Laporan Tutorial Modul 4
-
Upload
tiiara-pratiwii -
Category
Documents
-
view
54 -
download
11
Transcript of Laporan Tutorial Modul 4
SKENARIO
Bima 5 bulan dibawa mamanya ke poli anak RSUD karena demam, oleh
dokter diperiksa dan tidak ditemukan kelainan apapun selain suhu yang meningkat
menjadi 37,2 c. Menurut mamanya kemaren bima baru mendapat imunisasi DPT
dari Posyandu.
I. KATA SULIT
a. Imunisasi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seserorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga nila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit.
b. DPT ( Difetri , Pertusis dan Tetanus )
Diferti merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria. Bersifat ganas, mudah menular dan
menyerang terutama saluran napas bagian atas. Pertusis, suatu penyakit
yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Kuman ini
mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi
rendah sehingga bila terjadi sedikit serangan saja rangsangannya akan
terjadi batuk yang hebat dan lama. Tetanus, penyakit yang disebabkan
oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Bersifat anaerob, dapat hidup pada
lingkungan yang tidak terdapat zat asam ( oksigen ).
II. KATA KUNCI
1. Bima 5 bulan dibawa mamanya ke poli anak klinik RSUD karena demam.
2. Setelah diperiksa tidak ditemukan apapun selain suhu tubuh yang
meningkat 37, 20 C.
3. Kemarin Bima baru mendapat imunisasi DPT.
III. KUNCI PERMASALAHAN
Bima 5 bulan mengalami peningkatan suhu tubuh setelah kemarin
mendapat imunisasi DPT.
IV. ANALISIS MASALAH
1. Mengapa Bima mengalami peningkatan suhu tubuh setelah mendapatkan
imunisasi DPT?
2. Apa kandungan Imunisasi DPT sehingga meningkatkan suhu tubuh?
3. Apa efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi DPT?
4. Mengapa Bima 5 bulan harus mendapat imunisasi DPT?
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Imunisasi Dasar
VI. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Definisi Imunisasi
2. Fungsi Imunisasi
3. Jenis-Jenis Imunisasi Dasar
4. Tata cara Imunisasi Dasar
Pemberian Dosis
Cara Pemberian
Letak dan Cara Penyuntikan
Jadwal Pemberian
5. Mekanisme Imunisasi
6. Kontra Indikasi Imunisasi Dasar
7. Efek Samping dan Penatalaksanaan Efek samping Imunisasi Dasar
VII. MIND MAPPING
IMUNISASI DASARMACAM – MACAM
MEKANISME
DEFINISI
TATA CARA
FUNGSI
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
PENATALAKSANAAN
EFEK SAMPING
JENIS-JENIS
PEMBAHASAN
1. Definisi Imunisasi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seserorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga nila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit.
2. Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu :
a. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya system imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh
imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi
aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu
- Vaksin
- Pengawet, stabilisator atau antibiotic
- Adjuvan
b. Imunisasi Pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat immunoglobulin. Contoh : penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh
lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi
tersebut menerima berbagai jenis antibody dari ibunya melalui darah,
plasenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap campak.
3. Macam-macam Imunisasi Dasar
- Imunisasi BCG
- Imunisasi Hepatitis B
- Polio
- DPT
- Campak
4. Fungsi imunisasi
- Imunisasi BCG
untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab
terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
- imunisasi hepatitis B
untuk mencegah ter jadinya penyakit hepatitis
- imunsasi polio
untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anak
- imunisasi DPT
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusi, dan tetanus
- imunisasi campak
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena
termasuk penyakit menular
5. Tata cara Pemberian Imunisasi Dasar
Pemberian Dosis
Vaksin Dosis Cara Pemberian
BCG 0,05 ccIntra cutan di daerah muskulusdeltoideus
DPT 0,5 cc Intra muscular
Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular
Polio 2 Tetes Mulut
Campak 0,5 ccSubkutan daerah lengan kiri atas intra muskular
Cara Pemberian
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan megikuti tatacara sbb :
- Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan
resiko apabila tidak divakisnasi
- Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan
secepatnya, bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan
- Baca dengan teliti informasi tentang produk ( vaksin ) yang
akan diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan orang
tua. Melkukan Tanya jawab dengan orangtua atau pengasuhnya
sebelum melakukan vaksinasi
- Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin
yang akan dibeerikan
- Periksa identitas penerima vaksin dan berikan anti pireutik bila
perlu
- Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah
disimpan dengan baik
- Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah tampak tanda-
tanda perubahan, periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal
istimewa, misalnya perubahan warna yang menunjukkan
kerusakan
- Yakin bahwa vaksin tersebut diberikan sesuai jadwal dan
ditawarkan pula vaksinasi lain untuk mengejar imunisasi
tertinggal yang diperlukan
- Berikan vaksin dengan teknik yang benar, mengenai pemilihan
jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikkan dan
posisi bayi / anak penerima vaksin
- Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal sebagai berikut :
Berikanlah petunjuk ( sebaiknya tertulis ) kepada orang
tua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam
kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat
Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam
catatan klinis
o Letak Penyuntikan
Penyuntikkan subkutan
Umur Tempat Ukuran Jarum
Bayi (0-12bln)Paha daerah anterolateral
Jarum 5/8’ – ¾’Semprit no. 23-25
1-3 th
Paha daerah anterolateral atau
daerah lateral lengan atas
Jarum 5/8’ – ¾’Semprit no. 23-25
3 thDaerah lateral lengan
atasJarum 5/8’ – ¾’
Semprit no. 23-25
Perhatikan untuk suntikan subkutan
a. Arah jarum 45 derajat terhadap kulit
b. Cubit tebal untuk suntikkan subkutan
c. Asrirasi semprit sebelum vaksinasi disuntikkan
d. Untuk suntikkan multiple diberikan pada bagian ektremitas
berbeda
Penyuntikkan intramuscular
Umur Tempat Ukuran jarum
Bayi (0-12bln)
Otot vastus lateralis pada daerah antero
lateralJarum 7/8” – 1”
1-3 th
Otot vastus lateralis pada paha antero
lateral sampai masa otot deltoid cukup
besar ( pada umumnya umur 3 th)
Jarum 5/8” – 1/4” ( 5/8” untuk suntikkan deltoid
umur 12 – 15 bulanSemprit no 22-25
3 thOtot deltoid, dibawah
acromionJarum 1”-1 ¼”
Semprit no 22-25
Perhatikan untuk suntikan intramuscular
- Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
- Suntikkan dengan arah jarum 80-90”, lakukam dengan cepat
- Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan
telunjuk saat jarum ditusukkan
- Aspirasi semprit sebelumsebelum vaksin disuntikkan.
- Untuk suntikkan multiple diberikan pada abgian ektremitas
yang berbeda
o Dosis dan Cara Pemberian imunisasi
Vaksin DosisJumlah
pemberian
IntervalWaktu
pemberianCara
pemberian
BCG 0.05 cc 1 kali 0-11 bln Intrakutan
DPT 0.5 cc 3 kali 4 minggu 2-11 bln Intramuscular
Hepatitis B
0.5 cc 3 kali 4 minggu 0-11 blnIntramuscular
pada paha bagian luar
Polio 2 tetes 4 kali 4 minggu 0-11 bln Mulut
Campak 0.5 cc 1 kali 9-11 bln intramuskular
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar (2011-2012)
6. Mekanisme Imunisasi
Secara alamiah tubuh sudah memiliki pertahanan terhadap berbagai
kuman yang masuk. Pertahanan tubuh tersebut meliputi pertahanan
nonspesifik dan pertahanan spesifik . Mekanisme pertahanan
tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik, seperti
komplemen dan magrofak. Komplemen dan magrofag ini yang
akan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk kedalam
tubuh (sebelum itu ada mekanisme pertahanan fisik berupa kulit,
selaput lendir, dan lain-lain). Setelah itu kuman harus menghadapi
pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik yang
terdiri atas sistem pertahan system humoral dan seluler. Pertahanan
tubuh humoral dilakukan oleh sel limfosit B dan hanya dapat
bereaksi apabila mikroorganisme sampai di cairan tubuh. System
pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut yang
disebut immunoglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD). System
pertahanan tubuh dilakukan oleh limfosit T dan bereaksi apabila
virus menempel pada sel. Dalam pertahanan tubuh yang spesifik
terutama sel B, selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang
disebut cell memory. Sel ini akan berguna dan sangat cepat
bereaksi apabila ada kuman yang sudah pernah masuk kedalam
tubuh. Kondisi inilah yang digunakan dalam prinsip imunisasi.
7. Kontra Indikasi Imunisasi Dasar
Kontra Indikasi
Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3 yaitu :
- Anafilaksis yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap
dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari
38 c merupakan kontra indikasi pemberian DPT atau HB1 dan
Campak.
- Jangan berikan vaksin BCG kepada byi yang menunjukkan tanda-
tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain diberikan.
- Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi
kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan di berikan vaksin, tetapi
mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat.
Penanganan bagi bayi yang mengalami kondisi sakit, sebaiknya tetap
diberikan imunisasi :
1. Pada bayi yang mengalami alergi atau asma imunisasi masih bias
diberikan. Kecuali jika alergi terhadap komponen khusus terhadap
vaksin.
2. Infeksi saluran pernafasan atau diare dengan sushu dibawah 38 c.
3. Riwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan setelah
imunisasi.
4. Pengobatan antibiotik
5. Dugaan Infeksi HIV atau positif HIV tanpa menunjukkan tanda-tanda
AIDS, jika menunjukkan tanda-tanda kecuali imunisasi BCG
imunisasi yang lain tetap berlaku.
6. Anak diberi ASI
7. Pemberian imunisasi pada bayi yang sakit kronis
8. Kurang gizi sebelum atau pasca operasi
9. Bayi yang prematur
8. Efek Samping dan Penatalaksanaan Efek samping Imunisasi Dasar
Jenis Imunisasi Efek Samping Penatalaksanaan
BCG
Timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menja di pustula, kemudian pecah menjadi luka.
Apabila terjadi demam dapat diberikan antipiretik atau apabila dapat digunakan asetaminofen atau konsultasi ke dokter
DPTPembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam.
CampakDemam ringan dan kemerahan selama 3 hari.
PolioParalisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
Hepatitis BKemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan.
Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu kesehatan Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta :
Nuha Medika
www.mayoclinic.com