Makala h

14
Novi Ernilawati PS/05409 Nurul Hidayati PS/05451 Leni Rahmida PS/05409 What is learning? Menurut Morgan, belajar merupakan setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (1984). Sedangkan menurut Skinner (1985), belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat adaptif dan Mc.Beach (1956) mengemukakan bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, perubahan itu sebagai akibat dari latihan. Dari ketiga definisi tersebut terdapat aspek yang sangat mendasar pada proses belajar yaitu perubahan perilaku dan pengalaman. Selain dua aspek tersebut terdapat pula dua asperk lainnya, yaitu perubahan yang bersifat progresif dan menetap Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan yang bersifat progresif dan menetap. Progesif di sini adalah perubahan dari suatu keadaan yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang baik menjadi lebih baik. Sedangkan menetap (permanen) adalah kondisi dimana perubahan yang progresif tadi menjadi menetap dan dilakukan berulang-ulang. Jika

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

What is learning?

Menurut Morgan, belajar merupakan setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman

(1984). Sedangkan menurut Skinner (1985), belajar merupakan suatu proses adaptasi

perilaku yang bersifat adaptif dan Mc.Beach (1956) mengemukakan bahwa belajar

membawa perubahan dalam performance, perubahan itu sebagai akibat dari latihan.

Dari ketiga definisi tersebut terdapat aspek yang sangat mendasar pada proses

belajar yaitu perubahan perilaku dan pengalaman. Selain dua aspek tersebut terdapat

pula dua asperk lainnya, yaitu perubahan yang bersifat progresif dan menetap

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan yang bersifat progresif dan

menetap. Progesif di sini adalah perubahan dari suatu keadaan yang tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang baik menjadi lebih baik.

Sedangkan menetap (permanen) adalah kondisi dimana perubahan yang progresif tadi

menjadi menetap dan dilakukan berulang-ulang. Jika dipaparkan secara singkat

terdapat empat aspek utama belajar, yaitu: perubahan, perilaku/ potensi perilaku,

pengalaman dan sifatnya permanen

Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa belajar merupakan perubahan

perilaku individu yang didasari oleh berbagai pengalaman sehari-hari individu dan

bersifat permanen atau menetap.

Dalam dunia psikologi, dikenal juga istilah psikologi belajar. Psikologi

merupakan ilmu yang memelajari tentang kejiwaan serta proses mental manusia. Bila

dikaitkan dengan definisi belajar yang telah disebutkan di atas, psikologi belajar

merupakan ilmu yang memelajari proses mental seseorang dalam perubahan perilaku

berdasarkan pengalaman dan bersifat progresif serta relatif menetap.

Page 2: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

Paradigma Belajar

Asosiatif: Pavlov

a. Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku dan perubahan tersebut muncul

sebagai respon terhadap berbagai stimulus yang datang dari luar diri subjek.

Konsep dasar yang dikemukakan Pavlov adalah prinsip stimulus-respon

b. Tipe Belajar

Tipe belajar yang dilakukan oleh Pavlov adalah classical conditioning

c. Mekanisme Belajar

Terdapat empat aspek penting yaitu:

UCS: unconditioned response (stimulus yang secara otomatis menimbulkan

respon tanpa adanya pengkondisian)

CS: conditioned stimulus (didahului oleh stimulus netral)

UCR: unconditioned response (respon otomatis terhadap UCS)

CR: conditoned response (respon terhadap CS dengan didahului

pengkondisian).

Subjek diberikan CS dan UCS yang kemudian menimbulkan UCR

sebagai respon terhadap UCS. Pemberian CS dan UCS tersebut diulang-ulang

hingga kemudian Pavlov menghilangkan UCS dan subjek tetap memberikan

respon terhadap CS, respon tersebut dinamakan CR karena subjek

memberikan respon terhadap CS setelah diberikan pengkondisian.

Dalam proses conditioning terdapat beberapa jenis lain di antaranya:

Extinction: pelemahan atau pemusnahan karena UCS tidak disertakan

Spontaneous recovery: munculnya CR setelah masa istirahat Secara

otomatis, tanpa proses pembelajaran kembali

Stimulus generalization: stimulus baru serupa untuk menimbulkan CR

Stimulus discrimination: stimulus baru serupa tidak menimbulkan CR

Higher-order conditioning: CS+NS=CR CS=bagian dari UCS

Sylvi Dewajani, 10/04/10,
Maksudnya.?? Buat kalimat yang lbih baik
Sylvi Dewajani, 10/04/10,
Sylvi Dewajani, 10/04/10,
Semakin lama belajar dilakukan semakin terjadi stimulus diskriminasi...tambahkan penjelasan ini!!
Page 3: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

Pola pemasangan stimulus dalam kondisioning:

1. Delayed Conditioning

CS muncul terlebih dulu, dan tetap ada selama kemunculan UCS.

2. Trace Conditioning

CS muncul terlebih dahulu dan menghilang sebelum kemunculan UCS.

3. Simultaneous Conditioning (Kondisioning Simultan)

CS dan UCS dihadirkan secara bersamaan.

4. Backward Conditioning (Kondisioning Terbalik)

UCS justru muncul dan berhenti sebelum CS

5. Temporal Conditioning (Kondisioning Temporer)

CS dan UCS tidak bisa dijelaskan secara pasti. UCS dimunculkan dalam

jarak waktu yang telah ditentukan.

Dari kelima pola pemasangan stimulus tersebut disebutkan bahwa pola

delayed conditioning adalah pola paling efektif dalam memimbulkan respon,

sedangkan pola backward conditioning merupakan pola yang dinilai kurang

efektif dibandingkan pola lainnya.

d. Aplikasi dalam kehidupan nyata

Seorang laki-laki yang melakukan pendekatan pada wanita yang

disukainya biasanya membawakan sesuatu yang disukai wanita tersebut,

perilaku ini diulang-ulang sehingga wanita tersebut menyukai laki-laki itu

walaupun ia tidak membawakan barang kesukaannya.

Fungsionalis: Skinnera. Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar

Teori belajar Skinner menyatakan bahwa perubahan perilaku terjadi

karena adanya reinforcement yang didapat ketika perilaku itu muncul. Konsep

dasarnya adalah perilaku muncul karena adanya pengetahuan individu

mengenai apa yang akan terjadi ketika perilaku itu dilakukan. Dan Skinner

meyakini bahwasanya perilaku individu dipengaruhi oleh adanya interaksi

yang terus menerus dengan lingkungan sekitar.

b. Tipe Belajar

Sylvi Dewajani, 10/04/10,
UCS dihadirkan sebelum CS
Page 4: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

Tipe belajar yang dikemukaan Skinner memiliki 2 aspek penting:

1. Refleks/ Classical Conditioning.

Tipe belajar ini menekankan bahwa stimulus yang sudah dikenal mampu

membangkitkan respon individu, sehingga perilaku yang dimunculkan

individu disebabkan oleh adanya prediksi atau pengetahuannya akan

akibat yang akan terjadi.

2. Operant Conditioning.

Operant conditioning sebelumnya telah diteliti secara sistematis oleh

Thorndike. Tipe belajar ini menekankan pada hubungan sebab-akibat,

individu akan memunculkan atau tidak suatu perilaku karena dipengaruhi

oleh akibat atau konsekuensi yang akan diterimanya. Secara khusus,

proporsi perilaku yang ditunjukkan oleh individu akan bertambah jika

perilaku itu terjadi dan disusul oleh reinforcement atau dalam hal ini saya

meminjam istilah perkuatan, namun ketika perkuatan yang mengikuti

munculnya perilaku itu berkurang atau tidak lagi terjadi terdapat

kecenderungan berkurangnya proporsi kemunculan perilaku tersebut.

c. Mekanisme Belajar

Mekanisme belajar fungsionalis yang dikemukakan oleh Skinner ini

meliputi manipulasi akibat-akibat dari suatu perilaku dengan tujuan untuk

menaikkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku tersebut,

sehingga reinforcement diberikan secara berulang. Dalam hal ini, lingkungan

mempengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh individu, dan frekuensi

munculnya perilaku berubah-ubah sesuai dengan perkuatan yang

mengikutinya. Pada tipe operant conditioning, pemerkuat (reinforcement)

diberikan sesudah munculnya perilaku.

Terdapat 4 sifat operant conditioning Skinner, yaitu;

1. Positive Reinforcement; Ketika Individu memunculkan perilaku yang

diharapkan, maka pemerkuat positif (menyenangkan) diberikan.

Page 5: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

2. Negative Reinforcement; Ketika individu menunjukkan perilaku yang

tidak sesuai dengan harapan, maka pemerkuat negatif (tidak

menyenangkan) diberikan.

3. Punishment; Jika individu menunjukkan perilaku yang diharapkan

(perilaku operan) maka hukuman diberikan, jika tidak memunculkan

perilaku itu, maka hukuman dihentikan.

4. Ommision Training; Jika individu memunculkan perilaku operan,

maka pemerkuat akan dihentikan, namun jika individu tidak

memunculkan perilaku operan pemerkuat menyenangkan akan

diberikan

Adapun skedul reinforcement yang dikemukakan oleh Skinner meliputi atas;

1. Continuous Reinforcement Schedule (CRF) b) Fixed

Interval Reinforcement Schedule. c) Fixed Ratio Reinforcement Schedule. d)

Variable Interval Reinforcement Schedule. e) Variable Ratio Reinforcement

Schedule. f) Concurrent Reinforcement Schedule. g) Concurrent Chain

Reinforcement Schedule .

Dan penjelasannya adalah

1). CRS Setiap respon individu akan diberi perkuatan, individu cukup

melakukan satu perilaku operan saja, dan secara otomatis akan mendapatkan

perkuatan. Hal ini menyebabkan individu akan melakukan satu perilaku

operan secara berulang-ulang.

2). Perkuatan parsial atau intermittent reinforcement schedule. Perilaku

operan tidak selalu mengakibatkan dihasilkannya perkuatan, kadang-kadang

saja diikuti oleh pemberian perkuatan. Perkuatan parsial terbagi menjadi; 1.

Skedul ratio yang fixed, dan 2. Bervariasi (variable). sehingga individu akan

sering melakukan perilaku operan untuk mendapatkan perkuatan.

3). Skedul Interval atau Interval Schedule. Pemberian perkuatan tergantung

lama waktu. Satu perilaku operan yang dilakukan sesudah berjalannya suatu

waktu tertentu dapat menghasilkan perkuatan, jika tidak mencapai waktu yang

telah ditentukan, individu tidak mendapatkan perkuatan.

Sylvi Dewajani, 10/04/10,
Hukuman=reinforcement negative
Sylvi Dewajani, 10/04/10,
Ini punishment..kalo reinforcement negative = menghilangkan stimulus/reinforcement yang menyenangkan yang seharusnya dia peroleh
Page 6: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

4). Concurent schedule of reinforcement. Terdapat dua atau lebih pilihan

jadwal pemberian perkuatan yang aktif secara berbarengan, sehingga individu

dapat memilih salah satunya. Dan Perilaku memilih dalam skedul konkuren

dapat diterangkan dari Hukum Matching (Matching Law) (Herrnstein) yang

menyatakan bahwasanya respon yang diberikan kepada dua pilihan akan sama

dengan proporsi frekuensi reinforsemen yang didapat dari kedua pilihan

tersebut.

Kognitif: Banduraa. Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar

Teori belajar kognitif ini merupakan pengembangan dari teori belajar

klasik. Bila teori klasik hanya menekankan pada stimulus dan respon

serta dampak yang ditimbulkan, teori kognitif ini sudah mulai

menjelaskan bagaimana perilaku bisa terjadi berdasarkan sesuatu yang

ada di dalam pikiran. Disebut juga sebagai toeri belajar sosial, yang

menggunakan prinsip dasar modeling.

b. Tipe Belajar

Tipe belajar dari teori Bandura ini adalah pembelajaran secara

langsung melalui pengamatan (observation learning).

c. Mekanisme Belajar

Proses Belajar kognitif Bandura dilakukan dalam empat tahap, yaitu:

1. Atensi/perhatian

Dalam pembelajaran modeling, seseorang akan mempelajari

sesuatu jika ia bereaksi terhadap apa yang dilihatnya. Maka,

agar subjek bisa memberikan perhatian dengan baik,

diperlukan perilaku yang menonjol, yang bisa menarik

perhatian subjek.

2. Retensi

Retensi merupakan proses penyimpanan informasi yang

diperhatikan tadi serta respon yang terjadi ke dalam memori,

dengan proses penyandian.

Page 7: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

3. Reproduksi gerak

Informasi yang telah disandikan tersebut dituangkan kembali

dalam bentuk tindakan yang tepat sesuai dengan informasi

yang tersimpan.

4. Penguatan dan motivasi

Hadiah ataupun hukuman yang digunakan untuk mengontrol

perilaku.

Perlu diketahui bahwa tipe belajar observational tidak sama dengan

imitasi, karena perilaku yang dihasilkan belum tentu berupa

duplikasi. Misalnya, seseorang melihat suatu perilaku yang tidak

diinginkan dan melihat konsekuensi negatifnya, sehingga orang

tersebut akan berusaha menahan diri dari perilaku tersebut.

d. Aplikasi dalam kehidupan nyata

Andi merupakan seorang perokok aktif. Suatu hari ia melihat berita

bahwa seorang artis meninggal dunia karena sakit jantung.

Sebelumnya Andi juga mengetahui bahwa artis tersebut merupakan

seorang erokok berat. Oleh karena itu Andi berusaha untuk berhenti

merokok agar tidak mengalami hal yang sama dengan si artis.

Neurophysiology: Hebb

a. Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar

Hebb membangun teori belajarnya dengen bermula dari sel sinapsis.

Sinapsis merupakan jarak (gap) antara satu sel dengan sel yang lainnya. Pada

dasarnya, Hebb menekankan pada hubungan antar sel neuron atau saraf

dalam otak, ketika sel berhubungan satu dengan yang lain maka bagian saraf

akan terstimulasi menjadi lebih aktif melalui impuls yang dikirimkan. Tidak

dapat dipungkiri bahwasanya setiap perilaku yang ditunjukkan oleh individu

berhubungan dengan sistem faal yang berpusat pada sistem syaraf yang

disebut dengan otak.

Konsep dasar Hebb adalah Enriched environment (lokalisasi otak) yang

dimaksudkan untuk menempatkan individu pada situasi atau lingkungan yang

Page 8: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

memberi stimulasi pada diri individu agar mendapatkan banyak pengetahuan

atau penyerapan mengenai hal-hal yang baru.

b. Tipe Belajar

Neural learning, belajar karena adanya hubungan-hubungan antara aliran-

aliran syaraf. Tipe belajar dari teori neurophysiology ini antara lain:

1. Lokalisasi otak

2. Cell assembly

3. Sequence phase

c. Mekanisme Belajar

Mekanisme belajar dari teori Hebb ini adalah dengan menjalankan tiga

tipe belajar yang sudah disebutkan di atas, dimana semuanya saling

berhubungan satu sama lain. Dengan lokalisasi, otak sudah memiliki

spesifikasi tugas untuk masing-masing bagian, dilanjutkan dengan cell

assembly yaitu proses dimana otak mempelajari prinsip dasar dari suatu hal

dan prinsip dasar ini akan terus berkembang. Kemudian ada juga sequence

phase, dimana otak sudah bisa merangkaikan suatu hal yang mungkin tidak

beraturan. Semua mekanisme ini tidak lepas dari peran memory manusia.

Belajar diartikan sebagai penambahan tegangan dalam sel saraf. Short-

term memory merupakan aktivitas yang tetap dan dapat dipertahankan melalui

impuls secara mendadak diantara sel walau stimulus awalnya menghilang.

Sedangkan long-term memory diartikan sebagai penambahan formasi sel saraf

dalam otak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme belajar dalam

neuropsychology ini terjadi karena adanya hubungan antara reaksi-reaksi yang

terjadi dalam sel otak. Hubungan antara reaksi-reaksi neuron ini sering juga

disebut sebagai jaring laba-laba dalam otak.

d. Aplikasi dalam kehidupan nyata

1. Lokalisasi otak : masyrakat mengenal pembagian otak kanan dan otak kiri,

dimana keduanya memiliki peran yang berbeda. Otak kiri cenderung

Page 9: Makala h

Novi Ernilawati PS/05409

Nurul Hidayati PS/05451

Leni Rahmida PS/05409

berperan dalam bidang matematika dan logika, sedangkan otak kanan

digunakan untuk ranah afeksi dan artistik.

2. Cell assembly: misal seseorang mengenali bentuk bawang Bombay. Ketika

melihat kubah masjid, orang tersebut akan berpikir bahwa bentuk kubah

seperti bawang Bombay. Begitu pula bila melihat benda-benda lain yang

bentuknya mirip.

3. Sequence phase: Seseorang mengenali bentuk sepeda motor dengan

onderdil luar yang lengkap. Bila orang tersebut hanya melihat sebuah

spion, orang ini akan sadar bahwa spion tadi merupakan salah satu bagian

motor.