Laporan Ortho Tyas-danik
-
Upload
zaki-wijaya -
Category
Documents
-
view
211 -
download
14
Transcript of Laporan Ortho Tyas-danik
LAPORAN PRAKTIKUM KEPANITERAAN
ORTHODONSIA
NO MODEL : 018732P22/03052013
Nama Pasien : Danik Lestari
Nama Operator : Rahayu Prasetya Ning Tyas, S.KG
Pembimbing : drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ortho
MODUL MALOKLUSI
KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI KEDOKTERAN GIGI
Operator : Rahayu Prasetya Ning Tyas, S.KG
NIPP : 20080340031
No. Model : 018732P22/03052013
Pembimbing : drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ortho
I. IDENTIFIKASI PASIEN
A. Data Pasien
Nama Pasien : Danik Lestari Suku : Jawa
Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 5 April 1991 Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sidomulyo Rt 06/01 Karangkendal, Boyolali
Telepon : 085643339391
Pekerjaan : Swasta
Nama Ayah : Marsum Pandi Suku : Jawa Umur: 50 tahun
Nama Ibu : Suyamti Suku : Jawa Umur: 42 tahun
Pekerjaan orang tua : Swasta
Alamat orang tua : Sidomulyo Rt 06/01 Karangkendal, Boyolali
Telepon : 087863940185
B. Waktu Pendaftaran
Tanggal Pendaftaran : 18 April 2013
Tanggal Percetakan : 3 Mei 2013
Tanggal Insersi :
B. Data Medik Pasien
1. Golongan Darah : O
2. Penyakit Jantung : tidak ada
1
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada
II. PEMERIKSAAN TERHADAP PASIEN
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan giginya yang kurang rapi terutama pada rahang bawah,
sehingga ingin dirapikan giginya.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan tersebut dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan pasien memiliki
keinginan untuk merawat gigi geliginya sejak 6 bulan yang lalu.
Riwayat Kesehatan Oral
Pasien belum pernah datang ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya. Pasien
memiliki kebiasaan menyikat gigi 2-3 kali sehari tiap kali mandi dan sebelum
tidur. Tidak pernah menggunakan obat kumur.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
Periode gigi decidui : Gigi decidui pasien tumbuh normal dan terdapat
karies pada gigi decidui terutama bagian posterior.
Periode gigi bercampur : Pergantian gigi decidui dan permanen terjadi
secara normal dan kebanyakan tanggal sendiri.
Periode gigi permanen : Gigi permanen pasien tumbuh agak tidak teratur.
Kebiasaan Jelek yang Berkaitan Dengan Keluhan Pasien
Jenis kebiasaan : -
Durasi : -
Frekuensi : -
2
Intensitas : -
Keterangan : -
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien
Ayah : Rahang besar, gigi besar, susunan gigi geligi berjejal
Ibu : Rahang sedang, gigi kecil, susunan gigi geligi rapi
Kakak (laki-laki): Rahang sedang, gigi besar, susunan gigi geligi berjejal
Pasien : Rahang sedang, gigi kecil, susunan gigi geligi rapi
Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial
Pasien adalah seorang pegawai swasta dengan kepribadian terbuka yang
kooperatif dan komunikatif.
Riwayat Kesehatan Umum
Pada 6 bulan terakhir pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan pasien tidak
menderita penyakit sistemik apapun.
B. Pemeriksaan Objektif
1. Umum
Jasmani dan Rohani : Baik
Vital sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg (normal)
Nadi : 60 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : Afebris
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 156 cm
2. Lokal
a. Pemeriksaan Ekstra oral
(Kepala/muka, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe).
K e p a l a :
3
Indeks Kepala:
Lebar kepalaPanjang kepala
×100=1618
×100=88 , 88mm
Bentuk kepala : Brakisefali
M u k a :
Indeks muka =
Tinggi mukaLebar byzigomatik
×100=11 ,311
×100=102 ,7mm
Bentuk Muka : Hiperleptoprosop
Profil Muka : Cembung
Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang
orbital/garis Simon
Maksila : Ka : 1/3 distal C Ki : 1/3 distal C
Mandibula : Ka : inter C dan P1 Ki : inter C dan P1
Kesimpulan : bidang orbital menunjukkan maksila dan mandibula
sebelah kanan dan kiri berada dalam posisi normal.
Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
Tonus Otot Mastikasi : Normal
Tonus Otot Bibir : Normal
Bibir posisi istirahat : Normal
Rest position : 61 mm
Sentrik Oklusi : 60 mm
Free Way Space : 1 mm
FasialNeuromuskula
rK.Ludah K.Limfe Tl.Rahang TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan Fungsi TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Keterangan : Tidak Ada Kelainan
4
b. Pemeriksaan Intraoral
PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :(mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingival, palatum, orofaring)
Deskripsi Lesi/Kelainan yang Ditemukan:
(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta diferensiasi diagnosisnya)
Tidak ada kelainan.
5
c. Odontogram
Malposisi gigi individual:
18: Partial erupted 28: Partial erupted
17: Normal 27: Normal
16: Normal 26: Normal
15 (55): Normal 25 (65): Distopalatorsiversi
14 (54): Palatoversi 24 (64): Normal
13(53): Normal 23 (63): Normal
12 (52): Normal 22 (62): Normal
11 (51): Mesiopalatorsiversi 21 (61): Normal
41 (81): Mesiolinguotorsiversi 31 (71): Normal
42 (82): Normal 32 (72): Mesiolinguotorsiversi
43 (83): Normal 33 (73): Normal
44 (84): Normal 34 (74): Normal
45 (85): Mesiobukotorsiversi 35 (75): Normal
46: Distolinguotorsiversi 36: Normal
47: Normal 37: Distolinguotorsiversi
6
48: Partial erupted 38: Partial erupted
Palatum : Sedang
Torus Palatinus : Tidak ada
Torus Mandibula : Tidak ada
Supernumerary : Tidak ada
Diastema : Tidak ada
Gigi Anomali : Tidak ada
Gigi Tiruan : Tidak ada
Oral Hygiene : Baik
Relasi gigi- gigi pada oklusi sentrik :
ANTERIOR :
Overjet = 2,2 mm (diukur dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
Overbite= 3,5 mm (diukur dari gigi 11 terhadap gigi 41)
Palatal bite : Tidak ada
Deep bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Edge to edge bite : Tidak ada
Cross bite : Tidak ada
POSTERIOR :
Open bite : Tidak ada
Cross bite : Tidak ada
Scissor bite : Tidak ada
Cup to cup bite : Tidak ada
Relasi Molar pertama kanan : Klass I Angle
Relasi Molar pertama kiri : Klass I Angle
Relasi Caninus kanan : Klass I Angle
Relasi Caninus kiri : Klass I Angle
Garis tengah rahang bawah terhadap rahang atas : Segaris
Garis inter insisivi sentral terhadap midline wajah : Segaris
7
3. Analisis Foto Muka
Tampak Depan Tampak Samping
Bentuk Muka: Lebar Profil Muka : Cembung
Tampak Depan dengan Senyum
8
4. Analisis Intraoral
Bagian Anterior
Region Kanan Regio Kiri
5. Skema Gigi – Gigi dari Oklusal
Rahang Atas Rahang Bawah
9
Rahang Atas Rahang Bawah
6. Analisis Model Studi
Bentuk Lengkung Gigi
Rahang Atas : parabola
Rahang Bawah : parabola
Lebar Mesiodistal Gigi – Gigi (mm)
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Gigi Kanan Kiri Normal Ket
1 8,7 8,7 7,40 – 9,75 Normal 1 5,8 6 4,97 – 6,60 Normal
2 7,2 7,3 6,05 – 8,10 Normal 2 6,5 6 5,45 – 6,85 Normal
3 7,8 7,6 7,05 – 9,32 Normal 3 7,1 6,5 6,15 – 8,15 Normal
4 7,6 7,6 6,75 – 9,00 Normal 4 7,4 7,4 6,35 – 8,75 Normal
5 7,1 7 6,00 – 8,10 Normal 5 7,5 7,3 6,80 – 9,55 Normal
6 10,6 10,6 9,95 – 12,10 Normal 6 12,7 12,7 10,62 - 13,05 Normal
7 9 9 8,75 – 10,87 Normal 7 10 10,4 8,90 – 11,37 Normal
Kesimpulan :
Ukuran gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah normal
10
7. Perhitungan - Perhitungan
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 31,9 mm
Jarak P1 – P1 pengukuran : 38,5 mm
Jarak P1 – P1 perhitungan :
ΣI80
×100=39 , 87mm
Diskrepansi : -1,37 mm
Jarak M1-M1 pengukuran : 50,5 mm
Jarak M1 - M1 perhitungan :
ΣI64
×100=49 , 84mm
Diskrepansi : +0.66 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pada region P1-P1 kearah
lateral mengalami kontraksi ringan sebesar 1,37 mm.
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pada region M1-M1
kearah lateral mengalami distraksi ringan sebesar 0,66 mm.
Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 18,5 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : 17 mm Diskrepansi : -1,5 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior retraksi
ringan sebesar 1,5 mm.
Metode Howes
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : 97,8 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 44 mm
Jarak inter fossa canina (FC) : 50 mm
Indeks P :
Jarak P1-P1 md M1-M1
×100 %→4497 , 8
×100 %=44 ,98 %
Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : 44,98%
11
Indeks FC :
Jarak FC md M1-M1
×100%→5097 , 8
×100%=51 ,12%
Lengkung basal untuk menampung gigi : 51,12%
Keterangan :
Lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal dan
stabil karena IP > 43 %
Lengkung basal dapat menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal dan
stabil karena indeks FC > 44 %
Determinasi Lengkung Gigi
Hasil penapakan :
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu :
Rahang Atas: Lengkung anterior diprotraksi sebesar 1 mm (mengikuti
lengkung gigi 12 dan 21)
Lengkung posterior tetap
Maka, terdapat kelebihan ruang (lengkung sampai gigi 16 dan 26),
Kanan : +0,2 mm Kiri : 0 mm
Rahang Bawah : Lengkung anterior diprotraksi sebesar 1 mm (mengikuti
lengkung distal gigi 32 dan 41)
Lengkung posterior tetap.
Maka, terdapat cukup ruang (lengkung sampai gigi 36 dan 46),
Kanan : 0 mm Kiri : 0 mm
12
Sehingga; Overjet awal = 2,2 mm, Overjet akhir = 2,2 mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM
Telah dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan rontgent foto jenis OPG. Tidak terdapat
kelainan pada jaringan periodontal dan tulang disemua region gigi.
III. PENEGAKAN DIAGNOSIS
A. DIAGNOSIS SEMENTARA
Kasus maloklusi menyangkut estetik, malrelasi, maloklusi dan malposisi gigi
individual. Solusi,
Rahang atas : penggunaan auxiliary spring untuk mengoreksi malposisi gigi
individual.
Rahang bawah : penggunaan auxiliary spring untuk mengoreksi malposisi gigi
individual.
B. DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi Angle kelas I disertai malposisi gigi-gigi individual :
14 : Palatoversi
11 : Mesiopalatorsiversi
25 : Distopalatorsiversi
32 : Mesiolinguotorsiversi
37 : Distolinguotorsiversi
41 : Mesiolinguotorsiversi
45 : Mesiobukotorsiversi
46 : Distolinguotorsiversi
Overjet : 2,2 mm Overbite : 3,5 mm
IV. ETIOLOGI MALOKLUSI
Malposisi gigi – gigi individual
Rahang atas
14 : Palatoversi : tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
11 : Mesiopalatorsiversi : kemungkinan terjadi karena pertumbuhan rahang pasien
kearah anterior kurang sehingga gigi kekurangan ruang
untuk tumbuh.
25 : Distopalatorsiversi : tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
13
Rahang bawah
32: Mesiolinguotorsiversi: kemungkinan terjadi karena kurangnya ruang untuk
pertumbuhan gigi sehingga gigi tumbuh miring.
37: Distolinguotorsiversi: kemungkinan terjadi karena kurangnya ruang untuk
pertumbuhan gigi sehingga gigi tumbuh miring.
41: Mesiolinguotorsiversi: kemungkinan terjadi karena kurangnya ruang untuk
pertumbuhan gigi sehingga gigi tumbuh miring.
45: Mesiobukotorsiversi : kemungkinan karena premature loss sehingga tidak ada
pentunjuk jalan gigi permanen sehingga gigi tumbuh
miring.
46: Distolinguotorsiversi : tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
V. PROSEDUR PERAWATAN
A. RENCANA PERAWATAN
1. Pencarian ruang
2. Koreksi malposisi gigi individual
3. Penyesuaian oklusi.
4. Pemakaian retainer.
B. JALANNYA PERAWATAN
1. Pencarian Ruang
Berdasarkan determinasi lengkung rahang atas dilakukan protraksi sebesar 1 mm
maka sebelah kanan kelebihan ruang sebesar 0,2 mm dan sebelah kiri cukup
ruang. Sedangkan untuk rahang atas dilakukan protraksi sebesar 1 mm maka
sebelah kanan dan kiri cukup ruang.
2. Koreksi malposisi gigi-gigi individual
Rahang Atas
Alat
1. Labial Arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire Ф
0,7mm.
14
2. Adam Klamer pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Ф 0,8 mm.
3. Simple spring pada gigi 11 dengan stainless wire Ф 0,6 mm.
Jalannya Perawatan
Labial arch Ф 0,7 mm tidak diaktifkan dan digunakan untuk menuntun gigi
dalam bentuk lengkung yang sesuai.
Adam klamer Ф 0,8 mm digunakan sebagai retensi plat aktif.
Pengaktifan simple spring pada gigi 11 sisi mesial kearah labial.
Rahang Bawah
Alat
1. Labial Arch dengan U loop pada gigi 33 dan 44 dengan stainless wire Ф
0,7mm.
2. Adam Klamer pada gigi 37 dan 46 dengan stainless wire Ф 0,8 mm.
3. Simple spring pada gigi 32 dan 41 dengan stainless wire Ф 0,6 mm.
Jalannya Perawatan
Labial arch Ф 0,7 mm tidak diaktifkan dan digunakan untuk menuntun gigi
dalam bentuk lengkung yang sesuai.
Adam klamer Ф 0,8 mm digunakan sebagai retensi plat aktif.
Pengaktifan simple spring pada sisi mesial gigi 32 dan 41 kearah labial.
4. Penyesuaian Oklusi
Pengaturan malposisi dan malrelasi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi
yang ada, sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu di
perlukan:
Pengecekan kontak oklusal dengan kertas artikulasi.
Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru) atau
daerah BULL / Bukal Upper Lingual Lower dan MUDL / Mesial Upper
Distal Lower. Kemudian di cek apakah warna biru menjadi seimbang di
semua tonjol, jika masih terdapat daerah yang sangat biru dilakukan grinding
pada daerah traumatik tersebut, sehingga warna biru menjadi seimbang di
semua tonjol.
15
5. Pemakaian Retainer
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah di rawat ortodontik, di gunakan
Hawley retainer yang terdiri dari:
Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
Klamer adam menggunakan stainless wire 0,7 mm.
Labial arch mengggunakan stainless wire 0, 8 mm dipasang dalam
keadaan pasif.
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah di koreksi dan menunggu terjadinya pembentukkan tulang baru
melalui proses aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan
perawatan tidak relaps.
Instruksi yang di berikan pada pemakaian retainer adalah:
1. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur di pakai, hanya di lepas
pada saat sikat gigi) selama tiga bulan pertama kontrol tiap bulan sekali
untuk mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah di
koreksi.
2. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka
pemakaian dengan cara yang sama di perpanjang tiga bulan lagi. Jika
mobilitas gigi hilang, untuk tiga bula kedua retainer tidak perlu di pakai
kalau keluar rumah dan di pakai lagi jika di dalam rumah. Di cek apakah
setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan
tiap sebulan sekali.
3. Jika setiap tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika di pakai kembali,
maka pemakaian di teruskan lagi selama tiga bulan dengan kontrol tiap
bulan sekali. Jika alat sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk
bulan ketiganya alat di pakai pada malam hari dan selalu di cek oleh
pasien apakah selam pemakain kembali terasa sesak atau tidak. Kontrol
dilakukan tiap sebulan sekali.
4. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka
retainer di hentikan. Jika masih dicurigai ada kemungkinan relaps,
16
sebaiknya retainer tetap di pakai pada malam hari selama tiga bulan lagi
dengan kontrol tiap sebulan sekali.
VI. GAMBAR DESAIN ALAT
RAHANG ATAS
Alat
Keterangan :
1. Labial arch
2. Adam klamer
3. Plat akrilik
4. Simple spring
RAHANG BAWAH
Alat
Keterangan :
1. Labial arch
2. Adam klamer
3. Plat akrilik
4. Simple spring
RETAINER RAHANG ATAS
Keterangan :
1. Labial Arch 0,7 mm
2. U loop 0,7 mm
3. Adam Klamer 0,7 mm
4. Plat akrilik
17
RETAINER RAHANG BAWAH
Keterangan :
1. Labial Arch 0,7 mm
2. U loop 0,7 mm
3. Adam Klamer 0,7 mm
4. Plat akrilik
VII. PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat
giginya, kesehatan gigi dan jaringan pendukung yang masih baik, usia pasien masih muda dan
keadaan sosial serta ekonomi pasien yang bagus.
Yogyakarta, Juni 2013
Mengetahui,
Operator Pembimbing
Rahayu PNT, S.Kg drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ortho
18
015228P20/04012013
015228P20/04012013
015228P20/04012013
015228P20/04012013
015228P20/04012013
19