Lkaporan Ketik Tekmas Kel 3

download Lkaporan Ketik Tekmas Kel 3

of 23

description

fkjkejfjejjjk

Transcript of Lkaporan Ketik Tekmas Kel 3

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKeamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Berdasarkan Undang-undang no.7 tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan. Jaminan akan keamanan pangan adalah hak asasi konsumen (Hermawan, 2005).

Pencemaran makanan adalah suatu keadaan atau kondisi terdapatnya bahan-bahan asing yang keberadaannya tidak diinginkan dalam makanan. Proses pencemaran makanan dapat terjadi pada tahap sebelum pengolahan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan penyajian makanan. Upaya pencegahan pencemaran makanan dilakukan pada setiap tahapan pengelolaan makanan (Hermawan, 2005).Kemasan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu produk, dengan kemasan ini suatu produk akan mempunyai suatu ciri khas yang akan dikenal oleh konsumen, kemasan juga merupakan faktor yang penting karena konsumen akan membeli suatu produk dengan kemasan yang sangat efektif. Industri kemasan dari tahun ke tahun telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kemasan yang dituntut untuk dapat memberikan kemudahan-kemudahan kepada kenyamanan konsumen, misalnya mudah dibuka, mudah dibawa dan mudah diletakkan.Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan atau minuman yang sehari hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung saja. Ada banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas yang bersentuhan langsung dengan makanan, tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya,melindungi dari bahay apencemaran serta gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,pengangkutan dan distribusi.Dari segi promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari praktikum lapang Teknik Pengemasan adalah agar praktikan mengetahui bagaimana keadaan kemasan yang ada pada pasar dan dapat mengetahui perbedaan kemasan yang ada pada pasar tradisional dan pasar modern.

Tujuan dari Praktikum lapang Teknik pengemasan adalah agar praktikan dapat melihat dan menentukan kemasan yang baik dan dapat membandingkan kemasan pada pasar tradisional dan pasar modern1.3 Waktu dan tempatPraktikum lapang teknik pengemasan, pada kelompok 3 dilaksanakan di pasar tradisional Gadang yang bertempat di Kota Malang, pada hari Minggu, tanggal 31 Mei 2015, pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.

Sedangkan praktikum kelompok 5 dilaksanakan di pasar modern Loka yang bertempat di Malang City Point Dieng, Malang. Adapun Praktikum teknik pengemasan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 Mei 2015, pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIBBAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian pengemasan

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran) (Mareta dan Shofia, 2011).

Kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut (Wiguna, 2007).

Definisi pengemasan menurut Kotler & Garry Amstrong (1996) dalam harminingtyas (2013) adalah: Kegiatan merancang dan memproduksi wadah-kemas atau pembungkus untuk suatu produk. Wadah kemasan atau pembungkus suatu produk itulah yang disebut sebagai kemasan. Biasanya kemasan dipengaruhi oleh desain dan warna. Kemasan terdiri dari tingkatan menurut Kotler & Garry Amstrong (1996) dalam harminingtyas (2013), yaitu: Kemasan Primer: wadah-kemas yang langsung menyentuh produk yang bersangkutan, misalnya botol berisikan aftershave lotion. Kemasan Sekunder: Bahan yang melindungi kemasan primer dan yang dibuang kalau produk itu digunakan, memberikan perlindungan tambahan dan peluang promosi. Misalnya kotak kardus berisikan botol after shave lotion. Kemasan Pengiriman: Mengacu pada kemasan yang diperlukan untuk keperluan penyimpanan, identifikasi atau transportasi. Misalnya sebuah kotak yang berisikan 6 lusin kotak karus after shave lotion. itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.2.2 Fungsi PengemasanFungsi pengemas pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan. Selain itu, pengemasan juga berfungsi sebagai wadah agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam pengangkutan dan pendistribusian (Syarief, et al, 1988 dalam Utami et.al., 2013).

Menurut Noviadji (2014) Berdasarkan klasifikasinya, secara umum kemasan memiliki peranan sebagai berikut:

1. Mempertahankan bahan dalam keadaan bersih dan higienis.2. Mengurangi terbuangnya bahan selama distribusi.3. Mempertahankan gizi produk yang dikemas.4. Sebagai alat penakar, media informasi dan sekaligus sebagai sarana promosi.Hariyadi (2014) Mengatakan Secara lebih detail pengemasan berfungsi sebagai berikut :

1. Mengurangi kehilangan selama distribusi dan penyimpanan.

2. Menjaga keaslian dan mencegah pemalsuan (tampering) produk selama distribusi dan penyimpanan.

3. Memberikan keleluasaan (traceability) produk dari sumbernya (produsen) ke konsumen, termasuk memonitor kondisinya selama transportasi, distribusi dan penyimpanan.

4. Memberikan informasi kepada konsumen mengenai nilai produk pangan .

5. Mempromosikan dan meningkatkan produk dan perusahaan (brand awareness).

6. Meminimalisir dampak lingkungan, kerusakan (food wastage) dan biaya.2.3 Syarat Bahan PengemasMenurut Mareta dan Shofia (2011) Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan/produk, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.

Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.

Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.

Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.Menurut Mareta dan Shofia (2011), Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka bahan kemas harus memiliki sifat-sifat :

1. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).

2. Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.

3. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).

4. Kuat dan tidak mudah bocor.

5. Relatif tahan terhadap panas.

6. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah. Menurut mareta dan Shofia (2011), Plastik merupakan salah satu jenis bahan kemas yang sering digunakan selain bahan kemas lain seperti: kaleng, gelas, kertas, dan styrofoam. Plastik, bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis kertas. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak ), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan dalam plastik ini maka semakin cepat terjadinya perpindahannya.2.4 Klasifikasi PengemasanMenurut Syarief dan Hariyadi (1992), kamasan dapat digolongkan berdasarkan: frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan pakai.a. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :1. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.

2. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan.

3. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.b. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) :1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.

2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.

3. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

c. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :1. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.

2. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

3. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

d. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan:1. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel.

2. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.

3. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

e. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :1. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.

2. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukanMenurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :

a) Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dll

b) Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup.c) Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan):

a) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya.

b) Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer.

c) Kemasan tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau sekunder.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :

a) Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.

b) Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

c) Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta. 4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan: a) Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis.

b) Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi.

c) Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.Umumnya terbuat dari logam dan gelas. BAB III

PEMBAHASAN3.1 Data Pengamatan

Praktikum Teknik Pengemasan yang dilaksanakan di Pasar Gadang pada tanggal 31 Mei 2015, diperoleh data primer berupa informasi produk yang terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Data Pengamatan Produk di Pasar Tradisional GadangNoProdukNama PedagangKemasanLabel

1Ikan PindangPak MulionoBambu atau BesekTidak Ada

2Terasi Udang Matang Noe JayaPak NawiPlastik MikaAda

3Ikan AsinBu SitiPlastik PETidak Ada

4Ikan AsinBu SitiKardusTidak Ada

5Terasi Udang ABCPak NawiplastikAda

6Terasi udang Aan JayaPak SuyonoPlastik PE dan KertasAda

7Krupuk UdangDua ManggaPak NawiPlastik PPAda

3.2 Analisa Data Pasar Gadang Malang

Praktikum teknik pengemasan yang dilakukan pada Pasar Gadang Malang, memperoleh informasi produk pada tabel 1 berupa macam produk perikanan, nama penjual atau pedagang, label serta jenis kemasan yang digunakan pada produk perikanan tersebut. Produk perikanan yang dipasarkan pada Pasar Gadang Malang berupa produk Kering. Sebanyak 7 jenis produk olahan yang kami temukan di pasar induk gadang diantaranya adalah ikan asin, terasi dari berbagai merk dan kemasan ada yang kemasan modern maupun yang masih tradisional tanpa merk, ikan pindang, dan kerupuk udang. Di pasar gadang rata-rata yang dijual adalah produk-produk tradisional walaupun sebagian ada yang sudah modern. Hal itu dikarenakan pasar gadang sendiri adalah pasar tradisional dan sasaran yang dituju kelas menengah kebawah sehingga rata-rata yang dijualbelikan adalah produk-produk yang sangat terjangkau harganya.1. Ikan PindangIkan pindang yang dijual di Pasar Gadang ini dikemas dengan menggunakan kemasan dari bambu atau istilah yang biasa digunakan dalam masyarakat adalah besek. Kemasan ini sangat tradisional karena pada proses pembuatannya Cuma butuh bambu dan tali rafia untuk pengikatnya tentunya juga sangat ramah lingkungan. Kemasan ini tidak ada labelnya sehingga tidak ada sumber informasi dalam kemasan tersebut contohnya informasi mengenai berasal dari mana produk tersebut. Disamping itu kelemahannya yang lain kemasannya modelnya juga terbuka jadi akan mudah terkontaminasi dari lingkungannya. Sedangkan untuk Kelebihan dari kemasan ini adalah, karena menggunakan kemasan yang terbuat dari bambu jadi lebih ramah lingkungan disbanding kemasan yang menggunakan plastik.

2. Terasi Udang MatangNoe JayaTerasi Udang merk Noe Jaya menggunakan kemasan plastik mika untuk menjaga kesegaran dan keawetan produknya. Kemasan yang digunakan berupa mika yang transparan. Pada kemasan depan produk terdapat label yang mencantumkan nama produk, merk dan asal produknya. Kelebihan dari kemasan ini adalah kemasan yang digunakan transparan sehingga konsumen dapat melihat kenampakan produk. Kekurangan dari kemasan produk ini adalah tidak terdapat tanggal kadaluarsanya, tidak ada izin dari depkes maupun BPOM.3. Ikan AsinIkan Asin tanpa merk ini dikemas menggunakan plastik PE yang sangat tradisional cara pengemasannya ikan asin dimasukkan dalam plastik kemudian diikat dengan karet. Kelebihan dari kemasan ini adalah kemasan yang digunakan transparan sehingga konsumen dapat melihat kondisi ikan asin tersebut. Untuk kelemahannya kemasan yang digunakan tidak ada labelnya contohnya tidak ada tanggal kadaluarsa, merk, izin dari depkes maupun BPOM juga tidak ada, sehingga kualitas dari produk tersebut kurang terjamin.4. Ikan AsinPada Ikan Asin yang dikemas dengan kardus tanpa adanya penutup jadi dibiarkan terbuka. Kelebihannya penjual lebih praktis untuk mengambil ikan asin karena tidak adanya penutup, untuk kelemahannya produk akan mudah terkontaminasi dari lingkungan sekitarnya, selain itu juga tidak ada tanggal kadaluarsanya, izin dari depkes maupun BPOM, sehingga kualitasnya belum terjamin.5. Terasi UdangABCTerasi udang merk ABC ini dikemas menggunakan plastik PP secara non vacuum. Plastik yang digunakan keseluruhan tidak transparan . Sehingga konsumen tidak dapat melihat isi produk dalam kemasan. Di kemasan bagian depan terdapat nama produk, gambar produk, berat produk. Di bagian belakang kemasan terdapat ilustrasi saran penyajian, saran penyimpanan, informasi nilai gizi, komposisi, tanggal kadaluarsa, alamat perusahaan, keterangan dari BPOM RI, dan barcode.Kelebihan dari kemasan ini adalah produk terlindungi dari kontaminasi karena menggunakan plastik tertutup rapat. Kemasannya juga menarik. Produk ini juga mencantumkan label halal dan keterangan dari BPOM sehingga terjamin kualitasnya. Kekurangan produk ini adalah produk tidak dikemas secara vacuum dan kemasannya yang tidak transparan menyulitkan konsumen untuk melihat kenampakannya.

6. Terasi UdangAan JayaKemasan yang digunakan untuk mengemas terasi udang Aan Jaya ini menggunakan Kertas dan diluarnya atau kemasan sekundernya menggunakan plastik PE untuk menjaga kesegaran dan keawetan produknya. Kemasan yang digunakan berupa kemasan yang tidak transparan. produk dikemas begitu saja tanpa ada keterangan seperti komposisi, tanggal kadaluarsa dan keterangan dari BPOM RI. Cuma adanya keterangan nama produk dan berat produk serta daerah asal produksi.

7. Kerupuk UdangDua ManggaKemasan yang digunakan untuk mengemas kerupuk ini adalah berupa plastik PP. Di kemasan bagian depan terdapat nama produk, gambar produk, label halal, netto dan izin produksi.Kelebihan dari kemasan ini adalah kemasan yang digunakan transparan sehingga konsumen dapat melihat jelas isi dalam kemasan tersebut. Kemasan juga sangat rapat sehingga daya awetnya dan kualitasnya akan terjaga. Kelemahannya adalah kemasan yang digunakan tidak ada keterangan tanggal kadaluarsanya.8. TerasiTerasi ini dikemas dengan wadah plastik PE. Penggunaan plastik PE sebagai pengemas berfungsi untuk menarik pelanggan karena permukaannya yang bening dan transparan berguna untuk memperlihatkan keindahan dari makanan tanpa harus khawatir terkena debu, angin, dan juga yang dapat merusak makanan tersebut. PadaKelebihan dari kemasan ini adalah, harganya relatif murah, mudah dijumpai, mudah dalam pengaplikasiannya, dan karena permukaannya yang bening sehingga produk dapat terlihat jelas oleh konsumen sehingga konsumen dapat langsung mengetahui keadaan dari produk tersebut apakah masih layak atau tidak. Sedangkan kekurangan dari kemasan ini adalah tidak ada label apapun seperti tanggal kadaluarsanya, keterangan halal, kode produksi, merk, dan izin dari BPOM.Sanitasi yang diterapkan di Pasar Gadang Malang Tidak memenuhi standar, khususnya pada penjualan ikan pindang dalam kemasan bambu. Ikan pindang tersebut diletakkan di lantai pasar sehingga akan memungkinkan terkontaminasi dengan mikroorganisme, sedangkan untuk produk yang dikemas dalam plastik PE juga belum memenuhi standar sanitasi, karena bahan pengemas yang digunakan untuk melindungi produk tampak sudah rusak dan tidak seperti produk perikanan yang dijual di pasar modern, produk ini tidak terdapat masa kadaluwarsanya sehingga konsumen tidak mengetahui batas waktu produk tersebut aman dikonsumsi.

Pasar tradisional menurut Malano (2011), adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.Penanganan sanitasi yang kurang baik menurut Handayani dan Werdiningsih (2010), dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang merugikan manusia seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit (food borne desease). Banyaknya kasus keracunan baik yang diberitakan surat kabar maupun yang tidak terungkap dari gejala ringan, muntah-muntah, sampai berat yaitu kematian menunjukkan penanganan sanitasi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena pemahaman sanitasi yang masih kurang.

3.3 Analisa Data Swalayan Loka, Malang City Point1. Bandeng Presto Juwana

Bandeng Presto Juwana yang dijual di Swalayan Loka ini dikemas dengan plastik secara vakum untuk menjaga kesegaran ikannya. Kemasan yang digunakan adalah plastik berwarna putih dengan ilustrasi ikan bandeng. Pada kemasan depan dicantumkan label berupa nama produk, berat produk, harga unit, tanggal pengemasan, harga total dan barcode. Selain itu dicantumkan juga alamat dan nomor telepon perusahaan. Pada kemasan bagian belakang produk terdapat ilustrasi saran penyajian, bahan, label tanggal kadaluarsa, dan identitas (alamat dan nomer telepon) perusahaan.

Kelebihan dari kemasan ini adalah, karena menggunakan kemasan vakum dan disimpan dalam lemari pendingin, produk akan lebih awet. Kekurangan dari kemasan ini adalah, kemasan tidak transparan sehingga konsumen tidak dapat melihat kondisi asli produk. Selain itu saran penyajian menggunakan bahasa Inggris sehingga tidak semua kalangan dapan memahami bagaimana cara penyajian produk tersebut. Produk ini juga tidak diberi keterangan halal, Depkes, atau nomor BPOM sehingga kurang diketahui kelayakan produknya.

2. Bandeng Presto Vienna

Bandeng Presto merk Vienna menggunakan kemasan plastik secara vakum untuk menjaga kesegaran dan keawetan produknya. Kemasan yang digunakan berupa plastik transparan. Pada kemasan depan produk terdapat label yang mencantumkan berat produk, harga unit, tanggal pengemasan, harga total dan barcode. Pada kemasan bagian belakang terdapat keterangan mengenai ikan yang digunakan, cara penyimpanan, saran penyajian, bahan-bahan alamat perusahaan, dan keterangan dari Departemen Kesehatan RI.

Kelebihan dari kemasan ini adalah kemasan yang digunakan transparan sehingga konsumen dapat melihat kenampakan produk. Produk juga dikemas dalanm keaadaan vakum dan disimpan dalam lemari pendingin sehingga produk akan lebih awet dan terjaga kesegarannya. Kekurangan dari kemasan produk ini adalah tidak terdapat tanggal kadaluarsanya.3. Ebi Furai Edo

Ebi Furai dengan merk Edo ini dikemas menggunakan plastik secara non vacuum. Plastik yang digunakan keseluruhan tidak transparan, namun kemasan terdapat sedikit bagian plastik transparan sehingga konsumen dapat melihat kondisi produk. Di kemasan bagian depan terdapat nama produk, gambar produk dan label halal. Di bagian belakang kemasan terdapat ilustrasi saran penyajian, saran penyimpanan, informasi nilai gizi, komposisi, tanggal kadaluarsa, alamat perusahaan, keterangan dari BPOM RI, dan barcode.

Kelebihan dari kemasan ini adalah produk terlindungi dari kontaminasi karena menggunakan plastik tertutup rapat. Produk ini juga disimpan dalam lemari pendingin untuk menjaga kesegaran dan daya awetnya. Produk ini juga mencantumkan label halal dan keterangan dari BPOM sehingga terjamin kualitasnya. Kekurangan produk ini adalah produk tidak dikemas secara vacuum dan kemasannya yang tidak transparan menyulitkan konsumen untuk melihat kenampakannya.

4. Kecap Ikan Import

Pada kecap ikan import dikemas dengan botol kaca yang diberi segel plastik berwarna merah. Di bagian leher botol diberi label bertuliskan Kecap Ikan. Keuntungan dari pengemasan ini adalah lebih terhindar dari kontaminasi bakteri dan lingkungan luar. Namun, produk kecap ikan ini tidak diketahui merk produknya karena ditulis dengan bahasa Korea. Begitu pula dengan keterangan keterangan lain seperti komposisi, tanggal kadaluarsa, alamat perusahaan, dan lain-lain. Hal ini tentunya menyulitkan konsumen untuk membaca informasi produk tersebut. 5. Lumpia Udang Bumifood

Lumpia Udang Bumifood ini dikemas menggunakan plastik secara non vacuum. Plastik yang digunakan keseluruhan tidak transparan. Sehingga konsumen tidak dapat melihat isi produk dalam kemasan. Di kemasan bagian depan terdapat nama produk, gambar produk dan label halal. Di bagian belakang kemasan terdapat ilustrasi saran penyajian, saran penyimpanan, informasi nilai gizi, komposisi, tanggal kadaluarsa, alamat perusahaan, keterangan dari BPOM RI, dan barcode.

Kelebihan dari kemasan ini adalah produk terlindungi dari kontaminasi karena menggunakan plastik tertutup rapat. Kemasannya juga menarik. Produk ini juga disimpan dalam lemari pendingin untuk menjaga kesegaran dan daya awetnya. Produk ini juga mencantumkan label halal dan keterangan dari BPOM sehingga terjamin kualitasnya. Kekurangan produk ini adalah produk tidak dikemas secara vacuum dan kemasannya yang tidak transparan menyulitkan konsumen untuk melihat kenampakannya.

6. Pempek Tengiri Putra Kembar

Kemasan yang digunakan untuk mengemas Pempek Tengiri Putra Kembar ini menggunakan plastic vakum. untuk menjaga kesegaran dan keawetan produknya. Kemasan yang digunakan berupa plastik transparan. Tapi produk hanya dikemas begitu saja tanpa ada keterangan seperti komposisi, netto, tanggal kadaluarsa dan keterangan dari BPOM RI. Kemasan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yang seharusnya dapat sebagai media informasi dan promosi.

7. Siomay Ikan Bumifood

Kemasan yang digunakan untuk mengemas Siomay Ikan Bumifood adalah berupa kardus. Didalamnya menggunakan plastic vakum yang langsung berkontak dengan produk. Di kemasan bagian depan terdapat nama produk, gambar produk dan label halal. Di bagian belakang kemasan terdapat ilustrasi saran penyajian, saran penyimpanan, informasi nilai gizi, komposisi, tanggal kadaluarsa, alamat perusahaan, keterangan dari BPOM RI, dan barcode.

Kelebihan dari kemasan ini adalah pemilihan warna, desain dan gambar yang tepat dan menarik. Sehingga membuat konsumen penasaran. Kelemahannya adalah ,kemasan dari semua sisi tertutup dan tidak transparan, sehingga konsumen tidak dapat melihat produknya dari luar.8. Shark Fins Cap Ikan Koki

Shark Fins Cap Ikan Koki yang dijual di Swalayan Loka ini dikemas dengan wadah plastik mika bening. Penggunaan plastik mika sebagai pengemas berfungsi untuk menarik pelanggan karena permukaannya yang bening dan transparan berguna untuk memperlihatkan keindahan dari makanan tanpa harus khawatir terkena debu, angin, dan juga yang dapat merusak makanan tersebut. Pada kemasan depan produk ini dicantumkan label berupa merk produk, jenis produk, komposisi produk, kode produksi, kode produksi, tanggal kadaluarsa dan barcode. Selain itu dicantumkan juga nama perusahaan yang mengemas produk tersebut. Sedangkan pada kemasan bagian belakang produk terdapat tata cara penyajian produk.

Kelebihan dari kemasan ini adalah, harganya relatif murah, mudah dijumpai, mudah dalam pengaplikasiannya, dan karena permukaannya yang bening sehingga produk dapat terlihat jelas oleh konsumen sehingga konsumen dapat langsung mengetahui keadaan dari produk tersebut apakah masih layak atau tidak. Sedangkan kekurangan dari kemasan ini adalah kemasan ini tidak tahan akan panas, sehingga penggunaannya hanya terbatas pada penyimpanan pada suhu ruang atau pada lemari es saja.

9. Del Monte Bumbu Nasi Goreng Seafood

Del Monte Bumbu Nasi Goreng Seafood yang dijual di Swalayan Loka ini dikemas secara hermitis yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh udara dan air dari lingkungan luar,selain itu mampu melindungi bahan terhadap kontaminasi mikrobia dan benda asing. Kemasan yang digunakan adalah Jar atau toples kaca yang berwarna agak gelap. Pada kemasan depan dicantumkan label berupa merk produk, jenis produk, sertifikat halal, nomor BPOM, berat produk, dan alamat perusahaan. Sedangkan pada kemasan bagian belakang produk terdapat komposisi produk, merk produk, nomor telepon layanan konsumen, dan barcode. Untuk kode produksi dan tanggal kadaluarsa diletakkan pada bagian tutup produk.

Kelebihan dari kemasan ini sebagai kemasan produk pangan dinilai memiliki keunggulan dari segi keamanan, kompatibilitas produk, dan penerimaan konsumen. Wadah gelas dapat menyimpan pangan cair dan padat untuk waktu periode waktu yang lama tanpa efek perubahan pada kualitas flavor produk, sehingga merupakan bahan yang cocok untuk mewadahi makanan dan minuman. Dari sisi penerimaan konsumen, riset pemasaran mengindikasikan bahwa konsumen memberikan penilaian kualitas yang tinggi terhadap pangan yang dikemas botol gelas. Kekurangan kemasan botol kaca adalah berat sehingga biaya transportasi mahal, resistensi terhadap pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah, dimensinya bervariasi, berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.

10. Hana Katsuo Serutan Ikan Cakalang

Hana Katsuo Serutan Ikan Cakalang yang dijual di Swalayan Loka ini dikemas dengan gas lembam dan disegel, gas lembam atau biasa dikenal dengan inert gas system merupakan gas atau campuran gas yang tidak mendukung cukup oksigen untuk mendukung pembakaran hidrokarbon, penggunaan gas lembam berfungsi untuk mencegah udara masuk kedalam produk. Kemasan yang digunakan adalah plastik berwarna bening dengan gambar ilustrasi laut dan ikan. Pada kemasan depan dicantumkan label berupa merk produk, jenis produk, berat produk, alamat produsen dan distributor, dan nomor BPOM. Sedangkan pada kemasan bagian belakang produk terdapat ilustrasi cara penyajian, tabel jenis produk meliputi (komposisi produk, cara pengemasan, berat bersih, tanggal kadaluarsa, dan petunjuk penyimpanan), dan barcode.Kelebihan dari kemasan ini adalah, karena menggunakan inert gas lembam maka udara dari luar tidak dapat masuk kedalam produk sehingga mutu produk dapat dipertahankan. Sedangkan keunggulan menggunkan kemasan plastik adalah kuat, ringan, flaksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik dan mudah dibentuk untuk berbagai fungsi. Kekurangan dari kemasan plastik adalah beberapa jenis plastik tidak tahan panas, beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami (non-biodegradable), jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat membahayakan kesehatan.BAB IV

PENUTUP4.1 KesimpulanDari praktikum lapang Teknik Pengemasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

Pengemasan atau pewadahan adalah suatu kegiatan mengemas atau mewadahi suatu produk. Fungsi kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara), diantaranya yaitu : 1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan)3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan 4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) Hasil dari praktikum lapang di pasar gadanag didapatkan data sebagai berikut :1. Produk yang menggunakan kemasan bambu/ besek adalah ikan pindang milik pedagang Pak Muliono2. Produk yang menggunakan kemasan plastik mika adalah Terasi Udang Matang Noe Jaya milik pedagang Pak Nawi3. Produk yang menggunakan kemasan plastik PE dan kardus adalah ikan asin milik pedagang Bu Siti4. Produk yang menggunakan kemasan plastik adalah Terasi Udang ABC milik pedagang Pak Nawi

5. Produk yang menggunakan kemasan plastik PE dan kertas adalah Terasi udang Aan Jaya milik pedagang Pak Suyono

6. Produk yang menggunakan kemasan plastik PP adalah Krupuk UdangDua Mangga milik pedagang Pak Nawi Hasil dari praktikum lapang di pasar modern Loka didapatkan data sebagai berikut :

1. Produk yang menggunakan kemasan plastic vacuum yaitu Bandeng Presto Juwana, Bandeng Presto Vienna dan Pempek Tengiri Putra Kembar2. Produk yang menggunakan kemasan plastic non vacuum yaitu Ebi Furai Edo, Lumpia Udang Bumifood dan Hana Katsuo Serutan Ikan Cakalang3. Produk yang menggunakan kemasan botol kaca yaitu Kecap Ikan Import dan Del Monte Bumbu Nasi Goreng Seafood4. Produk yang menggunakan kemasan kardus siap pakai yaitu Siomay Ikan Bumifood

5. Produk yang menggunakan kemasan plastic mika yaitu Shark Fins Cap Ikan Koki42. SaranDari praktikum lapang Teknik Pengemasan disarankan untuk kedepannya agar praktikum lapang dapat dilaksanakan di lokasi seperti pabrik pengemasan agar praktikan mengetahui proses pembuatan kemasan dan proses pengemasan pada produk perikanan tingkat industri.DAFTAR PUSTAKAHandayani, B dan Werdiningsih, W. 2010. Kondisi sanitasi dan keracunan makanan tradisional sanitation condition and outbreak of traditional food. Mataram: Agroteksos Vol. 20 (2) hal. 131-138.

Hariyadi,purwiyatno.2014. Sustainable Food Packaging : Arah Pengembangan Pengemasan Pangan Masa Depan. Food Review Indonesia. Vol.IX/No.10/Oktober 2014.

Harminingtyas,Rudika.2013. Analisis Fungsi Kemasan Produk Melalui Model View Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Rokok Kretek Merek Dji Sam Soe Di Kota Semarang. JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 2, Edisi Juni 2013 (ISSN : 2252-7826).

Hermawan, S. 2005. Hubungan antara Pengemasan Bahan Pangan dan Keamanan Bahan Pangan Dalam Industri Pengolahan. Universitas Sumatera Utara.

Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Sumatera.

Mareta, D.T dan Shofia N.A, 2007. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin. MEDIAGRO, VOL. 7. NO 1, 2011: HAL 26 40. Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada,Mareta, Dea Tio dan Shofia Nur A.2011. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin. Jurnal Ilmu ilmu Pertanian. VOL. 7. NO 1, 2011: HAL 26 40.

Melano. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Noviadji, Benny Rahmawan.2014. Desain Kemasan Tradisional Dalam Konteks Kekinian. Vol.1 Nomor 01 - Juli 2014. Jurnal Fakultas Desain. Fakultas Seni, Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya.

Syarief R dan Hariyadi. 1992. Teknologi Pengemasan Pangan. IPB Press. Bogor.

Utam, Rohula, Edhi Nurhartadi dan Andre Yusuf Trisna Putra.2013. Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Kunyit Putih (Kaempferia Rotunda) Pada Edible Film Pati Tapioka Terhadap Aktivitas Antimikroba Dan Sensoris. Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013

Wiguna, Satrio Pandu. 2007. Pengaruh kemasan produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk jajan khas kota gresik. Skripsi. Jurusan manajemen fakultas ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

24