LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

download LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

of 6

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    1/6

    LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    KONSELING FARMASIS KEPADA IBU HAMIL

    Disusun oleh :

    Golongan 2 A / Kelompok 1

    RIZKA KHOIRUNNISA G1F011039

    AGUSTIANTY NUR G1F011041

    KHARIS MUSTOFA G1F011043

    NUFI ATTOBIBAH G1F011045

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    2014

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    2/6

    I. JudulKonseling Farmasis Kepada Pasien Ibu Hamil

    II. Tujuana. Mampu memberikan konseling tentang obat-obatan yang sesuai dengan kondisi dan

    keluhan pasien didasarkan pada indikasi obat, kontraindikasi, aturan pakai dan efek

    samping yang mungkin terjadi.

    b. Mampu berkomunikasi efektif dan etis untuk memantapkan hubungan profesionalantar farmasis dengan pasien dan dokter dalam rangka memberikan terapi obat yang

    sesuai.

    III.Identifikasi MasalahKonseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseling

    membuat iterpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,

    rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat (Hussar, 1995). Peranan

    penting konseling pasien adalah memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan

    pelayanan yang bermutu untuk pasien.

    Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Hasil

    terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran dari pasien itu

    sendiri, bahkan dapat menyebabkan kegagalan terapi, serta dapat pula menimbulkan

    komplikasi yang sangat merugikan dan pada akhirnya akan berakibat fatal (Hussar,

    1995).

    Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi apabila pasien diberi informasi

    yang cukup tentang obat-obat dan penggunannya (Cipolle, Strand & Morley, 2004). Pada

    pemberian informasi obat ini terjadi suatu komunikasi antara apoteker dengan pasien dan

    merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan

    dengan konseling (Jepson, 1990; Rantucci, 2007).

    Pada ibu hamil, penggunaan obat-obatan harus sangat diperhatikan karena dapat

    berpengaruh terhadap janin. Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat

    bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan

    pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa

    kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau biokimiawi dari janin yang

    dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran.

    Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    3/6

    (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik

    ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal

    adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Sehingga pemberian

    konseling dan edukasi tentang pengobatan harus diberikan dengan tegas dan jelas. Hal

    yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang penggunaan obat pada

    wanita hamil adalah manfat pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar daripada

    risiko jika tidak diberikan pengobatan (Manuaba, 2008).

    Pelayanan Konseling Farmasi untuk Ibu Hamil diharapkan dapat memelihara

    kesinambungan komitmen lintas sektor dan masyarakat dalam upaya mempercepat

    penurunan angka kematian ibu dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Hal-

    hal penting dalam konseling untuk Ibu Hamil yaitu :

    1. Pengkajian Peresepan (Skrining Resep)2. Pemantauan Penggunaan Obat3. Pemberian Informasi dan Edukasi

    Kelompok obat untuk Ibu Hamil dikategorikan menjadi 4 kategori :

    Kategori A

    Studi control untuk menunjukan resiko pada fetus ditrimester pertama gagal

    (tidak ada bukti resiko pada trimester berikutnya) kemungkinan aman pada fetus

    Kategori B

    Pada studi reproduksi hawan tidak dapat menunjukan resiko pada fetus, pada

    studi control wanita hamil / studi reproduksi hewan tidak menunjukan efek

    samping (selain dari penurunan fertilitas) yang tidak dikonfimasikan pada studi

    control wanita hamil pada trimester pertama (tidak ada bukti pada trimester

    berikutnya)

    Kategori C

    Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik) /

    embriosidal atau yang lainnya, tetapi belum ada studi control pada wanita hamil,

    obat harus diberikan hanya jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.

    Kategori X

    Studi pada hewan atau manusia telah menunjukan ketidaknormalan fetus /

    terdapat bukti terhadap resiko fetus berdasarkan pengalaman manusia / keduanya,

    penggunaan obat terhadap wanita hamil tidak ada keuntungannya. Obat ini

    kontraindikasi dengan wanita hamil (Anonim, 2005)

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    4/6

    IV. PERUMUSAN MASALAH

    Ny. Ayu, seorang ibu hamil bulan ke 8 mengeluh keputihan, yang disertai gatal-gatal

    didaerah kewanitaan. Ny. Ayu memiliki riwayat penyakit gatal-gatal, tidak pernah menderita

    DM maupun HT. TD 120/100 mmHg. Kepada Apoteker, ibu Ayu mengatakan bahwa

    memiliki alergi terhadap Amoxicillin tapi bu Ayu lupa mengatakan hal tersebut kepada

    dokter. Ibu Ayu datang bersama suaminya.

    Dr. Amelia Wahyu, Sp.Og

    Rumah: Praktek :

    Jl. Mawar No.301 Jl. Mewangi No. 123

    Purwokerto Purwokerto

    Telp. 0281-323571 Telp. 0281-325768

    R/ Deksametason 0,75mg tab No X

    S3dd1

    R/ Amoxicillin 500mg tab No. X

    S3dd1

    R/ Kalk tab No. X

    S1dd1

    R/ Metronidazol 500mg tab No XV

    S1dd1

    Pro : Ny. Ayu (25th)

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    5/6

    a. Bagaimana cara berkonseling dengan pasien ibu hamil?b. Bagaimana menyampaikan informasi obat kepada ibu hamil?c. Bagaimana mengatasi adverse effect pada pasien?d. Bagaimana cara berkomunikasi dengan rekan medis seperti dokter untuk

    memecahkan adverse effect pada pasien?

    e. Bagaimana memberikan edukasi pada pasien mengenai cara pemakaian obatdan efek samping obat?

    f. Bagaimana menyampaikan informasi mengenai hal yang perlu dihindari dandipatuhi sehubungan dengan penyakit pasien?

    V. PEMECAHAN MASALAH

    Apoteker melakukan komunikasi dengan pasien yang bernama Ny. Ayu untuk

    mengetahui dan menggali informasi dari pasien, meliputi keluhan keputihan yang disertai

    gatal-gatal di daerah kewanitaan yang dialami dan riwayat penyakit pasien, sudah berapa

    lama keluhan tersebut dirasakan, serta riwayat alergi pada pasien. Kemudian apoteker

    melakukan pelayanan resep kepada Ny. Ayu meliputi penjelasan tentang obat yang ada di

    resep (khasiat, efek samping, kontra indikasi, dan aturan pakai). Apoteker berdiskusi dengan

    dokter untuk memecahkan adverse effect pada pasien serta memberikan pengobatan yang

    aman dan efektif. Selain itu Apoteker memberikan informasi tentang cara penyimpanan dan

    terapi non farmakologi

  • 5/26/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING

    6/6

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2005. http://cakmoki86.wordpress.com/keamanan-obat-pada-kehamilan/ diakses

    pada tanggal 12 mei 2014

    Cipolle, RJ., Strand, LM., Morley, PC. 2004. Pharmaceutical Care Practice : The Clinicians

    Guide (2th Ed). New York: The McGraw Hill Co. Cipolle, RJ., Strand, LM., Morley,

    PC. 2004. Pharmaceutical Care Practice : The Clinicians Guide (2th Ed). New York:

    The McGraw Hill Co.

    Hussar, DA, 1995, Patient Compliance, in Remington : The Science and Practice of

    Pharmacy (1796-1807), Volume II, USA : The Philadelphia Collage of Pharmacy and

    Science.

    Jepson, M.H. 1990. Patient Compliance and Counselling, Diana M., Aulton, ME.(Editor),

    London: Pharmaceutical Practice, Churscill Livingstone.

    Manuaba, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetric-Ginekologi Dan Obstetric-Ginekologi Sosial

    Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Hlm: 296-299.

    Prawirohardjo, S. 2008.IlmuKandungan.Jakarata: Yayasan Bina Pustaka.

    Rantucci, MJ, 2007, Komunikasi Apoteker-Pasien (Edisi 2, Penerjemah : A. N. Sani,

    Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta.

    http://cakmoki86.wordpress.com/keamanan-obat-pada-kehamilan/http://cakmoki86.wordpress.com/keamanan-obat-pada-kehamilan/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/http://www.lusa.web.id/http://www.lusa.web.id/tag/kandungan/http://www.lusa.web.id/tag/kandungan/http://www.lusa.web.id/tag/kandungan/http://www.lusa.web.id/tag/kandungan/http://www.lusa.web.id/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://www.lusa.web.id/category/ginekologi/http://cakmoki86.wordpress.com/keamanan-obat-pada-kehamilan/