Lbm 5 skn aang

21
Aang Khoirul Anam LBM 5 Higiene Perusahaan & Kesehatan Kerja STEP 1 1. Higiene perusahaan - Upaya pemeliharaan lingkungan kerja baik fisik, kimia, radiasi dan sebagainya dan lingkungan perusahaan. - Spesialisasi dalam ilmu hygiene yang menilai faktor kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan perusahaan yang hasilnya untuk dasar tindakan korektif agar terhindar dari bahaya akibat kerja dimungkinkan masy derajat kesehatan setinggi2nya. 2. Ergonomi - Merupakan ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemamapuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas hasil yang optimal. - Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia yang terkait dg pekerjaannya yang manfaatnya diukur dr efisiensi dan kesejahteraan kerja. - Penerapan ilmu biologis ttg manusia bersama ilmu teknik dan teknologi. 3. Kesehatan kerja - Upaya perusahaan untuk mempersiapkan , memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan dan menggunakan tenaga kerja serta kesehatan baik fisik mental dan social yang maksimal sehingga dapat berproduksi secara maksimal pula. - Merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja misalnya perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya, dengan ciri pokoknya yaitu upaya preventif (pencegahan penyakit) dan upaya promotif (peningkatan kesehatan). Yang menjadi 1

description

SGD SKN

Transcript of Lbm 5 skn aang

Page 1: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

Higiene Perusahaan & Kesehatan Kerja

STEP 1

1. Higiene perusahaan

- Upaya pemeliharaan lingkungan kerja baik fisik, kimia, radiasi dan sebagainya

dan lingkungan perusahaan.

- Spesialisasi dalam ilmu hygiene yang menilai faktor kualitatif dan kuantitatif

dalam lingkungan perusahaan yang hasilnya untuk dasar tindakan korektif agar terhindar dari bahaya akibat kerja dimungkinkan masy derajat kesehatan setinggi2nya.

2. Ergonomi- Merupakan ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan

kondisi dan kemamapuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas hasil yang optimal.

- Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia yang terkait dg pekerjaannya

yang manfaatnya diukur dr efisiensi dan kesejahteraan kerja.

- Penerapan ilmu biologis ttg manusia bersama ilmu teknik dan teknologi.

3. Kesehatan kerja- Upaya perusahaan untuk mempersiapkan , memelihara serta tindakan lainnya

dalam rangka pengadaan dan menggunakan tenaga kerja serta kesehatan baik fisik mental dan social yang maksimal sehingga dapat berproduksi secara maksimal pula.

- Merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja

misalnya perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya, dengan ciri pokoknya yaitu upaya preventif (pencegahan penyakit) dan upaya promotif (peningkatan kesehatan). Yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

4. Keselamatan kerja- Ilmu dan pnerapan teknologi untk meningkatkan keselamatan yang berkaitan

dgn alat kerja, bahan kerja, proses, tempat, dan lingk kerja5. Kecelakaan Kerja

Suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja ini berarti bahwa kecelakaan terjadi akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

1

Page 2: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

STEP 3

HIGIENE PERUSAHAAN 1. Pengertian dan batasan

Hygiene perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalarn lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut,serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan mengecap kesehatan setinggi-tingginya.

(Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung Jakarta)

2. Tujuan hiperkes Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi2nya,

baik buruh, petani, nelayan, atau pekerja2 bebas, dgn demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.

Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

(suma’mur, 1986, higiene perusahaan dan keselamatan kerja, jakarta : gunung agung )

Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani, nelayan, pekerja-pekerja bebas, dsbg) dapat mencapai derajat keseahtan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosialnya

Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan

Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya

Agar efisiensi kerja dan daya produktifitas para karyawan meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.

(Ilmu Kesehatan Masyarakat, Indan Entjang, 2000)

3. Usaha-usaha higiene perusahaan Pencegahan dan pemeberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan

akibat kerja Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga

manusia Pemberantasan kelalahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja Pemeliharaan dan peningkatan hygieni dan sanitasi perusaan pada

umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan cara pembuanagn samaph pengolaan dsb.

Perlindunga bagi masyarakat sekitar suatu perusaan agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusaahn yang bersangkuatan

2

Page 3: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

Perlindungan masyarakat luas dari bahay-bahay yg mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusaan

(Ilmu Kesehatan Masyarakat, Indan Entjang, 2000)

4. Sifat-sifat higiene perusahaan a. Sasaran adalah lingkungan kerja yaitu sebagai upaya pencegahan timbulnya

penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan akibat produksi perusahaan.b. Bersifat teknik (Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”.Jakarta : Rineka Cipta)

5. Penerapan hygiene perusahaan :i. Pengenalan lingkungan kerja : mengetahui secara kulitatif bahaya

potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metoda pengujian yang perlu dilakukan.

ii. Penilaian lingkungan kerja : dilakukan pengukuran, pengambilan sample dan analisis laboratorium, melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.

iii. Pengendalian lingkungan kerja : metoda teknik untuk menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.

(Sumber : A. M. Sugeng Budioro, dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Ed. 2 (revisi). Undip. Semarang. 2005.)

KESEHATAN KERJA1. Ruang lingkup kesehtan kerja

3

Page 4: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

o Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya

o Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja

o Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor2 yang membahayakan kesehatan( Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta )

2. Tujuan kesehatan kerja Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja lebih menfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk :

o Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerjao Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan

kerja atau pekerjaannyao Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerjao Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan pendidikan atau

ketrampilannya(Budiono, A.M.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang : UNDIP)

Tujuan Utama :

o Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan kecelakaan akibat kerja

o Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerjao Perawatan dan mcmpetinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerjao Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerjao Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-

bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebuto Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk-produk perusahaan(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”. Jakarta : Rineka Cipta)

Tujuan akhir :

Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (suhu, penerangan, bebas debu, sikap badan yang baik, alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh,dsb).

(Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.)

3. Factor yang mempengaruhi Status kesehatan seseorang, menurut HL Blum(1981) ditentukan oleh 4 faktor :

4

Page 5: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

o Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia s(organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan, pekerjaan)

o Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah lakuo Pelayanan kesehatan : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan

kecacatan, rehabilitasio Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

(Bunga rampai HIPERKES DAN KK, AM. Sugeng Budiono, dkk)

Faktor fisik : penerangan dan pencahayaan, suhu udara di lingkungan kerja, kelembaban, suara

Faktor kimia : bahan-bahan kimia,misalnya bau, gas, uap, asap, debu, dll

Faktor biologi : binatang atau hewan dan tumbuh-tumbuhan di lingkungan kerja, misalnya nyamuk, lalat, lumut, rumput, dll

Faktor sosio-psikologis : suasana kerja

Faktor mekanik dan ergonomi

(IKM, Soekidjo Notoadmodjo)

4. Program unit kesehatan kerja Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga kerja. Bertujuan

memeriksa kesehatan fisik dan mental, terutama untuk seleksi tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang tersedia, mengumpulkan data sebagai data dasar bagi pemeliharaan kesehatan berikutnya, setelah menjadi tenaga kerja tetap di perusahaan tsb

Program pemeriksaan kesehatan berkala yang langsung dilakukan saat tenaga kerja melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya. Bertujuan mengamati/ supervisi berdasarkan data dasar tentang kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan.

Program pengobatan jalan, perawatan, pertolongan gawat darurat di RS dan sub unit lainnya.

Program pengembangan ketrampilan serta pengetahuan tenaga unit kasehatan kerja, dan juga program pengembangan perangkat teknis kedokteran dll

Program penyuluhan kesehatan(Materi2 pokok IKM dr. Dainur)

5

Page 6: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

ERGONOMI

1. Pengertian Ergonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergon = kerja dan Nomos = peraturan/hukum

Ergonomi merupakan suatu ilmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan persoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses produksi.

(Ramandhani, A.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang : UNDIP)

2. Tujuan Menciptakan suatu kombinasi yang serasi antara sub sistem peralatan kerja

dengan manusia sebagai tenaga kerja. Mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja (meningkatkan

produktivitas kerja.) Untuk mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan

kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja Untuk Menganalisis dan mengkaji faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin

dalam kaitannya dengan sistem produksi.(Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

3. Manfaat Meningkatkan unjuk kerja, seperti : manambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan

kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya menusia melalui peningkatan

ketrampilan yang diperlukan Mengurangi waktu yang terbuang sia2 dan meminimalkan kerusakan peralatan yang

disebabkan kesalahan manusia Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

(suma’mur, 1986, higiene perusahaan dan keselamatan kerja, jakarta : gunung agung )

a. Memaksimalkan efisiensi karyawan

b. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja

c. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat

d. Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan

(Ergonomi manusia peralatan dan lingkungan, dr.gempur santoso,2004)

Mencegah kecelakaan kerja dan ketidakefisienan kerja (meningkatkan

produksi kerja)

Mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai

dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan

kerja

6

Page 7: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

Mengkaji dan menganalisis faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin

dalam kaitannya dengan sistem produksi. Dari kajian tersebut akan dapat

ditentukan tugas yang diberikan kepada manusia, dan tugas yang diberkan

kepada mesin. (IKM, Soekidjo Notoadmodjo)

4. Misi pokok ergonomi - Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang

menggunakan. Dalam hal ini, yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut.

- Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suati proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.

(IKM, Soekidjo Notoadmodjo)5. Batasan dan ruang lingkup

Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan. tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Dewasa ini batasan ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem peralatan kerja, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia terdiri: psikolog, latar belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dan ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja.

(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”. Jakarta : Rineka Cipta)

6. Metode o Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja

penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

o Treatment, pcmecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada. saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja

o Follow up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain(www.digilib.go.id)

7. Prinsip o Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,

ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuataan dsb)

7

Page 8: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

o Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil misalnya tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan, dan dimajukan atau dimundurkan.

o Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alat-alat kerja adalah sebagai berikut:

o Berdiri : Tinggi badan Tinggi bahu Tinggi siku Tinggi pinggul Panjang lengan

o Duduk : Tinggi duduk Panjang lengan atas Panjang lengan bawah dan tangan Jarak lekuk lutut

o Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-l0 cm di bawah tinggi siku.

o Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk, sedang dari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas.

o Tempat duduk yang baik adalah:o tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan

tinggi lutut,sedangkan paha dalam keadaan datar.o Lebar papan duduk tidak kurang dan 35 cm.o Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung

o Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32-44 derajat ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.

o Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 40 kg.o Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu efisiensi dan

kualitas kerja menurun.(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”)

8

Page 9: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

KESELAMATAN KERJA

1. Definisi

Keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan mesin, pesawat, alat

kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja, lingkungan kerja dan cara-

cara melakukan pekerjaan tersebut.

(dr. Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :

Widya Medika.)

2. Tujuan keselamatan kerja : Melindungi hak keselamatan kerja tenaga kerja dalam/selama melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup serta peningkatan produksi danproduktivitas nasional. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. Memelihara sumber produksi serta menggunakannya dengan amat dan berdayaguna

(efisien).(Sumber : dr. Dainur. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta. 1992.)

3. Sasaran :

Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, perlatan

atau instansi yg berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau

peledakan.

Dibuat, dicoba, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan

bahan atau barang yg dapat meledak, mudah terbakar, menggigit , beracun,

menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.

Dikerjakan pembangunan, pernbaikan, perawatan, pembersihan, atau pembongkaran

rumah, gedung atau bangunanlainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau

terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dilakukan pekerjaan persiapan.

Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,

pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikana dan lapangan

kesehatan.

Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

Syarat

Pencegahan:

9

Page 10: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

perlu dibina keakhlian higiene perusahaan dan kesehtan kerja dengan Lembaga Nasional Higienen Perusahaan dan Kesehatan Kerja sebagai nukleus keakhlian

perlu dibina keakhlian tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan perlu ditingkatkan pengerahan tenaga-tenaga kesehatan ke dalam sektor produksi. Serta perlu dibina pula para tekhnisi yang bersangkutan dengan proses produksi dengan diberikan skill tambahan tentang human engineering

perlu diusahakan pendidikan dan training kepada pengusaha dan buruh tentang pentingnya kesehatan produksi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai sarana kearah kenikmatan dan kesejahtaraan bangsa.

Perlu dikembangkannya ”applied research” yang dapat memenukan karakteristika-karakteristika manusia Indonesia, misal saja tentang waktu kerjadan istirahat, gizi, dan produktivitas, daerah-daerah nikmat kerja dan produktivitas kerja optimal, dll.

Keakhlian –keakhlian dalam hiperkes harus selalu dapat dimanfaatkan oleh setiap sektor produksi manakala sewaktu-waktu diperlukan nasehat-nasehat sesuai kebutuhan

Pembinaan lapangan kesehatan dalam produksi nin memerlukan kerja sama yang sebaik-baiknya diantara Depertemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja, Departeman Perindustrian, Departemen Pertaian, Departemen Pertambangan agar diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.(Sumber ; Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, Dr. Suma’mur P.K., M. Sc. Gunung Agung – Jakarta)

10

Page 11: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

KECELAKAAN KERJA

1. Definisi Menurut Sumakmur (1989), kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja ini berarti bahwa kecelakaan terjadi akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Kecelakaan kerja mencakup 2 permasalahan pokok, yaitu : Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

(IKM, Soekidjo Notoadmodjo)2. Batasan

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur (1989) membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:

o Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan,o Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”. Jakarta : Rineka Cipta)

3. Faktor-faktor penyebab kecelakaan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya di golongkan menjadi dua, yakni:

perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya.

Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau “unsafety condition”, misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya

(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”.

Jakarta : Rineka Cipta)

Ada 4 faktor : Alat dan bahan yang tidak aman

Penggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia berbahaya. Keadaan tidak aman

Ruang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak teratur dsb. Tingkah laku pekerja, apabila :

Lalai atau ceroboh dalam bekerja Meremehkan kemungkinan setiap bahaya Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan. Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk pemakaian alat

pelindung diri. Pengawasan, apabila :

Memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya

11

Page 12: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

Kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan adanya bahaya

Terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk menaati peraturan keselamatan kerja

(A.M.Sugeng Budioro.2005.Bunga Rampai, Hiperkes & KK, Edisi Kedua (Revisi).Semarang : Undip)

Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkannya

Golongan fisiko Suara yang keras dapat menyebabkan tulio Suhu tinggi yang dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau

hyperpirexi& suhu rendah menyebabkan chilblain, trench foot, atau frosbiteo Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan

kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaano Penurunan tekanan udara (dekompresi) yang mendadak dapat menyebabkan

caisson diseaseo Radiasi dari sinar rontgen atau radio aktif menyebabkan penyakit-penyakit

darah. kemandulan, kanker kulit dan sebagainya Golongan kimiawi

o Gas yang menyebabkan keracunan, misalnya: CO, HCN.H2S, SO2

o Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat Golongan penyakit infeksi

Misalnya penyakit antrax yang disebabkan bakteri Bacillus antracis pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular.

Golongan fisiologiPenyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai.

Golongan mentalpsikologiPenyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan karena pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah imbalan yang terlalu sedikit upah sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada pekerjaannya melainkan kepada usaha-usaha pribadi untuk menambah penghasilannya.

(Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung

Jakarta)

4. Klasifikasi Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan menjadi 4 macam, yakni:

12

Page 13: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaano terjatuho tertimpa benda jatuho terjepit oleh bendao pengaruh suhu tinggio terkena arus listrik

b. Klasifikasi menurut penyebab Mesin

o mesin penyalur(transmisi)o mesin-mesin untuk menggerakan logamo mesin-mesin pengolah kayuo mesin-mesin pertaniano mesin-mesin pertambangan

Alat angkut dan alat angkato mesin angkat dan peralatannyao alat angkutan di atas rodao alat angkutan udarao alat angkutan air

Peralatan laino Bejana bertekanano Dapur pehakar dan pemanaso Instalasi pendingino Alat-alat listrik (tangan)o Tangga

Bahan-bahan, zat-zat dan radiasio bahan peledako debu, gas ciran dan zat-zat kimia terkecuali bahan peledako radiasi

Lingkungan kerjao di luar bangunano di dalam bangunano di bawah tanah

c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainano Patah tulango Dislokasi / keseleo o Regang otot / urato Memar dan luka dalam yang laino Amputasi

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuho Kepala o Lehero Badano Anggota ataso Anggota bawah

(Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”.

Jakarta : Rineka Cipta)

13

Page 14: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

5. Upaya dan pencegahan o Substitusi

Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya

o IsolasiYaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat gemuruh, atau proses-proses yang menghasilkan gas atau uap yang berbahaya.

o Ventilasi umumYaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang batasnya

o Ventilasi keluar setempatYaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih dahulu.

o Mempergunakan alat pelindung perseoranganPara karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya. Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll

o Pemeriksaan kesehatan sebelum kerjaPara karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikis) agar penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipegangnya secara optimal

o Penerangan atau penjelasan sebelum kerjaKepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja agar mereka mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati

o Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkalaPada waktu-waktu tertentu secara berkala dilakukan pemeriksaan ulangan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat segera

o Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerjaPara karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya

(Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung

Jakarta)

Pencegahana. Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat

dilakukan agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan

14

Page 15: Lbm 5 skn aang

Aang Khoirul Anam LBM 5

perlindungan keselamatan kerja, yaitu: Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental.

b. Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja.

c. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.

d. Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.

e. Penggunaan pakaian pelindung.f. Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses

pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.

g. Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan dialirkan keluar.

h. Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali.

i. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/1822345-usaha-usaha-pencegahan-terjadinya-kecelakaan/

15