LITERASI KERUPUK UDANG PADA HOME INDUSTRI KAMPUNG …repository.uinjambi.ac.id/2712/1/AGUS...
Transcript of LITERASI KERUPUK UDANG PADA HOME INDUSTRI KAMPUNG …repository.uinjambi.ac.id/2712/1/AGUS...
LITERASI KERUPUK UDANG PADA HOME INDUSTRI
KAMPUNG NELAYAN KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam
OLEH
AGUS KHAIRUDDIN
NIM. IPT150410
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : AGUS KHAIRUDDIN
NIM : IPT.150410
Pembimbing I : Dr. Raudhoh, S, Ag, SS, M.PdI
Pembimbing II : Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jurusan : Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam
Judul Skripsi : Literasi Kerupuk Udang Pada Home Industri Kampung
Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta telah diselesaikan
dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari, ternyata telah ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam karya
ilmiah/skripsi ini, maka saya siap diproses berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Jambi, 21 April 2019
Pembuat Pernyataan
AGUS KHAIRUDDIN
NIM.IPT. 150410
v
MOTTO
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. Al-Mujadilah [58] : ayat 111
1 Departemen Agama Republik Indonesia. 2008. Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Maghfirah Pustaka.
Hlm 235
vi
PERSEMBAHAN
Pada akhirnya tugas akhir (Skripsi) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu
(insyAllah), bila meminjam pepatah lama “Takkan ada gading yang tak retak” maka
sangatlah pantas bila pepatah itu disandingkan dengan karya ini merupakan wujud dari
kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna kesempurnaan dengan tanpa berharap
melampaui kemaha sempurnaan sang maha sempurna.
Dengan hanya mengharap ridho-Mu semata, ku persembahkan karya ini untuk yang
terkasih Ibu (Nurhasanah) dan Ayah (Ilyas), juga buat kakak-kakak (Norma, Darma,
Nursidah, Nursiah) dan terkhusus “Heni Septiani” guru sekaligus kakakku yang
membimbing selama ini dan keluarga yang doanya senantiasa mengiringi setiap derap
langkahku dalam meniti kesuksessan.
Untuk mu teman (Kelurga Besar Jurusan Ilmu Perpustakaan A Tahun Angkatan 2015),
sungguh kebersamaan yang kita bangun selama ini telah banyak merubah kehidupanku.
Untuk mu Guru-guruku, semoga Allah selalu melindungimu dan meninggikan derajatmu
di dunia dan di akhirat, terimakasih atas bimbingan dan arahan selama ini. Semoga ilmu
yang telah diajarkan menuntunku menjadi manusia yang berharga di dunia dan bernilai
di akhirat. Alhamdulillahi Robbil „aalamiin
“Ya Allah, jadikanlah iman, ilmu dan Amal ku sebagai lentera jalan hidupku keluarga
dan saudara seimanku”
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan kurunianya. Tuhan yang maha Esa yang menciptakan alam semesta beserta isinya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sholawat beriring salam kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya ke jalan Islam dan Ilmu
pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi, namun atas bantuan dan bimbingan
semua pihak terutama dari dosen pembimbing skripsi, maka selesailah skripsi ini yang
berjudul “Literasi Kerupuk Udang Pada Home Industri Kampung Nelayan Kuala
Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. penulis juga menyadari masih banyaknya
kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini, selanjutnya penulis sampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Ibu Dr. Raudhoh, S, Ag, SS, M.Pd.I selaku pembimbing I sekaligus Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama beserta Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI,
M.I.Kom selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu dalam bimbingan
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Alfian, S.Pd, M.Ed sebagai wakil Dekan I, Dr. H. Muhammad Fadhil, M.Ag
sebagai Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
(UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN)
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuannya kepada
penulis.
6. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humnaiora Universitas Islam Negeri
(UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Kepala Kelurahan dan para jajaran Staf di kelurahan Kampung Nelayan Kuala
Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
8. Seluruh Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Kampung Nelayan Kabupaten Kuala
Tungkal, Khususnya masyarakat pelaku home industry atau usaha rumahan kerupuk
udang.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung menjadi amal baik serta diterima oleh Allah SWT, dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Aamiin Ya
Rabbal’Alamin
Penulis,
Agus Khairuddin
IPT.150410
ix
ABSTRAK
AGUS KHAIRUDDIN : Literasi Kerupuk Udang Pada Home Industri Kampung
Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
Pembimbing I : Dr. Raudhoh, S, Ag, SS, M.Pd.I
Pembimbing II : Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Literasi Masyarakat Nelayan
Kuala Tungkal, khususnya pelaku Home Industri Kerupuk Udang di Kuala Tungkal
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan standar literasi yang meliputi Analisis, Evaluasi,
Pengelompokan, Deduksi, Induksi, Synthesis dan Abstark. Dengan menentukan tingkatan
kemampuan Literasi yang meliputi: Novice, Advanced beginner, Competent, Proficient dan
Expert. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan melibatkan masyarakat para
pelaku home industry jenis kerupuk udang di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung
Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
Literasi masyarakat para pelaku home industry jenis kerupuk udang di Kuala Tungkal
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dapat dikategorikan memuaskan. Terlihat pada tataran
Analisis dan Deduksi (Expert), Evaluasi dan Mengelompokan (Advanced Beginner),
Induksi, Synthesis dan Abstrak ada pada tingkatan level (Novice), yang artinya kemampuan
masyarakat pelaku home industry kerupuk udang sudah bias menerapkan pengetahun literasi
mengenai kerupuk udang, namun pada tataran Induksi, Synthesis dan Abstrak masyarakat
pelaku home industry kerupuk udang sangat kurang kiranya perlu ada peningkatkan kualitas
pengetahun literasi setiap individunya.
Kata Kunci: Kemampuan Literasi, Masyarakat Nelayan, Home Industri.
x
ABSTRACT
AGUS KHAIRUDDIN : Literacy of Shrimp Crackers in the Home Industry of
Kuala Tungkal Fisherman Village, Tanjung Jabung
Barat Regency.
Advisor I: Dr. Raudhoh, S, Ag, SS, M.Pd.I
Advisor II: Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, MIKom
This study aims to determine the literacy abilities of the Kuala Tungkal Fishermen
Society, especially the actors of Shrimp Crackers Home Industry in Kuala Tungkal, Tanjung
Jabung Barat Regency, with a standard of literacy which includes Analysis, Evaluation,
Grouping, Deduction, Induction, Synthesis and Abstark. By determining the level of Literacy
ability which includes: Novice, Advanced beginner, Competent, Proficient and Expert. This
study uses a qualitative method with a descriptive approach, the sampling method uses
purposive sampling by involving the community of actors in the industry of shrimp crackers
in Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat Regency. Data collection techniques using the
method of observation, interviews and documentation. Based on the research that has been
done, it shows that the level of public literacy of the perpetrators of home industry types of
shrimp crackers in Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat Regency, can be categorized as
satisfactory. Seen at the level of Analysis and Deduction (Expert), Evaluation and Grouping
(Advanced Beginner), Induction, Synthesis and Abstract are at the level (Novice), which
means that the ability of the shrimp cracker home industry community can apply literacy
knowledge about shrimp crackers, but at the Induction level, Synthesis and Abstract the
people who are in the home industry for shrimp crackers are very unlikely to need to improve
the quality of individual literacy knowledge.
Keywords: Literacy Ability, Fishermen Society, Home Industry.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….…………… i
NOTA DINAS ..…………….………………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN ...……………………………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ……………….…………… iv
MOTTO ……………………………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN …………….……………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ……….……………………………………………………… vii
ABSTRAK …………………….……………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ………………….……………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ……………..……………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitia ……………………………………………… 7
D. Ruang Lingkup Batasan Masalah …………………………………………… 8
BAB II KERANGKA TEORI
1. Literasi Menurut Potter W. J ………………..……….……………………..… 9
2. Tujuan Literasi ………………………………....……………………………… 11
3. Manfaat Literasi …………………………………….…………………………. 11
4. Pengertian Kerupuk Udang …………………………………………………… 12
5. Alat-Alat Produksi Kerupuk Udang ………………………………………….. 12
6. Pengertian Home Industri …………………………...………………….…….. 13
7. Fungsi Home Industri …………………………………………………………. 14
8. Studi Relevan ……………………………………………………………..……. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ………………………………………………………… 19
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………………………… 19
C. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………………….. 19
D. Subyek Penelitian ……………………………………………………………... 21
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………… 21
F. Metode Analisis Data …………………………………………………………. 24
G. Standar Pengukuran Penelitian ……………………………………………… 27
H. Triangulasi Data ………………………………………………………………. 28
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………………………………..… 29
1. Sejarah Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kuala Tungkal .….. 29
2. Geografis Kelurahan Kampung Nelayan Kab Tanjung Barat …...…...... 33
3. Kependudukan Masyarakat Kelurahan Kampung Nelayan ……….…… 33
a. Kelompok Usia …………………………………………………….…... 33
b. Kelompok Pendidikan …………………………………………….….… 34
c. Kelompok Tenaga Kerja ………………………………………….….… 34
d. Kelompok Mata Pencaharian ………………………………………...… 35
4. Sumber Daya Alam Kampung Nelayan ………………………………...… 36
5. Peta Kawan kecamatan Tungkal Ilir Kelurahan Kampung Nelayan
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat ……………………………............ 37
6. Profil Informan ……………………………………..…………...………..… 38
a. Usia Informan ........................................................................................... 38
b. Pendidikan Informan ………………………………………..………….. 39
c. Jenis Kelamin Informan ……………………………………...…………. 40
d. Pekerjaan Informan ……………………………………………………… 41
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian (Literasi Kerupuk Udang Pada Home Industri
Kampung Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat …. 41
1 Analisis: Pemahaman Tentang Kerupuk Udang, Pemahaman pemilihan
bahan pokok pembuatan produksi ……………………………………………
41
2 Evaluasi: Pemahaman mengenai keakuratan informasi, pemahaman
tentang nilai informasi ……………………………………………………….. 47
3 Mengelompokan: kemampuan menilai informasi dari media yang berbeda,
kemampuan mengelompokan setiap informasi yang dibutuhkan ……………. 53
4 Deduksi (Mengambil Kesimpulan): Kemampuan dalam mengambil
kesimpulan …………………………………………………………………… 58
5 Induksi (Penalaran Umum Kekhusus): Kemampuan membangun dan
menganalisis opini, tujuan dan fungsi informasi, kemampuan mencocokan
informasi dengan kebutuhan dirinya ………………………………………… 60
6 Syhntesis (Merakit Unsur-Unsur Ke Dalam Struktur Baru): Kemampuan
dalam menganalisis dan menggabungkan informasi, kemampuan
mencocokan informasi dengan kebutuhan dirinya …………………………... 63
7 Abstrak(Gambaran): Kemampuan Mengidentifikasi dan Menilai simbol-
simbol informasi, kemampuan mengkomunikasikan informasi yang
diperoleh ……………………………………………………………………... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 68
B. Saran …………………………………………………………………………….. 69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 71
LAMPIRAN I INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ……………………………. 74
LAMPIRAN II DAFTAR INFORMAN ………………………………………………. 76
LAMPIRAN III KARTU KONSULTASI SKRIPSI …………………………………. 78
LAMPIRAN IV FOTO-FOTO ………………………………………………………… 80
LAMPIRAN V DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………….. 83
xiii
DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN DIAGRAM
Tabel 1.1: Daftar UMKM Kelurahan Kampung Nelayan …………………………… 4
Tabel 2.2: Studi Relevan ………………..………………………………………………. 15
Tabel 4.1: Keterangan Kelompok Usia ……………………………………………..…. 33
Tabel 4.2: Keterangan Kelompok Pendidikan …………………………………….….. 34
Tabel 4.3: Keterangan Kelompok Tenaga Kerja ………………………………….….. 34
Tabel 4.4: Keterangan Kelompok Mata Pencarian …………………………….…….. 35
Tabel 4.5: Keterangan Kelompok Sumber Daya Alam (SDA) ………………….…… 36
Gambar 2.1: Teori Potter W.J ……………………………………………………..…... 9
Gambar 3.1: Sekema Flow Model ………………………………………………..……. 26
Gambar 4.1: Peta Kelurahan Kampung Nelayan ………………………………..…… 37
Diagram 4.1: Usia Informan ………………………………………….……….……… 38
Diagram 4.2: Pendidikan Informan …………………………………………….……. 39
Diagram 4.3: Jenis Kelamin Informan ………………………………………………. 40
Diagram 4.4: Pekerjaan Informan …………………………………………………… 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan membaca dan menulis. Kita mengenalnya dengan melek
aksara atau keberaksaraan. Namun sekarang ini literasi memiliki arti luas,
sehingga keberaksaraan bukan lagi bermakna tunggal melainkan
mengandung beragam arti (multi literacies). Ada bermacam-macam
keberaksaraan atau literasi , misalnya literasi computer (computer
literacy), literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology
literacy), literasi ekonomi (economy literacy), literasi informasi
(information literacy), bahkan ada literasi moral (moral literacy). Jadi,
keberaksaraan atau literasi dapat diartikan melekteknologi, melek
informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka
terhadap politik. Seorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami
sesuatu karena membaca informasi yang tepat dan melakukan sesuatu
berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut. 3
Kepekaan atau literasi pada seseorang tentu tidak muncul begitu
saja. Tidak ada manusia yang sudah literat sejak lahir. Menciptakan
generasi literat membutuhkan proses panjang dan sarana yang kondusif.
Proses ini dimulai dari kecil dan dari lingkungan keluarga, lalu didukung
atau dikembangkan di sekolah, lingkungan pergaulan, dan lingkungan
pekerjaan. Budaya literasi juga sangat terkait dengan pola pemelajaran di
sekolah dan ketersediaan bahan bacaan di perpustakaan. Tapi kita juga
menyadari bahwa literasi tidak harus diperoleh dari bangku sekolah atau
pendidikan yang tinggi. Kemampuan akademis yang tinggi tidak
menjamin seseorang akan literat. Pada dasarnya kepekaan dan daya kritis
akan lingkungan sekitar lebih diutamakan sebagai jembatan menuju
3 Ane Permatasari, Membangun Kualitas Bangsa Dengan Budaya LiterasiI. (Prosiding
Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015). Diakses: 12 September 2018
2
generasi literat, yakni generasi yang memiliki ketrampilan berpikir kritis
terhadap segala informasi untuk mencegah reaksi yang bersifat emosional.
Berbagai faktor ditengarai sebagai penyebab rendahnya budaya literasi,
namun kebiasaan membaca dianggap sebagai faktor utama dan mendasar.
Padahal, salah satu upaya peningkatan mutu sumber daya manusia agar
cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan global yang meliputi
berbagai aspek kehidupan manusia adalah dengan menumbuhkan
masyarakat yang gemar membaca (reading society). Kenyataannya
masyarakat masih menganggap aktifitas membaca untuk menghabiskan
waktu (to kill time), bukan mengisi waktu (to full time) dengan sengaja.
Artinya aktifitas membaca belum menjadi kebiasaan (habit) tapi lebih
kepada kegiatan ’iseng’.4
Keuntungan Usaha Rumahan dalam penghematan modal dan
pengawasan usaha yang mudah dikontrol. Hanya saja, yang menjadi
masalah dalam pengelolah usaha rumahan adalah berubahnya fungsi
rumah sebagai tempat tinggal. Dalam hal ini anda harus rela kehilangan
privasi karena sebagian dari rumah telah digunakan sebagai tempat usaha.
Namun, pada dasarnya usaha rumahan ini memiliki beberapa keuntungan
disbanding dengan usaha lain, antara lain:
1. Anda akan mendapatkan pengalaman menarik serta tantangan yang
belum pernah anda alami sebelumnya.
2. Usia, jenis kelamin, suku, cacat badan, dan lain-lain bukan merupakan
penghalang untuk menjalankan usaha rumahan.
3. Anda tidak perlu lagi merisaukan lagi jam kerja kantor yang nine to
five. Dengan membuka usaha rumahan, otomatis waktu anda lebih
fleksibel, terutama untuk ibu rumah tangga, akan lebih banyak waktu
untuk mengawasi si kecil dan rumah tangga.
4. Dapat menekan biaya produksi, yaitu dengan menyiasati memakai
tenaga kerja yang melibatkan suami kerabat, teman bahkan pembantu.
4 Ibid Ane Permatasari, hlm 154-155
3
5. Bila usaha anda sukses, keuntungan dari usaha rumahan bisa untuk
memulai usaha yang lebih besar anggaplah usaha rumahan tersebut
sebagai batu loncatan.
6. Karena dikerjakan dirumah, jadi anda pun tidak perlu mengeluarkan
biaya sewa tempat, seperti ruko, toko, dan sebagainya. Kecuali jika
usaha adna nantinya berkembang lebih besar sehingga memerlukan
tempat yang cukup luas.
7. Anda bisa menjadi bos untuk diri sendiri. Pepatah mengatakan, “lebih
nikmat menjadi raja kecil ketimbang menjadi buruh di perusahaan
besar”. Bayangkan jika anda bekerja pada orang lain, bisa sangat
mungkin seluruh kehidupan anda bekerja pada orang lain, bisa sangat
mungkin seluruh kehidupan anda akan dikuasai oleh peraturan-
peraturan yang dibuat sehingga semua menjadi serba terikat. Selain itu,
dengan usaha sendiri pendapatan akan datang langsung pada anda,
tanpa ada pengurangan, pemotongan pajak pendapatan dan lain
sebagainya.
8. Terhindar dari pemutusan hubungan kerja (PHK), jika bekerja pada
orang lain, sewaktu-waktu anda dapat diberhentikan, meskipun sudah
bekerja selama bertahun-tahun. Artinya, disana tidak ada jaminan anda
terhindar dari PHK.5
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
berada di wilayah Sumatera, yang dikenal sebagai penghasil kerupuk
udang. Sentral pembuatan kerupuk udang di Provinsi Jambi berada di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
dengan produksi perikanan laut (udang dan jenis ikan lainnya) yang cukup
tinggi, sebesar 22.346,70 ton/ tahun 2015 di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.6
5 Ajen Dianawati, Peluang Usaha Rumahan Yang Menguntungkan. (Jakarta: Media Kita,
2008) Hal. 3-4 6Elvin Desi Martuli, Lukman M. Baga, Anna Fariyanti, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terhadap Kinerja Usaha Wanita Wirausaha Kerupuk Udang Diprovinsi Jambi.
Jurnal DOI:10.18196/agr2232.
4
Berdsarkan UMKM Center Kabupaten Tanjung Barat, masyarakat
nelayan sudah turun temurun dalam mengelola kerupuk udang dalam
bentuk home industri. Olahan kerupuk udang masyarakat nelayan ini
sangat jauh berbeda dengan olahan yang ada didaerah lain, terutama dari
pengelolahannya yang masih tradisional, bahan baku seperti udang asli
dari hasil tangkapan nelayan itu sedniri. Terhitung pada hasil yang
dihasilkan dalam kurun 1 tahun yaitu mencapai 4.595 Ton per tahun.
Umumnya mereka mempelajari pengelohan kerupuk udang didapat
dari orang tua terdahulu. Secara turun temurun serta melakukan sedikit
perubahan proses pembuatan tetapi tidak sedikutpun menghilangkan ciri
khas asli kerupuk udang olahan masyarakat nelayan. Setiap kelompok
berharap agar memperoleh ruang dan fasilitas pemasaran dan permodalan
yang memadai, terutama untuk melakukan pengembangan uaha produk
wilayah baik local, nasional maupun internasional.7
Untuk sektor kawasan kelurahan kampung nelayan mempunyai
beberapa cabang home industry atau usaha rumahan yang telah berdiri dan
telah resmi tercatat pada badan koperasi Indonesia maupun yang belum
terdaftar yang mana data tersebut sebagai berikut:
Tabel 1.1: Daftar UMKM Kelurahan Kampung Nelayan
NO NAMA JUMLAH KETERANGAN
1 KUB Sorifa 5 Orang Terdaftar
2 Al-Ikhlas 10 Orang Terdaftar
3 Usaha Bersama Tiga Putra 6 Orang Terdaftar
4 KUB Sederhana 7 Orang Terdaftar
5 Usaha Mandiri 2 Orang Terdaftar
6 KUB Bersaudara 4 Orang Terdaftar
7 KUB Idaman 5 Orang Terdaftar
8 Usaha Berkat 10 Orang Terdaftar
7 UMKM Center Tanjung Jabung Barat Kuala Tungkal, Tahun 2017
5
9 KUB UMKM Cik Mie-Mie 9 Orang Terdaftar
10 KUB Wanita Harapan Ibu 7 Orang Terdaftar
11 Poklahsar Melati 8 Orang Terdaftar
12 Kerupuk Udang Zalbi 6 Orang Terdaftar
13 Keletek Udang Afdal 10 Orang Belum Terdaftar
14 Amplang Udang Berkah 8 Orang Belum Terdaftar
15 Amplang Udang Kia 10 Orang Belum Terdaftar
16 Keletek Udang Ridho
Berkah
10 Orang Belum Terdaftar
17 Keletek Udang Rizki Aulia 13 Orang Belum Terdaftar
18 Keletek Putri 11 Orang Belum Terdaftar
19 Kerupuk Amplang Udang
Mama Dewi
8 Orang Belum Terdaftar
Total: 149 Orang 12 Terdaftar
7 Belum Terdaftar8
Perkembangan home industri di kabupaten tanjung jabung barat
meningkat dari 997 home industry menjadi 2991 home industry pada
tahun 2008 dengan mengalami pertumbuhan rata-rata 100% per tahun.
Ditinjau dari jumlah anggota koperasi telah mencapai 34.399 orang
dengan jumlah koperasi mencapai 350 unit sampai akhir tahun 2010
jumlah ini meningkat menjadi 35.045 orang dengan pertumbuhan
mencapai 3,6 % per tahun, sedangkan anggotanya mengalami
pertembuhan 0.94 persen pertahun.
Pada dasarnya pengelolaan dan pembuatan kerupuk udang, masih
menggunakan teknologi yang sederhana mengalami keterbatasan modal,
menghadapi pasar yang belum memadai padahal bahan baku tersedia
cukup banyak. Di sisi lain untuk membuat kerupuk udang itu sendiri tidak
perlu memerlukan keahlian khusus, keragaman jenis pelatihan yang
8 Data Koperasi Pantai Pasir Putih Kampung Nelayan, Tahun 2019
6
diberikan oleh pemerintah tidak diimbangi dengan promosi, sehingga
usaha kerupuk udang sulit untuk dapat dipasarkan. Namun, pengalaman
masyarakat nelayan di tanjung jabung barat yang telah cukup banyak di
bidang usaha yang digeluti, dapat menjadi asset yang dimiliki olehnya.
Pengetahuan dan pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan
peluang besar dalam pengembangan usaha. Melalui pengalaman seseorang
dapat belajar banyak hal, karena bila hanya dengan satu pengalaman
seorang wirausaha tidak akan sanggup menghadapi, memecahkan
permasalahan, dan mencapai peluang yang akan dihadapi hal ini yang
melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat dan mengulas lebih dalam
mengenai uniknya masyarakat tanjung jabung barat dengan kesederhanaan
dan latarbelakang pendidikan yang rendah tapi memiliki kemampuan
pengetahuan yang tinggi dalam mengelola kerupuk udang sehingga
menjadi produk yang dapat dijual guna meningkatkan mutu kehidupannya.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti dan
mengangkat judul “LITERASI KERUPUK UDANG PADA HOME
INDUSTRI KAMPUNG NELAYAN KUALA TUNGKAL
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang peneliti paparkan pada latar belakang
masalah diatas, secara umum peneliti merumuskan masalah yaitu:
“Bagaimana Kemampuan Literasi Kerupuk Udang Pada Home
Industri Kampung Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung
Jabung Barat”. Secara khususnya peneliti merumuskan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan masyarakat dalam Menganalisis struktur
pesan, Mengevaluasi menilai informasi mengenai relevansi
informasi?
2. Bagaimana kemampuan Mengelompokan menentukan setiap unsur
yang sama dalam beberapa cara dan mampu Mendeduksi,
7
menyimpulkan suatu pola di set kecil elemen, maka pola generalisasi
untuk semua elemen dalam himpunan tersebut?
3. Bagaimana kemampuan Menginduksi kemampuan menggunakan
prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus, kemampuan
Synthesis untuk merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru dan
mampu Mengambarkan secara singkat dan jelas informasi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya
oleh peneliti, maka tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya oleh penulis, maka tujuan yang hendak dicapai adalah
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi masyarakat
nelayan kabupaten tanjung jabung dalam mengelola kerupuk udang
pada kegiatan home industry secara umum, dan ingin mnegetahui
kemampuan dalam mngenalisis, evaluasi, mengelompokan,
deduksi, induksi, synthesis, abstracting masyarakat nelayan secara
khusus dalam mengelola kerupuk udang dalam bentuk home
industry.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan pembaca mengenai
literasi kerupuk udang pada home Industri masyarakat nelayan
dan mendapatkan pemahaman bagi pembaca bahwa literasi sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan dan referensi
mengenai penelitian lapangan terhadap literasi kerupuk udang
pada home Industri kampung nelayan.
c. Bagi pihak-pihak terkait yaitu Masyarakat Nelayan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
8
pedoman dan landasan mengingat betapa pentingnya literasi
kerupuk udang pada home Industri guna meningkatkan ekonomi
kehidupan.
D. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada aspek
kemampuan masyarakat mengenai literasi kemampuan mengakses dan
menggali informasi. Agar dapat kiranya informasi yang tertuang didalam
penelitian ini dapat dimengerti secara detail dan terperinci, tidak meluas,
segi biaya, sumber dan pengetahuan penulis serta waktu penelitian yang
terbatas dan peneliti membuat batasan masalah sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapaun ruang lingkup penelitian ini membahas kemampuan
literasi kampung nelayan dalam mengelola kerupuk udang home industry,
yang terletak di RT 05 dan 06, kelurahan tungkal harapan kecamatan
tungkal ilir ,kabupaten tanjung jabung barat dalam mengelola kerupuk
udang, sebagai bahan produksi home industrinya.
9
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Literasi Menurut Potter W. J
Gambar. 2.1 Teori Potter W.J
Potter merumuskan tujuh kemampuan yang harus dimiliki
seseorang atau masyarakat untuk bisa dikategorikan individu atau
masyarakat, antara lain :
1. Analyze, kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas,
mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk
memahami konteks dalam pesan pada media tertentu.
2. Evaluate, kemampuan menilai informasi dengan menghubungan
dirinya, membuat penilaian mengenai keakuratan dan kualitas
relevansi informasi.
3. Grouping, yakni kemampuan menentukan setiap unsur yang sama
dalam beberapa cara : menentukan setiap unsur yang berbeda dalam
beberapa cara.
10
4. Induction, yakni kemampuan menyimpulkan suatu pola di set kecil
elemen, maka pola generalisasi untuk semua elemen dalam himpunan
tersebut.
5. Deduction, yakni kemampuan menggunakan prinsip-prinsip umum
untuk menjelaskan khusus
6. Synthesis, yakni kemampuan untuk merakit unsur-unsur ke dalam
struktur baru.
7. Abstracting, yakni kemampuan menciptakan secara singkat, jelas dan
gambaran tepat menangkap esensi dari pesan dalam sejumlah kecil
kata-kata dari pada pesan itu sendiri. 9
Setelah mengetahui bobot tiap komponen penilaian literasi home
industri tersebut, selanjutnya adalah menganalisis hasil perhitungan
kuesioner dan memadukannya dengan bobot masing - masing komponen.
Hasil perhitungan tersebut selanjutnya akan menentukan tingkat
kemampuan literasi home industri. Dalam hal ini,tingkat kmampuan
literasi home industri masyarakat atau individu menurut SCONUL adalah
sebagai berikut :
1. Novice adalah individu yang tidak memiliki pengetahuan spesifik
mengenai tujuh variable.
2. Advanced beginner adalah individu yang tidak memiliki pengetahuan
mengenai hal-hal tersebut tetapi melakukan.
3. Competent adalah individu yang memiliki pengetahuan mengenai hal-
hal tersebut, tapi tidak selalu mengaplikasikannya.
4. Proficient adalah user yang setingkat di bawah expert yaitu individu
yang memiliki pengetahuan dan mengapilkasikannya.
5. Expert adalah individu yang sudah memiliki pengetahuan yang
memadai dan mampu mengaplikasikannya secara baik sekaligus
mampu mengkomunikasikannya dengan individu yang lain10
.
9 Potter, W.J. Cognitive Theory of Media Literacy. (Thousands Okas, Sage, 2004), hlm. 98
10 Sconul (1996), hlm. 7-8
11
B. Tujuan Literasi
Menurut UNESCO literasi informasi memampukan seseorang
untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi
penghasil informasi bagi dirinya sendiri.
C. Manfaat Literasi
Menurut Hancock dalam artikelnya Information Literacy For
Lifelong Learning, manfaat literasi adalah:11
1. Untuk Pelajar
Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses
belajar-mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena
dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi
yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan
mereka dilingkungan belajar. Mahasiswa yang literate juga akan
berusaha belajar mengenai sumber daya informasi dan cara
penggunaan sumber-sumber informasi.
2. Untuk Masyarakat
Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari mereka dan dalam lingkungan pekerjaan.
Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat
keputusan misalnya saat mencari bisnis atau mengelolah bisnis dan
berbagi informasi dengan orang lain.
3. Untuk Pekerja
Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam
dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi
sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi akan
mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai
11
http://ericae.net/edo/ED358870.htm. Hancock, Vicky E. Information Literacy For
Lifelong Learning, 1993 . Di akses Pada tgl 25 September 2018.
12
masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat
kebijakan.
D. Pengertian Kerupuk Udang
Kerupuk udang adalah salah satu aplikasi produk pangan
pengolahan udang. Proses pembuatan kerupuk udang pada umumnya
adalah menggunakan bahan baku udang dan tepung tapioka dengan
ditambahkan bumbu-bumbu atau bahan lainnya dengan melalui proses
pengadonan, pencetakan, pengukusan, pemotongan, dan pengeringan.
kerupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung dan udang.
Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung pada komposisi
banyaknya udang yang terkadung dalam kerupuk. Semakin banyak jumlah
udang yang terkandung dalam kerupuk semakin baik kualitasnya.
Kerenyahan kerupuk udang sangat ditentukan oleh kadar airnya, semakin
banyak mengandung air kerupuk udang akan semakin kurang renyah.12
E. Alat-Alat Produksi Kerupuk Udang
Pada saat ini proses pemotongan kerupuk masih menggunakan
peralatan secara manual dan sederhana sehingga dalam pengerjaan
membutuhkan waktu yang cukup lama, maka dirancang dan dibuatlah
mesin pemotong kerupuk dengan menggunakan motor listrik sebagai alat
penggeraknya sehingga dalam pengerjaan tidak membutuhkan waktu yang
lama serta lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara manual.
Mesin yang penulis desain ini lebih mengutamakan aspek
kesederhanaan dan bentuk yang ringkas sehingga pembuatan dan
operasional mesin tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan dapat
dijangkau para pedagang kecil. Dalam pembuatan mesin pemotong
kerupuk menggunakan beberapa komponen elemen mesin yang sangat
12
Http:// eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2926/3/BAB%20II.pdf N Fadhilah, Kerupuk
Udang dan Potensi Kulit Udang 2018. Di akses Pada tgl 01 Juni 2019.
13
berpengaruh dalam pembuatan mesin ini, semua elemen mesin ini bisa di
dapatkan di toko-toko peralatan mesin dan tempat besi tua.13
F. Pengertian Home Industri
Home industri adalah usaha rumah tangga yang dikelola secara
sederhana belum ada izin dan masih terbatas dalam pengelolaannya.
Sering kali para karyawannya melibatkan keluarga dan saudara. Usaha
rumah tangga ini kiprahnya masih berskala kecil hanya bergerak di sekitar
lingkungan rumah. Home industri pada umumnya memusatkan kegiatan
di rumah keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili di
tempat yang tidak jauh dari rumah produksi tersebut. Karena secara
geografis dan psikologis hubungan mereka sangat dekat (pemilik usaha
dan karyawan), untuk memungkinkan untuk menjalin komunikasi sangat
mudah. Dari kemudahan berkomunikasi ini dapat diharapkan dapat
memicu etos kerja yang tinggi. Karena masing-masing merasa bahwa
kegiatan ekonomi ini adalah milik keluarga, kerabat dan juga warga
sekitar. Merupakan tanggung jawab bersama dalam upaya meningkatkan
perusahaan mereka.14
Menurut Sumoatmojo industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi
(manufacturing Industri). Industri rumahan daur ulang terpal termasuk
industri yang mengolah bahan setengah jadi (karena rusak/second) untuk
dijadikan barang jadi kembali, pengerjaannya dilakukan di lingkungan
rumah yang memiliki industri rumahan ini. Sehingga dapat disebut sebagai
industri rumahan (homeIndustri) dalam arti industri rumah tangga yang
dimiliki oleh keluarga dan dikerjakan di rumah sendiri.15
13
Http:// media.neliti.com/media/publications/124620-ID-none.pdf, AA Rahmayani,
Pengelohan Aneka Krupuk, 2018, Di akses Pada tgl 01 Juni 2019. 14
Http:// digilib.uinsby.ac.id/8454/2/Bab1.pdf. Pengertian Home Industri. Diakses Pada
tgl 22 Sepetember 2018 15
Http:// repository.uinbanten.ac.id/1283/3/BAB%202.pdf. Home Industri. Diakses Pada
tgl 22 September 2018.
14
G. Fungsi Home Industri
Adapun fungsi home industri atau usaha kecil di antaranya:
1. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi,
penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar.
Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang
mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang.
2. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam
menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena
dapat menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta
meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi wirausaha
yang tangguh.
3. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya
tersebar diperkotaan maupun pedesaan.16
Sedangkan dalam ruang lingkupnya usaha kecil mempunyai dua fungsi
yaitu fungsi mikro dan fungsi makro:
1. Fungsi mikro, secara umum usaha kecil adalah sebagai penemu
(inovator) dan sebagai perencana (planner). Sebagai inovator usaha
kecil berperan dalam menemukan dan menciptakan produk baru,
teknologi baru, imajinasi dan ide baru, dan organisasi baru. Sedangkan
sebagai planner usaha kecil berperan dalam merancang corporate
plan, corporate strategy, corporate image and idea, dan corporate
organisation.
2. Fungsi makro, usaha kecil berfungsi sebagai penggerak, pengendali
dan pemancu perekonomian nasional suatu bangsa, sekaligus
merupakan kekuatan ekonomi negara sehingga negara tersebut
16
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), Cet. ke-1, Hlm. 77.
15
mampu menjadi kekuatan ekonomi dunia handal yang didukung oleh
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.17
H. Studi Relevan
Tabel 2.2: Studi Relevan
NO ITEM PENELITIAN I PENELITIAN
II
PENELITIAN
III
1 JUDUL “Analisis
Kelayakan Usaha
Dan Strategi
Pengembangan
Industri Kecil
Tempe Di
Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar.”
“Analisis
Pendapatan
Usaha Home
Industri
Kerupuk di
Kecamatan
Samatiga,
Kabupaten Aceh
Barat”.
“Perananan Home
Industri Dalam
Menigkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Menurut
Prespektif
ekonomi Islam”
(Studi Kasus
Desa Mengkirau
Kecamatan
Merbau)”
2 TEMPAT
PENELITI
AN
Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar
Gampong Cot
dan Suak Seuke,
Kecamatan
Samatiga
Kabupaten Aceh
Barat
Penelitian ini
dilaksanakan di
desa Mengkirau
kecamatan
Merbau
Kabupaten
kepulauan
Meranti.
3 PENULIS Mega Indah
Mujiningsih
Siti Hajar Siti Susana
4 TAHUN 2013 2015 2012
17
Ibid. Suryana. Hlm. 77-78
16
5 RUMUSA
N
MASALAH
1. Bagaimana
profil industri kecil
tempe di
Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar?
2. Apakah usaha
industri kecil tempe
di Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar sudah
layak secara
finansial?
3. Bagaimana
strategi
pengembangan
sektor industri kecil
tempe di
Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar?
Berdasarkan
uraian latar
belakang
permasalahan di
atas, yang
menjadi
rumusan
masalah dalam
penelitian ini
yaitu bagaimana
pendapatan
usaha home
industri kerupuk
di Kecamatan
Samatiga
Kabupaten Aceh
Barat?
1. Bagaimana
proses produksi
pada home
industri di desa
Mengkirau?
2. Apa saja peran
home industri
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
desa Mengkirau?
3. Bagaimana
tinjauan Ekonomi
Islam terhadap
peranan home
industri dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat desa
Mengkirau?
6 JENIS
DATA
Kualitatif Kuantitaif
7 TEKNIK
PENGUMP
ULAN
DATA
Observasi,
wawancara,
Dokumentasi
Observasi,
wawancara,
Quesioner
Observasi,
wawancara,
angket
8 SUBYEK
PENELITI
AN
seluruh industri
kerupuk yang
ada di
Adapun yang
menjadi subjek
dalam penelitian
17
Kecamatan
Samatiga,
ini adalah pemilik
home
industri yang ada
di desa
Mengkirau
Kecamatan
Merbau.
9 HASIL
PENELITI
AN
Hal ini berarti
Industri kecil
Tempe di
Kecamatan
87
Matesih Kabupaten
Karanganyar
berada pada posisi
V dengan strategi
konsentrasi melalui
integrasi horizontal
atau stabilitas
(tidak ada
perubahan dalam
pendapatan).
Karena kekuatan
yang dimiliki lebih
sedikit dan adanya
kelemahan
membuat Industri
kecil Tempe di
Kecamatan
Matesih Kabupaten
Karanganyar harus
memanfaatkan
peluang yang
dimiliki. Strategi
Hasil penelitian
dari analisis
pendapatan
usaha home
industri di
Gampong Cot
dan Suak
Seukee
Kecamatan
Samatiga
Kabupaten Aceh
Barat adalah
tingkat
penerimaan dari
hasil penjualan
dan hasil
produksi
memberikan
peningkatan
terhadap
pendapatan total
dan usaha dalam
katagori layak
dikembangkan19
Proses produksi
yang dilakukan
oleh pengusaha
home industri di
desa
Mengkirau dalam
melakukan
pengolahan masih
sangat sederhana
atau
masih
menggunakan
sistem manual,
dari segi
permodalan masih
minim
sehingga sulit
bagi mereka
untuk
mengembangkan
usahanya,
sementara
dari pengadaan
bahan baku juga
masih terbatas. Di
19
Skripsi: Siti Hajar, “Analisis Pendapatan Usaha Home Industri Kerupuk di Kecamatan
Samatiga, Kabupaten Aceh Barat”.Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat. Diakses Pada
tgl 29 September 2018.
18
yang dipakai
adalah SO
(Strength
Opportunities)
yaitu mengatasi
kelemahan-
kelemahan yang
ada dengan
memanfaatkan
peluang yang
muncul. 18
samping itu
jangkauan
pemasaran masih
sempit, sehingga
sulit untuk
memasarkan
produk yang
mereka
hasilkan.20
Berdasarkan keterangan studi relevan yang telah dijabarkan diatas dapat
dilihat bahwa hubungan antara pembahsan penelitian ini dengan studi relevan
yang lain yaitu, salah satu yaitu dari segi objek penelitian dimana penelitian ini
membahas tentang bagaimana tingkat kemampuan literasi masyarakat yang
berada di kampung nelayan mengenai kerupuk udang yang berbasis home
industry atau usaha rumahan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, dapat terlihat hubungan antara studi relevan satu dengan yang lainnya
sama-sama membahas mengenai home industry yang berkenaan dengan usaha-
usaha rumahan.
18
Skripsi: Mega Indah Mujiningsih. “Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi
Pengembangan Industri Kecil Tempe Di Kecamatan Matesih Kabupaten
Karanganyar.”.Universitas Negeri Semarang.. Diakses Pada tgl 29 September 2018. 20
Skripsi: Siti Susana, Peran Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Mengkirau Kecamatan
Merbau). UIN Sulthan Sayrif Kasim Riau. Diakses Pada tgl 29 September 2018.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Untuk mencari dan mengumpulkan data yang akurat serta
informasi, peneliti melakukan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif.
Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian dengan masalah literasi
home Industri pada kampung nelayan kuala tungkal kabupaten tanjung
jabung barat.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di Kawasan Kampung Nelayan
Kelurahan Tungkal Harapan Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Kota Kuala Tungkal Provinsi Jambi pada tahun 2018.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam memperoleh deskripsi gambaran dan data yang dibutuhkan
dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif ini, maka
peneliti memfokuskan pada penggolongan data kepada dua golongan,
yaitu:
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), misalnya data diperoleh melalui wawancara, observasi,
maupun dokumentasi. Data primer dokumentasi jika
penelitiannya menjadikan dokumentasi sebagai data-data primer.
20Atau, data pimer adalah data yang dikumpulkan, diolah, dan
disajikan oleh peneliti dari sumber pertama.21
Jadi data primer
20
Muhammad Rum, Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif Dalam Ilmu
Perpustakaan dan Informasi 2017. Hal 10. 21
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakulta
Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam. Jambi : Fakulta ADAB- Sastra dan Kebudayaan Islam, IAIN
Sultahan Thaha Saifuddin Jambi. Hal. 9.
20
yang dimaksud disini adalah data yang dihasilkan melalui
wawancara bersama dengan masyrakat pelaku home industry
pada masyarakat nelayan kuala tungkal.
b. Data Skunder
Data yang diperoleh melalui data dokumentasi institusi
berupa laporan-laporan tahunan, sumber literature dan lain-lain.
Sumber literature misalnya buku-buku yang terkait dengan
masalah penelitian. Data sekunder yaitu data yang diambil secara
tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder berasal dari tangan
kedua, ketiga dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih
pihak yang bukan peneliti sendiri dan digunakan sebagai
pelengkap tambahan atau pendukung data primer, misalnya
dokumentasi dari sebuah data misalnya yaitu: Buku profil
kelurahan kampung nelayan, daftar home industry pada instansi
terkait seperti koperasi dan perindag (perindustrian dan
perdagangan, daftar nama anggota karyawan dan pemilik usaha,
serta foto atau gambar mengenai masyarakat pelaku home
industry kerupuk udang di kampung nelayan kuala tungkal
kabupaten tanjung jabung barat.
c. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh. Pada dasarnya sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. 22
Adapun
yang menjadi sumber data berupa kata-kata dan tindakan dalam
penelitian ini adalah masyarakat nelayan kabupaten tanjung
jabung barat yang memiliki usaha rumahan atau disebut juga
dengan home Industri.
22
Lexy J. Moleong, Metode Peneltisan Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), hal: 157
21
D. Subyek Penelitian
Subjek Penelitian merujuk pada pemilik dan karyawan usaha
rumahan yang berjumlah kurang lebih 7 orang dari 7 kelompok home
industry, dengan jumlah Informan yaitu 47 orang.23
Peneliti memfokuskan
penelitiannya kepada subyek penelitian sekaligus menjadi informan yaitu
orang yang mempunyai peran sebagai pemilik atau pendiri usaha rumahan
yang berskala kecil maupun besar. Untuk mempermudah peneliti dalam
menentukan subyek penelitian peneliti memiih cara pengambilan subyek
dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan pemilihan
subyek atau sampel yang sudah diketahui karakter dan ciri-cirinya dan
dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh si peneliti
sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya. Pertama-tama peneliti harus
menentukan siapa yang menjadi “Key Informan”. Key informan atau
informan kunci adalah orang yang dianggap dapat memberikan informasi
tentang siapa-siapa saja yang dianggap punya kompetensi dan kapasitas
dalam memberikan informasi tentang usaha rumahan yang sedang
diteliti24
.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, dikenal beberapa metode pengumpulan
data yang umum digunakan. Beberapa metode tersebut antara lain adalah:
wawancara, observasi, studi dokumentasi.25
Sebagai data yang dapat
membantu peneliti dalam mencapai tujuan penelitian, maka instrument
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan tiga cara, sebagai berikut:
1. Observasi
Matthews and ross mendefinisikan observasi sebagai berikut:
“Observation is the collection pf dat through the use of human sense.
23
Sunapiah Faisal. 2007. Format-Format Penulisan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Hal.109. 24
Opcit. Muhammad Rum. Hal 11 25
Haris Herdiansyah. Wawancara, observasi, dan focus group: sebagai intrumen
penggalian data kualitatif. (Jakarta: rajawalipers, 2013). Hal. 15
22
In some natural conditions, ibservation is act of watching social
phenomenon in the real world and recording even as they happen”.
Dari definisi diatas bahwa observasi merupakan metode pengumpulan
data melalui indra manusia. Berdasarkan pernyataan ini, indra
manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi. Tentu saja
indra yang terlibat bukan hanya indra penglihatan saja, tetapi indra
lainnya pun dapat dilibatkan seperti indra pendengaran, indra
penciuman, indra prasa, dan lain sebagainya.
Tokoh lainnya yang mengemukakan definisi observasi adalah
Gordon E Mills. Bahwa observasi pada dasarnya bukan hanya
mencatat perilaku yang diumunculkan oleh subjek penelitian semata,
tetapi juga harus mampu memprediksi apa yang menjadi latar
belakang prilaku tersebut dimunculkan. 26
Dalam hal ini peneliti menerapkan metode observasi dengan
melihat proses demi proses bagaimana masyarakat nelayan di
kampung nelayan kuala tungkal kabupaten tanjung barat
meningkatkan kemampuan literasi mereka dengan memanfaatkan
hasil laut yang telah ditangkap sebelumnya yang dikelola melalui
usaha rumahan dapat juga disebut dengan home Industri kerupuk
udang.
2. Wawancara
Wawancara dapat berarti banyak hal atau wawancara memiliki
banyak definisi tergantung konteksnya. Menurut Moleong, wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Gorden mendefinisikan wawancara
sebagai berikut: “Interviewing is conversation between two people in
which one person tries to direct the conversation to obtaion
information for some specific purpose”. Wawancara adalah proses
26
Ibid. Haris Herdiansyah. Hal.129-131
23
interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas
dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, di mana arah
pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan
mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses
memahami.27
Berdasarkan ini peneliti berupaya menerapkan system
wawancara untuk dapat menghasilkan dan mencari data-data yang
diinginkan dari sumber objek yang ingin diwawancara seperti pendiri
usaha rumahan atau orang yang bekerja sebagai karyawan dalam
usaha rumahan tersebut, dan tentunya wawancara dilakukan sesuai
dengan pembahasan dalam penelitian ini yaitu, mengenai literasi
home Industri pada masyarakat nelayan kabupaten tanjung jabung
barat yang berada di kampung nelayan.
a. Wawancara Terstruktur
Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode angket. Metode angket adalah teknik pengumpulan data
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk
diisi sendiri oleh Informan.28
Metode ini digunakan untuk
menjaring data-data yang berkenaan dengan literasi kerupuk
udang pada home industry masyarakat kampung nelayan kuala
tungkal.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Metode wawancara (interview) adalah cara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian masyarakat, dengan
langsung menyampaikan pertanyaan itu secara lisan kepada warga
masyarakat yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan wawancara bebas terpimpin yaitu berpedoman
secara garis besarnya saja, sedangkan bagaimana mengajukan dan
mengembankan pertanyaan diserahkan pada wawancara.
27
Ibid. Haris Herdiansyah. Hal. 25-31 28
Soehatono, Irawan. Metode Penulisan Sosial. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 89
24
3. Dokumentasi
Mengumpulkan data disamping menggunakan instrument
dapat pula dilakukan dengan mempelajari dokumentasi-dokumentasi
atau catatan-catatan yang menunjang penelitian yang sedang
dilakukan.29
Metode dokumentasi ini dapat berupa dokumen yang ada
hubungannya dengan pembahasan dengan mendapatkan informasi
atau data baik melalui buku profil, daftar home industry yang terdaftar
di kantor koperasi dan perindag (perindustrian dan perdagangan) dan
daftar karyawan dan pemilik usaha home industry masyrakat nelayan
kuala tungkal.
F. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.30
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi, bagi peneliti yang masih baru dalam melakukan reduksi dan
data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang
ahli, melalui diskusi itu maka wawasan peneliti akan berkembang
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan.31
29
Mardalis. Metode Penulisan :Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,
2010). Hal 74 30
Lexy J. Moleong. Metodelogi Penulisan Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2013). Hal. 248 31
Sugioyono, Metode Penulisan Pendidikan:Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D.(Bandung: Alfabeta, 2016). Hal. 338-339.
25
Dalam masalah ini peneliti menerapkan keterangan diatas
dengan masalah literasi kerupuk udang pada home Industri pada
kampung nelayan kabupaten kuala tungkal yang berada di kampung
nelayan diambil melalui observasi dan wawancara kemudian
dianalisis dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data tersebut
sehingga bisa disajikan.
2. Penyajian Data
Setalah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian, hubungan antar
kategori flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman
menyatakan “the most frequents from of display data for qualitative
research data in the pasth has been narrayibe tex”. Yang sering
digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks
yang bersifat naratif.32
Setelah melakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkin peneliti
melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum
dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian. Namun untuk
teks naratif telah banyak dialihkan menjadi bentuk matrik, naratif,
jaringan kerja, dan tabel. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan kedua bentuk penyajian data tersebut di atas. Untuk
lebih jelasnya mengenai hal ini dapat dilihat pada skema dibawah ini:
32
Ibid. Sugioyono. Hlm. 341
26
Gambar. 3.1 Sekma Flow Model
Masa pengumpulan data
Skema Flow Model33
Skema tersebut ada tiga alur utama pada penelitian
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi/kesimpulan. Sebagai suatu jalin menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis
dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan
interaktif.
Dalam masalah ini peneliti menerapkan keterangan diatas
dengan masalah literasi kerupuk udang pada home Industri pada
masyarakat nelayan kabupaten kuala tungkal yang berada di
kampung nelayan
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan, kesimpulan yang diharapkan adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.34
Dalam
masalah ini peneliti menerapkan keterangan diatas dengan masalah
33
Matthew B. Miles dan A. Michel Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjejep
Rohedi, (Jakarta: UI Press, 2007). Hal. 16-20 34
Opcit. Sugiyono. Hal. 345
27
literasi kerupuk udang pada home Industri pada masyarakat nelayan
kabupaten kuala tungkal yang berada di kampung nelayan.
G. Standar Pengukuran Penelitian
Dalam media literasi ada tiga tahap yang bisa digunakan oleh
individu sebagai anggota dari suatu masyarakat dalam menerima,
memilah, menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan intelektual yang
diinginkan:
1. Explore, yaitu keahlian untuk memilih memutuskan informasi yang
dibutuhkan dari suatu pesan
2. Recognize Symbols, keahlian untuk mengidentifikasi dan memilah
simbol-simbol. Keahlian ini terdiri dari dua macam yaitu Message
Focused Skill dan Message Extending Skill. Message focused skill
merupakan keahlian menafsirkan makna pesan media massa. Keahlian
ini meliputi aspek : 1) Analysis, keahlian menjabarkan pesan ke dalam
elemen-elemen yang bermakna dengan cara menggali lapisan-lapisan
makna di dalam pesan yang tersaji di media; 2) Compare/contrast,
merupakan keahlian untuk membuat klasifikasi pesan-pesan yang
memiliki persamaan dan perbedaan; 3) Evaluation, menunjukkan
keahlian menilai elemen pesan dengan membandingkannya dengan
kriteria-kriteria tertentu; dan 4) Abstraction, merupakan keahlian
untuk menyusun sebuah deskripsi pesan media yang tepat yaitu
singkat, jernih dan akurat. Message extending skill merupakan
keahlian menjelaskan dan menyimpulkan pesan-pesan media massa
yang diterima. Keahlian ini terdiri dari: 1) Deduction, keahlian
menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan hal-hal
khusus ; 2) Induction, keahlian untuk menarik kesimpulan mengenai
pola-pola umum melalui pengamatan terhadap hal-hal khusus ; dan 3)
Synthesis, keahlian untuk menyusun kembali elemen-elemen menjadi
suatu struktur baru.
28
3. Communication . Keahlian untuk mengkomunikasikan mengenai
informasi yang diperoleh.35
H. Triangulasi Data
Triangulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif, hasil ini dicapai dengan:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum,
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian, dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.36
Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan
sebagai pengecekkan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil
wawancara dengan beberapa orang informan, kemudian peneliti
mengkonfirmasi dengan hasil observasi yang berhubungan dengan
penelitian, sehingga kemurnian dan keabsahan data dapat terjamin.
35
Buckingham, David. "Media Education: Literacy, Learning and Contemporary
Culture," Polity, ( Blackwell is North American distributor) 2003. 36
Opcit. Lexy J. Moleong. Hlm. 98
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Umum Kabupaten Tanjung Jabung barat Kuala Tungkal
Sebelum abad ke-17 di Tanah Tungkal ini sudah berpenghuni
seperti Merlung, Tanjung Paku, Suban yang sudah dipimpin oleh
seorang Demong, jauh sebelum datangnya rombongan 199 orang dari
Pariang Padang Panjang yang dipimpin oleh Datuk Andiko dan
sebelum masuknya utusan Raja Johor.
Kemudian memasuki abad ke-17 ketika itu daerah ini masih
disebut Tungkal saja, daerah ini dikuasai atau dibawah Pemerintahan
Raja Johor. Dimana yang menjadi wakil Raja Johor di daerah ini pada
waktu itu adalah Orang Kayo Depati. Setelah lama memerintah Ornag
Kayo Depati pulang ke Johor dan ia digantikan oleh Orang Kayo
Syahbandar yang berkedudukan di Lubuk Petai. Setelah Orang Kayo
Syahbandar kemudian diganti lagi oleh Orang Kayo Ario Santiko
yang berkedudukan di Tanjung Agung (Lubuk petai) dan Datuk
Bandar Dayah yang berkedudukan di Batu Ampar, daerahnya meliputi
Tanjung rengas sampai ke Hilir Kuala Tungkal atau Tungkal Ilir
sekarang.
Memasuki abad ke- 18 atau sekitar tahun 1841-1855 Tungkal
dikuasai dan dibawah Pemerintahan Sultan Jambi yaitu Sultan Abdul
Rahman Nasaruddin. Pada saat itu kesultanan Jambi mengirim
seorang Pangeran yang bernama Pangeran Badik Uzaman ke Tungkal
yaitu Tungka Ulu sekarang Kedatangannya disambut baik oleh orang
Kayo Ario Santiko dan Datuk Bandar Dayah.
Setelah terbukanya Kota Kuala Tungkal maka semakin banyak
orang mulai datang, sekitar tahun 1902 dari suku Banjar yang
berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka ini
berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin
30
gelar Pak Awang, Pak Jenang, Belacan Gelar Kucir, Buaji dan
kemudian mereka ini berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih besar
yaitu 56 orang yang dipimpin oleh Haji Anuari dan iparnya Haji
Baharuddin, Rombongan 56 orang ini banyak menetap di Bram Itam
Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari suku Bugis,
Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut,
dan Cina serta India yang datang untuk berdagang .
Pada tahun 1901 kerajaan Jambi takluk keseluruhannya kepada
Pemerintahan Belanda termasuk Tanah Tungkal khususnya di
Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang
Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu
dan Merlung dengan Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup
berat akhirnya pemerintah Belanda mengundurkan diri dan hengkang
dari wilayah itu. Perperangan itu dipimpin oleh Raden Usmananak
dari Badik Uzaman. Raden Usman kemudian wafat dan dimakamkan
di Pelabuhan Dagang. Selanjutnya muncullah Pemerintahan Kerajaan
Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo Usman dan Lubuk Petai
kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah
oleh H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam
penyusunan pemerintahan yang baru.
Orang Kayo pertama ini pada waktu itu masih diintip dan
diserang oleh rombongan dari Jambi. Ia diserang dan ditembak
dirumahnya lalu patah. Maka bernamalah pemerintahan itu dengan
Pemerintahan Pesirah Patah sampai zaman kemerdekaan. Dusun-
dusun pada pemerintahan Pesirah Patah dan asal mula namanya
adalah :
1. Dusun Lubuk Kambing tadinya berasal dari Benaluh dan
Lingkis.
2. Dusun Sungai Rotan tadinya berasal dari Dusun Timong
dalam.
31
3. Dusun Ranatu Benar tadinya berasal dari Riak Runai dan Air
dan Air Talun.
4. Dusun Pulau Pauh tadinya berasal dari Kampung Jelmu pulau
Embacang.
5. Dusun Penyambungan dan Lubuk Terap berasal dari Suku
Teberau.
6. Dusun Merlung tadinya berasal dari suku Pulau Ringan yang
dibagi lagi dalam beberapa suku yaitu : Pulau Ringan, Kebon
Tengah, Langkat, Aur Duri, Kuburan Panjang, Gemuruh, dan
Teluk yang tunduk dengan Demong.
7. Dusun Tanjung Paku tadinya berasal dari Tangga Larik.
8. Dusun Rantau Badak tadinya berasal dari Dusun Lubuk Lalang
dan Tanjung Kemang.
9. Dusun Mudo tadinya Talang Tungkal dan Lubuk Petai.
10. Dusun Kuala Dasal yang pada waktu itu belum lahir adalah
dusun Pecang Belango.
11. Dusun Tanjung Tayas tadinya berasal dari Bumbung.
12. Dusun Pematang Pauh.
13. Dusun Batu Ampar yang sekarang menjadi Pelabuhan Dagang.
14. Dusun Taman Raja tadinya bernama Pekan atau pasar dari
kerajaan Lubuk Petai. Kemudian disebut Taman Raja karena
dulunya merupakan tempat pertemuan dan musyawarah Raja
Lubuk Petai dan Raja Gagak.
15. Dusun Suban tadinya berasal dari Suban Dalam.
16. Dusun Lubuk Bernai tadinya Tanjung Getting dan Lubuk
Lawas.
17. Dusun Kampung Baru.
18. Dusun Tanjung Bojo.
19. Dusun Kebun.
20. Dusun Tebing Tinggi.
21. Dusun Teluk Ketapang.
32
22. Dusun Senyerang.
Seiring bergulirnya perkembangan zaman berdasarkan
keputusan Komite Nasional Indonsia (KNI) untuk Pulau Sumatera di
Kota Bukit Tinggi (Sumbar) pada tahun 1946 tanggal 15 April 1946,
maka pulau Sumatera di bagi menjadi 3 (tiga) Provinsi, yaitu Provinsi
Sumatera Tengah, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera
Selatan. Pada waktu itu Daerah Keresidenan Jambi terdiri dari
Batanghari dan Sarolangun Bangko, tergabung dalam Provinsi
Sumatera Tengah yang dikukuhkan dengan undang – undang darurat
Nomor 19 Tahun 1957, kemudian dengan terbitnya undang – undang
Nomor 61 Tahun 1958 pada tanggal 6 januari 1958 Keresidenan
Jambi menjadi Provinsi Tingkat I Jambi yang terdiri dari : Kabupaten
Batanghari, Kabupaten Sarolangun Bangko dan Kabupaten Kerinci.
Pada tahun 1965 wilayah Kabupaten Batanghari dipecah
menjadi 2 (dua) bagian yaitu : Kabupaten Dati II Batanghari dengan
Ibukota Kenaliasam, Kabupaten Dati II Tanjung Jabung dengan
Ibukotanya Kuala Tungkal. Kabupaten Dati II Tanjung Jabung
diresmikan menjadi daerah kabupaten pada tanggal 10 Agustus
1965 yang dikukuhkan dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun
1965 (Lembaran Negara Nomor 50 Tahun 1965), yang terdiri dari
Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Tungkal Ilir dan kecamatan
Muara Sabak.
Setelah memasuki usianya yang ke-34 dan seiring dengan
bergulirnya Era Desentralisasi Daerah, dimana daerah di beri
wewenang dan keleluasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri,
maka kabupaten Tanjung Jabung sesuai dengan Undang-undang
Nomor 54 Tanggal 4 Oktober 1999 tentang pemekaran wilayah
kabupaten dalam Provinsi Jambi telah memekarkan diri menjadi dua
wilayah yaitu :
33
1. Kabupaten Tanjung Jabung Barat Sebagai Kabupaten Induk
dengan Ibukota Kuala Tungkal.
2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur Sebagai Kabupaten hasil
pemekaran dengan Ibukota Pangkalan Bulian.37
2. Geografis Kelurahan Kampung Nelayan Kab Tanjung Barat
Keadaan wilayah Kelurahan Kampung Nelayan tidak jauh
berbeda dengan dengan keadaan wilayah didaerah sekitarnya,
termasuk kategori trofis basah karena temperatur udaranya cukup
panas dan kelembaban tinggi.
Luas wilayah hukum dan administrasi Kelurahan Kampung
Nelayan yaitu dengan Luas + 1,33 Km2, yang memiliki 16 Rukun
Tetangga (RT) dengan batas-batas serta jarak tempuh wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatas dengan : Sungai Pengabuan/ Kuala
Baru
Sebelah Selatan berbatas dengan : Kelurahan Tungkal II
Sebelah Timur berbatas dengan : Desa Tungkal I
Sebelah Barat berbatas dengan : Kelurahan Tungkal II
Jarak ke ibu kota Kecamatan : 2,0 Km
Jarak ke ibu kota Kabupaten : 3,0 Km
Jarak ke ibu kota Provinsi : 135 Km
3. Kependudukan Masyarakat Kelurahan Kampung Nelayan
a. Kelompok Usia
No UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 00 – 06 Tahun 512 Orang 431 Orang 943 Orang
2 07 – 17 Tahun 1.157 Orang 849 Orang 2.006 Orang
3 18 – 45 Tahun 1.819 Orang 2.442 Orang 4.261 Orang
37
Dokumen Arsip Lembaga Adat Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tahun 2019
34
4 46 – 60 Tahun 743 Orang 550 Orang 1.293 Orang
5 Di atas 60 Tahun 291 Orang 358 Orang 649 Orang
Jumlah 4.522 Orang 4.630 Orang 9.152 Orang
Tabel 4.1: Keterangan Kelompok Usia
b. Kelompok Pendidikan
No UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Belum Sekolah 220 Orang 205 Orang 425 Orang
2 Tidak Tamat Sekolah 827 Orang 723 Orang 1.550 Orang
3 Play Group/TK /PAUD 55 Orang 38 Orang 93 Orang
4 Tamat SD/ Sederajat 549 Orang 475 Orang 1.024 Orang
5 Tamat SMP/ Sederajat 188 Orang 197 Orang 385 Orang
6 Tamat SMA/ Sederajat 217 Orang 180 Orang 397 Orang
7 Tamat Diploma 3 Orang 2 Orang 5 Orang
8 Tamat Sarjana 11 Orang 10 Orang 21 Orang
Jumlah 2.070 Orang 1.830 Orang 3.900 Orang
Tabel 4.2: Keterangan Kelompok Pendidikan
c. Kelompok Tenaga Kerja
No MATA PENCAHARIAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 18-60 Tahun 2.562 Orang 2.992 Orang 5.554 Orang
2 18-60 Tahun yang
bekerja
2.023 Orang 1.112 Orang 3.135 Orang
3 18-60 Tahun yang tidak
bekerja
539 Orang 1.880 Orang 2.419 Orang
4 0-6 Tahun 512 Orang 431 Orang 943 Orang
5 7-18 Tahun yang masih
sekolah
571 Orang 858 Orang 1.429 Orang
35
Tabel 4.3: Keterangan Kelompok Tenaga Kerja
d. Kelompok Mata Pencaharian
No MATA
PENCAHARIAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Petani 209 Orang 34 Orang 243 Orang
2 Buruh 88 Orang 17 Orang 105 Orang
3 PNS 23 Orang 20 Orang 43 Orang
4 TNI 0 Orang 0 Orang 0 Orang
5 Polri 1 Orang 0 Orang 1 Orang
6 Bidan Swasta 2 Orang 10 Orang 12 Orang
7 Wiraswasta 212 Orang 34 Orang 246 Orang
8 Pedagang 24 Orang 5 Orang 29 Orang
9 Peternak 1 Orang 0 Orang 1 Orang
10 Nelayan 2800 Orang 97 Orang 2.897 Orang
11 Pegawai Swasta 600 Orang 137 Orang 737 Orang
12 Pembantu Rumah
Tangga
1 Orang 390 Orang 391 Orang
13 Industri Rumah
Tangga
37 Orang 26 Orang 63 Orang
14 Lain-Lain 3 Orang 1 Orang 4 Orang
Jumlah 4.001 Orang 771 Orang 4.772 Orang
Tabel 4.4: Keterangan Kelompok Mata Pencaharian
36
4. Sumber Daya Alam Kampung Nelayan
Kekayaan alam yang ada diwilayah Kelurahan Kampung
Nelayan, sebagian besar yaitu :
No SUMBER DAYA
ALAM
JENIS KETERANGAN
Ada Tidak
1
PERIKANAN 1. Penangkapan Ikan
2. Penangkapan Udang
3. Penangkapan Kerang
4. Penangkapan Udang Ketak
Ada
Ada
Ada
Ada
2 PERTANIAN
3 PERKEBUNAN
4
PETERNAKAN
5 PERTAMBANGAN -
6 PARIWISATA -
7
INDUSTRI KECIL/
KERAJINAN
1. Kerupuk
2. Belacan
3. Keletek
8 INDUSTRI RUMAH
TANGGA
- Kerupuk RT.07
- Penjemur Ikan Bilis RT.04
Ada
Ada
38
Tabel 4.5: Keterangan Kelompok SDA
38
Data Arsip Kantor Keluarahan Kampung Nelayan, Tahun 2019
37
5. 39Peta Kawan kecamatan Tungkal Ilir Kelurahan Kampung
Nelayan Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
Gambar 4.1 Peta Kelurahan Kampung Nelayan
39
Data Arsip Badan Pusat Statistik, Tanjung Jabung Barat. Tahun 2019
38
6. Profil Informan
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan,
peneiliti melihat banyak keragaman asal suku, budaya, ekonomi
masyarakat kelurahan kampung nelayan. Pada umumnya masyarakat
yang berjenis kelamin laki-laki bekerja sebagai nelayan sedangkan
untuk perempuan hanya bekerja sebagai pengurus rumah tangga
sembari mengelola hasil laut yang didapatkan, berikut data yang telah
didapatkan peneliti mengenai profil Informan atau informan sebagai
narasumber dalam menggali informasi yang diinginkan.
a. Usia Informan
Pada tataran ini Informan memiliki rata-rata usia 40-an
tahun keatas. Usia merupakan salah satu indicator yang
mempengaruhui dalam cara dan metode mereka dalam mengakses
informasi yang menurut mereka relavan bagi dirinya. Adapun
dapat ditunjukan dalam diagram dibawah ini:
Diagram 4.1: Usia Responde
Berdasarkan diagram diatas menunjukan pada tataran usia
20-30 tahun terdapat 5 Informan yang mana persentasinya adalah
(10.63%), pada tataran usia 31-40 tahun terdapat 18 Informan
dengan persentasinya adalah (38.29%), sedangkan pada tataran usia
Informan 41-50 tahun ada 10 orang dengan persentasinya adalah
0
5
10
15
20
Usia Responden
5
18
10 11
3
20 s/d 30 31 s/d 40 41 s/d 50 51 s/d 60 61 s/d 70
39
(21.27%), pada tataran usia 51-60 tahun terdapat 11 Informan
dengan persentasi (23.40%), dan terakhir pada tataran usia 61-70
tahun berjumlah 3 Informan dengan persentasi yaitu (6.38%).
Dengan ini menunjukan bahwa Informan yang lebih dominan pada
tataran usia umur 31-40 tahun, karena pada usia ini dianggap dapat
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan baik
dan relevan tentunya.
b. Pendidikan Informan
Pendidikan merupakan faktor penting bagi setiap individu
melalui pendidikan seorang individu dapat meninggikan derajat
hidupnya baik dari segi bersosialisasi maupun dalam aspek
perekonomian, begitupun pada tahapan ini pendidikan sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menangkap dan
memberikan respon. Untuk mengetahui tataran pendidikan
Informan dapat dilihat sebagai berikut:
Diagram 4.1: Pendidikan Responde
Berdasarkan hasil diagram diatas dapat dideskripsikan
bahwa dari 47 Informan, pada tataran pendidikan ini menunjukan
posisi pertama dengan jumlah tertinggi terdapat pada tataran
pendidikan Sekoah Dsar (SD) yaitu ada 21 Informan dengan
jumlah persentasi yaitu (44.68%), pada urutan ada pada tataran
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah 14
0
20
40
SDSMP
SMA
Pendidikan
Pendidikan
40
orang Informan jumlah persentasi (29.78%), dan Informan
terendah ada pada tataran Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dengan jumlah yaitu 12 Informan atau jumlah persentasi (25.53%).
Menunjukan bahwa yang lebih dominan ada pada tataran Sekolah
Dasar (SD).
c. Jenis Kelamin Informan
Informan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, pada
tataran ini terlihat dengan jelas para pelaku home industry kerupuk
udang di kampung nelayan kauala tungkal pada umumnya di
kerjakan oleh para perempuan dibandingkan laki-laki, sedangkan
laki-laki hanya berperan pada pengelolaan produksi dengan
menggunakan tenaga yang lebih dari pada perempuan,
sebagaimana ditunjukan dalam diagram berikut:
Diagram 4.3: Jenis Kelamin Informan
Berdasarkan diagram diatas dapat di tunjukan bahwa dari
total 47 Informan, jumlah Informan laki-laki yaitu ada 7 Informan
dengan jumlah persentasi (14.89%), berbanding jauh terbalik
dengan jumlah Informan perempuan yang mencapai 40 Informan
dengan jumlah persentasi yaitu (85.10%).
Laki-Laki, 7
Perempuan, 40
41
d. Pekerjaan Informan
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan ditemukan
dilapangan bahwa pada tataran ini peneliti ingin memaparkan
deskripsi pekerjaan Informan pada home industry kerupuk udang
di kampung nealayan kuala tungkal, untuk mengetahui tingkatan
pekerjaan Informan dapat dilihat sebagai berikut:
Diagram 4.4: Pekerjaan Informan
Berdasarkan diagram diatas dapat deskripsikan bahwa pada
tataran tertinggi yaitu ada pada pekerjaan U.R.T yang rata-rata ada
pekerjaan seorang ibu rumah tanggah, dengan jumlah yaitu 40
Informan, atau jumlah persentasi (85.10%), sedangkan pekerjaan
nelayan dengan jumlah 5 Informan , atau jumlah persentasi
(10.63%), selanjutnya yaitu pekerjaan sebagai pedagang dan honor
masing-masing hanya ada 1 Informan, dengan jumlah persentasi
yaitu (2.12%).
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian (Literasi Kerupuk Udang Pada
Home Industri Masyarakat Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten
Tanjung Jabung Barat)
1. Analsisi: Pemahaman Tentang Kerupuk Udang, Pemahaman
pemilihan bahan pokok pembuatan produksi
a. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerupuk Udang
75%
80%
85%
90%
95%
100%
Pekerjaan
Honor
Pedagang
Nelayan
U.R.T
42
Mata pencarian masyarakat pesisir di kuala tungkal
kabupaten tanjung jabung barat selain melaut mereka juga
meluangkan waktu dan menyempatkan mengisi kekosongan waktu
mereka dengan melakukan wirausaha dalam bentuk home industry
atau juga disebut dengan usaha rumahan. Salah satunya yaitu
membuat dan memproduksi jenis makan khas asal daerah pesisir
yaitu kerupuk udang, kerupuk udang memiliki ciri khas yang unik
selain harga yang terjangkau bagi masyarakat di pesisir maupun di
kota dan tidak dipungkiri wisatawan dari luar daerahpun banyak
yang berminat untuk mengkonsumsi makanan khas dari daerah
pesisir ini bahkan sampai di ekspor ke luar negeri, sebagaimana
yang diungkapkan oleh karyawan (SR) home industri “Kletek
Udang Rizki Aulia” berikut ini:
“kerupuk udang makanan atau cemilan yang sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat bahan-bahan dasar
yaitu udang dengan pengelolaan sedemikian rupa
sehingga menjadi makanan yang dinamakan kerupuk
udang, khususnya masyarakat kuala tungkal. Kerupuk
udang menjadi salah satu makanan yang dicari oleh
wisatawan yang berkunjung ke kuala tungkal, membuat
kerupuk udang menjadi salah satu mata pencarian bagi-
ibu yang bisa mengelolah udang menjadi makanan
yang bisa dijual”.40
Perkataan senada pun disampaikan oleh para karyawan
home industry yang lain seperti halnya yang disampaikan oleh
(LG) karyawan home industry “Amplang Udang Berkah”.
Menurutnya:
“kerupuk udang banyak sekali dijumpai di kuala
tungkal, kerupuk udang menjadi salah satu mata
pencarian masyrakat”.41
40
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 41
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
43
Kerupuk udang, selain makanan ringan khas daerah pesisir
seperti kuala tungkal makanan ini juga memiliki nilai konsumsi
yang murah dan banyak digemari. Seperti halnya yang disampaikan
oleh (M) karyawan home industry “Amplang Udang Berkah”:
“kerupuk udang ni banyak macamnya enak juga untuk
dimakan terus bisa juge untuk oleh-oleh khas tungkal
banyak orang yang jual kerupuk udang jadi kami
bersainglah tapi bersaing secara sehat”.42
Menurut pendapat (SM) karyawan home industry “Afdal
Kletek Udang”:
“kerupuk udang ni banyak macamnya enak juga untuk
dimakan terus bisa juge untuk oleh-oleh khas tungkal
banyak orang yang jual kerupuk udang jadi kami
bersainglah tapi bersaing secara sehat”.43
Pendapat menurut (Z) karyawan home industry: “Al-Ikhlas”:
“kerupuk udang merupakan jajanan khas kuala tungkal
dan rasanya tidak diragukan lagi dan dapat dimakan
dengan nasi”.44
Menurut pendapat (ME) karyawan home industry: “Afdal
Kletek Udang”:
“baik, sebagai penunjang ekonomi bagi masyarakat
yang tidak bekerja dan juga menjadi salah satu mata
pencarian masyarakat khususnya ibu-ibu nelayan.”.45
Pendapat menurut (SH) pemilik usaha home industry
“Amplang Udang Kia”:
“baik, karena dapat membuat masyarakat yang tidak
bekerja bisa mendapatkan penghasilan untuk membantu
ekonomi”.46
42
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 43
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 44
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 45
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
44
Menurut pendapat (HT) pemilik usaha home industry
“Kletek Udang Ridho Berkah”:
“merupakan makanan berbahan dasar udang dan juga
sebagai makanan khas kuala tungkal yang menjadi
buah tangan bagi wisatawan yang datang ke kuala
tungkal untuk mengkonsumsi makanan ringan untuk
dibawa pulang”.47
Berdasarkan wawancara diatas juga telah melewati
pentahapan analisis data dan trianggulasi data, bahwa dapat ditarik
kesimpulan dari 47 terdiri dari pemilik usaha dan karyawan-
karyawanya, hanya 8 orang diantaranya 2 orang pemilik usaha dan
6 orang karyawan, dapat menerangkan dan memaparkan
pemahamannya mengenai kerupuk udang dengan baik.
Pada sebagian usaha kerupuk udang pada home industry
yang ada sudah memiliki izin halal yang diberikan dan disahkan
oleh pemerintahan kabupaten tanjung jabung barat ini menunjukan
tingkat pengetahuan yang tinggi, pada tataran ini tingkat
kemampuan literasi masyarakat yaitu pada tingkatan (Expert,
individu yang sudah memiliki pengetahuan yang memadai dan
mampu mengaplikasikannya secara baik sekaligus mampu
mengkomunikasikannya dengan individu yang lain)..
b. Alat-Alat Yang Dipakai Saat Memproduksi Kerupuk Udang
Untuk mendukung hasil produksi kerupuk udang yang baik
dan sempurna, tentunya produsen memerlukan alat untuk mebantu
menghasilkan hasil produk kerupuk udang yang baik. Selain
menghemat waktu, alat-alat yang dipakai oleh karyawan saat
memproduksi juga dapat menghemat tenaga. Indikator ini
mewakili sebuah pertanyaan mengenai alat-alat apa saja yang
46
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 47
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
45
dipakai saat memproduksi kerupuk udang, berikut hasil
wawancara peneliti dengan Informan.
Menurt pendapat (SH) karayawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“banyak bahan yang digunakan dalam memproduksi
makanan ini mulai dari alat pengelohan , alat memasak,
dan alat pengemasan”.48
Pendapat Informan diatas juga didukung oleh
karyawan pada home industry yang lain seperti yang
disampaikan.
Menurut pendapat (SM) pemilik usaha home industry
“Afdal Kletek Udang”:
“banyak alat-alat yang digunakan kalo kite buat krupuk
udang kaya beskom, terus kuali besak, kompor khusus,
sendok besi dan lain-lain”.49
Begitu juga peneliti menemukan pendapat dan jawaban yang
sama saat melakukan wawancara berikut beberapa penjelasannya.
Menurut pendapat (SJ) karyawan home industry “Amplang Udang
Kia”:
“pencampuran, pengaduk, beskom, blender, kulkas,
pemotong, nampan untuk menjemur kerupuk”.50
Menurut pendapat (RP) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“ada banyak, seperti alat pencampur, kulkas, alat
pemotong dan alat penjemur”.51
Menurut pendapat (N) karyawan home industry “Adiba”:
48
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 49
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 50
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 51
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
46
“kompor gas, blender, gunting, talam, baskom, gaskom,
sendok goreng, kuali”.52
Menurut pendapat (SH) pemilik usaha home industry “Amplang
Udang Kia”:
“mulai dari alat pengaduk/pencampur, terus ada alat
pemotong sampai alat penggoreng kerupuk dan ada
kulkas besar untuk tempat adonan dan baskom, blender,
alat fresh, dan tempat penjemuran”.53
Menurut pendapat (Z) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“mulai dari alat pengelolaan seperti mesin blender dan
alat pencampur dan alat pemasakan seperti kompor
besar dan kuali, alat pengemesan seperti plastik, alat
fresh dan table”.54
Berdasarkan wawancara dengan Informan yang terdiri dari 7
orang Informan, peneiliti berpendapat bahwa setiap Informan
memiliki pendapat yang sama dengan Informan yang lain. Dapat
dilihat dalam pemakaian alat-alat yang digunakan sangatlah
sederhana, belum tersentuh dengan peralatan mesin yang canggih,
karna memang untuk menggunakan alat yang demikian
memerlukan pengetahuan yang sesuai untuk menjalankan peralatan
itu sendiri. pada tataran ini tingkat kemampuan literasi masyarakat
yaitu pada tingkatan (Proficient, user yang setingkat di bawah
expert yaitu individu yang memiliki pengetahuan dan
mengaplikasikannya).
52
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 53
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 54
Wawancara Tanggal, 16 januari 2019
47
2. Evaluasi: Pemahaman mengenai keakuratan informasi,
pemahaman tentang nilai informasi
a. Asal Usul Masyarakat Belajar Dalam Membuat Kerupuk
Udang Dalam Bentuk Home Industri
Masyarakat pada umumnya memiliki dan mempunyai
ketertarikan dan bakat masing-masing untuk menajdikan suatu
sedemikian rupa hingga menjadi nilai bagi dirinya, untuk
menyempurnakan hal itu tentunya ada beberapa metode yang
dijalankan seperti belajar dengan orang lain, otodidak bahkan
sampai belajar formal. Dalam prosesnya tentu tidak langsung
berjalan dengan baik melainkan banyak kesalahan dan
kekurangan, sesuai dengan indikator diatas kita akan dapat
mengetahui bagaimana proses para pelaku home industry ini
belajar untuk membuat kerupuk udang. Sebagaimna wawancara
berikut.
Menurut pendapat (SH) karyawan home industry “Kletek Udang
Rizki Aulia”:
“kebanyakan masyarakat belajar cara membuat kerupuk
udang tu dari mulut ke mulut atau dari teman-teman
tapi kadang ade juge dari lembaga yang bergerak
dibidang pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga atau
lembaga yang bergerak untuk meningkatkan UMKM
yang memberikan informasi mengenai cara membuat
kerupuk udang”.55
Hal senada juga disampaikan oleh (M) karyawan home
industry “Afdal Kletek Udang” beliau mengatakan:
“dari kawan-kawan, kadang ada orang dinas datang
kerumah buat pelatihan-pelatihan kaya mane care buat
kerupuk udang ni”.56
55
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 56
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
48
Namun ada beberapa Informan menyampaikan bahwa
proses mereka belajar untuk membuat kerupuk udang tidak serta
merta melalui jalur pendidikan dan pelatihan, mereka lebih
melibatkan orang-orang sekitar dan lingkungannya seperti yang
disampaikan pada saat wawancara sebagai berikut:
Menurut pendapat (W) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“kami buat ini belajar dari turun temurun, kadang-
kadang ada tetangga yang ngajari sedikit tentang
pembuatan kerupuk udang sekaligus dengan hasil yang
baik dan mempunyai rasa yang enak”.57
Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Informan yang
lain. Menurut pendapat (S) karyawan home industry “Afdal Kletek
Udang”:
“dari kawan-kawan kadang belajar juga dengan yang
bisa buat kerupuk udang”.58
Menurut pendapat (Y) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“ada dari tetangga, internet sebagai sumber bagi kami
untuk gali informasi cara-cara buat kerupuk udang yang
enak”.59
Selain berbagi informasi dengan karyawan sesame profesi,
mereka juga mendapatkan pengetahuan belajar membuat kerupuk
udang ini dari turun temurun, hal ini disampaikan oleh Informan
yang telah diwawancarai.
Menurut pendapat (N) karyawan home industry “Adiba”:
“ada yang dari turun-temurun, orang tua kami dahulu
mengajarkan sedemikian rupa mencocokan kompisis
57
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 58
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 59
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
49
dan bahan yang ada sehingga mendapatkan hasil
kerupuk udang yang enak dan cocok di lida wisatawan
yang datang di kuala tungkal”.60
Berdasarkan keterangan oleh 6 Informan dan wawancara
yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa tidak
semua karyawan mengetahui dan belajar cara membuat kerupuk
udang melalui jalu pendidikan khusus maupun formal, namun ada
juga yang belajar secara otodidak dan berbagai informasi dengan
sesame karyawan yang lain bahkan ada yang sudah
mengaplikasikan media internet untuk mencari informasi yang
mereka inginkan. pada tataran ini tingkat kemampuan literasi
masyarakat yaitu pada tingkatan (Advanced Beginner, individu
yang tidak meiliki pengetahuan mengenai hal-hal tersebut tetapi
melakukan).
b. Alasan Penting Masyarakat Mengenai Perkembangan
Kerupuk Udang
Perkembangan informasi pada masa sekarang telah
mencapai puncaknya, informasi dapat diakses dimana saja dan
menggunakan media apa saja, begitu juga dengan halnya
informasi mengenai makanan khas pesisir berikut ini yaitu
kerupuk udang, dari informasi yang didapatkan bahwa
perkembangan jenis makanan satu ini sudah mencapai kekanca
internasional, melaui ekspor ke beberapa Negara tetangga salah
satunya yaitu Negara Malaysia, tentunya untuk menjaga
kekonsistenan produk ini para pemilik usaha dan karyawan home
industry perlu melakukan evaluasi dengan cara mengetahui
perkembangan kerupuk udang. Sebagaimana wawancara dengan
Informan sebagai berikut:
60
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
50
Menurut pendapat (SR) karyawan home industry “Kletek
Udang Rizki Aulia”:
“informasi mengenai perkembangan kerupuk udang
sangat penting untuk kami sebagai pemicu agar kami
dapat selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produk
kami”.61
Menurut pendapat (SJ) karyawan home industry “ Amplang
Udang Kia”:
“sangat penting agar selalu update mengenai setiap
perkembangan maupun perubahan kerupuk udang
tersebut”.62
Menurut pendapat (M) karyawan home industry “Amplang
Udang Berkah”:
“sangat penting, sebagai motivasi untuk dapat
meningkatkan kualitas produksi”63
Menurut pendapat (LG) karyawan home industry
“Amplang Udang Berkah”:
“sangat penting, untuk meningkatkan perkembangan
produksi”.64
Menurut pendapat (L) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“sangat penting agar bisa mengikuti perkembangan”.65
Menurut pendapat (A) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“sangat penting agar dapat mengembangkan lagi”.66
Ditemukan dilapangan ada beberapa Informan yang
berpendapat berbanding tebalik dengan kebanyakan Informan 61
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 62
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 63
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 64
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 65
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 66
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
51
yang lain mengenai informasi pentingnya perkembangan kerupuk
udang, adapaun pendapat mereka sebagai berikut:
Menurut pendapat (F) pemilik usaha home industry “Adiba”:
“kurang penting bagi kami, sebab kan juge sudah tau
care buatnye”.67
Hal senadapun disampaikan oleh Informan yang lain,
menurut pendapat (W) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“bagi kami dak penting, karena kami sudah tau juge
care-carenye”.68
Menurut pendapat (F) karyawan home industry “Adiba”:
“tidak penting bagi kami”.69
Berdasarkan wawancara ditas dapat disimpukan bahwa dari
47 Informan rata-rata mengatakan pentingnya informasi mengenai
perkembangan kerupuk udang dengan berbgai alasannya sendiri,
pada tataran ini tingkat kemampuan literasi masyarakat yaitu pada
tingkatan (Proficient, user yang setingkat di bawah expert yaitu
individu yang meiliki pengetahuan dan mengaplikasikannya).
c. Penilaian Masyarakat Mengenai Home Industri Yang Cocok
Untuk Dikembangkan
Penilaian dapat diukur dengan dua hal yaitu dari segi
pembiayaan dan dari segi cara mendapatkannya, masyarakat
sebagai pelaku usaha seperti home industry di kuala tungkal
kampung nelayan sebagian besar adalah masyarakat yang asli lahir
dan dibesarkan dengan tingkat pembelajaran yang masih kurang,
seperti pendidikan, pelatihan, pemberdayaan dan lain-lain,
kesadaran akan nilai suatu informasi tentunya terlebih dahulu
67
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 68
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 69
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
52
mampu memahami bahwa informasi memiliki nilai lebih.
Indikator diatas mencoba mencocokan nilai informasi dengan
pelaku home industry, berikut wawancara peneliti dengan
beberapa Informan.
Menurut pendapat (M) karyawan home industry “Kletek
Udang Rizki Aulia”:
“industry rumahan yang dapat memanfaatkan bahan-
bahan yang mudah didapatkan atau memanfaatkan bahan
disekitarnya”.70
Menurut pendapat (RJS) karyawan home industry
“Amplang Udang Berkah”:
“usaha rumahan yang terbuka dengan informasi atau
perkembangan zaman”.71
Menurut pendapat (H) karyawan home industry “ Amplang
Udang Berkah”:
“seperti kerupuk udang, peyek, cocok dikembangkan
usaha rumahan”.72
Menurut pendapat (M) karyawan home industry “Afdal
Kletek Udang”:
“kalo menurut saye yang cocok tu kerupuk udang, peyek,
kerupuk ikan”73
Menurut pendapat (SM) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”
“mungkin seperti yang kami lakukan sekarang yaitu
produksi kerupuk udang”.74
70
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 71
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 72
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 73
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 74
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
53
Menurut pendapat (LG) karyawan home industry
“Amplang Udang Berkah”:
“home industry yang dapat meningkatkan ekonomi
anggotanya, seperti kerupuk udang ini”75
Menurut pendapat (H) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“seperti sekarang ini kerupuk udang cocok karna banyak
peminatnya”76
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan beberapa Informan yang sebagaimana telah diterangkan
diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pelaku usaha home
industry setuju home industry yang paling cocok untuk
dikembangkan adalah usaha kerupuk udang. Selain itu ada juga
Informan mengatakan dan berpendapat bahwa usaha rumahan yang
lain seperti peyek, kerupuk ikan juga cocok untuk dapat
dikembangkan, membuktikan bahwa masyarakat pelaku usaha
home industry ini dapat mengembangkan pemikirannya tidak
terfokus pada satu home industry saja. pada tataran ini tingkat
kemampuan literasi masyarakat yaitu pada tingkatan (Proficient,
user yang setingkat di bawah expert yaitu individu yang meiliki
pengetahuan dan mengaplikasikannya).
3. Mengelompokan: kemampuan menilai informasi dari media yang
berbeda, kemampuan mengelompokan setiap informasi yang
dibutuhkan
a. Membandingkan Informasi
Dalam mencari informasi yang relevan dengan keinginan
pencari informasi tentunya tidak selalu sesuai dengan yang
75
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 76
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
54
diharapkan. Dikarenakan variasi informasi yang sangat beragam,
begitupun dalam pemakaian informasi. Dari ragam informasi itu
lah perlu kiranya membandingkan antara informasi satu dengan
informasi yang lain agar tingkat ke relevanan informasi lebih
tinggi dan tepat sasaran bagi pengguna informasi, kasus yang
terjadi pada para pelaku usaha home industry baik itu pemilik
usaha maupun karyawan dalam membandingkan informasi
mengenai kerupuk udang dapat kita ketahui setelah melakukan
wawancara sebagai berikut:
Menurut pendapat (ME) karyawan home industry “Afdal
Kletek Udang”:
“iya, perbandingan tersebut guna untuk mengetahui rasa
dari kerupuk udang tersebut”.77
Pendapat Informan diatas pun disetujui oleh karyawan pada
home industry yang lain seperti hal nya yang disampaikan oleh
Informan berikut
Menurut pendapat (SM) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“tentunya ada, mungkin untuk mengetahui perbedaan
rasa yang ada pada kerupuk udang itu”.78
Menurut pendapat (SM) pemilik usaha home industry
“Afdal Kletek Udang”:
“iya, supaya bise belajar juge dari mereka-mereka”79
Berbanding terbalik dengan Informan yang lain rata-rata
Informan mengatakan tidak membandingkan informasi yang
mereka dapatkan dengan alasan berikut.
77
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 78
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 79
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
55
Menurut pendapat (H) karyawan home industry “Amplang Udang
Berkah”:
“tidak membandingkan karna banyak orang yang
membuat dengan cara mereka sendiri”80
Berdasarkan dari sebagian wawancara dan keterangan diatas,
dapat disimpulkan bahwa dari 47 Informan hanya 19 Informan saja
yang dapat memahami arti membandingkan informasi dengan baik,
guna menghasilkan informasi yang relevan bagi dirinya. pada
tataran ini tingkat kemampuan literasi masyarakat yaitu pada
tingkatan (Advanced Beginner, individu yang tidak memiliki
pengetahuan mengenai hal-hal tersebut tetapi melakukan).
b. Mendapatkan dan Mengelompokan Informasi Yang
Diinginkan
Dari beragam informasi yang tersedia pada masa sekarang
sedikit yang hanya bisa mendapatkan dan mengelompokan
informasi dengan baik, penjelasan ini menunjukan bahwa
kemampuan setiap pengguna informasi berbeda-beda, ada yang
mendapatkan informasi melalui lisan maupun melalui perantara
seperti media sosial baik yang tercetak maupun yang non tercetak.
Hal unik yang terjadi pada kasus ini adalah penggunaan
informasi yang diterapkan oleh Informan atau pelaku usaha home
industry kerupuk udang di kuala tungkal, mereka yang diketahui
minim akan pendidikan formal namun dalam mendapatkan dan
mengelompokan informasi sudah tersentuh dengan media-media
yang maju pada saat ini seperti media sosial dan internet,
sebagaimana wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
sebagai berikut:
Menurut pendapat (SR) karyawan “Kletek Udang Rizki Aulia”
80
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
56
“biasanya dari tetangga, teman maupun orang yang
terlibat dalam proses produksi kerupuk udang. Namun
dizaman sekarang bagi ibu-ibu yang kekinian banyak
mendapatkan informasi dari social media”.81
Hal senada juga disampaikan oleh informan lain,
sebagaimana yang disampaikan oleh (HT) pemilik usaha home
industry “Kletek Udang Ridho Berkah”:
“mulai dari orang-orang/teman bahkan juge pake
facebook, wa banyak lah”.82
Menurut pendapat (Z) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“dari orang-orang dan juge sekarang zaman dah canggih
media social seperti (fb, wa)”.83
Menurut pendapat (N) karyawan home industry “Adiba”:
“kami internet , dan juge dengan yang lain yang
membuat kerupuk udang84
”.
Menurut pendapat (SM) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“banyak dan sekarang juga sudah ada media social jadi
lebih mudah”.85
Menurut pendapat (L) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“mulai dari orang-orang dari penjual dan melalui media
social seperti facebook dan wa”.86
Selain mendapatkan dan mengelompokan informasi melalui
media sosial yang mereka ketahui, para Informan juga mengatakan
81
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 82
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 83
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 84
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 85
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 86
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
57
bahwa mereka juga saling berkomunikasi melalui lisan ke lisan
atau mulut ke mulut untuk mendapatkan informasi sekaligus
mengelompokan informasi tersebut. Sebagai mana yang pendapat
yang diutarakan oleh Informan berikut ini.
Menurut pendapat (F) karyawan home industry “Adiba”:
“dari mulut ke mulut, kadang-kadang ngumpul same
tetangge-tatangge bahas kerupuk udanglah”.87
Sama dengan halnya dengan pendapat Informan yang
diuatarakan oleh (LG) karyawan home industry “Amplang Udang
Berkah” ketika ditanya mengenai metode mendapatkan dan
mengelompokan informasi tentang kerupuk udang:
“dari kawan-kawan sesame pembuat kerupuk udang”.88
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dsimpulkan bahwa
8 Informan dapat menerangkan dan memaknai cara mendapatkan
informasi dan mengelompokannya dengan baik, bahkan sampai ada
yang menggunakan beberapa media sosial, menunjukan bahwa
kemampuan mereka untuk mendapatkan dan mengelompokan
informasi bisa dikatakan cukup dengan mengikuti perkembangan
trend pada masa sekarang, mampu bersaing dan mengikuti
perkembangan zaman. pada tataran ini tingkat kemampuan literasi
masyarakat yaitu pada tingkatan (Competent, individu yang
memiliki pengetahuan mengenai hal-hal tersebut, tapi tidak selalu
mengplikasikannya).
87
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 88
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
58
4. Deduksi (Mengambil Kesimpulan): Kemampuan dalam
mengambil kesimpulan
a. Kemampuan Masyarakat Menyimpulkan Dalam Mengelola
Bahan Produksi
Setiap pendapat yang dibangun berawal dari data-data yang
tersedia untuk diolah menjadi sebuah informasi yang tentunya
mempunyai nilai manfaat bagi penerima informasi, dan tidak juga
dari setiap pendapat juga mempunyai kesimpulan-kesimpulan
tertentu untuk menerangkan lebih jelas dan detail mengenai
sebuah arti sesuatu. Kemampuan masyarakat pelaku home
industry kerupuk udang di kuala tungkal dalam mengakses
informasi masih dikategorikan kurang, karena memang
keterbelakangan pendidikan formal yang menuntut mereka
menjadi demikian.
Namun tidak dengan cara mereka menyimpulkan sesuatu
informasi, sebagaimana hasil wawancara yang telah dilakukan
peneliti menemukan beberapa Informan mengutarakan dan
menyimpulkan pendapatnya dengan baik. Sebagaimana
wawancara berikut ini.
Menurut pendapat (SR) karyawan home industry “Kletek
Udang Rizki Aulia”:
“bahan-bahan yang ada tentunya tidak semua dapat
digunakan untuk membuat kerupuk udang. Kualitas
bahan-bahan harus diperhatikan untuk kualitas kerupuk
udang yang baik”.89
Sependapat dengan karyawan yang lain yang diutarakan
oleh (N) karyawan home industry “Adiba”:
“membuatnya dengan baik biar rasa dan kualitasnya enak
dan bagus”.90
89
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 90
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019
59
Menurut pendapat (RJS) karyawan home industry
“Amplang Udang Berkah”:
“untuk kualitas kerupuk udang yang baik tentunya harus
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas pula”.91
Menurut pendapat (Y) karyawan home industry “Kletek
Udang Ridho Berkah”:
“diolah dengan sesuai takaran yang sudah di tentukan
supaya bisa menjadi kerupuk udang yang enak”.92
Menurut pendapat (SM) pemilik usaha home industry
“Afdal Kletek Udang”:
“pertama-tama udang dibersihkan sampai bersih, terus
dicampur dengan tepung bahan rempah juga dicampur
diaduk hingga rata direbus dan dikeringkan sudah kering,
diiris-iris baru digoreng”.93
Menurut pendapat (N) karyawan home industry “Adiba”:
“dengan menentukan bahan-bahan sesuai takaran yang
sudah ditentukan”.94
Menurut pendapat (M) karyawan home industry “Amplang
Udang Berkah”:
“bahan-bahan diolah dengan cara yang benar dan bersih
sehingga kualitas hasilnya terjaga”.95
Berdasarkan hasil pemaparan pendapat setelah melewati
hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa dari sekian Informan
yang diwawancara hanya ada 7 Informan yang dengan baik
menyimpulkan pendapatnya mengenai pengelolaan kerupuk udang
91
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 92
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 93
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 94
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 95
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
60
dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan produk yang
unggul dan dapat dipasarkan. pada tataran ini tingkat kemampuan
literasi masyarakat yaitu pada tingkatan (Expert, individu yang
sudah memiliki pengetahuan yang memadai dan mampu
mengaplikasikannya secara baik sekaligus mampu
mengkomunikasikannya dengan individu yang lain).
5. Induksi (Penalaran Umum Kekhusus): Kemampuan membangun
dan menganalisis opini, tujuan dan fungsi informasi, kemampuan
mencocokan informasi dengan kebutuhan dirinya
a. Manfaat Informasi Bagi Masyarakat
Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi
karena istilah yang satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan
manfaat yang satu dengan yang lainnya terkadang sangat berbeda.
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat
dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk
yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya. Informasi adalah
hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang
lebih berarti dari suatu kejadian. Kemudian pengertian lain dari
informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan
diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk
pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks
yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada
penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan.
Menurut Davis yang dikutip oleh Abdul Kadir Informasi adalah
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini
atau saat mendatang. Informasi merupakan kumpulan data yang
61
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerima.96
Hasil wawancara dari beberapa respon yang mewakili
Informan yang lain menunjukkan bahwa mereka sepakat setiap
informasi yang ada sangat bermanfaat bagi mereka apalagi dalam
menunjang pemasaran produksi kerupuk udang mereka, sebagai
mana yang diutarakan oleh salah satu respon sebagai berikut:
Menurut pendapat (RP) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“tentu supaya kami dak ketingglan same penjual krupuk
udang yang lain”.97
Menurut pendapat (ME) karyawan home industry “Afdal
Kletek Udang”:
“tentu, untuk mengetahui lokasi penjualan”.98
Menurut pendapat (R) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“tentu, malahan sangat bermanfaat”.99
Melihat pemaparan para Informan diatas, dapat
disimpulkan bahwa setiap informasi yang tersebar sangat
bermanfaat bagi mereka, ini menunjukan kesadaran mereka akan
informasi dapat dikatakan tinggi, guna menunjang setiap kegiatan
baik itu produksi maupun penjualan kerupuk udang mereka.
b. Opini dan Pendapat Mengenai Jenis Kerupuk Udang
Masyarakat seringkali berpendapat dan mengopinikan
sesuatu yang dimana menurut mereka bahwa itu menarik apabila
dibahas lebih mendalam, namun tidak semua orang dapat
96
http: repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34481/Chapter%20II.pdf, diakses
tanggal 21 Januari 2019.
97
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 98
Wawancara Tanggal, 15 Januari 2019 99
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
62
memahami cara bagaimana memahami dan sekaligus
menyampaikan opini dan pendapat itu sendiri. Contoh sederhana
yang paling terlihat seperti media sosial yang seringkali digunakan
oleh masyarakat untuk mengungkapkan atau mengutarakan suatu
berita atau informasi lain, termasuk opini atau pendapat seseorang
mengenai suatu hal.
Seperti halnya yang terjadi pada pelaku usaha home
industry kerupuk udang di kampung nelayan kuala tungkal,
mereka mencoba menganalisis dari sekian informasi yang
didapatkan dan mengungkapkannya melalui pendapat masing-
masing mereka. Ketika ditanyakan mengenai opini dan pendapat
Informan mengenai jenis kerupuk udang:
Menurut pendapat (SR) karyawan home industry “Kletek Udang
Rizki Aulia”:
“yang paling banyak dijumpai di kuala tungkal ada yang
bulat dan ada yang seperti kayu api (keletek)”.100
Menurut pendapat (Z) karyawan home industry “Al-Ikhlas”:
“ade dua mulai dari yang panjang dan yang bulat”.101
Hal senada juga disampaikan oleh (SH) pemilik usaha
home industry “Amplang Udang Kia”:
“kerupuk udang ada dua jenis ada yang bulat dan
panjang”.102
Dari hasil wawancara yang telah dideskripsikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa dari sekian Informan yang diwawancara hanya
3 Informan yang mampu menjawab pertanyaan yang telah diajukan
dengan baik. Namun kurangnya dalam pemahaman mengenai
pertanyaan yang diajukan sehingga Informan kurang dalam
100
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 101
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019 102
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
63
menyampaikan pendapat mereka terutama mengenai jenis-jenis
kerupuk udang, tentu ini yang mendasari kurangnya pemahaman
mereka mengenai informasi, sehingga penyampaian pendapat
mereka pun masih dirasa sangat kurang mendalam dan terlihat
hanya sekedar tahu. Pada tataran ini tingkat kemampuan literasi
masyarakat yaitu pada tingkatan pada tataran ini tingkat
kemampuan literasi masyarakat yaitu pada tingkatan (Novice,
individu yang tidak memiliki pengetahuan spesifik mengenai tujuh
variable).
6. Syhntesis (Merakit Unsur-Unsur Ke Dalam Struktur Baru):
Kemampuan dalam menganalisis dan menggabungkan informasi,
kemampuan mencocokan informasi dengan kebutuhan dirinya
a. Media Yang Dipakai Masyarakat Dalam Mencari Informasi
Perkembangan zaman menuntut setiap individu untuk
meningkatkan kualitas dirinya, melalui informasi yang tersedia
dari berbagai sumber seseorang harus mampu memahami dan
mencoba menafsirkan informasi yang didapatkan. Relevansi
informasi sangat penting ketika itu lah kita akan mengetahui
seberapa pengaruhnya informasi itu, dari sekian informasi yang
tersedia tentunya media sangat berperan banyak untuk memastikan
bahwa informasi yang ada dapat tersampaikan dengan baik kepada
setiap pengguna informasi , seperti (Televisi, Koran, Media Sosial
dan lain-lain).
Seperti yang kasus yang ditemukan oleh peneliti
bahwasanya masyarakat pelaku home industry yang pada
umumnya didominasi oleh ibu-ibu, lebih mengutamakan dalam hal
mencari informasi menggunakan media sosial seperti facebook,
wa, dan hanya sebagian dari mereka menggunakan media lain
sebagai sumber informasi yang diandalkan bagi mereka seperti
televisi, koran, dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa peran media
64
sosial sangat penting untuk menunjang kebutuhan informasi yang
mereka butuhkan.
b. Media Yang Dominan Dipakai Masyarakat Dalam Mencari
Informasi
Ketika berbicara mengenai media tentu tidak terlepas dari
informasi kedua indikator tersebut mempunyai hubungan yang
tidak bisa terlepaskan, dari sekian media yang tersedia masyarakat
diuntungkan kemudahan dalam mengakses informasi yang sesuai
dengan keinginan pengguna informasi itu sendiri.
Begitupun dengan masyarakat pelaku home industry
kampung nelayan kuala tungkal yang telah diwawancara oleh
peneliti, mereka cukup antusias dalam mencari dan mengakses
informasi walaupun mereka sebenarnya tidak mengetahui bahwa
itu kegiatan dalam mencari informasi, namun hal itu telah
diterapkan oleh mereka. Sebagaimana wawancara berikut, ketika
ditanya media yang lebih dominan mereka pakai dalam mencari
informasi.
Menurut pendapat (SM) Karyawan home industry “Kletek Udang
Ridho Berkah”:
“karena sekarang sudah canggih jadi media social lebih
dominan dipakai”.103
Hal senada juga disampaikan oleh (SH) karyawan home
industry “Kletek Udang Ridho Berkah”:
“biasanya media social lebih dominan karena sekarang
sudah canggih”.104
Menurut pendapat (Z) karyawan home industry “Al-Ikhlas”
ketika ditanya media yang dominan dipakai ketika mencari
informasi:
103
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 104
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
65
“media sosial seperti (facebook, whatsaap)”.105
Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan pada
tataran ini masyarakat pelaku home industry lebih memfokuskan
media sosial sebagai sumber informasi bagi mereka, rata-rata
Informan mampu menggunakan media sosial namun tidak semua
mereka mampu memanfaatkan informasi dari media sosial tersebut
dengan baik dan bersifat relevansi atau bermanfaat bagi mereka,
dibuktikan hanya mampu mencari informasi saja dengan tidak
mengembangkan lagi informasi yang didapatkan bisa tersebar
dengan luas. Pada tataran ini tingkat kemampuan literasi
masyarakat yaitu pada tingkatan (Novice, inidvidu yang tidak
memiliki pengetahuan spesifik mengenai tujuh variable).
7. Abstrak (Gambaran): Kemampuan Mengidentifikasi dan Menilai
simbol-simbol informasi, kemampuan mengkomunikasikan
informasi yang diperoleh
a. Bentuk Gambaran Komunikasi Masyarakat, Kemampuan
Masyarakat Mengkomunikasikan Informasi Yang Didapatkan
Salah satu di antara sejumlah bentuk layanan yang tersedia
di internet, yang belakangan ini cenderung sangat banyak
digunakan anggota masyarakat untuk melakukan aktifitas
komunikasi, yaitu layanan berbentuk aplikasi jejaring sosial
(social network service). Terhadap fenomena tersebut, hal itu
sebenarnya memang dimungkinkan sehubungan suatu situs social
network service yang ada di internet memang difokuskan pada
upaya pembangunan masyarakat online dari orang-orang yang
hendak berbagi pengalaman-pengalaman menarik atau
menyangkut aktifitas-aktifitas yang dilakukannya. Atau, fokusnya
juga diarahkan pada pembangunan masyarakat online dari orang-
105
Wawancara Tanggal, 16 Januari 2019
66
orang yang tertarik dalam menjelajahi pengalaman-pengalaman
menarik dan aktifitas dari orang-orang lain di dunia.
Jika dihubungkan dengan kemampuan masyarakat pelaku
home industry dalam mengkomunikasikan informasi yang
didapatkan dapat dikatakan dalam tataran yang baik, mereka
memanfaatkan betul media yang ada seperti media internet yang
lebih terutama, sebagaimana wawancara sebagai berikut.
Menurut pendapat (SJ) karyawan home industry “Amplang Udang
Kia”:
“iya, mulai dari mulut ke mulut dan juga memposting
fotonya di sosmed (fb,wa)”.106
Hal yang sama juga disampaikan oleh (SH) karyawan home
industry “Kletek Udang Ridho Berkah”:
“ya tentu saja, dengan cara menyebarkan ke teman-
teman sekitar hingga menyebarkan ke media social”.107
Menurut pendapat (SM) karyawan home industry “Keletek
Udang Ridho Berkah”:
“tentu, dengan mengabarkan kepada teman-teman
sampai memasukkannya ke media social”.108
Namun ada juga Informan yang mengutarakan cara
mengkomunikasikan informasi yang didapatkan dengan cara
bercerita ketika berkumpul dengan sesame pelaku home industry
yang lain, seperti yang dipaparkan oleh (SR) karyawan home
industry “Kletek Udang Rizki Aulia”:
“ya, saya mengkomunikasikan informasi tentang
kerupuk udang dengan teman-teman anggota UMKM
106
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 107
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019 108
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
67
yang lain dengan cara bercerita saat sedang
berkumpul”109
Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa
pada tataran ini, hanya 4 orang Informan yang mampu
mengambarkan komunikasi mereka dengan baik, dengan cara
bercerita kepada teman-teman pelaku home industry yang lain,
bahkan mampu mengkomunikasikan informasi yang mereka
dapatkan menggunakan media sosial seperti yang lebih dominan
yaitu facebook. Berbanding terbalik rata-rata Informan yang lain
tidak menanggapi pertanyaan yang telah diajukan, bahkan mereka
tidak mengetahui mengaplikasikan media yang ada untuk dapat
dimanfaatkan dalam menyebar informasi. pada tataran ini tingkat
kemampuan literasi masyarakat yaitu pada tingkatan (Novice,
inidvidu yang tidak memiliki pengetahuan spesifik mengenai tujuh
variable).
109
Wawancara Tanggal, 14 Januari 2019
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan
diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain yaitu:
1. Pemahaman masyarakat mengenai cara Analsisis pelaku home
industry yang telah dimintai keterangannya dalam tataran analisis
termasuk pada level (Expert). dari 47 Informan yang diuji 8 orang
yang mampu menjelaskan pemahamannya tentang menganalisis
informasi dengan baik, dengan persentasi yaitu (17.02%). Pada tataran
standar Evaluasi, dari keseluruhan Informan yang berjumlah 47
orang pelaku home industry kerupuk udang baik itu pemilik maupun
karyawan 8 orang Informan yang memberikan jawaban yang baik
dengan persentasi (17.02%). Pada standar evaluasi termasuk pada
level (Advanced Beginner). Disadari perlu adanya peningkatan
kapasitas diri melalui pembelajaran baik secara formal maupun non
formal, guna meningkatkan kualitas diri setiap individu pelaku home
industry, khususnya pada tataran standar evaluasi para pemilik usaha
dan karyawan home industry kerupuk udang di kampung nelayan
kuala tungkal tanjung jabung barat.
2. Memang tidak dapat dihindari masyarakat pelaku home industry
kerupuk udang dikampung nelayan dalam standar Mengelompokkan
sangat minim akan pengetahuan memaknai apa itu informasi dan
mengelompokan informasi dengan informasi yang lain sehingga
menghasilkan informasi bagi dirinya kurang efektif. Pada tataran ini
termasuk pada level (Advanced Beginner). Pada standar Deduksi,
mencakup indikator Kemampuan Masyarakat Menyimpulkan Dalam
Mengelola Bahan Produksi dari sekian Informan yang diwawancara
ada 7 Informan yang dengan baik menyimpulkan pendapatnya
mengenai pengelolaan kerupuk udang dengan baik dan benar,
69
3. sehingga menghasilkan produk yang unggul dan dapat dipasarkan.
Dengan persentasi yaitu (14,89%). Menunjukan pada standar ini
termasuk pada level (Expert).
4. Mengenai manfaat infromasi bagi mereka, setiap informasi yang
tersebar sangat bermanfaat bagi mereka, ini menunjukan kesadaran
mereka akan informasi dapat dikatakan tinggi, guna menunjang setiap
kegiatan baik itu produksi maupun penjualan kerupuk udang mereka.
Menunjukan pada standar Induksi ini termasuk pada level (Novice).
Standar Syhntesis, Informan cukup menyadari akan perkembangan
zaman yang semakin menuntut setiap individu untuk meningkatkan
kualitas mereka dengan mengikuti segala perkembangannya. Pelaku
home industry lebih memfokuskan media sosial sebagai sumber
informasi bagi mereka, rata-rata Informan mampu menggunakan
media sosial namun tidak semua mereka mampu memanfaatkan
informasi dari media sosial tersebut dengan baik dan bersifat relevansi
atau bermanfaat bagi mereka, dibuktikan hanya mampu mencari
informasi saja dengan tidak mengembangkan lagi informasi yang
didapatkan bisa tersebar dengan luas. Menunjukan pada standar ini
termasuk pada level (Novice), dan juga dalam hal Mengambarkan
gambaran komunikasi masyarakat dan bagaimana kemampuan
masyarakat mengkomunikasikan informasi yang didapatkan pada
tataran ini, hanya 4 orang Informan yang mampu mengambarkan
komunikasi mereka dengan baik, dengan jumlah persentasi yaitu
(8.51%). Tentu persentasi yang ditunjukan sangat lah rendah, karna
memang keterbelakangan pendidikan merugikan mereka untuk dapat
mengambarkan dan kemampuan masyarakat dalam berkomunikasi
sangat lah kurang. Pada tataran ini termasuk pada level (Novice).
B. Saran
1. Kiranya perlu ada pengajaran secara berkala melalui pendidikan
maupun pelatihan mengenai bagaimana cara kemampuan mengakses
70
dan memanfaatkan informasi yang ada dengan baik dan tentunya
bersifat relevansi bagi pelaku informasi dan berusaha secepat mungkin
untuk meng hak paten kan produk-produk kerupuk udang yang telah di
produksi oleh usaha rumahan atau home industry tersebut.
2. Pemerintah harus ikut andil besar dalam meningkatkan kualitas
informasi bagi pelaku home industry kerupuk udang yang ada di
tanjung jabung barat khususnya. Melalui pelatihan dan segala program
bantuan pemerintah
3. Melihat rendahnya tingkat kemampuan keilmuan informasi mereka.
Perlu kiranya ada Kesadaran diri bagi masyarakat pelaku home
industry tersebut untuk meningkatkan literasi setiap individu, karna
kehidupan yang baik sangat butuh akan informasi, guna meningkatkan
kualitas kehidupan dari segi manapun.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ajen Dianawati, Peluang Usaha Rumahan Yang Menguntungkan. (Jakarta: Media
Kita, 2008).
Ane Permatasari, Membangun Kualitas Bangsa Dengan Budaya LiterasiI.
(Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015). Diakses: 12
September 2018.
AA Rahmayani, Pengelohan Aneka Krupuk, Http://
media.neliti.com/media/publications/124620-ID-none.pdf, 2018, Di akses
Pada tgl 01 Juni 2019.
Buckingham, David. "Media Education: Literacy, Learning and Contemporary
Culture," Polity, ( Blackwell is North American distributor) 2003.
Data Arsip Badan Pusat Statistik, Tanjung Jabung Barat. Tahun 2019
Data Arsip Kantor Keluarahan Kampung Nelayan, Tahun 2019
Data Koperasi Pantai Pasir Putih Kampung Nelayan, Tahun 2019
Dokumen Arsip Lembaga Adat Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tahun 2019
Elvin Desi Martuli, Lukman M. Baga, Anna Fariyanti, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terhadap Kinerja Usaha Wanita Wirausaha Kerupuk
Udang Diprovinsi Jambi. Jurnal DOI:10.18196/agr2232.
Eddy Pornomo, Home Industri Http://
repository.uinbanten.ac.id/1283/3/BAB%202.pdf. Diakses Pada tgl 22
September 2018.
Haris Herdiansyah. Wawancara, observasi, dan focus group: sebagai intrumen
penggalian data kualitatif. (Jakarta: Rajawalipers, 2013).
Hancock, Vicky E. Information Literacy For Lifelong Learning, 1993,
Http://ericae.net/edo/ED358870.htm. Di akses Pada tgl 25 September
2018.
Lexy J. Moleong, Metode Peneltisan Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009).
Lexy J. Moleong. Metodelogi Penulisan Kualitatif. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2013).
72
Mardalis. Metode Penulisan :Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,
2010).
Matthew B. Miles dan A. Michel Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjejep
Rohedi, (Jakarta: UI Press, 2007).
Muhammad Rum, Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif Dalam Ilmu
Perpustakaan dan Informasi 2017.
N Fadhilah, Kerupuk Udang dan Potensi Kulit Udang Http://
eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2926/3/BAB%20II.pdf 2018. Di akses
Pada tgl 01 Juni 2019.
Ribka S Laloan, Strategi Perkembangan Usha Kecil dan Menengah. http:
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34481/Chapter%20II.pd
f, diakses tanggal 21 Januari 2019.
Rita Januarwati, Pengertian Home Industri Http://
digilib.uinsby.ac.id/8454/2/Bab1.pdf. Diakses Pada tgl 22 Sepetember
2018.
Sconul (1996).
Skripsi: Mega Indah Mujiningsih. “Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi
Pengembangan Industri Kecil Tempe Di Kecamatan Matesih Kabupaten
Karanganyar.”.Universitas Negeri Semarang.. Diakses Pada tgl 29
September 2018.
Skripsi: Siti Hajar, “Analisis Pendapatan Usaha Home Industri Kerupuk di
Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat”.Universitas Teuku Umar
Meulaboh Aceh Barat. Diakses Pada tgl 29 September 2018.
Skripsi: Siti Susana, Peran Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa
Mengkirau Kecamatan Merbau). UIN Sulthan Sayrif Kasim Riau.
Diakses Pada tgl 29 September 2018.
Sugioyono, Metode Penulisan Pendidikan:Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D.(Bandung: Alfabeta, 2016).
73
Sunapiah Faisal. 2007. Format-Format Penulisan Sosial. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada).
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), Cet. ke-1.
Soehatono, Irawan. Metode Penulisan Sosial. (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009).
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakulta
Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam. Jambi : Fakulta ADAB- Sastra dan
Kebudayaan Islam, IAIN Sultahan Thaha Saifuddin Jambi.
UMKM Center Tanjung Jabung Barat Kuala Tungkal, Tahun 2017
Potter, W.J. Cognitive Theory of Media Literacy. (Thousands Okas, Sage, 2004).
74
LAMPIRAN I:
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul Skripsi : “LITERASI KERUPUK UDANG PADA HOME INDUSTRI
MASYARAKAT NELAYAN KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT”.
AGUS KHAIRUDDIN
IPT.150410
1. Wawancara
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR PERNYATAAN
1 ANALISIS a. Pemahaman tentang
kerupuk udang.
b. Pemahaman tentang
pemilihan bahan pokok
pembuatan kerupuk udang.
1. Bagaimana analisis
masyarakat mengenai
kerupuk udang?
2. Dalam mengelola
bahan produksi alat apa
yang digunakan?
2 EVALUASI a. Pemahaman tentang
keakuratan informasi.
b. Pemahaman tentang nilai
informasi.
1. Dari manakah
masyarakat belajar
membuat kerupuk
udang dalam bentuk
home industry (usaha
rumahan)?
2. Penilaian Masyarakat
Mengenai Informasi
Perkembangan Kerupuk
Udang
3. Home industry/ usaha
rumahan yang
bagaimanakah menurut
anda yang cocok untuk
dikembangkan?
3 MENGELOMPOKAN a. Kemampuan menilai
informasi dari media yang
berbeda.
b. Kemampuan
mengelompokkan setiap
informasi yang
dibutuhkan.
1. Apakah masyarakat
membandingkan
informasi mengnai
kerupuk udang yang
diperoleh dengan
informasi kerupuk
udang yang lain?
2. Dari mana saja
masyarakat
mendapatkan dan
75
mengelompokan
informasi yang
diinginkan mengenai
kerupuk udang?
4 DEDUKSI (Mengambil
Kesimpulan)
Kemampuan dalam
mengambil kesimpulan
1. Bagaimanakah cara
masyarakat mengelola
bahan-bahan yang ada
menjadi kerupuk udang
yang mempunyai
kualitas yang baik?
5 INDUKSI
(Penalaran Umum Ke
Khusus)
a. Kemampuan membangun
dan menganalisis opini,
tujuan dan fungsi dari
informasi.
b. Kemampuan memahami
jenis-jenis kerupuk udang
1. Apakah sumber
informasi yang anda
peroleh dapat
bermanfaat bagi anda?
2. Sejauhmana masyarakat
mengetahui tentang
jenis kerupuk udang?
6 SYHNTESIS
(Merakit Unsur-Unsur
Ke Dalam Struktur Baru)
a. Kemampuan dalam
menganalisis dan
menggabungkan informasi
b. Kemampuan mencocokkan
informasi dengan
kebutuhan dirinya
1. Media apa saja yang
masyarakat pakai dalam
mencari informasi
mengenai kerupuk
udang?
2. Media apa yang lebih
dominan dipakai dalam
mencari informasi yang
diinginkan?
7 ABSTRACTING
(Gambaran)
a. Kemampuan
mengidentifikasi dan
memilah simbol-simbol
informasi.
b. Kemampuan
mengkomunikasikan
ifnormasi yang diperoleh
1. Apakah anda
mengkomunikasikan
informasi tentang
kerupuk udang yang
telah anda peroleh dan
bagaimana cara anda
mengkomunikasikan
musik tari tersebut?
2. Observasi
Mengamati langusng aktifitas para karyawan atau pekerja pembuat kerupuk
udang di lingkungan home industry/ usaha rumahan yang berada dikampung nelayan
kelurahan tungkal harapan kecamatan tungkal ilir kabupaten tanjung jabung barat
dalam mengelola kerupuk udang, sebagai bahan produksi home industrinya. kuala
tungkal.
76
LAMPIRAN II:
DAFTAR INFORMAN
DAFTAR PEMILIK USAHA DAN ANGGOTA PELAKU HOME INDUSTRI
KAMPUNG NELAYAN KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG BARAT
YANG DIJADIKAN OBJEK PENELITIAN
NO NAMA LENGKAP UMUR PEKERJAAN STATUS JK PENDIDIKAN
TERAKHIR
1. HOME INDUSTRI (KELETEK RIZKI AULIA)
1 ERNAWATI 34 Thn U.R.T Pemilik
Usaha P SD
2 MASMUBAH 36 Thn U.R.T Karyawan P SMP
3 JAISA 55 Thn U.R.T Karyawan P SMP
4 SITI RAHMAH 39 Thn U.R.T Karyawan P SMA
5 IDA SAFYARDA 52 Thn U.R.T Karyawan P SMA
2. HOME INDUSTRI (AMPLANG UDANG KIA)
6 SITI HAJAR 35 Thn U.R.T Pemilik
Usha P SMP
7 SITI KHODIJAH 60 Thn U.R.T Karyawan P SD
8 SITI JUHAIRIAH 45 Thn U.R.T Karyawan P SMP
9 NURZIZAH 26 Thn U.R.T Karyawan P SMA
3. HOME INDUSTRI (KLETEK UDANG RIDHO BERKAH)
10 HENDRA
TKISDYANTO 31 Thn Honor
Pemilik
Usha L SD
11 SITI MAIMUNAH 48 Thn U.R.T Karyawan P SMP
12 ROSPINAH 61 Thn U.R.T Karyawan P SD
13 YUSNA 43 Thn U.R.T Karyawan P SD
14 HAMIDAH 40 Thn U.R.T Karyawan P SD
15 SITI HANIM 41 Thn U.R.T Karyawan P SMA
4. HOME INDUSTRI (ADIBA)
16 FAUZIAH 50 Thn Pemilik
Usaha P SD
17 DEWI 35 Thn U.R.T Karyawan P SD
18 RAUDAH 35 Thn U.R.T Karyawan P SD
19 MASNIAH 40 Thn U.R.T Karyawan P SD
20 YANA 35 Thn U.R.T Karyawan P SD
21 FARIDA 40 Thn U.R.T Karyawan P SD
22 AMINAH 35 Thn U.R.T Karyawan P SMP
23 BAYA 40 Thn U.R.T Karyawan P SMA
24 NURAINI 35 Thn U.R.T Karyawan P SMA
25 NURJANAH 35 Thn U.R.T Karyawan P SMA
5. HOME INDUSTRI (AFDAL KLETEK UDANG)
26 SITI MARIAH 31 Thn U.R.T Pemilik P SMA
77
Usaha
27 SUHERNI 50 Thn U.R.T Karyawan P SMA
28 MUHAMMAD
ERFIS 50 Thn Nelayan Karyawan L SMP
29 ROFIKA 46 Thn U.R.T Karyawan P SD
30 MISRAWATI 43 Thn U.R.T Karyawan P SD
31 SITI AMBIYA 63 Thn U.R.T Karyawan P SD
32 AMIRUDIN 56 Thn Nelayan Karyawan L SD
33 AHMAD JURNI 40 Thn Nelayan Karyawan L SD
6. HOME INDUSTRI (AMPLANG UDANG BERKAH)
34 SITI AISYAH 55 Thn U.R.T Pemilik
Usaha P SMA
35 LENI GUSTIANI 25 Thn U.R.T Karyawan P SMA
36 RATIH JUWITA
SARI 42 Thn U.R.T Karyawan P SMA
37 HALIMAH 54 Thn U.R.T Karyawan P SMA
38 MU’ALLIMAH 41 Thn U.R.T Karyawan P SMP
39 HAPSAH 54 Thn U.R.T Karyawan P SMP
40 AZIR 26 Thn Pedagang Karyawan L SD
7. HOME INDUSTRI (AL-IKHLAS)
41 HJ. TINI 60 Thn U.R.T Pemilik
Usaha P SMP
42 ZAINAB 52 Thn U.R.T Karyawan P SMP
43 AZIMAH 57 Thn U.R.T Karyawan P SMP
44 RATIH PURWATI 30 Thn U.R.T Karyawam P SMA
45 LATIFAH 52 Thn U.R.T Karyawan P SD
46 WAHIDI 25 Thn Nelayan Karyawan L SD
47 H. RAFI 70 Thn Nelayan Karyawan L SD
78
79
80
LAMPIRAN IV:
FOTO-FOTO
81
82
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI.
Nama : AGUS KHAIRUDDIN
Nama Panggilan : AGUS
Tempat Tanggal Lahir : KUALA TUNGKAL, 28 AGUSTUS 1995
Agama : ISLAM
Alamat : JL. ABD SALEH RT 10 RW 10 KEL THEHOK
KEC JAMBI SELATAN PROVINSI JAMBI
Pekerjaan : MAHASISWA
Email : [email protected]
DATA PENDIDIKAN.
Formal
Sekolah Dasar : SD N 24/V KUALA TUNGKAL
SMP : MTS N KUALA TUNGKAL
SMA : SMK N 1 BISNIS DAN MANAGEMENT
KUALA TUNGKAL
Perguruan Tinggi : S1 ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
Non Formal
- Kursus Komputer dalam Program Pemerintah Tahun 2010.
- Mendapatkan Pendidikan Indonesia BEBAS ANCAMAN
NARKOBA Tahun 2012
- Belajar Bahasa Inggris di PRINCE EDUCATION Tahun 2013.
PENGALAMAN KERJA.
- Magang Di Dinas Pendidikan Kuala Tungkal Tahun 2013.
DATA KEMAMPUAN.
- Juara Umum Lomba Pekan Olahraga Provinsi Cabang Drum Band Tahun
2012.
- Juara Harapan III Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMA Sederajat 4 Pilar
Kebangsaan Tahun 2013
- Juara Harapan III GRAND PRIX MARCHING BAND Di Istora Senayan
Jakarta Tahun 2013.
- Juara Umum Lomba Drum Band Kejuaran Piala Panglima TNI Tahun
2014.