Laporan Pkmd Individu BAYANTI NURLAILA
description
Transcript of Laporan Pkmd Individu BAYANTI NURLAILA
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN KEBIDANAN NY. U DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI DESA PALASARI RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER
KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2013
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan Komunitas
Akademi Kebidanan Bhakti Nugraha Subang
Disusun oleh :
BAYANTI NURLAILANIM. 010.201.1.455
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG2013
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
ASUHAN KEBIDANAN NY. U PADA KEHAMILAN DI
DESA PALASARI RT 09 RW 03 KECAMATAN CIATER
KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013
NAMA : BAYANTI NURLAILA
NIM : 010.201.1.455
Subang, Maret 2013
Pembimbing,
( XXXXXXXXXXXXX )
Akademi Kebidanan Bhakti Nugraha SubangDirektur,
( Drs. H. Kusnadi Tisnahardja, MBA., MM )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan studi
kasus yang diberi judul “ASUHAN KEBIDANAN NY. U DENGAN
AKSEPTOR KB 3 BULAN DI DESA PALASARI RT 09 RW 03
KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013”.
Studi kasus ini dibuat untuk melengkapi tugas-tugas dan diajukan dalam
ujian Studi Kasus di Akademi Kebidanan Bhakti Nugraha Subang.
Dalam upaya Laporan Praktek Klinik Kebidanan ini banyak sekali yang
terlibat, sehingga dalam menyusun laporan penulis mendapatkan bimbingan,
saran, nasehat dan dorongan semangat yang sangat berguna dan penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. H. Mulyana, SH., M.Pd., M.H.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna
Kencana Bandung.
2. Drs. H. Kusnadi Tisnahardja, MBA., MM., selaku Direktur Akbid Bhakti
Nugraha Subang.
3. Indri Handarini, S.Si.T., M.MKes., selaku Pudir I Akbid Bhakti Nugraha
Subang.
4. Nuryati, A.Md.Keb., SKM., M.MKes., selaku Pudir III Akbid Bhakti
Nugraha Subang.
5. Wini Nurdiani, AM.Keb., SKM., Selaku Pembimbing Lapangan selama
PKMD.
6. Seluruh Dosen dan Staf Akbid Bhakti Nugraha Subang.
i
7. Seluruh Warga RW 03 Desa Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang
terutama keluarga Ny. U
8. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan do’a dan dorongannya
baik moril maupun materil sampai saat ini.
9. Seluruh teman-teman Akbid Bhakti Nugraha Subang yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya
secara berlipat ganda.
Penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan studi kasus ini masih banyak kekurangan sehingga saran, kritik
dan bimbingannya sangat diharapkan.
Subang, Maret 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum........................................................ 3
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................ 3
1.3 Manfaat ............................................................................. 4
1.3.1 Bagi Penulis ........................................................... 4
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan ...................................... 4
1.3.3 Bagi Masyarakat .................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Kontasepsi Suntik ............................................................. 5
2.1.1 Pengertian .............................................................. 5
2.2 Klasifikasi KB Suntik ....................................................... 6
2.2.1 Suntikan Progestin ................................................. 6
2.2.2 Suntikan Kombinasi .............................................. 16
iii
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Profil KK Binaan................................................................... 20
3.2 Genogram ............................................................................. 21
3.3 Denah Rumah ....................................................................... 22
3.4 Pengkajian ............................................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 35
5.2 Saran .................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Genogram .............................................................................. 21
Gambar 3.2. Denah Rumah ........................................................................ 22
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk
menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing)
atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan
keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (1).
Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat
permanen. Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya
konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran
(birth control) merupakan penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan
maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana
adalah salah satu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi (2).
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah
peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada
Agustus 2010 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah
237.556.363 orang, terdiri atas 119.507.600 laki-laki dan 118.048.783
perempuan, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen/tahun.
Pertumbuhan penduduk ini tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara.
1
2
Dari gambaran tersebut, pemerintah mengambil suatu langkah
antisipasi untuk menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk dengan
membentuk sebuah badan yang secara spesifik dan khusus bertanggung jawab
terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia, yaitu BKKBN
yang resmi berdiri melalui Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 1970.
Realisasi dari pelaksanaan BKKBN memungkinkan adanya peran dan
keterlibatan berbagai pihak. Dalam tugas promosi, BKKBN banyak
melibatkan tokoh masyarakat dan pemerhati KB, sedangkan dalam pelayanan
kontrasepsi, BKKBN senantiasa bekerja sama dengan kementrian kesehatan
yang dalam hal ini menempatkan bidan sebagai tenaga kesehatan profesional.
Menurut data WHO pada tahun 2007 jumlah akseptor KB suntik di
dunia adalah 53% dari seluruh akseptor KB dunia. Sedangkan di Indonesia
berdasarkan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) sampai bulan april 2010, jumlah akseptor KB suntik menduduki
tingkat pertama (47,12%) dari 1.029.317 akseptor KB nasional dan untuk
tingkat propinsi Jawa Barat jumlah akseptor KB mencapai 34,61% dari
261.719 akseptor KB di Jawa Barat. Sedangkan di Kabupaten Subang
akseptor KB suntik 52,3% dari 56.483 akseptor KB (Laporan Tahunan KIA
dan KB, 2011) dan untuk Desa Pasanggrahan akseptor KB 824 dari 997
Akseptor KB (3).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu
adalah KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah.
Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta
3
pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan (1983)
(4).
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam laporan Praktik Kerja
Lapangan Kebidanan Komunitas ini penulis tertarik untuk mengambil judul
“ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. U DENGAN
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI KAMPUNG CIBITUG RT 09
RW 03 KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG TAHUN 2013”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. U
akseptor KB suntik 3 bulan dalam lingkup kebidanan komunitas
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu akseptor baru KB
suntik 3 bulan.
b. Mampu menetapkan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu
akseptor baru KB suntik 3 bulan.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial pada ibu
akseptor baru KB suntik 3 bulan.
d. Mampu melakukan tindakan segera terhadap masalah potensial
bila diperlukan pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan.
4
e. Mampu melakukan perencanaan tindakan yang komprehensif
pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan.
f. Mampu melaksanakan tindakan pada ibu akseptor baru KB
suntik 3 bulan.
g. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
pada ibu akseptor baru KB suntik 3 bulan.
h. Mampu melakukan pendokumentasian dengan manajemen
Varney dan SOAP note.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman
dan menambah wawasan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan
sebagai evaluasi diri dalam melaksanakan praktik kebidanan
komunitas.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber
pengetahuan bagi institusi pendidikan dan studi kepustakaan.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam pelayanan kesehatan kebidanan komunitas dan sebagai bahan
pertimbangan untuk memberikan asuhan kebidanan selanjutnya yang
lebih baik dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kontasepsi Suntik
2.1.1 Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel
yang mempengaruhi infertilitas. Lama pemakaian kontrasepsi
merupakan komponen penting, sebab kehamilan dan penghentian
pemakaian oleh hal-hal ini berbeda dari bulan kebulan untuk masing-
masing cara kontrasepsi (1).
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk
pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB dan
tujuan pokoknya untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Guna mencapai tujuan tersebut, maka ditermpuh kebijaksanaan
menkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu fase menunda
kesuburan, fase menunda kehamilan dengan usia istri kurang dari 20
tahun, dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Fase menjalankan
kehamilan yaitu periode usia istri antara 20-25 tahun, merupakan
periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2
orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Fase menghentikan,
5
6
yaitu periode istri diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan
setelah mempunyai 2 orang anak (5).
2.2 Klasifikasi KB Suntik
2.2.1 Suntikan Progestin
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,
kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
4. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI (5).
2.2.1.1 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin, yaitu (5) :
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung
150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara
disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera
atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa
progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli
dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk
mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata
pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi
kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera
sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur
7
dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan
bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada
leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang
cukup tegas, bahkan sebaliknya.
2. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang
mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan setiap
2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest
adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma
melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan,
keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa
minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan
terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu
diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor
akan kemungkinan hal ini.
2.2.1.2 Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga
menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara
efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-
stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak
terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
8
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen
menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami
penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi
sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada
lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di
bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan
penetrasi spermatozoa.
3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik
untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu
mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium
sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium
untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di
buahi.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba
fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan
transportasi ovum (telur) melalui tuba (5).
2.2.1.3 Efektivitas
Memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (1).
9
2.2.1.4 Keuntungan dan Kekurangan
- Keuntungan
a. Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak
memerlukan aksi sehari hari dalam penggunaan
kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi
kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
b. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang
menyusui, Hormon progesteron dapat meningkatkan
kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik
sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon
di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan
adanya efek hormon pada pertumbuhan serta
perkembangan bayi.
c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek
yang serius terhadap kesehatan.
d. Berpengaruh pada hubungan suami istri
e. Penggunaan jangka panjang
f. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup
anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk
dilakukan sterilisasi.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
sampai menopause.
10
h. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker
endometrium (5).
- Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau
justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti
menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk
kembali pada siklus biasa. Jarang terjadi perdarahan yang
banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur,
perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi (5).
2.2.1.5 Efek Samping
1. Gangguan haid seperti:
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit
c. Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
d. Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan
berikutnya)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu
sampai masa efektifnya habis (3 bulan)
4. Berat badan bertambah
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,
bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam
11
tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas.
Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh.
Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang
pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS,
hepatitis B dan virus HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau
kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan).
7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun
penggunaan dapat:
a. Menurunkan kepadatan tulang
b. Menimbulkann kekeringan pada vagina
c. Menurunkan libido.
8. Keluhan-keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit
kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain
(5).
12
2.2.1.6 Indikasi dan Kontraindikasi
- Indikasi:
1. Usia reproduksi (20-30 tahun)
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki
anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang
tinggi
4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5. Pasca persalian dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
- Kontraindikasi:
1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin >
100.000 kelahiran)
2. Ibu menginginkan haid teratur
3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),
5. kelainan jantung,
6. varises (urat kaki keluar),
7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
13
8. kanker payudara atau organ reproduksi,
9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang
merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan
operasi.
10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-
kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB
suntik ini.
11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral
kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen
14. Adanya penyakit kanker hati
15. Depresi berat (5).
2.2.1.7 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan
Progestin
Adapun waktu mulai menggunakan kontrasepsi
suntikan progestin adalah sebagai berikut:
a. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
b. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan
setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
14
c. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu
telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya
secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang.
d. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain
dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan
yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan
dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
sebelumnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan
ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal,
suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan
diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut
tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid,
ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual (5).
2.2.1.8 Cara Penggunaan
a. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat.
Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian
15
kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol
yang dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90%
biarkan kulit kering sebelum disuntik
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan.
Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan
menghilangkannya dengan cara menghangatkannya (5).
2.2.1.9 Peringatan Bagi Akseptor
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya
kemungkinan kehamilan.
b. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala
kehamilan ektopik tergantung.
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang
berat/kaburnya penglihatan.
e. Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid
atau 2 kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid
(5).
16
2.2.2 Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan
sekali (Cycllofem), dan Noretrindron enantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (5).
2.2.2.1 Cara Kerja
a. Mencegah ovulasi
b. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami
penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi
sperma..
c. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik
untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi
d. Menghambat transportasi gamet dan tuba (5).
2.2.2.2 Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan (1).
2.2.2.3 Keuntungan dan Kerugian
- Keuntungan Kontrasepsi:
1. Resiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
17
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidak perlu meyimpan obat suntik
- Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi jumlah perdarahan
2. Mengurangi rasa nyeri saat haid
3. Mencegah anemia
4. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan
kanker endometrium.
5. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6. Mencegah KET
- Kerugian:
1. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan bercak, atau perdarahan sela sampai 10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan.
3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan
4. Penambahan berat badan
5. Dapat terjadi eferksamping yang serius, seperti
serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau
otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap IMS, HVB,
atau HIV
7. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian (5).
18
2.2.2.4 Indikasi dan Kontraindikasi
- Indikasi :
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki
anak.
3. Ingin kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
4. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
5. Pascapersalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat KET
10. Serimg lupa menggunakan pil.
- Kontraindikasi:
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
3. Penyakit hati akut
4. Usia >35 tahun yang merokok
5. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
6. Riwayat penyakit jantung, stoke atau dengan tekanan
darah tinggi (> 180/110 mmhg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing
manis >20 thn.
19
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit
kepala atau migrain
9. Keganasan payudara (5).
2.2.2.5 Cara penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan tiap bulan dengan
suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4
minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal,
dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat
juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak
dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja
(5).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Profil KK Binaan
I. Identitas / Biodata
Nama Istri : Ny. U Nama Suami : Tn. J
Umur : 24 th Umur : 27 th
Suku/Bangsa : Sunda/WNI Suku/Bangsa : Sunda/WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Desa Palasari RT 09 RW 03 Ciater Subang
Status kependudukan keluarga adalah penduduk tetap, status
kepemilikan tempat tinggal adalah rumah sendiri, jenis rumah
permanen, penghasilan perbulan KK yaitu tidak tetap dengan rata-rata
penghasilan KK perbulan > Rp. 600.000,- tempat pemandian
berdasarkan status kepemilikan adalah milik sendiri dengan
pembuangan air limbah kedalam septictank, sumber air bersih yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga keluarga (KK) adalah dari
mata air dengan kedaan tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
Pengolahan air untuk diminum adalah dimasak, kebiasaan keluarga
20
21
membuang sampah dengan dibakar dan dibuang ke tempat sampah,
ventilasi rumah cukup (5-10% luas lantai), lantai rumah adalah papan,
tidak mempunyai kandang ternak.
3.2 Genogram
Gambar 3.1. Genogram
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Akseptor baru KB suntik 3 bulan
= Keluarga dalam satu rumah
22
3.3 Denah Rumah
Gambar 3.2. Denah Rumah
3.4. Asuhan Kebidanan Ny. T pada Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan Depo
KAMAR 1TERAS DEPAN
DAPURKAMAR MANDI
KAMAR 2RUANG TAMU
23
3.4 Pengkajian
I. PENGKAJIAN
A. Identitas / Biodata
Nama Istri : Ny. U Nama Suami : Tn. J
Umur : 25 th Umur : 27 th
Suku/Bangsa : Sunda/WNI Suku/Bangsa : Sunda/WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : DESA PALASARI RT 09 RW 03 Ciater - Subang
B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 16-02-2013 Pukul : 10.00 WIB
2. Alasan kunjungan ini : Ingin memakai kontrasepsi
3. Keluhan - keluhan : Tidak ada
4. Riwayat obstetri yang lalu
a. Riwayat haid/menstruasi
- Usia menarche : 11 th
- Siklus menstruasi : 30 hari
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 3 x ganti pembalut / hari
- Dismenorrhoe : Tidak ada
- Teratur/tidak : Teratur
- Keputihan : Tidak ada
24
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
NoTgl/Th
Persalinan
Tempat
Pertolongan
Usia
Kehamilan
Jenis
PersalinanPenolong
Penyulit
Persalinan
Anak Nifas
JK BB PB Laktasi KBKom
plikasi
1 2010 Rumah 9 bulan Spontan Bidan - Pr 3100 49 Ya Suntik
-
5. Riwayat Kontrasepsi yang Lalu
Ibu mengatakan belum menggunakan alat kontrasepsi apapun
sebelumnya.
6. Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang
a. Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
b. Lamanya pengobatan : Tidak ada
c. Alergi (obat/makanan) : Tidak ada
7. Pola Aktivitas Sehari – hari
a. Nutrisi
- Pola makan : 3 x / hari, jenis makanan : nasi, lauk pauk, sayur,
dll, makanan pantangan : Tidak ada
- Pola minum : 8 gelas / hari, jenis minuman : Air putih
25
b. Gaya hidup
- Aktivitas sehari – hari : IRT
- Istirahat/Tidur : 2 jam siang, 8 jam malam
- Eliminasi : BAK : 5 x / hari, jernih
BAB : 1 x / hari, lembek
8. Riwayat Sosial dan Psikologis
a. Status perkawinan
- Usia saat menikah : 20 th
- Lama perkawinan : 4 th
- Berapa kali : 1 x
b. Psikologi
- Respon ibu terhadap kontrasepsi : Baik
- Rencana penggunaan kontrasepsi : Ada
- Dukungan suami : Baik
- Dukungan keluarga : Baik
- Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
- Kekhawatiran ibu terhadap kontrasepsi : Tidak ada
c. Sosial budaya
- Hubungan dengan suami : Baik
- Hubungan dengan keluarga : Baik
- Pantangan – pantangan : Tidak ada
26
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose mentis
TTV
- Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
- Respirasi : 20 x / menit
- Nadi : 75 x / menit
- Suhu : 36,7 oC
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Kepala
- Rambut : Hitam, Bersih
- Muka : Tidak ada oedema
- Mata
a. Konjungtiva : Merah muda
b. Sclera : Putih
- Telinga
a. Simetris : Simetris
b. Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran cairan
c. Fungsi pendengaran : Baik
- Hidung
a. Simetris : Simetris
b. Fungsi penciuman : Baik
27
c. Polip : Tidak ada
- Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada caries dan stomatitis
Leher
a. Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
b. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
Dada dan Payudara
- Dada
a. Bentuk : Simetris
b. Bunyi jantung : Normal, Tidak ada bunyi mur-mur
c. Bunyi paru – paru : Normal, tidak terdengar bunyi wheezing,
stridor dan ronchi
- Payudara
a. Bentuk : Simetris
b. Hygiene payudara : Baik
c. Benjolan : Tidak ada
d. Pengeluaran : Tidak ada
e. Lain – lain : Tidak ada
Abdomen
a. Pembesaran : Simetris
b. Striae : Tidak ada
c. Jaringan parut : Tidak ada
d. Luka operasi : Tidak ada
28
e. Adanya nyeri tekan : Tidak ada
Ekstremitas
- Atas
a. Kebersihan : Bersih
b. Warna kuku : Merah muda
c. Oedema : Tidak ada
d. Pergerakan : Aktif
- Bawah
a. Warna kuku : Merah muda
b. Kebersihan : Bersih
c. Oedema : Tidak ada
d. Varices : Tidak ada
e. Refleks patella : kanan : +, kiri : +
f. Pergerakan : Aktif
D. Data Penunjang
Laboratorium: Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa : P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
B. Dasar : - Ibu mengatakan belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran.
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
29
B. Masalah : Tidak ada
C. Kebutuhan : Tidak ada
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada
IV. KEBUTUHAN SEGERA
Tidak Ada
V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan.
2. Berikan penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi beserta
keuntungan dan kerugiannya.
3. Berikan penjelasan mengenai kontrasepsi suntik 3 Bulan
a. Keuntungan
b. Kerugian
c. Efek Samping
4. Melakukan penyuntikan
5. Beritahu kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahukan kedaan ibu saat ini dalam kedaan baik. Ibu bisa
menggunakan alat kontrasepsi apa saja mengingat kondisi ibu yang
baik.
30
2. Memberitahukan dan memberikan penjelasan mengenai alat
kontrasepsi diantaranya : IUD, pil, suntik, implan, metode sederhana,
MOW, dll.
3. Menjelaskan metode DMPA yaitu mencegah kehamilan dengan
mengentalkan lendir serviks dan mencegah turunnya sel telur serta
angka kegagalan yang kecil yaitu < 1%.
- Keuntungan
a. Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak
banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat
praktis.
b. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui,
Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu
sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui.
Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak
di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta
perkembangan bayi.
c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang
serius terhadap kesehatan.
d. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
e. Penggunaan jangka panjang
31
f. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak
akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan
sterilisasi.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
menopause.
h. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker
endometrium
- Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau
justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik,
mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus
biasa. Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid,
perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan
berkala untuk evaluasi.
- Efek samping
1. Gangguan haid seperti:
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit
c. Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
d. Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya)
32
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu
sampai masa efektifnya habis (3 bulan)
4. Berat badan bertambah
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,
bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun
pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya
terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli
ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu
makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan
lebih banyak daripada biasanya.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS,
hepatitis B dan virus HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan
pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya
pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun
penggunaan dapat:
a. Menurunkan kepadatan tulang
b. Menimbulkann kekeringan pada vagina
c. Menurunkan libido.
8. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala,
panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.
33
4. Memberikan Suntikan
a. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik
diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat
untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai
dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit
kering sebelum disuntik
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan.
d. Suntikan secara IM
e. Rapihkan ibu dan bereskan peralatan
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal
9-05-2013.
VII. EVALUASI
1. Ibu dan suami mengerti hasil pemeriksaannya.
2. Ibu dan suami mengerti mengenai penjelasan macam-macam alat
kontrasepsi.
3. Ibu dan Suami memilih KB suntik 3 Bulan
4. KB suntik 3 bulan sudah diberikan pada ibu secara IM.
5. Ibu bersedia datang kembali ke bidan untuk kunjungan ulang pada
tanggal 9-05-2013.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor baru KB suntik 3 bulan
dengan menggunakan pendekatan menajemen kebidanan terhadap Ny. U tidak ada
kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik di lapangan.
Sebelumnya Ny. U tidak menggunakan KB karena kurangnya informasi dan
pengetahuan ibu mengenai macam-macam alat kontrasepsi, keuntungan,
kekurangan, efek samping, masalah faktor resiko kehamilan berdasarkan faktor
usia dan paritas. Setelah dilakukan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi), ibu
mengerti dan bersedia menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan Ny. U Akseptor Baru
KB suntik 3 bulan pada tanggal 16 Februari 2013, maka dapat mengambil
kesimpulan, yaitu:
a. Dalam pengkajian yang dilakukan pada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik
3 Bulan penulis tidak menemukan masalah.
b. Setelah melakukan pengkajian penulis dapat menentukan diagnosa,
masalah dan kebutuhan pada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan.
Diagnosa yang didapat dalam keadaan normal.
c. Pada kasus Ny. U tidak terdapat masalah potensial pada Akseptor Baru
KB Suntik 3 Bulan
d. Pada kasus Ny. U tidak diperlukan adanya kebutuhan segera.
e. Penulis telah merencanakan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu pada
Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan.
f. Penulis melaksanakan asuhan yang telah direncanakan sesuai dengan
kebutuhan pada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan.
g. Penulis dapat melakukan evaluasi atas asuhan yang telah dilakukan pada
Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
h. Penulis telah mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan
kepada Ny. U Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan dengan manajemen
Varney dan SOAP note.
35
36
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan asuhan
kebidanan yang komprehensif, serta dapat melaksanakan praktik
klinik kebidanan sesuai dengan ilmu yang diperoleh dalam proses
pembelajaran.
5.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan kepustakaan dan bahan bacaan serta masukan
untuk penulisan selanjutnya.
5.2.3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi komunitas
dalam keturutsertaan dan partisipasi aktif meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
KB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2011.
2. Kusmarjadi, Didi. 2008. “Kontrasepsi”, dalam http://kesmas-
unsoed.blogspot.com/2011/01/makalah-kontrasepsi-kondom.html.
3. Laporan Bulan Januari 2012. Cakupan pelayanan KB UPTD Puskesmas
Kasomalang.
4. Moctar R. Sinopsis Obstetri edisi 2. Jakarta : EGC.2002
5. Hartono, Hanafi. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2004.