LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

9
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MASALAH SECTIO CESARIA A. PENGERTIAN Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991). Menurut Cuningham, F garry, (2005 ; 592). Section caesarea adalah lahirnya janin melalui insisi didinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi). Sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Rustam M, 1998). B. ETIOLOGI Faktor penyebab terjadi nya sectio caesarea adalah panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre eklamasi dan hipertensi. Sedangkan faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong (Mochtar,1998). Menurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN MASALAH SECTIO CESARIA

A. PENGERTIAN

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

(Sarwono, 1991).

Menurut Cuningham, F garry, (2005 ; 592). Section caesarea adalah

lahirnya janin melalui insisi didinding abdomen (laparotomi) dan dinding

uterus (histerektomi).

Sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin

dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut

atau vagina (Rustam M, 1998).

B. ETIOLOGI

Faktor penyebab terjadi nya sectio caesarea adalah panggul sempit,

partus lama, distosia serviks, pre eklamasi dan hipertensi. Sedangkan faktor

dari janin adalah letak lintang dan letak bokong (Mochtar,1998).

Menurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah

ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan

indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.

Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa

penyebab sectio caesarea sebagai berikut :

1. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)

Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu

tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan

ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul

merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul

yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir

secara alami

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

2. PEB (Pre-Eklamsi Berat)

Pre-eklamsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi

pada trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya

pada mola hidatidosa. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada

tanda-tanda lain

3. KPD (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar

ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di

bawah 36 minggu tidak terlalu banyak

4. Janin Besar (Makrosomia)

Makrosomia atau janin besar adalah taksiran berat janin diatas 4.000

gram. Di negara berkembang, 5 % bayi memiliki berat badan lebih dari

4.000 gram pada saat lahir dan 0,5 % memiliki berat badan lebih dari

4.500 gram. Ada beberapa faktor ibu yang menyebabkan bayi besar, yaitu

ibu dengan diabetes, kehamilan post-term, obesitas pada ibu, dan lain-

lain. Untuk mencegah trauma lahir, maka bedah sesar elektif harus

ditawarkan pada wanita penderita diabetes dengan taksiran berat janin

lebih dari 4500 gram dan pada wanita nondiabetes dengan taksiran berat

janin lebih dari 5000 gram

(http://rusari.com/askep_sectio_panggul_sempit.html)

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

C. Patofisiologi

Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap infeksi

tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang

dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin.

Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena

kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan cukup bulan, dengan

membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan.

Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang

keberadaannya di dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu

resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan

induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

D. Manisfestasi Klinik

Menurut Mochtar, Rustam (1998) tanda gejala pada sectio caesarea adalah

sebagai berikut:

1. Kejang parsial ( fokal, lokal )

a. Kejang parsial sederhana :

Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal

berikut ini:

1) Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi

tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.

2) Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah,

dilatasi pupil.

3) Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik,

merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia.

4) Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

b. Kejang parsial kompleks

1) Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai

kejang parsial simpleks.

2) Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap –

ngecapkan bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang –

ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.

3) Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku

2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )

a. Kejang absens

1) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas

2) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung

kurang dari 15 detik

3) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan

konsentrasi penuh

b. Kejang mioklonik

1) Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang

terjadi secara mendadak.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

2) Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik

berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan

kaki.

3) Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam

kelompok.

4) Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

c. Kejang tonik klonik

1) Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum

pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung

kurang dari 1 menit.

2) Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih.

3) Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.

4) Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal

d. Kejang atonik

1) Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.

2) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

E. Komplikasi

Komplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan

komplikasi setiap prosedur pembedahan utama. Kompikasi sectio caesarea

(Hecker, 2001 ; 341)

1. Perdarahan

Perdarahan primer kemungkinan terjadi akibat kegagalan mencapai

hemostasis ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi

setelah pemanjangan masa persalinan.

2. Sepsis sesudah pembedahan

rekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan

selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik

profilaksis selama 24 jam diberikan untuk mengurangi sepsis.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

3. Cedera pada sekeliling stuktur

Beberapa organ didalam abdomen seperti usus besar, kandung kemih,

pembuluh didalam ligamen yang lebar, dan ureter, terutama cenderung

terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibatterlalu antusias

dalam menggunakan retraktor didaerah dinding kandung kemih.

F. Penatalaksanaan Medis

1. Istirahat.

2. Pemberian obat-obatan analgesic.

3. Pemberian obat anti biotic.

G. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea (Cuningham,

F Garry, 2005 : 614)

1. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.

2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap

berkontraksi dengan kuat.

3. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24

jam pertama setelah pembedahan.

4. Ambulasi, satu hari setelahpembedahan klien dapat turun sebertar dari

tempat tidur dengan bantuan orang lain.

5. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada

hari keempat setelah pembedahan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN sectio caesare.docx

DAFTARPUSTAKA

Muchtar, Rustam,(1998), Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, EGC. Jakarta.

Sarwono Prawiroharjo,(1999)., Ilmu Kebidanan, Edisi 2 Cetakan II Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Apr, 2010 Author: IqBaL_dctr http://www.iqbaldctr2002.co.cc/2010/04/sectio-

caesarea-ii_30.html

Senin, 12 Mei 2008 by : aroel http://aroel-nurse.blogspot.com/2008/05/sectio-caesarea.html