Laporan Praktikum Kimia Organik II - Pengaruh Gugus Kromofor Dan Auksokrom Terhadap Pergeseran Lamda...
-
Upload
ulounk-lounk -
Category
Documents
-
view
604 -
download
17
Transcript of Laporan Praktikum Kimia Organik II - Pengaruh Gugus Kromofor Dan Auksokrom Terhadap Pergeseran Lamda...
2 ichaqq.blogspot.com
Pengaruh Gugus Kromofor dan Auksokrom
Terhadap Pergeseran λ Maksimum
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan: Mempelajari pengaruh gugus kromofor dan ausokrom terhadap pergeseran
panjang gelombang maksimum.
Membandingkan puncak serapan maksimum benzona dengan senyawa
aromatik lainnya.
Hari/tanggal: Jumat, 28 Mei 2010
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai II Fakultas MIPA
Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Dimana apabila radiasi elektromagnetik dikenakan pada suatu molekul atom, maka energi
radiasi elektromagnetik tersebut akan diserap oleh molekul atau atom sesuai dengan struktur
molekul atua atom tersebut. Senyawa-senyawa organik yang mempunyai struktur molekul
dengan ikatan tak jenuh lebih dari satu disebut terkonjugasi apabila ikatan tak jenuh tertindak
karakteristik seperti kromofor yang terpisah, tetapi terjadi interaksi yang mengakibatkan
berpengaruh terhadap pita serapan yaitu terjadi pergeseran ke panjang gelombang yang lebih
besar.
Suatu gugus-gugus auku ialah gugus fungsional jenuh yang mempunyai elektron non-
bonding, seperti –OH, -OCH3 dan NH2. Gugus auksokrom ini tidak mengabspsi di daerah ultra
violet dekat. Akan tetapi bila gugus auksokrom terikat oleh gugusan kromofor maka pita absobsi
kromofor akan tergesar ke panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran batokromik) dan
intensitasnya akan naik (efek hiperkromik), (ulfa dkk 2008)
Beberapa tipe struktur organik menimbulkan warga serta tipa yang lain. Struktur parsial
yang perlu untuk warna (gugus tak jenuh dapat menjalani transisi II, IIA, dan II, IIA) yang disebut
3 ichaqq.blogspot.com
kromofor. Diamati juga bahwa hadirnya bebeapa gugus lain mengintesiskan warna. Gugus ini
disbut ausokrom, sekarang diketahui bahwa ausokrom adalah gugus yang tidak dapat menjalani
transisinya tetapi dapat menjalani transisi elektron. Beberapa ausokrom yang diantaranya : -OH,
-OR, -NH2, -NHR, -NHR2, – x (Fessenden dkk 2002 ; 114).
Senyawa-senyawa organik mampu mengabsorbsi cahaya, sebab senyawa-senyawa organik
mengandung elektron valensi yang dapat direksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Energi
eksitasi untuk elektron pembentukan ikatan tunggal adalah cukup tinggi sehingga
pengabsorbsinya terbatas pada daerah vakum ( < 185 nm), dimana komponen-komponen
atmosfer juga mengabsorpsi secara kuat oleh karena itu percobaan dengan sinar ultra violet
vakum ini jolit dilakukan, akbiatnya penyelidikan spektroskopi senyawa-senyawa organik
dilakukan pada daerah ultraviolet yang panjang gelombangnya lebih besar dari 185 nm.
Pengabsobsian sinar ultra violet dan sinar tampak yang panjang gelombangnya lebih besar,
terbatas pada sejumlah gugus fungsional (disebut chromophore) yang mengandung elektron
valensi dengan energi eksitasi rendah (Handjojo. 2000 : 31).
Penyerapan sinar Ultra violet-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor
(gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksitasi
yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis elektron yaitu : sigma, phi dan non bonding. Kromofor-
kromofor organik seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan
pelarut yang digunakan gugus inilah yang menyebabkan molekul menjadi berwarna misalnya
Nitroso CNO atau (-N-OH), Nitro CNO2 atau NN-OOH, grup Azo (-NN-), grup Etilen (-C=C-),
grup kanoonil (-CO-) grup karbon-nitrogen (-C=NH; CH=N-), grup karbon sulfur (-C-C=S; -C-
S-SC-).
Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas, seperti hidroksi,
metoksi dan amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan
pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (Bathokromik) yang
disertai dengan peningkatan intensitas (hyperkamik). Auksokrom merupakan gugus yang dapat
meningkatkan daya kerja kromofor sehingga optimal dalam pengikatan. Auksokrom terdiri dari
golongan kation yaitu –NH2, -NHME, -NMe2 seperti -+ Nme2Cl-. Golongan anion yaitu SO3H, -
OH, -COOH. Auksokrom juga merupakan radikal yang memudahkan terjadinya pelarutan : -
4 ichaqq.blogspot.com
COOH atau –SO3H dapat juga berupa kelompok pembentukan garam ; -NH2 atau –OH
(http://www.chem-is-try-org//kromatografi.2003//).
Satuan struktural yang berhubungan dengan transisi elektronik dalam spektroskopis UV-
Vis disebut cromefor. Ilmu kimia sering mengacu kemodel molekul untuk membentuk dan
menginterpretasi spektrum UV-Vis. Suatu model yang tepat diketahui dari penggabungan
kromofor yang dicurigai berada didalam sampel. Karena subtituen-subtituen yang terpencil tidak
mempengaruhi maksimum dari kromofor tersebut. Suatu kasamaan kekuatan antara spektrum
dari model senyawa yang tidak diketahui digunakan untuk mengidentifikasi macam sistem
elektron yang ada dalam sampel. Adapun kumpulan data yang penting dari sifat-sifat
spektrum UV-Vis yang berhubungan dengan banyak kromofor, sebagus hubungan empirik dari
subtituen yang berpengaruh terhadap maksimum. Beberapa data monolog ketika menggunakan
spektroskopi UV-Vis sebagai alat yang dapat menentukan struktur. Auksokrom adalah gugus
fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya
gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke
panjang gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan peningkatan intensitas
(hyperkromik). Auksokrom merupakan gugus yang dapat meningkatkan daya kerja khromofor
sehingga optimal dalam pengikatan. Auksokrom terdiri dari golongan kation yaitu –NH2, -NH
Me, – N Me2 seperti -+NMe2Cl-, golongan anion yaitu SO3H-, -OH, -COOH. Auksokrom juga
merupakan radikal yang memudahkan terjadinya pelarutan: -COOH atau –SO3H, dapat juga
berupa kelompok pembentuk garam: – NH2 atau –OH.(Carry,1996 :549).
Pengukuran absorpsi atau transmitan dalam spektroskopi ultra violet dan daerah tampak
digunakan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif spesies kimia. Absorpsi dalam daerah ultra
violet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorpsi ( maksimum)
dapat dihubungkan dengan jenis-jenis ikatan-ikatan yang ada dalam spesies. Spektroskopi
absorpsi berguna untuk mengkarakteristikan gugus fungsi dalam suatu molekul. Spesies yang
mengabsorpsi dapat melakukan transisi yang meliputi elektron , , n, elektron-elektron d, dan f
serta transfer muatan elektron. Kromofor dengan energi aktifasi rtendah mempunyaidaerah
absorpsi diatas 180 nm. Transisi elektronik pada tingkat-tingkat energi terjadi dengan
mengabsorpsi radiasi sehingga menyebabkan terjaidnya transisi (Khopkar, 2007 : 201).
5 ichaqq.blogspot.com
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat :
- Spektrofometer Ultra Violet-Vis
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit
- Pengaduk
- Kuvet
2. Bahan :
- Benzena
- Naftalena
- Anilin
- Benzal dehida
- Fenol
- Nitrobenzena
- Etanol
- Tissue
- Kertas label
6 ichaqq.blogspot.com
l
D. SKEMA KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
Prosedur W
Fenol+etanol Mera
Anilin+etanol Mera
Nitrobenzen+etanol Kuni
Benzena benin
Larutkan zat-zat diatas dengan etano
Ukur panjang gelombang maksimumya
Spektro fotometer ultra violet – Vis (kecuali bencena)
a
h
h
ng
g
Spot atau titik awal sampel
Bandingkan puncak serapan maksimum
Puncak serapan maksimum benzena dengan puncak serapan
Pembahasan d
rna Absorbe
0,204
0,491
0,545
0,166
Fenol, nitrobenzenanya, anilin,
bemaldehid dan naftalera
an kesimpulan
n (A) Transmitan (T)
125%
32,2%
28.5%
125%
7 ichaqq.blogspot.com
F. ANALISIS DATA
Kromofor dan auksokrom
Pengaruh gugus kromofor dan auksokrom terhadap pergeseran-pergeseran λ maksimum.
1. Benzena
a. Panjang gelombang : 546 nm
b. Transmitannya : 89,9%
2. Anilin + etanol
a. Panjang gelombang : 546 nm
b. Transmitannya : 2,7%
3. Nitrobenzena + etanol
a. Panjang gelombang : 546 nm
b. Transmitannya : 88,3%
Tabel
No Senyawa Panjang gelombang Transmitannya
1 Benzena 546 nm 89,9%
2 Anilin + etanol 546 nm 2,7 %
3 Nitrobenzena + etanol 546 nm 88,3 %
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini akan membahas tentang pengaruh gugus kromofor dan ausokrom terhadap
pergeseran maksimum. Percobaan ini menggunakan beberapa senyawa aromatik antara lain
fenol, anilin, nitrobenzena, dan benzena. Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu proses
percampuran dengan etanol dan pengukuran pergeseran maksimum.
Pada tahap pertama yaitu dilakukan proses percampuran dari masing-masing senyawa
dengan etanol kecuali benzena. Pada fenol dengan etanol laritan yang dihasilkan berwarna
merah, pada nitrobenzen dengan etanol menghasilkan larutan berwarna kuning, sedangkan pada
anilin dengan fenol, larutan yang dihasilkan berwarna merah. Penggunaan etanol yang bertindak
8 ichaqq.blogspot.com
sebagai pelarut dalam percobaan ini yaitu karena etanol tidak dapat merubah nilai dari transmitan
dan absorban yang kan dihasilkan, selain itu etonol juga merupakan pelarut yang cocok untuk
senyawa-senyawa yang digunakan tersebut. Hal ini dibuktikan pada saat dicampur atau dalam
mereaksikan senyawa-senyawa tersebut, senyawa-senyawa tersebut langsung larut tanpa
penggunaan katalis namun hanya dengan proses pengocokkan kedua senyawa tersebut langsung
bercampur.
Pata tahap kedua yaitu dikakukan pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis. Paeda
tahap-tahap ini molekul-molekul yang tak mempunyai ikatan rangkap atau cincin benzena tidak
menyerap secara selektif dari suatu spektrum. Inti benzena hanya dapat menyerap beberapa
panjang gelombang sinar tampak dan meneruskan cahaya berwarna. Elektron yang mudah
diefaluasi oleh cahaya sinar tampak (mengalami transisi * dan *nn ) biasanya
terdapat dalam sebuah molekul yang beberapa atomnya dihubungkan dengan ikatan rangkap
terkonjugasi yang biasa disebut dengan kromofor (Fessenden, 2002). Warna khusus yang
dimiliki oleh suatu zat tidak hanya ditentukan oleh kromofornya, tetapi juga oleh molekul
strukturnya dan gugus fungsi yang terikat pada kromofor yang mengintensifkan warna dari
kromofor disebut kromofor, ausokrom ini tidak mengalami transisi * tapi mengalami
transisi elektron n (Keenan, 1984).
Berdasarkan hasil pengamatan 5 6 4 adalah maksimum cahaya dari sumber sinar yang
ditembak kesampel. Setelah dikakukan pengukuran diperoleh puncak serapan benzena adalah
sebesar 0,204, puncak serapan benzena merupakan pembanding pada senyawa lainnya. Pada
anilin diperoleh puncak serapan sebesar 0,545, pada fenol sebesar 0,491 sedangkan pada
nitrobenzen sebesar 0,166. hasil ini menunjukan bahwa puncak serapan dari fenol dan anilin
lebih besar dibandingkan dengan benzena. Hal ini dipengaruhi oleh subtituen dari senyawa fenol
dan anilin yang memiliki elektron bebas sehingga nilai puncak serapan (absorben) lebih besar
dari benzena sedangkan pada nitrobenzen walaupun memiliki sepasang elektron bebas tetapi
nilai yang diperoleh lebih kecil dario benzena. Nilai yang diperoleh tersebut mempengaruhi nilai
transmitan dari masing-masing senyawa yaitu fenol, anilin, dan nitrobenzen adalah berturut-turut
125%, 32,3%, dan 28,5%. Sedangkan untuk benzen sebesar 125 %. Nilai tersebut menunjukan
bahwa semakin besar nilai absorben maka semakin nilai transmitannya.
9 ichaqq.blogspot.com
H. KESIMPULAN
o Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gugus kromofor dan ausokrom terhadap
pergeseran maksimum dan membandingkan puncak serapan maksimum benzena dengan
senyawa aromatik lainnya.
o Ausokrom adalah ugus fungsi yang terikat pada kromofor yang mengitensifkan warna dari
kromofor tersebut.
o Apabila suatu molekul mengabsorpsi sinar UV maka elektron dalam molekul tersebut akan
mengalami transisi.
o Kromofor adalah elektron yang mudah diekstraksi oleh cahaya nampak dalam sebuah
molekul yang beberapa atomnya dihubungkan dengan ikatan rangkap terkonjugasi.
o Nilai maksimum yang diperoleh dari semua senyawa adalah sebesar 564 nm.
o Puncak serapan benzena adalah sebesar 0,204.
o Absorben yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh adanya pasangan elektron bebas dari
senyawa tersebut.
o Nilai transmitan yang diperoleh merupakan kebalikan dari nilai absorben yang artinya
apabila senyawa ini memiliki elektron bebas, maka nilai transmitannya sangat kecil.
o Nilai transmitan yang diperoleh dari fenol, anilin, nitrobenzena, dan benzena adalah berturut-
turut sebesar 125%, 32,3%, 28,5%, dan 125%.
o Serapan maksimum benzena lebih rendah dibandingkan senyawa aromatik lain karena tidak
memiliki gugus aukrosom.
o Semua senyawa organik mampu mengabsorbsi cahaya karena mengandung elektron valensi.
o Terikatnya gugus ausokrom pada kromofor mengakibatkan pita gelombang yang lebih besar
dan terjadi peningkatan intesitas
o Etanol dapat mempengaruhi panjang gelombang tetapi etanol tidak akan merubah transmitan
yang akan diuji
o Seluruh senyawanya sama seperti 546 nm.