Las yes

15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyambungan logam sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis. Kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Api pemanas untuk penyambungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakkan logam sampai suhu kritis. Tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan bervariasi. Seiringdengankemajuanzamandanperkembanganteknologikhususnya di bidangpenyambunganlogam yang sekaranginitelahditemukandandigunakansepertimesinlaslistrikbe rtenaga motor danlistrik yang praktis, efektifdanefisiensehinggabisamempercepatkerjadanmeringankanke rjakaryawan. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum pengelasan listrik ini adalah sebagai berikut :

description

laporan praktikum setengah fix

Transcript of Las yes

Page 1: Las yes

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyambungan logam sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu, orang sudah dapat

melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai

suhu kritis. Kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya

membentuk ikatan yang kuat. Api pemanas untuk penyambungan diperoleh dari

pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakkan logam sampai suhu kritis. Tentu

cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang

sangat banyak dan bervariasi.

Seiringdengankemajuanzamandanperkembanganteknologikhususnya di

bidangpenyambunganlogam yang

sekaranginitelahditemukandandigunakansepertimesinlaslistrikbertenaga motor danlistrik

yang praktis,

efektifdanefisiensehinggabisamempercepatkerjadanmeringankankerjakaryawan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pengelasan listrik ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui cara kerja pengelasan dengan menggunakan las listrik.

b. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengelasan dengan las listrik.

Page 2: Las yes

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Las Listrik

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara

mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan

dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen), las adalah ikatan metalurgi pada

sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi

tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa

batang logam dengan menggunakan energi panas.

Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi

perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Selain untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk

mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan las pada perkakas mempertebal

bagian-bagian yang sudah aus dan macam –macam reparasi lainnya. Salah satu teknik

pengelasan yang banyak digunakan adalah las listrik.

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan

menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan

disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga

elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus

sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung

tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku

dan tersambunglah kedua logam tersebut.

Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga

akan mudah mencairkan logam yang terkena. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan

sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-

mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian

dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi

panas dalam busur dan dapat mencapai suhu 5500 0C.

Page 3: Las yes

2.2 Jenis-jenis Las Listrik

2.2.1 Las Listrik Dengan Elektroda Karbon

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara

dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.

Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput

fluksi.

Gambar 2.1 Las Listrik dengan Elektroda Karbon

2.2.2 Las Listrik Dengan Elektroda Berselaput ( SMAW )

Las tistrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik

yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan

sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan

menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las

di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang

membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap

pengaruh luar.

Gambar berikut adalah sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah

sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negatif sedang bahan ke

terminal positif.

Page 4: Las yes

Gambar 2.2 Las Listrik dengan Elektroda Berselaput

2.2.3 Las Listrik TIG

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan

tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah

merupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari elektroda wolfram sedemikian

tingginya sampai 34100C sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.

Tangkai las dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang

melindungi daerah las dari pengaruh luar pada saat pangelasan.

Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan

didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.

Page 5: Las yes

Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang

pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.

2.2.4 Las Listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh

busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus listrik.

Elektrodanya adalah gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh

pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las

dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari

botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan

baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan

karat. Proses las MIG ditunjukkan oleh gambar berikut dimana elektroda keluar melalui

tangkai las bersama dengan gas pelindung.

Gambar 2.3 Las Listrik MIG

2.2.5 Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan

fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung

elektroda dan bahan dasar berada di dalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi

Page 6: Las yes

sinar las keluar separti biasanya pada las listrik lainnya. Dalam hal ini operator las tidak

perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup lapisan

las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari

terak-terak las.

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan

maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dan kecepatannya dapat diatur

sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

Gambar 2.4 Las Listrik Submerged

Page 7: Las yes

BAB 3

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan:

3.1.1 Alat

- Palu

- Topeng Las

- Seperangkat Alat las

3.1.2 Bahan:

- Elektroda

- Besi Bekas

3.2 Skema Kerja

Penyiapan Besi Bekas Persiapan Alat Las

Pengelasan rangkaian besi bekas hingga menjadi jemuran pakaian

Pengecekan dan penguatan rangkaian

rangkaian

Page 8: Las yes

BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

No. Prosedur Pengamatan

1 Persiapan pengelasan

2 Proses pengelasan dalam membuat jemuran pakaian

Page 9: Las yes
Page 10: Las yes

BAB 5

PEMBAHASAN

Page 11: Las yes

BAB 6

KESIMPULAN

Page 12: Las yes

DAFTAR PUSTAKA

Adila, Kharisma Putri and Kusnadi. 2014. Laporan Teknik Perawatan Modul Las Listrik. Bandung : s.n., 2014.

Hakim, Muchamad Lutfi. 2014. Laporan Praktek Pengelasan. [Online] Maret 09, 2014. [Cited: April 08, 2015.] http://lek-lut16.blogspot.com/2014/03/laporan-praktek-pengelasan.html.

Hambali, Wahid. Laporan Praktek Kerja Las Listrik. Academia.edu. [Online] [Cited: April 08, 2015.] http://www.academia.edu/8418453/Laporan_Praktek_Kerja_Las_Listrik.