Laporan Tutorial Modul 4

20
SKENARIO Bima 5 bulan dibawa mamanya ke poli anak RSUD karena demam, oleh dokter diperiksa dan tidak ditemukan kelainan apapun selain suhu yang meningkat menjadi 37,2 c. Menurut mamanya kemaren bima baru mendapat imunisasi DPT dari Posyandu. I.KATA SULIT a. Imunisasi Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seserorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga nila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. b. DPT ( Difetri , Pertusis dan Tetanus ) Diferti merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas. Pertusis, suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang

Transcript of Laporan Tutorial Modul 4

Page 1: Laporan Tutorial Modul 4

SKENARIO

Bima 5 bulan dibawa mamanya ke poli anak RSUD karena demam, oleh

dokter diperiksa dan tidak ditemukan kelainan apapun selain suhu yang meningkat

menjadi 37,2 c. Menurut mamanya kemaren bima baru mendapat imunisasi DPT

dari Posyandu.

I. KATA SULIT

a. Imunisasi

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seserorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga nila kelak ia terpajan pada antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit.

b. DPT ( Difetri , Pertusis dan Tetanus )

Diferti merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diphtheria. Bersifat ganas, mudah menular dan

menyerang terutama saluran napas bagian atas. Pertusis, suatu penyakit

yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Kuman ini

mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi

rendah sehingga bila terjadi sedikit serangan saja rangsangannya akan

terjadi batuk yang hebat dan lama. Tetanus, penyakit yang disebabkan

oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Bersifat anaerob, dapat hidup pada

lingkungan yang tidak terdapat zat asam ( oksigen ).

Page 2: Laporan Tutorial Modul 4

II. KATA KUNCI

1. Bima 5 bulan dibawa mamanya ke poli anak klinik RSUD karena demam.

2. Setelah diperiksa tidak ditemukan apapun selain suhu tubuh yang

meningkat 37, 20 C.

3. Kemarin Bima baru mendapat imunisasi DPT.

III. KUNCI PERMASALAHAN

Bima 5 bulan mengalami peningkatan suhu tubuh setelah kemarin

mendapat imunisasi DPT.

IV. ANALISIS MASALAH

1. Mengapa Bima mengalami peningkatan suhu tubuh setelah mendapatkan

imunisasi DPT?

2. Apa kandungan Imunisasi DPT sehingga meningkatkan suhu tubuh?

3. Apa efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi DPT?

4. Mengapa Bima 5 bulan harus mendapat imunisasi DPT?

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Imunisasi Dasar

Page 3: Laporan Tutorial Modul 4

VI. SASARAN PEMBELAJARAN

1. Definisi Imunisasi

2. Fungsi Imunisasi

3. Jenis-Jenis Imunisasi Dasar

4. Tata cara Imunisasi Dasar

Pemberian Dosis

Cara Pemberian

Letak dan Cara Penyuntikan

Jadwal Pemberian

5. Mekanisme Imunisasi

6. Kontra Indikasi Imunisasi Dasar

7. Efek Samping dan Penatalaksanaan Efek samping Imunisasi Dasar

VII. MIND MAPPING

IMUNISASI DASARMACAM – MACAM

MEKANISME

DEFINISI

TATA CARA

FUNGSI

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

PENATALAKSANAAN

EFEK SAMPING

JENIS-JENIS

Page 4: Laporan Tutorial Modul 4

PEMBAHASAN

1. Definisi Imunisasi

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seserorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga nila kelak ia terpajan pada antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit.

2. Jenis-Jenis Imunisasi

Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan

efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu :

a. Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan

(vaksin) agar nantinya system imun tubuh berespon spesifik dan

memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika

terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh

imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi

aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu

- Vaksin

- Pengawet, stabilisator atau antibiotic

- Adjuvan

b. Imunisasi Pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat immunoglobulin. Contoh : penyuntikan ATS (Anti

Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh

Page 5: Laporan Tutorial Modul 4

lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi

tersebut menerima berbagai jenis antibody dari ibunya melalui darah,

plasenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap campak.

3. Macam-macam Imunisasi Dasar

- Imunisasi BCG

- Imunisasi Hepatitis B

- Polio

- DPT

- Campak

4. Fungsi imunisasi

- Imunisasi BCG

untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab

terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat

terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.

- imunisasi hepatitis B

untuk mencegah ter jadinya penyakit hepatitis

- imunsasi polio

untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat

menyebabkan kelumpuhan pada anak

- imunisasi DPT

untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusi, dan tetanus

Page 6: Laporan Tutorial Modul 4

- imunisasi campak

untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena

termasuk penyakit menular

5. Tata cara Pemberian Imunisasi Dasar

Pemberian Dosis

Vaksin Dosis Cara Pemberian

BCG 0,05 ccIntra cutan di daerah muskulusdeltoideus

DPT 0,5 cc Intra muscular

Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular

Polio 2 Tetes Mulut

Campak 0,5 ccSubkutan daerah lengan kiri atas intra muskular

Cara Pemberian

Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan megikuti tatacara sbb :

- Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan

resiko apabila tidak divakisnasi

- Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan

secepatnya, bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan

- Baca dengan teliti informasi tentang produk ( vaksin ) yang

akan diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan orang

tua. Melkukan Tanya jawab dengan orangtua atau pengasuhnya

sebelum melakukan vaksinasi

Page 7: Laporan Tutorial Modul 4

- Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin

yang akan dibeerikan

- Periksa identitas penerima vaksin dan berikan anti pireutik bila

perlu

- Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah

disimpan dengan baik

- Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah tampak tanda-

tanda perubahan, periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal

istimewa, misalnya perubahan warna yang menunjukkan

kerusakan

- Yakin bahwa vaksin tersebut diberikan sesuai jadwal dan

ditawarkan pula vaksinasi lain untuk mengejar imunisasi

tertinggal yang diperlukan

- Berikan vaksin dengan teknik yang benar, mengenai pemilihan

jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikkan dan

posisi bayi / anak penerima vaksin

- Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal sebagai berikut :

Berikanlah petunjuk ( sebaiknya tertulis ) kepada orang

tua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam

kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih

berat

Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam

catatan klinis

Page 8: Laporan Tutorial Modul 4

o Letak Penyuntikan

Penyuntikkan subkutan

Umur Tempat Ukuran Jarum

Bayi (0-12bln)Paha daerah anterolateral

Jarum 5/8’ – ¾’Semprit no. 23-25

1-3 th

Paha daerah anterolateral atau

daerah lateral lengan atas

Jarum 5/8’ – ¾’Semprit no. 23-25

3 thDaerah lateral lengan

atasJarum 5/8’ – ¾’

Semprit no. 23-25

Perhatikan untuk suntikan subkutan

a. Arah jarum 45 derajat terhadap kulit

b. Cubit tebal untuk suntikkan subkutan

c. Asrirasi semprit sebelum vaksinasi disuntikkan

d. Untuk suntikkan multiple diberikan pada bagian ektremitas

berbeda

Penyuntikkan intramuscular

Umur Tempat Ukuran jarum

Bayi (0-12bln)

Otot vastus lateralis pada daerah antero

lateralJarum 7/8” – 1”

1-3 th

Otot vastus lateralis pada paha antero

lateral sampai masa otot deltoid cukup

besar ( pada umumnya umur 3 th)

Jarum 5/8” – 1/4” ( 5/8” untuk suntikkan deltoid

umur 12 – 15 bulanSemprit no 22-25

Page 9: Laporan Tutorial Modul 4

3 thOtot deltoid, dibawah

acromionJarum 1”-1 ¼”

Semprit no 22-25

Perhatikan untuk suntikan intramuscular

- Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot

- Suntikkan dengan arah jarum 80-90”, lakukam dengan cepat

- Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan

telunjuk saat jarum ditusukkan

- Aspirasi semprit sebelumsebelum vaksin disuntikkan.

- Untuk suntikkan multiple diberikan pada abgian ektremitas

yang berbeda

o Dosis dan Cara Pemberian imunisasi

Vaksin DosisJumlah

pemberian

IntervalWaktu

pemberianCara

pemberian

BCG 0.05 cc 1 kali 0-11 bln Intrakutan

DPT 0.5 cc 3 kali 4 minggu 2-11 bln Intramuscular

Hepatitis B

0.5 cc 3 kali 4 minggu 0-11 blnIntramuscular

pada paha bagian luar

Polio 2 tetes 4 kali 4 minggu 0-11 bln Mulut

Campak 0.5 cc 1 kali 9-11 bln intramuskular

Page 10: Laporan Tutorial Modul 4

Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar (2011-2012)

6. Mekanisme Imunisasi

Secara alamiah tubuh sudah memiliki pertahanan terhadap berbagai

kuman yang masuk. Pertahanan tubuh tersebut meliputi pertahanan

nonspesifik dan pertahanan spesifik . Mekanisme pertahanan

tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik, seperti

komplemen dan magrofak. Komplemen dan magrofag ini yang

akan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk kedalam

Page 11: Laporan Tutorial Modul 4

tubuh (sebelum itu ada mekanisme pertahanan fisik berupa kulit,

selaput lendir, dan lain-lain). Setelah itu kuman harus menghadapi

pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik yang

terdiri atas sistem pertahan system humoral dan seluler. Pertahanan

tubuh humoral dilakukan oleh sel limfosit B dan hanya dapat

bereaksi apabila mikroorganisme sampai di cairan tubuh. System

pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut yang

disebut immunoglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD). System

pertahanan tubuh dilakukan oleh limfosit T dan bereaksi apabila

virus menempel pada sel. Dalam pertahanan tubuh yang spesifik

terutama sel B, selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang

disebut cell memory. Sel ini akan berguna dan sangat cepat

bereaksi apabila ada kuman yang sudah pernah masuk kedalam

tubuh. Kondisi inilah yang digunakan dalam prinsip imunisasi.

7. Kontra Indikasi Imunisasi Dasar

Kontra Indikasi

Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3 yaitu :

- Anafilaksis yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap

dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari

38 c merupakan kontra indikasi pemberian DPT atau HB1 dan

Campak.

Page 12: Laporan Tutorial Modul 4

- Jangan berikan vaksin BCG kepada byi yang menunjukkan tanda-

tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain diberikan.

- Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi

kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan di berikan vaksin, tetapi

mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat.

Penanganan bagi bayi yang mengalami kondisi sakit, sebaiknya tetap

diberikan imunisasi :

1. Pada bayi yang mengalami alergi atau asma imunisasi masih bias

diberikan. Kecuali jika alergi terhadap komponen khusus terhadap

vaksin.

2. Infeksi saluran pernafasan atau diare dengan sushu dibawah 38 c.

3. Riwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan setelah

imunisasi.

4. Pengobatan antibiotik

5. Dugaan Infeksi HIV atau positif HIV tanpa menunjukkan tanda-tanda

AIDS, jika menunjukkan tanda-tanda kecuali imunisasi BCG

imunisasi yang lain tetap berlaku.

6. Anak diberi ASI

7. Pemberian imunisasi pada bayi yang sakit kronis

8. Kurang gizi sebelum atau pasca operasi

9. Bayi yang prematur

Page 13: Laporan Tutorial Modul 4

8. Efek Samping dan Penatalaksanaan Efek samping Imunisasi Dasar

Jenis Imunisasi Efek Samping Penatalaksanaan

BCG

Timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menja di pustula, kemudian pecah menjadi luka.

Apabila terjadi demam dapat diberikan antipiretik atau apabila dapat digunakan asetaminofen atau konsultasi ke dokter

DPTPembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam.

CampakDemam ringan dan kemerahan selama 3 hari.

PolioParalisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.

Hepatitis BKemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan.

Page 14: Laporan Tutorial Modul 4
Page 15: Laporan Tutorial Modul 4

Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu kesehatan Anak. Jakarta :

Salemba Medika

Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta :

Nuha Medika

www.mayoclinic.com