LAPORAN - Wawasan Pendidikan | Semua serba · Web viewPedoman Pembuatan Angket . 43 Lampiran...
Transcript of LAPORAN - Wawasan Pendidikan | Semua serba · Web viewPedoman Pembuatan Angket . 43 Lampiran...
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN PENDEKATAN KUIS TIM
UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB INDIVIDU
DALAM KELOMPOK BELAJAR SISWA KELAS 3 AKUNTANSI-1
DI SMKN 2 BUDURAN SIDOARJO
Oleh:
Tutut Endri PurbowatiNIP. 131 658 343
Kemitraan antara:Lembaga Penelitian Universitas Malang
denganDitjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan
SMK NEGERI 2 BUDURAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
November, 2006
HALAMAN PENGESAHANLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(RESEARCH FOR THE IMPROVEMENT OF INSTRUCTION)
1 Judul Penelitian Penggunaan Pendekatan Kuis Tim Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Individu Dalam Kelompok Belajar
2 Identitas Penelitia. Nama Lengkap Tutut Endri Purbowatib. Jenis Kelamin Perempuanc. Pangkat/gol/NIP Penbina/IV/a/131658343d Asal Sekolah SMKN 2 Buduran Sidoarjoe. Alamat Kantor SMKN 2 Buduran Sidoarj
Jl.Jenggolo No 2 A Siwalanpanji Buduran Sidoarjo
f. Nomor Telpon 031-8964034g. Alamat Rumah Jl.Bukit Kismadani Selatan no.72 Rt03 Rt.13
Bluru Kidul Sidoarjoh. Telpon/ email 031-8967409/08123234404
[email protected] Lama Penelitian 2 Bulan
Tgl 15 September s/d 17 November 20064 Biaya yang diperlukan Rp.2.000.000 ( dua juta rupiah )
Sidoarjo, 22 November 2006
Mengetahui,Kepala SMKN 2 BuduranSidoarjo
Drs. H. Gatot Saudi AkzamNip. 130 806 181
Peneliti
Dra. Tutut Endri PurbowatiNip. 131 658 343
Menyetujui,Ketua Lembaga Penelitian UM
Dr. Ibrahim Bafadal, M.PdNip. 131 652 225
ABSTRAK
Purbowati,Tutut,Endri 2006.Penggunaan Pendekatan Kuis Tim Untuk
Meningkatkan Tanggung Jawab Individu Dalam Kelompok Belajar Siswa
Akuntansi-1 Di SMKN 2 Buduran Sidoarjo.
Kata-kata Kunci; model pembelajaran kuis tim, tanggung jawab individu,
kelompok belajar.
Pengembangan diri melalui pembelajaran aktif dengan penggunaan
pendekatan Kuis tim ini lebih memusatkan pada keragaman kegiatan siswa
dalam kelompok belajar yang dinamis, mulai dari pemahaman konsep materi
pembelajaran, membuat pertanyaan merancang kegiatan kelompok, pembagian
tugas anggota kelompok, merencanakan presentasi sampai pada pemberian
penghargaan berupa score dan penobatan kelompok terbaik pada setiap sesi. Oleh
sebab itu , penggunaan model pembelajaran aktif dengan pendekatan kuis tim ini
diharapkan dapat mengatasi masalah masalah pengembangan diri ,utamanya
masalah tanggung jawab siswa dalam hubungannya dengan kelompok belajarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam
penyelesaian tugas –tugas belajarnya secara kelompok , dalam rangka proses
pengembangan diri.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III Akuntansi – 1 SMK Negeri 2
Buduran Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006 – 2007.Penelitian Tindakan Kelas ini
dirancang dalam 2 Siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan beserta instrumen
penelitian ( SAP, bahan ajar,lembar observasi,dan angket ) disiapkan oleh peneliti.
Dalam pelaksanaan tindakan di kelas peneliti bertindak sebagai guru pembimbing
sekaligus pengamat. Hasil tindakan dalam suatu siklus yang berupa keaktifan
siswa, serta kemajuan – kemajuan aspek kepribadian dan pengembangan diri
siswa, dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan tindakan
dalam siklus berikutnya. Materi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah
model pembelajaran aktif kuis tim dan implementasinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif
dengan pendekatan Kuis Tim dapat meningkatkan tanggung jawab individu dalam
kelompok belajar. Peningkatan tanggungjawab tersebut dapat diketahui dari
makin aktifnya siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok,
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam presentasi kelompok,
semangat bersaing secara sehat dalam kelompok dan membangun kekompakan
kelompok. Model pembelajaran melalui pendekatan ini mendapat respon positif
dari seluruh siswa dengan idikator hasil analisa angket pada akhir sesi, dan
meningkatnya penyelesaian tugas-tugas dan unjuk kerja.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Abstrak ..................................................................................................... i
Daftar Isi ……………………………………………………………….. iii
Kata Pengantar …………………………………………………………... v
BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1B. Perumusan Masalah ………………………………………… 5C. Pemecahan Masalah …………………………………………. 6D. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 7E. Manfaat Hasil Penelitian …………………………………….. 8F. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 9G. Definisi Operasional ………………………………………….. 9
BAB II. Kajian Pustaka ………………………………………………… 12
A. Pendekatan Kuis Tim ………………………………………... 12B. Meningkatkan Tanggung Jawab Individu dalam Kelompok
Belajar ……………………………………………………... 17C. Hipotesis Tindakan …………………………………………. 21
BAB III. Metode Penelitian …………………………………………… 22
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………………… 22B. Model Penelitian …………………………………………... 22C. Rancangan Penelitian ……………………………………… 23D. Instrumen Penelitian ……………………………………… 25
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan …………………………… 26
A. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………... 261. Paparan Data Siklus 1 ………………………………….. 262. Paparan Data Siklus 2 ………………………………….. 33
B. Pembahasan Hasil Pembelajaran ………………………….. 39
BAB V. Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………... 41B. Saran ……………………………………………………….. 41
Daftar Pustaka ………………………………………………………… 42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Pembuatan Angket ………………………………. 43
Lampiran 2. Angket Kuis Tim ……………………………………………. 44
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Angket …………………………………… 45
Lampiran 4. Hasil Analisa Data Pelancaran Angket …………………….. 46
Lampiran 5. Hasil Penskoran Kuis ………………………………………. 47
Lampiran 6. Silabus Layanan Bimbingan ………………………………. 48
Lampiran 7. Silabus Layanan Bimbingan ………………………………. 49
Lampiran 8. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling ………………… 50
Lampiran 9. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling ………………… 52
Lampiran 10. Skenario Layanan Bimbingan …………………………….. 54
Lampiran 11. Skenario Layanan Bimbingan …………………………….. 56
Lampiran 12. Foto Kegiatan ………………………………………………. 57
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah membimbing peneliti
melaksanakan penelitian hingga terwujudnya laporan ini.Penelitian yang berusaha
mengkaji pengaruh penerapan suatu model pembelajaran terhadap kualitas proses
dan hasil belajar sebagai upaya penggunaan pendekatan kuis tim untuk
meningkatkan tanggung jawab individu dalam kelompok belajar siswa akuntansi-
1 di SMKN 2 Buduran Sidoarjo.
Terlaksananya penelitian ini atas kerjasama berbagai pihak.Untuk itu
peneliti menyampaikan terima kasih atas segala dukungannya dalam pelaksanaan
penelitian ini,kepada:
1. Pimpinan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan
Ditjen Dikti(DP3M) Departemen Pendidikan Nasional yang telah
mendanai penelitian ini.
2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang beserta staf yang
telah mewadahi penelitian ini
3. Kepala DinasPendidikan Kabupaten Sidoarjo yang telah memberi
kesempatan untuk mengikuti kegiatan penelitian ini.
4. Kepala SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo yang telah memberi kesempatan
untuk mengikuti kegiatan penelitian ini.
5. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini masih kurang
sempurna. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan proses
pembelajaran ,proses bimbingan khususnya dan bagi bidang pendidikan pada
umumnya.
Sidoarjo, 17 November 2006
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan-persoalan pembelajaran yang muncul di sekolah sangat
beragam. Mulai dari penggunaan strategi pembelajaran, metode, materi, sumber
daya manusianya sampai pada sarana dan prasarana pembelajaran, keadaan
semacam ini perlu disikapi secara sinergis oleh pelaku pembelajar antara lain:
guru, siswa, manager sekolah dan lain-lainnya.
Persoalan yang sangat menonjol dan perlu tindakan dengan segera dan
berkelanjutan adalah tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
akademisnya. Berdasarkan keluhan beberapa guru bidang studi, keluhan guru-
guru pembimbing, dan para instansi yang terkait dengan praktek kerja industri,
khususnya yang sangat berkaitan dengan target penyelesaian tugas-tugas
kelompok siswa. Menjelang penyelesaian tugas akhir project work siswa dituntut
memiliki komitmen kerja dan tanggung jawab yang tinggi dalam mengemban
tugas tersebut. Akhir-akhir ini sangat dirasakan bahwa adanya kecenderungan
menurunnya aspek-aspek dan nilai-nilai tanggungjawab siswa terhadap tugas
belajarnya. Keadaan ini memerlukan upaya dari para guru bidang studi maupun
guru pembimbing untuk segera mengambil tindakan edukatif, baik yang berupa
kegiatan instruksional maupun kegiatan bimbingan diluar pembelajaran. Untuk
mewujudkan upaya tersebut dipilihlah penggunaan metode pembelajaran aktif
kuis tim sebagai alternatif dalam usaha memecahkan masalah tersebut.
Metode kuis tim merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran aktif
yang dikembangkan melalui pemberdayaan kelompok. Mengefektifkan
kerjasama, dan membangun rasa percaya diri individu, serta membangun dan
meningkatkan tanggungjawab individu itu dalam kelompok tersebut.
Aspek pengembangan diri siswa antara lain adalah tanggung jawab,
disiplin, kepemimpinan, percaya diri, kemandirian, keberanian mengambil
keputusan, motivasi berprestasi, bekerjasama, kejujuran, bersaing secara sehat,
sanggup berbeda dengan yang lain, mengambil inisiatif dan sebagainya.
Untuk bidang pengembangan diri, pengembangan kepribadian dan aspek
emosi, memerlukan strategi dan teknik tertentu, melalui pembelajaran,
pembiasaan dan latihan –latihan.
Guru dan siswa memiliki hubungan yang sinergis dalam suasana yang
lebih menyenangkan dan membutuhkan komunikasi yang hangat dengan
menumbuhkan kepercayaan satu sama lain secara terus menerus, sehingga dapat
mewujudkan suasana kondusif yang lebih tepatnya disebut bimbingan.
Bimbingan dalam skop pemngembangan diri yang disampaikan melalui
pembelajaran aktif klasikal, akan lebih efektif jika menggunakan strategi atau
pendekatan yang tepat. Pendekatan yang sering digunakan oleh para guru
pembimbing dan dianggap efektif adalah pendekatan kelompok, disebut juga
bimbingan kelompok, kelompok dimaksud adalah kelompok belajar.
Jereme Bruner membahas sisi sosial proses belajar dalam buku klasiknya,
Toward a Theory of instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam
manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna
mencapai tujuan, ”yang mana hal ini dia sebut resiprositas (hubungan timbal-
balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang
bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kegiatan belajar. Dia menulis
sebagai berikut: ”Di mana dibutuhkan tindakan bersama, dan di mana resiprositas
diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan,di situlah terdapat proses
yang membawa individu ke dalam pembelajaran, membimbingnya untuk
mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam pembentukan
kelompok”(Bruner :1966).
Konsep-konsepnya Maslow dan Bruner melandasi perkembangan metode
belajar kolaboratif yang sedemikian populer dalam lingkup pendidikan masa kini.
Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut
mereka untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara
yang bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi
cenderung lebih terlibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya
bersama teman-teman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan
untuk membicarakan apa yang mereka alami bersama teman yang mengarah
kepada hubungan-hubungan lebih lanjut.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun
kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok-kecil akan
memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus.
Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan
siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh
pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Metode kelompok belajar bersama
yang terbaik, pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong
mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga mengajarkan satu sama
lain dan mereka merasa satu tim.
Hasil pengamatan yang telah dihimpun menunjukkan adanya
kecenderungan bahwa, (1) sebagian siswa cerdas belum bisa mencapai prestasi
yang diharapkan, (2) sebagian siswa belum menyadari tanggung jawabnya dalam
penyelesaian tugas secara individu maupun kelompok, (3) Sebagian siswa belum
paham bagaimana bekerja secara tim, (4) kurangnya pemahaman diri masing-
masing siswa dalam penyelesaian tugas kelompok, (5) masih adanya siswa yang
terlalu bergantung dengan teman, (6) sebagian siswa belajar kurang bersungguh-
sungguh,asal-asalan,terpaksa dsb.
Dalam rangka pengembangan diri siswa melalui pembelajaran aktif kuis
tim dipandang sebagai metode atau pendekatan paling tepat untuk meningkatkan
tanggung jawab individu dalam kelompok belajar. Pada pembelajaran aktif Kuis
Tim, siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan khusus yaitu
menyelesaikan sebuah tugas. Hal itu dapat dicapai dengan cara : Pertama,
Mengajak siswa bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas,
membahas masalah dalam diskusi, dan menyelesaikan tugas kelompok lainnya.
Kedua, pengaturan siswa dalam kelompok kecil yang heterogen menantang dan
memotivasi siswa untuk saling membantu, berbagi tugas dan mendukung belajar
teman lainnya dalam kelompok. Ketiga, penumbuhan rasa tanggung jawab untuk
belajar dan bekerja sama dalam upaya bersaing antar kelompok. Keempat,
terjadinya proses membangun tim atau kelompok yang kuat dalam belajar.
Dengan memperhatikan beberapa keuntungan metode atau pendekatan
kuis tim, peneliti menganggap penting untuk menerapkan pendekatan ini sebagai
salah satu sumbangan menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) dalam rangka pengembangan diri siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, permasalahan
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Sejauh mana Pendekatan Kuis Tim dapat meningkatkan tanggung
jawab individu dalam kelompok belajar ?
2. Bagaimana Pengembangan pendekatan Kuis Tim ini dalam kelompok
belajar ?
Indikator kualitas proses pembelajaran dan bimbingan direkam dalam
bentuk catatan jurnal, lembar observasi, dan kualitas tugas serta kuesioner untuk
siswa. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran dalam bimbingan tersebut
diharapkan diikuti dengan peningkatan kualitas pengembangan diri siswa
sehingga siswa dapat beraktualisasi diri secara optimal dan mencapai prestasi
maksimal.
C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah kurangnya tanggungjawab siswa dalam
penyelesaian tugas dalam kelompok belajar, maka diterapkanlah metode atau
pendekatan Kuis Tim. Langkah-langkah umum atau kerangka pemecahan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Siswa satu kelas berjumlah 40 siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 4 -5 orang perkelompok.Anggota masing-
masing kelompok memillih secara bebas.
2. Semua kelompok diberi materi yang sama dan diberi tugas untuk
mempelajari dan membahas materi tersebut dengan kelompoknya. semua
kelompok dibebaskan untuk mencari literatur tambahan di perpustakaan.
Masing-masing kelompok menunjuk salah satu anggota kelompok sebagai
ketua atau pimpinan kelompok.
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi , dan membuat 5 pertanyaan
sekaligus jawaban yang akan dipresentasikan dalam bentuk kuis. Masing-
masing anggota kelompok bertanggung jawab menguasai satu materi
pertanyaan dan jawabannya sekaligus menentukan skor jawaban yang
akan muncul dari teman lawan kelompok.
4. Masing-masing ketua kelompok berunding untuk menyepakati mekanisme
permainan kuis, ketentuan–ketentuan yang harus di taati selama
permainan, petunjuk permainan yang ada dibawa ke kelompok masing-
masing.
5. Presentasi kuis dilaksanakan dalam dua termin yaitu termin pertama
kelompok 1 sampai 4 dan termin kedua kelompok 5 sampai 8. Masing-
masing termin diambil kelompok mana yang memperoleh skor tertinggi
dan dinobatkan sebagai pemenang. Dan setiap termin diadakan refleksi.
6. Pemenang kuis termin pertama dan pemenang kuis termin kedua diberi
materi yang berbeda, dan kepada masing-masing kelompok diberi
kesempatan untuk presentasi melalui kuis dalam tatap muka yang lain.
Para ketua kelompok yang lain sebagai pengamat dan penilai dan anggota
yang lain menjadi partisipan sekaligus supporter.
7. Setelah presentasi selesai diadakan penilaian dan penobatan kelompok
terbaik dan secara bersama-sama mengadakan refleksi terakhir. Hasil
refleksi dicatat dalam bentuk rekaman data.
8. Diedarkan kuesioner kepada seluruh siswa untuk diisi sebagai kegiatan
terakhir, dalam rangka memperoleh umpan balik dari kegiatan penggunaan
pendekatan Kuis tim.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab siswa dalam
rangka membangun kerjasama dalam kelompok belajar melalui pendekatan
Kuis Tim sebagai alternative dalam proses pengembangan diri siswa.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam kelompok belajar.
3. Memasyarakatkan metode pembelajaran aktif kuis tim sebagai alternatif dalam
proses pengembangan diri siswa.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Bagi siswa : Meningkatkan tanggungjawab sebagai individu bagian dari
kelompok, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi,
meningkatkan solidaritas kelompok, meningkatkan kerjasama kelompok,
meningkatkan spontanitas menjawab pertanyaan, meningkatkan keberanian
berbuat sesuatu, meningkatkan motivasi bersaing.
Bagi guru : Penelitian ini merupakan pengalaman langsung yang sangat
berharga untuk meningkatkan profesionalisme. Hasil penelitian ini merupakan
sumbangan nyata untuk dikembangkan dimasa yang akan datang sebagai langkah
maju yang berkelanjutan dalam rangka pengembangan profesi guru khususnya
dan peningkatan pembelajaran dalam dunia pendidikan pada umumnya. Melatih
dan membiasakan diri menulis hal yang dilakukan sehari-hari, untuk
mengembangkan manajemen kerja, dan meningkatkan kinerja sebagai insan
pendidikan yang cinta perubahan dan kemajuan.
Bagi sekolah / manajemen sekolah : Penelitian ini membantu untuk
mewujudkan team work yang memiliki tanggungjawab dan dedikasi yang tinggi
di lingkungan sekolah sebagai institusi pendidikan.
Hasil penelitian ini akan menambah referensi untuk peningkatan
profesionalisme guru, dapat digunakan sebagai starting point untuk penelitian
tindakan kelas berikutnya oleh guru BP/BK khususnya dan untuk semuaguru pada
umumnya, dalam upaya peningkatan professional masing-masing bidang yang
diembannya dalam lingkup lembaga SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Sumber datanya adalah siswa kelas III jurusan Akuntansi -1 dengan jumlah 42
siswa yang mengikuti mata pelajaran pengembangan diri dalam bimbingan
penyuluhan. Pertimbangan pemilihan kelas ini adalah didasarkan hasil
pengamatan oleh para guru BP/BK dan wali kelas, bahwa kelas ini terdiri dari
siswa yang berkemampuan bagus tetapi prestasi kerjanya terutama kerja
kelompok cenderung menurun dan kelihatan tidak kompak. Ketika diadakan
wawancara singkat oleh guru BP/BK, siswa cenderung pasif, acuh tak acuh dan
terlihat kurang bersemangat.
G. Definisi Operasional
Pembelajaran aktif Kuis Tim merupakan sebuah metode/ model pedekatan
pembelajaran, dimana siswa belajar bersama saling menyumbangkan pikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun
kelompok serta mempresentasikan hasil belajarnya (Slavin:1991).
Dalam pembelajaran ini siswa bekerja dalam kelompok kecil dimana
masing-masing siswa berpartisipasi pada tugas bersama /kolektif yang telah
disepakati. Para siswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
baik meskipun tanpa pengawasan langsung dari guru.
Untuk meningkatkan semangat bersaing siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka dalam bentuk kuis.
1. Tanggung Jawab adalah mengakui akuntabilitas,pengaruh dan peran akan
terciptanya situasi dimana individu berada. Tanggungjawab adalah suatu
sikap, perilaku menerima konsekwensi dari sebuah perbuatan, yang akan
membawa individu pada perilaku konstruktif yang mengisyaratkan proses
pembentukan (authorship) sikap yang lebih baik dan dapat diterima individu
lain di sekitarnya.( Elizabeth Kubler Ross: 1992).
2. Kelompok balajar adalah beberapa individu dalam jumlah tertentu bergabung
menjadi satu mengadakan kegiatan bersama, memiliki tujuan yang
disepakati bersama dan bergerak menuju arah yang mereka tentukan yang
disebut belajar. (Rosser, 1984 :445. Learning group).
Dari sisi sosial, proses belajar memerlukan interaksi antar komponen-
komponen, aspek-aspek dari lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
JeromeBruner membahas sisi sosial dari proses belajar dalam buku klasiknya
adalah ,Toward Theory of Instruction . Menjelaskan tentang “kebutuhan
mendalam manusia untuk merespon orang lain dan bekerjasama dengan mereka
guna mencapai tujuan,”yang mana hal ini dia sebut resiprositas( hubungan timbal
balik ).
Bruner berpendapat bahwa resiprositas sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kelompok dalam kegiatan belajar.
Dia menulis sebagai berikut: ” Dimana dibutuhkan tindakan bersama ,dan dimana
resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan, disitulah
terdapat proses yang membawa individu kedalam pembelajaran, membimbingnya
untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam pembentukan kelompok”
(Bruner: 1996).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Kuis Tim
Pendekatan kuis tim adalah salah satu bentuk atau bagian dari
pembelajaran aktif yang mengedepankan kegiatan yang menyenangkan ,
menciptakan kreativitas- kreativitas baru, mengutamakan efektifitas dalam belajar,
memobilisasi kelompok secara konsisten.
Belajar aktif adalah mengkaji gagasan, mendiskusikan
gagasan,memecahkan masalah, mengambil kesimpulan dan menerapkan apa yang
dipelajari dengan semangat dan menyenangkan ( Piaget dalam teoribelajar Ratna
Wilis D,1988).
Montessori mengatakan bahwa, siswa akan belajar dengan sangat baik
dari pengalaman konkret yang berlandaskan kegiatan yang menyenangkan dan
berkesan dalam kebersamaan atau kegiatan kelompok yang saling mempengaruhi
dan saling menghargai perbedaan individual serta menghargai beragamnya
kecerdasan.
Belajar aktif melalui pendekatan kuis tim ini memiliki cirri khusus sebagai
berikut:
1. Belajar dimulai dengan suatu topic,
2. Pembentukan tim, untuk mengenal satu sama lain dalam menciptakan
satu kerjasama dan kesalingtergantungan.
3. Pelibatan belajar secara langsung untuk menciptakan minat awal
terhadap pelajaran.
4. Penilaian serentak untuk mempelajari sikap, pengetahuan, dan
pengalaman siswa.Teknik-teknik ini digunakan untuk mendorong
siswa untuk mengambil peran aktif sejak awal.
Teknik yang digunakan sebagai alternative dalam membantu siswa untuk
mendapatkan pengetahuan ,ketrampilan secara aktif adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar satu kelas penuh yang dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil dipimpin oleh guru sebagai stimulator seluruh siswa.
2. Diskusi kelas yang yang mewadahi dialog dan debat tentang
persoalan-persoalan yang muncul dalam presentasi kelompok.
3. Pengajuan pertanyaan oleh siswa dalam rangka meminta penjelasan
atau penguatan konsep pemahaman topic.
4. Kegiatan belajar kolaboratif untuk penyelesaian tugas secara bersama-
sama dalam kelompok kecil.
5. Pengajaran oleh teman sekelas dalam rangka tukar menukar informasi
dan penjajakan pengetahuan dengan sistim among.
6. Kegiatan belajar madiri, yakni aktifitas belajar yang dilakukan di
dalam kelompok tersebut untuk meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap apa yang telah mereka pelajari dan pahami.
7. Kegiatan belajar aktif dan partisipatif, yakni kegiatan yang membantu
siswa dalam memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka
8. Pengembangan ketrampilan,mempelajari dan mempraktekan
ketrampilan baik secara teknis maupun non teknis.
Pengembangan diri melalui pembelajaran aktif kuis tim lebih efektif bila
didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan kondusif ini biasa
disebut lingkungan konstruktivistik dalam pembelajaran.
Jonassen dalam Reigeluth(Ed), 1999: 218 , mengemukakan bahwa
lingkungan belajar konstruktivistik mencakup beberapa factor antara lain:
Kasus-kasus berhubungan, fleksibilitas kognisi, sumber-sumber
informasi, cognitive tools, pemodelan yang dinamis,percakapan dan kolaborasi,
dan dukungan sosial konstektual.
Kasus-kasus berhubungan membantu siswa untuk memahami persoalan-
persoalan secara implisit. Kasus-kasus berhubungan dalam model ini dapat
membantu siswa dalam belajar melalui kondisi yang dapat meningkatkan memori
dan fleksibilitas kognisi siswa.
Dalam konteks pengembangan diri, terdapat hubungan antara peningkatan
tanggung jawab individu,penggunaan model pembelajaran aktif, pengembangan
metode pembelajaran kuis tim dan efektifitas kelompok belajar dalam
kekompakan dalam presentasi.
Fleksibilitas kognisi mempresentasikan materi dalam upaya memahami
kompleksitas yang berkaitan dengan domain pengetahuan. Fleksibilitas kognisi
dapat ditingkatkan melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide-idenya yang menggambarkan pemahamannya terhadap
permasalahan atau materi.
Fleksibilitas kognisi dapat menumbuhkan kreativitas berfikir divergen dalam
mempresentasikan masalah atau topik materi. Dari masalah yang ditetapkan
siswa, siswa dapat mengembangkan lagkah-langkah berikutnya melalui diskusi
kelompok .
Sumber-sumber informasi bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan
wawasan , pemahaman mater, pengambilan keputusan atau pengembangan
alternative-alternatif yangdisepakati dalam kelompok untuk kebaikan bersama.
Cognitive tools, merupakan bantuan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan
unuk menyelesaikan tugas-tugasnya.cognitive tools membantu siswa untuk
mempresentasikan apa yang dipelajarinya, apa yang dipahaminya, atau melakukan
aktifitas berfikir melalui pemberian tugas-tugas.
Pemodelan yang dinamis adalah pengetahuan yang memberikan
cara-cara berfikir dan menganalisis, mengorganisasi dan cara-cara untk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap suatu fenomena. Pemodelan
membantu siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan , “apa yang saya
ketahui”, ‘apa artinya “, “apa manfaatnya”, dan sebagainya. Percakapan
kolaborasi dilakukan dengan diskusi kelompok dalam rangka membahas
permasalahan yang muncul.
Arends (2004) mengungkapkan cirri-ciri utama pembelajaran aktif kuis
tim adalah sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah( Driving question or Problem).
Organisasi bimbingan melalui pengajaran diawalai dengan diawali
dengan pertanyaan atau masalah.
2) Berfokus pada kaitan antar disiplin ilmu(Interdiciplinary focus). Siswa
memecahkan masalah yang dihadapi dengan meninjaunya berdasar
kaitan antarbidang ilmu. Makin general permasalahan, kaitan antar
disiplin semakin tinggi.
3) Penyelidikan Otentik (Authentic Investigation). Melakukan
penyelidikan untuk mencari solusi yang nyata dari masalah
yang nyata. Dalam hal ini sangat diperlukan analisis masalah,
hipotesis, melacak informasi dan sumber, melakukan “eksperimen”,
interpretasi dan menyimpulkan
4) Menghasilkan hasil karya dan memamerkannya( Production of and
exhibits): Membuat hasil karya nyata dalam berbagai bentuk seperti
laporan, model chart, gambar, program dan sebagai dari hasil
pembahasannya. selanjutnya memamerkan dan menyajikannya.
5) Kerjasama ( collaboration). Pada dasarnya pengajaran ini adalah
model pembelajaran kooperatif. Kerjasama yang dimaksud dalam hal
ini adalah kerjasama kelompok untuk mengembangkan ketrampilan
sosial dan ketrampilan berfikir Inkuiri, dialog ,diskusi, dan sebagainya.
Dari berbagai pandangan diatas, dapat diidentifikasi bahwa pengembangan
diri melalui pendekatan pembelajaran aktif kuis tim mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Belajar diawali dengan topic masalah
2. Topik masalah yang dibahas berkaitan erat dengan dunia nyata siswa
3. Mengorganisasikan topic masalah yang dibahas berdasarkan
pengetahuan,pemahaman dan pengalaman, dan bukan dari disiplin ilmu.
4. Memberikan tanggungjawab yang besar kepada siswa untuk membentuk dan
menjalankan cara dan gaya belajar mereka sendiri secara langsung.
5. Menekankan penggunaan kelompok kecil dalam belajar.
6. Mengarahkan dan menuntut siswa untuk mendemonstrasikan atau
mempresentasikan apa yang telah mereka pelajaridalam suatu unjuk kerja atau
produk, kinerja( performance).
7. Menekankan pada proses “belajar untuk belajar” dengan memberikan
tanggungjawab maksimal kepada siswa untuk menentukan proses dan gaya
belajarnya sendiri.
B. Meningkatkan Tanggungjawab Individu dalam Kelompok Belajar
Bertanggungjawab artinya mengakui akuntabilitas, pengaruh dan peran
individu akan terciptanya sebuah situasi dimana individu berada.ini berarti
individu bertanggungjawab terhadap perilakunya,dan menerima sepenuhnya
konsekuensi apapun yang diakibatkan oleh perbuatannya. Tanggungjawab
mengisyaratkan proses pembentukanmakna(Authorship), Tanggungjawab
membawa pada pembebasan pengakuan kebenaran dan tidak melarikan diri dari
kesalahan,dan akan membawa individu untuk melangkah lebih lanjut kepada
kebaikan yang lebih besar.(Elizabeth Kubler dalam Ross , 1989). Tanggung
jawab adalah pelajaran kedewasaan yang utama, individu yang menerima
tanggungjawab berusaha mewujudkan sesuatu dalam situasi tertentu yang
berbeda, dimana individu bisa berbangga karenanya. (Rosser,1984:445)
Bertanggungjawab adalah kesediaan individu menerima sejumlah tugas,
kemudian melaksanakan tugas yang telah disepakati antara pemberi tugas dan
penerima tugas, berkonsultasi kepada pemberi tugas jika menghadapi masalah
atau menemui masalah ketika menjalankan tugasdan melaporkan hasil
pelaksanaan tugas kepada pemberi tugas serta kesanggupan bekerjasama dengan
pemberi tugas demi keberhasilan tugas yang disepakati bersama ( Carl R.
Rogers,1981 :185)
Kelompok belajar adalah berkumpulnya dua individu atau lebih yang
mengadakan aktivitas belajar. ( D. Ausubel, 1992)
Ada lima elemen penting yang harus ada dalam suatu kelompok belajar antara
lain:
1. Interdependent yang positif (perasaan kebersamaan).
2. Interaksi face-to-face atau tatap muka saling mendukung (saling membantu
saling menghargai, memberikan selamat dan merayakan sukses bersama).
3. Tanggungjawab individu dan kelompok (demi keberhasilan pembelajaran)
4. Kemampuan komunikasi antar pribadi dankomunikasi dalamkelompok kecil
( komunikasi, rasa percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan
manajemen serta resolusi konflik ).
5. Pemrosesan secara kelompok ( melakukan refleksi terhadap fungsi dan
kemampuan mereka bekerjasama sebagai suatu kelompok,dan bagaimana
untuk mampu berprestasillebih baik lagi).
Usaha-usaha yang harus diperhatikan agar kelompok belajar lebih efektif:
1. Pengelompokan harus memperhatikan level kemampuan, karakter, style
Belajar, dan heterogenitas agar terjadi pelatihan silang(cross-training).
2. Jumlah anggota kelompok harus desuai dengan materi bahasan dan waktu
pengerjaan. Jumlah ideal anara 3 – 5 orang tiap kelompok.
3. Kelompok belajar harus diterapkan secara konsisten dan sistematik dengan
memperhatikan, stamina individu anggota kelompok, frekuensi, privasi,
Dan daya asimilasi materi pembelajaran setiap individu dalam kelompok .
Ada 3 macam pengelompokan dalam belajar, yaitu:
1. Kelompok Informal
Kelompok ini bersifat sementara, pengelompokan ini hanya digunakan
dalam satu periode pengajaran. Kelompok ini biasanya hanya terdiri dari dua
orang siswa. Tujuan kelompok ini adalah untuk menjelaskan harapan akan hasil
yang ingin dicapai , membantu siswa untuk lebih focus pada materipembelajaran,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa secara lebih mendalam
memproses informasi yang diajarkan atau menyediakan waktu untuk melakukan
pengulangan dan menjangkarkan informasi.
2. Kelompok Formal
Kelompok ini digunakan untuk memastikan bahwa siswa mempunyai
Cukup waktu untuk menyelesaikan cukup waktu untuk menyelesaikan
Suatu tugas dengan baik,kelompok ini bisa bekerja beberapa hari atau bahkan
beberapa minggu tergantung pada tugas yang diberikan kepada meraka.
3. Kelompok Pendukung
Kelompok pendukung adalah pengelompokan dengan tenggang waktu
yang lebih panjang (misalnya satu semester atau satu tahun). Tujuannya adalah
memberi suatu dukungan yang berkelanjutan antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan diatas, langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
kuis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Fase 1 : Pendahuluan
Menjelaskan kepada siswa tentang pengembangan diri melalui
Pembelajaran dengan pendekatan kuis tim yang akan digunakan , dan tujuan
pembelajaran. Target akhir (produk) yang akan dicapai Pada akhir
pembelajaran adalah meningkatnya tanggung jawab indi Vidu dalam
kelompok belajar.
Menetapkan kegiatan siswa, tingkah laku dan interaksi antarsiswa selama
pembelajaran yang diharapkan.
Fase 2: Penyajian Informasi
Guru menyajikan konsep kunci secara verbal dalam bentuk garis besar atau
menggunakan bentuk bahan ajar lainnya.
Berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki siswa diberi tugas untuk
menambah wawasan materi dengan cara studi pustaka.
Fase 3: Mengatur siswa dalam kelompok belajar
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang seimbang
Mengatur peran setiap anggota kelompok dalam kelompoknya
Menetapkan rencana kerja masing-masing kelompok
Fase 4: Membantu siswa bekerja dalam kelompok
Fase 5: Memberikan umpan balik tentang kemajuan kerja
Fase 6 : Membarikan penghargaan terhadap kelompok
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “
penggunaan pendekatan kuis tim untuk meningkatkan tanggungjawab individu
dalam kelompok belajar kelas III Akuntansi -1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
pendekatan kualitatif, sebab penelitian ini dilakukan karena terjadi permasalahan
pembelajaran di kelas. Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara menguji
coba sebuah model pembelajaran yang diamati kemudian direfleksi, dianalisis dan
dilakukan uji coba kembali dari siklus ke siklus berikutnya.
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan
Mc. Taggart (1998) mengadopsi dari Suranto, 2000; 49, model ini menggunakan
sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan,
refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-
ancang pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills GE 200;17,
“Stephen Kemmis has created a well known representation of the action research
spiral …”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan
aktual.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMKN 2 Buduran Sidoarjo kelas
III Akuntansi 1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi : Skenario
pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, lembar pengamatan guru dan satuan
layanan yang diambil dari silabus.
Skenario pembelajaran dibuat sebagai panduan guru agar pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Lembar Kegiatan Siswa
digunakan membuat daftar pertanyaan. Tugas Dari Guru/ Kuis Lembar
Pengamatan/Observasi guru digunakan untuk mengetahui perkembangan
kegiatan/ perubahan tingkah laku siswa. Menurut Waseno (1994 : 17) Proses
penelitian tindakan ini merupakan proses daur ulang mulai dari tahap
perencanaan. Tindakan pengamatan (observasi) dan refleksi (perenungan-
pemikiran evaluatif), berulang sesuai banyaknya siklus.
C . Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2siklus , masing-masing
siklus terdiri dari : penyusunan rencana tindakan ,pelaksanaan
tindakan ,melakukan obsevasi, pembuatan analisis dan refleksi serta membuat
rencana peningkatan(improvement plan) tindakan berikutnya:
SIKLUS I
a. Rencana tindakan 1:
Mengidentifikasi permasalahan,merencanakan penelitian secara
keseluruhan , menyusun desain pembelajaran dan strateginya, menyusun
perangkat pembalajaran, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan
alat/menyusun alat perekam data, menyusun rencana pengolahan data.
b. Pelaksanaan tindakan I dan pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebagai
berikut : melakukan pembelajaran sesuai skenario (persiapan,
penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil), siswa melakukan kegiatan
sesuai langkah-langkah yang terjadi, mengamati kegiatan siswa secara
komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam data yang sudah
disiapkan.
c. Analisis dan Refleksi
Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap data hasil pengamatan,
kemudian sintesis, pemaknaan penjelasan, penyimpulan data dan
informasi yang telah terkumpul. Hasil yang diperoleh berupa temuan
tingkat efektifitas rancangan pembelajaran yang dibuat, dan daftar
permasalahan yang muncul di lapangan, selanjutnya dipakai sebagi dasar
untuk melakukan perencanaan ulang. Setiap aspek memiliki indikator,
Indikator bertanggung jawab adalah : paham dan tanggung jawab terhadap
tugas atau beban yang di emban, melaksanakan tugas dan konsultasi bila
ada masalah dalam melaksanakan tugas, dan melaporkan hasil pelaksanaan
tugas.
SIKLUS II
a. Rencana Tindakan 2
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi perencanaan kegiatan
dengan menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan 2 dan pengamatan
Rincian tindakan sama dengan tindakan 1 ditambah dengan tindakan lain
sebagai pengembangan tindakan I
c. Analisis dan refleksi II
Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil angket awal dengan hasil
angket evaluasi dan lembar pengamatan. Apakah tindakan yang dilakukan
dapat meningkatkan tanggung jawab individu. Hasil analisis dan refleksi
dipergunakan untuk menentukan hasil akhir dari kegiatan pada siklus II.
D. Instrumen Penelitian
a. Instrumen non tes berupa angket
b. Lembar observasi
c. Skenario pembelajaran
d. Satuan layanan
e. Silabus pembelajaran
f. Wawancara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. PAPARAN DATA SIKLUS I
a. Penyusunan Rencana Tindakan I
Persiapan Pelaksanaan Tindakan.
Pada tahap ini yang disiapkan adalah silabus pembelajaran, yang
dikembangkan melalui satuan layanan pembelajaran dan sekenario
pembelajaran. Menyiapkan instrumen pengamatan yang berupa
pedoman observasi dan log book(buku catatan pelaksanaan
penelitian), instrumen penilaian skala sikap. Waktu yang diperlukan
dalam siklus pertama 3 X tatap muka ,masing-masing tatap muka 2 X
45 menit. Tatap muka I: diskusi, tatap muka ke II presentasi kuis tim,
dan tatap muka ke III presentasi kuis tim dan pengisian angket. Tatap
muka I ada 4 kelompok presentasi, masing-,masing kelompok
menggunakan waktu 20 menit. 10 menit terakhir untuk sharing .
Pelaksanaan Tindakan.
Pada pertemuan pertama siklus pertama membagi siswa menjadi
delapan kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 – 6 orang.
Peneliti memaparkan judul materi pengembangan diri yang akan
disajikan dalam pembelajaran kepada siswa dan sekaligus
memperkenalkan metode pembelajaran aktif yang akan digunakan
dalam menyajikan materi tersebut, yaitu metode kuis tim. Peneliti
menjelaskan pada siswa pola pembelajaran tersebut. Adapun yang
harus dilakukan oleh kelompok adalah membagi tugas anggota
kelompok , berdiskusi membahas materi, membuat pertanyaan kuis
dan sekaligus membuat skala penilaiannya. Merencanakan presentasi
masing-masing kelompok dan menyiapkan refleksi tanggapan
kelompok lain. Mengisi angket umpan balik.
Setelah terbentuk kelompok siswa diminta untuk duduk sesuai
kelompoknya untuk membahas materi yang telah dipaparkan oleh
peneliti secara kelompok siswa berdiskusi tentang materi , setiap
anggota kelompok diharuskan membuat pertanyaan kuis dan sekaligus
membuat jawabannya dan bertanggungjawab atas pengembangan
pertanyaan atau jawaban soal kuis tersebut oleh kelompok lain.
Kemudian kelompok menentukan skala skor atas jawaban kelompok
lain dan memilih kelompok mana yang memperoleh skor tertinggi
dalam presentasi itu dan berhak maju untuk presentasi berikutnya.
Melakukan Obsevasi dan Pencatatan data
Pada pertemuan ke dua dilaksanakan presentasi dimulai dengan
undian kelompok. Pada undian tersebut jatuh giliran untuk kelompok
tiga yang dipimpin oleh Miftakhul Ulum. Pada pertemuan kedua ini
direncanakan ada 4 kelompok yang maju presentasi, masing-masing
kelompok memiliki waktu 20 menit untuk presentasi, 10 menit terakhir
digunakan untuk refleksi.Hasil presentasi pertama yaitu penampilan
kelompok III yang diketuai oleh Miftakhul Ulum yang beranggotakan
5 orang menghasilkan lima pertanyaan yang dijadikan kuis, sedangkan
pengumpulan skor berturut-turut sebagai berikut: Kelompok II Ratni
mendapat skor 465, kelompok IVLotusa mendapat skor 315,
kelompok VI Muja mendapat skor 245, kelompok VII Rini mendapat
skor 140 dan kelompok VIII Septi mendapat skor 90, sedangkan dua
kelompok lainnya belum mendapatkan skor. Dengan dimikian
pemenang pada sesson ini adalah kelompok II pimpinan Ratni,
kelompok tersebut berhak memimpin kuis pada sesson kedua.
Demikian seterusnya sampai selesai penampilan presentasi 4
kelompok yang menghabiskan waktu 80 menit. Dari 4 kelompok yang
presentasi tersebut ,secara keseluruhan yang mendapatkan skor
tertinggi adalah kelompok II yaitu pimpinan Ratni mendapat skor 465.
Pembuatan Analisis dan Refleksi
Pada akhir sesson diadakan refleksi untuk melihat pengalaman
secara individu maupun kelompok dalam perencanaan, pembuatan dan
pelaksanaan kuis tahap pertama. Peneliti bertanya kepada para siswa: “
apa yang kalian rasakan selama bekerja secara kelompok dalam
membuat kuis dan mempresentasikannya”?
Dari pertanyaan itu ditemukan beberapa jawaban yang antara lain
adalah: 11 siswa merasa kesulitan dalam mebuat pertanyaan dan
jawabannya, 6 bingung,4 siswa penasaran ,5 siswa kurang mengerti
istilah dalam materi, 4 siswa merasa kesulitan menentukan scor
jawaban, 8 siswa menyatakan waktunya terlalu sedikit, 3 siswa
mengatakan kemampuan anggota kelompok tidak merata atau
seimbang, yang lainnya tidak berpendapat. Pada kelompok yang yang
belum aktif, peneliti memberi pertanyaan sebagai berikut:” Mengapa
kalian belum mendapatkan skor?”
Dari pertanyaan tersebut didapatkan jawaban sebagai berikut: kalah
duluan mengacungkan tangan, Susah menyusun kalimat jawaban,
Pandangan pemimpin presentasi tidak merata,anggota kelompok
terlalu pendiam,takut jawabannya diserang disanggah,yang ditunjuk
untuk menjawab itu-itu saja padahal sudah ngacung duluan, anggota
kelompok terlalu lamban, kelompok tidak/ kurang menguasai
materi,anggota kelompok susah diajak aktif.
Pada individu yang belum aktif, Peneliti memberi pertanyaan sebagai
berikut :
“Mengapa kalian tidak berpartisipasi “?
Dari pertanyaan tersebut didapatkan jawaban sebagai berikut : Merasa
asing dengan materi ini, banyak istilah yang tidak dimengerti, geli
dengan masalah-masalah yang dibahas, malu mau bertanya tentang
masalah yang dibahas, merasa kuper ketika membahas materi,kurang
akrab dengan anggota kelompok yang lain sehingga kurang bisa
terbuka kepada teman-teman, pendidikan sek itu tabu untuk dibahas,
takut dinilai jelek oleh teman-teman,khawatir rahasianya terbuka,tidak
sepantasnya materi ini dibahas dikelas,Gengsi, kalau jawabannya
dianggap tidak berbobot, Dan sebagainya.
Peneliti merangkum hasil refleksi ini dan mempersiapkan untuk
penampilan presentasi kelompok berikutnya pada tatap muka ketiga
atau terakhir pada siklus pertama ini. Hasil rangkuman di
komunikasikan kepada siswa untuk menjadi catatan pada pertemuan
yang akan datang.
Pada pertemuan ke tiga siklus pertama digunakan untuk presentasi
4 kelompok yaitu kelompok V ,VI, VII, VIII.Pelaksanaan sama
dengan pertemuan sebelumnya. Giliran pertama jatuh pada kelompok
VIII dan secara berturut-turut adalah kelompok VI, V dan Terakhir
kelompok VII. Pada sesson ini peneliti dibantu oleh guru-guru PPL
UNESA sebagai pengamat jalannya diskusi dan presentasi. Pada
tatapmuka ini yang mendapatkan skor tertinggi adalah kelompok VI
dengan skor 425.
Pada akhir pertemuan ini refleksi hanya dilaksanakan lebih kurang
tiga menit, karena penampilan presentasi cenderung mundur dari
waktu yang telah ditentukan. Materi bahasan berkembang meluas
sejalan dengan bertambahnya pengetahuan siswa. Dan pada
penampilan masing-masing kelompok terdapat banyak kemajuan
dibandingkan dengan sesson pertama, misalnya: Keaktifan anggota
kelompok relatif merata, kekompakan kelompok cenderung
meningkat, keberanian mengemukakan pendapat meningkat, arus
kerjasama lebih stabil,pembagian tugas dalam kelompok lebih jelas,
individu lebih bertanggungjawab dalam meyusun pertanyaan dan
jawaban,pemberian skor oleh kelompok lebih obyektif, pertanyaan
yang disusun lebih berbobot, dan sebagainya.
b. Hasil belajar
Hasil belajar pada siklus pertama diperoleh nilai dari dua bidang
yaitu (1) Nilai presentasi dan (2) nilai tugas pembuatan soal kuis. Masing-
masing tugas dinilai secara individu maupun kelompok. Rekaman nilai
siswa digambarkan pada tabel dalam lampiran. Aspek-aspek yang dinilai
dalam presentasi adalahsebagai berikut: kekompakan, sistematika
penyajian, partisipasi anggota,pemerataan tugas anggota,spontanitas
menjawab pertanyaan, bobot jawaban dari pertanyaan yang dibuat,
tanggungjawab dalam memandu kuis, tanggungjawab dalam kelompok
baik sebagai anggota maupun sebagai ketua, keberanian mengutarakan
pendapat, semangat bersaing antar teman kelompok, ketepatan waktu
presentasi, antara pertanyaan dan jawaban yang dibuat, ketepatan waktu
penyelesaian tugas, kesesuaian materi kuis, dan sebagainya.
c. Refleksi
Berdasarkan paparan proses pembelajaran dan hasil belajar yang
diperoleh pada siklus I diketahui bahwa sebagian besar siswa perlu
dimotivasi untuk berani mengutarakan pendapat dalam diskusi, menerima
saran dari kelompok /oranglain, membangkitkaan spontanitas dan
mengatur diskusi supaya terjadi komunikasi multi arah, presentasi adalah
hasil diskusi kelompok secara intensif. Siswa perlu dorongan untuk aktif
bekerja baik secara individual maupun kelompok. Perlu dibiasakan bekerja
secara tim yang saling mendukung.
Hasil kerjasama yang ditampilkan oleh kelompok sangat
bervariasi, hasil kerja individu juga sangat bervariasi, hal ini sangat di
pengarui oleh beberapa faktor antara lain : situasi dan kondisi bulan puasa,
keadaan siswa, kemampuan siswa, pemahaman siswa terhadap materi dan
pemahaman siswa terhadap aspek komunikasi kelompok, serta kecocokan
dan kekompakan kelompok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini dapat
membantu siswa untuk meningkatkan tanggungjawab dan kerjasama baik
secara individu maupun kelompok.
d. Upaya Perbaikan Untuk Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, perlu adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran akan dilakukan dengan cara
meningkatkan pembelajaran aktif Kuis Tim pada sisi kooperatifnya,
sistematikanya dan pengembangan materinya. Usaha yang akan dilakukan
adalah pemberian materi seminggu sebelum presentasi.
2. PAPARAN DATA SIKLUS II
a. Penyusunan Rencana Tindakan II
Persiapan Pelaksanaan Tindakan II
Pada tahap ini yang disiapkan adalah silabus pembelajaran, yang
dikembangkan melalui satuan layanan pembelajaran dan sekenario
pembelajaran. Menyiapkan instrumen pengamatan yang berupa
pedoman observasi dan log book (buku catatan pelaksanaan
penelitian), instrumen penilaian skala sikap. Waktu yang diperlukan
dalam siklus pertama 3 X tatap muka, masing-masing tatap muka 2 X
45 menit. Tatap muka I: diskusi, tatap muka ke II presentasi kuis tim,
dan tatap muka ke III presentasi kuis tim dan pengisian angket. Tatap
muka I ada 4 kelompok presentasi, masing-,masing kelompok
menggunakan waktu 20 menit, 10 menit terakhir untuk sharing.
Pada bulan oktober minggu pertama dibagikan modul materi
pembelajaran kepada masing-masing kelompok, dari kelompok satu
sampai kelompok delapan dengan penyebaran sebagai berikut:
Kelompok I : Septi Ika Virlinawati
Kelompok II : Nur Hida Irawati
KelompokIII : Miftakhul Ulum
Kelompok IV : LotusaMaylinda P.
Kelompok V : Ratni Siswanti
KelompokVI : Puput Purwanti
Kelompok VII : Siti Mujamaroh
Kelompok VIII : Rini Purwoningsih
Pada pertemuan atau tatap muka pertama selama sembilan puluh
menit siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi menyusun pertanyaan
kuis sekaligus membuat jawaban dari pertanyaan yang telah mereka
buat secara kelompok. Masing-masing kelompok membuat pertanyaan
kuis sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Masing-masing anggota
kelompok bertanggungjawab atas satu pertanyaan, jawaban, dan
kemungkinan pengembangan diskusi atas pertanyaan tersebut.
Peneliti bertindak sebagai fasilitator pada pertemuan tersebut,
mendampingi,membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi sampai
selesai.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pada pertemuan pertama ini diambil kesepakatan bahwa pada tatap
muka kedua ada 4 kelompok yang maju untuk presentasi kuis, dan 4
kelompok berikutnya maju presentasi pada tatap muka ke tiga. Setelah
tatap muka ke tiga selesai akan diadakan refleksi dan pengisian angket
untuk mendapatkan umpan balik pelaksana an pembelajaran aktif kuis
tim.
Pada tatap muka kedua dilakukan presentasi kuis dengan cara
mengadakan undian untuk menentukan kelompok mana yang akan
maju pertama kalinya. Dari undian tersebut ternyata yang maju adalah
kelompok VII yang dipimpin oleh Siti Mujamaroh. Masing-masing
kelompok memiliki waktu 20 menit untuk menyajikan kuisnya. Dari
penyajian kelompok VII ini yang mendapatkan nilai tertinggi secara
berturut-turut adalah : Kelompok IV mendapat nilai 550, kelompok III
520, kelompok I 480, kelompok II 470, kelompok VIII 410, kelompok
VI 405, kelompok V390. Dengan demikian yang akan maju pada kuis
kedua adalah kelompok IV sebagai pemimpin kuis.
Penampilan kedua adalah kelompok IV, dan kelompok VII sebagai
pendukung diskusi , jika mendapatkan nilai tertinggi tidak tampil
kembali , tetapi penampilan diambilkan dari nilai tertinggi
dibawahnya. Pada penampilan kedua ini secara berturut-turut adalah
kelompok V 475, kelompok I 460,kelompok VII 440, KelompokVIII
435, kelompok VI 425, kelompok II 400,kelompok III 390, dengan
demikian yang maju pada babak kuis ke tiga adalah kelompok V.
Pada penampilan kelompok V, perolehan skor secara berturut -
turut adalah kelompok VIII 530, kelompok VI 505, kelompok I 495,
kelompok III 475, Kelompok VII 455, kelom pok IV 430 , kelompok
II 405.
Penampilan ke empat jatuh pada kelompok VIII. Perolehan skor
secara berturut turut yaitu kelompok III 465, kelompok II 450,
kelompok VI 435, Kelompok IV 420, kelompok VII 400, kelompok V
360 , kelompok I 235.
Tatap muka ke dua telah berakhir, pada akhir pertemuan
diberitahukan kepada seluruh siswa bahwa, kelompok yang
mengumpulkan skor tertinggi akan mendapatkan reward. Penampilan
kelompok selanjutnya akan diteruskan pada pertemuan atau tatapmuka
ke tiga. Tatap muka ke tiga dilaksanakan pada hari senin,30 Oktober
2006 jam ke III. Pada tatap muka ke tiga ini direncanakan
menggunakan waktu 90 menit, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
presentasi kuis 80 menit untuk empat kelompok, masing-masing
kelompok 20 menit,10 menit terakhir digunakan untuk refleksi terakhir
dan mengisi angket umpan balik pelaksanaan kuis.
Presentasi pertama pada sesion ini adalah kelompok III,
padapenampilan kelompok ini perolehan skor secara berturut- turut
adalah:
Kelompok II 470, kelompok III 425, kelompok VI 425, kelompok V
420, kelompok VIII 420, kelompok I 410. dan kelompok IV 400. Pada
presentasi kali ini perolehan nilai ada persaingan cukup ketat
dikarenakan siswa termotivasi untuk mendapatkan reward.
Penampilan selanjutnya adalah kelompok II. Pada presentasi kali
ini secara berturut-turut perolehan nilainya adalah sebagai berikut:
kelompok IV 470. kelompok VI 455, kelompok V 450, kelompok III
425, kelompokVII 425, kelompok I 410, kelompok VIII 405.
Berhubung skor tertinggi diperoleh kelompok IV yang sudah
presentasi maka kesempatan pada ranking bawahnya yaitu kelompok
VI. Selanjutnya perolehan nilai pada presentasi kelompok VI sebagai
berikut : kelompok III 450. kelompok IV 430, kelompok VII 425.
kelompok V 415, kelompok II 415. kelompok I 410, kelompok VIII
400.
Penampilan berikutnya kelompok II, perolehan skor pada
presentasi kelompok ini adalah kelompok III : 455, kelompok IV : 450,
kelompok VII : 435, kelompok I : 425 Kelompok VIII : 415, kelompok
VI : 410, kelompok V : 400.
Penampilan terakhir adalah kelompok I. Pada presentasi kelompok
ini relatif menggunakan waktu lebih cepat karena ada beberapa
pertanyaan kuis yang sudah terjawab pada session sebelumnya. Dan
pada presentasi terakhir cukup heboh karena masing-masing kelompok
berebut memperoleh skor, sehingga pemberi pertanyaan merasa
bingung kelompok mana yang tunjukjari lebih dulu untuk menjaab
pertanyaan. Namun demikian bisa diatasi dengan cara pendampingan
kelompok oleh para guru PPL yang membantu peneliti dalam
pelaksanaan kuis tersebut. Perolehan nilai pada presentasi terakhir
adalah sebagai berikut: Kelompok IV 460, kelompok III 450,
kelompok VII 435, kelompok II 425, kelompok V 420, kelompok VI
405, kelompok VIII 390.
Presentasi kelompok telah selesai dilakukan , kegiatan berikutnya
adalah refleksi kegiatan untuk siklus ke II dan dilanjutkan dengan
pengisian angket umpan balik kegiatan. Untuk tatap muka ketiga atau
terakhir waktunya mundur 15 menit, karena diskusi berkembang
melebar.
c. Observasi dan Pencatatan Data Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus kedua diperoleh nilai dari dua bidang
yaitu (1) Nilai presentasi dan (2) nilai tugas pembuatan soal
kuis .Masing-masing tugas dinilai secara individu maupun kelompok.
Rekaman nilai siswa digambarkan pada tabel dalam lampiran. Aspek-
aspek yang dinilai dalam presentasi adalahsebagai berikut:
Kekompakan,sistematika penyajian, partisipasi anggota, pemerataan
tugas anggota, spontanitas menjawab pertanyaan, bobot jawaban dari
pertanyaan yang dibuat, tanggungjawab dalam memandu kuis,
tanggungjawab dalam kelompok baik sebagai anggota maupun sebagai
ketua,keberanian mengutarakan pendapat, semangat bersaing antar
teman kelompok,ketepatan waktu presentasi.
Sedangkan aspek yang termasuk dalam penilaian tugas adalah:
kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban yang dibuat, ketepatan
waktu penyelesaian tugas, kesesuaian materi kuis, dan sebagainya.
c. Analisis dan Refleksi
Pada siklus kedua, kualitas proses dan hasil belajar siswa
menunjukan kecenderungan kearah lebih baik dibandingkan pada
siklus pertama. Walaupun demikian masih perlu perbaikan dalam hal
tanggungjawab dalam kelompok belajar. Aspek ini merupakan bagian
yang sangat penting dalam proses pengembangan diri siswa, terutama
pada penyelesaian tugas –tugas kelompok menjelang project work
tugas akhir di kelas III .
d. Upaya Perbaikan Untuk Selanjutnya
Pemantapan implementasi model pembelajaran aktif kuis tim
perlu diadakan pada siklus berikutnya dengan cara merekam dengan
vidio syuting, kemudian siswa mengamati rekaman tersebut bersama-
sama. setelah mengamati ,membuat perbandingan antara sebelum
diterapkannya pembelajaran kuis tim dan sesudah diterapkannya
metode pembelajaran aktif kuis tim tersebut agar bisa melihat secara
obyektif peningkatan tanggung jawab dalam kelompok belajar
terhadap masing-masing individu. Mengamati secara bersama-sama
akan membawa dampak positif terhadap pemahaman diri individu
maupun pemahaman kelompok dalam rangka pengembangan diri
masing-masing individu maupun kelompok. Refleksi semacam ini
sangat diperlukan untuk membangun, menu m buhkembangkan rasa
tanggungjawab siswa dalam kolaborasi kelompok belajar. Refleksi
dengan pengamatan bersama akan lebih menyenangkan, karena siswa
saling mengoreksi diri mereka masing-masing sambil membahas
dengan peneliti sebagai guru pembimbing mereka.
B. PEMBAHASAN HASIL PEMBELAJARAN
Paparan pada proses pembelajaran dua siklus yang dilakukan tersebut
menunjukan bahwa penggunaan pendekatan metode pembelajaran aktif kuis tim
telah dapat meningkatkan tanggungjawab individu dalam kelompok belajar. Siswa
dapat secara aktif berpartisipasi dalam merancang, merencanakan,menyiapkan ,
melaksanakan ,menilai, mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan suasana
yang lebih menyenangkan ( joyfull learning) . Keterlibatan secara langsung dan
menyenangkan ini merupakan pengalaman kebermaknaan hidup dalam belajar,
baik makna yang dirumuskan maupun makna yang dihayati (reference and sense
of meaning) .Siswa lebih termotivasi untuk berusaha secara bersama-sama dalam
mengumpulkan informasi, berdiskusi, berlatih, berkonsulasi, presentasi dalam
kelompok belajar. ( kooperative and kolaborative learning). Semangat bersaing
secara sehat akan terbentuk melalui kegiatan kelompok belajar semacam ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran aktif kuis tim dapat
meningkatkan tanggung jawab individu dalam kelompok belajar. Peningkatan
tanggung jawab tersebut dapat diamati atau diketahui melalui partisipasi siswa
dalam kelompok, keaktifan siswa dalam diskusi, keberanian mempertahankan
pendapat, keberanian dalam presentasi, motivasi penyelesaian tugas yang tinggi,
kemampuan bersaing, peningkatan rasa percaya diri siswa. Sedangkan indikator
peningkatan tanggung jawab tersebut dapat dilihat dari makin meningkatnya
kualitas penyelesaian tugas dan unjuk kerja siswa.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa model
pembelajaran aktif kuis tim perlu dilaksanakan secara optimal pada mata pelajaran
yang lain. Penggunaan pembelajaran model aktif ini dapat di gunakan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara akademis. Pada umumnya dan
proses pengembangan diri pada khususnya.
Penelitian ini perlu diteruskan agar ada kesinambungan peningkatan
kegiatan (Continual Improvement) dalam kegiatan pembelajaran dan dalam
peningkatan aspek kepribadian, pengembangan aspek-aspek individu yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M., Wikandari, Prima, R., Sugiarto. 1998. Pendekatan – pendekatan
Konstruktivis dalam Pembelajaran.
Surabaya, IKIP Surabaya
Semiawan, C 1987, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan
Siswa Dalam Belajaran.
Jakarta, PT Gramedia
Silberman L Manvil, 1996. Active Learning, Bandung PT. Nusa Media Arikunto,
S. 1998 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta, PT Rineka Cipta
Slavin, R.E. 1986. Learning Together, VII/002. Summer 1986 1-7
America, American Educator
Tim Peneliti Proyek PGSM, 1999 Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Winkel, W.S. 1999, Psikologi Pengajaran (Edisi Revisi),
Jakarta, Grasindo
LAMPIRAN 1.
PEDOMAN PEMBUATAN ANGKET
No Pertanyaan
Mengukur TentangPenggunaan Metode Kuis Tim Terhadap
1 PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
2 Peningkatan motivasi belajar
3 Membangun kerjasama dalam belajar
4 Pembelajaran yang menyenangkan (Toyfull Learning)
5 Peningkatan tanggung jawab individu
6 Peningkatan semangat bersaing
7 Peningkatan tanggung jawab pribadi
8 Peningkatan tanggung jawab terhadap kelompok
9 Peningkatan toleransi dalam kelompok
10 Kekompakan dalam kelompok
LAMPIRAN 2.
ANGKET KUIS TIM
1. Metode Kuis Tim ini sangat menyenangkan bagi andaa. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
2. Pembelajaran melalui Kuis Tim memotivasi anda untuk belajar lebih semangat
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
3. Metode Kuis Tim sangat membangun kebersamaan dalam belajara. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
4. Metode kuis tim membuat belajar dalam suasana kelas menjadi lebih hidupa. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
5. Melalui pembelajaran Kuis Tim bisa meningkatkan tanggungjawab individu pada pemahaman materi
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
6. Melalui pembelajaran Kuis Tim bisa meningkatkan semangat bersaing yang sangat sehat
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
7. Metode Kuis Tim dapat meningkatkan tanggungjawab secara pribadia. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
8. Metode Kuis Tim meningkatkan tanggungjawab secara kelompoka. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
9. Metode Kuis Tim meningkatkan pemahaman masing-masing pribadi anggota
kelompoka. Sangat setuju c. Ragu-ragu b. Setuju d. Tidak Setuju
10. Metode Kuis Tim membangun kekompakan dalam kelompoka. Sangat setuju c. Ragu-ragu
b. Setuju d. Tidak Setuju11. LAMPIRAN 3.
HASIL PERHITUNGAN ANGKET
NO NAMA SISWA ITEM ANGKET JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ARIYANI INDAYANI 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 282 CITRA RIZKI A 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 293 DEVI DWI PRIYANTI 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 314 DEWI FITRIANA 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 315 DIAN PUSPITASARI 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 326 DINI OCTAVIYANTI 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 307 DWI ANDARI 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 328 EFA YULIANA 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 269 EKY SETYANI 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 30
10 ENDANG SUCI R 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2711 FIFIN APRILIA 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2912 INDRI SUKMAWATI 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2413 IRMA RAHAYU 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3414 ISNAWATUL R 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3715 KHOIRUN NISAK 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3016 KHOLIFATUL F 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3017 LISA AFRIYANTI 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2718 LOTUSA MAY L.P 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3119 MAMIK PRATIWI N 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2620 MAULIADARA 3 3 2 4 3 4 3 1 3 3 2921 MIFTAKHUL ULUM 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3022 MIRA NURMASARI 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2923 NANIK SRI WAHYUNI 3 4 3 3 2 3 1 2 4 2 2724 NUR AINI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3125 NUR FADILAH 1 4 4 1 3 1 4 1 3 3 2526 NUR HIDA IRAWATI 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2727 PUJI RAHAYU 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3628 PUPUT PURWANTI 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2829 RATIH ELYA A 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2830 RATNI SISWATI 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3231 RINI PURWO N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3032 RISCA HANDAYANI 1 2 3 2 2 3 2 1 3 1 2033 SEPTI IKA V 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3134 SITI IMROATUN N 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2935 SITI MUJAMAROH 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3536 SUCI NURHAYATI 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3137 SUSI INDRAWATI 4 1 3 1 4 1 4 2 4 2 2638 SUWAIBAH 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3039 TRI LESTARI 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2440 TRI RETNOWATI 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3141 ULFA CHASANAH 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3342 UPI OKTAVIANI 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 37
134 133 129 131 115 124 119 113 119 126 1243
LAMPIRAN 4.
HASIL ANALISA DATAPELANCARAN ANGKET
Pertanyaan Nomor
Pendapat SiswaSangat Setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Total
1 12 28 - 2 422 13 24 4 1 423 4 37 1 - 424 12 25 3 2 425 3 25 14 - 426 10 23 8 1 427 5 26 10 1 428 5 22 12 3 429 7 21 14 - 4210 9 25 7 1 42
Jumlah 80 256 73 11 420
LAMPIRAN 5.
HASIL PENSKORAN KUIS
SIKLUS I
Penampilan Kelompok
Skor JumlahI II III IV V VI VII VIII
I 425 450 460 420 405 435 390 2985II 410 425 470 450 455 425 405 3040III 410 470 400 420 425 425 420 2970IV 460 400 390 475 425 440 435 3025V 495 405 475 430 505 455 530 3295VI 410 415 450 430 415 425 400 2945VII 480 470 520 550 390 405 410 3225VIII 235 450 465 420 360 435 400 2765
Jumlah 2900 3035 3175 3160 2930 3055 3005 2990
HASIL PENSKORAN KUIS
SIKLUS II
Penampilan Kelompok
Skor JumlahI II III IV V VI VII VIII
I 425 450 460 420 405 435 390 2985II 410 425 470 450 455 425 405 3040III 410 470 400 420 425 425 420 2970IV 460 400 390 475 425 440 435 3025V 495 405 475 430 505 455 530 3295VI 410 415 450 430 415 425 400 2945VII 480 470 520 550 390 405 410 3225VIII 235 450 465 420 360 435 400 2765
Jumlah 2900 3035 3175 3160 2930 3055 3005 2990