Laporan Penelitian Pengaruh Model Pembel
description
Transcript of Laporan Penelitian Pengaruh Model Pembel
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillaahirabbil’aalamien, puji syukur kepada Allah SWT,
yang telah memberikan waktu, kemudahan dan petunjuk kepada tim
peneliti, sehingga penulisan Laporan penelitian dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Prestasi Siswa” ini dapat
terselesaikan.
Serta salam semoga selalu kita kirimkan kepada jujungan kita
Nabi Muhammad SAW. Sehingga mudah-mudahan kita mendapat syafaat
beliau dihari akhir kelak, Amien.
Ucapan terima kasih yang tak terkira kami sampaikan kepada
semua pihak yang ikut terlibat dalam penyelesayan laporan penelitian ini,
dan semoga kerja keras kami dalam menyelesikan laporan penelitian ini
tidak sia-sia. Kami berdoa agar laporan penelitian ini bermanfaat untuk
semuanya khususnya bagi kami yang menulisnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Blitar, 18 Juni 2015
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam
memajuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus sarana
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Salah satu tujuan bangsa
Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tercantum
secara jelas mengenai tujuan pendidikan nasional, yaitu agar
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Secara umum
dapat disimpulkan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
masyarakat guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Kemajuan sebuah Negara dapat dilihat dari keberhasilan
pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan yaitu:
penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kedua, pengalokasian anggaran
pendidikan yang terus ditingkatkan. Ketiga, peningkatan kompetensi
1
guru melalui sertifikasi. Keempat,
pengadaan dan perbaikan sarana prasarana sekolah melalui
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kelima, pemerataan
pendidikan melalui program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Melalui upaya-upaya yang telah
dilakukan, seyogyanya tujuan pembelajaran sains dapat tercapai
secara optimal.
Belajar merupakan proses interaksi edukatif yang terikat
pada tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan khusus untuk
mencapai tujuan (Suastra, 2009). Melalui proses belajar, yang
diharapkan berhasil mencapai tujuan adalah peserta didik itu sendiri.
Oleh karena itu, hal terpenting dalam interaksi belajar mengajar adalah
siswa. Siswalah yang diharapkan berinteraksi dengan bahan ajar itu,
mengolahnya, dan merefleksikannya sehingga tujuan instruksional
yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
B. Identifikasi Masalah
1. Metode yang kurang baik mempengaruhi minat siswa untuk
memfokuskan pembelajaran.
2. Dimana siswa akan berbicara dan bermain sendiri.
3. Siswa lebih menyukai cara penyampaian yang menarik, seru, dan
santai.
2
4. Ketika siswa bosan di dalam kelas akan mempengaruhi prestasi
akademik.
5. Kurangnya minat siswa membaca media massa.
C. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya menggunakan model pembelajaran demonstrasi?
2. Bagaimana model pembelajaran demonstrasi dilaksanakan di
kelas?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran demonstrasi terhadap
hasil prestasi siswa?
D. Tujuan Penelitian
1. Seberarapa efisienkah metode pembelajaran dalam mengajar.
2. Untuk membuat interaksi guru dan siswa dalam mengajar.
3. Mengetahui seberapa efektifkah metode demonstrasi dalam
pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: (1) manfaat teoretis yang memberikan manfaat jangka
panjang dalam pengembangan teori pembelajaran di sekolah, dan (2)
manfaat praktis yang memberikan dampak secara langsung terhadap
komponen-komponen pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
3
Dapat menambahkan ilmu dalam pengambilan keputusan
metode pembelajaran, dan menambah ilmu dan wawasan.
4
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIS
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan
suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang
beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
mencari ilmu dan menuntut ilmu.Ada lagi yang lebih khusus
mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses
tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong
pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis
5
besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-
beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari
pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik
persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto
(1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162)
mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.”
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi
belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam
berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan
bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
6
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
siswa.
B. Pentingnya Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi
1. Pengertian model pembelajaran demonstrasi
Model pembelajaran demonstrasi adalah model
mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada peserta didik.
2. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran demonstrasi adalah
a. Kelebihan model pembelajaran demonstrasi adalah
Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta
didik.
Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran karena
peserta didik tidak hanya mendengar tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi.
7
Demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam
lingkungan sekitar. Dengan demikian peserta didik dapat
lebih meyakini kebenaran materi pelajaran.
Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat
terlihat hasilnya.
Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada bahasa
dalam buku pegangan atau penjelasan pendidik.
Melalui demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme
karena langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
b. Kelemahan model pembelajaran demonstrasi adalah
Menurut Djamarah model pembelajaran demonstrasi
selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan yaitu:
Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda
yang akan dipertunjukkan.
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa
gagal sehingga dapat menyebabkan model ini tidak efektif
lagi.
8
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan
tempat yang memadai berarti penggunaan model ini lebih
mahal jika dibandingkan dengan ceramah.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja
lebih profesional.
3. Peran Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Prestasi Belajar
Penggunaan metode demonstrasi mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi
kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar
hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau
merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan
pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari
siswa. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau
potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru, metode
demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah
di pahami siswa. Dengan demikian penggunan metode demonstrasi
dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan
efektif dan prestasi belajar siswa akan meningkat.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah yaitu di MI MIFTAHUL HUDA
KEDUNG BUNDER.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada:
Awal pemberian tugas metode kwantitatif
C. Bentuk Penelitian
- Penelitian deskr\/ iptif yaitu penelitian yang melukiskan
dan melaporkan suatu keadaan, objek atau peristiwa secara apa adanya.
- Penelitian Inferensial yaitu penelitian yang mampu menarik
kesimpulan umum atas masalah yang sedang diteliti
D. Sumber Data
- Aktifitas, kegiatan melakukan penelitian
- Informan, objek tempat mememperoleh data
E. Teknik Pengumpulan Data
10
Menilai atas yang terjadi dari semester pertama dan ke
dua. Di mana semester pertama merupakan nilai asli, yang ke dua
nilai setelah melakukan metode demonstrasi.
F. Teknik Cuplikan/Pengambilan Sampling
simple random sampling (Sampling acak sederhana) :
Pengambilan sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk
dipilih bagi setiap individu dalam keseluruhan siswa.
G. Validitas Data
Data-data yang diperoleh dari lapangan perlu divalidkan,
dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik informant review atau
umpan balik dari informan. Selain itu digunakan pula teknik triangulasi.
Penggunaan teknik triangulasi merupakan strategi untuk mengurangi
bias sistematik dalam data. Masing-masing strategi melibatkan
pengecekan temuan-temuan terhadap sumber lain. Sehingga
triangulasi sebagai proses evaluasi dapat menjaga tuduhan bahwa
temuan-temuan penelitian itu menggunakan alat sederhana baik
metode, sumber, maupun bias penelitian.
11
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi teori.
Triangulasi sumber, yakni mengumpulkan data sejenis dari beberapa
sumber data yang berbeda. Dalam hal ini, untuk memperoleh data
tentang trilogi kepemimpinan Tamansiswa, dikumpulkan dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah, pamong sosiologi, dan guru mata
pelajaran yang lain. Triangulasi metode, yakni mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda
yang dalam hal ini untuk mendapatkan data digunakan beberapa
sumber dari hasil wawancara dan observasi. Triangulasi teori untuk
menginterpretasikan data yang sejenis, misalnya pelaksanaan sistem
among, implementasi trilogi kepemimpinan Ing ngarsa sung tulada, Ing
madya mangun karsa, Tutwuri handayani dalam proses pembelajaran.
H. Observasi
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, hal-hal yang
terjadi baik kelebihan dan kekurangannya dicatat oleh guru mitra dan guru
peneliti, dan juga meminta informasi dari siswa terhadap peristiwa dalam
kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan guru dan siswa dari
lembaran-lembaran data observasi. Rencana data yang diambil:
a) Guru mengajar: dalam menjelaskan materi
pembelajaran, merumuskan materi pelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi, menyimpulkan materi
pelajaran.
12
b) Prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran oleh
guru. Aspek yang diamati mitra dan peneliti:
(1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
(2) Perhatian siswa pada penjelasan guru
(3) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran
(4) Ketanggapan siswa dalam menjawab
pertanyaan
(5) Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan.
c) Kemampuan guru mengajar, yang perlu
diperhatikan mitra, meliputi:
(1) Cara atau teknik membuka pelajaran oleh
guru
(2) Teknik dalam melakukan apersepsi oleh guru
(3) Penguasaan kelas dan pengelolaan kelas
(4) Proses pembelajaran
(5) Strategi bertanya
(6) Strategi mengajar
(7) Pendekatan
(8) Metode mengajar yang digunakan
(9) Penguasaan bahan atau materi pelajaran
13
(10) Penggunaan alat peraga sehubungan
dengan materi pelajaran yang
disajikan
(11) Teknik dalam mengakhiri pelajaran
I. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan mitra,
dapat digunakan sebagai dasar interpretasi dan deskripsi tingkat
keberhasilan atau kegagalan dalam kegiatan belajar megajar pada
berlangsungnya siklus pertama. Apabila siklus pertama belum
menunjukkan kecenderungan meningkat, akan dibuat perencanaan
untuk perbaikan-perbaikan pada siklus kedua dan seterusnya,
sehingga proses belajar mengajar akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan. Kemudian dilanjutkan pada siklus kedua skenarionya
sama dengan siklus pertama tetapi ditujukkan untuk melaksanakan
perbaikan-perbaikan yang dirasakan tidak berhasil (ada kegagalan)
pada siklus pertama, kemudian dilakukan perbaikan dan sebaiknya
meminta saran dari guru mitra. Apabila pada siklus 2 ini masih
terdapat kegagalan atau ketidakberhasilan proses belajar mengajar,
maka akan dilaksanakan siklus ke 3. Pada siklus ini skearionya sama
dengan siklus 1 dan 2. Pada siklus ini tujuannya adalah lanjutan
perbaikan kegagalan pada siklus kedua.
A. Teknik Analisis Data
14
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis interaktif. Dalam model analisis ini, tiga komponen analisanya
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Teknik analisis ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diuraikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data ”kasar” yang muncul di lapangan. Dalam
pengumpulan data model ini, peneliti selalu membuat reduksi data
dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan. Artinya data yang
didapat dilapangan kemudian disusun pemahaman arti di segala
peristiwa yang disebut reduksi data. Reduksi data dan sajian data
ini disusun pada saat peneliti mendapatkan unit data yang
diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi sehingga kesimpulan data finalnya dapat ditarik
dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan alur penting yang kedua dari
analisis interaktif. Suatu penyajian, merupakan kumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
15
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan
setelah data telah mengalami proses reduksi data dan diikuti
penyusunan data yang berupa cerita yang sistematis. Data yang
sudah tersusun secara sistematis, data siap untuk disajikan dan
ditarik kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian.
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Analisis yang ketiga yang penting adalah menarik
kesimpulan atau verifikasi.Pengumpulan data terakhir peneliti mulai
melakukan usaha menarik kesimpulan dengan menarik verifikasi
berdasarkan reduksi data dan sajian data.Kesimpilan yang diambil
penelitian harus memberikan kesimpulan secara longgar, terbuka
dan skeptis. Jika permasalahan yang diteliti belum terjawab dan
atau belum lengkap, maka peneliti harus melengkapi kekurangan
tersebut di lapangan terlebih dahulu.
B. Metode Angket
Jenis data yang dapat diambil adalah data kuantitatif dan
kualitatif yang terdiri dari:
a) Hasil belajar siswa
b) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran
c) Catatan lapangan
16
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 1987. Strategi Belajar Mengajar. Karunika.
Jakarta
Dapdikbud. 1997. Perangkat Pembelajaran. Dikdasmen.
Jakarta
Djahri, Kosasih. 1996. Metoda dan Media Penyajian
Materi. Liberty. Jakarta
Purwanto, Ngalim. 2986. Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Karya. Bandung
P.Hisnu Tantya.2008 Ilmu Penngetahuan Sosial
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung
Syarif, Ismet. 1984. Administrasi Sekolah. Depdikbud.
Jakarta
17