Ma ang grov ve C Cap pita al

4
Ma Melalu Pesis Pengan Artikel ini Wetlands In mangrove, m hutan mang Proyek ini b dapat berpe dan menduk Melalui pene upaya peng berbagai in mendorong inovatif den perngemban lainnya. ang ui Mang ir Yang tar memperkena nternational memberikan p rove. berharap aga eran lebih sig kung perekon elitian/kajian gembangan/p nisiatif yang a pengembang ngan menggu ngan akuaku grov grove M g Renta alkan Mangro bersama pa pengetahuan ar pemerintah nifikan dalam nomian lokal. tentang nilai- perbaikan ke ada, terkait de gan beberap unakan mang ltur. Wawasa ve C Mengam an ove Capital ara mitranya n dan cara-ca h, organisasi m mengelola -nilai dan pera ebijakan pen engan mangr pa proyek pilo grove sebaga an dan penga Cap mankan sebagai se , dan bertuj ara yang dipe i sektor swas mangrove, te anan mangro gelolaan pes rove. Selanju ot baru berska ai komponen alaman ini ak pita n Ketah buah progra juan untuk rlukan untuk sta dan mas ermasuk mel ove, Mangrov sisir dan me utnya, Mangro ala besar, da n kunci dala kan dikomun al hanan am yang dip mengedepan meningkatka syarakat loka indungi panta ve Capital aka emberi masu ove Capital a an menguji be m pertahana ikasikan ke d prakarsai ole nkan nilai-nila an pengelolaa al di Indones ai yang renta an mendukun ukkan kepad akan berupay erbagai piliha an pesisir da daerah-daera eh ai an ia an ng da ya an an ah

Transcript of Ma ang grov ve C Cap pita al

Page 1: Ma ang grov ve C Cap pita al

MaMelaluPesis

Pengan

Artikel ini Wetlands Inmangrove, mhutan mang

Proyek ini bdapat berpedan menduk

Melalui peneupaya pengberbagai inmendorong inovatif denperngembanlainnya.

angui Mangir Yang

tar

memperkenanternational memberikan prove.

berharap agaeran lebih sigkung perekon

elitian/kajian gembangan/pnisiatif yang a

pengembangngan menggungan akuaku

grovgrove Mg Renta

alkan Mangrobersama papengetahuan

ar pemerintahnifikan dalam

nomian lokal.

tentang nilai-perbaikan keada, terkait degan beberapunakan mangltur. Wawasa

ve CMengaman

ove Capitalara mitranyan dan cara-ca

h, organisasim mengelola

-nilai dan peraebijakan penengan mangr

pa proyek pilogrove sebagaan dan penga

Capmankan

sebagai se, dan bertuj

ara yang dipe

i sektor swasmangrove, te

anan mangrogelolaan pesrove. Selanjuot baru berskaai komponenalaman ini ak

pitan Ketah

buah prograjuan untuk rlukan untuk

sta dan masermasuk mel

ove, Mangrovsisir dan meutnya, Mangroala besar, dan kunci dalakan dikomun

al hanan

am yang dipmengedepanmeningkatka

syarakat lokaindungi panta

ve Capital akaemberi masuove Capital aan menguji bem pertahanaikasikan ke d

prakarsai olenkan nilai-nilaan pengelolaa

al di Indonesai yang renta

an mendukunukkan kepadakan berupayerbagai pilihaan pesisir dadaerah-daera

eh ai

an

iaan

ngdaya ananah

Page 2: Ma ang grov ve C Cap pita al

Indonesia adalah negara yang paling kaya akan mangrove, denganluasan lebih dari 20% mangrove dunia. Namun hutan mangrove yangberharga ini, akibat alih fungsi untuk berbagai kepentingan(diantaranya menjadi tambak, pembangunan jalan dan pemukiman).kini luasnya semakin berkurang hingga tingkat yang mengkhawatirkan,

Hilangnya mangrove memiliki banyak konsekuensi negatif yang padaumumnya kurang dipedulikan. Hampir semua tangkapan udang liar dansekitar 30% tangkapan ikan di Asia Tenggara tergantung akankeberadaan mangrove. Stok berbagai jenis ikan komersial (jugakeanekaragaman hayati) yang didukung oleh keberadaan mangrovekini tengah terancam.

Praktek-praktek pembukaan mangrove untuk tujuan membanguntambak, penggunaan pupuk, pestisida dan antibiotic telahmenyebabkan penurunan kualitas maupun kuantitas produk perikanan.Keberadaan mangrove yang semakin berkurang dan tidak utuh(terfragmentasi) juga mengakibatkan fungsi mangrove sebagaipelindung pesisir semakin lemah dan mengakibatkan pemukimanmenjadi rentan terhadap erosi, badai maupun adanya intrusi air laut.

Nilai/manfaat mangrove lainnya -yang tersembunyi namun berharga-seperti sebagai penyimpan karbon dan pemurni air juga memburuk/rusak.

Hilangnya manfaat mangrove, akibat berkurangnya keberadaan/ modalmangrove (‘Mangrove Capital’) telah menimbulkan kemiskinan yangmeluas dan menciptakan kerentanan yang semakin meningkat.

Permasalahan: Hilangnya Hutan Mangrove di Indonesia

Masalah: Pemahaman yang kurang akan nilai-nilai Mangrove

Berbagai proyek telah diupayakan untuk menghentikan hilangnya danmengembalikan keberadaan mangrove di Indonesia, tapi banyak yanggagal atau tidak berkelanjutan. Sering kali proyek-proyek ini tidakdibangun atas wawasan ilmiah yang telah ada atau tidak mengambilpelajaran dari masa lalu. Beberapa proyek bermasalah karenakurangnya informasi mengenai perkembangan dan rencanapenggunaan lahan. Yang mendasari permasalahan ini adalahkurangnya kesadaran bahwa mangrove merupakan aset penting yangberkontribusi terhadap pembangunan jangka panjang danberkelanjutan. Bahkan dari sisi pertahanan suatu Negara; mangrovedapat menjadi suatu strategi Hankam/ Pertahanan & Keamanan bagisuatu Negara Kepulauan seperti Indonesia .

Meskipun ketersediaan pengetahuan tentang nilai ekomi mangrovetelah memadai, namun informasi ini tidak utuh (terfragmentasi) dansering sulit untuk dapat di akses dan diintepretasi oleh kalangan umum.Permasalahan seperti ini akhirnya menjadi hambatan untuk bertindak,bagi mereka yang terlibat dalam pengelolaan mangrove.

Kebutuhan paling utama yang diperlukan adalah bagaimanakesenjangan antara ilmu pengetahuan dengan kebijakana dan praktek–praktek di lapangan dapat dihilangkan. Diantaranya denganmenjadikan ilmu pengetahuan mudah diakses dan mendemonstrasi-kan pendekatan-pendekatan lapangan yang efektif untuk menstimulirperubahan kebijakan, perbaikan atas perencanaan tata guna Lahanserta restorasi mangrove secara besara-besaran.

TUJUAN dari Proyek ini

Mangrove Capital bertujuan untuk memperbaiki pengelolaan dan restorasi hutan mangrove sebagai strategi yang efektif untuk memastikan ketahanan terhadap bahaya alam dan sebagai dasar untuk kemakmuran ekonomi di wilayah pesisir.

Fokus utama adalah mempengaruhi keberlanjutan budidaya udang dan mempromosikan strategi berbasis ekosistem dalam pertahanan pesisir. Untuk itu dibutuhkan komunikasi dan advokasi, menghubungkan isu-isu dan informasi berbagai pengetahuan terkait dan kolaborasi antara ilmuwan dengan pemerintah dan sektor swasta.

Agar dapat berhasil, proyek ini harus dapat meyakinkan kelompok-kelompok, mengenai manfaat dari melestarikan dan memperbaiki ekosistem mangrove, serta mendemonstrasikan pendekatan praktis dalam mengintegrasikan mangrove dalam pemanfaatan lahan, perlindungan pesisir dan perencanaan pembangunan.

Page 3: Ma ang grov ve C Cap pita al

Hasil yang akan dicapai oleh Proyek ini

Pendekatan Mangrove Capital akan menyatukan pengetahuan tentang nilai-nilai ekonomi mangrove dengan pengambilan kebijakan-kebijakan dan penerapannya di lapangan.

Aksi penelitian dan kajian literatur Kesenjangan pengetahuan dasar akan ditangani melalui penelitian. Proyek akan menginvestigasi peranan mangrove dalam pencegahan erosi, mengidentifikasi nilai-nilai ekonomi mangrove dari berbagai cara pengelolaan dan menyediakan data dasar tentang status dan penyebaran mangrove di seluruh Indonesia.

Cara-cara Pengetahuan ini akan diterjemahkan dalam cara pengelolaan praktis seperti misalnya tinjauan kebijakan, system pengambilan keputusan, aplikasi pemetaan secara online dan skenario analisisnya.

Sektor swasta dan badan-badan pemerintah akan didorong untuk menggunakan cara ini dalam meningkatkan sumber daya mangrove dan memaksimalkan keuntungan untuk masyarakat lokal.

Dialog kebijakan dan perencanaan bersama, dengan melibatkan para ahli dalam aksi penelitian dan dialog kebijakan yang luas serta kebersamaan dalam penyusunan rencana tata guna lahan membuat cara-cara ini bisa diterapkan .

Proyek ini berharap akan adanya perbaikan terhadap cara-cara restorasi mangrove berskala besar di seluruh Indonesia.

Tingkat Nasional: Peningkatan Kebijakan Pengelolaan Sumber DayaPesisir

Pada tingkat nasional, Proyek ini akan bekerja dengan kelompok-kelompokkerja pemerintah yang berhubungan dengan adaptasi perubahan iklim,manajemen penanggulangan bencana dan kelompok kerja mangrove padaumumnya. Kerjasama ini bertujuan untuk mengkaji/menata kembalikebijakan-kebijakan terkait mangrove sebagai pelindung pantai, pendukungperikanan pantai dan budidaya, serta hutan pesisir. Dengan melakukankajian bersama terhadap beberapa kebijakan tertentu yang sudah ada,selanjutnya akan dikembangkan suatu perbaikan kebijakan yangmengintegrasikan antara nilai ekonomi mangrove dengan jasalingkungannya.

Solusi-solusi untuk meremediasi adanya konflik kebijakan akan diidentifikasidan mekanisme insentif untuk melibatkan pemangku kepentingan lokaldalam restorasi mangrove akan dikembangkan. Hal demikian akan menjadibasis untuk perbaikan tata kelola (governance) sumber daya mangrove danterciptanya suatu lingkungan yang mendukung perbaikan pengelolaanmangrove ditingkat kabupaten maupun masyarakat pesisir.

Tingkat Daerah: Memfasilitasi Solusi Kebijakan Mangrove untukPertahanan Pesisir

Pada tingkat provinsi dan kabupaten, Proyek akan mengidentifikasistrategi-strategi baru untuk pertahanan pantai yang menggabungkanrestorasi mangrove konvensional dengan cara-cara pengayaan lumpuratau melalui bangunan-bangunan kolam perangkap sedimen. Proyek ini,melalui kerjasama dengan pemerintah, akan mempromosikan kebijakan-kebijakan penggunaan 'rekayasa-hibrida' / Hybrid engineering dalammelakukan perlindungan pesisir (termasuk pengurangan risiko bencanadan adaptasi perubahan iklim). Berdasarkan analisa hasil penelitian,pelaksanaan pilot proyek berskala besar -sebagai demonstrasi rekayasahibrida- akan diupayakan pendanaannya.

Tingkat Lokal: Meningkatkan Keberlanjutan Ekonomi Lokal melaluiAkuakultur

Upaya nasional dan regional untuk perbaikan pengelolaan mangrove hanyaakan berhasil jika faktor utama penyebab hilangnya mangrove – misalakibat pertambakan- dapat diatasi. Banyak bukti telah memperlihatkan,bahwa dengan menggabungkan keberadaan sabuk hijau (green belt)pesisir dengan pertambakan dapat meningkatkan hasil panen, mengurangibiaya perawatan kolam, mengurangi serangan penyakit pada komoditasperikanan, memperbaiki kualitas air, mengurangi kerentanan pesisir danmenyediakan kayu bakar. Terkait dengan hal ini, Proyek akan bekerjasamadengan sektor produsen udang swasta dalam upaya memfasilitasipeningkatan kualitas produksi udang untuk sertifikasi dengan memasukkanjasa-jasa mangrove ke dalamnya. Proyek akan berkerjasama denganperusahan swasta, dinas-dinas pemerintah terkait dan petambak di lokasi-lokasi tertentu dalam menerapkan strategi perikanan tambak (udang) yangramah / pro-mangrove (seperti sylvo-fishery).

Mengkomunikasikan Output dan Hasil secara Internasional

Temuan dari proyek ini sangat relevan bagi negara-negara lain yang jugamemiliki mangrove di sepanjang pantainya yang rentan bencana. Untukmengkomunikasikan hasil-hasil temuan dari Proyek ini dengan pihak-pihakberkepentingan lainnya (misal pihak swasta, pemerintah, konvensi-konvensi internasional terkait, atau organisasi lainnya yang bergerakdibidang akuakultur dan pertahanan pesisir), para mitra proyek akan dapatdihubungi melalui system jejaring (networks).

Page 4: Ma ang grov ve C Cap pita al

Tahapan dan Jangka Waktu Proyek Proyek ini akan berlangsung dalam beberapa tahapan. Tahap Pertama, berlangsung selama 3 tahun (2012 - 2014) dan dibiayai oleh dana hibah dari lembaga donor di Belanda.

Untuk tahapan-tahapan berikutnya, pendanaan akan diupayakan kemudian.

Proyek ini sangat terkait dengan pengintegrasian antara inisiatif sektor swasta, program masyarakat sipil dan kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang pengelolaan mangrove berkelanjutan.

Mangrove Capital adalah program kemitraan, yang menyatukankeahlian, kemampuan dan jaringan yang luas dari berbagai lembagapenelitian, LSM, pemerintah dan mitra dari sektor swasta di Indonesia,Eropa dan Amerika Utara. Proyek ini akan berkaitan erat denganproyek-proyek lapangan yang telah ada dan secara ekstensifmelibatkan kelompok-kelompok masyarakat setempat.

• Peran utama dari mitra-mitra inti adalah sebagai berikut:

LSM International, Wetlands International akan memimpindan mengkoordinasikan Mangrove Capital melalui kantorpusat di Belanda dan akan memberikan masukan teknisberdasarkan pengalamannya dalam merestorasi mangrovedi berbagai negara. Jejaring kantor-kantor WetlandsInternational di berbagai Negara dan para mitranya akanmembantu menyebarluaskan hasil-hasil proyek ini di tingkatglobal.

Di Indonesia, kantor Wetlands International yang berada diBogor akan mengkoordinasikan pekerjaan lapangan danakan bekerjasama dengan Pemerintah dan SwastaIndonesia.

Deltares sebuah Lembaga di Belanda yangmengembangkan ilmu tentang pengelolaan air akanmembimbing pengembangan pendekatan baru untukperlindungan pesisir melalui restorasi mangrove dandinamika sedimen.

Universitas Wageningen akan memimpin studi tentang nilai-nilai ekonomi (valuasi ekonomi) dengan skenario yangberbeda-beda di kawasan mangrove.

LSM Global, The Nature Conservancy akan memimpintinjauan literatur tentang peranan mangrove dan akanmenyebarkan temuan-temuan tersebut.

BPDAS-PS - Kementerian Kehutanan akanmengkoordinasikan keterlibatan instansi pemerintah dalampengumpulan data, kerja lapangan dan dialog kebijakan.

Pusat Survei Sumber Daya Kelautan - Bakosurtanal akanmemimpin penyusunan peta mangrove yang lebih rinci, baikstatus dan penyebarannya di Indonesia.

Institut Pertanian Bogor akan berpartisipasi dalam kerjalapangan dan akan memfasilitasi keterlibatan mahasiswaIndonesia.

Program Kemitraan

Kontak:

Pieter van Eijk, Wetlands International HQ ([email protected])

Nyoman Suryadiputra, Wetlands International - Indonesia Programme ([email protected]). Ph +62 (0) 251 8312189