LAPORAN LSM KEBAYA

30
LAPORAN HASIL WAWANCARA “ANTARA LSM KEBAYA DAN HIV/AIDS” KELOMPOK I Disusun Oleh: Qoriatul Khasanah (12564) Nur Illahiyah (12565) Wahyu Subekti (12604) Dimas Agung Setyo N (12690) Lanny Nur Fitrianti (12740) Eka Vuspita Sari (12741) Gani Apriningtyas Budiyati (12746) Al Ana (12753) Ratna Herlia Dewi (12773) Mustika Pandu Kaswari (12784) Patrisia R.W.L.P (12809) Novita Anggraeni (12813) Maria Karola lionar (12816) Agnesia Hendra P (12839) Amanda Kurniasih (12850) Handitya Daniswari (12869) 1 | Page

Transcript of LAPORAN LSM KEBAYA

Page 1: LAPORAN LSM KEBAYA

LAPORAN HASIL WAWANCARA

“ANTARA LSM KEBAYA DAN HIV/AIDS”

KELOMPOK I

Disusun Oleh:

Qoriatul Khasanah (12564)

Nur Illahiyah (12565)

Wahyu Subekti (12604)

Dimas Agung Setyo N (12690)

Lanny Nur Fitrianti (12740)

Eka Vuspita Sari (12741)

Gani Apriningtyas Budiyati (12746)

Al Ana (12753)

Ratna Herlia Dewi (12773)

Mustika Pandu Kaswari (12784)

Patrisia R.W.L.P (12809)

Novita Anggraeni (12813)

Maria Karola lionar (12816)

Agnesia Hendra P (12839)

Amanda Kurniasih (12850)

Handitya Daniswari (12869)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2009

1 | P a g e

Page 2: LAPORAN LSM KEBAYA

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................1

Daftar Isi ...............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................3

B. Tujuan ...............................................................................................4

C. Rumusan Masalah ...............................................................................................4

D. Manfaat ...............................................................................................4

E. Metode ...............................................................................................4

BAB II LITERATUR REVIEW

A. LSM Kebaya ...............................................................................................5

B. HIV/AIDS ...............................................................................................5

C. Peran Perawat Terhadap ODHA .......................................................................8

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara ...............................................................................................10

B. Diagnosa, NOC dan NIC ...................................................................................13

BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN .......................................................................17

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...............................................................................................18

B. Saran ...............................................................................................18

Lampiran

2 | P a g e

Page 3: LAPORAN LSM KEBAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat jika dibandingkan dengan

tahun – tahun sebelumnya. Meskipun bukan merupakan pembunuh nomor satu di

Indonesia, namun HIV/AIDS masih menjadi momok yang amat menakutkan di

masyarakat, sebab HIV/AIDS dikenal sebagai penyakit yang amat mematikan dan sampai

sekarang belum ditemukan obatnya.

Ketakutan berlebihan di masyarakat terhadap ODHA (Orang Dengan HIV / AIDS )

selain disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang HIV/AIDS sebagai penyakit yang

mematikan dan tidak dapat disembuhkan, juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang HIV/AIDS dan transmisinya. HIV/AIDS masih menjadi sesuatu yang

“misterius” dan “tabu” untuk dibicarakan. Selain itu, banyak di antara masyarakat yang

masih mengidentikkan HIV/AIDS dengan orang-orang atau profesi-profesi tertentu seperti

PSK dan kaum transexual sehingga terjadi pengkotak-kotakkan dan kesenjangan di dalam

masyarakat. Dalam makalah ini kami akan membahas seputar HIV/AIDS yang

berhubungan dengan waria.

Di lain pihak,masih banyak ODHA yang belum mengetahui secara lengkap dan benar

mengenai penyakit / sindrom yang mereka derita, transmisinya, efek yang ditimbulkan

serta bagaimana koping yang tepat sehingga banyak ODHA yang tidak mengenali tanda

dan gejala HIV/AIDS atau malu mengakui bahwa merika menderita HIV/AIDS yang

akibatnya dapat membahayakan bagi diri mereka sendiri maupun orang-orang di

sekitarnya.

Oleh karena itu, laporan ini kami susun dengan harapan agar apa yang menjadi

ketakutan berlebihan di masyarakat selama ini dapat berkurang dengan membuka

wawasan masyarakat mengenai HIV/AIDS. Selain itu, dalam laporan ini kami mencoba

menegakkan diagnosa keperawatan yang terkait dengan HIV/AIDS agar ODHA dapat

melakukan koping yang tepat berkaitan dengan penyakit yang dideritanya dan untuk

mengetahui bantuan / intervensi keperawatan apa saja yang dapat diterapkan pada ODHA.

3 | P a g e

Page 4: LAPORAN LSM KEBAYA

B. Tujuan

1. Mengetahui apa itu HIV/AIDS, tanda dan gejalanya, serta proses dan cara-cara

transmisinya.

2. Mengetahui diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan

pada ODHA.

3. Memberikan pendidikan kesehatan terkait HIV/AIDS kepada ODHA dan masyarakat

pada umumnya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil wawancara dengan salah satu anggota dari LSM Kebaya?

2. Apa saja diagnosa keperawatan yang terkait?

D. Manfaat

Bagi mahasiswa keperawatan :

1. Memperdalam ilmu tentang HIV/AIDS.

2. Berlatih menerapkan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan kepada

ODHA.

Bagi ODHA :

1. Mengetahui koping yang tepat berkaitan dengan penyakit yang dideritanya.

2. Mengetahui cara-cara penularan HIV/AIDS sehingga tidak mentransmisikannya

kepada non-ODHA.

Bagi masyarakat :

1. Mengurangi ketakutan berlebihan terhadap ODHA yang berkaitan dengan kurangnya

pengetahuan tentang HIV/AIDS.

2. Mengetahui cara hidup sehat yang berkaitan dengan pencegahan penularan

HIV/AIDS.

E. Metode

1. Wawancara dengan narasumber dari LSM Kebaya.

2. Penelusuran literatur.

4 | P a g e

Page 5: LAPORAN LSM KEBAYA

BAB II

LITERATURE REVIEW

A. LSM Kebaya

LSM Kebaya adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berdiri pada

tanggal 18 Desember 2006 dan akta notaris No. 38/22 Januari 2007 yang bergerak di

bidang HIV/AIDS. Pada tahun 2005 angka prevalensi HIV/AIDS pada waria sangat

tinggi.Kebaya kepanjangan dari Keluarga Besar Waria Yogyakarta. Hal ini dapat

dimengerti, melihat fakta yang ada bahwa sebagian besar waria memiliki

kecenderungan untuk berganti-ganti pasangan dan bahkan ada yang bekerja sebagai

Pekerja Seks Komersial. Selain itu, stigma masyarakat terhadapa waria pun buruk.

Banyak waria yang walaupun sudah dapat berdamai dengan identitas gendernya,

mereka dikucilkan dari lingkungan sosialnya dan bahkan tidak dianggap eksistensinya

oleh keluarga mereka sendiri. Hal inilah yang mendasari terbentuknya LSM Kebaya,

yakni untuk menjamin perlindungan terhadap hak-hak asasi waria. Fokus utama

kegiatan LSM Kebaya, selain memberikan advokasi, juga berupaya memberantas

HIV/AIDS, terutama pada komunitas waria.

B. HIV/ AIDS

1. Pengertian

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala

penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.

AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam

tubuh.

HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah

satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih

tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". Virus

HIV ini hidup didalam 4 cairan

tubuh manusia, yaitu: Cairan darah, Cairan sperma, Cairan vagina, Air susu Ibu.

Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan

HIV/AIDS amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan

penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan

pasien sakit parah bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang

5 | P a g e

Page 6: LAPORAN LSM KEBAYA

bervariasi, AIDS kurangtepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah

sindrom atau kumpulan gejala penyakit.

Masa inkubasi HIV sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing

orang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-

gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel CD4 semakin menurun.

Ketika sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, seorang Odha akan mulai

menampakkan gejala-gejala HIV dapat menular kepada siapapun melalui cara

tertentu, tanpa peduli kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas

ekonomi maupun orientasi seksual.

2. Gejala HIV/AIDS

Pada tahun pertama tidak terdapat tanda dan gejala infeksi. Biasanya penderita

tidak tahu kalau mereka sudah terinfeksi HIV. Setelah terinfeksi, beberapa orang

mengalami gejala yang mirip seperti gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini

disebut infeksi HIV primer atau akut. Virus yang sudah ada dalam tubuh penderita

tersebut sudah dapat menular ke orang lain

Menurut WHO terdapat 4 stadium penggolongan tahap penyakit HIV berdasar tanda

dan gejala.

a. Stadium 1: tanpa gejala

- Asimtomatik (tanpa gejala)

- Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening/limfe seluruh

tubuh)

- Skala Penampilan 1 : asimtomatik, aktivitas normal.

b. Stadium 2: penyakit ringan

- Berat badan berkurang < 10%

- Manifestasi mukokutaneus ringan (kelainan selaput lendir dan kulit) : gatal-

gatal, jamur, sariawan pada sudut mulut, Herpes zoster

- Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang

- Skala Penampilan 2 : simtomatik, aktivitas normal.

c. Stadium 3: penyakit lanjutan

- Berat badan turun > 10%

- Diare berkepanjangan > 1 bulan

- Jamur pada mulut

6 | P a g e

Page 7: LAPORAN LSM KEBAYA

- TB Paru

- Infeksi bakterial berat

- Skala Penampilan 3 : < 50% dalam masa 1 bulan terakhir terbaring

d. Stadium 4: penyakit berat

- Kelemahan

- Jamur pada mulut dan kerongkongan

- Radang paru-paru (PCP), TB Ekstra Paru

- Radang saluran pencernaan (Diare kriptosporidiosis > 1 bulan)

- Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)

- Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)

- Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1 bulan

terakhir.

3. Perbedaan HIV dengan AIDS

HIV adalah Human Immuno Deficiency Virus, suatu virus yang menyerang sel

darah putih manusia dan menyebabkan menurunnyakekebalan/ daya tahan tubuh,

sehingga mudah terserang infeksi/penyakit.

AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu timbulnya

sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena kekebalantubuh menurun,oleh karena

adanya virus HIV di dalam darah

Infeksi HIV/AIDS berbahaya, karena telah banyak pengidap HIV/AIDS yang

meninggal

- Gejala muncul setelah 2 - 10 tahun terinfeksi HIV.

- Pada masa tanpa gejala sangat mungkin menularkan kepada orang lain.

- Setiap orang dapat tertular HIV/AIDS.

- Belum ada vaksin dan obat penyembuhnya.

Perjalanan Penyakit dan Gejala yang Timbul

Dalam masa sekitar 3 bulan setelah tertular, tubuh belum membentuk antibodi s

ecara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan bahwa orang tersebut telah

tertular HIV. Masa 3 bulan ini sering disebut dengan masa jendela.

Masa tanpa gejala, yaitu waktu (5 - 7 tahun) dimana tes darah sudah

menunjukkan adanya anti bodi HIV dalam darahartinya positif HIV, namun pada

masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang tersebut menderita AIDS, atau

dia tampak sehat.Masa dengan gejala, ini sering disebut masa sebagai penderita

7 | P a g e

Page 8: LAPORAN LSM KEBAYA

AIDS. Gejala AIDS sudah timbul danbiasanya penderita dapat bertahan 6 bulan

sampai 2 tahun dan kemudian meninggal

Gejala infeksi HIV

Pada awalnya sulit dikenali karena seringkali mirip penyakit ringan sehari-hari

seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat.Kadang-kadang dalam 6 minggu

pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih,sakit

sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak

dan selangkangan. Gejala ini biasanyasembuh sendiri dan amapi 4-5 tahun mungkin

tidak muncul gejala. Pada tahun ke 5 atau 6 tergantung masing-masing penderita, mulai

timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut

dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih lanjut akan

terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10%), diare terus-menerus lebih dari 1

bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus

Sejarah HIV AIDS

Asal mulanya, tidak jelas darimana berasal dan kapan munculnya. Pada tahun

1969 dilaporkan bahwa di Sub Sahara Afrika ditemukan darah tahun 1950 yang

ternyata positif HIV. Selain itu juga pada tahun 1980 dilaporkan pula di USA, bahwa

darah tahun 1969 Positif.

Akhirnya disepakati tanggal 5 Juni 1969, sebagai awal mula kasus HIV/AIDS

muncul. Hal ini sesuai laporan kasus HIV/AIDS di USA Los Angeles CDC yang

mengadakan peneliti pada pria homoseksual. Dan kini, kasus HIV/AIDS ini kini

semakin meluas dan menyerang berbagai lapisan dan strata sosial.

C. Peran Perawat Terhadap ODHA

http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=print&sid=82

Kedekatan perawat dengan para pasien HIV menjadi kunci dalam proses

kesembuhan pasien. Peran perawat memang dianggap wajar sebagai bagian dari

tugas atau pekerjaan yang memang harus dilaksanakan.

Peran perawat dalam advokasi AIDS lebih akan berdampak ganda

(mengurangi resiko infeksi nosokomial AIDS dan meningkatkan peran dalam

preventif, promoti dan rehabilitatif) dalam penanggualangan AIDS/HIV,

misalnya dengan jalan :

1. Membuat LSM atau lembaga penelitian AIDS/HIV

8 | P a g e

Page 9: LAPORAN LSM KEBAYA

2. Advokasi KIE (komunikasi-informasi dan edukasi) lewat website/internet

3. Mengadakan pelatihan/seminar publik

4. Menjaring tokoh perawat Indonesia dalam penanggulangan AIDS/HIV agar

masyarakat lebih mengenal keperawatan lebih maju dan modern

5. Mengoptimalkan pemanfaatan dana hibah/grant lewat bidang keperawatan

AIDS/HIV

6.Membuat SOP Askep AIDS/HIV

9 | P a g e

Page 10: LAPORAN LSM KEBAYA

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya LSM Kebaya ?

LSM Kebaya adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berdiri pada

tanggal 18 Desember 2006 dan akta notaries No. 38/22 Januari 2007 yang bergerak di

bidang HIV/AIDS.

Pada september 2005 tujuh waria meninggal karena HIV. Lebih dari tujuh

orang waria terinfeksi HIV. Oleh karena itu dibentuklah violet community. Violet

community adalah komunitas bagi waria yang sudah terkena HIV positif. Warna

violet adalah warna campuran dari warna biru dan ungu hal tersebut dianalogikan

dengan identitas waria.

Waria merupakan komunitas yang tingkat kecemburuannya sangat tinggi,

untuk menghadapinya tidak hanya memerlukan tenaga dan pikiran tetapi juga hati

nurani

Profesi seorang waria biasanya adalah: PSK, pengamen

Bidang-bidang yang ada di LSM Kebaya

Outrage : pendampingan, komunitas

Advokasi : pada dinas sosial, LSM peduli, pemerintah, mengurusi yang terkena

satpol PP, mengurus dana.

GST (guest suport.....) ketika waria sudah mulai mendapat terapi/minum obat akan

mendapatkan efek halusinasi, mimpi buruk, ingin mati, waria punya teman.

LSM lain yang bergerak menangani kasus HIV AIDS:

METAKOM

DINAS

DIAJENG

10 | P a g e

Page 11: LAPORAN LSM KEBAYA

KONTRAS

MENOREH

2. Bagaimana kehidupan waria di Yogyakarta ?

Populasi waria Yogyakarta

62%pendatang

27%sudah putus hubungan dengan keluarga dan

mendeklarasikann diri sebagai sosok baru.

12% waria penduduk jogja masih kontak dengan anggota

keluarganya.sisanya waria Jogja yang sudah tidak ada kontak dengan

keluarganya.

Penanganan masalah advokasi jika ada permasalahan yang dialami waria menjadi

sulit karena tidak ada KTP yang jelas.

Dari data tersebut dapat digambarkna bahwa kehidupan waria di Yogyakarta

lebih terorganisir sehingga para waria merasa lebih nyaman dan merasa

terlindungi.

3. Apa sajakah cara yang digunakan oleh yayasan Kebaya untuk mencegah waria

agar tidak menularkan HIV AIDS ?

Sosialisasi dalam bentuk pendidikan konseling dan intervensi. Selain itu, LSM

Kebaya juga mendatangkan konselor untuk program konseling.

Monitoring sesuai dengan norma dan nilai yang sesuai dengan para waria. Misalnya

dengan memberikan kondom. Hal terpenting yang dilakukan adalah upaya

perubahan perilaku dari waria tersebut.

Tes VCT ( Voluntary Counseling and Test) untuk mengetahui adanya penyakit yang

diderita waria. Biasanya mereka melakukan tes VCT dengan kesadaran sendiri.

Melakukan advokasi

11 | P a g e

Page 12: LAPORAN LSM KEBAYA

Upaya preventif:

Koordinasi dengan pengelola tempat pelacuran (kontrak kerja untuk menyalurkan

kondom).

Dari 228 waria, 82 % sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang HIV/AIDS.

4. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar menganai kebaya ?

Pada awalnya masyarakat memandang mengerikan mengenai kebaya namun setelah

berkomunikasi mayarakat secara peralahan dapat memahami karena adanya pelurusan

stigma yang dilakukan advokasi maka diperlukan strategi dan cara yang efektif dalam

berkomunikasi.

Upaya lainnya komunikasi dengan stakeholder.

5. Bagaimana upaya untuk menyedarkan masyarakat LSM tentang bahaya AIDS?

-82% sudah dapat pelatihan mereka dapat mentransformasikan isu HIV AIDS dan

pencegahannya.

-memberikan informasi secara intens untuk meningkatkan kesadaran.

-mengangkat isu tragis tentang HIV sehingga ada rasa gentar untuk melakukan hal

yang buruk

Cara yang ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran HIV

-sulit memberikan pengamanan kepada konsumen PSK tpi ada upayanya yang lain

yaitu: mendistrisbusikan kondom pada mucikari, -konsumen menggunakan kondom.

6. Penulis pernah membaca sebuah penelitian mengenai waria dan dari penelitian

tersebut di dapat data bahwa banyak warian melampiaskan hasrat seksualnya kepada

anak-anak jalanan. Apakah benar ?

Justru kami itu ikut melindungi anak-anak jalanan tersebut. Jika dari anak jalanan ada

yang diketahui masih memiliki orang tuas, maka kami para waria akan

mengembalikannya kepada orang tuanya. Dan jika ada yang sakit atau terluka, maka

kami akan merawatnya sampai anak jalanan tersebut pulih kembali.

12 | P a g e

Page 13: LAPORAN LSM KEBAYA

A. Diagnosa yang dapat ditegakkan :

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Aktivitas Keperawatan

1. Resiko Infeksi

Domain: 11 Safety/ Protection

Kelas 1 : infection

Definisi : meningkatnya resiko

terinfasi oleh organisme

patogen

Faktor Resiko:

Penyakit kronis

Imunitas yang tidak adekuat

1. Status Imun:

2. Status infeksi:

3. Pengetahuan kontrol

infeksi

4. Kontrol resiko

penyakit menular

seksual

Kontrol infeksi: memninimalkan

keterpaparan dengan agen dan

transmisi agen infeksius

Proteksi Infeksi:

Pencegahan dan deteksi dini

adanya infeksi pada pasien yang

beresiko

Pendidikan seksual:

Menyediakan informasi yang

berkaitan dengan proteksi

seksual saat melakukan aktivitas

seksual

Pengkajian

1. Monitor tanda dan gejala adanya infeksi

(temperatur, nadi,dll)

2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan resiko

terjadinya infeksi.

3. Monitor hasil laboratorium

4. Amati perilaku personal Hygiene klien untuk

melindungi diri dari infeksi.

Edukasi pasien dan keluarga

1. Instruksikan personal hygiene yang tepat

untuk melindungi diri dari infeksi

2. Ajarkan pada pasien dan keluarga mengenai

tanda dan gejala infeksi dan kapan harus

melaporkannya kepada tenaga kesehatan

2. Isolasi Sosial

Domain 12 : comfort

Class 3: social comfort

Definisi :Kesendirian yang

1. Kemampuan

Interaksi Sosial :

Perilaku yang efektif

dalam interaksi

2. Keterlibatan Sosial :

Complex Relationship building:

Hubungan terapeutik dengan

pasien yang memiliki kesulitan

berinteraksi.

1. Pertahankan pasien dan orang terdekat selalu

mendapat informasi tentang status pasien dan

rencana pengobatan.

2. Dorong orang terdekat untuk berbagi dalam

Page 14: LAPORAN LSM KEBAYA

dialami dan dianggap sebagai

sesuatu yang dipaksakan oleh

orang lain dan sebagai

keadaan yang negative atau

terancam

Faktor yang Berhubungan:

-Gangguan kesehatan

frekuensi interaksi

sosial dengan

perorangan, grup

atau organisasi.

3. Dukungan Sosial

4. Well-Being

Coping Enhancement:

Membantu pasien untuk

beradaptasi dengan stressor,

perubahan dan gangguan yang

mempengaruhi hubungan

dengan orang lain.

Socialization enhancement:

Fasilitasi kemampuan untuk

berinteraksi

Support system Enhancement:

Fasilitasi dukungan untuk pasien

dari keluarga teman dan

komunitas.

perawatan pasien.

3. Libatkan pasien dalam aktivitas kelompok atau

unit dengan tepat.

3. Ansietas

Domain : 9. Coping / Stress

Tolerance

Class : 2. Coping Responses

Definisi : perasaan tidak

nyaman atau takut disertai

oleh respon otonom (sumber

sering tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu);

1. Kontrol ansietas

2. Koping

3. Kemampuan

interaksi sosial

1. Anticipatory Guidance:

mempersiapkan klien untuk

krisis situasional dan

perkembangan.

2. Anxiety Reduction:

meminimalkan

ketidaknyamanan dan

kekhawatiran.

3. Complex Relationship

1. Pantau ekspresi verbal dan non verbal klien

seperti:ketidakmampuan mengatasi

masalah,ketakutan,rasa bersalah atas tindakan

masa lalu,ketidakpastian,kekhawatiran akan

penolakan dan isolasi dan ide bunuh diri.

2. Sediakan waktu dengan pasien dan anjurkan

untuk mengekspresikan perasaan dan

masalah.

3. Dukung pola koping yang efektif

Page 15: LAPORAN LSM KEBAYA

perasaan kecemasan yang

disebabkan oleh antisipasi

bahaya. Merupakan sinyal

tanda bahaya yang

memperingatkan tentang

bahaya yang akan datang dan

memungkinkan individu untuk

mengambil langkah-langkah

untuk mengatasi ancaman

Faktor yang Berhubungan:

1. Ketakuatan akan kematian

2. Gangguan atau perubahan

status kesehatan.

building:

Hubungan terapeutik dengan

pasien yang memiliki

kesulitan berinteraksi.

4. Coping Enhancement:

Membantu pasien untuk

beradaptasi dengan stressor,

perubahan dan gangguan

yang mempengaruhi

hubungan dengan orang lain.

misalnya:dengan membiarkan pasien

menangis atau bicara dari pada menyangkal

rasa takut dan kekhawatiran.

4. Memberikan informasi yang akurat tentang

penyakit HIV dan prosedur diagnostik yang

berkaitan.

5. Ajarkan pola pernafasan normal.

6. Calming Technique:

Mempertahankan kontak mata dengan pasien.

Pertahankan sikap yang tenang.

Duduk dan berbicara dengan klien.

Sediakan obat anti anxietas sejauh yang di

perlukan.

Identifikasi orang – orang terdekat pasien

yang dapat membantu pasien.

4. Kurang pengetahuan.

Domain : 5. Perception/

Cognition

Kelas : 4. Cognition

Definisi : tidak adanya

atau kurangnya informasi

kognitif berkaitan dengan

1. Knowledge :

Disease Process

1. Pendidikan Kesehatan :

mengembangkan dan

menyediakan instruksi untuk

memfasilitasi adaptasi

perilaku yang berkaitan

dengan kesehatan.

1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit

HIV termasuk perubahan patofisiologi yang

akan terjadi, cara penularan penyakit,

perubahan perilaku yang di perlukan dan efek

samping pengobatan. Perbaiki kesalahan

informasi dan konsep jika perlu.

2. Berikan literatur yang menggali mitos dan

Page 16: LAPORAN LSM KEBAYA

topik yang spesifik. 2. Mengajarkan Proses Penyakit

: mendampingi pasien untuk

memahami informasi terkait

proses penyakit yang

spesifik.

realita tentang proses penyakit HIV.

3. Ajarkan pasien pentingnya menginformasikan

kepada pasangan seksual tentang kondisi HIV

dan memodifikasi perilaku beresiko tinggi

yang di ketahui menularkan virus.

4. Libatkan orang terdekat dalam penyuluhan

dan proses belajar.

Page 17: LAPORAN LSM KEBAYA

BAB IV

IMPLIKASI KEPERAWATAN

DARI HASIL wawancara dengan pihak KEBAYA, perawat diharapkan dapat

melakukan Implikasi keperawatan antara lain:

1. Berdasarkan Aspek

1. Aspek Psikologis

- Perawat mampu meningkatkan rasa percaya diri klien dan

- Menjalin rasa saling percaya untuk mempermudah proses asuhan

keperawatan.

2. Aspek Sosial

- Membantu klien untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial

- Memberikan dorongan pada keluarga untuk menerima kondisi klien

- Memberikan edukasi pada masyarakat mengenai HIV/AIDS

3. Aspek Nilai, Norma dan Kepercayaan

- Memfasilitasi ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing

- Memberikan dukungan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing

2. Berdasarkan Peran Perawat

a. Perawat sebagai pendidik

- Memberikan edukasi pada keluarga, klien dan masyarakat sekitar mengenai

HIV/AIDS

- Memberikan edukasi pada klien mengenai komplikasi yang mungkin terjadi

- Memberikan edukasi pada klien mengenai cara pencegahan dan kemungkinan

terapi yang dapat dilakukan.

b. Perawat sebagai advokat

- Menjembatani masalah yang timbul antara klien dan keluarga, klien dan

masyarakat.

- Memfasilitasi dan menghubungkan klien dengan organisasi komunitas dengan

komunitas

c. Perawat komunitas

- Memberikan penyuluhan dan edukasi pada masyarakat

BAB V

Page 18: LAPORAN LSM KEBAYA

PENUTUP

A. Simpulan

Lembaga Swadaya Masyarakat KEBAYA memfasilitasi para waria yang telah

mendeklarasikan diri sebagai anggota LSM tersebut dalam hal outrage, advokasi dan

GST (guest support). Sehingga kehidupan waria di Yogyakarta lebih terorganisir dan

para waria merasa lebih nyaman dan merasa terlindungi.

Metode yang digunakan oleh yayasan Kebaya untuk mencegah waria agar

tidak menularkan HIV AIDS adalah sosialisasi, monitoring, tes VCT (Voluntary

Conseling and Test) dan advokasi. LSM KEBAYA ini juga melakukan upaya

preventif untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, di antaranya penyaluran kondom di

tempat-tempat lokalisasi, komunikasi dengan stakeholder, dan pendidikan tentang

perilaku seksual yang tidak beresiko. Selain itu LSM KEBAYA juga melakukan

upaya penyadaran tentang bahaya HIV/AIDS.

Diagnosa yang penulis ambil adalah Resiko Infeksi (Domain: 11

Safety/ Protection, Kelas 1 : infection); Isolasi Sosial (Domain 12 : comfort, Class

3: social comfort); Ansietas (Domain : 9. Coping / Stress Tolerance, Class : 2.

Coping Responses); Kurang pengetahuan(Domain : 5. Perception/ Cognition, Kelas :

4. Cognition)

B. Saran

Pemerintah

Pemerintah sebaiknya meningkatkan fasilitas yang dapat menunjang kelangsungan

hidup para ODHA.

Mahasiswa keperawatan

Mahasiswa keperawatan yang notebene telah memiliki dasar pengetahuan mengenai

HIV/AIDS seharusnya sudah tidak menganggap tabu lagi terhadap ODHA dan dapat

memperlakukan mereka dengan sebagaimana mestinya.

Perawat

Page 19: LAPORAN LSM KEBAYA

Perawat dalam melakukan tindakan keperawatan pada ODHA diharapkan mampu

berempati dan tidak menciptakan kesenjangan sosial pada ODHA namun harus tetap

mempertimbangkan serta menjaga Universal Precaution.

LSM KEBAYA

Tingkatkan kegiatan yang positif yang dapat mendukung berkurangnya penyebaran

HIV/AIDS.

Masyarakat

Diharapkan lebih membuka diri terhadap kaum ODHA dalam hal sosialisasi dan terus

meningkatkan informasi mengenai HIV/AIDS.

Page 20: LAPORAN LSM KEBAYA

Lampiran

Pembagian Tugas

Qoriatul Khasanah (12564) Mencari literature Review, mencatat hasil

wawancara, membuat implikasi,

Nur Illahiyah (12565) Mencatat hasil wawancara, membuat latar

belakang, membuat asuhan keperawatan

Wahyu Subekti (12604)

Dimas Agung Setyo N (12690)

Lanny Nur Fitrianti (12740)

Eka Vuspita Sari (12741)

Gani Apriningtyas Budiyati (12746) Membuat implikasi keperawatan,

membuat asuhan keperawatan, mencari

literature review.

Al Ana (12753)

Ratna Herlia Dewi (12773) Membuat asuhan keperawatan, mengedit

dan menambah kelengkapan laporan,

mencatat hasil wawancara.

Mustika Pandu Kaswari (12784)

Page 21: LAPORAN LSM KEBAYA

Patrisia R.W.L.P (12809) Membuat kesimpulan, saran dan daftar isi

pada laporan.

Novita Angraeni (12813) Membuat kesimpulan dan saran serta

mencatat dan merangkum hasil

wawancara

Maria Karola lionar (12816) Membuat asuhan keperawatan, membuat

latar belakang, membuat asuhan

keperawatan.

Agnesia Hendra P (12839)

Amanda Kurniasih (12850) Melengkapi latar belakang, membuat

preferensi,powerpoint, melengkapi

referensi,

Handitya Daniswari (12869) Melengkapi referensi, melengkapi

pendahuluan, editor akhir,