MAKALAH Anest Kodya
-
Upload
lia-nur-aini -
Category
Documents
-
view
254 -
download
0
Transcript of MAKALAH Anest Kodya
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
1/30
MAKALAH
(TINJAUAN PUSTAKA)
SEGI PRAKTIS TERAPI CAIRAN, ELEKTROLIT
DAN TRANFUSI DARAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT
KEPANITERAAN KLINIK
BIDANG ANESTESIOLOGI DAN RAWAT INTENSIF
DI BLU RSUD SEMARANG
Oleh :
Farida Ayu Ekasari
01.208.5652
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
2/30
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Farida Ayu Ekasari
NIM : 01.208.5652
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Bidang Pendidikan : Anestesiologi dan Terapi Intensif
Periode Kepaniteraan Klinik : 1- 27 Juli 2013
Judul Makalah : Segi Praktis Terapi Cairan, Elektrolit dan
Tranfusi darah
Diajukan : Juli 2013
Pembimbing :Dr. Purwito Nugroho, Sp. An
TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN TANGGAL : ..
Mengetahui :
Ketua SMF Anestesiologi dan Rawat
Intensif
BLU RSUD Kota Semarang,
Dr. Purwito Nugroho, Sp. AnNIP. 19551221 198301 1 002
PEMBIMBING :
Dr. Purwito Nugroho, Sp. AnNIP. 19551221 198301 1 002
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
3/30
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
dengan Judul Segi Praktis Terapi Cairan, Elekrolit dan Tranfusi Darah ini
dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan
Klinik Bidang Anestesiologi dan Rawat Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang di BLU RSUD Kota Semarang
periode 1-27 Juli 2013
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuan dan kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan referat ini,
kepada :
1. Dr. Susi Herawati, M. Kes., selaku direktur Rumah Sakit Umum daerahKota Semarang
2. Dr. Wahyu Hendarto, Sp. An., selaku Ka. Instalasi Anestesiologi danPembimbing Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD
Kota Semarang.
3. Dr. Purwito Nugroho, Sp.An selaku Ka. SMF dan PembimbingKepaniteraan Klinik Anestesiologi dan terapi intensif RSUD Kota
Semarang.
4. Dr. Donni Indra Kusuma, Sp. An. Msi. Med, selaku PembimbingKepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD Kota
Semarang.
5. Dr. Dian Ayu selaku Residen Anestesiologi dan Terapi Intensif FakultasKedokteran Universitas Diponegoro serta Staff Anestesiologi dan Terapi
Intensif RSUD Kota Semarang.
6. Rekan-rekan Anggota Kepaniteraan Klinik di Bagian Anestesiologi danterapi Intensif RSUD Kota Semarang.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, supaya
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
4/30
referat ini dapat menjadi lebih baik, dan berguna bagi semua yang
membacanya.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih banyak
kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini.
Semarang, Juli 2013
Penulis
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
5/30
SEGI PRAKTIS TERAPI CAIRAN, ELEKTROLIT DAN TRANFUSI
DARAH
Farida Ayu Ekasari* , Purwito Nugroho **
ABSTRACT :
Fluids and electrolytes is necessary in order to keep the body healthy
condition. Fluid and electrolyte balance in the body is one part of the fluid and
electrolyte physiology homeostatis.Keseimbangan involves the composition and
movement of various tubuh.Cairan fluids and electrolytes into the body through
food, drink, and intravenous fluids (IV) and in the distribution to all parts of the
body. Fluid and electrolyte balance interdependent with each other: if one
disturbed it will affect the lainnya.Gangguan fluids and electrolytes that can
bring the patient in the emergency, which if not managed quickly and properly
can cause death. The recovery of the volume and composition of body fluids
and electrolytes in normal condition called resuscitation fluids and electrolytes.
In addition it also needed a blood transfusion to maintain hemodynamic
balance. Blood transfusion is the transfer of blood from one person (donor)
into another person's blood vessels (recipient). This is usually done as a
lifesaving maneuver to replace blood lost through severe bleeding, during
surgery when blood loss occurs or to increase the amount of blood in anemic
patients. If used properly, blood transfusion can save lives and improve health
status.
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
6/30
ABSTRAK :
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh.Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam
kegawatan, yang kalau tidak dikelola dengan cepat dan tepat dapat
menimbulkan kematian. Usaha pemulihan kembali volume serta komposisi
cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang normal disebut resusitasi
cairan dan elektrolit. Selain itu tranfusi darah juga dibutuhkan untuk
mempertahankan keseimbangan hemodinamik. Tranfusi darah adalah
pemindahan darah dari satu orang (donor) ke dalam pembuluh darah orang
lain (resipien). Hal ini biasanya dilakukan sebagai manuver penyelamatan
nyawa untuk menggantikan darah yang hilang karena perdarahan hebat, saat
operasi ketika terjadi kehilangan darah atau untuk meningkatkan jumlah darah
pada pasien anemia. Jika digunakan secara tepat, transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa dan memperbaiki status kesehatan.
Kata kunci: Terapi cairan, elektrolit, tranfusi darah
*Co assisten FK Universitas Islam Sultan Agung Semarang
**Dokter Spesialis Anestesiologi BLU RSUD Kota Semarang
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
7/30
PENDAHULUAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan homeostasis.
A. KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama,
yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang
normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60%
berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada
umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997)
1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira
2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata
pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah
cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan
peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung
didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai
kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam
rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L
pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.
Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali
lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
8/30
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-
anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari
BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L
(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang
mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel
darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas
dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis
kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah
adalah mencakup :
- pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
- transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
- pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
- transpor hormon ke tempat aksinya
- sirkulasi panas tubuh
3. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh
(CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan
intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan
keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-
intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-
hari.
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
9/30
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai
berikut :
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT
BADAN
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
10/30
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg
Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan
transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial,
pleura, intraokuler, dll.
NILAI RATA-RATA CAIRAN EKSTRASELULER (CES) DAN CAIRANINTRASELULER (CIS) PADA DEWASA NORMAL TERHADAP BB
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism,
4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9.
B. FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Mmbentu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
11/30
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1. AirAir adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
(a)Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan danakan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion
positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling
berikatan satu sama lainatau dengan berat molekul dalam garam.
Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam
larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di
dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat (PO4).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara
esensial sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan
komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan
interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
12/30
menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman
perbedaan antara dua kompartemen ini penting dalam mengantisipasi
gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa.
Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam
atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.
(b)Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidakberdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per
100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting
mencakup kreatinin dan bilirubin.
Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh
Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium
Mg2+, protein dan asam organik.
Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan
sebagai berikut :
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
13/30
Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518
KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH
YANG UTAMA
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
14/30
Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible
Loss (IWL)
Bila ingin mengetahui Insensible Loss (IWL) maka kita dapat menggunakan
penghitungan sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang36.8C)
(Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)
JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN
METABOLIK DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
15/30
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
diantaranya adalah :
1. UsiaVariasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun
dengan peningkatan usia.
Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.
2. Jenis kelaminWanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemakMengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan
lemak tubuh
4.
StresStres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah
dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan
air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan
produksi urine
5. SakitKeadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
16/30
6. Temperatur lingkunganPanas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. DietPada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke
intraselular.
E. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRANGangguan elektrolit yang sering mengancam kehidupan pada pasien dalam
keadaan kritis adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium dan fosfat.
1. KaliumPenting untuk mempertahankan membrane potensial elektrolit elektrik.
Gangguan kadar kalium terutama mempengaruhi: sistem
kardiovaskuler, neuromuskuler dan gastrointestinal.
Kadar normal: 3,5-5,5 mEq/L
Hipokalemia1. K
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
17/30
Terapi
Berikan KCL
- K+ >3 mEq/Loral atau via NGT : 20-40 m.mol
- K+ 6 mEq/L, gejalanya aritmia, heart block, bradikardia,
knduksi dan kontraksi terbatas
2. K+>7 mEq/LfatalPenyebab:
Disfungsi ginjal, asidemia, hioaldosteronisme,obat(potasium,
sparing diuretik, ACE inhibitor, NSAIDs), kematian sel, asupan
berlebihan
Terapi :
a. ECG abnormalb. Retribusi kalium: insuli 10 unit dan 5% dextrose 500ml
i.v, natrium bikarbonat 1 mEq/kg i.v pela-pelan.
c. Ekskresi kalium: loop diuretik(lasix), dialisad. Hiperventilasi, sehingga CO2 turunalkalosis
respiratorikK+ masuk intrasel
2. NatriumNatrium penting dalam menentukan osmolaritas darah, berperan
ada regulasi volume ekstraselular
Gangguan natrium mempengaruhi neuronal dan neuromuskular
junction
Kadar normal: 135-145mg/L
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
18/30
a. Hiponatremia1.
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
19/30
3. KalsiumKalsium berfungsi untuk kontraksi otot, transmisi impuls saraf,
sekresi hormon, pembekuan darah, pembelahan dan pergerakan sel,
penyembuhan luka.
Kadar kalsium sebaiknya dinilai dari ionized calcium
Kadar normal: 1-1,25 m.mol
a. HipokalsemiaCa
+
1,3 m.mol/L, gejala: hipertensi, cardiac iscemik,
arrytmia, bradicardia, gangguan konduksi, digitalis toxicity,
dehidrasi, lemah, depresi mental, mual muntah, konstipasi,
koma,kejang, pankreatitis, ulser disease, sudden death.
Penyebab: hiperparatiroidea, keganasan, immobilisasi,
kelebihan vit A atau D, thyrotoxicosis
Terapi:
NaCl 0,9%+ loop diuretik(furosemid)
NaCl: perbaikan volume intravaskulerperfusi jaringan dan
aliran darah ke ginjal adekuat
Diuretika : meningkatkan ekskresi kalsium
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
20/30
4. MagnesiumBerfungsi untuk tranverr energi dan stabilitas elektrik
Penyebab :
- Kehilangan lewat ginjal: diuretik, disfungsi tubuli ginjal dll
- Kehilangan lewat gastrointestinal: diare, malabsorbsi, nasogastric
suction.
- Pergeseran transeluler
- Pulih dari hipotermia, refeeding
- Asupan kurang
- Malnutrisi, alkoholisme, nutrisi pariental
Gejala: koma, hiperkalemia, hipokalsemia
Terapi : Emergensi(arrytmia): Mg SO4 10%-->0,2 ml/kg/dose i.v
5. FosfatFosfat berperan dalam metabolisme energi sel.
Penyebab :
- Pergeseran transelular
- Kehilangan lewat ginjal: hierkalemia, steroid, diuretik
- Kehilangan lewat gastrointestinal: diare, malabsorbsi
- Asupan kurang: malnutrisi
Terapi :
- >1 mg/dLinteral
-
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
21/30
F. PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan merupakan pengobatan utama pada penderita dengankekurangan cairan tubuh, karena dengan pemberian cairan dapat mecegah dan
menghindari keadaan syok hipovolemik dan asidosis bahkan kematian.
Sebagai pedoman dalam pemberian cairan adalah :
Tingkat dehidrasi. Tingkat blood loss Macam cairan
Cara-cara pemberian Monitoring5.
a.b. Tingkat Dehidrasi
Dapat ditentukan dengan mengukur Berat Jenis plasma & mengamati gejala
klinis yang terjadi. . Melihat gejala klinis ada dua macam metode sebagai
berikut :
1.Klasifikasi Klinis Pierce :
Gejala Klinis Defisit Cairan
Dehidrasi ringan :
- Turgor sdkt menurun- Takhikardi, rasa haus
5% Berat Badan
Dehidrasi sedang :
-turgor jelas menurun, haus sekali
- nadi lemah, takhikardi, hi[otensi8% Berat Badan
Dehidrasi berat :
- turgor sangat menurun ,mata cowong- stupor atau koma- nadi lemah/tak teraba, hipotensi- Sianosis ujung extremitas.
10% Berat Badan
:Mengukur Berat Jenis Plasma
Metode Cupri Sulfat.
BJ Plasma sesuai dengan BJ larutan Cupri Sulfat
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
22/30
BJ Plasma setara dengan pengukuran CVP dan sangat peka terhadapperubahan volume plasma
Defisit cairan menurut rumus Morgan-Watten : = BJ Plasma1,025 X Berat Badan x 4 ml
0,001
Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan Berat Jenis (BJ) Urine, Hematokrit
(Ht)tdan elektrolit darah. Dalam keadaan dehidrasi BJ urine dan Ht akan naik2.
Macam CairanTerapi cairan ada dua,meliputi :
1. resusitasi (kristaloid dan koloid) menggantikan kehilangan akutcairan tubuh.
2. rumatan ( elektrolit dan nutrisi) memelihara keseimbangan cairantubuh dan nutrisi.
3. cairan khususcairan hipertonik: NaCl 3%, mannitol 20%, bic-nat6 .
Berdasarkan cara pemberiannya, dapat dibagi menjadi :
1. Cairan rehidrasi OralCairan ini dapat diberikan dengan cara diminum atau melalui pipa
nasogastrik, secara umum dikenal dengan nama oraliti. Kesadaran di sini
diperlukan untuk menghindari terjadinya aspirasi dan tidak ada sumbatan
pada tractus . Cairan ini mudah didapat dan diberikan, tidak perlu steril.
Cairan ini diberikan dalam keadaan hangat dengan jumlah 1,5 kali jumlahdefisit cairan penderita5.
2. Cairan Rehidrasi InfusCairan ini diberikan secara intravena untuk menanggulangi secara cepat
defisit cairan tubuh. Macam cairan untuk menanggulangi keadaan darurat
antara lain digunakan
a.Cairan kristaloidb.Cairan koloid
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
23/30
c.Darah2.A. Cairan Kristaloid :
Ringer Laktat, Ringer Asetat (Asering ) dan NaCl.
Cairan ini komposisinya mirip dg cairan extracelluler.
Cairan yg diberikan akan merembes dari intravasculer masuk kedalaminterstitiel, dan akhirnya akan mencapai keseimbangan setelah
interstitiel jenuh. Molekul kecil bertahan - 1 jam dalam
intravaskuler
Hemodilusi dg cairan elektrolit bertujuan untuk :- memberikan koreksi defisit extracelluler
- mempertahankan hemodinamik dan perfusi yg baik sementara darah donor
belum ada.
- menghemat jumlah darah donor yg perlu ditransfusikan.
paling baik untuk menanggulangi dehidrasi secara cepat terutamadehidrasi oleh karena pendarahan, gastroenteritis / kholera dan sebagainya.
pemberian : 34 x jumlah volume darah yang digantikannyaPenggunaan:Pemeliharaan : D5-1/2 NPengganti: RL, NaCl 0,9 %Tujuan tertentu : NaCl 3 % , Bik Nat 8 %2 .Ringer Asetat
Keunggulan :
- Asetat dimetabolisme di otot dan masih dapat ditolerir pada pasien yangmengalami gangguan hati.
- RA lebih berguna daripada RL selama CPB.- Pemberian sebelum operasi atau durante operasi sesar, dapat
mengurangi resiko hipotermia pada ibu.
- Ringer Asetat sangat baik mempertahankan suhu sentral pasien peioperatif dibandingkan pada anestesi isofluran dan sevofluran.
- Pada kasus stroke akut, untuk meningkatkan osmolaritas, agar menjadiisotonis dengan cairan tubuh, maka ke dalam ASERING dapat
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
24/30
ditambahkan MgSO4 20% sebanyak 5 mL sehingga memperkecil risiko
memburuknya edema cerebral.
- efisien untuk mengatasi asidosis..Metabolisme Asetat
- C2H3O2 + 2O2 CO2 + H2O + HCO3 (Asetat)- Metabolisme asetat berlangsung lebih cepat, hemat oksigen- Lebih efisien karena tidak ada siklus Cori6Indikasi :
- Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi : gastroenteritis akut demam berdarah dengue
(DHF)
luka bakar
syok hemoragik dehidrasi berat trauma
B. Cairan koloid :
Cairan Koloid dibagi 2 golongan :
1. Koloid Alami : plasma protein, albumin, darah, Erythrocyte concentrates
2. Koloid sintetis :
- Dextran, dosis lebih dari 1015 ml/kg BB menyebabkan gangguan
proses pembekuan yang besar: Dextran 70, Dextran 40, max 2 botol
- Gellatin jumlah pemberian tak terhingga,kurang efisien karena hanya
mengisi sekitar 70 %: Hemacel, Gelofundin
- Hydoxy Ethyl Starch ( HES ) =2 botol
- Polyvinyl Pyrolidone ( PVC ) : Subtosan, Periston7 .
Koloid sintesis:
Mempunyai nilai oncotic yg tinggi, sehingga mempunyaivolume effect lebih baik dan 46 jam dalam intravaskuler
Mengurangi kebutuhan darah ataupun albumin Diterima untuk semua golongan darah Banyak tersedia di apotik dan dapat langsung digunakan Tidak ada resiko infeksi / kontaminasi Tahan dalam penyimpanan
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
25/30
Plasma expander tdk dpt mengkoreksi defisit kompartemenextrascelluler7 .
Cairan koloid mengandung molekul-molekul besar yang berfungsi
seperti albumin dalam plasma. Sedangkan pemberian transfusi darah akan
mengkoreksi volume plasma saja, sedangkan volume interstitiel masih tetap
kekurangan cairan2.
VOLUVEN
INDIKASI
1. Terapi dan pencegahan pada shock hypovolaemiaSehubungan dengan :
- Pembedahan
- Dengue Shock Syndrome /DSS
- Luka bakar
- Sepsis
-Trauma
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
26/30
- Preloading pada spinal anesthesia
- Extracorporeal circulation
- Terapi Haemodilution - kerusakan mikrosirkulasi
Keutamaan VOLUVEN :
Satu-satunya Koloid buatan yang diberikan ijin untuk penggunaan pada neonatus dananak
Dosis yang dapat diberikan jauh lebih banyak (50ml/kg/hr) 6 botol. Tidak di akumulasi di plasma, tidak mengganggu ginjal Tidak mengganggu koagulasi darah Tidak disimpan dalam jaringan mempunyai back up penelitian yang lengkap Memiliki volume efek yang baik (100%) Reaksi anafilaksi/anafilaktoid yang paling kecil, oedem minimal. Kebocoran kapiler lebih kecil, durasi lama (4-6 jam) Bahan baku jagung sangat aman (Gelatine terbuat dari tulang sapi ) Stabilitas suhu baik (pada suhu rendah gelatine dapat membeku ) Mengurangi waktu resusitasi Memperbaiki aliran di mikrosirkulasi4
KELOMPOK HES ( Hidroxy Ethyl Starch)
- HES Heta ,Penta.
- HES Tetra : BM 130 D = Dewasa dan Anak.
Osmol : 308 , isotonis.
koagulasi darah tidak terganggu ,derajat Substitusi rendah aman utk ginjal d/p BM 200 KD tahan 46 jam, mengisi 100 % yang diberikan. dosis : 50 cc/kgBB/hari ~ 5 - 6 btl Dws 50 KgBB. lebih lama bertahan di intravaskuler. reaksi anapilaksis paling ringan, reaksi oedem minimal7
Cara-cara Pemberian Cairan
- dehidrasi ringan atau sedang
sejumlah cairan dibagi dalam waktu 24 jam pertama sambil diawasi perubahan gejala
klinis yang terjadi, perubahan Ht, plasma elektrolit dan perubahan tekanan vena sentral
- dehidrasi berat
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
27/30
tahap I: rehidrasi cepat diberikan cairan 20-40 ml/KgBB dalam 12 jam.
tahapII : setengah sisa defisit tahap I diberikan dalam waktu 6 jam.
tahap III : sisa defisit diberikan selama 1617 jam2.
Di tambahan kebutuhan dasar tubuh (maintenance/rumatan) untuk mengatasi cairan yang
hilang selama dilakukan terapi, yaitu 2 cc/KgBB/jam. Dan juga elektrolit-elektrolit yang
dibutuhkan sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium.(Kebutuhan K 1 Meq/Kg BB/HR,
Na 2 Meq/Kg BB/HR).
- Penderita dengan perdarahan
1. Menentukan volume darah yang hilang.
- Diukur.
- Melihat gejala klinis :
- Minimal :
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
28/30
Urine normal oliguria anuria
CVP normal rendah sangat rendah
Gas Darah normal PO2 PCo2 Po2 PCO2
Blood Loss ----10% EBV ---30% EBV > 50% EBV
Estimated Blood Volume (perkiraan Jumlah darah) = 6570 ml/KgB2
2. Pergeseran cairan :
Kehilangan darah sp 10% tdk mengganggu kompartemen lain Kehilangan darah > 25% atau bila terjadi hipotensi ---- mengganggu kompartemen
interstitiel dan intrasel.
Cairan interstitiel berkurang, oleh karena :- Masuk ke intravasculer ( hemodilusi )
- Masuk ke intrasel. Hal ini terjadi, karena adanya hipoksia ----- pompa sodium tdk
berfungsi & membran sel bocor, sehingga sodium dari interstitiel masuk ke intrasel bersama
ai7.
3. Jumlah eritrosit / Hb yang tinggal .
Eritrosit untuk transport oksigen. Keadaan normal, jumlah oksigen yg tersedia utk jaringan adalah = COP x Sat.O2 x
Hb x 1,34 + Co x Po2 x 0,003
Unsur Co x Po2 x 0,003 nilainya kecil, sehingga dlm penyediaan oksigen utk jaringantergantung pada cardiac out put, saturasi oksigen dan Hb saja.
Batas maksimal kompensasi hanya 3 (tiga) kalinya saja. Jika Hb turun 1/3 nya, COP dapat meningkat jadi 3 kalinya, maka penyediaan oksigen
ke jaringan masih tetap normal.
4. Faktor pembekuan .
Perdarahan masih ----- faktor pembekuan banyak yg hilang Faktor pembekuan yg hilang perlu diganti dg pemeberian darah segar, thrombosit dan
FFP
Penelitian Takaori : Hb < 6 g%, terjadi pemanjangan waktu perdarahan lebih dari 10menit2.
B. Terapi Rumatan
1. Elektrolit
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
29/30
. KA-EN 1B
Indikasi :
- sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal- : dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, sengatan panas, < 24 jam.Direkomendasikan untuk usia 3 tahun atau berat badan 15 kg.
KA-EN 3A KA-EN 3B
Indikasi :
- larutan rumatan rasional untk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengankandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas.
- Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)- Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A.- Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B.Direkomendasikan untuk usia 3 tahun atau berat badan 15 kg5.
2. Nutrisi
AMIPAREN
Keunggulan :
- mengandung asam amino 10% dan BCAA 30%.- Suplai asam amino pada stres metabolik berat- Memperbaiki imbang nitrogenIndikasi :
- stres metabolik berat
- luka bakar
- infeksi berat
- kwashiorkor
- pasca operasi
- total parenteral nutrition
- dosis dewasa 100 mL selama 60 menit
- informasi : kecepatan pemberian asam amino adalah 10 gr/jam5.
-
7/22/2019 MAKALAH Anest Kodya
30/30
Monitoring dalam Pemberian Cairan
Menjaga supaya pemberian cairan tidak mengalami kelebihan atau kekurangan, meliputi :
a. Perubahan gejala klinis yang mencerminkan fungsi susunan saraf pusat, misalnya :penurunan kesadaran.
b. Perubahan sistem kardiovasculer, meliputi :Nadi, tensi., hilangnya kolaps vena perifer.c. Perubahan turgor.d. Perubahan produksi urine.e. Perubahan-perubahan haematokrit, elektrolit dan lain sebagainya2.