbansi pada zat warna kuning pada λ1 : 430 nmA1 : 1,35A2 : 0,8A3 : 0,47Absorbansi pada zat warna merah pada λ2 : 510 nmB1 : 0,55B2 : 0,95B3 : 0,86Absorbansi pada zat warna biru pada λ3 : 430 nmC1 : 0,27C2 : 0,54C3 : 0,72Sisa Pencelupan (Campuran Zat Warna) dengan resep celup 0,1 %D1 : 0,025D2 : 0,02D3 : 0,015

λ1 : D1 = x . 1,35 + y . 0,55 + z . 0,27 0,1 0,1 0,10,025= 1,35 x + 0,55 y + 0,27 z 0,10,0025 = 1,35 x + 0,55 y + 0,27 z (persamaan 1)

Page 10: Makalah BBT

λ 2 : D2 = x . 0,8 + y . 0,95 + z . 0,54 0,1 0,1 0,10,02 = 0,8 x + 0,95 y + 0,54 z 0,10,002 = 0,8 x + 0,95 y + 0,54 z (persamaan 2)

λ 3 : D3 = x . 0,47 + y . 0,86 + z . 0,72 0,1 0,1 0,1

0,015 = 0,47 x + 0,86 y + 0,72 z 0,10,0015 = 0,47 x + 0,86 y + 0,72 z (persamaan 3)

Persamaan 1 dan 2

0,0025 = 1,35 x + 0,55 y + 0,27 z |0,540,002 = 0,8 x + 0,95 y + 0,54 z |0,27

(persamaan 4)

Persamaan 2 dan 3

0.002 = 0.8x + 0.9y + 0.54z x0,72 0.0015 = 0.47x + 0.86y + 0.72z x0,54

0.00144 = 0.576x + 0.648y + 0.3888z0.00081 = 0.2538x + 0.4644y + 0.3888z0.00063 0.3222x + 0.1836y (persamaan 5)

Persamaan 5 dan 4

0.00063 =0.3222x + 0.1836y persamaan 5 x 0.0540,00081 = 0.513x + 0.054y persamaan 4 x 0.1836

0,000034 =0.0173988x + 0.009914y0.000149 =0.0941868x + 0.009914y --0.00011 =-0.076788x 0

0.00135 = 0.729x + 0.297y + 0.1458z0.00054 = 0.216x + 0.243y + 0.1458z0.00081 0.513x + 0.054y

Page 11: Makalah BBT

x = 0.001494

0,00063 = 0,3222x + 0,1836y

0,00063 = 0,3222(0,001494) + 0,1836y

Y = 0,00081

0,0025 = 1,35 x + 0,55 y + 0,27 z0,0025 = 1,35 (0,001494) + 0,55 ( 0,00081) + 0,27z

Z = 0,000141

1.4. Mesin-mesin yang dipergunakan pada penelitian

Mesin Pencelupan HT/HP

Page 12: Makalah BBT

Spektrofotometer Spektronic 20 Turner Model 350

Alat Uji Beda Warna Miniscan XE plus Hunt Lab.

1.5. Larutan sisa pencelupan pada tiap-tiap konsentrasi

Air Sisa Celup 0,1 % Air Sisa Celup 0,2 % Air Sisa Celup 0,3 %

Page 13: Makalah BBT

Air Sisa Celup 0,4 % Air Sisa Celup 0,5 % Air Sisa Celup 0,6 %

Air Sisa Celup 0,7 %