Leadership

4
Sumber dan Bentuk Kekuasaan Setelah mempelajari dan memahami konsep dasar dari kekuasaan (power) dalam kepemimpinan pendidikan, maka kita akan mempelajari sumber dari mana kekuasaan tersebut diperoleh. Menurut Thoha (2003: 96-97) menyebut bahwa sumber dan bentuk kekuasaan itu terbagi atas: 1. Kekuasaan legitimasi ( legitimate power ). Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang dipegang oleh pemimpin. Secara normal, semakin tinggi posisi seorang pemimpin, maka semakin besar kekuasaan legitimasinya. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan legitimaasinya mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi orang lain, karena pemimpin tersebut merasakan bahwa ia mempunyai hak atau wewenang yang diperoleh dari jabatan organisasinya. Sehingga dengan demikian diharapkan saran-saran akan banyak diikuti orang lain tersebut. 2. Kekuasaan keahlian ( expert power ) Kekuasaan ini bersumber dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan keahliannya ini, kekllihatannya mempunayi keahlian untuk memberikan faasilitas terhadap perilaku kerja orang lain. 3. Kekuasaan penghargaan ( reward power ) Kekuasaan ini bersumber atas kemampuan untuk menyedikan penghargaan atau hadiah bagi orang lain, misalnya gaji, promosi, atau penghargaan jasa. Dengan demikian kekuasaan ini sangat tergantung pada seseorang yang mempunyai sumber untuk menghargai atau memberikan hadiahtersebut. Tujuan dari kekuasaan ini dapat diperkirakan secara jelas, yakni harus dinilai dengan hadiah-hadiah. Seorang pemimpin atau manajer yang mempunyai potensi untuk melakukan penghargaan ini, maka ia mempunyai kekuasaan atas bawahannya. Potensi itu selain dirupakan dengan menambah nyamannya kondisi kerja, memperbaharui perlengkapan kerja, dan memuji atas keberhasilan para pengikut menyelesaikan pekerjaannya. 4. Kekuasaan referensi ( referent power ) Kekuasaan ini bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya ini pada umumnya disenangi dan dikagumi oleh orang lain karena

description

Leadership

Transcript of Leadership

Page 1: Leadership

Sumber dan Bentuk Kekuasaan

Setelah mempelajari dan memahami konsep dasar dari kekuasaan (power) dalam kepemimpinan pendidikan, maka kita akan mempelajari sumber dari mana kekuasaan tersebut diperoleh. Menurut Thoha (2003: 96-97) menyebut bahwa sumber dan bentuk kekuasaan itu terbagi atas:

1. Kekuasaan legitimasi (legitimate power).Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang dipegang oleh pemimpin. Secara normal, semakin tinggi posisi seorang pemimpin, maka semakin besar kekuasaan legitimasinya. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan legitimaasinya mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi orang lain, karena pemimpin tersebut merasakan bahwa ia mempunyai hak atau wewenang yang diperoleh dari jabatan organisasinya. Sehingga dengan demikian diharapkan saran-saran akan banyak diikuti orang lain tersebut.

2. Kekuasaan keahlian (expert power)Kekuasaan ini bersumber dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan keahliannya ini, kekllihatannya mempunayi keahlian untuk memberikan faasilitas terhadap perilaku kerja orang lain.

3. Kekuasaan penghargaan (reward power)Kekuasaan ini bersumber atas kemampuan untuk menyedikan penghargaan atau hadiah bagi orang lain, misalnya gaji, promosi, atau penghargaan jasa. Dengan demikian kekuasaan ini sangat tergantung pada seseorang yang mempunyai sumber untuk menghargai atau memberikan hadiahtersebut. Tujuan dari kekuasaan ini dapat diperkirakan secara jelas, yakni harus dinilai dengan hadiah-hadiah. Seorang pemimpin atau manajer yang mempunyai potensi untuk melakukan penghargaan ini, maka ia mempunyai kekuasaan atas bawahannya. Potensi itu selain dirupakan dengan menambah nyamannya kondisi kerja, memperbaharui perlengkapan kerja, dan memuji atas keberhasilan para pengikut menyelesaikan pekerjaannya.

4. Kekuasaan referensi (referent power)Kekuasaan ini bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya ini pada umumnya disenangi dan dikagumi oleh orang lain karena kepribadiannya. Kekuatan pemimpin atau manajer dalam kekuasaan referensi ini sangat tergantung pada kepribadiaannya yang mampu menarik para bawahan atau pengikutnya. Kesenangan daya tarik, dan kekaguman para bawahan dapat memberikan identifikasi tersendiri terhadap pengaruh pemimpinnya. Pemimpin yang selalu tampil dengan kepribadiannya yang jujur, satu kata dengan perbuatan, taat pada agama, loyal pada undang-undang negara, sederhana, gaya hidup dan tutur katanya, atau mementingkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan sendiri, maka pemimpin seperti ini mempunyai kekuasaan referensi yang tinggi.

5. Kekuasaan informasi (information power)Kekuasaan ini bersumber karena adanya ekses informasi yang dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya. Sebagai seorang pemimpin, maka semua informasi mengenai organisasinya ada padanya, demikian pula informasi yang diadakan luar organisasi. Dengan

Page 2: Leadership

demikian pimpinan merupakan sumber informasi. Kekuasaan yang bersumber pada usaha mempengaruhi orang lain karena mereka membutuhkan informasi yang ada pada pimpinan, maka kekuasaan ini digolongkan pada kekuasaan informasi.

6. Kekuasaan hubungan (connection power)Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh baik di luar atau di dalam organisasi. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan hubungannya ini cenderung meminta saran-saran dari orang-orang lain, karena mereka membantu mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dan menghilangkan hal-hal yang tidak menyenangkan dari kekuasaan hubungan ini.

Sumber dan bentuk kekuasaan di atas merupakan pendapat yang diperoleh dari bukunya Thoha. Akan tetap Winardi (1990: 58), menyebutkan beberapa sumber dan bentuk kekuasaan dalam kepemimpinan pendidikan.John French dan Bertram Raven mengemukakan suatu kerangka kekuatan (Framework of Power) yang dikaitkan dengan soal pengaruh. Mereka mengemukakan klasifikasi tersebut:

1. Kekuatan koersif (coercive power) Disini, pemimpin yang bersangkutan mengandalkan diri pada perasaan takut dan yang diusahakan atas perkiraan bahwa pihak bawahan menganggap bahwa hukuman diberikan karena mereka tidak menyetujui tindakan-tindakan dan keyakinan-keyakinan pihak atasan.

2. Kekuatan karena diberikannya “penghargaan”. (reward power) Disini diusahakan agar diberikan “penghargaan” kepada pekerjaan yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tindakan-tindakan dan keinginan pihak atasan.

3. Kekuasaaan karena adanya “pengesahan”. (legitimate power) Kekuasaan ini diperoleh dari posisi “supervisor” di dalam organisasi yang bersangkutan.

4. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (expert power) Kekuatan ini timbul karena seorang individu memiliki skill khusus tertentu, pengetahuan atau keahlian tertentu.

Kekuatan ini didasarkan atas identifikasi seorang pengikut dengan seorang pemimpin yang dikagumi dan yang sangat dihargainya.

Menurut Kyle (2004: 26-29) ada empat kekuatan sebagai peta untuk pengembangan kepemimpinan yaitu:

Tekad, kekuatan dari artitipe prajurit. Sebagian besar pemimpian memulai kareiernya dari artitipe ini. Prajurit belajar untuk mendisipilnkan diri, focus pada tugas secara intens serta rela mengorbankan waktu dan tenaga yang ia miliki untuk memenuhi sagala sesuatu yang diperlukan oleh oraganisasi ataupun pemimpinnya. Tekad untuk bersedia berkorban demi tujuan antar pribadi, yang lebih besar. Individual ini menunjukkan loyalitas yang kuat kepada orang dan prinsip, serta setia dan jujur dalam memnuhi papun yang diperlukan oraganisasi ataupun pemimpin.

Kebijaksanaan, muncul secara ajaib karena ini merupakan kombinasi dari keterampilan dan pengetahuan mengenai sesuatu yang lewat dari berbagai pengalaman yang telah bergerak dari kebiasaan menjadi seni.untuk menguasai seni dari sesuatu, seseorang memperoleh tingkat kendali

Page 3: Leadership

tertentu dan mempunyai kemampuan untuk menggunakan seni itu untuk mengubah situasi. Kebijaksaan dan tekad yang biasanya diandalkan olh para pemimpin untuk maju dalam organisasi. Orang memperoleh promosi lewat kerja keras dan pengalaman. Kerja keras dan menguasai pengetahuan serta keterampilan merupakan zona yang nyaman bagi pemimpin pada umumnya maka dari itu banyak pemimipin mengandalkan kekutan tekad dan kebijaksanaan ketika kesulitan muncul.

Rasa iba, memiliki kecenderungan ke arah perasaan dan emosi yang kuat, gairah, semangat intensitas dan minat yang sungguh-sungguh, devosi, dan kasih sayang serta cinta. Rasa iba ini menghangatkan pemimpin. Tekad dapat membuat pemimpin menjadi dingin dan penuh dengan hitungan. Rasa iba yang muncul dapat memberikan sifat spontanitas, humor, inovasi kreatif, dan aktivitas sepenuh hati serta menyenangkan pad pemimpin. Rasa iba adalah pusat spiritual pemimpin. Rasa iba adalah titik kompas yang mengarahkan kekuatan lain.

Kehadiran, Kekuatan dari kehadiran dalam diri seorang pemimpin memberikan konteks kekuatan energetik, member dorongan kuat. Dari sinilah seseorang dapat menciptakan ikatan emosional atau hubungan pribadi pada suatu proyek, perusahaan, atau negara. Bagi seorang pemimpin kekuatan dari kehadiran di dalam dirinya mencangkup sifat-sifat ambisi pribadi dan organisasi, serta menyediakan visi yang membrikan arti pada aktivitas. Kehadiarn merupakan sifat identifikasi dan wujud yang dibuat orang dengan seorang pemimpin yang memotivasi, memberikan inspirasi, menggairahkan mereka.