Laporan Pendahuluan Tempe

20
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Euniwati Situmeang NIM : 03121003005 Kelompok : 1 (satu) / Kamis Pagi I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Tempe II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan menggunakan proses fermentasi non-alkoholis. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan tempe. 3. Untuk mengetahui manfaat dan kandungan gizi tempe. III. DASAR TEORI 3.1. Definisi Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau Rizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam 1

description

Laporan Praktikum Bioproses Jurusan Teknik Kimia tenteng Tempe

Transcript of Laporan Pendahuluan Tempe

Page 1: Laporan Pendahuluan Tempe

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Euniwati Situmeang

NIM : 03121003005

Kelompok : 1 (satu) / Kamis Pagi

I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Tempe

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan menggunakan proses

fermentasi non-alkoholis.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan

tempe.

3. Untuk mengetahui manfaat dan kandungan gizi tempe.

III. DASAR TEORI

3.1. Definisi Tempe

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai

atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,

seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti),

atau Rizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi

tempe. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa

kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe

kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam

kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk

menyembunyikan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Tempe sejak dahulu diketahui sebagai makanan rakyat menengah hingga

ke bawah. Harganya yang murah membuat tempe sering dipandang sebelah mata.

Padahal, berdasarkan penelitian para ahli gizi, tempe banyak mengandung

senyawa aktif yang sangat baik dan berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

dalam tubuh manusia. Setiap makanan memiliki keunikan tersendiri, keunikan

1

Page 2: Laporan Pendahuluan Tempe

2

utama makanan ini terletak pada proses fermentasi yang menjadikan  kandungan

gizi tempe menjadi mudah untuk diurai dan diserap tubuh. Secara umum, tempe

mengandung berbagai senyawa aktif antara lain sejumlah lemak, berbagai mineral

baik itu makro maupun mikro, protein nabati, serat pangan alami, karbohidrat,

isoflavon, beragam vitamin mulai yang larut dalam air sampai yang larut dalam

minyak dan masih banyak lagi lainnya.

Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar

proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung

singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai

kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim

kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber

protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat

dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat

diolah menjadi tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses

pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses

yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa

dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

Tabel 3.1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan

Komponen Kadar (%)

Protein 35-45

Lemak 18-32

Karbohidrat 12-30

Air 7

Sumber: (Prawirahartono,S, 1991)

Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe

yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga

yang menggunakan ragi tempe. Asam lemak pada tempe digolongkan ke dalam

kelompok Polyunsaturated Fatty Acids atau PUFA. Asam jenis ini merupakan

asam lemak tidak jenuh majemuk yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Asam

lemak tak jenuh ini diperoleh dari proses fermentasi tempe. Asam tersebut adalah

oleat dan linoleat. Kedua asam ini bekerja efektif dalam menurunkan kolesterol

Page 3: Laporan Pendahuluan Tempe

3

serum dalam darah sehingga dampak negatif sterol bisa ditangkal Secara umum,

adapun ciri-ciri dari hasil proses pembuatan tempe seperti tempe berwarna putih

karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan pada biji-biji kedelai

sehingga terbentuklah tekstur-tekstur yang memadat. Sehingga degradasi

komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan

aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Manfaat tempe

antara lain, yaitu:

1. Mengandung serat tinggi.

2. Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.

3. Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan

stakiosa, yang memicu timbulnya gejala flatulensi.

4. Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak

jenuh.

5. Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah

kanker.

6. Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.

7. Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.

8. Sumber vitamin B.

9. Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam

produk hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran,

buah-buahan, dan biji-bijian.

3.2. Pembuatan Tempe

Teknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari tahapan

perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi

dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi. Pada tahap awal pembuatan tempe,

biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu

agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin dan untuk melunakkan biji

kedelai. Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi

dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat

dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas

kulit biji. Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Biji kedelai tersebut direndam

Page 4: Laporan Pendahuluan Tempe

4

selama 1 x 24 jam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan

membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan

tanpa akseptor elektron eksternal. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda

tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara

singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhan, melalui

fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan

oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih

pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan

bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam

perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini

ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-

bakteri beracun. Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran

yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu

asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil

yang baik ialah:

1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;

2. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas

membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).

3. Cara pengerjaannya harus bersih;

4. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;

Tempe merupakan fermentasi non alkoholis yaitu fermentasi yang

tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping produk lainnya.

Dalam membuat tempe diperlukan tiga faktor pendukung utama, yaitu:

a) Bahan baku yang diurai (kedelai).

Page 5: Laporan Pendahuluan Tempe

5

b) Mikrooraganisme berupa kapang tempe (Rhizopus oligosporus, Rhizopus

oryzae, Rhizopus stolonifer).

c) Keadaan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan (suhu, PH dan

kelembapan).

Gambar 3.2. Proses Pembuatan Tempe

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau

laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun

waru atau daun jati (disebut juga sebagai usar; biasanya digunakan secara

tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau

tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur Rhizopus oligosporus murni

(umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Adapun pembuatan

inokulasi untuk pembuatan tempe tersebut. Inokulasi dapat dilakukan dengan dua

cara yang dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan

dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau

b) Inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan

beberapa lama, lalu dikeringkan.

Page 6: Laporan Pendahuluan Tempe

6

Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam

wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat

digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan

baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe

membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik

biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk. Biji-biji kedelai yang

sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini

kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya

menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20°C–37°C selama 18–36

jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang

menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses

tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi

sampai 36 jam.

Dalam memproduksi tempe diperlukan kulitas bahan dasar yang

berkualitas. Untuk memproduksi tempe di gunakan bahan baku pokok yang sama,

yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas empat macam, yaitu kedelai kuning,

kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Berdasarkan bijinya, kedelai

dibedakan menjadi kedelai berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram,

kedelai berbiji sedang bila bobot 100 bijinya antara 11-13 gram dan kedelai

berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7-11 gram. Para pengrajin tempe

biasanya memakai kedelai kuning sebagai bahan baku utama. Pengrajin tempe

biasanya menggunakan kedelai kuning, akan tetapi juga kedelai jenis lain,

terutama kedelai hitam. Biji kedelai yang dipakai oleh para pengrajin untuk

membuat tempe harus di kupas lebih dahulu dan biji kedelai tahu digiling sesudah

biji kedelai di rendam sekitar 7 jam lebih dahulu.

Keuntungan yang diberikan oleh jasa renik dalam berbagai macam proses

adalah:

1. Berperan didalam proses fermentasi

Tempe, kecap, oncom, taoco, sosis, keju, tapai, bir, brem, anggur adalah

beberapa jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi yang biasa pula

dikenal dengan istilah 'peragian'. Ada beberapa jasad renik yang bertugas dalam

Page 7: Laporan Pendahuluan Tempe

7

proses peragian. Diantaranya, Rhizopus oligosporus dan Rhizopus tolonifer

digunakan untuk mengubah kacang kedelai menjadi tempe. Endomycopsis

fibuligera juga mempunyai kemampuan mengubah tepung pati menjadi gula. Ia

sangat dibutuhkan dalam pembuatan tapai singkong, tapai ketan dan lainnya. Ada

juga Rhizopus oryzae yang sanggup mengubah gula menjadi alkohol, ia banyak

dipakai dalam pembuatan bir, brem, atau minuman anggur.

2. Meningkatkan gizi makanan

Terjadi pada pembuatan tempe maupun bahan makanan lainnya seperti

oncom, taoco, terasi dan sebagainya. Dalam proses pembuatan tempe, protein

kedelai diubah menjadi asam amino yang dapat lebih mudah diserap oleh tubuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,

diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai.

Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare

kronis.

3. Memperbaiki aroma dan rasa

Bau dan rasa kacang kedelai yang direbus biasanya kurang menarik bila

dibandingkan dengan kacang kedelai yang telah diolah melalui proses fermentasi

seperti tempe, kecap dan sebagainya. Juga bau dan rasa susu segar misalnya, akan

lebih menarik apabila melalui proses fermentasi menjadi bahan makanan lainnya

seperti yogurt, keju dan lainnya. Baud an aroma dari suatu makanan sangatlah

penting sehingga menarik perhatian untuk makan.

3.3 Khasiat dan Kandungan Gizi Tempe

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat

menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif

(aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu

tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah,

pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Komposisi gizi tempe baik

kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan

dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh

kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih

mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh

Page 8: Laporan Pendahuluan Tempe

8

karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari

bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan

pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan

terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai

efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh

dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan

anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk

akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan

kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu

senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe

yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia

dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung,

atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe

goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 gram nasi.

Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam

perbandingan sebesar 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

Maka dari itu tempe yang proses pembuatannya sehat sangat berpengaruh

terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Proses pembuatan tempe juga

harus diperhatikan agar kandungan nutrisi atau protein dalam tempe tidak rusak

karena salah perlakuan.

1. Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan

derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh

majemuk (polyunsaturated fatty acids) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu

asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan

kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada

kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap

kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol.

Page 9: Laporan Pendahuluan Tempe

9

2. Vitamin

Vitamin merupakan kandungan yang paling penting bagi pertumbuhan

karena dapat memenuhu gizi dalam tubuh kita. Dua kelompok vitamin terdapat

pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D,

E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis

vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2

(riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin),

dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk

hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-

bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-

satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati.

Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe;

vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari

kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali,

biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini

tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti

Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe

berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini

telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya

vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan

kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu

hariannya.

3. Mineral

Kandungan mineral dalam tempe lumayan banyak. Kandungan mineral

dalam tempe berguna bagi tubuh. Tempe mengandung mineral makro dan mikro

dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut

adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat

menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat

beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat,

mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi

lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

Page 10: Laporan Pendahuluan Tempe

10

4. Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk

isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan

antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi

pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu

daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon

tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang

mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam

kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai

menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi

sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan

sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur

dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan di

Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan

fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat

dan payudara. Kandungan gizi tempe memang kompleks. Karena itu, bagi para

vegetarian yang menghindari daging-dagingan, tempe menjadi alternatif terbaik.

Dengan memasukkan tempe dalam konsumsi harian, kaum vegan tak pelu takut

kekurangan vitamin B12 dan juga protein. Pasalnya, tempe dianggap mampu

mengantikan pemenuhan gizi oleh daging ayam, sapi sumber protein hewani

lainnya.

Tempe memang mengandung protein seimbang yang sangat mudah diserap

tubuh. Tempe memang pilihan paling terbaik, tak hanya untuk kaum vegetarian

tapi bagi semua orang yang menginginkan kesehatan. Proses pembuatan tempe

masih perlu ditingkatkan dengan berbagai penelitian, mengingat tempe memiliki

kandungan gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat

antara lain menurunkan kolesterol darah. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti

kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan

bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya

dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak

Page 11: Laporan Pendahuluan Tempe

11

selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung

atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

Page 12: Laporan Pendahuluan Tempe

12

IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1. Bahan

1. Kacang tanah 600 gram

2. Kacang kedelai 600 gram

3. Ragi tempe

IV.2. Alat

1. Daun pisang

2. Kantung plastik

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Bersihkan dan cuci kacang kedelai, lalu rendam 1 x 24 jam

2. Cuci kembali sambil kulitnya dan keping bijinya dipisahkan

3. Kukus sampai agak empuk. Sebelum diangkat, tambahkan dahulu sedikit

tepung kanji, dicampur merata. Angkat dan letakkan di atas tampah yang

bersih, biarkan sampai hangat, di tempat yang terlindung atau ditutup dengan

kain kasa.

4. Inokulasi dengan ragi tempe, diaduk supaya merata. Kemudian dimasukkan ke

dalam kantung plastik yang telah diberi lubang kecil dengan jarum bertangkai,

ujung kantung plastik diratakan sehingga terbentuk lempengan yang cukup

tebal. Hindarkan terlalu banyaknya sentuhan tangan pada kantung plastik yang

telah diberi isi bahan. Inokulasikan pada suhu 28-30 oC selama lebih kurang 24

jam sampai terlihat adanya bintik air yang merata di seluruh permukaan, lalu

simpan pada suhu selama 1 hari.

Page 13: Laporan Pendahuluan Tempe

13

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. 2007. Tempe dan Manfaatnya. Online: http://www.shintadewi97.

wordpress.com/2007/08/03/kelapa-danmanfaatnya/. (Diakses pada tanggal

11 Maret 2015)

Harjana, D. 2013. Kandungan Nutrisi Tempe dan Manfaatnya. Online: http:

//manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/11/kandungan-nutrisi-tempe-dan-

manfaatnya.html ( diakses pada 11 Maret 2015 )

Lestari, E. 2013. Fermentasi Tempe. Online: https://www.academia. edu/

5291284/FERMENTASI_TEMPE ( diakses pada 11 Maret 2015 )

Paramitha, Y.M. Proses Fermentasi Tempe. Online: http:// kitapunya .info

/2014 /01/02/proses-fermentasi-tempe/ ( diakses pada 11 Maret 2015 )

Premilga, R. Kandungan Gizi Tempe Beserta Manfaatnya. Online: https://www.

academia.edu/6191948/KANDUNGAN_GIZI_TEMPE_BESERTA_MAN

FAATNYA ( diakses pada 11 Maret 2015 )