Kegiatan-Pengawasan-Bersama-Kemenristekdikti-oleh-Ari-Dwikora ...
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti … sebagaimana tertuang dalam perubahan renstra...
Transcript of Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti … sebagaimana tertuang dalam perubahan renstra...
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
i
KATA PENGANTAR
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah melaksanakan program dan
kegiatan, serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan, untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kendala dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi juga telah melaksanakan
penyusunan laporan evaluasi terhadap program dan kegiatan tahun 2017. Laporan ini sekaligus
bentuk dari pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabiltas kinerja Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan
RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri PAN dan
RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 50 Tahun 2017 tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2016-2019.
Laporan Kinerja ini menyajikan capaian kinerja sesuai target-target yang tercantum
dalam Sasaran Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Periode 2015-2019, salah satunya adalah meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan
pendidikan tinggi. Dimana didalamnya juga menyampaikan capaian – capaian dari pendukung
indikator kinerja utama meliputi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang ditunjang oleh
Anggaran DIPA Tahun 2017 yang dilaksanakan oleh penanggungjawab program dilingkungan
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi dengan 2 layanan yaitu fungsi
pendidikan dan fungsi umum. Laporan ini disusun dengan menyesuaikan revisi Rencana
Strategi Kemristekdikti dimana pada tahun 2017 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan
Dikti dengan 4 indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1) Jumlah Perguruan Tinggi masuk top
500 dunia, 2) Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul), 3) Jumlah Taman dan
Teknologi yang mature dan 4) Jumlah Pusat Unggulan Iptek. Dalam pelaporan kinerja ini juga
dijelaskan perbandingan antara realisasi pencapaian IKU tahun 2017 dengan kontrak kinerja
(Perjanjian Kinerja) tahun 2017, serta beberapa kinerja lainnya yang telah dicapai oleh
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Berdasarkan pencapaian sasaran strategis Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam
meningkatkan kualitas kelembagaan iptek dan dikti mencapai 100% dari rencana sasaran
strategis tahun 2017. Keberhasilan pencapaian target tersebut merupakan cermin bahwa para
stakeholder ikut serta memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung indikator kinerja utama Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
ii
Akhir kata, kepada seluruh staf Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang
terlibat dalam penyusunan laporan ini disampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tenaga
dan pikiran sehingga laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana. Semoga laporan kinerja
ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi serta acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan
program dimasa yang akan datang dan sebagai pendorong peningkatan kinerja organisasi
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Jakarta, Januari 2018
Direktur Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti,
ttd
Patdono Suwignjo
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Direktorat Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2017 ini disusun
sebagai perwujudan dan tekad Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam
melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggaran yang akuntabel dan transparansi.
Laporan Kinerja ini juga merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian sasaran strategis
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Pencapaian indikator kinerja tersebut juga
merupakan cerminan bagi jajaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, sehingga
menjadi pemicu dan penyemangat untuk bekerja lebih efisien dan efektif dalam mencapai
sasaran strategis yaitu meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan dikti.
Perubahan sebagaimana tertuang dalam perubahan renstra Kemenristekdikti tahun
2015-2019 yang tertuang dalam Permenristekdikti No 50 Tahun 2017. Untuk mencapai sasaran
strategis Meningkatnya kualitas kelembagaab iptek dan dikti, telah menetapkan 4 (empat)
indikator kinerja yaitu:
1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk Top 500 dunia
2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul)
3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi (TST) yang mature
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Sasaran strategis meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan Dikti, dengan 4 (empat)
indikator kinerja tahun 2017 sudah tercapai semuanya dengan baik.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2015 - 2019
Tahun 2017
Target Realisasi %
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi
masuk top 500 dunia 5 3 3 100%
Jumlah Perguruan Tinggi
berakreditasi A (Unggul) 110 59 65 108%
Jumlah Taman dan
Teknologi yang mature 22 16 16 100%
Jumlah Pusat Unggulan
Iptek 40 30 46 153%
Untuk mendukung pencapaian sasran strategis sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian
kinerja Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengelola anggaran sebesar Rp. 892.808.916,00
dan telah mengalami beberapa kali revisi karena adanya efisiensi sehingga pagu efisiennya Rp.
549.954.769.000,00.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………... i
Ikhtisar Eksekutif …………………………... iii
Daftar Isi …………………………... iv
Daftar Tabel …………………………... v
Daftar Gambar …………………………... vii
Daftar Grafik …………………………... xi
Bab I Pendahuluan
…………………………...
1
A. Gambaran Umum Organisasi …………………………... 1
B. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi …………………………... 1
C. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi …………………………... 2
D. Indikator Kinerja Kegiatan dan Permasalahan
Utama yang dihadapi Organisasi …………………………... 7
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
…………………………...
16
A. Rencana Strategi …………………………... 16
B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti …………………………... 16
C. Perjanjian Kinerja …………………………... 18
Bab III Akuntabilitas Kinerja
…………………………...
20
A. Caaian Kinerja Utama Organisasi …………………………... 20
1. Jumlah PT Masuk Top 500 Dunia …………………………... 20
2. Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) …………………………... 35
3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang
mature …………………………... 68
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek …………………………... 145
B. Capaian Realisasi Keuangan …………………………... 165
Bab IV Penutup
…………………………...
166
Lampiran …………………………... 167
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti Tahun 2017 ……………………………. 8
Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan ……………………………. 16
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ……………………………. 17
Tabel 4. Pagu Anggaran Per Unit Eselon II ……………………………. 18
Tabel 5. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun
2016 dan 2017 ……………………………. 19
Tabel 6. Realisasi jumlah perguruan tinggi masuk Top 500
dunia
……………………………. 20
Tabel 7. Tren peringkat 9 perguruan tinggi di Indonesia
dalam QS WUR. (Sumber: QS Intelligence Unit) ……………………………. 21
Tabel 8. Rincian penilaian perguruan tinggi Indonesia
dalam QS WUR
(Sumber: QS Intelligence Unit Data)
……………………………. 21
Tabel 9. Profil World Class University di Asia Tahun 2017 ……………………………. 22
Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2012-2017 ……………………………. 34
Tabel 11. Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun
2017 ……………………………. 35
Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul)
Tahun 2017 ……………………………. 36
Table 13. Indikator Kinerja Dewan Eksekutif BANPT
2017 ……………………………. 40
Tabel 14. Jumlah Pengembangan STP di Indonesia ……………………………. 68
Tabel 15. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature ……………………………. 71
Tabel 16. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan
Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
……………………………. 92
Tabel 17. Perbandingan KST Unpad dengan STP di Luar
Negeri
……………………………. 105
Tabel 18. Penyusunan Dokumen Perencanaan Solo Techno
Park
……………………………. 116
Tabel 19. Layanan Pengembangan Teknologi atau Produk
oleh Solo Techno Park
……………………………. 118
Tabel 20. Penguatan Jejaring Untuk Penguatan Inovasi
2015 – 2017
……………………………. 118
Tabel 21. Jumlah Tenant dan Bidang Usaha Yang Telah
Dinkubasi oleh Solo Techno Park
……………………………. 119
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
vi
Tabel 22. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana IPB
Science Park
……………………………. 120
Tabel 23. Daftar Perusahaan Yang Beroperasi di IPB
Science Park
……………………………. 121
Tabel 24. Beberapa Kerjasama Penelitian ITS STP dengan
Pihak Lain ……………………………. 127
Tabel 25. Diseminasi Teknologi Terkait Kopi dan Kakao
di CCSTP
……………………………. 130
Tabel 26. Perusahaan Yang Menggunakan Teknologi
Produksi CCSTP
……………………………. 131
Tabel 27. Indikator dan Capaian Sasaran Program
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
(PUI)
……………………………. 132
Tabel 28. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan
Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
……………………………. 132
Tabel 29. Lembaga Litbang yang telah Ditetapkan Sebagai
PUI Tahun 2011-2017
……………………………. 135
Tabel 30. Perbandingan Kondisi Pusat Unggulan Iptek
Perguruan Tinggi di Indonesia dan Luar Negeri ……………………………. 141
Tabel 31. Indikator dan CapaianSasaran Program
MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptekdanDikti
……………………………. 146
Tabel 32. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) dan Indikator Kinerja Tahun 2012-2017
……………………………. 147
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. JWG RI - Perancis 2017 ……………………………. 27
Gambar 2. Seminar How Science and Techno Parks Propel
Innovation: Indonesia and Swiss Experience
……………………………. 28
Gambar 3. Arah, Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan
Pengembangan Taman Sains dan Teknologi
……………………………. 65
Gambar 4. Dimensi, Sasaran dan Indikator Keberhasilan
Taman Sains dan Teknologi
……………………………. 66
Gambar 5. Indikator Keberhasilan Maturitas Taman Sains
dan Teknologi
……………………………. 67
Gambar 6. Peran STP dalam memfasilitasi aktor-aktor
inovasi (A-B-G)
……………………………. 70
Gambar 7. Empat faktor kunci dalam Pengembangan
Taman Sains dan Teknologi
……………………………. 71
Gambar 8. Kolaborasi dan Peranan ABG dalam
Pengembangan Taman Sains dan Teknologi
……………………………. 72
Gambar 9. Daftar Lokasi Pengembangan STP ……………………………. 78
Gambar 11. Rencana pengembangan Science Techno Park
(STP) Riau sampai tahun 2020
……………………………. 79
Gambar 11. Batam Techno Park ……………………………. 81
Gambar 12. Launching Dan Seminar Forum Organisasi
Profesi Iptek I Tahun 2017
……………………………. 90
Gambar 13. Lokasi dan Aksesibilitas KST Unpad ……………………………. 99
Gambar 14. Konsep Pengembangan KST Unpad ……………………………. 100
Gambar 15. Strategi Pengembangan Kelembagaan KST
Unpad
……………………………. 100
Gambar 16. Layanan KST Unpad ……………………………. 101
Gambar 17. Clustering Inventor dan Tenant KST Unpad ……………………………. 101
Gambar 18. Roadmap KST Universitas Padjadjaran ……………………………. 102
Gambar 19. Lokasi Tapak Lahan Gedung Pengelola dan
Inkubator Bisnis KST Unpad
……………………………. 104
Gambar 20. Rencana Tapak IPB - SP ……………………………. 121
Gambar 21. Posisi Pengelola STP ITS Dalam Struktur
Organisasi ITS
……………………………. 126
Gambar 22. Pemberian Sertifikat dan Trofi oleh
Menristekdikti kepada Lembaga PUI
……………………………. 132
Gambar 23. Penandatanganan Kerjasama antara Lembaga
PUI dengan Mitra disaksikan oleh Dirjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti pada kegiatan Indonesia Innovation Day di
Belanda
……………………………. 135
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Prosentase Program Studi yang diminati dalam
program KNB (2010 – 2017) ……………………………. 26
Grafik 2. Sebaran Beasiswa KNB di Perguruan Tinggi
(2010 – 2017) ……………………………. 27
Grafik 3. Distribusi Asal Mahasiswa Internasional di
Indonesia ……………………………. 31
Grafik 4. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi
A (Unggul) ……………………………. 35
Grafik 5. Bobot Penilaian 7 Standar Akreditasi Institusi
Perguruan Tinggi ……………………………. 39
Grafik 6. Capaian Proses Akreditasi Program
Studi/Perguruan Tinggi Tahun 2017 ……………………………. 42
Grafik 7. Sasaran Akreditasi Program Studi/Perguruan
Tinggi Tahun 2017 ……………………………. 43
Grafik 8. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Jawad an
Luar Jawa
……………………………. 44
Grafik 9. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Kopertis ……………………………. 44
Graik 10. Jumlah Rekomendasi Penataan Kelembagaan ……………………………. 46
Grafik 11. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru ……………………………. 51
Grafik 12. Jumlah Rekomendasi Pembukaan Program
Studi Baru
……………………………. 54
Grafik 13. Kegiatan Utama Pengembangan STP Per
Lokasi ……………………………. 78
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
1
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Berdasarkan Permenristekdikti nomor 15 Tahun 2015 pada pasal 176 dijelaskan bahwa
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti didukung oleh 5 (lima) eselon II
yaitu:
1. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi
4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya.
Dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai
2 (fungsi layanan), yaitu adalah fungsi pendidikan dan fungsi layanan umum terdiri
dari:
No Fungsi Pendidikan Fungsi Layanan Umum
1 Direktorat Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
Direktorat Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
2 Direktorat Pembinaan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi,
dan Lembaga Penunjang Lainnya
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan baik fungsi layanan Pendidikan maupun
fungsi layanan umum diperlukan dukungan manajemen yang dikelola oleh Sekretariat
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
B. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN ORGANISASI
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dibentuk
berdasarkan:
1. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
14);
2. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 -2019 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/P Tahun
2015 tentang Penggantian beberapa Kementerian Kabinet Kerja Periode Tahun
2014-2019
3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
2
C. TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti berdasarkan Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terdiri dari:
1. Direktur Jenderal
2. Sekretaris Direktorat Jenderal
3. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
4. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi
5. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
6. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya *) detail sesuai dengan bagan struktur organisasi
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 22 Tahun 2016
tentang Rincian Tugas di Lingkungan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
dengan rincian tugas sebagai berikut:
1. Rincian Tugas Sekretariat Direktorat Jenderal:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan
konsep program kerja Direktorat Jenderal;
b. melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, kegiatan, sasaran,
dan anggaran Direktorat Jenderal;
c. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana, program,
kegiatan, sasaran, dan anggaran Direktorat Jenderal;
d. melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di
bidang kelembagaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;
e. melaksanakan fasilitasi advokasi hukum di lingkungan Direktorat Jenderal;
f. melaksanakan penyiapan dokumen dan koordinasi kerja sama di lingkungan
Direktorat Jenderal;
g. melaksanakan pengembangan sistem, pengelolaan, dan layanan informasi di
bidang kelembagaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;
h. melaksanakan urusan ketatausahaan, persuratan, dan kearsipan di lingkungan
Direktorat Jenderal;
i. melaksanakan penyusunan formasi dan rencana pengembangan pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal;
j. melaksanakan urusan mutasi kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal;
k. melaksanakan urusan pengembangan, disiplin, penghargaan, dan kesejahteraan
pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal;
l. melaksanakan penyusunan usul penyempurnaan organisasi dan pelembagaan di
lingkungan Direktorat Jenderal;
m. melaksanakan analisis jabatan dan analisis organisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal;
n. melaksanakan penyusunan peta bisnis proses dan sistem prosedur kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal;
o. melaksanakan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat Jenderal;
p. melaksanakan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat
Jenderal;
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
3
q. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Sekretariat Direktorat
Jenderal; dan
r. melaksanakan penyusunan laporan Sekretariat Direktorat Jenderal dan konsep
laporan Direktorat Jenderal.
2. Rincian Tugas Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;
b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang penguatan dan
penjaminan mutu lembaga penelitian dan pengembangan;
c. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penguatan lembaga penelitian dan pengembangan;
d. melaksanakan penyusunan pedoman penguatan dan penjaminan mutu lembaga
penelitian dan pengembangan;
e. melaksanakan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan
pengembangan;
f. melaksanakan penyusunan bahan penilaian kinerja lembaga penelitian dan
pengembangan;
g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang penguatan dan
penjaminan mutu lembaga penelitian dan pengembangan;
h. melaksanakan penyusunan laporan di bidang penguatan lembaga penelitian dan
pengembangan serta fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan
pengembangan;
i. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan
j. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.
3. Rincian Tugas Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang
Lainnya:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;
b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan
kawasan sains dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;
c. melaksanakan penyusunan pedoman pengembangan dan evaluasi kawasan sains
dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;
d. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan kawasan sains dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;
e. melaksanakan penyusunan rencana dan pembangunan kawasan sains dan
teknologi di kawasan politeknik;
f. melaksanakan fasilitasi kawasan sains dan teknologi di kawasan politeknik dan
kawasan sains dan teknologi lainnya;
g. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan pembinaan lembaga inkubator dan
intermediasi teknologi, dan lembaga penunjang lainnya;
h. melaksanakan fasilitasi organisasi profesi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi;
i. melaksanakan pemberian apresiasi kawasan sains dan teknologi dan lembaga
penunjang lainnya;
j. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pengembangan kawasan sains dan
teknologi dan lembaga penunjang lainnya;
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
4
k. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pengembangan kawasan sains dan
teknologi dan lembaga penunjang lainnya;
l. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan
m. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.
4. Rincian Tugas Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;
b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan dan
penataan kelembagaan perguruan tinggi;
c. melaksanakan penyusunan pedoman pengembangan dan penataan kelembagaan
perguruan tinggi;
d. melaksanakan penyusunan standar dan kriteria kelembagaan perguruan tinggi;
e. melaksanakan penilaian usul pengembangan dan penataan kelembagaan
perguruan tinggi;
f. melaksanakan penyusunan pemberian bimbingan teknis pengembangan dan
penataan kelembagaan perguruan tinggi;
g. melaksanakan penyusunan rekomendasi pendirian, perubahan, dan penutupan
perguruan tinggi negeri;
h. melaksanakan penyusunan bahan pemberian ijin pendirian, perubahan, dan
penutupan perguruan tinggi swasta;
i. melaksanakan penyusunan penetapan pendirian, perubahan, dan penutupan
perguruan tinggi negeri;
j. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penataan kelembagaan perguruan
tinggi;
k. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pengembangan dan
penataan kelembagaan perguruan tinggi;
l. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pengembangan dan penataan
kelembagaan perguruan tinggi;
m. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan
n. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.
5. Rincian Tugas Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi:
a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;
b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan
kelembagaan perguruan tinggi;
c. melaksanakan penyusunan pedoman pembinaan kelembagaan perguruan tinggi;
d. melaksanakan penilaian usul pembinaan kelembagaan perguruan tinggi;
e. melaksanakan penyusunan rekomendasi di bidang pembinaan kelembagaan
perguruan tinggi;
f. melaksanakan penyusunan pengembangan kerja sama perguruan tinggi;
g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan kelembagaan
perguruan tinggi;
h. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pembinaan kelembagaan
perguruan tinggi;
i. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan
j. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
5
;/ dat akeu2 0 15/ st rukt ur o rganiasai d it jen.IPTEKdan D IKT I 2 0 15
DIREKTORAT LEMBAGA PENELITI
DAN PENGEMBANGAN
(Ir. Kemal Prihatman, M.Eng)
DIREKTORAT KAWASAN SAINS
DAN TEKNOLOGI DAN LEMBAGA
PENUNJANG LAINNYA
Dr.Ir. Lukito Hasta P, M.Sc)
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN PENDIDIKAN
TINGGI
(Dr. Ir. Ridwan, M.Sc.)
Kasie Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Kementerian
(Edita Diah Triana Dewi)
Kasie Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Non Kementerian
(Ashwin Firmansyah)
Kasie Pengembangan
(Engkas Sukaesih)
Kasie Evaluasi
(Duddy Hermawan)
Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi
Program Akademik I
(Siti Labiba Fathin)
Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi
Program Akademik II
(Minerva Wenno)
Kasubdit Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Pemerintah Pusat
(Yudho Baskoro, S.Sos, M.Si, MPP.)
Kasubdit Penjaminan Mutu dan
Penilaian Kinerja Lembaga Penelitian
dan Pengembangan
(Lelya Nirsa, S.Sos, M.Hum.)
Kasubdit Lembaga Penunjang Lainnya
(Dr. Ir. Dwi Nowo Martno, M.Si)
Kasubdit Pengendalian Kelembagaan
Perguruan Tinggi
(Dr. Henry Togar Tambunan)
Kassubag Tata Usaha Direktorat
Lembaga Peneliti dan Pengembangan
(Ellia Dariah)
Kassubag Tata Usaha Direktorat Kawasan
Sains dan Teknologi dan Lembaga
Penunjang Lainnya
(Dwi Astuti)
Kassubag Tata Usaha Direktorat
Pengembangan Kelembagaan
Pendidikan Tinggi
(Evi Nursanti)
Kasubdit Kawasan Sains dan Teknologi
(Ir. Gopa Kusworo, M.Eng.)
Kasubdit Pengembanngan Perguruan
Tinggi Program Akademi
(Ir. Tato Setiyarto)
Kasubdit Pemberdayaan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
(Endang Pergiwati, S.Sos.)
Kasubdit Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Pemerintah Daerah
(Rosmaniar Dini, SE, MM.)
Subbag Pemantauan dan Evaluasi
(Heneria Thyar Prasetyani)
Subbag Rumah Tangga
(Abdillah)
Subbag Perbendaharaan dan
Pelaporan Keuangan
(Josephine Margareta)
Subbag Barang Milik Negara (BMN)
(Putri Nailatul Himma)
Kassubag Tata Usaha Direktorat
Pembinaan Kelembagaan Pendidikan
Tinggi
(Bambang Haryono)
Subbag Kerja Sama
(Vivi Indra Amelia)
Subbag Layanan Informasi
(Sri Partini)
DIREKTORAT PEMBINAAN
KELEMBAGAAN PENDIDIKAN
TINGGI
(Dr. Totok Prasetyo, B.Eng.,MT.)
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL
(Dr.Ir. Agus Indarjo, M.Ph.)
KEPALA BAGIAN PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN
(Dra. Sawitri Isnandari)
KEPALA BAGIAN UMUM
(Arsiadi, SE.)
Subbag Perencanaan
(Waluyo Basuki)
Subbag Tata Usaha dan
Kepegawaian
(Dwi Septi Sulastri)
KEPALA BAGIAN HUKUM, KERJA
SAMA, & LAYANAN INFORMASI
(Sakti Nasution, SH.)
Subbag Hukum
(Leyla Nadia)
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
TAHUN 2017
DIRJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI
(Dr.Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc)
Kasie Wilayah I
(Dewi Yulianti)
Kasie Inkubator Teknologi
(Tekad Iman Sumarisman)
Kasie Wilayah II
(Enny Suci Rahayu)
Kasie Intermediasi Teknologi
(Tiara Elgi Fienda)
Kasubdit Lembaga Inkubator dan
Intermediasi Teknologi
(Ir. Yani Sofyan, MT.)
Kasubdit Pengembanngan Perguruan
Tinggi Program Vokasi
(Drs. Sudarsono)
Kasie Industri Manufaktur, Agro,
Kesehatan dan Obat
(Irmawati)
Kasie Penataan
(Irvan Aji Setiawan)
Kasubdit Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Industri
(Galuh Endah Palupi, ST, MM.)
Kasubdit Organisasi Profesi
(Dedy Saputra, SE., S.Sos.,M.Pub.Pol.)
Kasie Industrio Berbasis Teknologi Tinggi
(Leni Purwaningsih)
Kasie Pengawasan
(Leli Nurleli)
Kasie Penjaminan Mutu
(Siti Nurosiah)
Kasie Dewan Riset
(Karlin Wahyudi)
Kasie Penilaian Kinerja
(Yuni Syam)
Kasie Lembaga Penunjang Lainnya
(Sarmini)
Kasie Penguatan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
(Dedi Irawan)
Kasie Tata Kelola Perguruan Tinggi
(Irma Gitawati)
Kasie Penilaian Kinerja Perguruan Tinggi I
(Sugiharto)
Kasie Penilaian Kinerja Perguruan Tinggi
II (M.
Dian Indra)
Kasie Kerja Sama Luar Negeri
(Adrial Refadin)
Kasie Kerja Sama Dalam Negeri
(M. Ifdal)
Kasubdit Penilaian Kinerja Perguruan
Tinggi
(Dra.Nining Setyawati)
Kasubdit Kerja Sama Perguruan Tinggi
(R. Purwanto Subroto, Ph.D.)
Kasie Pengendalian Kelembagaan I
(I Gede Gita Dharma Husada)
Kasie Pengendalian Kelembagaan II
(Kristiantoro Nurwahyono)
Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi
Program Vokasi I
(Anang Sudrajat)
Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi
Program Vokasi II
(Deis Savitri)
Kasie Penataan Kelembagaan I
(Aulia Ni'matu Fajar)
Kasie Penataan Kelembagaan II
(Ardian Kusuma)
Kasubdit Penataan Kelembagaan
Perguruan Tinggi Tinggi
(Dra. Sylvia Supartiningsih)
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
6
D. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN PERMASALAHAN UTAMA
YANG DIHADAPI ORGANISASI
Beberapa pencapaian indikator keberhasilan dalam melaksanakan dukungan
manajemen yaitu tugas menyelenggarakan fungsi penyiapan koordinasi kegiatan,
penyusunan rencana dan evaluasi program dan anggaran, peraturan perundang-
undangan advokasi, bahan kerjasama dan layanan informasi, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepegawaian, penataan organiasasi dan tata laksana,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa,
disampaikan sebagai berikut:
a. Kepegawaian:
Jumlah layanan Kepegawaian di Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti,
yang telah dilakukan pada tahun 2017 antara lain:
No Layanan Kepegawaian Asal/Gol Tahun
2016
Tahun
2017
1 Mutasi Pegawai Kemdikbud - 7
Kominfo - 1
Batan - 1
Setneg - 4
2 Kenaikan Pangkat IV/a 4 2
III/d - 1
III/c 5 17
III/b - 2
3 Kenaikan Gaji Berkala - 43 6
4 Usulan Penghargaan Satya Lencana 20 Tahun
30 Tahun
3
6
2
3
5 Penyesuaian Ijazah - 2 3
6 Ujian Dinas - 1 1
7 Cuti Pegawai - 63 76
8 Proses Pembuatan Karpeg PNS - - 6
9 Proses Pembuatan Taspen PNS - - 5
10 Penerbitan kartu BPJS PPNPN - - 21
11 Usulan Penerbitan SK Pensiun - 2 4
12 Usulan Izin Belajar/Tugas Belajar - - 3
Untuk menunjang pencapaian indikator kinerja pada Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti didukung dengan jumlah sumber daya manusia terdiri
dari 127 orang PNS dan 103 PPNPN dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
7
Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun
2017
No Unit Kerja
Jenis Kelamin Jumlah
Pria Wanita
1 Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti 1 - 1
2 Sekretariat Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti 14 17 31
3 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan
Tinggi 8 10 18
4 Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan
Tinggi 16 8 24
5 Direktorat Penguatan dan Pengembangan Lembaga
Penelitian dan Pengembangan 6 17 23
6 Direktorat Pengembangan Taman Sains dan
Teknologi (TST) dan Lembaga Penunjang Lainnya 20 10 30
7 PPNPN 74 28 102
Jumlah 139 90 229
b. Barang Milik Negara
Per 31 Desember 2017, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memiliki nilai
asset Rp 156.016.549.570,- (seratus lima puluh enam milyar enam belas juta lima ratus
empat puluh sembilan ribu lima ratus tujuh puluh rupiah). Bila dibandingkan dengan
tahun anggaran 2016, aset Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami kenaikan
50,71% dengan rincian sebagai berikut:
KODE
AKUNNAMA AKUN
PER 31 DESEMBER
2017
PER 31 DESEMBER
2016 (AUDITED)
KENAIKAN
(PENURUNAN)
% KENAIKAN
(PENURUNAN)
117111 Barang Konsumsi 24,208,269 12,168,850 12,039,419 98.94%
117122
Tanah Bangunan untuk Dijual
atau Diserahkan kepada
Masyarakat 72,843,865,327 32,010,472,437 40,833,392,890 127.56%
117124
Peralatan dan Mesin untuk
Dijual atau Diserahkan kepada
Masyarakat 66,395,259,891 67,106,605,135 (711,345,244) -1.06%
117127Aset Lain-Lain untuk Dijual atau
Diserahkan kepada Masyarakat915,058,640 431,780,000 483,278,640 111.93%
132111 Peralatan dan Mesin 9,586,938,918 6,468,720,729 3,118,218,189 48.20%
136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 9,941,444,500 - 9,941,444,500 100.00%
137111Akumulasi Penyusutan
Peralatan dan Mesin (4,019,036,374) (2,702,055,741) (1,316,980,633) 48.74%
162151 Software 603,278,325 571,778,325 31,500,000 5.51%
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 123,750,000 - 123,750,000 100.00%
169315 Akumulasi Amortisasi Software(398,217,926) (378,626,676) (19,591,250) 5.17%
JUMLAH 156,016,549,570 103,520,843,059 52,495,706,511 50.71%
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
8
Adapun perubahan nilai aset selama tahun 2017 ini disebabkan;
I. Penambahan BMN dikarenakan:
a. Pembelian kendaraan operasional, peralatan kantor, serta software yang akan
dipergunakan oleh Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti untuk mendukung manajemen
dalam meningkatkan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti, senilai Rp 1.157.915.000,-
sebanyak 55 unit/set/paket;
b. Pembelian peralatan hardware untuk peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti
di BAN-PT senilai Rp 219.641.281,- (dua ratus sembilan belas juta enam ratus empat
puluh satu ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah) sebanyak 28 unit/set.
c. Pembelian Persediaan untuk Operasional Perkantoran selama tahun 2017 sebesar Rp
718.185.350,-;
d. Pengadaan BMN yang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada
Pemda/Masyarakat terkait Program Pengembangan Science Techno Park Tahun 2017,
senilai Rp 81.898.997.873,- (delapan puluh satu milyar delapan ratus sembilan puluh
delapan juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh tiga
rupiah) sebanyak 332.479 unit/set/paket, untuk 15 lokus STP;
e. Pengadaan BMN yang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada masyarakat terkait
Program Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2017, senilai Rp
36.655.722.409,- (tiga puluh enam milyar enam ratus lima puluh lima juta tujuh ratus
dua puluh dua ribu empat ratus embilan rupiah) sebanyak 4.855 unit/set/paket, untuk
115 perguruan tinggi swasta.
II. Pengurangan BMN dikarenakan:
a. Pemakaian Persediaan untuk Operasioal Perkantoran selama tahun 2017 sebesar Rp
706.145.931,-;
b. Pemindahtanganan BMN yang memang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada
Pemda berkaitan dengan Program Pengembangan Science Techno Park Tahun 2016,
senilai Rp 54.731.856.158,- sebanyak 5.657 unit, dengan rincian;
No Nama STP Jenis Barang Jumlah Unit
Diserahterimakan
Nilai yang
Dihibahkan
1 Sumbawa
Gedung, Peralatan Mesin
& Meubelair 953
9.120.736.104
2 Sragen
Gedung, Peralatan Mesin
& Meubelair
68
2.852.216.000
3 Jepara
Peralatan Mesin &
Meubelair
468
9.042.211.000
4 Palembang
Gedung, dan Peralatan
Mesin
36
1.431.815.500
5 Solo Peralatan Meubelair 3,604
6.299.803.553
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
9
Peralatan Mesin 4
7.529.500.000
6 IPB Renovasi Gedung
1
972.019.000
7 Kaur
Peralatan Mesin &
Meubelair
329
1.957.631.322
Gedung
3
8.365.115.679
8 Riau
Gedung, Peralatan Mesin
& Meubelair
191
7.160.808.000
Jumlah 5.657 54.731.856.158
c. Pemindahtanganan BMN yang diserahkan kepada Masyarakat berkaitan dengan
Program Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2016, senilai Rp
16.661.543.584,- sebanyak 3.217 unit, dengan rincian;
No Usulan
Pemindahtanganan
PPPTS 2016
Jenis Barang Jumlah Unit
Diserahterimakan
Nilai yang
Dihibahkan
1 Tahap 1
Peralatan dan
Mesin 1.460
9.119.432.365
2 Tahap 2
Peralatan dan
Mesin 1.757
7.542.111.219
Jumlah 3.217
16.661.543.584
c. Rumah Tangga
Layanan kegiatan rumah tangga Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
yang telah dilakukan di tahun 2017, adalah sebagai berikut:
1. Inventaris penggunaan barang/ATK dan permintaan kebutuhan operasional
2. Inventaris daftar keperluan pokok kantor
3. Pencatatat penggunaan ruang sidang kantor
4. Penataan dan pemeliharaan ruangan kantor
5. Penataan arsip dan jadwal referensi arsip dan keamanan akses
6. FGD dengan tim K3 (Keselamatan Kerja)
d. Hukum, Kerjasama dan Layanan Informasi
Layanan Hukum, Kerjasama dan Layanan Informasi yang telah dicapai sepanjang
tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Hukum
Surat Keputusan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti sebanyak 116 Surat Keputusan (SK) untuk mendukung beberapa
program dan kegiatan pada Diektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
10
Berikut rekapitulasi SK yang telah diterbitkan, sebagai berikut:
No Direktorat/Bagian Jumlah Tahun
2017 SK Dirjen SK Setditjen
1 Direktorat Pengembangan
Kelembagaan PT
2 2 4
2 Direktorat Pembinaan
Kelembagaan PT
2 2 4
3 Direktorat Lembaga Penelitian
dan Pengembangan
7 - 7
4 Direktorat Kawasan Sains dan
Teknologi, dan Lembaga
Penunjang Lainnya
- - 0
5 Sekretariat Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
A Bagian Umum - 93 93
B Bagian Perencanaan dan
Penganggaran
4 - 4
C Bagian Hukum, Kerjasama dan
Layanan Informasi
4 - 4
Total SK yang telah diterbitkan 19 97 116
2. Kerjasama
Jumlah layanan kerjasama yang telah diterbitkan pada tahun 2017 terdiri dari 2
dokumen yaitu Dokumen Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dan
Dokumen Adminstrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri, berikut beberapa dokumen
yang telah diterbitkan, sebagai berikut:
No Jenis dokumen Jumlah Keterangan
1 Nota Kesepahaman 1 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Dengan PT Riset Perkebunan Nusantara
Tentang Pembentukan dan
Pengembangan Oil Palm Science Techno
Park Berbasis Kelapa Sawit dan
Hilirisasinya di Sumatera Utara.
2 Perjanjian Kerja Sama 3 - Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
dengan Ditjen Imigrasi Kementerian
Hukum dan HAM tentang Layanan
Izin Belajar dan Student Visa;
- Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Dengan Ditjen Bina Konstruksi
Kemen PUPR Tentang Pelaksanaan
Praktik Keinsinyuran Pada Program
Profesi Insinyur Bidang Pekerjaan
Umum, Perumahan, dan Kawasan
Permukiman
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
11
- Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
dengan Institut Otomotif Indonesia
tentang pengembangan pendidikan
vokasi otomotif;
3 Memorandum of Agreement
(MoA)
2 1. Dit. Kawasan Sains dan Teknologi
dan Lembaga Penunjang Lainnya
dengan Lund University Swedia;
2. Bidang Kolaborasi Riset, Kerjasama
Pengembangan Inkubasi Teknologi
dan Science Park antara Ristekdikti
dengan High Tech Campus
Eindhoven (HTCE);
4 MoU 3 - BAN PT dengan NAAAA (National
Agency for Academic Assesment and
Accreditation) Timor Leste
- BAN PT dengan HEEACT (Higher
Education Evaluation and
Accreditation Council of Taiwan);
- BAN PT dengan QAAHE (Quality
Assurance Agency for Education)
Inggris;
5 Administrasi Perjalanan
dinas luar negeri
28
3. Layanan Informasi
Layanan Informasi yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
1. Laporan hasil pemberitaan program kegiatan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti, melalui media cetak maupun media elektronik;
2. Laporan hasil pemberitaan program kegiatan di Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti yang melebihi target dari 30 pemberitaan menjadi
77 berita per November 2017
3. Pengembangan websiste dan terupdatenya konten website kelembagaan
4. Terbitnya majalah Simbaga
5. Tersusunnya Tim Website Kelembagaan
6. Tersusunnya Tim Majalah Simbaga
7. Periode tahun 2017 Pelayanan di pintu telah berhasil memberikan informasi atau
menjawab tamu sebanyak 1.926 tamu per November 2017, dan
8. Pertanyaan dan pengaduan melalui layanan informasi aspirasi dan pengaduan
online rakkyat (LAPOR) periode 2017 telah berhasil di jawab sebanyak 96
pengaduan di LAPOR per November 2017,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
12
e. Perencanaan dan Penganggaran
Untuk Perencanaan dan Penganggaran capaian kinerja Bagian Perencanaan dan
Penganggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti sebagai berikut:
1. Perencanaan
Layanan yang telah dilakukan pada Subbagian Perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Revisi draft renstra Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
b. Usulan RKP dan pagu indikatif tahun 2018 Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti
c. Usulan pagu indikatif tahun 2018 Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
d. Usulan pagu anggaran tahun 2018 dan efisiensi APBNP tahun 2017 Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti, serta Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
e. Usulan pagu alokasi tahun 2018 Ditjen Kelembagaan dan Satker di bawah
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
f. Penyusunan RKAKL konsep DIPA Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
g. Realokasi Program Revitalisasi Vokasi ke 12 Satker Politeknik
h. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
2. Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan
Layanan pada Subbagian Perbendaharaan dan Pelaporan keuangan yang sudah
dilakukan adalah:
a. Penyusunan Laporan Keuangan tahun 2016
b. Penyampaian Dokumen usulan UP Dispensasi
c. Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban setiap bulan
d. Penyampaian Usulan Dokumen Persetujuan TUP
e. Penyusunan Laporan Keuangan Audited 2016
f. Tanggapan Konsep Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan 2016
g. Penyampaian Dokumen Pengajuan revolving UP
h. Laporan Pajak setiap bulan
i. Laporan dan Konfirmasi Pengembalian Kas Negara
j. Verifikasi SPJ LS-BP dan Revolving UP
k. Tindak Lanjut LHP BPK Tahun 2016
l. Pencairan kontrak-kontrak
m. Pembayaran Gaji PNS dan PPNPN
n. Pembayaran Uang makan
3. Pemantauan dan Evaluasi
Untuk layanan pada Subbagian Pemantauan dan Evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan adalah:
a. Laporan Kinerja Tahun 2016 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
b. Laporan Capaian Output pada aplikasi Simonev (B1 s.d. B12)
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
13
c. Laporan Capaian Kinerja Eselon I dan Eselon II per-Triwulan (B3, B6, B9
dan B12) pada aplikasi Simonev
d. Laporan Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan ke Satker di bawah Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
e. Laporan Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan program/kegiatan Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
f. Laporan Evaluasi Kegiatan Prioritas/KSP
g. Penyusunan Perjanjian Kinerja 2017
h. Laporan data dukung Penilaian SAKIP untuk Kemen PAN-RB
i. Penyusunan Penyelarasan Rencana Aksi, Sasaran dan Indikator Kinerja
Tahun 2018
j. Penyusunan draft Laporan Kinerja Tahun 2017 Ditjen Kelembagaan Iptek
dan Dikti
Sejak terjadi perubahan struktur pada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi pada tahun 2015, sampai dengan tahun anggaran 2017 secara garis besar
mengalami keterlambatan dalam penyelenggaraan kegiatan pada tiap tingkat Eselon II.
Beberapa jabatan yang kosong dikarenakan staf yang sedang tugas belajar dan
memasuki masa pensiun sampai saat ini masih kosong. Selain itu permasalahan yang
dihadapi adalah tidak ada penerimaan CPNS untuk staf struktural administrasi pada
tahun 2017, sehingga faktor ini menjadi kendala dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Selain permasalahan diatas ada beberapa permasalahan yang juga terjadi pada
organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam mencapai sasaran
strategis Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, yaitu antara lain:
1. payung hukum untuk pemberian bantuan hibah pada PP-PTS (pedoman umum) di
Direktorat Pembinaan Kelembagaan Iptek dan Dikti terlambat disusun;
2. waktu dalam pengadaan/lelang terkait program/kegiatan pada Direktorat Kawasan
Sains Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya dan pengurusan perjalanan dinas
pada program revitalisasi Pendidikan Vokasi pada Direktorat Pengembangan
Kelembagaan Iptek dan Dikti;
3. Adanya efisiensi anggaran menyebabkan beberapa program tidak mencapai target
yang telah ditetapkan;
4. Masih terbatasnya jumlah evaluator yang sesuai dengan keragaman bidang ilmu,
sehingga ada beberapa evaluator yang mendapat beban penilaian berlebih sehingga
tidak melakukan evaluasi dengan tepat waktu;
5. Usul dan evaluasi perubahan perguruan tinggi negeri saat ini belum menggunakan
system online;
6. Terbatasnya SDM sebagai sumber daya utama untuk mencapai sasaran strategis
Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
14
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah
ditetapkan untuk tahun 2015 – 2019 mengalami beberapa kali revisi. Sehingga ada
beberapa indikator pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami
perubahan sasaran kegiatan. Namun secara prinsip perubahan sasaran kegiatan pada
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti tidak mempengaruhi perubahan
semua capaian indikator kinerja dan tidak mempengaruhi upaya untuk mewujudkan visi
dan misi yang diemban oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu
"Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM
yang berkualitas".
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN
DIKTI
1. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan yang terkait dengan kontek Kelembagaan Iptek dan Dikti adalah:
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:
Revitalisasi kelembagaan khususnya dalam upaya membangun fleksibilitas
kelembagaan iptek dan mendorong Lembaga Penelitian dan Pengembangan
untuk menjadi Pusat Unggulan atau Center of Execelen.
Termasuk didalamnya adalah:
1. BPPD sebagai koordinator sistem inovasi daerah (SIDa)
2. Taman Sains Teknopark sebagai wahana implementasi SIDa
3. Inkubator teknologi
4. KNAPP sebagai pelaksana akreditasi dengan penjaminan mutu Lembaga
litbang
b. Pendidikan Tinggi
Meningkatnya kualitas Pendidikan tinggi melalui strategi:
- Peningkatan akreditasi perguruan tinggi
- Peningkatan Kerjasama Perguruan Tinggi
- Peningkatan dan pemerataan akses Pendidikan tinggi
- Revitalisasi pendidikan vokasi
2. STRATEGI KEBIJAKAN
Sesuai dengan arah kebijakan diatas, maka strategi yang dilakukan pada Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti secara subtansional adalah strategi kebijakan
diarahkan untuk meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500
top dunia dan perguruan tinggi berakreditasi A (unggul), pusat unggulan iptek dan
science teknologi park (STP) atau taman sains dan teknologi (TST) yang dibangun
dan mature.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
15
3. PROGRAM DAN KEGIATAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas kelembagaan iptek dan dikti, ditetapkan
beberapa sasaran kegiatan dengan dikdukung oleh beberapa indikator kinerja
kegiatan (IKK) sebagai berikut:
Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
1 Dukungan manajemen untuk
program peningkatan kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti
a) Jumlah dokumen perencanaan dan
penganggaran
b) Jumlah dokumen laporan keuangan
c) Jumlah dokumen hukum, humas dan
kerjasama
d) Jumlah layanan pengelolaan aset BMN
e) Jumlah layanan kepegawaian
f) Pemantauan dan Evaluasi
g) Operasional layanan perkantoran
2 Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
a) Jumlah rekomendasi pembukaan dan
penutupan program studi
b) Jumlah rekomendasi pendirian dan perubahan
perguruan tinggi
c) Jumlah rekomendasi perubahan status
kelembagaan perguruan tinggi
d) Jumlah rekomendasi program pendidikan
jarak jauh
e) Jumlah Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi
3 Pembinaan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
a) Jumlah layanan administrasi BAN-PT
b) Jumlah PT penerima Beasiswa, Pembinaan,
Pengembangan dan Kerjasama
c) Jumlah bimbingan kelembagaan dan
kerjasama perguruan tinggi
d) Jumlah publikasi dan promosi perguruan
tinggi
e) Jumlah dokumen pembinaan dan kerjasama
kelembagaan perguruan tinggi
4 Penguatan dan pengembangan
lembaga penelitian dan
pengembangan
a) Jumlah Lembaga Litbang yang dibina menjadi
Pusat Unggulan Iptek
b) Jumlah rekomendasi kebijakan
pengembangan lembaga penelitian dan
pengembangan
c) Jumlah lembaga litbang yang dibina menjadi
pusat unggulan Iptek
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
16
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
d) Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD
berkinerja utama
e) Jumlah pranata litbang yang terakreditasi
5 Pengembangan Taman Sains
dan Teknolgi (TST) dan
Lembaga Penunjang lainnya
a) Jumlah rekomendasi kebijakan
pengembangan taman sains dan teknologi dan
lembaga penunjang lainnya
b) Jumlah taman sains dan teknologi yang
dikembangkan
c) Jumlah lembaga inkubator teknologi yang
dikembangkan
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti 2017adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan
Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi masuk top
500 dunia
3 Perguruan Tinggi
Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi
A (Unggul)
59 Perguruan
Tinggi
Jumlah Taman Sains dan Teknologi
yang mature
16 Taman Sains dan
Teknologi
Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 Pusat Unggulan
Iptek
Pagu awal untuk anggaran tahun 2017 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
adalah sebesar Rp. 892.808.916,00 dan mengalami efisiensi sehingga menjadi sebesar
Rp. 549.954.769.000,00 dengan rincian:
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
17
Tabel 4. Pagu Anggaran Per Unit Eselon II
No Unit Eselon II Pagu Awal (Rp) Efisiensi (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Sekretariat Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti 43.732.379.000,00 30.338.742.000,00 26.031.774.373,00
85,80
2 Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi 279.638.917.000,00 106.414.137.000,00 81.792.628.467,00 76,86
3 Pembinaan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
369.937.620.000,00 263.701.890.000,00 240100.936.808,00 91,05
4
Penguatan dan Pengembangan
Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
49.000.000.000,00 42.400.000.000,00 36.936.722.281,00 87,11
5
Pengembangan Taman Sains
dan Teknologi (TST) dan
Lembaga Penunjang Lainnya
150.500.000.000,00 107.100.000.000,00 102.773.575.839,00 95,96
Jumlah 892.808.916.000,00 549.954.769.000,00 487.635.637.768,00 88,67
*) Catatan persentase diambil dari data Simonev per 31 Desember 2017.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA UTAMA ORGANISASI
Untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
pada tahun 2017 telah ditetapkan 4 indikator kinerja, yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia
2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul)
3. Jumlah Taman dan Teknologi yang mature
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Capaian sasaran strategis Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti maka pada
tahun 2017 pada program peningkatan kualitas kelembagaan iptek dan dikti Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti dengan 4 (empat) indikator kinerja sudah tercapai dengan baik.
Adapun tingkat pencapaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2017
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Target
2015 - 2019
Realisasi
2016
Tahun 2017
Target Realisasi %
Meningkatnya
kualitas
kelembagaan
Iptek dan Dikti
Jumlah Perguruan
Tinggi masuk top 500
dunia 5 3 3 3 100%
Jumlah Perguruan
Tinggi berakreditasi A
(Unggul) 110 49 59 65 108%
Jumlah Taman dan
Teknologi yang mature 22 14 16 16 100%
Jumlah Pusat Unggulan
Iptek 40 27 30 46 153%
Penjelasan capaian indikator kinerja yang telah dicapai Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek
dan Dikti, sebagai berikut:
1. Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia
Jumlah perguruan tinggi masuk top 500 dunia ditetapkan sebagai indikator kinerja
sasaran strategis untuk mengukur mutu dan tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia di
tingkat internasional dan membangun kesadaran akan pentingnya perguruan tinggi di Indonesia
hadir dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Persaingan untuk menjadi yang terbaik
akan mendorong perguruan tinggi untuk selalu mengacu pada kriteria yang digunakan dalam
menentukan pengembangan universitas dan programnya. Sehingga apapun kriteria yang
digunakan oleh lembaga pemeringkat, secara otomatis akan diadopsi sebagai panduan dalam
menyusun program kerja sekaligus sistem penilaian kinerja internal.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
19
Sejalan dengan rencana strategis Kemristekdikti melalui Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini
dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas, dikelola secara
otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan luaran yang
bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong
peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).
Indikator utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini meliputi beberapa
aspek:
1. Academic Reputation
2. Employer Reputation
3. Research and Publication
4. Internationalization
Indikator utama di atas diukur secara agregat di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi
penerima dana ini diharuskan mengevaluasi base-line data per akhir tahun 2015, dan membuat
target capaian per tahun sampai akhir tahun 2019. Selain indikator kinerja di atas, perguruan
tinggi dapat menambahkan indikator tambahan yang mencerminkan reputasi akademik
perguruan tinggi, misalnya jumlah penelitian kolaborasi internasional, jumlah program studi
terakreditasi internasional, dan lain-lain.
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU
ini telah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebanyak 3 Perguruan
Tinggi berhasil terealisasi sebanyak 3 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja
sebesar 100%. Jika dibandingkan pada tahun 2017, capaian realisasi IKU tahun 2017 sama dari
tahun sebelumnya. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKU
mencapai 60% dari target 5 perguruan tinggi di Indonesia masuk Top 500 Dunia.
Tabel 6. Realisasi jumlah perguruan tinggi masuk Top 500 dunia
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target 5 6 8 2 3 3
Realisasi 3 3 2 2 3 3
Prosentase 60% 50% 25% 100% 100% 100%
Untuk World University Ranking tahun 2017, dari 11 Perguruan tinggi hasil
pemeringkatan PT tahun 2015, terdapat 9 universitas yang masuk dalam pemeringkatan.
Universitas Indonesia masih menjadi universitas dengan ranking paling tinggi diantara
universitas-universitas di Indonesia. Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa 5 universitas
mengalami kenaikan peringkat dari tahun sebelumnya yaitu UI, ITB, UGM, UNAIR dan IPB.
Universitas Indonesia berhasil masuk dalam peringkat 300 besar. Dilain pihak, UGM
mengalami lompatan peringkat yang drastis yaitu sejauh kurang lebih 100 peringkat dalam 1
tahun.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
20
Tabel 7. Tren peringkat 9 perguruan tinggi di Indonesia dalam QS WUR.
(Sumber: QS Intelligence Unit)
No Perguruan Tinggi Ranking
2015 2017 2017 Tren
1 Universitas Indonesia 358 325 277 ▲
2 Bandung Institute of Technology (ITB) 431 401 331 ▲
3 Universitas Gadjah Mada 551 501 401 ▲
4 Universitas Airlangga 701+ 701+ 701-750 ▲
5 Bogor Agricultural University (IPB) 701+ 701+ 751-800 ▲
6 Universitas Diponegoro 701+ 701+ 801-1000 =
7 Institute of Technology Sepuluh
Nopember
701+ 701+ 801-1000 =
8 Universitas Muhammadiyah Surakarta 701+ 701+ 801-1000 =
9 Universitas Brawijaya 701+ 701+ 801-1000 =
Ada beberapa indikator performa dalam penilaian pendekatan World Class University.
Indikator performa untuk pendekatan pertama, research quality, adalah berdasarkan academic
peer review, paper per faculty, dan citations per paper. Academic peer review dilakukan
dengan survey yang didistribusikan ke responden dan subscribers dari 2 database kunci, yaitu
daftar The World Scientific dan IBIS. Paper per faculty dan citations per paper didapatkan
berdasarkan data Scopus dalam periode lima tahun. Penilaian pendekatan kedua atau teaching
quality didasarkan pada student-faculty ratio yang dihitung dari jumlah mahasiswa dibagi
dengan jumlah dosen full time. Indikator performa untuk pendekatan ketiga, graduates
employability, berasal dari Asian employer review yang berdasarkan survey online dari alumni
yang bekerja di perusahaan domestik dan internasional dari berbagai sektor. Untuk pendekatan
terakhir atau Internationalization, indikator performa didasarkan pada International faculty &
students dan Exchange students-inbound & outbound.
Tabel 8. Rincian penilaian perguruan tinggi Indonesia dalam QS WUR
(Sumber: QS Intelligence Unit Data)
Universitas Ranking Total
Score Academic
Reputation Employer
Reputation
Faculty
Student
Ratio
Citations
per
faculty
International
Faculty International
Student
Universitas
Indonesia 277 39,2 48,1 60,1 44,3 1,6 87,1 5,8
Institut
Teknologi
Bandung
331 35,3 52,9 56,1 31 2,9 30,1 2,6
Universitas
Gadjah Mada 401-410 30,2 48,8 42,2 24 1,5 23,5 2,4
Universitas
Airlangga 701-750 16,4 25,2 20,6 18,7 1,2 2,1 2
Institut Pertanian
Bogor 751-800 16 21,6 22 19,5 1,7 15,9 1,9
Universitas
Diponegoro 801-1000 11 17,7 16,3 8,1 1,5 6,1 1,4
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
21
Universitas Ranking Total
Score Academic
Reputation Employer
Reputation
Faculty
Student
Ratio
Citations
per
faculty
International
Faculty International
Student
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
801-1000 10,2 10,9 16,8 13,3 2,0 18,9 1,9
Universitas
Brawijaya 801-1000 8 12,4 15,1 5,3 1,2 2,7 1,8
Bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat yaitu Malaysia, peringkat
perguruan tinggi Indonesia di dunia Internasional masih berada dibawah perguruan tinggi
Malaysia. Perbandingan peringkat perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi di Asia
untuk periode 2017/2018 terlampir sebagai berikut:
Tabel 9. Profil World Class University di Asia Tahun 2017
Negara ∑ PT
masuk 500
besar
Ranking Pendanaan
Negara
Singapore 2 11, 15, 441-450 USD 4 B
Hong Kong 6 26-299 4,5% PDB
China 21 25-500 USD 9 B
South Korea 14 36-500 USD 4,6 B
Taiwan 11 76-490 USD 1,6 B
Malaysia 5 114-164 USD 1,5 B
Vietnam 0 USD 0,5 B
Thailand 2 245, 334 USD 0,35 B
Indonesia 3 277, 331, 401-410 USD 0,006 B
Analisis terhadap pendanaan peningkatan program WCU Perguruan Tinggi di Indonesia
- Melakukan kajian besaran anggaran dan positioning capaian PT Indonesia terhadap target
Renstra Dikti 2019
- Mengidentifikasi faktor kunci yang berperan untuk akselerasi PT menjadi top 500 WUR
seperti Faktor kebijakan, Faktor strategis operasional PT dan Faktor kunci indikator
akademik perankingan dunia
- Menyusun solusi strategis untuk akselerasi PT Indonesia menjadi Top 500 WUR
Dari hasil evaluasi pelaksanaan IKU Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 dunia tahun
2017, rekomendasi khusus untuk perguruan tinggi yang ditargetkan masuk dalam 500 dunia
tahun 2018 (IPB) dan 2019 (UNAIR), yaitu:
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
22
1. Aktif membangun academic reputation dengan melakukan kerjasama secara aktif
dengan partner global yang telah ada, baik melalui joint research, joint publication,
double degree, staffs/students exchange, dan international exhibition.
2. Aktif membangun employer reputation melalui pengembangan organisasi alumni yang
berperan aktif, baik yang di dalam dan di luar negeri.
3. Peningkatan dan perimbangan publikasi pada jurnal-jurnal yang terindeks Scopus
dalam 5 bidang: arts and humanities, engineering and technology, life sciences and
medicine, natural sciences, and social sciences and management. Perimbangan
diperlukan untuk mengantisipasi normalisasi di 5 bidang. Minimal IPB dan Unair telah
memiliki 4.000-an paper yang terindeks di Scopus sebagai threshold untuk masuk QS
WUR 500.
4. Pengalokasian dana dari internal PT yang terdistribusikan hingga ke unit terkecil
(program studi atau departemen) untuk meningkatkan sense of belonging dan
engagement dari internal stakeholders.
5. Perlu tambahan dana untuk mengimplementasikan program-program WCU dari
Kemenristekdikti.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk bisa menjadi World Class University:
1. Peningkatan Publikasi Internasional
2. Peningkatan Produktifitas Riset dengan cara menambah anggaran riset bagi para dosen
yang produktif
3. Peningkatan Reputasi & Mutu dosen dan lulusan/alumni
4. Peningkatan jumlah dosen dan mahasiswa asing
5. Pembiayaan Visiting Profesor dan Post-Doc (Pemberian intensif)
6. Peningkatan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri
7. Fasilitasi Kerjasama International
8. Fasilitasi seminar/workshop/symposium Internasional
9. Memperbaiki Rasio dosen dan mahasiswa
Strategi Perguruan Tinggi dalam mencapai TOP 500
1. Penyediaan data dosen asing via web dan data di dikti
2. Meningkatkan “inbound student mobility” dan “visiting professor”
3. Ada kantor khusus yg menangani ini untuk update data secara langsung dg QS (bisa
sbg bagian international office)
4. Melakukan merging data sitasi ( yang saat ini masih tersebar dengan berbagai nama
institusi)
5. Lebih fokus pada paper’s citation, bukan hanya jumlah paper
6. Peningkatan kualitas produk riset
7. Peningkatan program2 internasional
8. Kontribusi pada solusi masalah bangsa
9. Peningkatan kualitas program pascasarjana
10. Peningkatan faculty member
Namun secara keseluruhan ketercapaian target IKU jumlah perguruan tinggi masuk top 500
dunia juga menghadapi beberapa kendala, antara lain:
1. Kurangnya komitmen Pimpinan PT dalam menaikkan peringkat dunia,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
23
2. Pendanaan program WCU di masing-masing PT masih sangat bergantung pada dana dari
Kementerian,
3. Rasio dosen / mahasiswa masih rendah,
4. Jumlah publikasi terindeks dan sitasi yang amat rendah,
5. Jumlah dosen dan mahasiswa asing yang kecil,
6. Sistem pangkalan data yang belum terbangun,
7. Jejaring dengan pengguna global yang belum terbangun dan teridentifikasi dengan baik.
Melihat kendala tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang akan dilaksanakan di masa
yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Mendorong perguruan tinggi (terutama PTN-BH) untuk meningkatkan peringkat kelas
dunia,
2. Perguruan Tinggi dalam pengalokasian anggaran perlu memprioritaskan pembiayaan
program dan kegiatan yang terkait dengan penilaian WCU,
3. Menambah dosen untuk meningkatkan rasio dosen/mahasiswa,
4. Menambah jumlah mahasiswa S3,
5. Meningkatkan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri,
6. Menambah anggaran riset para dosen yang produktif,
7. Menginisiasi kerjasama institusional yang dapat meningkatkan produktivitas riset,
8. Membiayai post-doc dan world class profesor asing untuk meningkatkan mutu kelas dunia
di PTNBH,
9. Memberi insentif riset program S3 dalam negeri dan kepada profesor / dosen produktif,
10. Memonitor dan mengevaluasi progress penyiapan menuju WCU,
11. Peningkatan kemampuan pangkalan data lokal (di tiap-tiap PTNBH).
Keberhasilan pencapaian indikator ini didukung melalui beberapa program dan kegiatan,
diantaranya:
1. Bantuan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB)
Program beasiswa KNB yang telah ditawarkan kepada mahasiswa asing sejak Tahun 1993
juga merupakan bentuk kepedulian pemerintah Indonesia sebagai salah satu “founding
fathers” gerakan negara non-blok dalam upaya memberikan kontribusi pengembangan
kualitas sumber daya manusia di negara-negara berkembang. Pemberian beasiswa bagi
mahasiswa asing untuk menjalani program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) di 16
Perguruan Tinggi utama di Indonesia. Bagi Perguruan Tinggi pengelola, program ini
merupakan media yang cukup strategis untuk meningkatkan reputasi Internasional yang
diukur dari jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi di perguruan tinggi dimaksud
dan untuk mendorong peningkatan jumlah Artikel Ilmiah yang dimuat di dalam Jurnal
berskala Internasional.
Program Beasiswa KNB dikelola oleh 16 perguruan tinggi berikut ini:
1. Institut Pertanian Bogor;
2. Institut Teknologi Bandung;
3. Institut Teknologi Sepuluh November;
4. Universitas Airlangga;
5. Universitas Atma Jaya Yogyakarta;
9. Universitas Muhammadiyah Malang;
10. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
11. Universitas Negeri Malang;
12. Universitas Negeri Yogyakarta;
13. Universitas Padjadjaran;
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
24
6. Universitas Diponegoro;
7. Universitas Gadjah Mada;
8. Universitas Indonesia
14. Universitas Parahyangan;
15. Universitas Pendidikan Indonesia;
16. Universitas Sebelas Maret Surakarta;
Program Beasiswa KNB tahun 2017, jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa
KNB adalah sebanyak 511 mahasiswa, dengan rincian sebagai berikut: 345 mahasiswa
Lanjutan dan 166 mahasiswa Baru tahun 2017. Kondisi dalam penyelenggaraan program
beasiswa KNB tahun 2017, tercatat beberapa mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan
studi-nya karena alasan sakit (1 orang), meninggal dunia (1 orang), dan performa
akademik yang tidak memenuhi syarat kelulusan (2 orang). Sementara dari 166 mahasiswa
baru yang diterima pada tahun akademik 2017/2018, tercatat ada 7 mahasiswa yang tidak
bisa hadir karena permasalahan Paspor (dokumen Keimigrasian), mengundurkan diri
karena sudah mendapatkan penawaran beasiswa yang lain, tidak lolos tes kesehatan dan
tidak mendapatkan izin dari pemerintah negara asal. Hal tersebut mengakibatkan jumlah
mahasiswa yang menerima beasiswa KNB tidak mencapai target indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Grafik 1. Prosentase Program Studi yang diminati dalam program KNB (2010 – 2017)
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
25
Grafik 2. Sebaran Beasiswa KNB di Perguruan Tinggi (2010 – 2017)
2. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional
Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) merupakan pemberian bantuan
kepada perguruan tinggi untuk meningkatkan rintisan kerja sama sebagai salah satu bentuk
komitmen untuk mendukung perguruan tinggi dalam mengembangkan kerja sama
internasional, khususnya untuk kerja sama bidang akademik, yaitu: kerja sama penelitian,
penyusunan jurnal ilmiah bersama, pembentukan rintisan Pusat Unggulan IPTEK dan
Inovasi di PT, pembentukan rintisan Science and Technology Park, dan Joint Program.
Bantuan ini dialokasikan untuk 25 peguruan tinggi.
3. Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional
Program Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) di
Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kemristek-Dikti
untuk mendorong perkembangan perguruan tinggi Indonesia menuju World Class
University.
Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan oleh tim program PKKUI, sebanyak 17 proposal
dinyatakan Lolos dan berhak mendapatkan bantuan pendanaan dari program PKKUI 2017.
Jumlah ini lebih banyak dari target pemberian bantuan PKKUI 2017 yaitu 15 PT.
4. Bimbingan Teknis Kerja Sama Perguruan Tinggi
Kegiatan Bimbingan Teknis Kerjasama Kelembagaan Perguruan Tinggi (Bimtek Kerma)
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penyelenggara program studi dalam
mengelola kerja sama dan meningkatkan kemampuan pengelola unit kerja sama dan KUI
dalam mengembangkan konsep dan program kerja sama, sekaligus menyelenggarakan,
memonitoring dan mengevaluasi program kerja sama. Pada tahun 2017 Kegiatan Bimtek
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
26
telah diselenggarakan 2 kali yaitu pada tanggal 9 – 10 Juni 2017 di Surakarta dan tanggal
11 – 12 Desember 2017 di Bogor.
5. Publikasi dan Promosi Perguruan Tinggi
Internasionalisasi pendidikan tinggi bergerak dengan sangat dinamis, cepat dan pasti.
Globalisasi pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi di Indonesia, seperti halnya
perguruan tinggi lain di seluruh dunia, untuk selalu berpikir strategis dalam menyusun
setiap program dan kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing
perguruan tinggi.
Beberapa kegiatan yang mendukung capaian indicator kegiatan publikasi
perguruan tinggi, antara lain telah terlaksananya kegiatan pendukung, yaitu:
1. Pameran dan Konferensi Pendidikan Tinggi Internasional APAIE 2017, diikuti
dengan jumlah peserta sebanyak 13 perwakilan perguruan tinggi yang
diselenggarakan pada tanggal 20 – 23 Maret 2017 di Provinsi Kaohsiung.
2. Pertemuan Joint Working Group RI – Perancis, jumlah peserta terdiri dari 194
perwakilan dari berbagai Lembaga penelitian dan 47 perguruan tinggi Indonesia dan
22 perguruan tinggi Perancis, pada tanggal 3 – 4 Mei 2017 di UGM.
Gambar 1. JWG RI - Perancis 2017
3. Pertemuan Joint Working Group RI – Jepang, dihadiri oleh 252 perwakilan dari 72
PT Indonesia dan 22 PT Jepang
4. Seminar Internasional Kerja Sama RI – Swiss
Sebagai upaya awal untuk membangun kerja sama antara ke-2 negara, Direktorat
Pembinaan Kelembagaan PT dan Kedutaan Besar Swiss untuk Indonesia
menyelenggarakan Seminar Internasional pada tanggal 13 Juli 2017 di Jakarta dengan
tema: How Science and Techno Parks Propel Innovation: Indonesia and Swiss
Experience. Seminar ini menghadirkan pembicara dari praktisi STP dari Perguruan
Tinggi Swiss (Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne), pelaku industri
multinasional asal Swiss yang bergerak di Indonesia (Nestle), dan Duta Besar Swis
untuk Indonesia Mauro Moruzzi.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
27
Gambar 2. Seminar How Science and Techno Parks Propel Innovation:
Indonesia and Swiss Experience
5. International Student Summit 2017
ISS 2017 diselenggarakan di Semarang pada tanggal 14 – 16 Nopember 2017 dihadiri
oleh 130 mahasiswa asing yang berasal dari 28 perguruan tinggi.
6. Pengembangan Program Internasionalisasi Perguruan Tinggi
Pertemuan Forum Kantor Urusan Internasional (Forum KUI) yang diselenggarkaan di
Universitas Kristen Petra Surabaya yang dihadiri oleh 125 Pimpinan KUI di PTN dan PTS
seluruh Indonesia, pertemuan ini telah mempersiapkan Kerangka Strategis baru dengan
mengundang pimpinan KUI perguruan tinggi untuk bekerja secara bersama-sama melalui
metode:
• Konsultasi: Dengan diskusi dan rapat pimpinan Kantor Urusan Internasional telah
dikonsultasikan tentang bagaimana Forum ini dapat menyediakan platform bersama
untuk menghadapi tantangan internasionalisasi.
• Prioritas: Para pimpinan Kantor Urusan Internasional Se-Indonesia dalam forum ini
akan menyesuaikan dan memprioritaskan kebutuhan mereka dalam tiga prioritas
tematis.
Berdasarkan data sebanyak 239 perguruan tinggi di Indonesia telah menjalankan fungsi
KUI untuk mengawal pengembangan program-program internasionalisasi, namun
pengakuan, kapasitas dan port folio KUI di tiap-tiap perguruan tinggi cukup bervariasi.
Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan pemberian ketetapan hukum atas
Dokumen Kebijakan Pengembangan Program Internasionalisasi yang direkomendasikan
oleh Forum KUI melalui Dit. Pembinaan Kelembagaan PT.
7. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri dan Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah berkomitmen untuk selalu
mendukung upaya perguruan tinggi dalam mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
28
daya saing global. Upaya perguruan tinggi ini tentunya dilakukan melalui pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu: peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran, penelitian
dan pengabdian masyarakat. Upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan cara
meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama baik dalam skala dalam negeri maupun
internasional.
Pengembangan Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri terdiri dari beberapa output kinerja,
yaitu:
1. Kebijakan Pengembangan Kerja Sama: Naskah akademik pengembangan kerja
sama perguruan tinggi telah disusun sebagai hasil dari penyelenggaraan Forum
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Naskah
Kebijakan tersebut berisi kesepakatan Forum untuk mendukung upaya Ditjen
Kelembagaan Iptek-Dikti untuk mengembangkan kualitas dan jumlah kerja sama
pendidikan tinggi melalui program-program hibah dan pengembangan kapasitas
kelembagaan dan tata kelola kerja sama di Perguruan Tinggi. Secara garis besar,
Forwarek akan mendukung pengembangan kerja sama perguruan tinggi yang akan
difokuskan pada 4 kluster utama di dalam arah kebijakan pembangunan pendidikan
tinggi Indonesia, yaitu:
a. Student Mobility melalui Program PERMATA
b. Pendirian Pusat Unggulan IPTEK di perguruan tinggi
c. Konsorsium Keilmuan / Pusat Studi
d. Pengembangan Kerja Sama dengan Industri
2. Panduan pelaksanaan kerja sama Joint Program Internasional: Dit. Pembinaan
Kelembagaan PT telah melakukan penyesuaian di dalam panduan penyelenggaraan
kerja sama Joint Program sebagai rujukan bagi perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan kerja sama akademik bergelar, yaitu: Gelar Bersama, Gelar
Ganda, dan Alih/Ambil Kredit. Penyesuaian ini diperlukan agar luaran dan kualitas
lulusan yang dihasilkan dari program kerja sama dimaksud sesuai dengan luaran
pembelajaran yang dimandatkan di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
3. Pusat Data Kerja Sama: Dit. Pembinaan Kelembagaan PT mengembangkan aplikasi
Pelaporan Kerja Sama berbasis Daring untuk melaksanakan mandat Undang-
Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terkait pelaporan kerja
sama kepada Menteri yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi.
4. Layanan Perizinan Penyelenggaraan Kerja Sama Joint Program: berdasarkan
Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2014 tentang Kerja Sama
Perguruan Tinggi, semua kerja sama akademik dengan luaran gelar (Joint Program)
harus mendapatkan izin dari Menteri.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
29
8. Ijin Mahasiswa Asing
Jumlah Mahasiswa Asing yang menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu
aspek yang digunakan untuk mengukur kesiapan kelembagaan perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan program internasionalisasi untuk menghadapi persaingan global
pendidikan tinggi. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah
menyediakan layanan penerbitan Izin Belajar Mahasiswa Asing yang lebih efektif, cepat,
akuntabel dan efisien.
Layanan Izin Belajar merupakan layanan yang sangat strategis dalam mendukung upaya
PT dalam merekrut mahasiswa Internasional, namun masa pengurusan rata-rata masih
cukup panjang karena kendala-kendala berikut ini:
1. Belum terintegrasi-nya Aplikasi Izin Belajar dengan Aplikasi Visa dan Izin Tinggal
Terbatas yang dikelola oleh Ditjen Imigrasi.
2. Penerbitan Izin Belajar secara manual, yaitu menggunakan dokumen hard copy yang
ditandatangani secara manual oleh pejabat yang ditunjuk.
3. Terbatasnya sumber daya manusia dan infrastruktur penunjang layanan Izin Belajar
Grafik 3. Distribusi Asal Mahasiswa Internasional di Indonesia
9. Pemeringkatan Kelembagaan
Tanggung jawab Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi mencakup pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan
evaluasi serta pembinaan dan koordinasi. Tanggung jawab tersebut hanya bisa dilakukan
berdasarkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal
tersebut, perguruan tinggi di Indonesia wajib menyampaikan data dan informasi,
memastikan kebenaran dan ketepatannya melalui media yang telah disediakan (PD Dikti).
Data-data tersebut harus diubah sebagai informasi sebagai dasar bagi Menteri untuk
menentukan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
30
Klasifikasi dan Pemeringkatan Kelembagaan Perguruan Tinggi disusun dengan mengubah
data-data dari 3,249 PT (3,062 PT Non-Politeknik dan 187 Politeknik) yang tersedia di
PD Dikti, Evaluasi Penelitian di Ditjen Riset dan Pengembangan, Kegiatan
Kemahasiswaan di Direktorat Kemahasiswaan, data skor penelitian PT Indonesia di
Scopus, data Akreditasi PT dan Prodi di BAN-PT, serta data keuangan di PT, menjadi
informasi untuk memetakan performa akademik dan non-akademik PT Indonesia.
Klasifikasi dan Pemeringkatan Kelembagaan Perguruan Tinggi disusun untuk
membangun landasan bagi Kemenristek-Dikti dalam rangka melakukan perbaikan terus
menerus dan membina kesehatan organisasi perguruan tinggi. Hal ini dilakukan dengan
cara:
1. Merumuskan penciri kualitas perguruan tinggi yang telah terdokumentasi di PD
Dikti;
2. Melakukan telaah klasifikasi dan pemeringkatan berdasarkan penciri untuk
kepentingan pembinaan perguruan tinggi.
Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, data-data tersebut kemudian diproses
secara statistik dan menghasilkan dokumen Klasifikasi dan Peringkat Perguruan Tinggi
2017 dengan detail sebagai berikut:
15 PT Peringkat Terbaik Non Politeknik
1 Universitas Gadjah Mada 3.78 3.89 3.22 3.93 3.662 1
2 Institut Teknologi Bandung 3.87 3.88 3.44 2.06 3.525 2
3 Institut Pertanian Bogor 4.00 3.83 3.13 1.99 3.449 3
4 Universitas Indonesia 3.63 3.82 2.94 2.82 3.381 4
5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3.62 3.77 2.72 2.33 3.234 5
6 Universitas Diponegoro 3.55 3.46 2.91 1.43 3.080 6
7 Universitas Airlangga 3.35 3.74 2.40 1.77 2.987 7
8 Universitas Brawijaya 3.21 3.47 2.37 2.68 2.966 8
9 Universitas Hasanuddin 3.51 3.55 2.71 0.88 2.965 9
10 Universitas Negeri Yogyakarta 3.45 3.48 2.07 1.97 2.865 10
11 Universitas Sebelas Maret 3.32 3.41 2.43 1.39 2.848 11
12 Universitas Andalas 3.60 3.21 2.37 0.42 2.738 12
13 Universitas Pendidikan Indonesia 3.81 3.63 1.72 0.49 2.734 13
14 Universitas Padjadjaran 3.15 3.51 2.30 0.81 2.715 14
15 Universitas Negeri Malang 3.63 3.39 1.43 1.02 2.592 15
No. Nama Perguruan Tinggi
SKOR
SDM
(30%)
SKOR
LEMBA-
GA (28%)
SKOR
RISET
(30%)
SKOR
MHSW
(12%)
SKOR
TOTAL
RAN-
KING
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
31
15 Politeknik Peringkat Terbaik
Namun secara keseluruhan ketercapaian target IKU jumlah perguruan tinggi masuk top
500 dunia juga menghadapi beberapa kendala, antara lain:
1. Kurangnya komitmen Pimpinan PT dalam menaikkan peringkat dunia,
2. Pendanaan program WCU di masing-masing PT masih sangat bergantung pada dana
dari Kementerian,
3. Rasio dosen / mahasiswa masih rendah,
4. Jumlah publikasi terindeks dan sitasi yang amat rendah,
5. Jumlah dosen dan mahasiswa asing yang kecil,
6. Sistem pangkalan data yang belum terbangun,
7. Jejaring dengan pengguna global yang belum terbangun dan teridentifikasi dengan
baik.
Melihat kendala tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang akan dilaksanakan di
masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Mendorong perguruan tinggi (terutama PTN-BH) untuk meningkatkan peringkat
kelas dunia,
2. Perguruan Tinggi dalam pengalokasian anggaran perlu memprioritaskan
pembiayaan program dan kegiatan yang terkait dengan penilaian WCU,
3. Menambah dosen untuk meningkatkan rasio dosen/mahasiswa,
4. Menambah jumlah mahasiswa S3,
5. Meningkatkan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri,
6. Menambah anggaran riset para dosen yang produktif,
7. Menginisiasi kerjasama institusional yang dapat meningkatkan produktivitas riset,
No Perguruan Tinggi
SKOR
SDM
(30%)
SKOR
KELEMBA-
GAAN
(28%)
SKOR
KEMAHA-
SISWAAN
(12%)
SKOR
RISET
(30%)
SKOR
TOTAL
RAN-
KING
1 Politeknik Elektronik Negeri Surabaya 2.98 3.45 0.86 0.94 2.244 1
2 Politeknik Negeri Sriwijaya 2.82 2.80 0.33 0.97 1.962 2
3 Politeknik Negeri Semarang 2.45 3.18 0.15 1.06 1.960 3
4 Politeknik Negeri Malang 2.99 3.07 0.10 0.62 1.955 4
5 Politeknik Negeri Jakarta 2.72 2.92 0.34 0.78 1.909 5
6 Politeknik Negeri Jember 2.87 2.66 0.25 0.82 1.881 6
7 Politeknik Negeri Bandung 2.22 3.29 0.37 0.72 1.849 7
8 Politeknik Negeri Lampung 2.61 2.75 0.04 0.95 1.842 8
9 Politeknik Negeri Medan 2.56 2.77 0.27 0.80 1.816 9
10 Politeknik Negeri Pontianak 2.66 2.73 0.03 0.47 1.706 10
11 Politeknik Negeri Padang 2.21 2.66 0.01 0.95 1.694 11
12 Politeknik Negeri Ujung Pandang 2.37 2.82 0.16 0.51 1.674 12
13 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 2.02 3.00 0.34 0.45 1.622 13
14 Politeknik Pertanian Negeri Kupang 2.16 2.65 0.00 0.76 1.616 14
15 Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan 2.01 2.85 0.01 0.70 1.613 15
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
32
8. Membiayai post-doc dan world class profesor asing untuk meningkatkan mutu kelas
dunia di PTNBH,
9. Memberi insentif riset program S3 dalam negeri dan kepada profesor / dosen
produktif,
10. Memonitor dan mengevaluasi progress penyiapan menuju WCU,
11. Peningkatan kemampuan pangkalan data lokal (di tiap-tiap PTNBH).
2. Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)
Salah satu instrumen pengukuran mutu pendidikan tinggi adalah akreditasi. Akreditasi
institusi perguruan tinggi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas
komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tri dharma
Perguruan Tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
2005 dan peraturan perundangan lainnya.
Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) ditetapkan sebagai indikator kinerja
sasaran strategis untuk mengukur kinerja institusi perguruan tinggi yang terakreditasi A dan
memenuhi standar mutu yang ditetapkan BAN-PT. Dengan akreditasi unggul akan
memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi
standard mutu yang ditetapkan oleh BAN PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi
masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar serta
mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan
mutu yang tinggi.
Perguruan tinggi didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan,
mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni (Ipteks), (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya, serta (3)
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai lembaga
melaksanakan fungsi tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, serta mengelola Ipteks. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut,
perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin
mutu secara terus menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan
layanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, kualitas pendidikan tinggi masih relatif
rendah baik dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi) maupun program studi yang
diindikasikan dengan mayoritas Perguruan Tinggi hanya mendapatkan akreditasi C dan masih
sangat sedikit yang berakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga
belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi Negara lain bahkan masih tertinggal dari
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara
berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan
menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di
Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, perguruan tinggi harus secara aktif
membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan
mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus diakreditasi
oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan
benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
33
mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara
berkelanjutan.
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU
ini sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 59 Perguruan
Tinggi berhasil terealisasi sebesar 64 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja
sebesar 108%. Jika dibandingkan pada tahun 2017 dimana perealisasian IKU mencapai 125%
dari target 39 perguruan tinggi, maka capaian tahun 2017 sama dengan tahun sebelumnya yaitu
melebihi 100% dari jumlah yang ditargetkan. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun
2019, realisasi IKU mencapai 58,18% dari target 110 perguruan tinggi berakreditasi A
(Unggul).
Grafik 4. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)
Jumlah Perguruan Tinggi pada tahun 2017 sebanyak 4.569 PT, dari jumlah tersebut Perguruan
Tinggi yang sudah terakreditasi BAN PT hanya 1.541 PT sehingga masih ada 3.028 perguruan
tinggi di Indonesia yang belum menperoleh akreditasi institusi oleh BAN PT. Hasil akreditasi
BAN-PT menunjukkan bahwa jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi A (unggul) masih
minim dan terdapat disparitas yang besar antara mutu pendidikan di Pulau Jawa dan di luar
Pulau Jawa. Dari 64 perguruan tinggi terakreditasi A, 54 perguruan tinggi berasal dari Pulau
Jawa dan 10 perguruan tinggi dari luar Pulau Jawa.
Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2012-2017
Peringkat 2012 2013 2014 2015 2017 2017
A - 10 21 26 49 65
B 5 23 69 240 338 527
C 7 8 69 587 733 949
Jumlah 12 41 159 853 1.120 1.541
2015 2016 2017
29
39
59
26
49
64
Target Realisasi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
34
Tabel 11. Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun 2017
Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target IKU ini,
diantaranya:
1. PT yang belum dibimtek saat ini berada pada kisaran nilai mendekati batas bawah dari
akreditasi B (<310).
2. Mispersepsi bahwa bimtek hanya sebatas mengisi borang (walaupun mengisi borang
dengan benar masih menjadi persoalan bagi sebagian PT).
3. Perlu peningkatan sinergitas implementasi kegiatan mengingat kualitas PT tidak bisa
hanya dilihat dari sisi kelembagaan namun dibutuhkan dukungan dalam hal pengelolaan
sumber daya manusia, kurikulum, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat
dari Direktorat Jenderal lain di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
4. BAN-PT tidak hanya sekedar melakukan asesmen, namun juga ikut bertanggungjawab
dalam meningkatkan jumlah PT yang berkualitas.
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja jumlah perguruan tinggi berakreditasi unggul (A)
yaitu:
1. Permenristekdikti Monor 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
3. Melakukan pendampingan Perguruan Tinggi dengan menyelenggarakan workshop
peningkatan akreditasi yang dapat dijadikan acuan baggi perguruan tinggi terakreditasi
B untuk mencapai A
Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. PT yang memiliki AIPT A mendapat insentif dari kementerian misalnya berupa
kemudahan membuka program pascasarjana, atau menjadi persyaratan mendapatkan
berbagai hibah (penelitian, dsb).
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
35
2. Kementerian terus melakukan sosialisasi, membangun tata nilai baru berupa pengakuan
pentingnya akreditasi institusi dengan nilai A.
Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2017
Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi 2013 1 Universitas Indonesia
2 Institut Teknologi Bandung
3 Institut Pertanian Bogor
4 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
5 Universitas Islam Indonesia
6 Universitas Gadjah Mada
7 Universitas Muhammadiyah Malang
8 Universitas Hasanuddin
9 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
10 Universitas Diponegoro
2104 11 Universitas Gunadarma
12 Universitas Padjadjaran
13 Universitas Sebelas Maret
14 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15 Universitas Kristen Petra
16 Universitas Airlangga
17 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
18 Universitas Andalas
19 Universitas Negeri Malang
20 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
21 Universitas Brawijaya
2015 22 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
23 Universitas Jember
24 Universitas Syiah Kuala
25 Universitas Surabaya
2016 26 Akademi Kepolisian Republik Indonesia
27 Universitas Sriwijaya
28 Politeknik Negeri Bandung
29 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
30 STIE Perbanas Surabaya
31 Universitas Bina Nusantara
32 Universitas Negeri Medan
33 Universitas Lampung
34 Universitas Sanata Dharma
35 UPN Veteran Jawa Timur
36 Universitas Pendidikan Indonesia
37 Universitas Negeri Padang
38 Politeknik Negeri Semarang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
36
Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi 39 Universitas Mercu Buana
40 Universitas Telkom
41 Universitas Pertahanan
42 Universitas Multimedia Nusantara
43 STI Pelayaran Jakarta
44 Universitas Udayana
45 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
46 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
47 Universitas Negeri Semarang
48 Universitas Negeri Yogyakarta
2017 49 Universitas Katolik Soengijapranata
50 Universitas Mulawarman
51 Universitas Negeri Makassar
52 Universitas Dian Nuswantoro
53 Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan
54 Universitas Muhammadiyah Surakarta
55 Universitas Islam Bandung
56 Universitas Tarumanegara
57 STIE Trisakti
58 Akademi Militer Magelang
59 Universitas Ahmad Dahlan
60 Universitas Kristen Duta Wacana
61 Universitas Nasional
62 Universitas Katolik Parahyangan
63 Universitas Trisakti
64 Universitas Negeri Surabaya
65 Universitas Sam Ratulangi
Penilaian dokumen akreditasi institusi oleh BAN PT diukur melalui 2 komponen, yaitu:
1. Mutu evaluasi-diri perguruan tinggi (Penilaian kualitatif laporan evaluasi-diri institusi)
dengan bobot 10%.
2. Mutu data dan informasi pemenuhan 7 standar akreditasi perguruan tinggi (Penilaian
kualitatif dan kuantitatif berdasarkan buku V: Matriks Penilaian Borang) dengan bobot
90%.
7 standar akreditasi perguruan tinggi terdiri dari:
Standar 1 : visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian
Standar 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu.
Standar 3 : Mahasiswa dan lulusan
Standar 4 : Sumber daya manusia
Standar 5 : Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik
Standar 6 : Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi.
Standar 7 : Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
37
Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:
Pada tahun 2017, upaya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk
mendorong perguruan tinggi berakreditasi unggul (A) adalah dengan melakukan sosialisasi
peningkatan akreditasi PT pada 95 perguruan tinggi (47 PT wilayah barat dan 48 PT wilayah
Timur) yang hasil nilai akreditasi BAN PT pada periode akreditasi sebelumnya berada pada
range nilai 310-359 (Kluster 2). Adapun ciri perguruan tinggi yang masuk kluster 2 yaitu
sumber daya manusia dan manajemen perguruan tinggi tergolong relative kuat namun belum
berhasil didayagunakan untuk mencapai prestasi nasional yang tinggi.
Dari 95 PT yang sudah mengikuti sosialisasi, terpilih 21 PT yang berhak mendapatkan
pembimbingan penyusunan borang akreditasi institusi perguruan tinggi oleh asessor yang
sudah ditetapkan dan ditugaskan oleh Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti. Dari hasil
pembimbingan peningkatan akreditasi pada 21 PT terdapat 5 perguruan tinggi yang didorong
untuk melakukan reakreditasi institusi ke BAN PT atas rekomendasi Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Untuk menunjang peningkatan jumlah perguruan tinggi berakreditasi A (unggul) dilakukan
juga berbagai program dan kegiatan pembinaan kelembagaan perguruan tinggi, sebagai
berikut:
1. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dan Akreditasi Program Studi oleh BAN PT
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Akreditasi dilakukan untuk
menentukan kelayakan Program Studi dan perguruan tinggi atas dasar kriteria yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Akreditasi juga merupakan bentuk
akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif.
Untuk melaksanakan akreditasi pemerintah membentuk badan/lembaga mandiri yang
diberi kewenangan untuk melakukan akreditasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun
1994, pemerintah c.q Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang bertugas melakukan akreditasi perguruan
2,63%
26,32%
13,16%
18,42%
7,89%
18,42%
13,16% Standar 1 Standar 2 Standar 3
Standar 4 Standar 5 Standar 6
Standar 7
Grafik 5. Bobot Penilaian 7 Standar Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
38
tinggi. Pendirian Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) dilakukan
berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Selanjutnya pada Pasal 33 dan pasal 60 UU NO. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi mengatur keharusan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi sebelum ijin
program studi/perguruan tinggi dikeluarkan oleh kementerian. Pasal 33 ayat (6) juga
mengatur kewajiban program studi untuk melakukan akreditasi ulang pada saat jangka
waktu akreditasinya berakhir. Program Studi yang tidak diakreditasi ulang dapat dicabut
izinnya oleh Menteri (Pasal 33 ayat (7)).
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, dalam Pasal 9 ayat (2) dan (3) dinyatakan
bahwa BAN-PT merupakan badan nonstruktural di lingkungan Kementerian dan
bertanggung jawab kepada Menteri, yang memiliki kemandirian dalam melakukan
akreditasi Perguruan Tinggi. Menurut Pasal 10 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 32 Tahun 2017, BAN-PT memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Mengembangkan sistem akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi selaras
dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi;
2. menyusun dan menetapkan instrumen akreditasi Perguruan Tinggi berdasarkan
Standar Pendidikan Tinggi;
3. Melakukan akreditasi Perguruan Tinggi;
4. Menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan tentang status akreditasi dan
peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;
5. Memeriksa, melakukan uji kebenaran, dan memutuskan keberatan yang diajukan
atas status akreditasi dan/atau peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;
6. Membangun dan mengembangkan jejaring dengan pemangku kepentingan baik di
tingkat nasional maupun internasional;
7. Melakukan penilaian kelayakan pendirian LAM sebagai dasar rekomendasi
pengakuan Menteri kepada LAM;
8. Mengevaluasi kinerja LAM secara berkala yang hasilnya disampaikan kepada
Menteri;
9. Menyusun instrumen evaluasi pendirian Perguruan Tinggi berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan Tinggi bersama dengan Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
10. Memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan minimum akreditasi untuk
pendirian Perguruan Tinggi kepada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan
11. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dilengkapi dengan rekomendasi secara
berkala kepada Menteri.
Kepengurusan baru BAN-PT yang dikukuhkan pada Bulan September 2017, pada
tahun 2017 telah dapat berjalan secara efektif. Dewan eksekutif BAN-PT melaksanakan
fungsinya dalam pelaksanaan akreditasi sedangnkan MA berfungsi sebagai penentu
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
39
kebijakan akreditasi. Sesuai dengan Renstra BAN-PT 2017-2022 dan RKAT 2017
BAN-PT telah melaksanakan:
1. Penetapan kebijakan akreditasi dalam bentuk Peraturan BAN-PT
2. Akreditasi terhadap 3850 program studi dan 480 perguruan tinggi.
3. Mengembangkan instrument
4. Melaksanakan rekrutmen dan pelatihan asesor
5. Mengembangkan berbagai system IT untuk mendukung pelaksanaan akreditasi dan
administrasi pelaksanaan akreditasi.
6. Mengimplementasikan kerjasama internasional dan memperoleh pengakuan
internasional
Dalam menjalankan tugas BAN-PT serta mengacu pada Rencana Strategis BANPT
2017-2022, secara keseluruhan, ukuran kinerja BAN-PT dapat dinyatakan dengan
indikator sebagaimana diperlihatkan pada Tabel I-1.
Table 13. Indikator Kinerja Dewan Eksekutif BANPT 2017
No Indikator Kinerja Satuan Target
2017
Capaian 2017
1 PERBAN 12
2 Monev LAM 3 1
3 Jumlah APT diproses PT 1.000 472
4 Jumlah APS diproses PS 3.000 3850
5 Jumlah SK/Sertifikat APT SK 3.000
6 Jumlah SK/Sertifikat APS SK 1.000
7 Jumlah SK Prodi Baru SK 350 359
8 Rata-rata waktu proses APT
a. Konvensional Hari 120 155
b. SAPTO Hari 90 70
9 Rata-rata waktu proses APS
a. Konvensional Hari 120 155 hari
b. SAPTO Hari 90 90
10 Pengakuan Internasional Sertifikat 1 Submit SAR
Target sasaran akreditasi program studi tahun 2017 sebanyak 3.850 PS dan 500 PT,
dapat terealisasi hasil akreditasi sebanyak 3.850 PS dan akreditasi institusi perguruan
tinggi sebanyak 472 PT. Capaian program akreditasi program studi/institusi perguruan
tinggi sebesar 99%. Sistem dan proses akreditasi yang selama ini bersifat manual telah
menyebabkan sulitnya untuk memantau dan mengendalikan kualitas dan validitas
proses. Banyak sekali ditemukan usulan akreditasi dari tahun-tahun sebelumnya yang
prosesnya belum diselesaikan. Sementara itu, proses data entry hasil assessment bukan
hanya menjadikan proses berjalan lambat, tapi juga sangat rentan terhadap kesalahan.
Upaya perbaikan melalui pengembangan system aplikasi berbasis TIK telah dilakukan,
yang tidak hanya ditujukan untuk peningkatan mutu dan efisiensi proses akreditasi
(SAPTO), tapi juga system informasi public melalui website (www.banpt.or.id), system
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
40
aplikasi keuangan, dan system aplikasi administrasi persuratan. Namun solusi
dimaksud belum menyelesaikan proses yang masih tertunda dan belum ditemukan.
Selain system IT dan governance, instrument dan assessor merupakan faktor kunci
dalam menentukan kualitas akreditasi secara keseluruhan. Instrument yang saat ini
digunakan dirasakan masih sangat jauh dari harapan. Selain masih didominasi oleh
aspek input, instrument dimaksud juga sangat mekanistik sehingga tidak memberi
ruang yang cukup bagi asesor untuk menggunakan wisdom dan expert judgement
dalam menentukan hasil assessment. Selain itu, kompetensi assessor khususnya dalam
aspek penjaminan mutu dan pengembangan Pendidikan tinggi masih relative terbatas.
Upaya perbaikan yang telah dilakukan adalah menyusun instrument baru dengan
paradigm yang mengedepankan aspek proses, output dan outcome, dan mengurangi
aspek penilaian yang bersifat mekanistik, serta menambah porsi aspek penilaian
kualitatif yang didasari atas wisdom dan kepakaran asesor baik dalam hal keilmuan
maupun dalam aspek pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi. Upaya
peningkatan kompetensi asesor juga telah dilakukan melalui kegiatan pelatihan,
pemantauan kinerja, dan perekrutan asesor baru. Penyisihan asesor yang dipandang
berkinerja buruk (weeding out) juga telah dilakukan.
Sebagai institusi utama dalam pelaksanaan akreditasi, BANPT juga memerlukan
pengakuan dari dunia internasional. Di lingkungan ASEAN, system akreditasi di
Indonesia sudah relative lebih maju di banding negara lain. Partisipasi aktif BANPT di
AQAN juga telah berdampak positive dalam pengakuan atas akreditasi perguruan
tinggi di Indonesia oleh negara-negara anggota ASEAN. Di luar ASEAN, BANPT
masih perlu mendapatkan pengakuan lebih substantive. Upaya yang telah dilakukan
antara lain menjalin kerjasama dengan QAA – UK, HEEACT – Taiwan, NIAD – Japan,
dan proses external review oleh ENQA dengan menggunakan ASEAN Quality
Assurance Framework (AQAF).
Grafik 6. Capaian Proses Akreditasi Program Studi/Perguruan Tinggi Tahun
2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
41
Grafik 7. Sasaran Akreditasi Program Studi/Perguruan Tinggi Tahun 2017
2. Bantuan Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS)
Bantuan Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) Tahun 2017
merupakan kelanjutan dari PP-PTS 2016 berupa program bantuan pengembangan
institusi yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui perbaikan
proses pembelajaran melalui:
a. bantuan sarana/prasarana pendidikan dan
b. bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium/perpustakaan
PTS yang dapat menerima bantuan ini adalah PTS yang berada pada kluster 4 dan 5
sesuai Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor
2188/C/KEP/VIII/2016. Program PP-PTS 2017 telah berhasil mancapai target output
PTS sebanyak 100 PTS dimana pada jumlah PTS penerima Hibah sebanyak 130 PTS
yang terdiri dari Kopertis I sampai dengan Kopertis XIV.
Sedangkan yang menjadi kendala pada program PP PTS ini dikarenakan terjadi
perubahan peraturan kementerian keuangan mengenai mengenai mekanisme
pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada kementerian lembaga No. 168 Tahun
2015 menjadi PMK No 173 tahun 2016 yang membuat Direktorat Pembinaan
Kelembagaan PT harus menyesuaikan petunjuk teknis PP-PTS Tahun 2017, sehingga
menyebabkan mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan PP-PTS Tahun 2017
Sasaran Realisasi (%)
APS 3850 3850 100
APT 500 472 94
3850 3850
100500 472
940
2000
4000
6000
SASARAN AKREDITASI PRODI/PT TA.2017
APS APT
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
42
Grafik 8. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Jawad an Luar Jawa
Grafik 9. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Kopertis
3. Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi
Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Peningkatan kapasitas perguruan tinggi dalam pengelolaan perguruan tinggi;
2. Pembinaan dan pembimbingan Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi dan
Perguruan Tinggi Swasta agar mampu:
a. meningkatkan mutu pengelolaan PTS
b. memahami aspek-aspek yang terkait dengan keberadaan statuta di PTS dan
pengaturan yang diperlukan.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
43
Program ini direncanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Persiapan dan Koordinasi penyusunan rencana kerja, peetepatan mekanisme
pelaksanaan program dan Standar Lokakarya Penguatan Tata Kelola Perguruan
Tinggi Swasta yang telah disepakati bersama Kopertis.
2. Sosialisasi Program ke Kopertis dan PTS
3. Pelatihan/Workshop Penyusunan Statuta PTS
Output yang diharapkan dari tahap ini adalah:
• Peningkatan pemahaman mengenai pengelolaan Perguruan Tinggi yang bermutu
(good university governance)
• Peningkatan pemahaman aspek-aspek statuta PT termasuk
penyusunan/perubahannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
4. Pembimbingan Teknis Penyempurnaan/Perubahan atau Penyusunan Statuta PTS
Output yang diharapkan dari tahap ini adalah:
• PTS dapat menyusun statuta sesuai dengan kaidah pengelolaan perguruan tinggi
yang baik
• Dihasilkan statuta PTS yang sesuai dengan tatakelola perguruan tinggi yang baik
dan berdampak pada peningkatan mutu tatakelola PTS
5. Bimbingan Lapangan Teknik Penyusunan Peraturan Badan Hukum Penyelenggara
untuk Penetapan/Perubahan Statuta PTS
Output yang diharapkan pada tahap ini sama dengan yang tersebut pada tahap ke-4.
6. Evaluasi dan Penyusunan Laporan
4. Pembinaan dan Pemberdayaan PTS
Realisasi capaian kegiatan yang menjadi indikator dari pembinaan dan pemberdayaan
PTS, pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Target Realisasi Kendala Tindak Lanjut
1 Pemetaan dan
Persiapan
4 kegiatan
pemetaan PTB
2 kegiatan
Pemetaan
PTB
Jadwal kegiatan yg
padat dan
penugasan monev
PTB yang semakin
bertambah
Di tahun 2018 akan
dijadwalkan 4 kali
kegiatan
pemetaan/tahun
atau 3 bulan sekali
2 Evaluasi dan
Pembahasan
PTB
20 Pembahasan
PTB
40
Pembahasan
PTB
Masih Belum
optimal krn
standar
penanganan
masalah PT masih
perlu dibenahi
Di tahun 2018
perlu dibenahi
standar
penanganan
masalah PT
3 Koordinasi
dengan
Kopertis
14 Koordinasi
dengan kopertis
12 Koordinasi
dengan
Kopertis
Masih fokus pada
Kopertis dengan
jumlah PTB yang
banyak
Di Tahun 2018
Akan
menjadwalkan
koordinasi ke
seluruh Kopertis
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
44
4 Visitasi
Penutupan
Prodi dan PT
30 Visitasi PT
dan prodi
bermasalah
43 Visitasi PT
dan prodi
bermasalah
Masih ada
beberapa yang
harus di monev
ulang untuk
mengecek
perbaikan data nya
Tahun 2018 visitasi
akan dijadwalkan 2
kali per PT untuk
memastikan
perbaikan sudah
dilaksanakan
Sasaran strategis keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses untuk
memperoleh pendidikan tinggi didukung oleh 5 indikator kinerja kegiatan, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
1. Rekomendasi Perubahan Perguruan Tinggi
Graik 10. Jumlah Rekomendasi Penataan Kelembagaan
Bahwa untuk melaksanakan Permenristekdikti Nomor 100 tahun 2016 tentang Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan
Tinggi, menangani usul perubahan pada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta,
perubahan tersebut yaitu:
a. Perubahan Perguruan Tinggi Negeri
1) Perubahan nama perguruan tinggi (perubahan nomenklatur) yaitu perubahan kata atau
frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.
2) Penataan organisasi tata kelola dan perguruan tinggi yaitu perubahan organisasi
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja pada perguruan tinggi, perubahan organisasi
tersebut berupa pendirian Fakultas, Jurusan, Biro, Bagian, dan unit organisasi
perguruan tinggi, pada tahun 2017 telah direkomendasi :
NO USUL PERGURUAN TINGGI
1 Pendirian Fakultas Keperawatan Universitas Negeri Jember
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
45
2 Pendirian Fakultas Ilmu Komputer Universitas Negeri Jember
3 Penataan OTK Politeknik Negeri Lhoksuemawe
4 Penataan OTK Politeknik Negeri Ujung Pandang
5 Penataan OTK Universitas Negeri Makassar
3) Perubahan bentuk perguruan tinggi yaitu perubahan suatu bentuk perguruan tinggi
menjadi bentuk perguruan tinggi lainnya. Sebagai contoh perubahan Sekolah Tinggi
Seni Indonesia menjadi Institut Seni Indonesia. Selain PTN, juga terdapat usul
perubahan bentuk pada Perguruan Tinggi Kementerian Lain (PTKL) dan Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan
pendidikan tinggi dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK disesuaikan dengan
kekhususan bidang untuk mencukupi kebutuhan masing-masing lembaga mewajibkan
perguruan tinggi dalam binaannya berbentuk pendidikan vokasi (Politeknik).
Berdasarkan hal tersebut, saat ini terdapat usul perubahan bentuk Akademi atau
Sekolah Tinggi menjadi Politeknik.
Pada tahun 2017, Perguruan Tinggi dalam pembinaan Kementerian lain dan LPNK
yang telah berubah menjadi Politeknik yaitu :
INSTANSI PERGURUAN TINGGI
Kementerian ESDM Politeknik STEM Cepu
Kementerian Pertanian 1. Politeknik Teknologi Pertanian Medan,
2. Politeknik Teknologi Pertanian Bogor,
3. Politeknik Teknologi Pertanian Magelang,
4. Politeknik Teknologi Pertanian Malang,
5. Politeknik Teknologi Pertanian Gowa,
6. Politeknik Teknologi Pertanian Manokwari
4) Alih bina perguruan tinggi yaitu pengalihan pembinaan perguruan tinggi Kementerian
Lain atau LPNK ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan tinggi. Alih bina ini
diusulkan oleh perguruan tinggi kesehaan daerah (PT-Kesda) sebagai akibat
pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yaitu Pemerintah
Daerah tidak diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan tinggi. Kebijakan
Pemerintah saat ini, alih bina PT-Kesda dilakukan dengan langkah penyatuan PT-
Kesda ke PTN yaitu menjadi program studi pada PTN.
Beberapa PT-Kesda yang telah disatukan dengan PTN pada tahun 2017, sebanyak 9
PT-Kesda, yaitu:
a. Penyatuan AKPER Pemkab Garut ke Universitas Padjadjaran
b. Penyatuan AKPER Pemkab Sumedang ke Universitas Pendidikan Indonesia
c. Penyatuan AKPER Pemkab Serang ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
d. Penyatuan AKPER Pemkab Gresik ke Universitas Airlangga
e. Penyatuan AKPER Pemkab Lamongan ke Universitas Airlangga
f. Penyatuan AKPER Pemkab Belu ke Universitas Timor
g. Penyatuan AKPER Lumajang ke Universitas Jember
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
46
h. Pentauan AKPER Pemkab Kolaka ke Universitas 19 November Kolaka
i. Penyatuan AKPER Pemkab Padang Pariaman ke Universitas Negeri Padang
5) capaian indikator perubahan perguruan tinggi negeri yaitu terevaluasi dan
terekomendasinya usul perubahan perguruan tinggi negeri.
6) Kendala dan rekomendasi :
a) Peraturan tentang organisasi perguruan tinggi belum diperbaharui dan disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi perguruan tinggi saat ini, maka Permendikbud Nomor
139 tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Perguruan Tinggi perlu diperbaharui.
b) Sesuai amanat Permenristekdikti Nomor 100 tahun 2017 tentang Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan,
dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, penyelenggaraan perguruan tinggi
dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK diatur lebih lanjut denggan
Peraturan Pemerintah, maka perlu segera menyelesaikan dan menerbitkan
Peraturan Pemerintah tersebut, sehingga penyelenggaraan perguruan tinggi dalam
pembinaan Kementerian Lain dan LPNK lebih tertata.
c) Usul dan evaluasi perubahan perguruan tinggi negeri saat ini belum menggunakan
system online, sehingga dengan memperbaharui peraturan tentang Organisasi
perguruan tinggi dan penetapan peraturan tentang penyelenggaraan perguruan
tinggi dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK, maka sistem usul dan
evaluasi online dapat dibangun.
b. Perubahan tinggi swasta
Pada tahun 2015 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi mengambil
kebijakan proses administrasi perubahan perguruan tinggi swasta dilakukan secara online
atau digital pada laman silemkerma.ristekdikti.go.id.
1) Perubahan nama perguruan tinggi PTS
yaitu Perubahan nama perguruan tinggi swasta (perubahan nomenklatur) yaitu
perubahan kata atau frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.
Jumlah rekomendasi ijin perubahan nama PTS yang telah diberikan pada tahun 2017
sebanyak 4 PTS, dengan rincian sebagai berikut:
a. Perubahan nama Universitas Bhayangkara Jaya
b. Perubahan nama Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putera Indonesia
c. Perubahan nama STIE Muhammadiyah Kisaran
d. Perubahan nama Universitas Alchairat
2) Perubahan atau pindah lokasi PTS
yaitu pemindahan domisili PTS sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
tentang Pendirian PTS tersebut. Jumlah rekomendasi ijin pindah lokasi PTS pada tahun
2017, sebanyak 4 PTS dengan rincian sebagai berikut:
a. Perubahan Lokasi dan Nama STIKES Bina Bangsa Kuala Simpang di Kabupaten
Aceh Tamiang menjadi STIKES Murni Teguh di Kota Medan
b. Perubahan Lokasi AKPER Teladan Bahagia dari Kota Medan ke Kabupaten
Humbang Hasudutan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
47
c. Pindah Lokasi AMIK Stiekom Sumatera Utara
3) Perubahan Bentuk PTS
yaitu perubahan bentuk suatu bentuk PTS menjadi perubahan bentuk lainnya, dengan
rincian sebagai berikut:
a. perubahan bentuk Akademi Pariwisata Mataram menjadi Sekolah Tinggi
Pariwisata Mataram
b. perubahan bentuk Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda menjadi STIKES
c. Perubahan Bentuk STIKES Deli Husada Deli Tua di Kabupaten Deli Serdang
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua di Kabupaten Deli Serdang
d. Perubahan bentuk STIKES Medistra Lubuk Pakam menjadi Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
e. Perubahan Bentuk Akper menjadi STIKES Panti Rapih Jogja
f. Perubahan Bentuk AKBID Yo menjadi STIKES
g. Perubahan bentuk Akbid Mitra Husada Medan menjadi STIKES
h. Perubahan bentuk STT Telkom Purwokerto menjadi Institut
i. Perubahan bentuk AMIK Al-Ma-soem menjadi STMIK
j. Perubahan bentuk STIE Bina Bangsa - Banten menjadi Universitas
k. perubahan bentuk STKIP Garut menjadi Institut
l. Perubahan bentuk STKIP Tapanuli Selatan di Kota Padangsidimpuan menjadi
Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
m. Perubahan Bentuk STKIP Siliwangi menjadi IKIP
n. perubahan bentuk AKPER Muhammadiyah Kendal menjadi STIKES
o. Perubahan Bentuk AKBID Uniska di Kabupaten Kendal menjadi STIKES Uniska
4) Pengalihan pengelolaan PTS
yaitu pengalihan pengelolaan PTS dari suatu Badan Penyelengara ke Badan
Penyelenggara lainnya.
Menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti, Badan penyelenggara PTS dapat berbentuk
Yayasan, Perkumpulan, dan bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Baik yayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola
PTS, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada mutu penyelenggaraan pendidikan
tinggi di PTS yang bersangkutan.Ketika suatu badan penyelenggara PTS memiliki
kekurangan dalam mengelola PTS, pada umumnya badan penyelenggara tersebut akan
berusaha untuk menemukan cara agar pengelolaan PTS tersebut dapat terbebas dari
segala kekurangan tersebut. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara alih kelola
PTS.
Daftar Ijin Alih Kelola PTS pada tahun 2017, sebanyak 4 PTS sebagai berikut:
a. Alih Kelola Univ Sahid Surakarta
b. Alih Kelola Akademi Komunitas Semen Gresik
c. Alih Kelola Akper Pertiwi
d. Alih Kelola STKIP Bina Bangsa Meulaboh
5) Penggabungan dan Penyatuan PTS
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
48
- Penggabungan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penggabungan beberapa
perguruan tinggi swasta yang masing – masing dikelola oleh 1 (satu) badan
penyelenggara, menjadi 1 (satu) perguruan tinggi swasta baru yang dikelola oleh 1
(satu) badan penyelenggara baru.
- Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penyatuan 1 (satu) perguruan
tinggi swasta atau lebih ke dalam 1 (satu) perguruan tinggi swasta lain
- Tujuan penggabungan dan penyatuan PTS yaitu penguatan kemampuan dan
peningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta
Berikut jumlah pencapain dari ijin penggabungan dan penyatuan PTS tahun 2017,
sebagai berikut:
1. penggabungan STIBA Teknokrat di Kota Bandar Lampung, AMIK Teknokrat di
Bandar Lampung, STMIK Teknokrat di Kota Bandar Lampung yang menjadi
Universitas Teknokrat
2. Penyatuan AAK ke Univ Muhammadiyah Surabaya
3. penyatuan Poltekkes Majapahit ke STIKES Majapahit Mojokerto
4. penyatuan Akbid Surya Sehat ke Universitas Dr. Soetomo Surabaya
5. Penggabungan AKBID Mamba’ul Ulum Surakarta di Kota Surakarta dan AKPER
Mamba’ul Ulum Surakarta di Kota Surakarta menjadi STIKES Mamba’ul Ulum
Surakarta di Kota Surakarta
6. Penggabungan STIE, STT, STB, dan AMIK Harapan menjadi Universitas Harapan
Medan
7. Penggabungan STIE dan STIKES menjadi Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur
8. penyatuan AKBID dan STIKES ke Universitas Dehasen Bengkulu
9. penggabungan AKBID YKN dan Akademi Tenaga Kesehatan Baubau menjadi
Politeknik Baubau
10. Penggabungan STIPER Yapim Maros, STKIP Yapim, STIM Maros menjadi
Universitas Muslim Maros
11. Penyatuan STIE Selamat Sri di Kendal ke Universitas Selamat Sri
12. Penyatuan AKBID ke STIKES Ngudia Husada Madura
Dalam rangka penguatan perguruan tinggi swasta dengan cara penggabungan dan
penyatuan perguruan tinggi swasta, Direktorat Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengambil langkah:
- Sosialisasi penggabungan penyatuan PTS pada 14 wilayah Kopertis pada bulan
Oktober dan November 2017 :
KOPERTIS BADAN
PENYELENGGARA
JUMLAH PTS YANG
DISELENGGARAKAN
LOKASI TGL
PELAKSANAAN
III
IV
XI
36
38
18
97
94
50
Jakarta 10 Okt 2017
I
XIII
X
37
17
37
99
46
94
Medan 11 Okt 2017
V
VI
10
19
23
60
Yogyakarta 17 Okt 2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
49
VII
VIII
44
9
95
21
Surabaya 29 Okt 2017
XII
XIV
IX
4
4
57
9
8
138
Makassar 31 Okt 2017
II 28 86 Palembang 9 Nov 2017
Total Peserta 358 920
- Menyusun pedoman persyaratan dan prosedur usul penggabungan dan penyatuan
perguruan tinggi swasta secara khusus.
- Menambahkan menu khusus penggabungan dan penyetuan PTS pada laman
silemkerma.ristekdikti.go.id.
6) capaian indikator perubahan perguruan tinggi swasta yaitu terevaluasi dan
terekomendasinya usul perubahan perguruan tinggi swasta.
1. Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi
➢ Jumlah Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi Baru
Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Untuk memenuhi amanat UU Dikti pada tahun 2017
telah diterbitkan Permenristekdikti No. 100 Tahun 2017 Tentang Pendirian, Perubahan,
Dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Serta Pendirian, Perubahan, dan
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Untuk mempercepat layanan usul pendirian
perguruan tinggi baru sejak tahun 2015, usul pendirian dilakukan secara online melalui
http://silemkerma.ristekdikti.go.id dan dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam waktu 1
tahun.
Grafik 11. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
50
Analisis ketidakberhasilan/keberhasilan capaian indikator
• Untuk pendirian perguruan tinggi, badan penyelenggara harus memenuhi
persyaratan dari segi kelembagaan dan program studi. Untuk segi kelembagaan,
badan penyelenggara harus memenuhi 3 aspek yaitu aspek hukum, aspek
keuangan, dan aspek umum. Melalui usulan online badan penyelenggara tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan, badan penyelenggara yang
usulannya belum memenuhi persyaratan disarankan untuk mengajukan pendirian
secara online pada periode berikutnya.
• Badan penyelenggara calon perguruan tinggi belum paham benar mengenai
persyaratan pendirian perguruan tinggi terutama dalam penyusunan proposal.
• Pada Tahun 2017, Menristekdikti mengeluarkan Surat Edaran Nomor
2/M/SE/IX/2017 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan
Program Studi, terkait moratorium yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1
Januari 2017. Sehubungan dengan SE tersebut, disebutkan bahwa pendirian
perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut
Teknologi.
• Semua usulan yang diajukan melalui sistem online dilakukan evaluasi dengan
sistem first in first out. Untuk tahun 2017 pada periode kedua, evaluasi dilakukan
pertama kali terhadap pembukaan program studi. Setelah pembukaan program
studi direkomendasi, maka akan dilakukan evaluasi lapangan terhadap usul
pendirian perguruan tinggi. Evaluasi dari aspek kelembagaan dilaksanakan di
lokasi untuk mempercepat proses evaluasi usul pendirian perguruan tinggi.
➢ PDD Rintisan Akademi Komunitas
Dalam masa moratorium pendirian perguruan tinggi negeri, pada tahun ini kegiatan
pengembangan pendirian akademi komunitas fokus pada:
(1) evaluasi PDD rintisan akademi komunitas yang telah berjalan
(2) pelaksanaan revisi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 48
Tahun 2013 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pncabutan Izin Akademi
Kumnitas.
(3) Penyusunan instrumen akreditasi untuk pendirian dan pembukaan program
studi akademi komunitas.
Jumlah perkembangan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas
hingga akhir tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Status Lokasi Jumlah
Telah menjadi Satker 1. Aceh Barat
2. Rejang Lebong
3. Pacitan
4. Blitar
4 Kab/Kota
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
51
Sudah pembahasan draft BAST
Lahan dan Gedung di tahun
2015
1. Gianyar
2. Prabumulih
3. Pangkalpinang
4. Singkawang
5. Sumenep
6. Nganjuk
7. Mukomuko
7 Kab/Kota
Sudah dibahas di KemenpanRB
tahun 2014 dan belum direkom
Lampung Tengah 1 Kab/Kota
Sudah phasing out 25 Kab/Kota di th 2015
2. Tuban
3. Kolaka
4. Buru
5. Manokwari
6. Keerom
7. Ponorogo
8. Temanggung
9. Kotawaringin Timur
10. Sumabwa
11. Pagar Alam
12. Mesuji
13. Dharmasraya
14. Gresik
15. Trenggalek
16. Sumbawa Barat
17. Kupang
18. Bondowoso
19. Paser
20. Polewali Mandar
21. Enrekang
22. Lembata
23. Deli Serdang
24. MAtaram
25. Karawang
26. Cimahi
2 kab/Kota di th 2017:
1. Bontang
2. Ende
27 Kab/Kota
Menunggu menjadi Satker AKN 55 Kab/Kota
Kendala dan rekomendasi:
1) Diperlukan kesepakatan bersama antara Kemenpan dan RB mengenai
penyelesaian usulan PDD rintisan akademi komunitas negeri.
2) Diperlukan percepatan layanan revisi peraturan dan penyusunan instrumen
akreditasi akademi komunitas.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
52
2. Rekomendasi Pembukaan Program Studi
Grafik 12. Jumlah Rekomendasi Pembukaan Program Studi Baru
Mulai tahun 2015 proses usul pembukaan pembukaan program studi dilakukan secara
daring melalui silemkerma.dikti.go.id dalam waktu 1 kali periode pengusulan dan 1 kali
periode perbaikan, hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan layanan yang lebih
efisien dan akuntabel sehingga waktu pengusulan, penilaian dan pengumuman yang
lebih terukur serta keamanan dan kerahasiaan usulan lebih terjaga.
Pada tahun 2015 juga diterapkan pemenuhan akreditasi minimal pada pembukaan
program studi sesuai amanat Undang-Undang nomor 12 tahun 2012, sehingga format
pengusulan dibuat menyesuaikan standar (kriteria) akreditasi minimal yang ditetapkan
bersama BAN-PT, hal ini dilakukan dalam rangka memastikan bahwa program studi
yang diseujui/direkomendasi bukan hanya dalam rangka meningkatkan akses
pendidikan tinggi tetapi juga dapat meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia
secara umum.
Pada tahun 2017 proses pengusulan pembukaan program studi dilakukan dalam 2 kali
dalam setahun yaitu pada bulan Januari-Februari dan bulan Juli-Agustus serta
ditiadakannya proses perbaikan usulan. Pada tahun 2017 juga diterapkan moratorium
sesuai dengan Surat Edaran Menteri nomor 2/M/IX/2017 tanggal 6 September 2017
tahun pengusulan pembukaan program studi jenis Pendidikan akademik yang tidak
termasuk dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sampai
dengan waktu yang belum ditentukan.
3. Revitalisasi PendidikanTinggi Vokasi
Program Pembangunan Infrastruktur dan Industri di tanah air memerlukan tenaga
terampil terlatih dan terdidik dalam berbagai jenjang kebisaan (kompetensi). Kondisi
pada saat ini sebagian besar institusi politeknik negeri di tanah air menghasilkan
tenaga menengah siap latih untuk memenuhi keperluan pembangunan dan industri,
namun masih memanfaatkan pola pembelajaran dan peralatan yang disediakan sejak
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
53
berdirinya di tahun 80-an. Pengembangan pendidikan politeknik bertujuan untuk
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis pada pengembangan wilayah
sesuai dengan potensinya. Untuk itu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi sejak anggaran tahun 2017 telah merencanakan dan menetapkan 12 politeknik
penerima hibah program revitalisasi. Pemilihan daftar politeknik pilot project
berdasarkan pada penyebaran tanggungjawab daerah, potensi dan tantangan daerah,
basis kompetensi yang merata, kemampuan politeknik untuk direvitalisasi dan kondisi
khusus dimana industri utama berada. Keduabelas politeknik yang ditugaskan ini
diharapkan menjadi Pusat Unggulan Teknologi Sesuai dengan Strategi Ketahanan
Energi, Ketahanan Pangan dan Konektivitas Politeknik yang dipilih diharapkan
mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan potensi daerah
masing-masing.
Tujuan pelaksanan kegiatan:
a. Meningkatkan relevansi pendidikan politeknik dengan kebutuhan industri
pengguna lulusannya.
b. Mendorong keunggulan spesifik di masing-masing politeknik sesuai potensi
daerahnya
c. Mengkinikan metode pembelajaran, keperluan pembelajaran, dan pemberian
sertifikat kebisaan/kompetensi disamping pemberian ijazah/Diploma
d. Meningkatkan nilai tawar untuk bekerjasama dengan industri dan dengan institusi
sejenis dari negara maju.
e. Meningkatkan efisiensi sistem pembelajaran dengan memanfaatkan materi
latihan menjadi produk bernilai ekonomis (teaching industry).
Mengembangkan kurikulum dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan
politeknik termasuk peningkatan sarana prasarana, peralatan laboratorium dan
peningkatan kapasitas dosen;
1. Membangun dan menerapkan program pendidikan dual system;
2. Membangun dan menerapkan program teaching factory;
3. Menyiapkan tenaga pengajar / dosen dari industri;
4. Mengembangkan Lembaga Sertifikasi Profesi – Tempat Uji Kompetensi
(LSP/TUK);
5. Program Sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa dan alumni politeknik;
6. Retooling / Magang di Luar Negeri bagi dosen politeknik negeri dan swasta;
7. Menyiapkan dan menyelenggarakan Program Pendidikan Guru SMK Produktif
melalui sandwich system.
Daftar perguruan tinggi peserta program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi tahun
2017 adalah sebagai berikut:
No. Nama PT Prodi Revitalisasi Bidang Prioritas
1 Politeknik Negeri
Batam
D3 Perawatan Pesawat
Udara
Perhubungan Udara
D3 Manufaktur Mikro
Elektronik
Perhubungan Udara
2 D4 Teknik Permesinan
Kapal
Perhubungan Laut
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
54
Politeknik
Perkapalan Negeri
Surabaya
D4 Teknik Perancangan dan
Konstruksi Kapal
Perhubungan Laut
3 Politeknik
Elektronika Negeri
Surabaya
D3 Elektronika Perhubungan Darat
D3 Elektro Industri Perhubungan Darat
4 Politeknik Maritim
Negeri Indonesia
D3 Teknika Perhubungan Laut
D3 Ketatalaksanaan
Pelayaran Niaga dan
Kepelabuhanan
Perhubungan Laut
5 Politeknik
Manufaktur Negeri
Bandung
D3 Teknik Mekanik Umum Perhubungan Darat
D4 Teknik Mesin dan
Manufaktur
Perhubungan Darat
6 Politeknik Negeri
Ambon
D3 Teknik Listrik Energi
D3 Teknik Mesin Energi
7 Politeknik Negeri
Jember
D3 Produksi Ternak Ketahanan Pangan
D4 Teknik Produksi Benih Ketahanan Pangan
8 Politeknik Negeri
Lhokseumawe
D3 Pengolahan Migas Energi
D4 Teknologi Kimia
Industri
Energi
9 Politeknik Negeri
Samarinda
D4 Rekayasa Jalan &
Jembatan
Perhubungan Darat
D3 Teknik Alat Berat Perhubungan Darat
10 Politeknik Negeri
Banjarmasin
D3 Teknik Mesin Energi
D3 Teknik Listrik Energi
11 Politeknik
Pertanian Negeri
Pangkep
D3 Penangkapan Ikan Ketahanan Pangan
D3 Budidaya Tanaman
Perkebunan
Ketahanan Pangan
12 Politeknik Negeri
Malang
D3 Teknik Kimia Ketahanan Pangan
D4 TekniK Elektronika Ketahanan Pangan
Selama tahun 2017 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
bekerjasama dengan Dit. Pembelajaran dan Kemahasiswaan berupaya untuk melakukan
pendampingan proses penyesuaian di 12 (dua belas) politeknik terpilih dalam
menyusun metode pembelajaran agar sesuai dengan desain konsep dual system.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
- Workshop pengembangan kurikulum dan konsep dual system dan Teaching
factory
- Workshop pendampingan perencanaan pengadaan barang dan jasa untuk
Revitalisasi Politeknik.
Disamping pelaksanaan pilot project pengembangan politeknik di tanah air, Dit.
Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi juga berupaya untuk memberikan
bantuan peningkatan keahlian kepada dosen dan mahasiswa di politeknik melalui
skema beasiswa. Program Retooling Kompetensi Pendidikan Tinggi Vokasi adalah
suatu program peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk dosen dan mahasiswa di
program pendidikan tinggi vokasi. Program ini merupakan kombinasi antara pelatihan
kompetensi dan sertifikasi serta magang di lembaga pendidikan dan industri yang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
55
sesuai dengan kompetensi yang diikuti. Informasi program ini dapat diakses di laman:
retoolingvokasi.ristekdikti.go.id.
Jumlah dosen pendidikan tinggi vokasi yang akan mendapat Beasiswa ini di dalam
negeri adalah 250 (dua ratus lima puluh) orang di dalam negeri dan di 150 (seratus
lima puluh) 150 orang untuk pelatihan di luar negeri. Dengan berjalannya waktu
jumlah ini dapat berubah dengan evaluasi kebutuhan nyata dosen pendidikan tinggi
vokasi. Berdasarkan hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling
kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di luar negeri adalah sebagai
berikut:
No Bidang Kompetensi PT
Penyelenggara Lokasi Pendaftar Diterima
1 Ketahanan
Pangan
Agriculture and
farming food
processing
Aeres UAP Netherland 50 29
2 Energi dan
konektifitas
Martine Nautika dan
Aquaculture Marine Institutee
New
Foundland,
Canada
36 23
3 Konektifitas Water Quality in Delta
Management HZ UAP Netherland 22 10
4 Energi Oil and gas: drilling
and LNG SAIT AL Canada 31 20
5 Energi Electrical Power system SAIT AL Canada 24 19
6 Konektifitas Aircraft Technician ZbW Swiss 26 15
7 Konektifitas Industrial Produktion St. Polten Austria 34 15
JUMLAH 223 131
Hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan
tinggi vokasi di luar negeri adalah sebagai berikut:
No Kompetensi Pendaftar Diterima Perguruan Tinggi
1 Oracle Certified Associate
(OCA) Database 12c
18 10 Politeknik Negeri Samarinda
2 Oracle Certified Associate
(OCA) Java SE 8
18 13 Politeknik Negeri Samarinda
3 International Certificate in
Occupational Safety and
Health (K3 Umum)
25 9 Politeknik Negeri Samarinda
4 Cisco Certified Network Assc.
(CCNA) 1 & 2
10 6 Politeknik Negeri Bandung
5 MikroTik Certified Network
Associate
16 6 Politeknik Caltex Riau
6 Certified Data Centre
Professional (CDCP)
12 8 Politeknik Negeri Malang
7 Certified Security Analysis
(ECSA)
9 6 Politeknik Negeri Malang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
56
No Kompetensi Pendaftar Diterima Perguruan Tinggi
8 Analyze Computing 7 7 Politeknik Negeri Malang
9 Welding Inspector (WI) 10 7 Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya
10 Welding engineer 14 10 Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya
11 ACU (Autodesk Certified
User) Exam
11 5 Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya
12 Autodesk Certified
Professional
9 5 Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya
13 Sipil TEKLA Foundation 14 6 Politeknik Negeri Bandung
14 Perancangan dan
Pengembangan Produk
Manufaktur
13 8 Politeknik Manufaktur
Bandung
15 Kompetensi Rekayasa Kontrol
Mesin Industri
16 9 Politeknik Manufaktur
Bandung
16 Rekayasa Teknologi Mesin
CNC
7 6 Politeknik Manufaktur
Bandung
17 Instrumentasi Industri (PLC &
HMI)
18 10 Politeknik Caltex Riau
18 Certified Labview Associate
Developer
17 9 Politeknik Caltex Riau
19 International Eletrical
Installation & Maintenance
25 11 Politeknik Negeri Batam
20 Health & Safety 15 7 Politeknik Negeri Batam
Jumlah 284 158
Untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan memiliki
daya saing internasional, Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas alumni
Pendidikan tinggi vokasi melalui penyediaan bantuan pendanaan sertifikasi pendidikan tinggi
vokasi bagi mahasiswa Pendidikan tinggi vokasi penerima beasiswa Bidikmisi di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program beasiswa harus diambil di
kampus yang terdekat yang mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji
Kompetensi (TUK). Untuk saat ini memang jumlah LSP/TUK yang ada masih terbatas karena
belum semua Pendidikan tinggi vokasi mempunyai LSP/TUK. Dengan adanya Pengembangan
LSP/TUK di berbagai Pendidikan tinggi vokasi, usaha untuk mendapatkan Sertifikasi
Kompetensi Profesi bagi mahasiswa juga akan bertambah mudah dikarenakan lokasinya berada
di kampus mereka masing-masing. Pada tahun 2017 program beasiswa ini dilaksanakan dengan
model penyelenggaraan sebagai berikut:
1. diperuntukkan bagi mahasiswa aktif peserta beasiswa bidikmisi Pendidikan tinggi
vokasi di lingkungan Kemenristek Dikti;
2. dilaksanaan di Perguruan Tinggi yang telah disepakati antara Direktorat Pengembangan
Kelembagaan PT dengan Pendidikan tinggi vokasi di dalam Negeri yang mempunyai
LSP/TUK dan dosen penguji/Asesor Kompetensi yang sesuai peraturan;
3. ruang lingkup pelatihan yang dilakukan adalah:
a. pelaksanaan pelatihan jangka pendek untuk persiapan uji kompetensi mahasiswa.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
57
b. pelaksanaan uji kompetensi untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi;
c. pelaporan hasil uji untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
4. Dalam hal berkegiatan seperti yang dimaksud pada butir 2, semua pihak wajib mengacu
pada pola pembiayaan yang diberlakukan oleh Direktorat Pengembangan Kelembagaan
PT;
5. Jenis program pendidikan tak bergelar, namun bersertifikat. Sehingga penerima
bantuan wajib memperoleh sertifikat dari LSP tempat mereka mengambil tersebut.
Berdasarkan hasil seleksi diperoleh jumlah mahasiswa Bidikmisi yang mendapat kesempatan
untuk memperoleh beasiswa sertifikasi kompetensi program vokasi pada tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
No Penyelenggara Kompetensi Diterima
1 Politeknik Negeri
Malang 1 Administrasi Keamanan Jaringan 19
2 Pembuatan Produk Bahan Kimia Cair Kapasitas 300
liter 21
3 Pemeliharaan Jaringan Distribusi Saluran Udara 14
4 Operator Pembuatan Komponen Mesin Industri 9
5 Pengembangan Mobile Application 10
6 Juru Las Dasar & Terampil Las Pelat Proses SMAW 6
7 Pengadministrasian Infrastruktur E-Government 6
2 Politeknik Negeri
Samarinda 1 Analisa Laboratorium Kimia 29
2 Tune Up Mesin Otomotif 10
3 Pemrograman Komputer 7
4 Computer Technical Support 8
3 Politeknik
Pertanian Negeri
Pangkajane dan
Kepulauan
1 Operator Alat Tangkap Huhate(Pole and Line) 8
2 Penyuluh Perikanan Level Supervisor 90
3 Okupasi: Teknisi Pembesaran Udang 27
4 Okupasi: Teknisi Pengolahan Hasil Perikanan 73
5 Basic Safety Training (kerjasama dengan Politeknik
Ilmu Pelayaran Makassar) 12
6 Cluster: Pembudidaya Tanaman/Agriculture 38
3 Politeknik Negeri
Batam 1 Certified Labview Associate Developer 22
2 Foresec certified in networking security 18
3 Internasional Health and Safety Passport 18
4 Microsoft Office Specialist 33
5 Microsoft Technology Associate 25
6 Pengelasan 30
7 Web Programming 17
8 Visual Communication Adobe Certified Associate 14
5 Politeknik Negeri
Jember 1 Teknisi Madya Mekanisasi Budidaya Pertanian 11
2 Produksi Benih Tanaman 26
3 Perancangan Pengembangan Mobile API 16
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
58
No Penyelenggara Kompetensi Diterima
4 Penyuluh Pertanian Fasilitator 19
5 Penyuluh Pertanian Supervisor 10
6 Pengelolaan Ternak Unggas 22
7 Pengelolaan Usaha Agribisnis 23
8 Pembudidayaan Ternak Unggas 16
9 Pengolahan Buah dan Sayur 8
1
0 Pengawasan Mutu Pembekuan Udang 8
1
1 Mandor Kebun Kelapa Sawit 8
1
2
Penginstalasian Infrastruktur Jaringan Komputer
Lokal 8
1
3 Pengeringan Bahan Pangan 6
4 Politeknik Caltex
Riau 1 Cisco (CCENT) 16
2 MyOB 23
3 Oracle Database 11g (SQL Fundamentals) 11
4 Pengoperasian PLC 6
5 Politeknik
Elektronika 1
Perekayasa Basis Data Untuk Aplikasi Sistem
Informasi 20
Negeri Surabaya
(PENS) 2 Instalasi Jaringan Lokal 18
3 Pemrograman Berorientasi Objek 22
4 Pengoperasian sistem kendali berbasis PLC 15
5 Pembuatan Aplikasi Web Dinamis 10
6 Inspeksi Sistem Kendali Berbasis PLC 10
7 Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 10
8 Pemeliharaan Sistem Kendali Berbasis PLC 6
6 Polman Bandung 1 Skema/Kluster Mechanic 1. Perform lathe,
milling,grinding,boring and jig boring operations 10
2
Skema/Kluster Mechanic Maintenace 3
(Diagnosa,Memelihara,Memperbaiki,Memasang,Mer
akit)
8
3 Skema/Kluster Technical Drawing-Create 3D
Drawing Using CAD 26
4 Skema/Kluster Foundry-Operate Melting Furnace 7
5 Skema/Kluster Electrical -Fault Fnd and
Repair/Rectify Basic Electrical Circuits 6
7 Politeknik Negeri
Bandung 1 Laporan Keuangan berbasis SAK-ETAP 18
2 Microsoft Office Assisstance 25
3 PLC 18
4 Sistem Operasi Boiler 7
5 Manual Metal Arc Welding (MMAW) 9
6 Pengoperasian Proses Ekstraksi dan Penukaran Panas 6
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
59
No Penyelenggara Kompetensi Diterima
7 Analisis Spektrofotometri Uv-VIS dan AAS 5
8 PPNS 1 Non Destructive Test (NDT) Level 1 51
2 Teknik K3 Listrik 17
9 Politeknik Negeri
Bali 1 Okupasi Juru Ukur (Surveyor) 17
2 Klaster Teknisi Akuntansi Junior 16
3 Sertifikasi Okupasi Receptionist 15
4 Klaster English for Communication 19
10 Politeknik Negeri
Lhokseumawe 1 Pengoperasian Peralatan Pemisah Kimia 8
2 Pengoperasian Spektrofotometer UV-VIS 11
3 Perekayasaan Jaringan Lokal 9
Jumlah 1220
Pelaksanaan pemberian beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi
dan kegiatan pemberian beasiswa sertifikasi kompetensi mahasiswa bidikmisi pendidikan
tinggi vokasi tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya:
▪ Pelaksanaan waktu yang singkat mulai dari persiapan, penyusunan sistem, persyaratan dan
prosedur kedua program beasiswa mengakibatkan program tersebut harus dimulai pada
semester II Tahun 2017 yaitu mulai bulan Agustsu 2017;
▪ Proses sosialisasi yang singkat sehingga pendaftar tidak terlalu banyak;
▪ Waktu pelaksanaan kegiatan yang bersamaan dengan pelaksanaan kuliah sehingga peserta
beasiswa sulit menyesuaikan dengan pelaksanaan.
4. Layanan Program Studi diluar Domisili
a) Penyelenggaraan PDD Rintisan Akademi Komunitas di Institut Pertanian Bogor
Layanan program studi di luar domisili adalah kegiatan operasional pelaksanaan
perkuliahan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas di Institut
Pertanian Bogor di 4 (empat) Kabupaten/Kota yaitu:
1. Kabupaten Aceh Taming
2. Kabupaten Enrekang
3. Kabupaten Kepulauan Yapen
4. Kabupaten Lembata
Seluruh pelaksanaan perkuliahan tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2013
sesuai dengan izin Kepmendikbud Nomor 179/P/2013, yang pengelolaan
anggarannya pada Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi pasca
disahkannya IPB sebagai Perguruan Tinggi berbadan Hukum di Tahun 2014, maka
secara prinsip tanggung jawab pengelolaan akademik dilaksanakan oleh IPB.
Beberapa aktivitas yang dilaksanakan pada kegiatan ini diantaranya:
▪ Penyelenggaraan kuliah semester genap dan ganjil
▪ Pelaksanaan bimbingan tugas akhir
▪ Pelaksanaan praktek kerja lapangan
▪ Pelaksanaan ujian semester dan ujian akhir
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
60
b) Penyelenggaraan Prodi untuk mendukung bidang energi di Maluku
Menindaklanjuti program pembangunan untuk mendukung bidang energi di Maluku,
Ditjen Kelembagaan Iptekdikti ikut serta membantu dalam penyediaan sumber daya
manusia di Maluku yang dapat menunjang program pembangunan industri migas di
Blok Masela. Rencana pembangunan kilang LNG (gas alam cair) di Blok Masela,
Maluku baik onshore ataupun offshore diprediksikan akan menyerap tenaga kerja
cukup besar1. Kebijakan untuk membuka program studi baru di Maluku diarahkan
agar nantinya masyarakat setempat dapat ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya di
daerahnya. Maka Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah
melakukan telaah usul terhadap usul Pembukaan prodi baru dari Politeknik Negeri
Ambon dan Universitas Patimura.
Evaluasi Pembukaan prodi di Unpati:
Prodi Teknik Saat ini Usul
1. S1 Teknik Industri
2. S1 Teknik Mesin
3. S1 Teknik Perkapalan
4. S1 Teknik Sistem Perkapalan
5. S1 Teknologi Hasil Perikanan
6. S1 Teknologi Hasil Pertanian
• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru
Nomor 2554/UN13/LL/2017 tanggal 16 Mei
2016:
1. Prodi Studi Pengolahan Migas (D4)
2. Prodi Produksi Migas (D4)
3. Prodi Teknik Geologi (S1)
4. Prodi Teknik pertambangan (S1)
5. Prodi Geofisika (S1)
• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru
Nomor 2555/UN13/LL/2017 tanggal 16 Mei
2016:
1. Pendidikan Matemarika (S2)
2. Manajemen Pendidikan (S1)
3. Pendidikan Anak usia Dini (S1)
4. Prodi Ilmu Pangan (S2)
• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru
Nomor 3118/UN13/LL/2017 tanggal 21 April
2017:
1. Prodi Geofisika (S1)
2. Prodi Teknik Pertambangan (S1)
3. Prodi Perminyakan (S1)
4. Prodi Teknik pengolahan Migas (D4)
5. Prodi Teknik Produksi Migas (D4)
6. Prodi Pendidikan Vokasi Juru Ukur
Pertanahan (D1)
1 http://www.antaranews.com/info-grafis/20500/lapangan-gas-blok-masela
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
61
Evaluasi Pembukaan prodi di Politeknik Negeri Ambon:
Prodi Saat ini Usul
1. Administrasi Bisnis (D4)
2. Akuntansi Sektor Publik, Kampus
Masohi (D4)
3. Budidaya Perairan, K. Banda Neira
(D4)
4. Manajemen Proyek Kontruksi (D4)
5. Manajemen Sumberdaya Perairan, K.
Banda Naira (D4)
6. Pariwisata, Kampus Masohi (D4)
7. Teknik Informatika (D4)
8. Teknik Informatika, K. Masohi (D4)
9. Teknik Kontruksi Jalan dan Jembatan
(D4)
10. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan,
K. Masohi (D4)
11. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian,
K. Masohi (D4)
12. Administrasi Bisnis (D3)
13. Akuntansi (D3)
14. Teknik Listrik (D3)
15. Teknik Mesin (D3)
16. Teknik Sipil (D3)
17. Teknik Manufaktur (D1)
• Surat Permohonan Direktur
Politeknik Negeri Ambon Nomor
706/PL13/KL/2016 tanggal 13 Mei
2016 dan Surat Permohonan dari
Sdr/i Mercy Chriesty Barends, ST
Nomor 004/MCB-DPR-RI/K-
27/VII/2016 tanggal 26 Juli 2016
perihal Rekomendasi Pembukaan
Prodi Migas dan Non Migas
Unpati dan Politeknik Negeri
Ambon:
1. Survey pemetaan (D2)
2. Pertambangan dan Gas (D3)
3. Perminyakan (D3)
4. Teknik Pemeliharaan (D3)
5. Bangunan Gedung (D4)
6. Rekayasa Irigasi dan Pantai (D4)
7. Teknik Perpipaan (D4)
8. Teknik Pengelasan Logam (D4)
9. Teknik Listrik (D4)
Berdasarkan usul tersebut , maka pada tahun 2017 telah diberikan rekomendasi atas:
1. program studi produksi migas program diploma empat di Politeknik Negeri Ambon,
bekerjasama dengan STEM Migas Cepu.
2. program studi teknik geologi program sarjana di Universitas Negeri Pattimura,
bekerjasama dengan ITB.
Kendala yang dihadapi dalam pembukaan prodi baru bidang energi di Maluku yaitu
sebagai berikut:
1. Pembukaan program studi disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia
pada Ditjen Kelembagaan Iptekdikti;
2. Politeknik Negeri Ambon dan Universitas Negeri Pattimura perlu segera untuk
memenuhi persyaratan dosen tetap, sehingga pendampingan dari perguruan tinggi
pembina dapat dioptimalkan untuk penambahan program studi lainnya.
Kendala yang dihadapi dan rekomendasi yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan
program dan kegiatan Rekomendasi Pendirian Perguruan tinggi, Rekomendasi
Perubahan Perguruan Tinggi dan Rekomendasi Pembukaan Program Studi, secara
prinsip hampir sama, yaitu:
• Evaluator memberikan hasil evaluasi melewati batas waktu yang telah ditentukan
• Masih terbatasnya jumlah evaluator dan keragaman bidang ilmu sehingga ada
evaluator yang mendapat beban penilaian berlebih
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
62
• Beberapa evaluator dinilai keliru untuk melakukan evaluasi terhadap dokumen
usulan pendirian sehingga menyebabkan adanya keberatan/klarifikasi terhadap hasil
evaluasi yang telah dilakukan
• Kurangnya evaluator yang memiliki standar yang baik untuk melakukan evaluasi
secara tepat waktu
• Perlunya diberikan workshop/bimbingan terhadap badan penyelenggara yang akan
mendirikan perguruan tinggi
• Perlunya dilakukan seleksi dan pembekalan terhadap calon evaluator agar hasil
evaluasi dapat dipertanggung jawabkan
• Penyederhanaan instrumen usul pendirian perguruan tinggi.
• Kebijakan pemberhentian sementara (moratorium) pembukaan prodi jenis
Pendidikan akademik non-STEM
• Diperlukan pakta integritas antara stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan IPTEK dan
DIKTI, BAN-PT, LAM-PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi terkait standar
waktu layanan perizinan pembukaan program studi
• Proses evaluasi pembukaan program studi dilakukan di LLDIKTI dan proses
validasi pemenuhan akreditasi minimal dilakukan di Ditjen Kelembagaan IPTEK
dan DIKTI
• Penyempurnaan dan peningkatan fitur pada sistem silemkerma
3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature
Program Nawacita butir ke-6 Presiden RI Joko Widodo, yaitu: Meningkatkan
produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, dengan: Membangun
sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan
prasarana dan sarana dengan teknologi terkini, telah menjadi kebijakan yang langsung
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi salah satu bagian dalam Buku I Rancangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Pembangunan techno park ini
memiliki fungsi sebagai center of excellence (kerjasama dunia usaha/swasta-Pemerintah-
Perguruan tinggi) yang dimaksudkan untuk memperkuat daya saing industri manufaktur
nasional yang fokus pengembangannya disesuaikan dengan potensi sektor yang sedang
berkembang di kabupaten/kota terkait.
STP digunakan sebagai sarana untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahuan dan
teknologi diantara lembaga litbang, universitas dan industri. STP memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya industri-industri berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses ‘spin-off’
disamping menyediakan jasa bernilai ekonomi tinggi dalam suatu kawasan yang dilengkapi
fasilitas berkualitas tinggi.
Keberhasilan pembangunan STP sebagai salah satu indikator keberhasilan iptek dan
inovasi dapat dilihat di berbagai negara yang telah mengembangkan STP. Beberapa STP yang
telah dikembangkan di luar negeri seperti Daejeon Science Town di Korea, Zongguanchun
Science Park di Tiongkok, Tsukuba Science City di Jepang, dan Technology Park Malaysia
(TPM) di Malaysia.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
63
Daejeon Science Town di Korea mempunyai fasilitas layanan penelitian dan
pengembangan, eksperimen dan kapasitas produksi, inkubasi bisnis high-tech dan
pendukungnya, tempat rekreasi dan taman, dan pendukung lain administrasi. Zongguanchun
Science Park (ZSP) di Tiongkok merupakan kawasan yang didalamnya terdapat National
University, Research Institute, dan Hitech Company yang bergerak dalam sektor Information
Technology. Salah satu pilar dalam ZSP adalah Beijing Internasional Business Incubation (IBI)
yang didirikan pada tahun 1994. IBI mempunyai komitmen untuk mendukung inovasi dan start
up company, industri dengan teknologi tinggi, kerjasama internasional dalam pengembangan
industri berbasis Science and Technology, mempercepat komersialisasi dan promosi dari
industri berbasis teknologi tinggi di Tiongkok. STP Tiongkok memiliki kelebihan khusus
karena semua yang pertama terkait sinergi Iptek dan ekonomi dihasilkan di sini. Sebagai
contoh, STP di Tiongkok telah menjadi yang pertama untuk kategori: perusahaan berbasis Iptek
“pertama”; perusahaan tanpa pengujian bisnis “pertama”, partner investor terbatas “pertama”,
industri dengan legal status sebagai organisasi sosial “pertama”, dan perusahaan dengan 100
persen capaian Ipteknya teregistrasi sebagai modal. Tidak heran jika STP memiliki peran vital
untuk meningkatkan iptek dan inovasi dan menjadi pendukung utama pada pembangunan
sosial serta ekonomi di Tiongkok.
STP lain di luar negeri yaitu Tsukuba Science City di Jepang Technology Park Malaysia
di Malaysia. Tsukuba Science City memiliki 5 wilayah yang merupakan lokasi dari pusat
institusi penelitian (riset), dan terdapat 40 institusi pendidikan dan penelitian, serta 33
organisasi pemerintah dan swasta yang berlokasi di kawasan ini. Technology Park Malaysia di
Malaysia merupakan kawasan yang dikembangkan untuk mempercepat proses transformasi
peningkatan ilmu pengetahuan dan perekonomian Malaysia. TPM dikelola oleh tenaga
profesional yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
mempromosikan budaya berinovasi dan bersaing dalam aspek ilmu pengetahuan dan industri.
Saat ini di beberapa daerah di Indonesia telah terbentuk STP baik atas inisiatif
pemerintah, perguruan tinggi, maupun swasta. Diantaranya adalah Bandung Techno Park,
Jababeka Research Center di Kota Mandiri Jababeka Jawa Barat, Agro Techno Park di berbagai
Provinsi, Puspiptek di Tangerang Selatan Banten, Cibinong Science Center milik LIPI di
Cibinong serta Universitas Indonesia Science Park di Depok Jawa Barat. Sedangkan beberapa
STP yang dibentuk dan dikembangkan di beberapa daerah yang diinisiasi oleh
Kemenristekdikti diantaranya, seperti Solo Techno Park, Sragen Techno Park, Kalimantan
Utara Science Park, Papua Barat, Sumbawa, Kaur (Bengkulu). Pada tahun 2017, selain
membentuk dan mengembangkan 9 (Sembilan) lokasi STP, Kemenristekdikti menambah 6
(enam) lokasi baru STP yang dikembangkan dari 5 Universitas (IPB, ITB, Unpad, UGM dan
ITS) serta satu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember yang dikembangkan dari Pusat
Unggulan Iptek (PUI). Jumlah STP yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti menjadi 15
(limabelas) STP. 15 STP tersebut masih dikembangkan sampai tahun 2017.
Pembangunan dan pengembangan Taman Sains dan Teknologi di Indonesia mengacu
pada arah kebijakan sebagaimana dalam dokumen RPJMN 2014-2019. Pada pembangunan dan
pengembangannya dinyatakan adanya konsepsi National Science Techno Park (NSTP),
Science Park (SP) dan Techno Park (TP). Nomenklatur ketiganya mengacu pada peruntukkan
tugas pokok dan fungsinya di samping aspek ruang dan kewilayahan. Distribusi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
64
pelaksanaannya pun diatur dalam dokumen RPJMN 2014-2019. Arah, kebijakan dan strategi
Pembangunan dan Perkembangan Taman Sains dan Teknologi di Indonesia, adalah:
a) Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and Technology
Park) yang diarahkan berfungsi sebagai: (1) pusat pengembangan sains dan teknologi
maju, (2) pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju, dan (3) pusat
layanan teknologi maju ke masyarakat.
b) Pembangunan Taman Sains Provinsi diarahkan berfungsi sebagai: (1) penyedia
pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang
pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi, (2)
penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park, dan (3)
sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
c) Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai: (1) pusat
penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil
(pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa lainnya yang telah
dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala
ekonomi, dan (2) tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat
advokasi bisnis ke masyarakat luas.
Gambar 3. Arah, Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Taman Sains dan Teknologi
Pelaksanaan fungsi dan layanan Taman Sains dan Teknologi yang menekankan pada
peningkatan pemanfaatan teknologi hasil riset selanjutnya diukur dengan tiga dimensi
pengukuran kinerja yaitu dimensi relevansi, dimensi keberlanjutan dan dimensi kemandirian.
Penerapan tiga dimensi ini didasarkan atas basis asumsi pertumbuhan (growth) bahwa Taman
Sains dan Teknologi tumbuh dan berkembang mulai dari tingkatan dasar kinerja
terterapkannya produk teknologi, menguatnya kelembagaan pengelola dan pada akhirnya
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
65
meningkatnya daya saing produk. Dengan demikian pemahaman aspek pertumbuhan ini
menjadi pijakan dalam pengukuran kinerja Taman Sains dan Teknologi.
Dimensi relevansi menekankan pada tercapainya sasaran tingkat kesesuaian program
dengan potensi dan daya dukung daerah. Dimensi relevansi merupakan dimensi tahapan awal
yang harus dicapai oleh Pengelola Taman Sains Teknologi. Indikator keberhasilan dari
dimensi relevansi ini menyangkut pada pencapaian (a) jumlah paket produk berbasis potensi
daerah yang dikembangkan, (b) jumlah unit usaha pemula yang dibina, dan (c) jumlah paket
teknologi hasil litbang domestik yang diterapkan. Sementara itu dimensi keberlanjutan
mengacu pada pencapaian terwujudnya kelembagaan pengelola yang kokoh dengan
penerapan strategi bisnis yang profesional. Beberapa indikator keberhasilan dari dimensi
keberlanjutan ini antara lain (a) prosentase biaya operasional yang dipenuhi sendiri, (b) jumlah
unit usaha pemula (spin-off) yang lulus, (c) jumlah paket kontrak pembiayaan atas
pengembangan produk inovatif, dan (d) bentuk /level organisasi pengelola daerah. Adapun
dimensi kemandirian dalam pengukuran kinerja Taman Sains Teknologi ditujukan untuk
tercapainya daya saing produk yang didukung oleh manajemen operasional yang mandiri.
Indikator dalam dimensi kemandirian ini antara lain (a) besarnya prosentase pendapatan usaha
dalam kawasan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), (b) jumlah unit produk yang telah
dilepas ke pasar, (c) jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kawasan, dan (d) jumlah unit
industri yang masuk dalam kawasan.
Gambar 4. Dimensi, Sasaran dan Indikator Keberhasilan Taman Sains dan Teknologi
Aspek pertumbuhan dan perkembangan kinerja Taman Sains Teknologi menjadi pijakan
dalam pengukuran kinerja Taman Sains Teknologi. Indikator pertumbuhan dan perkembangan
kinerja ini selanjutnya memperlihatkan tingkat maturitas sebuah Taman Sains dan Teknologi.
Maturitas yang dimaknai sebagai tingkatan tahapan kinerja dari Taman Sains dan Teknologi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
66
akan mencerminkan tingkat keberhasilan atas operasionalisasi pengelolaan sesuai dengan
rencana induk dan rencana aksi sehingga menghasilkan kinerja awal dan secara
berkesinambungan diharapkan dapat terus mencapai kinerja yang mandiri.
Ukuran maturitas kinerja disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diemban masing-
masing Taman Sains (Science Park), Taman Teknologi (Techno Park) dan Taman Sains
Teknologi Nasional (National Science Technology Park). Taman Sains dinyatakan mandiri
(mature) apabila telah menghasilkan teknologi yang siap untuk diterapkan dalam lingkungan
industri yang sebenarnya (Tingkat Kesiapan Teknologi ≥ 7). Sementara itu, Taman Teknologi
dinyatakan mandiri (mature) apabila kondisi kinerjanya telah menghasilkan usaha baru secara
berkesinambungan. Adapun untuk Taman Sains dan Teknologi Nasional dapat dikatakan
mature apabila telah memperlihatkan kinerja awal berupa (a) melaksanakan riset secara
berkesinambungan, (b) menghasilkan perusahaan pemula, dan (c) mampu menarik industri ke
kawasan.
Gambar 5. Indikator Keberhasilan Maturitas Taman Sains dan Teknologi
Seiring dengan berjalannya waktu, rencana awal pembangunan 100 STP di Indonesia menjadi
perhatian tersendiri bagi kementerian dan lembaga terkait yang bertanggungjawab terhadap
pembangunan STP di Indonesia. Berdasarkan hasil pertemuan Kementerian/Lembaga yang
memfasilitasi pembangunan TST, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, maka disepakati untuk dilakukan evaluasi mandiri oleh masing-
masing K/L terhadap target maturity (kesiapan kematangan) TST yang sedang dibangun. Dari
hasil evaluasi mandiri tersebut didapatkan bahwa target capaian yang realistis untuk Jumlah
Taman Sains dan Teknologi yang mature pada tahun 2019 adalah sebanyak 22 TST, dengan
rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
67
Tabel 14. Jumlah Pengembangan STP di Indonesia
No Kementerian/
Lembaga
Evaluasi oleh K/L Keterangan
Target dalam
RPJMN
STP yang
dilanjutkan
1 LIPI 1 STP
7 TP
1 STP
1 TP
STP Cibinong
TP Banyumulek
2 BATAN 1 NSTP
3 TP
1 NSTP
3 ATP
NSTP di Kawasan Nuklir Pasar Jum’at
ATP Kab Musi Rawas, Sumsel
ATP Klaten
ATP Polewali Mandar, Sulbar
3 BPPT 1 NSTP
8 TP
1 NSTP
5 TP
NSTP BPPT Puspiptek
TP Kab Pelalawan
TP Kota Pekalongan
TP Kab Bantaeng
TP Cimahi
TP Kab Gunung Kidul (Baron TP)
4 Kementerian
Perindustrian
5 STP 5 STP Bandung Techno Park
TohpaTI Center Bali
IBC Semarang
Pusat Pengembangan Design Ponsel
Batam
RICE Makassar
5 Kemenristekdikt
i
7 STP 4 STP Solo Techno Park
Marine Science Techno Park Jepara
Palembang Techno Park
Riau Techno Park
6 Kementerian
Pertanian
43 STP 1 STP STP BB Padi di Subang
42 lainnya akan menjadi pusat
diseminasi teknologi pertanian
JUMLAH 100 STP 22 STP
CAPAIAN KINERJA PENGEMBANGAN DAN MATURITAS KST/STP TAHUN 2017
Berdasarkan evaluasi perkembangan STP Indonesia yang telah dilakukan oleh 7 (tujuh)
Kementerian/LPNK, ditetapkan 16 (enam belas) lokasi STP yang dinyatakan mature. 16 lokasi
STP mature tersebut adalah sebagai berikut:
1. Puspiptek Serpong (NSTP Mature, karena telah melaksanakan riset secara
berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula (start-up), dan mampu
menarik/melayani industri ke kawasan);
2. Bandung Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru
berkesinambungan dan melayani industri)-Binaan Kementerian Perindustrian.
3. Solo Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru dan melayani
industri);
4. N-STP Batan – Pasar Jum’at (STP Mature, karena telah melakukan riset yang
berkesinambungan, mengaplikaskan iptek nuklir di bidang pangan dan menghasilkan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
68
teknologi bidang pangan yang dibutuhkan masyarakat)
5. Science and Technology Park Padi, Sukamandi-Kementan (STP Mature, karena telah
melaksanakan riset secara berkesinambungan, dan mampu melayani/menghasilkan
petani penangkar padi ke kawasan)
6. Science and Technology Park LIPI, Cibinong (NSTP Mature, karena telah melaksanakan
riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula, dan mampu menarik
industri ke kawasan);
7. STP – ITB (STP – Institut Teknologi Bandung, STP Mature, karena telah melaksanakan
riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan
melayani industri);
8. STP – IPB (STP – Institut Pertanian Bogor, STP Mature, karena telah melaksanakan riset
secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan
melayani industri);
9. STP – UGM (STP – Universitas Gajah Mada, STP Mature, karena telah melaksanakan
riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan
melayani industri);
10. STP – Puslitkoka (STP – Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, STP Mature,
karena telah melaksanakan riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan
pemula berbasis teknologi dan melayani industri);
11. STP – UNPAD (STP – Universitas Padjajaran, STP Mature, karena telah melaksanakan
riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan
melayani industri);
12. STP – ITS (STP – Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, STP Mature,
karena telah melaksanakan riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan
pemula berbasis teknologi dan melayani industri);
13. Cimahi Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru
berkesinambungan dan melayani industri)
14. Batam Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru
berkesinambungan dan melayani industri)
15. Bantaeng Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru
berkesinambungan dan melayani industri)
16. MSTP – Jepara (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru berkesinambungan
dan melayani industri)
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian perkembangan STP mature tahun 2017, telah
mencapai target IKU yang telah ditetapkan sebanyak 16 STP, hingga prosentase capaian
kegiatan menjadi 100%.
Tabel 15. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature
STP Mature TAHUN
2015 2017 2017 2018 2019
Target 6 14 16 19 22
Realisasi 6 12 16 - -
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
69
Prosentase 100 % 85.71% 100% - -
Kondisi terpenuhinya target maturitas dari enambelas STP tersebut didukung oleh
meningkatnya kinerja STP-STP mature tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya
sinergi dan kolaborasi antar actor utama dan stakeholders STP (Academician-Business-
Government - ABG) serta meningkatnya kinerja STP mature yang didukung oleh efektifitas 4
elemen (Source of Innovation, Humanware, Software dan Hardware) dalam melaksanakan
layanan dan fungsi STP sehingga mencapai target output masing-masing STP.
STP merupakan wahana sinergi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna
mewujudkan ekonomi berbasis inovasi dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas).
Sebagai sebuah lembaga intermediasi, pada dasarnya STP memfasilitasi interaksi aktor-aktor
inovasi di dalamya. Oleh karena itu unsur-unsur utama yang harus terlibat dalam sebuah STP
adalah aktor-aktor inovasi (Triple Helix) itu sendiri, yang terdiri dari: perguruan tinggi /
lembaga litbang (academician, A), pelaku usaha (Business, B); dan Pemerintah (Government,
G). STP menjalankan tiga fungsi utama: (1) menjalankan riset dan pengembangan teknologi
dan bisnis yang berkelanjutan; (2) menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis
teknologi; serta (3) memfasilitasi industri untuk memanfaatkan layanan di kawasan STP.
Ketiga fungsi tersebut mensyaratkan adanya sinergi yang kuat diantara penyedia teknologi
(universitas/ lembaga litbang), pemerintah/pemerintah daerah, dan pelaku usaha
(industri/IKM/ masyarakat).
Gambar 6. Peran STP dalam memfasilitasi aktor-aktor inovasi (A-B-G)
Selain itu STP dalam pelaksanaannya melibatkan 4 (empat) elemen sumber daya, sebagai kunci
keberhasilan pembangunan dan pengembangan STP, yaitu: (1) Source of Innovation, (2)
humanware, (3) software, dan (4) hardware.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
70
Gambar 7. Empat faktor kunci dalam Pengembangan Taman Sains dan Teknologi
Berdasarkan evaluasi dan analisis pengembangan STP, keberhasilan 16 (enambelas) STP
mature dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi kunci utama kesuksesan pengembangan
STP. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Sinergi dan kolaborasi antar aktor ABG dalam melaksanakan fungsi-fungsi dan
layanan STP untuk mencapai tujuan dan menghasilkan output yang telah
ditetapkan.
STP merupakan integrasi yang sinergi antar unsur akademisi, bisnis dan pemerintah
(ABG). Peran masing-masing unsur ini menggambarkan kontribusi dalam pembangunan
dan pengembangan sebuah STP. Unsur akademisi akan berkontribusi pada perannya untuk
mengembangkan riset dan teknologi, memperkuat kapasitas SDM dalam posisi sebagai
mentor bagi aktivitas yang ada, dan dukungan bagi pemanfaatan fasilitas laboratorium
yang dimilikinya. Sementara itu, unsur kalangan bisnis diharapkan dapat meningkatkan
perannya bagi upaya pemanfaatan ide inovasi, peningkatan layanan bagi para tenant,
pembukaan pasar bagi produk yang dihasilkan serta memperkuat posisi sebagai angle
investor. Adapun pemerintah akan memfokuskan perannya pada penguatan regulasi,
penyediaan lahan-infrastruktur, penguatan daya dukung lokal, dukungan program-
anggaran serta perluasan jaringan dan akses informasi yang diperlukan.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
71
Gambar 8. Kolaborasi dan Peranan ABG dalam Pengembangan Taman Sains
dan Teknologi
Keberhasilan pelaksanaan STP ini sangat dipengaruhi oleh implementasi, kesinambungan,
kontinuitas, dan konsistensi program STP tersebut. Aspek penting yang harus dipenuhi
dalam pelaksanaan program STP adalah adanya sinergi antar pihak-pihak/lembaga yang
terlibat dalam pelaksanaan program, yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga
litbang, perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri. Semua pihak yang terkait dengan
program STP merupakan aktor-aktor yang mendukung pelaksanaan program STP, yang
idealnya dengan menguji kompetensi riset dan pengembangan dari lembaga litbang dan
perguruan tinggi dikembangkan oleh dunia usaha dan industri. Semua pihak selayaknya
berinteraksi dan bersinergi memanfaatkan sumber daya yang disediakan agar
menghasilkan produk berdaya saing tinggi.
Jika di petakan, secara ideal peran aktor-aktor yang terlibat dalam STP digambarkan
sebagai berikut:
No Unsur/Aktor Peran
1. Pemerintah/Peme
rintah Daerah Penyusunan regulasi
Penyiapan lahan dan infrastruktur fisik (bangunan dan peralatan)
Penyiapan konsep, strategi, dan organisasi STP; bersama-sama stakeholder
lainnya
Dukungan program dan operasional
Menumbuhkembangkan iklim kewirausahaan di masyarakat
Menyediakan alternatif pendanaan untuk litbang maupun permodalan bagi
IKM baru
Mengembangkan jejaring
Mengembangkan pasar
Menciptakan stimulus-stimulus insentif (seperti keringanan pajak)
2. Perguruan Tinggi Menghasilkan prototype teknologi
Membangun kolaborasi riset dengan industri
Menyediakan/mengembangkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
72
No Unsur/Aktor Peran
Mendukung program diklat untuk SDM
Menjadi mentor dalam proses inkubasi
Mendukung STP dalam dalam penyediaan fasilitas tertentu
3. Lembaga Litbang Menghasilkan prototype teknologi
Membangun kolaborasi riset dengan industri
Mendukung program diklat untuk SDM
Menjadi mentor dalam proses inkubasi
Mendukung STP dalam dalam penyediaan fasilitas tertentu
4. Industri Memberikan ide inovasi berbasis permasalahan / rencana pengembangan
produk di industri
Menjadi pasar bagi produk-produk PPBTyang dihasilkan oleh STP
Menjadi “bapak angkat” sekaligus investor bagi PPBT
Melakukan investasi serta menjalin kolaborasi dalam aktivitas litbang dan
pengembangan SDM dengan STP
5. Start up
companies
(PPBT)
Sebagai tenan binaan inkubator di STP
Sebagai mitra bagi industri
Sebagai pelaku komersialisasi hasil riset iptek
Jika lulus dari inkubator, menjadi salah satu tenan (penyewa) di STP
6. Lembaga
Keuangan (Bank,
modal Ventura,
investor
perorangan)
Mendukung investasi litbang
Jika berupa perusahaan modal ventura, mendukung pembiayaan bagi PPBT
(spenyertaan modal, obligasi, bagi hasil).
Jika berupa bank, mendukung pembiayaan bagi PPBT dalam bentuk
pemberian pinjaman berbunga rendah.
Jika berupa angel investor (perorangan),mendukung pembiayaan sesuai
kesepakatan dengan PPBT.
7. Pengelola STP Menyusun program dan agenda aktivitas STP
Menjalankan operasional pengelolaan STP secara profesional
Mengembangkan jejaring dengan pemerintah, industri, perguruan tinggi,
lembaga litbang, masyarakat, dan STP lain
Kolaborasi dan efektivitas kinerja aktor ABG dari 16 STP mature dapat dilihat pada masing-
masing STP mature, walaupun setiap STP mempunyai karakteristik yang berbeda-beda namun
masing-masing aktor tetaplah mempunyai peranan sesuai dengan tugasnya. Pada STP
Cibinong yang dipegang oleh LIPI misalnya, fungsi dari masing-masing aktor ABG sudah
dapat terlihat dengan baik dan masing-masing sudah melaksanakan fungsi dan peranannya
masing-masing sehingga STP ini telah melaksanakan riset secara berkesinambungan,
menghasilkan perusahaan pemula, dan mampu menarik industri ke kawasan. Apa yang
dilakukan oleh LIPI juga dilakukan oleh STP Puspiptek Serpong, ITB, IPB, UGM, Unpad,
ITS, dan STP Puslitkoka.
Peran Aktor dalam Pengembangan CSTP LIPI
Aktor Peran
Lembaga Litbang Sekretariat Utama LIPI Koordinasi kegiatan Cibinong STP dengan
STP lainnya di LIPI
Kedeputian Jasa Ilmiah LIPI Pengawasan kegiatan Cibinong STP
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
73
Pusat Inovasi LIPI (Pusinov LIPI) Manajemen STP
Satuan teknis di bawah Kedeputian Jasa
Ilmiah LIPI
Pelayanan seperti pengemasan dan publikasi
produk
Pusat penelitian LIPI yang berada di
kawasan Cibinong Science Center (CSC)
Produsen teknologi untuk Cibinong STP
Pemerintah Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko PMK)
monitoring dan evaluasi program STP
Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti)
monitoring dan evaluasi program STP
Aktor-Aktor dan Perannya dalam Pengembangan Puspiptek
No. Aktor Nama lembaga Peran
1
2
3
4
5
6.
7
Lembaga litbang
Perguruan Tinggi
Industri
Pengusaha/bisnis
Pemerintah pusat
Pemerintah
daerah
LPNK
LIPI
BPPT
LAPAN
BATAN
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Kemkeu
Kemenperind
Kemkop-Kemperind-
Kemdikbud-Kemristek
Kemdikbud
Pemkot Tangsel
Kemristek
Kementerian teknis terkait
lainnya
KemPPN/Bappenas
Menko Perekonomian
Menghasilkan teknologi dan inovasi berdasarkan
kegiatan litbang
Input SDM iptek
Pengguna teknologi
Komersialisasi hasil teknologi
Kebijakan fiskal dan keuangan
Kebijakan industri (infrastruktur, fasilitas
prod,pendanaan industri tertentu
Start-up company
Kebijakan pendidikan (enterpreneural education, SDM
siap wirausaha)
Manajemen dan administrasi
Infrastruktur (akses jalan, perumahan, dsb)
Kebijakan perpajakan
Tenaga kerja upah
Kebijakan riset dan teknologi
(inkubasi teknologi, spin-off,asuransi tek, prototipe)
Program pengembangan produk/industri nasional,
membangun pusat riset dg CoE yg sesuai dengan target
industri di Puspiptek
Sinergi program kementrian teknis utk pengembangan
STP
Sinergi kebijakan lintas kementerian utk pengembangan
STP
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
74
Peran Aktor dalam Pengembangan Bandung Techno Park
Aktor Peran
Perguruan Tinggi Telkom University Produsen teknologi untuk BTP
Bandung Techno Park (BTP) Manajemen STP
Industri Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Pengawasan dan dukungan dana pembangunan
infrastruktur dan operasional STP
Pemerintah Kementerian Perindustrian
(Kemenperin)
Dukungan dana pembangunan infrastruktur
STP
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Diperindag) Provinsi Jawa Barat
Dukungan dana operasional untuk pelatihan
tenant
2. Efektivitas 4 (empat) elemen sumberdaya sebagai kunci keberhasilan
pengembangan STP, seperti di bawah ini:
Pembangunan dan Pengembangan Science Techno Park memiliki 4 kunci yang memiliki
peran penting yang mempertimbangkan berbagai aspek, aspek komoditas unggulan lokal,
rencana pengembangan industri, rantai pasokan, budaya masyarakat, serta jenis wirausaha
yang ada di daerah sekitar. 4 (empat) faktor dalam Science Techno Park yakni: (1) Source
of innovation; (2) human ware; (3) software; dan (4) hardware.
Perkembangan STP yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti
Pembangunan dan pengembangan STP tahun 2017 yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti
sebanyak 15 (limabelas) lokasi. STP diinisiasi oleh Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi, dan
Pemerintah Daerah. Adanya inisiator yang berasal dari berbagai institusi disebabkan oleh
beberapa alasan dan kepentingan. Dari Pemerintah daerah/kantor Litbangda sebagai tindak
lanjut dan amanat dari RPJMD/RPJMP-Daerah untuk pengembangan IPTEK dan dalam rangka
meningkatkan daya saing daerah, dari perguruan tinggi yang berkeinginan untuk
mengkomersialisasikan hasil-hasil penelitian, dari Industri yang membutuhkan informasi hasil-
hasil riset untuk pengembangakan produk mereka, dari kemenristek sebagai tindak lanjut untuk
mewujudnyatakan Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
75
Gambar 9. Daftar Lokasi Pengembangan STP
Sedangkan Pengembangan STP dilakukan oleh Kemenristekdikti memfokuskan kepada 5
(lima) komponen penting sumberdaya, yaitu: Pengembangan SDM (Capacity Building),
Pengembangan Kelembagaan, Pengembangan Sarana dan Prasarana, serta Implementasi
kegiatan Inovasi/Teknologi.
Grafik 13. Kegiatan Utama Pengembangan STP Per Lokasi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
76
A. KST YANG DIKELOLA OLEH LEMBAGA LITBANG
Tiga Kawasan sains dan Teknologi yang dikelola oleh Lembaga Penelitian, yaitu (1) Riau STP
yang dikelola oleh Balibangda Provinsi Riau, (2) STP Sumatera Selatan yang dikelola oleh
Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan, dan (3) STP Puslit Kakao, Jember, Jawa Timur.
Riau Science Techno Park (Puribantek)
Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang mendapat alokasi pembangunan
kawasan Science Techno Park dibawah koordinasi Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi RI selama 5 tahun dari tahun 2015-2019. STP Riau berada pada kawasan
Pusat Riset dan Pengembangan Teknologi (Puribangtek) yang terletak di Jalan Raya Pasir
Putih, Km 21 (di depan Pesantren Teknologi Riau), desa Pangkalan Baru, Kec. Siak Hulu,
Kabupaten Kampar. Kawasan Puribangtek memiliki luas kurang lebih 30,46 Ha dibangun
mulai tahun 2002 oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai instalasi riset dan pengembangan
teknologi. Pada tahun 2005, melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor 63 Tahun 2005
ditetapkan sebagai Pusat Riset dan Pengembangan Teknologi (Puribangtek) yang dikelola oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau. Melalui kerjasama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2005 mulai dibangun pilot plant
pabrik pengolahan biodiesel menggunakan bahan baku CPO parit dengan kapasitas produksi 8
ton/hari. Selanjutnya dibangun berbagai fasilitas untuk mendukung riset dan pengembangan
teknologi antara lain : Gedung kantor manajemen, pilot plant pabrik bioethanol, laboratorium
mini, fotobioreaktor mikroalgae, rumah contoh tahan gempa, ruang workshop pengolahan ikan
kaleng, kolam ikan dan rumah jaga.
Pada tahun 2011, Pemerintah Provinsi Riau bekerjasama dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah merencanakan untuk menjadikan kawasan Puribangatek
tersebut sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menyusun
Masterplan Riau Science and Technology Park. Kawasan Puribangtek Riau ditetapkan sebagai
salah satu lokasi pembangunan Science Techno Park pada acara kick off Program
Pembangunan 100 STP oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI pada tanggal
7 Mei 2015 di Bandung Jawa Barat.
Berdasarkan pertimbangan potensi sumberdaya alam, kinerja perekonomian daerah,
serta arah kebijakan pembangunan daerah, bidang fokus pengembangan teknologi di STP Riau
ditetapkan adalah produk hilir komoditi sagu, kelapa, perikanan dan nanas. Untuk mendukung
pengembangan produk inovatif di STP Riau, telah dijajaki kerjasama dengan berbagai
stakeholders melalui model triple helix ABG (academic, business, government) dengan
melibatkan Perguruan Tinggi, terutama Universitas Riau, Lembaga Litbang dan Dunia Usaha
(Industri).
Secara kelembagaan, STP Riau saat ini dikelola oleh Tim Teknis Pengelola STP Riau
yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Riau No. Kpts.34/Balitbang/2015. Namun demikian, untuk pengembangan kelembagaan,
Balitbang Provinsi Riau telah mengajukan usulan untuk membentuk Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Science Techno Park (STP) Riau dibawah Balitbang Provinsi Riau. Saat ini usulan
pembentukan UPT tersebut sedang dalam pembahasan di Kementerian Dalam Negeri.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
77
STP Riau memiliki Visi: “Menjadikan STP Riau sebagai wahana pemasyarakatan
hasil riset dan pendorong daya saing UKM Riau berbasis inovasi teknologi”. Untuk mencapai
visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut:
1) Menyediakan layanan riset, pelatihan, dan pengembangan bisnis berbasis inovasi
teknologi.
2) Menyelenggarakan layanan inkubasi bisnis berbasis inovasi teknologi.
3) Menyediakan jasa wisata edukasi sebagai sumber income tambahan.
Dalam menjalankan aktivitasnya, STP Riau memiliki beberapa fungsi antara lain:
a) Fungsi Komersialisasi
Pengembangan kawasan untuk penumbuhan usaha-usaha baru berbasis teknologi, melalui:
▪ Komersialisasi hasil penelitian.
▪ Menumbuhkan perusahaan-perusahaan baru dengan dukungan teknologi dan inovasi.
▪ Melakukan identifikasi dan menumbuhkan UKM inovatif.
▪ Fasilitasi hak kekayaan intelektual dari hasil riset yang telah dilakukan.
b) Fungsi Pendidikan
Pengembangan pusat edukasi dan wisata Iptek berbasis sumberdaya lokal, melalui:
▪ Pusat pengembangan pelatihan dan ketrampilan berbasis inovasi teknologi.
▪ Pusat peragaan iptek.
▪ Pusat riset dan pengembangan produk yang berdaya saing.
▪ Pusat perlindungan plasma nutfah
c) Fungsi pendukung daya saing
Untuk memperkuat daya saing daerah dan bangsa pada umumnya, maka fungsi STP
antara lain:
▪ Menarik Industri-industri untuk dapat beroperasi di kawasan Science Techno-Park
▪ Melakukan perbaikan Teknologi terhadap industri-industri dalam negeri yang masih
menggunakan teknologi tradisional
▪ Melakukan asistensi teknologi terhadap industri dalam negeri hingga menjadi
perusahaan yang siap berkompetisi di era persaingan bebas.
Gambar 10. Rencana pengembangan Science Techno Park (STP) Riau sampai tahun
2020
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
78
Sumatera Selatan Science Techno Park (Palembang ATP)
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu lokasi pengembangan STP yang
merupakan program nasional pemerintah. Melalui pengembangan STP di Provinsi Sumatera
Selatan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi local/ daerah dan secara jangka
panjang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. STP Provinsi Sumatera Selatan
merupakan lembaga yang sebelumnya bernama Agrotechnopark (ATP) yang berada lokasinya
berada di dua lokasi yakni:
• ATP 1 seluas ± 100 ha yang terletak di Desa Bakung, Kecamatan Indralaya Utara,
Kabupaten Ogan Ilir. Komoditas unggulan : pertanian, peternakan (unggas dan sapi
potong), agroindustri, biocyclofarming (BCF), dan transfer teknologi.
• ATP 3 seluas ± 30 ha yang terletak di Desa Gedung Buruk, Kecamatan Muara Belida,
Kabupaten Muara Enim. Komoditas unggulan : perikanan
• STP Sumatera Selatan merupakan revitalisasi Agrotecnopark (ATP) Palembang.
ATP merupakan kawasan iptek yang dibangun dengan basis teknologi yang
mengintegrasikan berbagai kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan pascapanen secara
terpadu dan dikelola dengan best management agriculture practices. Kawasan ini berfungsi
sebagai sarana percepatan alih teknologi hasil litbang (pemerintah, perguruan tinggi dan
industri), pusat percontohan pertanian terpadu berbasis teknologi, dan pusat alih teknologi
kepada masyarakat. STP Sumatera Selatan dikembangkan pada lokasi ATP I yang terletak di
Desa Bakung, Kec. Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir seluas 100 hektar dan ATP 3 terletak
di Desa Patra Tani Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim seluas 14 hektar. STP
diharapkan dapat menjadi Kawasan Peternakan Terpadu Berbasis Inovasi Teknologi, yang
mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pertenakan yang berdaya saing.
Adapun tujuan pengembangan STP Sumatera Selatan, yakni: a) Meningkatkan kerjasama
antara Academic-Business-Goverment-Community (ABGC) dalam pengembangan kawasan
peternakan terpadu berbasis inovasi teknologi, b) Membangun budaya inovatif, semangat
kewirausahaan dan sadar mutu untuk meningkatkan daya saing komoditas sapi dan
turunannya, c) Menumbuhkembangkan masyarakat yang mampu memanfaatkan hasil inovasi
teknologi di bidang peternakan yang dikembangkan oleh STP, dan d) Menciptakan
tecnopreunership di masyarakat.
B. KST YANG DIKELOLA OLEH PERGURUAN TINGGI
Science Techno Park (STP) Kalimanta Utara
Science Park Kaltara lokasinya berada di lingkungan Universitas Borneo Tarakan.
Konsep SP Kaltara ini dapat didefinisikan sebagai kawasan untuk memfasilitasi perkembangan
IPTEK dari Lembaga Litbang/Universitas/Industri sehingga terjadi inovasi melalui proses
inkubasi dalam membangun pertumbuhan UKM di tanah air. Bidang Fokus Perikanan dan
Pertanian yang akan dikembangkan di SP Kaltara adalah Perikanan dan Pertanian meliputi
Inovasi pengolahan bahan hayati laut serta inovasi teknologi budidaya tambak yang ramah
lingkungan.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
79
Provinsi Kalimantan Utara dengan basis perguruan tinggi di Kota Tarakan sebagai
sumber pengembangan SDM mempunyai keinginan kuat untuk mewujudkan berdirinya
Science Park (SP/ Science Techno Park (STP) dan pusat inovasi di kabupaten/kota di seluruh
wilayah Kalimantan Utara. Hal ini sejalan dengan visi misi Provinsi Kalimantan Utara yang
sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Utara,
yaitu ”Berpadu Dalam Kemajemukan untuk mewujudkan Kaltara 2020 yang mandiri, Aman,
dan Damai dengan dukungan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa“. Oleh karena itu,
Direktorat Jendral Pengembangan Kelembagaan IPTEK Perguruan Tinggi, Kemenristekdikti
menindaklanjuti aspirasi Provinisi Kalimantan Utara melalui kegiatan “Penyusunan
Masterplan Pengembangan SP/STP di Kalimantan Utara” yang dilakukan pada tahun 2016. SP
Kalimantan Utara seluas 30 Ha milik Universitas Borneo Tarakan dengan focus bidang Pangan
(Pertanian dan Perikanan).
Papua Barat Techno Park
Berdasarkan tujuan, luaran dan posisi strategis STP bagi daerah, kemudian Pemerintah
Pusat melalui Kemristekdikti menginisiasi pembentukan STP di Papua. Dari aspek kesiapan
daerah dan ketersediaan inovasi dari perguruan tinggi/lembaga litbang, selanjutnya ditetapkan
di Provinsi Papua Barat. Rencana tersebut ditindaklanjuti melalui pertemuan antara tim
Kemenristekdikti dengan Bappeda Provinsi Papua Barat pada tanggal 22 Mei 2015, yang
menghasilkan pernyataan dukungan pemerintah provinsi terhadap pembangunan STP di
Provinsi Papua Barat. Bentuk dukungan pemerintah daerah yang diperlukan dalam
pengembangan STP Papua Barat berupa: kemudahan perijinan dan kelembagaan, penyediaan
lahan dan prasarana pendukung, penyiapan konsep dan masterplan (termasuk bentuk
kelembagaan/organisasi STP), dukungan program, serta penguatan jejaring di daerah (dengan
perguruan tinggi, lembaga keuangan, dan sebagainya). Pada pertemuan-pertemuan dalam
bentuk Focus Group Discussion (FGD) berikutnya juga disepakati bahwa bentuk organisasi
STP adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Balitbangda Provinsi Papua
dengan konten lokal yang diangkat adalah sagu, hasil hutan dan hasil perikanan/laut. Terkait
dengan itu, pembentukan STP Papua Barat juga selaras dengan misi Gubernur Papua Barat
Periode 2017-2022, yaitu: (1) meningkatkan daya saing dan iklim investasi daerah; (2)
membangun pertanian yang mandiri dan berdaulat; (3) membangun perikanan dan
kepariwisataan yang berdaya saing. berdasarkan hasil audisi dengan gubernur Papua Barat
pada bulan September 2017, Gubernur mendukung untuk berdirinya STP Papua Barat.
kekurangan dalam sarana prasarananya dan yang lainnya dapat diusulkan dalam program
percepatan pembangunan Papua Barat.
Lokasi STP Papua Barat di kampus Unipa pada bekas lahan Arboretum hutan alam dibelakang
kampus Fakultas Kehutanan dan Rektorat lama seluas 4,60 ha dan cadangan 2,83 ha dengan
total luasan 7,43 ha.
Politeknik Negeri Batam
Batam Technopark merupakan suatu wadah untuk menghubungkan pusat-pusat
riset/kajian, pengkaderan kewirausahaan dan pelatihan di Politeknik Negeri Batam dengan
industry, perbankan, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah di Batam. Cikal bakal Batam
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
80
Technopark adalah Business Technology Center (BTC) yang telah beroperasi sejak tahun 2005
dalam bidang pembinaan, konsultasi, pendampingan, dan inkubasi start up company di bidang
teknologi. Saat ini BTC telah berbadan hukum perseroan terbatas.
Sesuai dengan bidang keahlian para peneliti Politeknik Negeri Batam, arah
pengembangan industri di Batam di masa depan, dan potensi daerah provinsi Kepri, maka
Batam Technopark fokus pada bidang industry 4.0, logistic, dan creative industry. Bidang
industry 4.0 mencakup electronics manufacturing, industrial automation, dan robotic. Bidang
logistic meliputi cyber security, logistics 4.0, smart Supply Chain Management, dan e-
commerce. Bidang creative industry antara lain animation, multimedia, dan game technology.
Semua area tersebut berbasis pada program studi dan 29 unit laboratorium yang saat ini
telah ada di Politeknik Negeri Batam. Operasional Batam Technopark didukung oleh 113 orang
peneliti dengan kualifikasi pendidikan S2, 6 orang peneliti S3, dan sekitar 3.600 mahasiswa
kader inventor dan technopreneur.
Gambar 11. Batam Techno Park
Teknologi/Inovasi Yang Telah Dihasilkan
▪ Perakitan Perangkat Controller Brushless DC Motor (BLDC) dengan Teknologi SMT.
Perakitan perangkat dilakukan dengan metode “Reverse Engineering” dari produk yang
telah ada di pasaran. Proses perakitan komponen dengan Surface Mount Technology
(SMT) secara garis besar ditunjukkan oleh proses flow di bawah ini:
a. Proses Screen Printing merupakan proses memberikan solder pasta terhadap pad yang
akan diberikan dipasangkan kaki komponen. Pada proses ini dibutuhkan stencil sebagai
mask seperti proses sablon pada umumnya. Stencil yang digunakan
Batam Technopark
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
81
b. disesuaikan dengan desain PCB pada sisten yang akan dirakit. Tebal dan jenis stainless
steel yang dipakai sebagai stencil sangat menentukan kualitas pencetakan solder paste
pada PCB. Parameter yang menjadi perhatian adalah speed, Squeege Force, snap off
dan snap off motion.
c. Pick and Place Komponen
Proses pemasangan komponen pada PCB dilakukan setelah proses screen printing.
Proses pemasangan komponen dimulai dengan pemrograman board, part list dan
feeder. Kecepatan pick and place menyesuaikan dengan jenis dan ukuran komponen.
d. Reflow Oven
Reflow adalah proses pengeringan solder pasta dengan cara dimasukkan ke dalam
mesin reflow oven dengan suhu yang diatur menurut spesifikasi MSDS (Material
Safety Data Sheet) dari solder pasta yang digunakan. Proses ini harus memperhatikan
profil temperature dari mesin yang digunakan.
e. Pemeriksaan hasil inspeksi selain menggunakan magnifying lamp dilakukan dengan
bantuan Automatic Optical Inspection (AOI). Pemeriksaan hasil sampel produksi
meliputi penempatan komponen, kondisi penyolderan dan kebenaran komponen.
C. KST YANG DIKELOLA OLEH PEMERINTAH DAERAH
Kemenristekdikti melakukan pendampingan 3 KST yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Ketiga KST tersebut adalah (1) Solo Technopark, (2) Sragen Techno Park dan (3) Kaur Techno
Park.
Sragen Techno Park
Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian
besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian
yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pad pemerintahan
Presiden Joko Widodo, selaras dengan Program Nawacita 6 dan kebijakan Menristekdikti maka
pada tahun 2015 dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23
Hektar tersebut, pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan
techno park yang akan difasilitasi pengembangannya oleh Kemenristekdikti.
Sesuai dengan surat dari Kemenristekdikti RI Nomor 13/D-KI/III/2015 perihal
pemberitahuan hasil Quick Assessment Techno Park calon lokasi pengembangan TP/SP/STP
agar Kabupaten Sragen diminta menyiapkan Dokumen dan petugas pendamping untuk tidak
lanjut di awal bulan Maret 2015. Kemudian pada Bulan April 2015 Bupati Sragen telah
menandatangani surat kesanggupan yang terkait dengan rencana pengembangan Techno Park
Sragen tentang penyiapan lahan, menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang
professional, menyiapkan sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya
anggaran rutin, memasukkan Techno Park kedalam RPJMD kab. Sragen, dan menerima
seluruh program dan asset hasil pengembangan/ pembangunan sesuai yang telah disusun
bersama.
Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian
besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian
yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pad pemerintahan
Presiden Joko Widodo, selaras dengan Program Nawacita 6 dan kebijakan Menristekdikti maka
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
82
pada tahun 2015 dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23
Hektar tersebut, pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan
techno park yang akan difasilitasi pengembangannya oleh Kemenristekdikti.
Sesuai dengan surat dari Kemenristekdikti RI Nomor 13/D-KI/III/2015 perihal
pemberitahuan hasil Quick Assessment Techno Park calon lokasi pengembangan TP/SP/STP
agar Kabupaten Sragen diminta menyiapkan Dokumen dan petugas pendamping untuk tidak
lanjut di awal bulan Maret 2015. Kemudian pada Bulan April 2015 Bupati Sragen telah
menandatangani surat kesanggupan yang terkait dengan rencana pengembangan Techno Park
Sragen tentang penyiapan lahan, menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang
professional, menyiapkan sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya
anggaran rutin, memasukkan Techno Park kedalam RPJMD Kab. Sragen, dan menerima
seluruh program dan asset hasil pengembangan/ pembangunan sesuai yang telah disusun
bersama.
Kaur Techno Park (Pondok Pusaka)
Pondok pusaka dibangun di atas Kawasan seluas ± 30 Ha, yang terletak 2 km di sebelah
Timur Kompleks Perkantoran Padang Kempas Kota Bintuhan. Pondok pusaka Techno Park
merupakan suatu kawasan yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Kaur yang ditujukan
untuk menjadi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Transfer Teknologi yang terkait dengan
pengembangan budidaya pertanian, agroindustri, industri rumah tangga, baik skala mikro dan
menengah yang sekaligus juga menjadi pusat pembinaan sosial capital, kawasan wisata techno,
kepanduan dan kepemudaan.
Pondok pusaka merupakan sentral bagi manajemen pengembangan industri berbasis sumber
daya lokal yang menjadi salah satu bagian dari tiga pusat keunggulan pengembangan kualitas
sumber daya manusia dan inovasi teknologi yang terdiri atas PUSAT INOVASI PERTANIAN
(Dangau MERDEKA), PONDOK PUSAKA dan PUSAT INOVASI BUDIDAYA
PEMASARAN (TAMAN BINEKA).
Ketiga pusat unggulan ini merupakan tiga serangkaian dalam sistem pengembangan
ekonomi di Kabupaten Kaur yang memiliki fungsi masing-masing dari sisi hulu ke hilir dalam
menjamin berkembangnya pertanian dan industrI berbasis pertanian di Kabupaten Kaur.
Fungsi Utama Pondok Pusaka, yakni:
1. Sebagai inkubator agribisnis, agroindustri;
2. Industri kerajinan bagi masyarakat
Melalui inkubator ini, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan
tentang tata cara melakukan pengolahan yang baik dan berkualitas terhadap produk-produk
pasca panen dan produk-produk kerajinan, mulai dari penyiapan bahan baku, sortasi, granding,
pengolahan, quality control, dan pengemasannya. Produk-produk yang dihasilkan dari pondok
pusaka adalah produk-produk yang siap dilempar ke pasar melalui pusat pemasaran produk
unggulan Kabupaten Kaur di Taman Bineka.
Fungsi lainnya dari Pondok Pusaka adalah sebagai lini akhir dari agroindustri yang
mengelola bahan olahan setengah jadi yang diproduksi oleh kelompok desa industri
pengolahan primer yang tersebar di level kecamatan dan desa. Sebagai contoh adalah para
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
83
industri TEPUNG MOCAF (modified cassava flour) yang mana pada tingkat industri desa dan
kecamatan memproduksi bahan setengah jadi berupa singkong iris yang telah dijemur, maka
pondok pusaka melakukan pengolahan berupa penepungan terhadap produk yang dihasilkan
oleh desa industri tersebut. Sementara desa-desa industri juga memproduksi produk pangan
yang menjadi bahan baku bagi desa industri.
Pada kawasan PONDOK PUSAKA techno park ini, sejumlah bangunan yang terkait
dengan penguatan kuallitas SDM Kabupaten Kaur dibangun. Di dalam setiap bangunan
tersebut, dilengkapi dengan alat dan mesin mulai dari yang sederhana hingga modern yang
digunakan untuk melatih masyarakat dalam mengolah produk-produk sumberdaya lokal
memperkenalkan cara-cara pengolahan yang baik dan modern sehingga produk-produk
tersebut berubah menjadi produk olahan yang memiliki daya saing dan nilai tambah tinggi.
Adanya Kawasan Terpadu tersebut, diharapkan pada tahun 2035 mendatang, Kabupaten Kaur
mampu menjadi daerah yang memiliki peradaban yang tinggi yang mengedepankan inovasi
dan IPTEK serta memiliki daya saing terhadap daerah maju lainnya.
Sumbawa Techno Park
Sumbawa Technopark adalah Technopark berbasis perguruan tinggi karena diinisiasi
oleh perguruan tinggi swasta di Kabupaten Sumbawa yaitu Universitas Teknologi Sumbawa
(UTS) serta juga karena berlokasi dekat/bertetangga dengan kampus UTS di Dusun Batu
Alang, Desa Leseng, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa dan dalam radius 2 km
dengan lembaga pendidikan lainnya di Dusun Batu Alang seperti Akademi Komunitas, Institut
Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea serta SMK Al Kahfi. Yayasan Dea Mas yang menaungi
lembaga-lembaga pendidikan di atas, pada tanggal 10 Agustus 2015 menyerah terimakan lahan
seluas 10 ha ke PEMDA Kabupaten Sumbawa dan selanjutnya PEMDA menghibahkan tanah
tersebut untuk pembangunan Sumbawa Technopark berdasar Surat Pernyataan Bupati
Sumbawa No. 593/152/ASET/2015 tanggal 3 September 2015 ke KEMENRISTEK-DIKTI.
Sumbawa Technopark resmi berdiri 7 April 2015 dengan ditandai oleh
penandatanganan kesepakatan penerimaan bantuan dari KEMENRISTEK-DIKTI yang
memfasilitasi Sumbawa Technopark dengan Bupati Sumbawa di kantor KEMENRISTEK-
DIKTI di Gedung 2 BPPT, Jl. MH Thamrin, Jakarta. Selanjutnya, upacara peletakan batu
pertama pendirian Sumbawa Technopark dilakukan oleh Menteri BAPPENAS pada tanggal 9
Mei 2015. Berdasarkan Master Plan Sumbawa Technopark yang diselesaikan pada akhir
Desember 2015 oleh KEMENRISTEK-DIKTI melalui kajian dari data-data potensi Sumbawa
dan FGD dengan para pemangku kepentingan a.l. pada tanggal 22 Oktober 2015 di Wisma
Daerah Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Technopark adalah technopark yang memiliki fokus
pada teknologi hayati/bio-teknologi dengan penerapan pada sektor Pangan, Pertanian,
Peternakan, Kehutanan, Kelautan, Kesehatan, Lingkungan dan Energi Terbarukan. Beberapa
tenant Sumbawa Technopark saat ini adalah perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT)
yang bekerja di bidang produksi mesin pertanian, pembibitan tanaman, energi terbarukan, dll.
Pada tanggal 3 Maret 2017, Sumbawa Technopark diresmikan oleh Sekjen Kemenristek-Dikti
Dan Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti, Kemenristek-Dikti.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
84
Cibinong Science and Technology Park (CSTP)
Cibinong Science and Technology Park, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (CSTP
LIPI) merupakan salah satu National Science and Technology Park yang dikembangkan oleh
Pemerintah pada tahun 2015 sebagai salah satu impelementasi Nawa Cita butir ke-enam,
membangun 100 technopark di Indonesia. Saat ini CSTP LIPI berada di bawah pengelolaan
Pusat Inovasi LIPI. CSTP LIPI berlokasi di Cibinong Science Center (CSC) LIPI, Cibinong,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Indonesia menempati lokasi sekitar 18 Ha. CSTP LIPI
menempati lokasi strategis dengan jarak hanya sekitar 30 Km dari Ibukota Jakarta.
Pusat Inovasi LIPI memiliki fungsi utama: (a) Manajemen Kekayaan Intelektual dan (b)
Inkubasi dan Alih Teknologi. Pada tahun 2013, Pusat Inovasi menempati lokasi baru di
Cibinong Science Center LIPI dalam kawasan seluas 6 Ha. Di lokasi baru ini Pusat Inovasi
dilengkapi dengan fasilitas kantor Pusat Inovasi, ruang kantor dan workshop incubator
teknologi, ruang pelatihan dan seminar. Inkubator teknologi Pusat Inovasi LIPI memiliki
kapasitas 20 ruang kantor untuk tenant. Sejak tahun 2015, Pusat Inovasi kemudian mendapat
mandat untuk mengembangkan dan mengelola Cibinong Science and Technology Par (CSTP)
dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
• Pusat Pengembangan Teknologi Maju
• Pusat Pengembangan Industri/Startup berbasis pengetahuan
• Pusat Kewirausahaan berbasis inovasi (technopreneurship)
• Manajemen kekayaan intelektual
• Inkubasi Bisnis Teknologi
• Komersialisasi dan Alih Teknologi
• Penyediaan jasa iptek dan inovasi untuk IKM
• Pusat simpul inovasi teknologi (innovation hub) dalam pengembangan jejaring
regional dan internasional
Perbandingan dengan STP di Luar Negeri
CSTP LIPI masih dalam tahap pengembangan untuk menjadi STP yang dapat memberikan
layanan secara komprehensif. Ketersediaan infrastruktur fisik untuk pengembangan inovasi
dan operasional industri di kawasan STP merupakan keharusan dan daya tarik bagi industri
untuk memanfaatkan sarana, prasarana, dan layanan STP. Infrastruktus CSTP LIPI seperti telah
ditetapkan dalam Masterplan akan mulai dibangun pada tahun 2018 berupa 2 unit dedung
produktif pilot plant bidang bioteknologi.
Secara bertahap, infrastruktur fisik CSTP akan dilanjutkan pembangunannya pada tahun 2019
berupa 1 klaster gedung tenant industri CSTP. Infrastruktur fisiklainnya akan dibangun seiring
dengan ketersediaan dana dan/atau mitra.
Paralel dengan pembagunan infrastruktur fisik kawasan CSTP LIPI tersebut, pengembangan
tim SDM yang professional dan desain kelembagaan yang business like akan dikembangkan.
Diperkirakan kelengkapan fisik dan kelembagaan ini akan dapat dipenuhi sekitar tahun 2021.
Pada saat ini perbandingan kinerja dan praktek-praktek pengelolaan akan dapat dilakukan
dengan STP professional yang lebih maju seperti di Singapura, Thailand, Malaysia, China, dll.
Untuk itu komimen pebangunan fisik dan SDM harus terus dilaksanakan secara konsisten.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
85
Kendala dan Solusi Pembangunan dan Pengembangan STP Kemenristekdikti:
Kegiatan Kendala Solusi
Kelembagaan 1. Sesuai dengan tahapan, akhir tahun
2017, status kelembagaan Pengelola
STP di semua lokasi sudah definitif.
Sampai saat ini yang sudah ada
adalah STP Solo, STP Kaur, IPB dan
MSTP Jepara sedangkan yg lainnya
masih berupa usulan melalui SK
Gub./Bupati/Rektor
2. Belum optimalnya lembaga yg
mengurusi Teknologi Transfer dan
Inkubasi, yang merupakan kunci dari
pencapaian STP
1. Memberikan surat dukungan dari
Kemenristekdikti untuk di
percepat status kelembagaanya,
agar ditingkatkan dari SK ke
UPT/BLUD
2. Pendampingan dari Lembaga/
Organisasi yang mempunyai
kapasitas melakukan Teknologi
Transfer dan Inkubasi
SDM Belum banyak pengelola STP yang
mandiri dan professional
Melakukan Capacity Building dan
juga bench Marking, baik di dalam
maupun di luar negeri
Jaringan/Tenan Syarat mandirinya suatu STP adalah
Kolaborasi unsur ABG.
1. Umumnya STP yang di kelola oleh
Pemerintah Daerah masih belum
dapat berkolaborasi dengan unsur
Bisnis/Industri, sedangkan tenan
yang ada hanya mempunyai
jaringan sebatas lokal.
2. Untuk STP yang dikelola oleh
Perguruan Tinggi, jaringan ke
Industri/Bisnis sudah cukup baik,
hanya kerjasama dengan unsur
Pemerintah daerah di lokasi STP
relatif sulit. (Cat. PT mempunyai
organisasi yg vertical ke Pusat)
1. Melakukan Kerjasama yang
lebih inten dengan Industri
dengan cara mengundang
Industri ke daerah baik berupa
workshop, FGD atau bertemu
dengan Gub/Bupati.
2. Mempertemukan antara Rektor
dengan Bupati/Gubernur. Dan
membuat nota Kerjasama antara
Pemerintah Daerah dengan PT,
dalam bentuk dukungan
Teknologi
Keuangan Terjadinya pemotongan/optimalisasi
anggaran di tengah tahun pelaksanaan
Melakukan penyesuaian -
penyesuaian, walaupun target yang
diharapkan pada tahun berjalan
menjadi mundur pada tahun
berikutnya
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
86
Sasaran strategis ini juga didukung dengan program dan kegiatan dari:
1. Organisasi Profesi
Ada 3 kegiatan utama yang telah dilaksanakan pada tahun 2017, yaitu :
1. Kajian Akdemis Dalam Rangka Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Organisasi Profesi
Iptek (Orprof Iptek), di dalamnya termasuk:
(1) Kajian NSPK Kelembagaan Orprof Iptek dan
(2) Kajian Akademis Juknis Fasilitasi Kelembagaan Orprof Iptek;
2. Pembuatan Sistem Informasi Orprof Iptek, mencakup:
(1) Penyusunan Data Base Orprof Iptek dan
(2) Pembuatan Website Orprof Iptek;
Penyusunan Data Base Organisasi Profesi Iptek merupakan pangkalan data yang akan
dipergunakan dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan Orprof Iptek di bawah
koordinasi Subdit Organisasi Profesi Iptek, Kemenristekdikti. Selaain untuk
meninvetarisasi organisasi profesi yang ada saat ini, pembuatan database ini juga
bertujuan untuk mendapat gambaran terkait kondisi organsisi profesi di bdiang Iptek di
Indonesia. Penyusunana data base ini menjadi penting, karena hingga saat ini belum ada
pengkalan data yang mendokumentasi data data.
DATABASE ORGANISASI PROFESI
No Nama Organisasi
Profesi Alamat Sekretariat No. SK
Kemenku
mham
Kontak Pengurus
Telp/Fa
x E-mail Websit
e Nama Jabatan Kontak
(HP&E
-mail)
1 Asosiasi Ilmu
Politik Indonesia
Ilmu Administrasi Negara
Widya Graha Lt III, Jl.
Jend Gatot Subroto No 10
ppaipi@g
mail.com
pp_aipi@
yahoo.co
m
Dr.
Alfitra
Salam
Dr. Nico
Harjanto
Ketua
Umum
Sekjen
2
Codata (Committe
on Data for
Science and
Technology)
PDII LIPI
Jl. Gatit Subroto 10-
Jakarta
T : 021-
5733465
F : 021-
5733467
ka_pdii@
mail.lipi.g
o.id
3 Grup Fisikawan
Teori Indonesia
(GFTI)
D/A p2 Fisika LIPI
Kompleks Puspiptek
Serpong-Tangsel 15310 T : 021-
7560570 gttk@mai
l.lipi.go.id
http://si
tus.opi.
lipi.go.
id/gtti
L.T.
Handoko 081115
58728
4 Himpunan Fisika
Indonesia (HFI)
Cab Jakarta
FMIPA-UI Depok
Departemen Fisika T :
0813873
78962
ariadne@
sci.ui.ac.i
d
enis002@
lipi.go.id
Dr.
Ariadne L
Juwono
Dr. Eni
Sugiarti
Ketua
HFI
Cab.
Jakarta
Koordin
ator
Serpong
P2
Fisika-
LIPI
081387
378962
'082125
767325
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
87
5 Himpunan Peneliti
Indonesia
(Himpenindo)
Gd. Korpri LIPI Lt. 2
Jl. Gatot Subroto No 10
Jakpus
T : 021-
4082761
0/08880
8990937
F : 021-
2152551
79/021-
7587113
7
himpenin
do@mail.
lipi.go.id
himpen
indo.or
g
Prof
Bambang
Subiyanto
Pro Enny
Sudarmon
owati
Agus
Fanar
Syukri,
PH.d
Ketua
Umum
Wakil
Ketua
Umum
Direktur
Eksekuti
f
6 Himpunan Kimia
Indonesia (HKI)
Pusat Penelitian Kimia,
Kawasan Puspiptek
Serpong, Tangsel T : 021-
7560090 hki@kimi
awan.org
Prof.Dr.
Silvester
Tursiloadi
085715
760733
tursiloa
di@yah
oo.com
7 Masyarakat
Katalisis
lab katalis dan katalisis,
dep teknik kimia, fak. Ti,
Institute Teknologi
Bandung
subagio@
yahoo.co
m
Dr.
Subagio 081220
85744
8 masyarkat
Komputasi
Indonesia
D/A p2 Fisika LIPI
Kompleks Puspiptek
Serpong-Tangsel 15310 T: 021
7560570 gttk@mai
l.lipi.go.id
http://si
tus.opi.
lipi.go.
id/gtti
L.T.
Handoko 081115
58728
9 masyarakat
limnologi
indonesia (MLI)
pusat penelitian limnologi
indonesia-LIPI CSC
Cibinong T:021
8757071
masyarak
at_limnol
ogi_indon
esia@goo
glegroups
.com
Dr. Tri
widiyanto
Fifia
Zulfi,
M.Si
Dr. Luki
Subehi
081807
01401
_luki@
limnolo
gi.lipi.g
o.id
087884
493509
Fifia.zu
lfi@lim
nologi.l
ipi.go.i
d
10 Masyarakat Nano
Indonesia (MNI)
Ruang 1000 TMC 2
gedung 124 graha widya
bakti pusat penelitian ilmu
pengetahuan dan teknologi
(PUSPIPTEK) tangsel
15314
T: 021
7560031 info@nan
o.or.id
M.
Ikhlasul
amal
Sekertari
s Jendral
081296
470432
amal@
nano.or
.id
11 Perhimpunan
Biologi indonesia
d/a pusat penelitan biologi,
gedung kusnoto, Jl
IR.H.Juanda 18, Bogor T: 021
8765056
pbi@biol
ogi.or.id /
Wrosafari
da@gmail
.com
W Rosa
Farida
Sekertari
s I PBI
pusat
081111
7533
wrosafa
rida@g
mail.co
m
12
penggolong
taksonomi
tumbuhan
indonesia
herbarium bogorience,
puslit biologi-lipi jl raya
jakarta-bogor- KM 46
cibinong 16911
T:021
8765066
ptti.1985
@gmail.c
om
yessi
santika
dedy
darmadi
yessi
santika
'081380
428091
santika
ye@gm
ail.com
3. Pelaksananan Forum Tahunan Orprof Iptek.
Forum Tahunan Organisasi Orprof Iptek I 2017 adalah merupakan salah satu kegiatan
yang direncanakan dilakukan secara regular setiap tahun. Secara umum, tujuan pelaksanaan
kegiatan Forum Tahunan Organisasi Orprof Iptek I adalah untuk memberikan dukungan dan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
88
membentuk iklim yang kondusif bagi penguatan organisasi profesi iptek agar dapat lebih
mandiri secara kelembagaan. Secara khusus, maka tujuan dari kegiatan ini adalah: (1)
menghimpun dan memberikan wahana bagi orprof iptek untuk saling berinterakasi dan
berkolaborasi, (2) mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam memperkuat kelembagaan
Orprof Iptek, (3) mempersiapkan instrument kebijakan yang mendukung penguatan
kelembagaan Oprof Iptek.
Beberapa kontribusi yang bisa dimainkan oleh Orprof Iptek, antara lain : (1)
menghilirisasi produk dan jasa nuklir untuk menjadi industry sebagai upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (APRONUKI), (2) memberikan kontribusi
terkait riset asset dan kekayaan Negara serta pendidikan terkait pengembangan profesi penilai
bagi masyarakat ataupun mahasiswa yang berada di perguruan tinggi (MAPPI), (3)
memberikan kontribusi terkait riset teknologi lingkungan yang ramah lingkungan dan efektif
untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan, serta pendidikan terkait pengembangan
profesi tenaga ahli lingkungan bagi masyarakat ataupun mahasiswa yang berada di perguruan
tinggi (PTALI).
Sedangkan fasilitasi yang dibutuhkan oleh Orprof Iptek, antara lain: (1) Kerjasama
antar organisasi profesi IPTEK nasional dan dengan lembaga internasional (ex. ADB, JICA
dll), (2) Informasi terkait teknologi dan riset, (3) Pendanaan untuk pengembangan profesi
(capacity building) seperti : sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis, seminar), (3) Dukungan
bagi organisasi profesi untuk kerjasama internasional, (4) Memberikan ruang kepada
organisasi profesi sebagai pelaksana lapangan bagi program pemerintah, (5) Memberikan
fasilitas kepada organisasi profesi sebagai pendampingan pada program / kegiatan pemerintah.
Gambar 12. Launching Dan Seminar Forum Organisasi Profesi Iptek I Tahun 2017
2. Lembaga Penunjang Lainnya
Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi: Lembaga Penunjang Lainnya,
beserta capaiannya adalah seperti pada tabel berikut:
Permasalahan umum yang terdapat pada DRD maupun STP di daerah menyangkut
beberapa hal:
• Urgensi Dewan Riset Daerah yang merupakan lembaga yang kegiatannya berkaitan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
89
dengan penyusunan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah yang
bersangkutan kadang-kadang belum dapat memberikan dukungan yang diharapkan
dalam hal dukungan kelembagaan yang memberikan kemudahan akses kepada pihak
eksekutif dalam rangka melakukan hilirisasi dari berbagai upaya riset dan inovasi yang
telah dilakukan dan sesuai untuk kondisi daerah yang bersangkutan;
• Dalam hal Dewan Riset Daerah juga berfungsi untuk mendukung pemerintah daerah
melakukan koordinasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan daerah-daerah
lain, serta mewakili daerah di Dewan Riset Nasional, masih terdapat kesenjangan secara
struktural, dalam hal ini tidak terlihat adanya hubungan vertikal langsung di antara
keduanya;
• Maka menjadi permasalahan kelancaran tugas Dewan Riset Daerah adalah mekanisme
kelembagaan;
• Permasalahan yang terkait dengan keberadaan STP di daerah meliputi:
a. Kurangnya dukungan kuat pemerintah daerah dan universitas/ lemlitbang (sebagai
owner sekaligus inisiator) pada keberadaan STP di daerah,
b. Masih lemahnya dukungan industri (industri jangkar atau bapak angkat) sebagai
basis investasi, pasar dan pelaku usaha pada keberadaan STP di daerah,
c. Di beberapa daerah belum terbentuknya organisasi (Satker Daerah) yang fleksible,
sehingga mampu membuat pengelola STP yang mandiri,
d. Belum terbentuknya manajemen profesional yang mampu menjalankan program
sehingga mampu meningkatkan aspek relevansi, berkelanjutan dan kemandirian
STP di daerah.
Beberapa upaya Pemberdayaan DRD dalam rangka Pengembangan STP, dapat
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memberikan dukungan penguatan status dan mekanisme kelembagaan bagi DRD,
melalui beberapa cara antara lain:
• Memberikan status DRD di samping sebagai dewan riset daerah yang member
masukan kepada kepala daerah, juga dimungkinkan memberi masukan kepada
instansi teknis maupun kepada lembaga lain dalam rangka hilirisasi (spin off)
inovasi sehingga semua hasil atau produk DRD dapat terakomodasi langsung;
• Membuat landasan hukum yang dapat berupa Peraturan Menteri Dalam Negeri,
maupun Peraturan Kepala Daerah baik propinsi maupun kabupaten/ kota, atau
dalam bentuk suatu Peraturan Daerah dalam rangka status dan mekanisme
kelembagaan DRD;
• Apabila hal tersebut di atas tidak memungkinkan, maka dapat pula dibentuk adanya
lembaga integrator sehingga DRD dapat memberi masukan kepada instansi teknis
maupun kepada lembaga lain dalam rangka hilirisasi (spin off) inovasi sehingga
semua hasil atau produk DRD dapat terakomodasi secara langsung.
2. Memberikan dukungan sarana dan prasarana melalui instansi yang bersifat vertical
(Pusat) maupun instansi yang bersifat horizontal (Daerah);
3. Dukungan berupa bantuan operasional yang dapat berupa dana operasional yang
dipertanggungjawabkan baik oleh penerima bantuan, dalam hal ini DRD yang ada di
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
90
daerah maupun pihak pemberi bantuan. Tentu saja hal ini akan diatur melalui peraturan
tersendiri.
4. Memberikan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik pengembangan inovasi di
Kementerian/ Lembaga yang terkait;
5. Dukungan atau bantuan tersebut yang merupakan upaya penguatan DRD di daerah
secara khusus merupakan domain dari Kemenristek-Dikti serta lembaga pemerintah
lain yang mempunyai substansi atau bidang yang sama;
6. Dalam memberikan bantuan diperlukan adanya Petunjuk Teknis (Juknis) yang
mengatur bantuan tersebut. Petunjuk teknis tersebut memuat beberapa hal antara lain:
• Dasar hukum pemberian bantuan
• Tujuan pemberian bantuan
• Pemberi bantuan
• Penerima bantuan dan persyaratan penerima bantuan
• Bentuk bantuan
• Alokasi anggaran
• Tatakelola dan mekanisme penyaluran bantuan
• Pertanggungjawaban bantuan
• Ketentuan perpajakan
• Sanksi
3. Inkubator dan Intermediasi
A. Jumlah Lembaga Inkubator yang dikembangkan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran Program
Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti, salah satunya adalah Jumlah Lembaga
Inkubator. Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
Pengembangan Taman Sains Teknologi dan Pembinaan Pengembangan Lembaga Inkubator
beserta capaiannya adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 16. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Penguatan dan Pengembangan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
No Indikator Sasaran
Kegiatan
Target 2017 Capaian 2017 Kinerja
1 Lembaga Inkubator yang
dikembangkan 7 19 271 %
Tujuan program pengembangan lembaga inkubator teknologi adalah menguatkan peran
lembaga inkubator teknologi, mendukung penumbuh-kembangan wirausaha baru berbasis
teknologi dan pemodelan inkubasi wirausaha baru berbasis inovasi iptek melalui inkubator.
Pada tahun 2017, kegiatan pengembangan lembaga inkubator teknologi mentargetkan
penguatan kelembagaan lembaga inkubator teknologi yang sudah ada (exist), khususnya di
lembaga litbang dan perguruan tinggi. Pada tahun-tahun selanjutnya program ini akan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
91
mendukung pembentukan dan penguatan lembaga inkubator teknologi di kawasan Taman
dan Sains Teknologi (TST) dan kawasan lain yang ditetapkan kemudian.
Pada tahun 2017 ini kegiatan difokuskan pada lembaga inkubator di 7 (tujuh) inkubator
PTNBH yang memiliki STP (Undip, ITB, Unpad, IPB, ITS, UGM, dan UI) ditambah 2 (dua)
inkubator PTNBH yang belum memiliki STP (USU dan Unhas). Selain itu juga kegiatan
penguatan lembaga inkubator Non PTNBH pada 10 (sepuluh) inkubator yaitu ; Inkubator
Binus, BIT BPPT, Inkubator SBS Stikubank Semarang, Incubator Cubic Bandung,
Incubator Gerdhu Surabaya, Inkubator Unsoed Purwokerto, Inkubator Univ. Brawijaya
Malang, Inkubator Universitas Trunojoyo Madura, Inkubator PENS Sky Venture Surabaya,
Inkubator Agribisnis Universitas Riau.
Pada Tahun 2017, Jumlah Lembaga Inkubator yang mendapat fasilitasi sejumlah 19
(sembilan belas) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni
sejumlah 7 (tujuh) Lembaga inkubator PTNBH, maka realisasi capaian kinerja Program ini
telah tercapai (271%). Keberhasilan program ini didukung oleh kesamaan visi dan misi
dalam memajukan lembaga inkubator yang dikelola dan semangat yang sama dalam
menumbuhkembangkan pengusaha pemula berbasis teknologi dalam upaya hilirisasi hasil
hasil riset.
1. Fasilitasi Pengembangan Lembaga Inkubator Teknologi (PTNBH dan Non
PTNBH)
Secara umum bentuk program fasilitasi pengembangan lembaga inkubator teknologi PTN BH
meliputi :
• Penyusunan dan Pendampingan Business Canvas, Business Plan Lengkap, Action Plan
Inkubator Bisnis Teknologi
• Penyusunan SOP operasional IBT
• Pendampingan Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) antara STP dan Inkubator
• Penyusunan Business Plan Tenant
Penyusunan business plan tenant untuk memperoleh pendanaan dari luar IBT untuk tahun
2018. Business plan tenant yang disusun adalah business plan yang lengkap.
• Business Matching
Business matching adalah menggelar proses pitching antara tenant dengan calon investor.
Business Matching wajib dilaksanakan oleh IBT Tahap Berkembang dan Tahap Lanjut.
Tahapan business matching sebagai berikut.
1. Inkubator memilih tenant yang siap untuk bertemu dengan calon investor.
2. Inkubator mendampingi tenant untuk menyiapkan business model canvas masing-
masing dan melatih tenant untuk menyampaikan presentasi yang memikat selama 5
menit.
3. Inkubator meminta masukan dari tenant akan calon investor yang perlu diundang dan
juga mengambil inisiatip untuk tambahan calon investor.
4. Menggelar acara business matching serentak gelar produk mereka – tenant peserta
business matching.
5. Kewajiban menggelar business matching sesuai tahap pertumbuhan inkubator.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
92
• Implementasi Action Plan Lainnya
Merupakan pelaksanaan kegiatan yang telah dituangkan di dalam Action Plan yang telah
dibuat oleh masing-masing incubator yang dibina. Disadari bahwa pelaksanaan kegiatan
tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh dalam waktu yang singkat selama
pelaksanaan program ini, namun beberapa kegiatan yang memang telah dijadwalkan dalam
kurun waktu pelaksanaan program ini dapat/wajib dilaksanakan untuk mendapat feedback
(masukkan) bagi penyempurnaan action plan masing-masing inkubator yang difasilitasi.
• Lokakarya Dengan Pemangku Kepentingan
Lokakarya dengan pemangku kepentingan inkubator di lokasi masing-masing untuk
memperoleh komitmen pemangku kepentingan, saran dan masukan atas business plan dan
action plan yang telah disusun. Presentasi manajer inkubator diikuti minimal dengan
penyajian business canvas model dari 3 tenant yang paling progresif. Acara Lokakarya
digelar serentak dengan menampilkan produk dari para tenant inkubator.
• Capacity building tenaga pengelola inkubator
• Benchmarking Lembaga Inkubator Teknologi
Secara umum bentuk program fasilitasi pengembangan lembaga inkubator teknologi non PTN
BH meliputi :
a) Penyusunan Business Canvas, Business Plan Lengkap, Action Plan Inkubator Bisnis
Teknologi
b) penyusunan SOP operasional IBT
c) Penyusunan Business Plan Tenant
Penyusunan business plan tenant untuk memperoleh pendanaan dari luar IBT untuk tahun
2018. Business plan tenant yang disusun adalah business plan yang lengkap.
d) Business Matching
Business matching adalah menggelar proses pitching antara tenant dengan calon investor.
Business Matching wajib dilaksanakan oleh IBT Tahap Berkembang. Tahapan business
matching sebagai berikut:
• Inkubator memilih tenant yang siap untuk bertemu dengan calon investor.
• Inkubator mendampingi tenant untuk menyiapkan business model canvas masing-
masing dan melatih tenant untuk menyampaikan presentasi yang memikat selama 5
menit.
• Inkubator meminta masukan dari tenant akan calon investor yang perlu diundang dan
juga mengambil inisiatip untuk tambahan calon investor.
• Menggelar acara business matching serentak gelar produk mereka – tenant peserta
business matching.
• Kewajiban menggelar business matching.
e) Implementasi Action Plan Lainnya
Pelaksanaan kegiatan lainnya yang telah dituangkan di dalam Action Plan.
f) Lokakarya Dengan Pemangku Kepentingan
Lokakarya dengan pemangku kepentingan inkubator di lokasi masing-masing untuk
memperoleh komitmen pemangku kepentingan, saran dan masukan atas business plan dan
action plan yang telah disusun. Presentasi manajer inkubator diikuti minimal dengan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
93
penyajian business canvas model dari 3 tenant yang paling progresif. Acara Lokakarya
digelar serentak dengan menampilkan produk dari para tenant inkubator.
2. PROGRAM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI PENGELOLA LEMBAGA
INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI
A. Kegiatan akreditasi dikerjakan oleh Konsultan dan secara umum Akreditasi
Lembaga Inkubator dapat dirinci sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan terkait kegiatan kajian.
b) Mengidentifikasi sistem akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di mancanegara
(melalui web site).
c) Menganalisis sistem akreditasi inkubator bisnis dan teknologi yang telah
diidentifikasi.
d) Menyusun draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di Indonesia dengan
mengacu pula pada Perpres No 27 tahun 2013 dan Permenkop dan UKM No. 24
tahun 2015.
e) Melakukan FGD draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di Indonesia.
Melakukan uji coba penerapan draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi
terhadap asesor dan lembaga inkubator (Menyusun laporan kajian yang meliput
seluruh luaran tersebut di atas.
f) Berdasarkan hasil kajian akreditasi tersebut maka Direktorat KST dan Bajang
Lainnya meminta kepada pihak AIBI (Asosisasi Inkubator Bisnis Indonesia)
melakukan uji coba penilaian akreditasi terhadap 7 inkubator yaitu Inkubator BIT
BPPT, Inkubator DIIB Universitas Indonesia, Inkubator Universitas Bina
Nusantara, Inkubator Cubic Bandung, Inkubator PIB Universitas Padjajaran,
Inkubator LPIK Institut Teknologi Bandung, Inkubator Incubie IPB Bogor.
B. Kegiatan sertifikasi pengelola inkubator dikerjakan oleh Konsultan dan secara
umum dapat dirinci sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan terkait kegiatan kajian.
b) Menyusun peta fungsi Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(RSKKNI) Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.
c) Menyusun draft body SKKNI Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.
d) Verifikasi internal RSKKNI Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.
e) Penyusunan draft uraian jabatan (deskripsi jabatan, peran kerja, sikap kerja)
Rancangan Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (RKKNI) Pengelola Inkubator
Bisnis Teknologi.
f) Penyusunan level dan kemungkinan jabatan dan unit kompetensi RKKNI yang
diperlukan Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.
g) Melakukan FGD draft uraian SKKNI dan RKKNI
h) Menyusun laporan kajian yang meliputi seluruh luaran tersebut di atas.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
94
Daftar Lembaga Inkubator yang telah mendapat kegiatan Fasilitas Penguatan Lembaga
Inkubator Teknologi dari Direktorat KST dan Lembaga Penunjang Lainnya
No Nama Inkubator Intansi Tahun
1 Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara 2016
2 Inkubator Intens Balitbangda Prov. Sumsel 2016
3 Inkubator Bisnis AMIKOM AMIKOM Yogyakarta 2016
4 Inkubator IKITAS IKITAS Semarang 2016
5 Inkubator Balitbang Provinsi JawaTengah Balitbang Prov. Jawa
Tengah 2016
6 Inkubator Bisnis LPPM Unud Universitas Udayana 2016
7 BTC Poltek Batam Politeknik Negeri Batam 2016
8 Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis ITI Institut Teknologi
Indonesia 2016
9 KKIB Undip Universitas Diponegoro 2016
10 Inbis PSWG LPPM UNY Universitas Negeri
Yogyakarta 2016
11 Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara 2017
12 KKIB Undip Universitas Diponegoro 2017
13 UPKB Unhas Universitas Hasanudin 2017
14 Incubie IPB Institut Pertanian Bogor 2017
15 DIIB UI Universitas Indonesia 2017
16 LPIK ITB Institut Teknologi Bandung 2017
17 PIB Unpad Universitas Padjajaran 2017
18 Inkubator ITS Institut Sepuluh November
Surabaya 2017
19 Inkubator Gama Multi Universitas Gajah Mada 2017
20 Inkubator Binus Universitas Bina Nusantara 2017
21 BIT Serpong BPPT 2017
22 CUBIC CV CUBIC Bandung 2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
95
23 LPPM Unsoed Universitas Jenderal
Soedirman 2017
24 SBS Stikubank Stikubank Semarang 2017
25 GERDHU INKUBATOR PT Gerdhu 2017
26 PENS SKY VENTURE Politeknik Negeri Surabaya 2017
27 Inkubator UTM Universitas Trunojoyo
Madura 2017
28 Inkubator UB Universitas Brawijaya 2017
29 Inkubator Agribisnis Unri Universitas Riau 2017
Catatan :
• Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara dan KKIB Universitas Diponogoro
terpilih di tahun 2016 karena proses seleksi, sedangkan di tahun 2017 melalui
penunjukkan PTNBH.
Profil 16 (enambelas) STP Mature
Berikut daftar 16 (enambelas) STP Mature yang sedang dikembangkan dibawah koordinasi
Kementerian Ristekdikti:
No
Nama
Kawasan
Sains
Jenis
Kawasan
Sains
Fokus Lokasi
Kelompok
(Baru/
Pengemba
ngan)
K/L
Pelaksana
Mitra Utama
dan Mitra
Pendukung
1. Bandung
Techno
Park
Techno
Park
ICT Kawasan
Telkom
Dayeuhkolot
Bandung
Pengemba
ngan
Kementerian
Perindustrian
Pemprov. Jabar,
Univ. Telkom
2. Solo Tekno
Park
Tekno
Park
Manufaktur Kota Solo Pengemba
ngan
Kementerian
Riset,
Teknologi dan
Pendidikan
Tinggi
Pemkot Solo,
ATMI Solo dan
UNS
3. N-STP
BATAN
Pasar
Jum’at
Science
Park
Pangan Pasar Jumat ,
Jakarta Selatan
Pengemba
ngan
BATAN BATAN
4. STP
Sukamandi
Science
and
Techno
Park
Pertanian
padi (hulu-
hilir)
Kecamatan
Ciasem,
Kabupaten
Subang, Jawa
Barat
Pengemba
ngan
Kementerian
Pertanian
Eksternal: Pemkab
dan diperta
Subang,
Karawang,Purwkrt
Litbangda Jabar,
Ristekdikti, Kop
Internal : BPTP
Jabar,Unit Kerja
Balitbangtan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
96
No
Nama
Kawasan
Sains
Jenis
Kawasan
Sains
Fokus Lokasi
Kelompok
(Baru/
Pengemba
ngan)
K/L
Pelaksana
Mitra Utama
dan Mitra
Pendukung
5. Science &
Techno
Park BIT –
Puspiptek
STP Teknologi Kawasan
Puspiptek
Tangsel
Pengemba
ngan
BPPT Pemkot. Tangsel,
ITI PUSPIPTEK
6. Science and
Technology
Park LIPI,
Cibinong
NSTP Pangan,
Energi,
Lingkungan
, Kesehatan
& Obat,
Informasi &
Telekomuni
kasi
Gedung Inovasi-
LIPI, Jl Raya
Jakarta Bogor
KM.47
Baru LIPI Pemkab. Bogor,
Pemprov Jawa
Barat
7. Science and
Technology
Park -
Institut
Teknologi
Bandung
STP TIK, Energi LPIK ITB, Jl.
Ganesha
Bandung, dan
Gedebage
Bandung
Baru Kemenristekdi
ikti (Insitut
Teknologi
Bandung)
Institut Teknologi
Bandung
Pemkot Bandung
Pemprov Jawa
Barat
8. Science and
Technology
Park -
Institut
Pertanian
Bogor
STP Pertanian Komplek IPB
Science Techno
Park Jl. Taman
Kencana No. 3
Bogor 16128
Baru Kemenristekdi
ikti (Insitut
Pertanian
Bogor)
Institut Pertanian
Bogor
Pemkot Bogor.
Pemkab Bogor
Pemprov Jawa
Barat
9. Science and
Technology
Park –
Universitas
Gajah Mada
STP Medical
Devices
Kampus UGM
Jl. Kaliurang,
dan
Purwomartani
DIY.
Baru Kemenristekdi
ikti
(Universitas
Gajah Mada)
Universitas Gajah
Mada, Pemprov
DI Yogyakarta
10. Science and
Technology
Park – ITS
STP Maritim &
Otomotif
Kampus ITS
Sukolilo
Baru Kemenristekdi
ikti (Institut
Tekinologi
Surabaya)
Institut Teknologi
Surabaya,
Pemprov jawa
Timur
11. Science and
Technology
Park –
UNPAD
STP ICT
Kampus
UNPAD
Jatinangor
Baru Kemenristekdi
ikti
(Universitas
Padjajaran)
Universitas
Padjajaran,
Pemprov Jawa
Barat
12. Science and
Technology
Park –
Pusat
Penelitian
Kopi &
Kakao
Science
Park
Kopi &
Kakao
Jalan PB
Sudirman No.90,
Jember Lor,
Patrang,
Kabupaten
Jember, Jawa
Timur
Baru Kemenristekdi
kti & Pusat
Penelitian
Kopi Kakao
Kementerian
Pertanian,
Pemkab jember
Pemprov Jawa
Timur
13. Batam
Techno
Park
Techno
Park
Elektronika
& animasi.
Jl.Tanjung
Bemban Citra
Lautan Teduh
no.18 Batu
Besar
Baru Kemenperin &
Politeknik
BATAM
Kemenperin &
Politeknik
BATAM
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
97
No
Nama
Kawasan
Sains
Jenis
Kawasan
Sains
Fokus Lokasi
Kelompok
(Baru/
Pengemba
ngan)
K/L
Pelaksana
Mitra Utama
dan Mitra
Pendukung
14. Bantaeng
Techno
Park
Techno
Park Teknologi
Pertanian
Nipa-Nipa,
Pa'jukukang,
Kab. Bantaeng,
Sulawesi Selatan
Baru BPPT &
PemKab.
Bantaeng
BPPT, PemKab.
Bantaeng, Unhas
15. MSTP
Jepara
Techno
Park Teknologi
Kelautan
Jalan UNDIP,
Desa Teluk
Awur, Tahunan,
Kab. Jepara,
Jawa Tengah
Baru Kemenristekdi
kti & Pemda
Kab Jepara,
Undip
Kemenristekdikti
& Pemda Kab
Jepara, Undip
16. Cimahi
Techno
Park
Techno
Park Jl. Raya Baros
No.78, Utama,
Cimahi Sel.,
Kota Cimahi,
Jawa Barat
Baru BPPT &
Pemkot
Cimahi
BPPT & Pemkot
Cimahi
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
98
Dari 16 STP yang Mature, ada 8 STP yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti
antara lain :
1. Science Techno Park Universitas Padjadjaran
KST Universitas Padjadjaran (Unpad) terletak di Kampus Unpad Jatinangor, sangat
sesuai untuk pengembangan sains dan teknologi yang memerlukan persyaratan alam terbuka,
aman, dan menyatu dengan kampus utama tempat berfungsinya fakultas, laboratorium dan
pusat-pusat studi di lingkungan Universitas Padjadjaran.
Gambar 13. Lokasi dan Aksesibilitas KST Unpad
Konsep kebijakan pengembangan dan kelembagaan KST Unpad dimuat dalam Gambar
14 dan Gambar 15 Perencanaan dan konsep pengembangan KST Unpad sepenuhnya adalah
merupakan bentuk-bentuk kemitraan strategis antara Unpad dengan pemerintah Provinsi Jawa
Barat, pelaku usaha komersial, dan kelompok-kelompok masyarakat. Khusus dengan Provinsi
Jawa Barat, kemitraan strategis dalam pengembangan sains dan teknologi mempunyai arti
penting dengan mempertimbangkan bahwa Bappeda Provinsi Jawa Barat telah mengukuhkan
Kawasan Jatinangor sebagai “Kawasan Andalan dengan Core Business Pendidikan”. Realisasi
pencanangan kawasan Jatinangor sebagai kawasan pendidikan, Pemprov Jawa Barat juga telah
menginisiasi pembentukan kemitraan penelitian lintas perguruan tinggi dengan mitranya
pelaku usaha komersial dan masyarakat yang dikenal sebagai Taman Budaya, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (TBIT) Jatinangor.
Pembentukan KST Unpad akan menguatkan kemitraan strategis antar pemangku
kepentingan pembangunan di Jawa Barat tersebut. Keberadaan KST Unpad diharapkan akan
menjadi tujuan dan tumpuan kolaborasi penelitian dan pengembangan laboratorium untuk
energi, lingkungan hidup, agro-bisnis, kesehatan dan kedokteran, farmasi dan bidang-bidang
prioritas pembangunan lainnya. Dengan demikian, melalui pengembangan KST Unpad akan
menjadi katalis untuk terciptanya lapangan pekerjaan di Jawa Barat dan wilayah Indonesia
lainnya.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
99
Strategi pengembangan fokus bidang KST Unpad dilakukan dengan membuat suatu
entitas badan usaha milik Unpad yang akan berinteraksi dengan industri dan masyarakat. Badan
usaha milik Unpad ini dibentuk dan dibuat secara professional sebagai entitas bisnis, dengan
demikian diharapakn dapat berperan sebagai entitas perantaara interaksi dengan KST Unpad
dan industri.
Gambar 14. Konsep Pengembangan KST Unpad
Gambar 15. Strategi Pengembangan Kelembagaan KST Unpad
KST Unpad memiliki empat divisi layanan, yaitu divisi layanan KST Unpad (Gambar
16) terdiri dari divisi layanan teknis, divisi layanan pengembangan teknologi, divisi layanan
inkubasi bisnis teknologi dan divisi layanan pendukung. Divisi layanan teknis melayani
pelatihan, peragaan, konsultasi teknis dan informasi; divisi layanan pengembangan teknologi
melayani desain teknologi, purwarupa, managemen kelayakan intelektual dan konsultasi
hukum, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi melayani dukungan teknologi dan managemen
bagi perusahaan pemula berbasis teknologi; dan divisi layanan pendukung melayani fasilitas
produksi skala terbatas, ruang kantor, ruang konferensi/ seminar/ pameran.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
100
Gambar 16. Layanan KST Unpad
Clustering inventor dan tenant KST Unpad dimuat dalam Gambar 17. Inventor
teknologi terdiri dari empat cluster, yaitu agrobisnis, herbal & medical science and technology,
nano teknologi dan sumber daya air. Sedangkan clustering layanan terdiri dari bisnis center;
inovasi kebijakan; governance; dan transformasi budaya; ICT dan media cente; layanan jasa;
sentra usaha kecil dan menengah; serta inkubasi teknologi Unpad.
Gambar 17. Clustering Inventor dan Tenant KST Unpad
KST Unpad telah menyusun roadmap pengembangan sampai tahun 2025 (Gambar
18). Sesuai dengan roadmap KST 2017, telah dibangun gedung pengelola dan inkubator bisnis
KST Unpad oleh Kemenristekdikti. Gedung tersebut merupakan gedung utama KST Unpad.
Gedung lainnya akan dibangun secara bertahap.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
101
Gambar 18. Roadmap KST Universitas Padjadjaran
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
102
1.1 Jejaring KST
Dalam tahun 2017 kegiatan jejaring kerjasama KST yang telah dilakukan antara lain
business expo, business matching, dan business talk.
1.2 Pengembangan SDM
Pengembangan SDM yang dilakukan KST Unpad selama 2017 antara lain dengan
mengikutsertakan tim pengelola KST dalam pelatihan-pelatihan, workshop dan seminar
internasional baik yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti maupun yang diselenggarakan
oleh kementerian lainnya serta menyelenggarakan workshop pengembangan program untuk para
tenant inventor, UMKM Kabupaten Sumedang dan UMKM Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan-kegiatan yang telah diikuti tim antara lain:
1. Workshop Hakteknas, Makassar (5 Agustus 2017) (Sintaningrum, Hamzah Ritchi)
2. Workshop on Powerful Research Commercialization (September 2017, Ritchi)
3. Marine Technopark (I Made Joni, Camellia Panatarani)
4. Seminar Internasional Pengembangan Science Technopark (Ritchi, Sinta, WR3)
5. Forum STP 2017 (6 Desember 2017, Sintaningrum)
6. International Conference and Exhibition on Powder Technology (Edy, IMJ, CP)
7. Sosialisasi PPBT (7 Desember 2017, Nani)
1.3 Implementasi Teknologi/ Inovasi (Inkubasi Bisnis Teknologi)
Teknologi/inovasi yang telah diimplemantasikan oleh KST Unpad antara lain:
1. Pupuk Bion Up: Lisensi sudah diberikan ke perusahaan dan sudah diproduksi massal
2. Rantai Pasok Pasar Terstuktur: sudah diimplementasikan oleh kelompok tani Katata yang
bermitra dengan Hero Swalayan
3. E- strategic mapping: Sudah diimplementasikan di Prov Jabar, e-performance (tunjangan
kinerja pegawai) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kota Cimahi
4. Buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing: sudah digunakan di 5 negara. yaitu Thailand,
Polandia, China, Perancis, dan Jerman
5. Ubi Jalar Awachy sudah diimplementasikan oleh PT Indowooyang (eksportir produk
olahan ubi jalar) dan Uji lapangan untuk komersialisasi bibit ubi jalar dengan PT
Indowooyang
6. Ubi Cilembu: telah dilakukan uji lapangan untuk komersialisasi
1.4 Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pengembangan sarana dan prasarana yang telah dilakukan pada tahun 2017 antara lain
pembangunan gedung pengelola dan inkubator bisnis serta pengadaan meubelair. Gedung
pengelola dibangun pada lahan tapak seperti dimuat dalam Gambar 19.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
103
Gambar 19. Lokasi Tapak Lahan Gedung Pengelola dan Inkubator Bisnis KST Unpad
Lokasi tapak tersebut telah dicanangkan oleh Unpad melalui Surat Keputusan Rektor
Universitas Padjadjaran Nomor 1998/UN6.RKT/KEP/HK/2016: Rencana tapak lahan Kawasan
Sains dan Teknologi Unpad Tahap 1 adalah pada lingkaran biru dengan luas lahan 1,7 Ha. Terletak
pada koordinat (UTM) X.806100-X.806250 dan Y.9234150-Y.9234300.
Deskripsi lingkungan: Lokasi KST berada di sebelah utara Rektorat Kampus Jatinangor, tepat pada
sisi selatan dari jalur kampus kebun kemiri-Ds. Sayang.
Pada sisi sebelah utaran adalah kebun kemiri yang juga direncanakan akan dipergunakan
untuk rencana pembangunan Pusat Akuatik Unpad-PAU, sisi sebelah selatan adalah lapangan
parkir utara gedung Rektrat, Gudang dan Asrama Unpad serta Reservoir PDAM Kab. Sumedang.
Sisi sebelah timur adalah kebun dan sawah dan sisi sebelah barat adalah kebun kemiri dan jalan
Winayamukti.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
104
1.5 Perbandingan dengan STP di Luar Negeri
Tabel 17. Perbandingan KST Unpad dengan STP di Luar Negeri
Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE
Nama Kawasan Sains dan Teknologi
(KST) Universitas Padjadjaran
Technologi Park Malaysia (TPM)
Daedeok Science Town Singapore Science Park
Visi Visi KST Unpad adalah
menjadi Kawasan Sains dan
Teknologi yang Unggul,
Berkelanjutan, dan
Bereputasi Internasional
Tahun 2025.
Untuk menjadi sebuah Taman Teknologi yang memacu inovasi
nasional dan ekonomi berlandaskan pengetahuan bagi menunjang
pendapatan dan keharmonisan masyarakat.
Daedeok Science Town
diciptakan sebagai mesin
untuk meningkatkan daya
saing teknologi tinggi
nasional dan kemakmuran
ekonomi melalui aglomerasi
lembaga penelitian dan
universitas di Science Town
yang direncanakan.
Menjadi pelopor dalam
pembangunan perkotaan
berkelanjutan yang
mengkatalisis transformasi
ekonomi dan memperkaya
kehidupan.
Misi 1. Membangun kapasitas
masyarakat melalui
inovasi iptek.
2. Mengembangkan
kemitraan strategis
global.
3. Menumbuhkembangkan
perusahaan berbasis
inovasi iptek.
4. Meningkatkan daya
saing dan nilai tambah
inovasi iptek.
1. Untuk memudahkan dan memupuk perusahaan berlandaskan
pengetahuan dengan menawarkan layanan konsultan,
fasilitas, peralatan dan layanan pendukung.
2. Untuk memudahkan usaha R&D, aktivitas inovasi dan
pengkomersialan dengan menawarkan infrastruktur yang
maju, peralatan dan fasilitas yang lengkap.
3. Untuk menggalakkan komunitas intelektual, kreatif dan
inovatif bagi membangunkan ekonomi berorientasikan
teknologi dengan mencipta persekitaran Taman Teknologi
yang kondusif.
4. Untuk memudahkan hubungan pintar diantara kerajaan dan
sektor swasta dalam pembangunan teknologi dan
pengkomersialan keputusan kajian.
5. Untuk menyediakan platform bagi menubuhkan rangkaian
strategik bisnis dan teknologi di antara institusi kajian,
akademisi, kounitas keuangan, dan industri nasional dan
internasional.
1. Mewujudkanpembangun
an nasional dan daerah
untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi
berbasis teknologi dan
inovasi dalam empat
puluh tahun terakhir.
2. Mewujudkan kebijakan
inovasi daerah Korea
telah mentargetkan
cluster yang inovatif
sebagai salah satu
instrumen penting untuk
mencapai pembangunan
berkelanjutan melalui
kerjasama jaringan antara
lembaga penelitian,
industri dan pemerintah.
1. Melakukan proyek
urbanisasi skala besar
yang memanfaatkan
pengalaman global
Singapura dan
menciptakan lingkungan
bisnis yang menginspirasi
orang untuk berprestasi.
2. Sebagai wadah yang
mengkatalisis transformasi
ekonomi, adalah lokasi
dimana Ascendas-
Singbridge bekerja sama
dengan mitra strategis
untuk membangun sebuah
komunitas kelas dan
komunitas kewirausahaan.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
105
Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE
Kemitraan "Academia +
Industry"
Layanan/
Keunggulan
Clustering inventor (produk
unggulan dan tenant KST
Unpad cluster teknologi
terdiri dari empat cluster,
yaitu
a. agrobisnis,
b. herbal & medical
science and
technology
c. nano teknologi
d. sumber daya energi
dan air
Sedangkan clustering
layanan terdiri dari
a. bisnis center
b. inovasi kebijakan
governance
c. transformasi
budaya ICT dan
media center
d. layanan jasa
e. sentra usaha kecil
dan menengah
f. inkubasi teknologi
Unpad.
1. Penyewaan premis-premis inkubator yang sesuai untuk ahli
sains, peneliti-peneliti, usahawan tekonologi serta sewaaan
kawasan untuk perusahaan-perusahaan berlandaskan
teknologi.
2. Menyelenggarakan Program inkubasi teknologi dan bisnis
yang menawarkan layanan pendampingan dan pelatihan,
layanan bantuan pemasaran & keuangan, forum dan bengkel
bisnis dan teknologi, pemadanan bisnes kepada penyelidik,
ahli-ahli sains, dan pengusaha berbasis teknologi.
3. Memberikan bantuan dan dukungan dalam pengkomersialan
teknologi termasuk khidmat nasihat dan rundingan dalam
fasilitasi pemindahan teknologi, pengurusan projek,
bimbingan pengurusan strategi, analisis pasaran serta
program pembangunan profesional
4. Pembangunan produk, penyelidikan kontrak, perkhidmatan
makmal, perkilangan secara kontrak dan pengkomersialan
produk biofarmaseutikal dan neutraseutikal melalui TPM
Biotech Sdn Bhd
5. Desain dan penyelesaian kejuruteraan, mesin CNC,
pemprototaipan dan servis perkilangan kontrak untuk PKS
melalui TPM Engineering Sdn Bhd
6. Pembekalan servis jalur lebar, pusat data, pengurusan dan
rundingan projek untuk usahawan ICT melalui TPM IT Sdn
Bhd
7. Memberikan pendidikan dan program-program latihan
khusus melalui TPM College Sdn Bhd untuk melengkapkan
keperluan nasional bagi pembagunan bangsa dan negara
Malaysia.
NA
NA
Program
Unggulan
1. Mitra utama dengan
pemerintahan di Jawa
Barat dengan program
ASUP Jabar
2. Lokasi strategis
PUSAT INKUBASI INOVASI
Pusat Inkubasi Inovasi mempunyai visi untuk mencetus
perkembangan usahawan teknologi di dalam industri tenaga
janasemula, ICT, bioteknologi dan kejuruteraan dari idea kepada
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
106
Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE
3. Memiliki inventor yang
cukup banyak dan
Unggul
4. PTNBH memungkinkan
leluasanya dalam
penggunaan anggaran
5. Sudah memiliki mitra
industri baik di dalam
maupun di luar negeri
6. Kelebihan: seluruh
produk yang dihasilkan
ramah lingkungan dan
sustainable (berbasis
teknologi hijau)
pengkomersialan melalui program campur tangan dalam
bahagian-bahagian kritikal.
Untuk inkubasi dan memupuk perusahaan berorientasikan
pengetahuan dalam memberikan kepakaran dan bimbingan
teknikal dan bisnes.
Untuk memberi servis sokongan seperti latihan komprehensif,
menjadi mentor dan perunding untuk memajukan keusahawanan
teknologi.
Untuk membantu menjana pembiayaan usahawan teknologi.
Untuk membantu proses R&D,aktiviti inovasi dan
pengkomersialan dengan memberikan infrastruktur, fasiliti, dan
peralatan yang canggih.
NA
NA
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
108
Kelebihan/ keunggulan/keberhasilan KST Unpad antara lain:
1. Mitra utama dengan pemerintahan di Jawa Barat dengan program ASUP Jabar
2. Lokasi strategis dalam zona ekonomi kreatif (regional Bandung, Sumedang, Jawa Barat)
3. Memiliki inventor yang cukup banyak dan Unggul
4. PTNBH memungkinkan leluasanya dalam penggunaan anggaran
5. Sudah memiliki mitra industri baik di dalam maupun di luar negeri
6. Kelebihan: seluruh produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan sustainable (berbasis
teknologi hijau)
2. UGM Science Techno Park (STP)
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengisyaratkan pentingnya sinergi antara
industri, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi melalui link and match yang berbasis pada
sertifikasi keahlian untuk pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, disebutkan bahwa daya saing
bangsa diperkuat dengan peningkatan pengembangan kemampuan SDM dan Iptek yang dilakukan
melalui penyediaan SDM yang memiliki kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan industri di masing-masing pusat-pusat pertumbuhan di daerah.
Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai socio-entrepreneurial university berkomitmen
mengembangkan inovasi berbasis riset untuk mendukung industri nasional dalam kerangka
kemandirian dan keadaulatan bangsa. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pembentukan unit baru
dengan nama Direktorat Pengembangan dan Inkubasi (Dit. PUI) berdasarkan SK Rektor UGM No
858/P/SK/HT/2012. Pengembangan usaha berbasis riset yang dilakukan ditujukan untuk peningkatan
inovasi produk yang aplikatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus dapat mengembangkan potensi dan sumber daya
yang ada di masyarakat serta mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Menyikapi kedua hal tersebut, Universitas Gadjah Mada akan mengembangkan UGM Science
Techno Park (STP) di berbagai bidang sesuai kompetensi kompetitif yang dimiliki UGM,
bekerjasama dengan pemerintah dan industri, dimana kampus induk UGM Bulaksumur sebagai pusat
gravitasi penciptaan inovasi dengan satelit-satelit Teaching Industry yang tersebar di wilayah sekitar,
sesuai kelima bidang priotitas yang telah ditetapkan. UGM selalu berkomitmen
mengimplementasikan socio-entrepreneural university melalui pembangunan UGM STP yang di
dalamnya terdapat proses inkubasi start-up berbasis teknologi, riset komersial berkelanjutan, spin
off, dan factory oriented.
UGM memiliki Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi yang dimaksudkan untuk
membantu mengatasi problematika yang ada di masyarakat. Dua subdirektorat yang berada di bawah
Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi mendesain dan melaksanakan berbagai aktivitas yang
pada akhirnya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat dengan
memanfaatkan sumber daya dari berbagai unit terkait. Produk yang tercipta atas kerja sama tersebut
nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk kemajuan di laboratorium, departemen, fakultas, dan mitra
UGM lainnya, termasuk masyarakat luas (publik).
Selanjutnaya, UGM menjadikan inovasi bidang kesehatan sebagai langkah pertama
pengembangan UGM STP yang didasari atas keyakinan bahwa Pengembangan Industri Farmasi dan
Alat Kesehatan secara mandiri di Indonesia dapat menjadi “lokomotif” inovasi dan teknologi terapan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
109
untuk peningkatan kualitas kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Fakta empirik mengindikasikan
bahwa 97,2% produk alat-alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia dipenuhi dengan cara impor.
Rencana pengembangan produk inovatif berbasis riset unggulan, khususnya produk kesehatan (alat
kesehatan, farmasi, makanan sehat) di UGM diharapkan menjadi model inovasi yang mengadopsi
pendekatan triple-helix, yaitu kolaborasi antara akademia dan industri alam menggulirkan hasil
inovasi ke masyarakat dengan dukungan dari pemerintah (pusat dan daerah).
2.1 Aktivitas/Program yang dilakukan Tahun 2017:
Tahun 2016 melalui hibah penguatan inovasi perguruan tinggi bidang kesehatan dari
Kemenristekdikti menjadi langkah awal pengembangan UGM STP Bidang Kesehatan. Penyiapan
produk produk inovasi unggulan bidang kesehatan yang siap hilir dan dilakukan uji keberterimaan
pasar melalui unit usaha pemula (start up) telah dilakukan melalui unit di UGM yang diberi nama
Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi, dibawah Wakil Rektor Kerjasama dan Alumni.
Dalam rangka membangun kelembagaan dan tata pamong UGM STP, Kemenristekdikti juga telah
mendukung dengan hibah kelembagaan STP Nasional pada Tahun 2016.
2.2 Pengembangan SDM
Penguatan sumber daya manusia dilakukan dengan menambah sumber daya manusia sesuai
dengan kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan. Adapun upaya pengembangan SDM yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
- Penataan struktur organisasi yang efektif dan efisiensi
- Pelatihan SDM
2.3 Pengembangan Sarana dan Prasarana Fisik Bangunan
2.3.1 Pembangunan Tahap 1
UGM STP Bidang Kesehatan ini direncanakan akan dibangun di Padukuhan Babadan,
Purwomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. Rencana pengembangan fisik tahap I tahun 2017
berada di atas lahan seluas 4.910 m2 dengan luas bangunan 946 m2.
2.3.2 Usulan Pengembangan Tahap II
Pembangunan tahap II akan diusulkan terlaksana pada tahun 2018.
3. Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan:
UGM STP dalam lingkup awal ini direncanakan akan memfasilitasi 4 produk unggulan hasil
riset UGM, yaitu : INA Shunt, NPC Strip, CeraSpon dan INA Stent.
Kampus induk UGM beserta fasilitas laboratorium dan infrastruktur pendukung yang ada
sekarang ini dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai pusat inovasi utama dalam kerangka Science
Park, sedangkan implementasi spasial untuk teknologi dan inovasi yang akan digulirkan di area
terpisah di luar kampus induk dalam kerangka Techno Park. Kedua kerangka pengembangan
tersebut, science park dan techno park, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain karena pada
prinsipnya saling melengkapi. Techno Park berfungsi sebagai pusat penerapan teknologi yang telah
dikaji untuk diterapkan dalam skala ekonomi; tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi
teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas; sedangkan Science Park berfungsi sebagai
penyedia pengetahuan terkini oleh akademisi dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
110
kegiatan ekonomi; penyedia solusi-solusi teknologi yang belum terselesaikan di Techno Park; serta
pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
UGM Science Techno Park (UGM STP) adalah satu wujud totalitas UGM dalam
menjalankan misi Tridarma yang dilandasi spirit socio-entrepreneurial yang diharapkan mampu
mengkombinasi ragam pendekatan, kreasi, inovasi, dan praktek terbaik di dunia. Pengembangan
UGM STP yang dilakukan berpijak pada sinergi antara pendidikan tinggi, pelaku industri dan
pemerintah yang hasilnya diperuntukkan bagi kemanusiaan, kemakmuran, dan pembangunan yang
berkelanjutan.
3. ITB Innovation Park
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai perguruan tinggi terdepan dalam inovasi teknologi,
memiliki potensi untuk turut andil meningkatkan posisi inovasi Indonesia. Setiap tahunnya, ITB
menghasilkan berbagai inovasi melalui kegiatan penelitian, misalnya di bidang bioteknologi,
kesehatan dan olahraga, energi dan manufaktur, serta industri kreatif. ITB juga telah menghasilkan
paten untuk produk-produk yang dapat dikomersialisasi, termasuk beberapa yang masih dalam tahap
didaftarkan dan proses pemohonan. Pada saat ini, kerjasama dengan pihak industri juga sudah
dilakukan secara parsial, misalnya dengan Indosat, Microsoft, PT Chevron, Korean International
Cooperation Agency, dsb. Namun demikian disisi lain, kebutuhan innovation centre dan inkubasi
sebagai wahana kolaborasi dengan pihak lain yang terintegrasi masih dibutuhkan.
Terkait dengan hal tersebut, dalam beberapa tahun terakhir melalui Lembaga Pengembangan
Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB telah dirintis inisisiasi pembangunan “Technology and
Science Park” yang akan diberi nama “ITB Innovation- Park”. LPIK ITB merupakan lembaga yang
didirikan untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian atau inovasi para peneliti, dosen dan
mahasiswa ITB. Untuk mendorong inovasi, LPIK ITB berupaya melakukan berbagai program
kegiatan yang terkait dengan inovasi diantaranya program pengembangan
kewirausahaan, kesadaran pada hak kekayaan intelektual, dan membangun ekosistem inovasi yang
diwujudkan secara kelembagaan dalam bentuk divisi-divisi dalam organisasi LPIK.
Pada masa yang akan datang rencana pembangunan ITB Innovation Park diharapkan dapat
memainkan fungsi untuk memberikan layanan akselerasi aktivitas R&D, Pencapaian komersialisasi
hasil riset dan inkubasi perusahaan rintisan (Start Up Enterprises) berbasis teknologi. ITB Innovation
Park diharapkan memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa sehingga ekonomi berbasis teknologi
tidak sekedar menjadi impian tetapi menjadi sebuah kenyataan. ITB Innovation Park akan menjadi
titik temu bagi applied research, yang merupakan muara dari basic research dan industry research,
dengan proyek komersialisasi. Proyek komersialisasi yang dimaksud di sini adalah hasil riset yang
berada dalam proses incubation, market test, dan proses transisi menuju mass production. ITB
Innovation Park nantinya akan menjadi pusat inkubasi dari inovasi-inovasi yang akan diluncurkan
ke pasaran, maupun menjadi tempat test products bagi industri-industri yang terlibat.
Pembentukan ITB Innovatioan-Park bertujuan agar :
1. Menghasilkan produk-produk inovasi berbasis pengetahuan.
2. Menghasilkan produk-produk inovasi berkelanjutan.
3. Melahirkan perusahaan-perusahaan rintisan/start up enterprises
berbasis teknologi
4. Komersialisasi hasil-hasil penelitian
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
111
Pembentukan ITB Innovation-Park memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Mendorong sinergi antara perguruan tinggi dengan industri
2. Transfer teknologi lembaga penelitian dan lembaga pendidikan kepada masyarakat.
3. Menumbuhkan sektor ekonomi berbasis pengetahuan melalui proses inovasi berkelanjutan.
4. Menciptkan peluang-peluang bisnis baru dan penciptaan nilai tambah untuk perusahaan-
perusahaan yang sedang tumbuh.
5. Membangkitkan peluang kerja berbasis pengetahuan.
6. Kawasan yang kondusif untuk melhirkan pekerja-pekerja berpengetahuan.
7. Mendorong entrepreneurship bagi perusahaan-perusahan inovasi baru.
Realisasi pembangunan ITB Innovation-Park membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
yang mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan bisnis, lembaga keuangan dan sivitas
akademik. Seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama mewujudkan ITB Innovation Park
sehingga proses, keberadaaan, dan keberhasilan ITB Innovation Park menjadi tanggung jawab dan
manfaat oleh seluruh pemangku kepentingan.
1. Aktivitas/Program yang dilakukan Tahun 2017:
1.1 Pengembangan Sumber Daya
Sumber Daya manusia untuk mengelola ITB Innovation Park akan dilakukan melalui
pentahapan. Pada tahap awal sumber daya LPIK ITB dan dengan didukung oleh sejumlah unit terkait
merupakan tulang punggung utama bakal pengelolan ITB Innovation Park. Saat ini LPIK ITB
memiliki 32 sumber daya manusia yang sudah memiliki pengalaman dalam pengelolaan
kelembagaan. LPIK ITB pada dasarnya merupakan bentuk dari STP, sehingga kesiapan ITB untuk
mengelola ITB Innovation Park sudah sangat memadai.
Namun demikian dalam jangka panjang ITB akan meningkatkan kapasitas manajemen ITB
Innovation Park, melalui rekrutmen tenaga profesional yang memahami sistem kerja dunia bisnis.
Adapun sumber daya manusia yang dimiliki LPIK ITB memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam
mengelola ITB Innovation Park di masa depan. Tim LPIK telah mengikuti sejumlah pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan STP.
LPIK ITB telah mengirimkan sumber daya manusianya untuk meningkatkan kapabilitas dan
kapasitas dengan menghadiri sejumlah pelatihan baik nasional dan internasional. Tujuan utama dari
kesertaan LPIK ITB adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan upaya-upaya untuk
melakukan perbandingan dengan lembaga-lembaga sejenis di Indonesia dan di dunia.
- Pelatihan pengembangan jejaring bagi pengelola STP
- Pelatihan Marketing & Communication for Innovation Park
- Pelatihan Start-up Valuation dan Venture Capital Camp
- Pelatihan Business Development & Business Process for Innovation Park
- Pelatihan Pengembangan UKM
- Pelatihan Technology Transfer And Business Incubation
- Pelatihan Pengelolaan Inkubator Bisnis Teknologi
- Pelatihan Technology Transfer Office , Euro Business Network
- Pelatihan IP Management and Utilization
- Pelatihan Technology Licensing
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
112
2. Persiapan Pembangunan Gedung ITB Innovation Park
ITB dalam hal pengembangan Innovation Park akan mengembangkan pada 2 lokasi, yaitu Ganesha
dan Gedebage.
2.1 ITB Innovation Park Gedebage
Lokasi ITB Innovation Park Gedebage berada di Kawasan Bandung Teknopolis Gedebage. ITB
Innovation Park ini akan menjadi bagian dari Kawasan Bandung Teknopolis. Pengembangan ITB
Innovation Park Gedebage akan bertema industri smart and creative, direncanakan terdiri dari 4
tower (pada lahan 1 hektar) dengan jumlah lantai adalah 12 lantai. Saat ini ITB Innovation Park
Gedebage telah memasuki tahap Detailed Engineering Design (DED) yang pendanaannya berasal
dari APBN melalui Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
2.2 ITB Innovation Park Ganesha
Pengembangan ITB Innovation Park Ganesha akan berada pada di bagian belakang area gedung
Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK ITB) dengan rencana luas bangunan
2500 m2 (berjumlah 4 lantai). Saat ini pengembangan ITB Innovation Park Ganesha memasuki
finalisasi Detailed Engineering Design, dan akan mulai di bangun pada awal tahun 2018. Dimana
pembangunan gedung ITB Innovation Park Ganesha ini akan menggunakan anggaran dari swasta,
pembangunan diharapkan selesai dalam 10 bulan dan akan beroperasi di awal tahun 2019.
Keberadaan ITB Innovation Park Ganesha ini berfungsi sebagai Hub dimana letaknya berdekatan
dengan kampus ITB, pusat pemerintahan, dan beberapa industri. Adapun ITB Innovation Park
Ganesha akan berfungsi sebagai berikut :
- Memberikan fasilitas pendukung
- Menyiapkan human capital melalui pendidikan dan pelatihan
- Membantu mencari pasar
3. Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan:
ITB telah memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil-
hasil penelitian. Berikut ini adalah beberapa kasus yang telah dilaksanakan dalam rangkan
implementasi dan tranfer teknologi pada industri yaitu:
3.1 Adsorben Desulfurisasi Gas Dan Proses Pembuatannya
Invensi ini adalah suatu produk katalis berupa zat padat yang digunakan untuk menyingkirkan H2S
dari gas atau disebut adsorben desulfurisasi gas yang berkomponen aktif besi (III) oksida hidrat
dan proses pembuatannya. Proses pembuatan adsorben sesuai invensi ini adalah dengan
mereaksikan larutan soda abu (Na2CO3) dan larutan besi sulfat (FeSO4). Endapan yang terbentuk
pada reaksi tersebut besi karbonat (FeCO3) kemudian dipisahkan, lalu dicuci, dan dioksidasi
menjadi besi (III) oksida hidrat (Fe2O3.H2O). Selanjutnya besi (III) oksidahidrat yang diperoleh
dicetak dalam bentuk pelet. Adsorben sesuai invensi ini berunjuk kerja penyingkiran H2S lebih
unggul bila dibandingkan dengan adsorben-adsorben lainnya dan memiliki karakteristik mekanik
(kekuatan tindih atau ketahanan remuk) yang lebih baik, sehingga tidak pecah atau hancur pada
saat pemuatan maupun pembongkaran.
3.1.1 Bidang Aplikasi :
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
113
Industri yang menggunakan bahan baku gas alam seperti pupuk, industri gas untuk bahan bakar
dan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas. Untuk menyaring kandungan sulfur
gas alam agar gas tidak bersifat korosif.
3.1.2 Status Kepemilikan :
Kepemilikan bersama ITB dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PT PIM)
3.1.3 Tahap Pengembangan :
Sudah diproduksi oleh PT. PIM dan digunakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Medco.
3.2 Proses Pembuatan Katalis Pengolahan Hidro Yang Selektif Pada Penjenuhan Olefin dan
Penyingkiran Senyawa Nitrogen Dalam Umpan Hidrokarbon Dan Produk Yang Dihasilkan
Dari Proses Tersebut.
Invensi ini berkaitan dengan katalis dan proses pembuatan katalispengolahan hidro (hydrotreating)
fraksi nafta. Katalis yang dihasilkan memiliki aktivitas yang tinggi dalam menyingkirkan senyawa
sulfur, dan terutama menyingkirkan senyawa nitrogen serta menjenuhkan olefin. Kinerja katalis
diuji dalam proses hydrotreating nafta menggunakan reaktor berskala pilot (dengan 80-100 gram
katalis), dan reaktor komersial di kilang RU III Pertamina Dumai dengan 3,6 ton katalis. Hasil
pengujian menunjukkan, katalis yang dihasilkan dari invensi ini terbukti memiliki kinerja yang
lebih baik daripada katalis komersial yang selama ini harus diimport dari luar negeri, terutama
dalam menyingkirkan sulfur dan menjenuhkan olefin. Struktur pori bimodal merupakan salah satu
penyebab keunggulan kinerja hasil invensi ini. Katalis hasil invensi juga lebih stabil, karena
memiliki sifat mekanik yang baik dan tidak (sedikit sekali) mempromosikan pembentukan arang
(coke). Selain itu bentuk dan ukuran katalis sesuaiinvensi ini dapat memberikan hilang tekan
(pressure drop) yang lebih rendah dibandingkan katalis import. Dengan sifat-sifat unggul ini,
katalis hasil invensi dapat bekerja dalam waktu yang lebih panjang.
3.2.1 Status Kepemilikan Paten :
Kepemilikan Bersama ITB dan PT Pertamina
3.2.2 Bidang Aplikasi :
Industri pengolahan minyak mentah yaitu pada tahapan produksi
fraksi nafta.
3.2.3 Tahapan Pengembangan :
1. Formulasi 2004-2007
2. Pengujian menggunakan reaktor berskala pilot (dengan 100 gram katalis) pada 2006-
2007
3. Perancangan pabrik produksi katalis berskala mini (50-100kg/hari) 2007-2008
4. Pembangunan pabrik mini pada 2008-2009
5. Pada 2011 katalis hasil invensi ini digunakan untuk hydrotreating nafta di RU III
Pertamina-Dumai, dan pada 2014 akan diproduksi sekitar 30 ton untuk digunakan di
RU III Dumai dan RU VI Balongan, Pertamina.
3.3 Komposisi Ekstrak Etanol Jahe (Zingiber officinale) dan Ekstrak Etanol
Mengkudu(Morinda citrifolia) Sebagai Antituberkulosis
Tuberkulosis (TB) paru merupakan masalah dunia, WHO memperkirakan sepertiga penduduk
duniaterinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Indonesia merupakan negara yang
penduduknyaterinfeksi tuberkulosis dengan urutan kelima setelah Cina India, Afrika Selatan dan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
114
Nigeria. Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat standar antituberkulosis seperti iso
nicotinic hidrazid (INH) atau disebut isoniazid, etambutol, rifampisin, pirazinamid dan
streptomisin berkembang pesat dan dikenal Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap
beberapa obat standar (multi drug resistance), hal ini dapat menggagalkan pengobatan TB yang
mengancam kehidupan. Untuk menanggulangi tidak efektifnya obat standar diperlukan obat
alternatif dari tumbuhan sebagai obat tambahan (ajuvan) atau sebagai pengganti obat kimia.
Invensi ini berupa obat yang berupa komposisi ekstrak etanol jahe (Zingiber officinale) dan
ekstrak etanol mengkudu (Morinda citrifolia) untuk antituberkulosis, yang tidak toksik dan
mempunyai efek mematikan terhadap Mycobacterium tuberculosis galur resisten terhadap obat-
obat antituberkulosis standar seperti tersebut di atas dan galur peka.
3.3.1 Bidang Aplikasi :
Industri farmasi yang memproduksi obat-obatan.
3.3.2 Status Kepemilikan Paten :
Kepemilikan ITB
3.3.3 Tahap Pengembangan :
Sudah diproduksi oleh PT. Soho untuk kategori Jamu sambil melengkapi uji klinis pada
manusia. Saat ini sudah melewati tahap uji klinis dan siap diproduksi untuk kategori obat
fitofarmaka atau sekurang-kurangnya sebagai herbal terstandar.
4. Inkubator Bisnis
Inkubator Bisnis yang dikembangkan di perguruan tinggi merupakan wahana bagi
komersialisasi riset dan penciptaan lapangan kerja baru, yang diharapkan terciptanya suatu
proses usaha yang mepunyai nilai tambah, mampu menciptakan lapangan kerja dan jalinan
kerjasama yang erat antara Universitas – Industri – Masyarakat – Pemerintah. Aktivitas ini akan
mampu mengubah penemuan-penemuan itu menjadi inovasi, sehingga terjadi proses penciptaan
nilai (value creation). Melalui proses tersebut, memiliki dampak positif yang akan muncul yaitu
komersialisasi teknologi yang mampu mendorong penciptaan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat (social wealth creation and social wealth improvement). Untuk menunjang
inkubator bisnis , LPIK ITB mengembangkan konsep Co-working Space yaitu suatu tempat
bersama untuk memberikan ruang yang lebih luas agar masyarakat ITB dapat berinteraksi
secara bersama-sama dalam melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif.
Definisi Co-working Space adalah tempat untuk melakukan kolaborasi dengan
pemanfaatan fasilitas secara bersama-sama sebagai sebuah ruang kantor dan fasilitas-fasilitas
perkantoran untuk menunjang operasionalisasi sebuah bisnis. Coworking Space ITB
diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku usaha baru untuk melakukan kolaborasi, berbagi
ide, membangun komunitas inovator, dan membangun jaringan untuk pencapaian keberhasilan
bersama. Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh para pelaku usaha baru diantaranya adalah :
1. Mengurangi beban biaya pada awal pendirian usaha.
2. Mendorong keberhasilan usaha mula.
3. Mempertemukan usaha mula dengan calon konsumen
4. Mempertemukan usaha mula dengan calon investor
5. Wadah berbagi informasi peluang-peluang kerjasama bisnis
6. Membangun motivasi bisnis secara bersama
7. Dan lain-lain
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
115
Karena itu Co-working Space didesain dengan mempertimbangkan aspek- aspek
sosial dan psikologis untuk memudahkan inovator berkerja bersama- sama ( Co Creation).
Pada fase awal pengembangan STP, Co-working space merupakan bagian penting sebagai
bagian pengembangan STP. Pengembangan STP akan membutuhkan waktu yang panjang dan
dana yang besar.Program kewirausahaan dan inkubasi bisnis telah menghasilkan perusahaan
rintisan yang berbasis pada teknologi. Berikut ini adalah sebagaian perusahaan rintisan
yang bernaung di bawah LPIK ITB.
4. Solo Techno Park
Dalam rangka memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan serta interaksi unsur kelembagaan iptek serta
pusat peragaan iptek yang dapat menumbuhkan kecintaan dan budaya iptek, maka pada tahun 2007
Pemerintah Kota Surakarta mulai membangun Kawasan Solo Technopark.
Solo Technopark dibangun sebagai pusat pendidikan dan teknologi, pusat riset, pusat pelatihan dan
pusat inkubasi produk baru, serta pusat industri dan perdagangan. Solo Technopark merupakan
kawasan terpadu menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, riset dan pelatihan,
kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah di kawasan Pedaringan, Jebres, Solo, Jawa
Tengah.
Solo Technopark memberikan layanan pendidikan di bidang aplikasi praktis industri seperti program
pelatihan mekanik manufaktur, pengelasan, mekanik garmen, otomotif, Informasi Teknologi
(IT/elektronik), dan teknik mesin. Layanan lain dari Solo Technopark adalah meningkatkan
kewirausahaan dan inovasi dengan menggunakan inkubator canggih dan penyebaran layanan
konseling yang ekstensif, baik dalam konteks teknis dan operasional untuk ekonomi lokal. Inkubator
bisnis dan teknologi dirancang bagi lulusan akademi dan wirausaha muda untuk mengembangkan
inovasi dan mengkomersialkannya. Dari beberapa layanan tersebut, pelatihan pengelasan di bawah
air dan mekanik manufaktur merupakan produk unggulan dari Solo Technopark. Perda No. 6/2007
menetapkan Kawasan Solo Technopark seluas 7,15 Ha (Hektar), kemudian pada 2013 diusulkan bertambah
menjadi sekitar 8 sampai dengan 9 Ha.
4.1 Pengembangan Kelembagaan (Software)
Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta No.420/03/1/2009, No 13 Tahun 2009 dan No. 530/66-
B/1/2011, bentuk pengelolaam Solo Technopark adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Personil pengelola berjumlah 4 orang, dengan satu orang berpendidikan Master (S2) dan 3 lainnya
berpendidikan Sarjana (S1).
Kegiatan pengembangan kelembagaan pengelola techno park, dapat dikelompokkan kedalam tiga
kelompok besar, yaitu (1) penyusunan regulasi, (2) penyiapan dokumen perencanaan dan SOP, (3)
menyelenggarakan rapat koordinasi, dan (4) peningkatan kapasitas pengelola.
Penyusunan dokumen perencanaan telah dilakukan pada tahun tahun 2015 dan 2016. Dokumen-
dokumen perencanaan tersebut disajikan dalam Tabel 18
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
116
Tabel 18. Penyusunan Dokumen Perencanaan Solo Techno Park
No. Dokumen Tahun
Berlaku
Tahun
Disusun
Penyusun
1. Masterplan KST 2019 2015 Bapppeda
2. Business Plan/Roadmap 2017 2015 Solo technopark
3. Action Plan/ RBA 2017 2016 Solo technopark
4. DED gedung Inkubator 2017 2016 cv. Reka Puri Desain
5. DED Prasarana Lingkungan 2017 2015 cv.Astha Bawana
Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang harus disiapkan oleh pengelola techno
park untuk dijadikan panduan pengelolaan. SOP juga diharapkan mampu memberikan kepastian
waktu dan proses bagi customer/relasi techno park. Berdasarkan analisis matrik antara elemen
pengembangan dan tahapan manajemen maka terdapat minimal 16 SOP yang harus disusun untuk
pengembangan sebuah techno park.
Pada tahun 2017, pengelola Solo Techno Park telah menyusun SOP pengelolaan techno park. SOP
tersebut berisi prosedur perencanaan, pembiayaan dan monitoring dan evaluasi kegiatan
pengembangan Techno Park.
Peningkatan kapasitas personil pengelola dilakukan dengan (a) berpartisipasi aktif dalam
pertemuan/rapat terkait dengan pengembangan techno park, (b) mengirimkan staf pada pelatihan atau
kegiatan bimbingan teknis, dan (c) melakukan kunjungan atu studi banding ke techno park baik di
dalam negeri maupun luar negeri.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
117
4.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)
Dalam rangka mendukung operasionalisasi techno park maka dibutuhkan sarana prasarana (sarpras)
pendukung. Sarpras tersebut meliputi (a) kantor manajemen, (b) 18 jenis ruangan pendukung
operasional techno park, (c) prasarana sarana dasar, dan (d) sarana khusus pengembangan bidang
fokus.
Solo Techno Park sudah memiliki gedung manajemen seluas 2.934 m2. Gedung tersebut telah selesai
di bangun tahun 2009. Di dalam gedung tersebut telah menyediakan 9 ruang dari 18 ruang yang
dipersyaratkan. Sementara terdapat 3 ruang pendukung operasional techno park dialokasikan di luar
gedung manajemen.
Berdasarkan Masterplan Solo Techno Park, terdapat 12 sarana prasarana yang akan dibangun. Ke 12
sarpras dan statusnya saat ini adalah:
a) Entrance Utama (belum dibangun)
b) Taman dan Sculpture (sedang dibangun)
c) Jalan Utama (belum dibangun)
d) Jembatan(belum dibangun)
e) Bangunan Utama (Sky Tower) (belum
dibangun)
f) Bangunan Industri (belum dibangun)
g) Gedung Solo Trade & Expo Center (Sedang
dibangun)
h) Gedung Kolam Welding Bawah Air (selesai
dibangun)
i) Gedung Research dan Development (selesai
dibangun)
j) Gedung Teaching Factory (slesai dibangun)
k) Gedung Pusat Peragaan IPTEK (belum
dibangun)
l) Bangunan Industri (belum dibangun)
4.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Source of Innovation)
Dalam rangka pengembangan teknologi yang berpotesi untuk dikomersialkan, Solo Techno Park
telah melakukan upaya-upaya pengembangan teknologi. Upaya tersebut berupa Pelayanan
Pengembangan Teknologi atau Pelatihan terkait yang pernah dilakukan KST, yang meliputi desain
produk; purwarupa/prototyping dan konsultasi hukum).
Hingga tahun 2017, telah dilakukan berbagai layanan terkait dengan pengembangan kepada berbagai
klien, baik perusahaan maupun perguruan tinggi dan sekolah. Layanan-layanan tersebut berupa
desian produk, pelatihan, uji specimen, uji kompetensi, pembuatan mesin dan perijinan.
Pengembangan teknologi juga dilakukan dengan penguatan jejaring dengan Stakeholder untuk suplai
hasil inovasi ke KST. Penguatan jejaring tersebut dilakukan dengan riset bersama, penggunaan
fasilitas bersama dan konsultasi. Penguatan jaringan tersebut dilakuan dengan perguruan tinggi,
kementerian/lembaga, perusahaan besar dan yayasan. Kegiatan penguatan jejaring Inovasi selama
2015-2017.
Tabel 19. Layanan Pengembangan Teknologi atau Produk oleh Solo Techno Park
No Nama Layanan /Pelatihan Tahun Jenis Klien/Peserta
1. Layanan Industri (Desain
produk-Jasa Produksi)
2010-skrg 1,2 PT. ATMI Solo, PT. KING Manufactur,
PT.ADE, PT. SAS, PDAM Surakarta, PT.
BINTERJET
2. Layanan Training SDM
(Capacity Building)
2010-
2017
PT. Sugar Group, Kemenperin, KKP, PT.
INLASTEK, PT. GMF Aerosia, PolTek
ATMI, Mularagam Garmentech,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
118
Dinsosnakertran Kota Surakarta, Disdikpora
Kota Surakarta, Disperindag Kota Surakarta,
Dreamlight World Media, CV. Seven
Fotografi, EVERGREEN, LKP JAVACom,
BBLKI Surakarta
3. Pembuatan Spesimen Uji
Riset-Desain-Jasa Produksi
2014-
2016
1,2 Universitas Sebelas Maret
4. Uji Kompetensi 2010-Skrg SMK-SMK
5. Pembuatan Mesin
Laboratory/Penelitian/Penguj
ian
2013 1,2 Universitas Setya Budi
6. Perijinan BPOM 2017 4 UMKM Kota Surakarta
Catatan : Kolom Jenis : (1) desain produk; (2) purwarupa/prototiping; (3) manajemen HAKI; dan (4) konsultasi hukum
Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017
Tabel 20. Penguatan Jejaring Untuk Penguatan Inovasi 2015 - 2017
No Stakeholder Tahun Lingkup Kerjasama
1. Perguruan Tinggi 2016/2017 Hilirisasi Hasil Riset Perguruan Tinggi
2. Kementerian/Lembaga 2015/
2016/2017
Pelatihan Peningkatan SDM (Kemenperin)
Program Prainkubasi dan Inkubasi
(Kemenristek)
3. Perusahaan Besar Training, Produksi-Prototyping, Konsultasi
(PT. ATMI Solo)
4. Yayasan 2016 Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA)
Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017
4.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)
Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Solo Techno Park telah
melakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan tersebut berupa (a) Inkubasi Bisnis, dan (b) Palatihan dan
Pemagangan. Semenjak tahun 2015, Solo Techno Park telah melakukan inkubasi bisnis sebanyak 11
tenant. Inkubasi binis tersebut dilakukan baik secara in-wall maupun outwall.
Tabel 21. Jumlah Tenant dan Bidang Usaha Yang Telah Dinkubasi
oleh Solo Techno Park
No. Tahun Jumlah Tenant
di inkubasi
Bidang Usaha Dominan Jumlah
Tenant yg
Lulus
1. 2015 1 Material Maju (Komposit) 1
2. 2016 9 Rekayasa Manufaktur, Teknologi
Pangan, Kesehatan-Obat, ICT
9
3. 2017 1 Rekayasa Manufaktur Proses
Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017
Sampai tahun 2016, Solo Techno Park telah menghasilkan 10 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
(PPBT). PPBT yang telah dihasilkan tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
119
PPBT yang dihasilkan tersebut bergerak dalam bidang rekayasa manufaktur, ICT, Obat-Obatan,
material maju dan teknologi pangan.
5. IPB Science Park
PT. Bogor Life Science and Technology Perusahaan holding/ induk yang dimiliki oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB). Bergerak dalam pengembangan komersialisasi hasil riset dan inovasi IPB.
IPB Science Park merupakan kawasan untuk mendukung pengembangan dan komersialisasi hasil
inovasi produk dan jasa bidang pertanian tropis, pangan dan bio-sains dengan dukungan infrastruktur,
bisnis, dan teknologi. IPB Science Park tertuang dalam master plan BLST dan mulai dirintis pada
bulan Juli 2014. Didirikan sebagai salah satu bisnis pendukung dari tiga kelompok bisnis inti, yakni
certified training, consulting services dan innovation products.
BLST adalah perusahaan induk (holding) yang berfungsi untuk menjalankan semua kegiatan
IPB dalam bidang bisnis termasuk komersialisasi inovasi yang dihasilkan dari riset-riset yang
diselenggarakan di kampus hijau itu. Khusus untuk komersialisasi inovasi dijalankan dibawah anak
perusahaan yang bernama PT IPB Science Techno Park (IPB STP).
BLST menempati lahan seluas 3,5 hektar itu dibangun di atas lahan milik IPB yang merupakan bekas
kompleks Fakultas Kedokteran Hewan. Dengan investasi sebesar Rp 20 miliar, BLST memugar
gedung dan halaman kompleks tersebut menjadi pusat riset, laboratorium, inkubator bisnis teknologi,
rumah kaca, galeri inovasi, meeting room, park management office, multitenant building dan guest
house.
Ada empat aktivitas utama yang berjalan didalamnya. Pertama, komersialisasi riset dan
pengembangan produk. Kedua, inkubasi bisnis teknologi. Ketiga, pelatihan, konsultasi dan
workshop. Keempat, pilot plant untuk para inovator yang inovasinya masih dalam fase atau tahap
startup. Tak hanya itu, IPB STP juga menyediakan layanan pendukung bagi para pelaku industri yang
membutuhkan laboratorium untuk biomedicine, bioteknologi dan food technology.
5.1 Penguatan Kelembagaan (Software)
Struktur organisasi dari SBU IPB Science Park terdiri dari Managing Director yang
membawahi Senior Advisor. Secara garis besar divisi pada SBU IPB Science Park terdiri dari
Supporting Product & Building Development, Supporting Administrasi & Legal, Supporting Facility,
serta Officer Product Development yang bertanggung jawab secara langsung terhadap produk yang
dikembangkan
Pengembangan kelembagaan IPB Science Park (SP) dilakukan melalui kegiatan kajian
pengembangan model bisnis plan IPB - SP. Saat ini sedang dilakukan finalisasi terhadap laporan
kajian pengembangan model bisnis plan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperkuat atau
menyempurnakan kelembagaan yang sudah ada sebelumnya agar IPB –SP semakin mampu dalam
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah lembaga Science Techno Park.
5.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)
Pengembangan sarana prasana KST merupakan salah satu dari empat aspek pengembangan
KST. Ketersediaan sarana prasarana ini akan mempengaruhi pelaksanaan fungsi-fungsi KST
disamping kualitas dan kuantitas SDM yang memadai.
IPB Science Park mempunyai 18 dari 19 sarana prasarana yang harus ada sebagai KST. Satu-satunya
sarana yang belum ada di KST ini adalah Ruang Konsultasi Hak Atas Kekayaan Intekektual (HAKI).
Daftar sarana prasarana KST yang telah ada di IPB Science Park disajikan dalam Tabel 26.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
120
Berdasarkan ketersediaan sarana prasarana tersebut maka dapat dikatakan bahwa IPB Science Park
termasuk KST yang memiliki sarana prasaran yang nyaris komplit, sehingga diharapkan semua
fungsi-fungsi KST sebagai yang diamanahkan dalam Perpres No. 106 Tahun 2017, dapat
dilaksanakan di KST ini.
Pengembangan sarana prasarana IPB - SP merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan
dalam rangka pengembangan IPB - SP. Beberapa akfitas/ kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka
pengembangan sarana dan prasarana diantaranya, sebagai disajikan dalam Tabel 22.
Tabel 22. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana IPB Science Park
No Kegiatan Detail Pekerjaan Pelaksana Waktu Pelaksanaan
1 Penyusunan Master Plan
IPB – SP
Penyusunan Master Plan - Tahun 2016 -
Sudah selesai
2 Pembangunan/renovasi
Gedung dan Fasilitas
IPB – SP
Gedung dan Fasilitas - Tahun 2016 -
Sudah selesai
3 Pengadaan Peralatan
Mesin IPB - SP
Pengadaan Peralatan Mesin
Ekstraksi dan Evaporasi
- Tahun 2017 -
Sudah selesai
Sumber : laporan pengelola IPB Science Park, 2017
Berdasarkan Masterplan yang ada, IPB – SP akan terus mengembangkan sarana prasarana untuk
mendukung aktifitas operasionalnya, diantaranya:
1. Multi tenant 1
2. Multi tenant 2
3. Research Center
4. Pilot Plant
5. Park Management
6. Technology Business Incubator
7. Galeri Inovasi
8. Guest House
9. Meeting Room
Gambar 20. Rencana Tapak IPB - SP
5.3 Penguatan Sumber-Sumber Inovasi (Source of Innovation)
Sejak tahun 2015 – 2016, IPB STP telah menghasilkan beberapa inovasi yang berhasil
dikomersilkan dinataranya adalah bibit kacang kedelai hitam untuk PT Unilever Indonesia, substrat
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
121
vaksin polio untuk produksi vaksin polio Bio Farma, bibit pepaya California, vaksin flu burung,
enzim dan traktor. Menurut Meika, masing-masing inovasi tersebut ada yang dikembangkan dengan
membangun perusahaan patungan, misalnya vaksin flu burung dikembangkan lewat PT IPB Sygeta
yang merupakan perusahaan patungan IPB dan sebuah perusahaan asal Jepang. Ada juga yang
dikomersilkan dengan sistem royalti dan atau yang dikembangkan sendiri oleh BLST, seperti bibit
pepaya California dan beras analog yang dijual lewat gerai ritel BLST, Serambi Botani yang tersebar
di 14 mall di Indonesia.
Ratusan riset dari kampus yang akhirnya bisa terpilih untuk dikomersilkan lewat IPB STP ini
melewati beberapa tahapan seleksi terlebih dahulu. Pertama riset dari jurusan atau fakultas yang
propektif diuji apakah inovasinya dapat diproduksi dan di terima oleh pasar. Setelah lolos seleksi
tahap pertam, inovasi kemudian masuk ke inkubator bisnis teknologi di IPB STP. Selanjutnnya jika
menunjukkan pertumbuhan bisnis yang membaik maka akan masuk ke pilot plant skala stratup dan
sekaligus mendapatkan seed money atau investasi awal dari BLST sebesar Rp500 juta.
Disamping riset dari kampus IPB sendiri, untuk menhambengkan hasil-hasil inovasi juga dilakukan
kerjasama dengan lembaga swasta untuk pengembangan produk. Perusahaan tersebut adalah PT Indo
Farma dan PT Kalbe Farma.
5.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)
Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), IPB-SP telah
melakukan serangkaian kegiatan pra inkubasi dan inkubasi bagi tenant serta kerjasama dengan pihak
industri. Beberapa tenant yang ada di IPB-SP diantaranya, yang disajikan dalam Tabel 23.
Tabel 23. Daftar Perusahaan Yang Beroperasi di IPB Science Park
No. Nama Perusahaan Tahun
di KST
Bidang Usaha Rata-rata
Produksi/
Tahun
Tenaga Kerja
1. PT Prima Kelola 2014 Konsultan 40
2. PT Penerbit IPB Press 2014 Penerbit 40
3. PT Serambi Botani Indonesia 2014 Produk Inovasi 200
4. Klinik Hewan 2014 Kesehatan hewan
Sumber : laporan pengelola IPB Science Park, 2017
6. Marine Science Techno Park Undip
Dalam rangka mewujudkan Nawacita Nomor 6, yaitu “Meningkatkan daya produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya”, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjalankan program
kerja “Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK
dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini”. Universitas Diponegoro, sebagai Perguruan
Tinggi Negeri yang memiliki Pola Ilmiah Pokok “Pengelolaan Pesisir Tropis Berkelanjutan”
diamanahkan untuk mengembangkan Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Jepara, Jawa
Tengah sejak kuartal ketiga tahun 2015.
Marine Science Techno Park UNDIP berlokasi di Marine Station Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) di pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan,
Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah dengan luas 52 hektar dan di lokasi Laboratorium
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
122
Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) FPIK UNDIP di pantai Kartini, Kecamatan Kota Jepara,
Propinsi Jawa Tengah dengan luas 2 hektar.
MSTP Undip bertugas mengembangkan kegiatan-kegiatan:
1. Hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi teknologi kelautan;
2. Inkubator bisnis perusahaan pemula (startup company) berbasis teknologi kelautan; dan
3. Layanan inovasi dan industri kelautan.
MSTP Undip fokus pada pengembangan bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Biofarmakologi Laut:
• Teknologi budidaya pesisir dan laut; dan
• Teknologi pembenihan (hatchery).
b. Keamanan Pangan (Food Safety):
• Teknologi pengolahan hasil laut: udang, ikan, rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain;
dan
• Teknologi penyimpanan hasil laut: udang, ikan, rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain.
c. Wisata Bahari:
• Teknologi operator wisata bahari; dan
• Pengembangan destinasi wisata bahari berkelanjutan
6.1 Pengembangan Kelembagaan Pengelola (Software)
UNDIP sebagai perguruan Tinggi berbadan hukum (PTN BH), sangat berkepeningan dengan
didirikannya MSTP, di mana kedepan adalah sebagai lembaga RGA (revenue Generating Activity)
universitas. Tujuan didirakannya MSTP adalah upaya UNDIP dalam :
1. Mensinergikan kegiatan perguruan tingggi (akademisi) khususnya dilingkungan UNDIP dengan
pelaku industry/bisnis/ finansial dan pemerintah
2. Memfasilitasi jaringan litbang iptek dalam pembinaan/ pelatiha SDM dan pengembangan
IKM/UKM maritime berbasis teknologi
3. Menciptakan linkungan yang kondusif untuk merangsang pertumbuhan knowledge based
company dengan menyediakan saana pendukung di bidang pemasaran, manajemen, dan technical
fields untuk perusahaan baru berbasis teknologi
4. Meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk serta mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan dengan harapan
memperoleh economic return yang lebih tinggi
5. Mendorong penelitian dan pengembangan serta inovasi di sector swasta
6. Memfasilitasi sector industry untuk dpaat mengakses ide, inovasi da teknologi yang
dikembangkan di dalam kampus
7. Memfasilitasi dosen, peneliti, dan mahasiswa dapat berhadapan langsung dengan masalah nyata
yang dihadapi oleh industry
8. Menciptakan terjadinya clustering dan critical mass dari peneliti dan technopark dapat mencegah
atau mengurangi terjadinya brain drain
Pilar-pilar Action plan pengembangan MSTP Jepara:
1. Sumberdaya Manusia yang Kompeten dan Profesional
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
123
2. Sarana Prasaran dan infrastruktur yang memadai
3. Manajemen kelembagaan yang memadai
4. Revenue center dan bukan cost center
5. Kegiatan inovasi teknologi yang komersial dan dibutuhkan pasar
6. Informasi dan transformasi teknologi yang efektif
7. Peluang usaha/informasi bisnis baru hasil inovasi teknologi
8. Jaringan kerjasama
6.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)
Pada tahun anggaran 2017 akan dilaksanakan pengembangan beberapa sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pengembangan MSTP jepara antara lain:
1. Pembangunan Rumah Asap Cair; yang dilaksanakan September – Desember 2017. Pekerjaan
lingkup pekerjaan sebagai : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan
Beton, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Konstruksi Atap, Pekerjaan Cerobong Asap, Pekerjaan
Plafond, Pekerjaan Pintu Dan Jendela, Pekerjaan Cat, Pekerjaan Listrik, Sanitasi Dan Drainase
dan Pekerjaan Jalan Masuk.
2. Renovasi Bangunan Training Center dan Tenant; Jadwal Pelaksanaan: September – Desember
2017. Lingkup Pekerjaan: Pekerjaan Persiapan da Pekerjaan Renovasi Bangunan Training Center
dan Ruang Tenant.
3. Renovasi Hatchery; Jadwal Pelaksanaan: September – Desember 2017. Lingkup Pekerjaan
adalah Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Renovasi Bak Filter Air Laut, Pekerjaan Pembuatan Bak
Tandon air Produksi, Pembuatan Rumah Pemeliharaan & Perkawinan Indukan, Pembuatan
Rumah Produksi Benur, Rehab Rumah Produksi Benur Lama dan Pembuatan Rumah Plankton.
4. Renovasi Guest House; Jadwal Pelaksanaan: Oktober – Desember 2017.
5. Renovasi Dermaga; Jadwal Pelaksanaan: Oktober – Desember 2017
6. Pelaksanaan Review Master Plan MSTP Jepara.
7. Pengadaan Peralatan Pendukung; yaitu pengadaan generator set dan kelengkapannya
6.3 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)
Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Kabupaten Jepara berfokus pada hilirisasi
riset dan inkubasi bisnis teknologi kelautan berkaitan dengan pangan, energy dan Wisata Pendidikan.
Karena ketiga bidang tesebut merupakan bisnis strategis dengan pasar yang sangat luas. Beberapa
sarana dan prasarana pendukung telah disediakan oleh MSTP antara lain rumah hatchery, rumah asap
cair dan mesin asap cair, perlatan laboratorium yang modern, dan peralatan selam. Untuk itu pada
tahun anggaran 2017 memilih tenant dengan spesifikasi bidang bisnis yang terkait dengan sarana dan
prasarana yang sudah tersedia yaitu produksi asap cair, pembibitan udang, penyimpanan ikan suhu
di atas normal dan ekowisata bahari. Selain itu MSTP telah menyediakan sarana pendukung lain yaitu
kantor pengelola inkubator, tenant dan ruang pertemuan bisnis yang dapat digunakan oleh tenant
untuk diskusi baik dengan sesame tenant maupun dengan calon investor atau dengan konsultan bisnis.
Dalam kurun waktu tersebut MSTP melakukan kegiatan inkubasi agar tenant-tenant yang
dipilih dapat tumbuh dan berkembang menjadi unit bisnis berbasis teknologi hasil riset Univesitas
Diponegoro dan lembaga Litbang lain di Jawa Tengah. Kegiatan inkubasi yang akan dilakukan antara
lain Pelatihan formulasi bisnis, Pelatihan dan pengembangan produk marketable, Pitching bisnis,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
124
workshop, Focus Discusion Group (FGD) dengan para peneliti/pakar dan study banding ke
perusahaan atau unit bisnis lain yang sudah mapan.
Kegiatan inkubasi di MSTP dapat dilakukan secara Inwall maupun outwall. Namun untuk
tahun pertamanya, kegiatan inkubasi akan dilakukan secara inwall mengingat tempat yang disediakan
masih sangat mencukupi untuk menampung tenant yang ada dan pertimbangan minimnya jumlah
SDM pendukung yang masih terbatas.
Dalam meningkatkan kinerja tenant, peran dari Science Techno Park yang bersama-sama dengan
Inkubator Bisnis sangat diperlukan untuk mendorong, mendongkrak dan menstimulan secara
terintegrasi, dan selaras agar tenant menjadi entrepreneur yang mampu, mandiri yang inovatif dan
kreatif serta berbasis teknologi yang menghasilkan produk yang semakin meningkat dan menciptakan
lapangan kerja.
Menunjang itu semua, peran Marine Science Techo Park Undip bersama-sama dengan
Inkubator Bisnis KKIB Undip melakukan kegiatan Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP)
untuk tenant. Oleh karena itu Inkubator Bisnis KKIB Undip akan menyampaikan Laporan Kemajuan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan, bagaimana kendala dan solusi yang dihadapi serta rencana ke
depan yang akan dilaksanakan untuk menjadikan tenant wirausaha yang tangguh, produktif, inovatif,
berteknologi dan mandiri.
Ruang lingkup kegiatan ini adalah:
1. Pelatihan Formulasi Bisnis
2. Pelatihan Pengembangan produk agar marketabel
3. Pitchng Bisnis (pertemuan dengan para investor)
4. Worshop/Pelatihan Standarisasi produk
5. Konsultasi Bisnis
6. Membuat Lapangan Kegiatan
MSTP UNDIP bertugas mengembangkan kegiatan-kegiatan:
1. Hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi teknologi kelautan;
2. Inkubasi bisnis perusahaan pemula (startup company) berbasis teknologi kelautan; dan
3. Layanan inovasi dan industri kelautan.
Pemilihan tenant yang masuk ke dalam kegiatan Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP)
Undip Jepara tahun 2017 berdasarkan pada kajian yang dilakukan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro pada tahun sebelumnya dan invensi/inovasi yang dihasilkan hanya
dari hasil riset Universitas Diponegoro. Kajian tersebut berkaitan dengan komoditas unggulan yang
akan dikembangkan di MSTP Undip Jepara yaitu Perikanan tangkap, perikanan budidaya,
pengolahan pangan, wisata bahari. Adapun kriteria komoditas unggulan sebagai berikut:
• Bahan baku tersedia dan berkelanjutan
• Produk dibutuhkan pasar dalam negeri maupun global
• Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat (tenaga kerja setempat)
• Mempunyai nilai tambah (value added) yang tinggi (potensi produksi) baik dalam kemasan
maupun pengolahannya
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
125
• Menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan SDM
masyarakat (pertumbuhan)
• Ramah lingkungan
Dari hasil kajian tersebut dan ditambah dengan kriteria kesiapan teknologinya yang siap untuk
diinkubasi. Maka pada rapat MSTP yang diadakan di Salatiga dan setelah diadakan seleksi dan
pemilihan kepada tenant untuk hilirisasi riset, dan akhirnya diumumkan tanggal 26 Oktober 2016,
dan dilakukan penetapan tenant untuk ditetapkan sebagai tenant yang akan mengikuti Program
Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP), yaitu:
1. Asap Cair (Liqued Smoke): teknologi pengolahan hasil laut
2. Cold Storage: berteknologi plasma dengan Ozone untuk Penyimpanan Ikan dan pengawetan
ikan, teknologi penyimpanan hasil laut
3. Hatchery: Teknologi Pengolahan Air Laut (Desalinasi) untuk Penunjang Budidaya Laut
(Hatchery dan Tambak), disini teknologi budidaya pesisir dan laut dan teknologi pembenihan
4. Wisata Bahari: Teknologi Transplantasi Terumbu Karang dalam Ekosistem Tertutup dan
Terkontrol untuk Pengembangan Jepara Marine Ecopark. Kegiatan tenant disini adalah
teknologi operator wisata bahari dan pengembangan destinasi wisata bahari berkelanjutan.
7. Science and Techno-Park (STP) ITS
Visi ITS Menjadi salah satu pusat unggulan pengembangan IPTEKS dan dengan reputasi
internasional, terutama yang menunjang industri yang berwawasan lingkungan. Sementara Misinya
adalah Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat yang berkelanjutan.
Tujuan :
1. Melaksanakan berbagai kebutuhan penelitian dasar atau konseptual dan penelitian pengembangan
(terapan) terkait berbagai kegiatan perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk
inovatif bidang sains, teknologi dan seni.
2. Melaksanakan proses rekayasa teknis, pengujian atau penilaian teknis atas berbagai kegiatan
perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk inovatif bidang sains, teknologi dan
seni.
3. Menghasilkan berbagai prototipe perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk
inovatif bidang sains, teknologi dan seni yang akan selanjutnya diproduksi secara massal oleh unit
lain yang dilakukan berdasarkan kontrak bisnis.
STP ITS didirikan tagun 2016, berlokasi di Desa Keputih, Sukolila, Surabaya. Luas kawasanya
sebesar 22 hektar. Bidang fokus KST ini adalah Maritime, Automotive dan Creative Industry.
kawasan ini merupakan tempat pengembangan dan komersialisasi hasil inovasi produk dan jasa
bidang ilmu pengetahuan, teknlogi, dan seni. Kawasan terpadu ini didukung fasilitas dan infrastruktur
yang baik serta peraturan yang kondusif.
7.1 Pengembangan Kelembagaan Pengelola (Software)
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
126
STP ITS dikelola oleh sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari PT. ITS Techno
Science. Perusahaan-perusahaan tersebut berada di bawah Badan Pengembangan dan Pengelolaan
Usaha (BPPU) ITS. Badan ini berada di bawah Rektor ITS. Posisi PT STP didalam struktur
organisasi ITS disajian dalam gambar berikut.
Gambar 21. Posisi Pengelola STP ITS Dalam Struktur Organisasi ITS
7.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)
Kawasan ITS STP ini didirikan di kawasan sisi timur ITS dengan dukungan lingkungan, National
Ship Design Centre, PT. PAL, Energy Laboratory, Marine Tech Faculty, Hydrodynamic Laboratory-
BPPT, Forensic Laboratory, Research Center, LPPM Building, Robotic Laboratory, Shipbuilding
Polytechnic (PPNS), dan Electronic Polytechnic (PENS) di sekelilingnya. Pengembangan tahap
pertama dilakukan hingga tahun 2019.
Di dalam kawasan ini dibangun Maritime center, Automotive Center, and Creative Center dan
Gallery Inovasi ITS, Training dan Meeting Center, Research Center, Guest House dan Restaurant,
Park Management, Ruang Terbuka Hijau, Parking Area, serta fasilitas pendukung lainnya.
Pada tahun 2017, kegiatan di STP ITS meliputi :
- Penyusunan DED Renovasi Gedung Nasdec Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai
pekerjaan Rp 45.632.000
- Penyusunan DED Interior Automotive Center Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai
pekerjaan Rp 47.190.000
- Penyusunan DED Automotive Center Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai pekerjaan
45.445.100
- Penyusunan DED Creative Center dan Maritim Center STP ITS, dengan nilai kontrak Rp
811.855.000
- Pengadaan peralatan komputer stp its , nilai kontrak Rp 1.262.011.473. Pekerjaan pengadaan
peralatan tersebut, dilakukan melalui system e katalog.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
127
- Pengadaan dan pelatihan software 3D catia di STP ITS , nilai kontrak Rp 363.893.200. Pekerjaan
pengadaan peralatan tersebut dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung. Selain
pengadaan software tersebut, juga telah diadakan pelatihan penggunaan software tersebut.
7.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Sources of Innovation)
Sumber inovasi KST ini berasal dari ratusan penelitian ITS dan inovasinya akan dikembangkan
sehingga dapat diimplementasikan sebagai produk yang bisa ditawarkan dan dijual kepada
masyarakat. Dengan demikian, keberadaan kawasan ini dapat memberikan keuntungan ekonomi
berupa peningkatan nilai tambah produk dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu masyarakat bisa
menikmati keuntungan sosial dengan ketersediaan wahana edutainment, dan keuntungan lingkungan
dengan penambahan lahan hijau dan ruang terbuka serta atmosfer yang baik.
Disamping sumber innovasi yang berasal dari peneliti ITS, juga telah dilakukan kerjasama penelitian
dengan berbagai pihak. Beberapa kerjasama riset disajikan dalam Tabel 24.
Tabel 24. Beberapa Kerjasama Penelitian ITS STP dengan Pihak Lain
No. Stakeholder Jenis Kerjasama Tahun Lingkup Kerjasama
1. ITS Riset & dukungan
Akademik
2017 Riset, Pelatihan, Pengurusan HKI
2. Kementerian Ristek Riset inovasi 2017 Riset
3. Kementerian
Perindustrian
Studi Roadmap dan
Tata Kelola
2015 -
2017
Penyusunan naskah akademik
Pelaksanaan Program Kreatif
4. Badan Ekonomi Kreatif Riset 2016 -
2017
Penyusunan Grand Strategi Desain Produk
Industri dan Desain Komunikasi Visual
5. Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
Riset studi Ekonomi
Kreatif
2012-
2015
Studi Preferensi dan Pemetaan Industri
Kreatif Jawa Timur
6 Pemerintah Kota
Surabaya
Riset desain moda
transportasi publik
2015-
2017
Studi Feeder dan low floor bus Surabaya
Studi Tram dan Monorail Surabaya
Sumber : isian kuesioner evaluasi KST, 2017
8. Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Scince Techno Park (CCSTP)
Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional guna menginisiasi dan menyalurkan
inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm) kepada semua pelaku usaha dan
industri kopi maupun kakao serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak
entrepreneur- entrepreneur baru yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
CCSTP alias Taman Sains dan Teknologi Kopi dan Kakao ini merupakan bagian dari
Puslitkoka Indonesia. Lokasinya di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember,
sekitar 30 menit ke arah barat daya dari pusat kota Jember. Pengunjung harus menggunakan
kendaraan pribadi jika ke sini karena lokasinya memang di pedesaan, tak bisa dijangkau dengan
kendaraan umum.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) yang didirikan pada 1 Januari 1911
dengan nama Besoekich Proefstation ini tumbuh berkembang menjadi pusat penelitian yang unggul,
inovatif dan berdaya saing. Puslitkoka menunjukkan kinerja terbaiknya dengan ditetapkan oleh
Menteri Riset dan Teknologi sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kakao (2012) dan Pusat Unggulan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
128
Iptek (PUI) Kopi (2013). Keberhasilan Puslitkoka menjalankan fungsi sebagai PUI Kopi dan Kakao
menumbuhkan motivasi untuk melakukan transformasi PUI menjadi Science Techno Park (STP).
Science Techno Park memerlukan sinergi antara akademisi, pemerintah, pelaku usaha, dan
masyarakat dengan Puslitkoka sebagai inti dan motor penggeraknya.
Taman Sains dan Teknologi Kopi & Kakao (Coffee and Cocoa Science Techno Park =
CCSTP) yang digagas oleh Puslitkoka merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional
guna menginisiasi serta menyalurkan hasil-hasil inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir
(off farm) kepada semua pelaku usaha – pada tahap awal di sektor industri berbasis kopi dan kakao,
serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak entrepreneur-entrepreneur baru
pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Secara khusus, bagi Kabupaten Jember, pengembangan
STP ini merupakan satu langkah strategis untuk mencetak entrepreneur baru yang berdaya saing
tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember sejalan dengan
program “1 desa 1 dosen” pendamping inovasi.
Dalam CCSTP selain ditunjukkan beberapa inovasi teknologi unggulan berupa bahan tanam
unggul kopi dan kakao, biopestisida maupun atraktan untuk pengendalian hama- penyakit kopi dan
kakao yang ramah lingkungan, pupuk organik hasil pengolahan limbah, juga ditunjukkan proses
produksi kopi dan kakao mulai dari on farm sampai dengan off farm termasuk pengembangan alat
mesin pengolah kopi dan kakao, biogas dan pengelolaan limbah, outlet produk olahan kopi dan kakao
serta ICCRI Training Canter (ICCRI TC). Diharapkan keberadaan Coffee and Cocoa Science Techno
Park (CCSTP) dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Puslitkoka menjadi Lembaga Penelitian
yang terkemuka dan unggul dalam hal penguasaan teknologi kopi dan kakao. Secara aktif ikut serta
dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan daya saing masyarakat yang berbasiskan inovasi dan
teknologi serta mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional.
Fasilitasi pelatihan untuk mencetak start-up entrepreneur baru dilakukan untuk meningkatkan
industri hilir kopi dan coklat serta konsumsi dalam negeri, serta untuk tujuan motivasi dan sarana
sosialisasi untuk meningkatkan daya saing kopi-kakao Indonesia. Tahapan Pembangunan dan
Pengembangan CCSTP di Puslitkoka adalah: 1). Pelatihan. 2). Pendampingan. 3). Pemantapan. 4).
Inkubasi. Tahap Inkubasi bisnis merupakan tahapan yang akan dikembangkan oleh CCSTP
Puslitkoka menjadi sarana pendukung penyempurnaan dari penerapan STP di Indonesia.
Pembagian zona strategis CCSTP adalah sebagai berikut:
• Zona 1: Riset dan pengembangan teknologi
• Zona 2: Pelatihan dan inkubasi
• Zona 3: Industri & Perdagangan
• Zona 4: Eduwisata
Perencanaan struktur kawasan Puslitkoka menjadi CCSTP mempertimbangkan faktor-faktor utama
pembentuk kondisi lingkungan lahan seperti topografi, geologi, ekologi, dan iklim kawasan secara
umum, serta faktor-faktor pembentuk kondisi fisik dan non fisik lahan.
8.1 Penguatan Kelembagaan (Software)
Sumberdaya manusia Puslitkoka terdiri atas 287 pegawai, sebagai komponen utama dalam
lembaga penelitian, SDM peneliti sampai tahun 2016 berjumlah 40 orang, yang berdasarkan jenjang
fungsionalnya terdiri atas : Peneliti Utama sebanyak 7 orang, Peneliti Madya 6 orang, Peneliti Muda
6 oang, Peneliti Pertama 13 orang, Peneliti Pengembangan 4 dan Calon Peneliti 4 orang. Para peneliti
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
129
dikelompokkan ke dalam 5 Kelompok Peneliti (Kelti), yaitu Kelti Pemuliaan Tanamandan
Bioteknologi, Kelti Agronomi, Kelti Tanah dan Air, Kelti Perlindungan Tanaman, dan Kelti
Pascapanen.
Kelembagaan pengelola CCSTP-Puslit Koka untuk tahap awal akan dikembangkan berada
dibawah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Untuk keperluan pengembangan kelembagaan tersebut,
maka telah dilakukan kegiatan kajian pengembangan kelembagaan CCSTP. Selain itu untuk
mendukung proses bisnis CCSTP, dilakukan pula kegiatan kajian untuk pengembangan model bisnis
plan CCSTP. Saat ini sedang dilakukan finalisasi terhadap laporan kajian kelembagaan dan model
bisnis plan tersebut.
Pengelola CCSTP ini berbentuk Tim Koordinasi yang terdiri dari 9 orang. Kesembilan orang
pengelola tersebut terdiri dari satu manajer puncak (general manager) dan 8 manajer. Personil
pengelola tersebut diambil dari personil Puslit Koka.
8.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)
CCSTP memiliki 11 ruang/faslitas dari 18 fasilitas yang harus ada untuk pengembangan KST.
CCSTP juga memiliki fasilitas riset yang berupa :
1. Kebun Riset / Kebun Percobaan; Puslitkoka mempunyai 3 Kebun Percobaan (KP) yaitu : KP.
Kaliwining di Kabupaten Jember seluas 160,5 ha, KP. Sumber Asin di Kabupaten Malang seluas
104,17 ha dan KP. Andungsari di Kabupaten Bondowoso seluas 105,97 ha.
2. Laboratorium Riset : a) Laboratorium Pemuliaan Tanaman, 1 unit, b) Laboratorium
Agronomi, 1 unit, c) Laboratorium Tanah dan Air, 1 unit, d) Laboratorium Proteksi Tanaman,
3 unit, e) Laboratorium Pascapanen, 2 unit, f) Laboratorium Kultur Jaringan/Somatic
embryogenesis (SE), 1 unit, g) Laboratorium Jasa Analisis tersertifikasi oleh KAN, 2 unit, h)
Bengkel Rekayasa Alsin dan Pilot Plan Pengolahan Kopi dan Kakao Skala UKM, 1 unit, i)
Laboratorium Informasi dan Pelatihan Agribisnis Kopi Kakao, 1 unit, j) Green House, 4 unit, k)
Pengering kopi dan kakao, 1 unit, l) Kawasan Cocoa and Coffee Tehcno Science Park, 1
Kawasan.
Pengembangan sarana prasarana CCSTP merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan
dalam rangka pengembangan CCSTP. Beberapa akfitas/ kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengembangan sarana dan prasarana diantaranya, Paa tahun 2017 ini dilakukan renovasi Gedung
dan Fasilitas khususnya renovasi gedung inkubator.
8.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Sources of Innovation)
Program penelitian dan pengembangan Puslitkoka diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan pekebun, memajukan industri komoditas kopi dan kakao,
meningkatkan pendapatan devisa negara, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, serta
meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan komoditas kopi dan kakao.
Oleh karena itu sasaran yang hendak dicapai adalah a) Tersedianya teknologi dan kebijakan yang
mempunyai dampak besar terhadap: 1) upaya untuk mengatasi kendala produksi maupun mutu, 2)
upaya peningkatan mutu hasil, kelestarian alam, optimalisasi sumberdaya, maupun pengembangan
diversifikasi produk, b) usaha dan iklim agribisnis yang kondusif, c) Tersedianya bahan tanam
unggul, d) Terlaksananya proses alih teknologi agribisnis dan agroindustri, e) Terbangunnya citra
sebagai lembaga penelitian yang terpercaya.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
130
Selama tiga tahun terakhir telah dijalin kerjasama Non riset dengan 378 lembaga dalam
negeri, dan kerjasama riset dengan 66 lembaga dalam negeri dan 20 lembaga luar negeri. Selain itu
juga telah dijalin kerjasama dengan lima pelaku industri terbesar kakao dunia, yaitu : ADM Cocoa,
Barry Callebaut, Mondelez International, Nestle International dan MARS, Nestle dan sebagainya.
8.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)
Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), CCSTP
melakukan serangkaian kegiatan, yang meliputi diseminasi teknologi dan inkubasi bisnis. Selama
kurun waktu 2015 – 2016 telah dilakukan diseminasi teknologi terkait dengan pengembangan produk
kopi dan kakao.
Tabel 25. Diseminasi Teknologi Terkait Kopi dan Kakao di CCSTP
No. Nama Teknologi Tahun Bentuk Lokasi
1. Simposium Kopi 2015 Seminar dan Expo Banda Aceh
2. Temu Lapang Kakao 2015 Pameran dan temu
bisnis
Yogyakarta
3 Temu Lapang Kopi 2016 Pameran dan temu
bisnis
Bondowoso-Jember
3. Pendampingan Peningkatan
Produktivitas dan mutu kopi
2015-sekarang Bimbingan teknis Bondowoso, Pasuruan,
Muara enim, Manggarai
timur, Ngada, Karo, Toraja,
Tanjung Jabung, Lampung,
Temanggung, NTB, Sumba
Tengah, dll
4. Pendampingan Peningkatan
Produktivitas dan mutu kakao
2015-sekarang Bimbingan teknis Sikka, Pidie Jaya, Sumatera
Barat, Papua Barat.
5. Konsultasi Peningkatan
Produktivitas dan mutu kopi
2015-sekarang Konsultansi Semua daerah sentra
produksi kopi di Indonesia
6. Konsultasi Peningkatan
Produktivitas dan mutu kakao
2015-sekarang Konsultansi Semua daerah sentra
produksi kopi di Indonesia
Sumber : isian kuesioner pengelola CCSTP, 2017
Hasil dari diseminasi teknologi tersebut maka terdapat beberapa perusahaan yang telah mengadopsi
teknologi yang dihasilkan oleh CCSTP ke dalam bisnisnya. Tidak kurang terdapat 7 perusahaan
yang telah mengadopsi teknologi yang diciptakan oleh CCSTP. Perusahaan-perusahaan yang telah
menggunakan teknologi yang dihasilkan oleh CCSTP, disajikan dalam Tabel 26.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
131
Tabel 26. Perusahaan Yang Menggunakan Teknologi Produksi CCSTP
Sumber : isian kuesioner pengelola CCSTP, 2017
CCSTP juga telah menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), yaitu CV Sumari.
Perusahaan ini bergerak dalam produk kopi, dengan omset 100 juta dan mempekerjakan 4 orang
tenaga kerja.
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Jumlah Pusat Unggulan Iptek (PUI) merupakan indikator untuk mengukur kinerja lembaga litbang
iptek agar dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Nasional.
Pengembangan Pusat Unggulan Iptek akan mendukung terwujudnya industri yang berdaya saing,
meningkatkan produksi dan kualitas produk dalam rangka kemandirian, serta meningkatkan nilai
tambah dan jumlah ekspor. Pusat Unggulan Iptek adalah instrument kebijakan untuk meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang pemerintah (LPK dan LPNK), perguruan tinggi, atau
badan usaha (swasta) menjadi lembaga litbang berkinerja tinggi dan bertaraf internasional di bidang
spesifik dan menunjukan relevansi, pendayagunaan dan kemanfaatan produk litbang bagi pengguna.
Meningkatnya jumlah Pusat Unggulan Iptek mencerminkan pencapaian kinerja tertinggi lembaga
litbang.
Capaian kinerja Jumlah Pusat Unggulan Iptek adalah seperti pada Tabel Berikut:
Tabel 27. Indikator dan Capaian Sasaran Program Meningkatnya Kualitas
Kelembagaan Iptek dan Dikti (PUI)
2013 2014 2015 2016 2017
Target 5 9 12 15 30
Realisasi 5 9 19 27 46
Prosentase 100 % 100 % 158 % 180 % 153%
Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan Penguatan dan
Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan beserta capaiannya adalah seperti pada
tabel berikut:
No. Nama Perusahaan Tahun
Menggunakan
Nama Teknologi Lokasi
1. PT Polowijo Gosari 2010-sekarang Lisensi Pupuk Gresik
2. PT Saraswanti Anugrah Makmur 2011-sekarang Lisensi Pupuk Surabaya
3. PT Pijar Nusa Pasifik 2011-sekarang Lisensi Pupuk Gresik
4. PT Nestle Indonesia 2014-sekarang Bibit kopi unggul Lampung
5. PTPN VI 2010-sekarang Bibit kopi unggul Jambi
6. PTPN IX 2010-sekarang Bibit kopi unggul Semarang
7. PTPN XII 2010-sekarang Bibit kopi unggul Surabaya
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
132
Tabel 28. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Penguatan dan Pengembangan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
No Indikator Sasaran Kegiatan Target 2017 Capaian 2017 Kinerja
1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan
Pengembangan Lembaga Litbang 1 1 100 %
2 Jumlah Lembaga yang dibina
menjadi Pusat Unggulan Iptek 60 60 100 %
3 BPPD yang dibina menjadi BPPD
berkinerja Utama 10 11 110 %
4 Jumlah pranata litbang terakreditasi
yang dibina 40 18 60%
5 Jumlah pranata litbang yang
terakreditasi baru 5 3 45 %
Gambar 22. Pemberian Sertifikat dan Trofi oleh Menristekdikti kepada Lembaga PUI
Lembaga Litbang yang akan ditetapkan sebagai PUI adalah lembaga yang memiliki nilai kinerja
sekurangnya 850, baik berasal dari Lembaga dalam tahap proses seleksi maupun Lembaga yang
yang dalam tahap pembinaan. Untuk Lembaga dalam tahap proses seleksi, nilai kinerja diperoleh
melalui penilaian proposal, isian Borang dan dokumen Masterplan. Sedangkan untuk Lembaga
yang dalam tahap pembinaan, nilai kinerja diperoleh melalui evaluasi capaian terhadap 27 (dua
puluh tujuh) indikator kinerja.
Pada Tahun 2017, Jumlah Pusat Unggulan Iptek yang berhasil ditetapkan adalah sejumlah 46
(empat puluh enam) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni sejumlah
30 (tiga puluh) Lembaga, maka realisasi capaian kinerja Program ini adalah sebesar 153 %.
Keberhasilan Program ini dalam mencapai target kinerja dipengaruhi oleh rangkaian fasilitasi
yang dilakukan sepanjang tahun 2017. Fasilitasi tersebut dilakukan dalam bentuk kegiatan:
a. Penajaman Fokus
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
133
Penajaman fokus dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara mendalam kepada
Lembaga yang baru bergabung pada Tahun 2017. Pemahaman yang diberikan terkait
penentuan fokus unggulan riset dan penentuan strategi yang perlu dilakukan dalam rangka
peningkatan kinerja Lembaga untuk mendukung ketercapaian 27 indikator kinerja PUI. Selain
itu, melalui kegiatan ini Tim Pelaksana PUI Ristekdikti dapat mengidenfikasi potensi dan
kendala yang dimiliki Lembaga sebagai dasar penentuan fasilitasi dan asistensi teknis.
b. Dukungan Pendanaan
Dalam upaya pencapaian 27 indikator kinerja, Lembaga perlu melaksanakan rangkaian
kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja PUI Tahunan. Pemberian bantuan pendanaan
dimaksudkan untuk membiayai sebagian kegiatan yang tidak teralokasi oleh dana DIPA
Lembaga.
c. Asistensi Seleksi
Proses seleksi Pusat Unggulan Iptek merupakan tahapan awal dari pembinaan lembaga litbang
Pusat Unggulan Iptek. Pada tahapan ini, pemahaman lembaga litbang baru terhadap program
PUI serta tahapan-tahapan yang ada di dalamnya merupakan hal penting sehingga lembaga
dapat memahami indikator serta persayaratan untuk menjadi Pusat Unggulan Iptek. Oleh
karenanya perlu dilakukan asistensi seleksi bagi lembaga litbang yang mengikuti proses
seleksi Pusat Unggulan Iptek. Pada tahun 2017, telah terdapat 80 lembaga litbang yang
mendaftar sebagai Pusat Unggulan Iptek, dan 44 diantaranya lolos ke tahap Fact Finding, lalu
31 lolos ke tahap masterplan, hingga 30 lembaga litbang telah lolos seleksi PUI 2017.
d. Supervisi Kinerja
Supervisi dilakukan pada akhir Triwulan II untuk mendapatkan informasi kendala yang
dihadapi lembaga dalam mencapai target kinerja. Kegiatan ini turut melibatkan tim pakar yang
diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi Lembaga.
e. Monitoring Kinerja Triwulan
Lembaga litbang yang telah tergabung dalam program Pusat Unggulan Iptek, setiap tahunnya
dilakukan pemantauan terhadap capaian kinerja melalui beberapa indikator Pusat Unggulan
Iptek. Monitoring Kinerja Triwulan dilakukan dengan tujuan untuk memantau progres kinerja
lembaga litbang, sehingga bisa sesuai dengan target dan dapat mencapai tujuan akhir yaitu
menjadi lembaga litbang unggul dan ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.
Namun demikian, berdasarkan hasil rekapitulasi Monev sementara dapat diketahui setidanya
terdapat 8 (delapan) kandidat lembaga yang akan ditetapkan sebagai PUI. Lembaga tersebut
adalah.
No Lembaga Instansi Induk Nilai Kinerja
Sementara
1 Balai Besar Riset Budidaya Laut
dan Penyuluhan Perikanan
Kementerian
KP
934
2 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan
Buah Subtropika
Kementerian
Pertanian
915
3 Pusat Teknologi Satelit LAPAN 898
4 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN 893
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
134
5 Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT 886
6 Pusat Penelitian Metrologi LIPI 871
7 Balai Penelitian Tanaman Rempah
Dan Obat
Kementerian
Pertanian
866
8 Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia
PT RPN 864
Dengan penambahan 8 (delapan) lembaga PUI, maka capaian Jumlah PUI di Tahun 2017
menjadi 35 (Tiga Puluh Lima) lembaga dari target 30 lembaga.
f. Pengukuran Capaian Kinerja melalui Sistem Monitoring Evaluasi Online
Lembaga diminta untuk mengupdate data capaian secara online pada sistem yang telah
disediakan, sehingga capaian kinerja dapat dipantau setiap saat.
g. Fasilitasi Diseminasi
Pemerintah mendorong Lembaga litbang untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut, Indikator kinerja pada Kapasitas Diseminasi
diberikan bobot penilaian yang cukup signifikan. Agar Lembaga dapat memenuhi target
capaian kinerja diseminasi, telah dilakukan fasilitasi diseminasi dalam bentuk kegiatan:
1) Safari Pusat Unggulan Iptek
Safari Pusat Unggulan Iptek merupakan paket diseminasi yang dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan, sosialisasi dan promosi. Kegiatan yang dibuka Oleh Bapak Menristekdikti pada
tanggal 11 Juli 2017 dilaksanakan di 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Melalui kegiatan ini, selain telah tersampaikannya produk litbang kepada masyarakat, juga
telah dihasilkan sejumlah kerjasama pemanfaatan produk litbang antara Lembaga PUI
dengan Pemerintah Daerah dan UKM.
2) Indonesia Innovation Day
Guna mendukung rancangan hilirisasi produk inovatif PUI tersebut, akan dilakukan
kegiatan Indonesia Innovation Day 2017 yang dilaksanakan pada 27 September 2017 di
lokasi High Tech Campus Eindhoven, Belanda. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini
dimaksudkan untuk:
a) Memperkenalkan produk inovatif unggulan PUI di kalangan institusi riset-inovasi
Belanda dan negara Eropa lainnya.
b) Memperluas jaringan kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi
lanjutan, kerjasama sertifikasi produk untuk pangsa pasar eropa, perluasan promosi dan
pasar atas produk.
c) Meningkatkan sinergi inovasi yang berkelanjutan antar lembaga PUI dengan pusat
riset-inovasi baik yang dalam lingkup HTCE, Institusi di Belanda maupun institusi di
Eropa.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
135
Gambar 23. Penandatanganan Kerjasama antara Lembaga PUI dengan
Mitra disaksikan oleh Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti pada kegiatan
Indonesia Innovation Day di Belanda
3) Inisasi Pusat Unggulan Inovasi Daerah
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Sosialisasi dan Pelatihan produk litbang kepada
masyarakat/UKM di 51 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU ini
sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 30 lembaga PUI, pada
pelaksanaan kegiatan 2017 berhasil terealisasi sebesar 46 lembaga PUI yang berstatus ditetapkan,
dengan persentase capaian kinerja sebesar 153%. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun
2019, realisasi IKU mencapai 115% dari target 40 PUI.
Dalam kurun waktu 2011 – 2017 telah ditetapkan 46 lembaga Litbang yang ditetapkan
sebagai Pusat Unggulan Iptek yang berasal dari lembaga litbang Pemerintah Kementerian, lembaga
litbang pemerintah non-kementerian, lembaga litbang perguruan tinggi, dan lembaga litbang badan
usaha. Ke-46 lembaga tersebut memiliki tema unggulan yang spesifik dengan standar hasil yang
sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek dan berdaya saing. Pusat Unggulan
Iptek yang ditetapkan adalah lembaga Litbang yang dibina atau Lembaga Litbang yang pengusul
yang memiliki nilai kinerja > 850. Berdasarkan hasil Monitoring Evaluasi dan Seleksi, terdapat 8
jumlah lembaga Litbang yang memiliki nilai > 850 dan telah ditetapkan melalui SK Menteri
Ristekdikti NO. 319/M/KPT/2017 tentang Penetapan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang Dibina
Sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 – 2019. Daftar lembaga berikut tema unggulannya seperti
tergambar pada tabel berikut.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
136
Tabel 29. Lembaga Litbang yang telah Ditetapkan Sebagai PUI Tahun 2011-2017
No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga
Induk
Tahun
Pembinaan
Tahun
Ditetapkan
PUI Lembaga Litbang
1 Pusat Penelitian
Kelapa Sawit
(PPKS)
PUI Kelapa Sawit PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2012 - 2014 2011
2 Pusat Penelitian
Karet
PUI Karet PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2013 - 2015 2014
3 Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao
Indonesia (PPKKI)
PUI Kopi dan
Kakao
PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2013 - 2015 2012/2013
4 Pusat Apilkasi
Isotop dan Radiasi
(PAIR)
PUI Isotop dan
Radiasi
Badan Tenaga
Nuklir
Nasional
2014 - 2016 2015
5 Balai Besar
Penelitian dan
Pengembangan
Pascapanen
Pertanian
PUI Pascapanen Kementerian
Pertanian
2015 - 2017 2015
6 Balai Besar
Penelitian Tanaman
Padi
PUI Tanaman Padi Kementerian
Pertanian
2015 - 2017 2015
7 Balai Besar
Penelitian Veteriner
PUI Veteriner Kementerian
Pertanian
2015 - 2017 2015
8 Balai Penelitian
Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi
(Balitkabi)
PUI Aneka Kacang
dan Umbi
Kementerian
Pertanian
2015 - 2017 2014
9 Pusat Penelitian
Bioteknologi dan
Bioindustri
Indonesia
PUI Bioteknologi
dan Bioindustri
PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2015 - 2017 2014
10 Pusat Penelitian Teh
dan Kina (PPTK)
PUI Teh dan Kina PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2015 - 2017 2015
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
137
No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga
Induk
Tahun
Pembinaan
Tahun
Ditetapkan
11 Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman
Pusat Unggulan
Iptek Biologi
Molekuler dan
Genomik
Eijkman 2016-2018 2015
12 Pusat Penelitian dan
Pengembangan Daya
Saing Produk
Bioteknologi
Kelautan dan
Perikanan
PUI Material Aktif
Laut
Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
2016-2018 2016
13 Pusat Teknologi
Radioisotop
Radiofarmaka
PUI
Radiobiomolekuler
Badan Tenaga
Nuklir
Nasional
2015-2017 2016
14 Pusat Penelitian
Biomaterial
PUI Lignoselulosa Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2016-2018 2016
15 Pusat Penelitan
Bioteknologi
PUI Biorefinari
Terpadu
Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2016-2018 2016
16 Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun
Raya
PUI Konservasi
dan Pengembangan
Tumbuhan
Indonesia
Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2016-2018 2016
17 Balai Penelitian
Tanaman Palma
PUI Kelapa Kementerian
Pertanian
2017-2019 2016
18 Balai Besar Industri
Agro
PUI Industri Agro Kementerian
Perindustrian
2017-2019 2016
19 Balai Besar
Penelitian
Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman
Hutan
PUI Pemuliaan
Tanaman Hutan
Tropis
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
2017-2019 2016
20 Pusat Penelitian
Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI)
Pusat Unggulan
Agroindustri
Berbasis Tebu
PT. Riset
Perkebunan
Nusantara
2015 - 2017 2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
138
No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga
Induk
Tahun
Pembinaan
Tahun
Ditetapkan
21
Balai Teknologi
Hidrodinamika
Pusat Unggulan
Hidrodinamika
Bangunan Apung
Badan
Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi
2015 - 2017 2017
22 Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfir
- LAPAN
Pusat Unggulan
Iptek Pemodelan
Atmosfer Indonesia
Lembaga
Antariksa dan
Penerbangan
Nasional
2016 - 2018 2017
23
Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh
Pusat Unggulan
Iptek Pemanfaatan
dan Diseminasi
Informasi
Penginderaan Jauh
Lembaga
Penerbangan
dan Antariksa
Nasional
2017 - 2019 2017
24 Balai Penelitian
Tanaman Rempah
Dan Obat
Pusat Unggulan
Iptek Tanaman
Rempah dan Obat
Kementerian
Pertanian 2017 - 2019 2017
25
Balai Penelitian
Teknologi Bahan
Alam
Pusat Unggulan
Iptek Teknologi
Pengemasan
Makanan
Tradisional
Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2017 - 2019 2017
26 Pusat Penelitian
Metrologi LIPI
Pusat Unggulan
Iptek Metrologi
Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2017 - 2019 2017
27
Pusat Teknologi
Material
Pusat Unggulan
Iptek Teknologi
Material Medis
Badan
Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi
2017 - 2019 2017
28 Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan
Buah Subtropika
Pusat Unggulan
Iptek Jeruk
Kementerian
Pertanian 2017 - 2019 2017
29 Balai Besar
Penelitian dan
Pengembangan
Budidaya Laut
Pusat Unggulan
Iptek Perbenihan
Ikan Laut
Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
2017 - 2019 2017
30 Balai Penelitian
Tanaman Serealia
Pusat Unggulan
Iptek Tanaman
Serealia
Kementerian
Pertanian 2017 - 2019 2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
139
No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga
Induk
Tahun
Pembinaan
Tahun
Ditetapkan
31
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil
Hutan
Pusat Unggulan
Iptek Pemanfaatan
Hasil Hutan Tropis
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
2018 - 2020 2017
32
Pusat Sains dan
Teknologi Bahan
Maju
Pusat Unggulan
Iptek Sains dan
Teknologi Baterai
dan Magnet
Badan Tenaga
Nuklir
Nasional
2018 - 2020 2017
33
Pusat Teknologi dan
Data Penginderaan
Jauh
Pusat Unggulan
Iptek Teknologi
dan Data
Penginderaan Jauh
Lembaga
Penerbangan
dan Antariksa
Nasional
2018 - 2020 2017
34
Pusat Penelitian
Biologi
Pusat Unggulan
Iptek Sumberdaya
Mikroorganisme
Nasional
Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
2018 - 2020 2017
PUI Perguruan Tinggi
35 Pusat Kajian
Hortikultura Tropika
(PKHT)
PUI Hortikultura
Tropika
Institut
Perkebunan
Bogor
2012 - 2014 2013
36 Lembaga Penyakit
Tropis
PUI Penyakit
Tropis dan Infeksi
Universitas
Airlangga
2012 - 2014 2012
37 Pusat Studi
Biofarmaka
PUI Biofarmaka Institut
Perkebunan
Bogor
2013 - 2015 2013
38 Konsorsium Riset
Pengelolaan Hutan
Tropis Berkelanjutan
PUI Pengelolaan
Hutan Tropis
Berkelanjutan
Universitas
Lambung
Mangkurat
2013 - 2015 2015
39 Pusat
Mikroelektronika
PUI Broadband
Wireless Access
Institut
Teknologi
Bandung
2014 - 2016 2015
40 Pusat Penelitian
Pigmen Material
Aktif (P3MA)
PUI Pigmen
Material Aktif
Universitas Ma
Chung
2014 - 2016 2014
41 Pusat Penelitian
Surfaktan dan
Bioenergi
PUI Surfaktan dan
Bioenergi
Institut
Pertanian
Bogor
2015 - 2017 2015
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
140
No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga
Induk
Tahun
Pembinaan
Tahun
Ditetapkan
42 Pusat Studi Satwa
Primata
PUI Satwa Primata Institut
Pertanian
Bogor
2015 - 2017 2015
43 Southeast Asian
Food and
Agriculture Science
and Technology
(SEAFAST) Centre -
IPB
Pusat Unggulan
Iptek Keamanan
Pangan
Institut
Pertanian
Bogor
2016 - 2018 2017
44
PUI Sistem Kontrol
dan Otomotif- ITS
Pusat Unggulan
Iptek Sistem dan
Kontrol Otomotif
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
2016 - 2018 2017
45 Pusat Riset dan
Enterpreunial
Agroindustri Atsiri
(PUREAA) -
Universitas
Brawijaya
Pusat Unggulan
Iptek Agroindustri
Atsiri
Universitas
Brawijaya 2016 - 2018 2017
46 Pusat Penelitian
Nanosains dan
Nanoteknologi - ITB
Pusat Unggulan
Iptek Nanosains
dan Nanoteknologi
Institut
Teknologi
Bandung
2017-2019 2017
Pusat Unggulan Iptek (PUI) adalah suatu organisasi atau lembaga yang melaksanakan kegiatan-
kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan
standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek. Unsur-unsur yang
menjadi dasar penetapan lembaga sebagai Pusat Unggulan Iptek yaitu kemampuan lembaga untuk
menyerap teknologi dari luar (peningkatan kapasitas), kemampuan mengembangkan kegiatan riset
(peningkatan kapabilitas), kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset sehingga kemanfaatannya
dirasakan oleh masyarakat banyak dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi (kontinuitas).
Peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas upaya lembaga litbang menjadi arah bagi
pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Upaya peningkatan tersebut dilaksanakan dengan menguatkan
3 kapasitas lembaga yang mencakup :
(a) Sourcing Absorptive Capacity: Kemampuan Lembaga untuk menyerap informasi dan teknologi
dari luar: kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan
sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset,
1. Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang
2. Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi
3. Ketersediaan Sarana Prasarana yang mendukung dan SOP pemanfaatannya
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
141
4. Kapasitas Tata Kelola Anggaran (Prosentase Penyerapan Anggaran, Kompetensi SDM
Pengelola)
5. Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi Lembaga
6. Kapasitas Akses Informasi (website dan jaringan pemanfaatan data informasi)
7. Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional
8. Undangan menjadi Pemakalah Internasional
9. Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek
(b) R&D Capacity: Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan kegiatan litbangrap:
kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan
pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi
input, proses, dan pengelolaan industri.
1. Strategi dan implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Riset
2. Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Penguatan Fokus Unggulan
3. Strategi dan Implementasi Lembaga dalam Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI lainnya
4. Strategi dan Implementasi Lembaga Memperkuat Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset
5. Strategi dan Implementasi Lembaga dalam Memperkuat Kerjasama Pemanfaatan Produk Hasil
Riset
6. Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi
7. Publikasi dalam Jurnal Internasional
8. Lulusan S3 sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga
9. Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya
(c) Disseminating Capacity: Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan hilirisasi hasil- hasil
litbangrap: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan
oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah).
1. Strategi dan Implementasi Pengembangan Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga
2. Strategi dan implementasi Penguatan Mekanisme Hilirisasi Produk
3. Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional
4. Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional
5. Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan pengguna teknologi
6. Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk Unggulan Lembaga
7. Perolehan apresiasi dari National Recognition untuk Produk berbasis Riset Unggulan Lembaga
8. Perolehan apresiasi dari National References bagi Kinerja Pusat Unggulan Iptek
9. Wujud implementasi Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat
Berikut perbandingan kondisi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Pusat
Unggulan Iptek di Luar Negeri.
Tabel 30. Perbandingan Kondisi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi
di Indonesia dan Luar Negeri
No
Aspek
PUI PT
PUI PT di Indonesia PUI PT di Luar Negeri
(Jepang)
1. Kelembagaan Peran pemerintah masih sangat
diperlukan untuk menjadikan sebuah
pusat unggulan bisa menghasilkan
Sistem kelembagaan yang
dikembangakan sangat mapan dan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
142
No
Aspek
PUI PT
PUI PT di Indonesia PUI PT di Luar Negeri
(Jepang)
publikasi, inovasi dan produk yang
dibaca, dirujuk, dikembangan,
diaplikasikan, diterapkan dan
dimanfaatkan baik di dunia pendidikan
dan masyarakat secara nasional bahkan
internasional.
didukung penuh oleh pemerintah
dalam pendanaannya.
Semakin banyak jumlah publikasi,
inovasi dan produk yang dihasilkan
PUI PT maka semakin besar jumlah
dana pemerintah yang diberikan
kepada peneliti di Pusat Unggulan
tersebut.
2. Riset Fokus pada bidang riset atau teknologi
sebagaimana yang di amanahkan
dalam nawa cita yaitu 10 bidang
tertentu termasuk sains sosial.
Lembaga PUI PT memiliki rencana
roadmap yang jelas dan terukur di
tiap tahunnya, kerjasama riset
dengan lembaga-lembaga penelitian
dan perusahaan sangat
dimungkinkan untuk dapat menjaga
kelangsungan penelitian yang
dilakukan. Penelitian dapat bersifat
bottom up mengikuti keperluan
penyandang dana riset atau
perusahaan maupun top down
mengikuti agenda riset yang telah
ditentukan oleh pemerintah
3. Pendidikan Sesuai dengan kriteria yang
ditentukan, PUI PT baru melibatkan
mahasiswa S3
Sudah melibatkan mahasiswa S3 dan
peneliti dari perguruan tinggi baik
dalam dan luar negeri maupun
lembaga litbang lain untuk
melakukan penelitian bersama.
Analisis penyebab keberhasilan pencapaian target indikator kinerja untuk Program Pusat Unggulan
Iptek Tahun 2017 dikarenakan penggunaan secara optimal sumber daya yang ada, baik teknologi,
sarana, fasilitas dan peralatan serta adanya inovasi kegiatan tahun 2017 seperti safari pusat unggulan
iptek yang merupakan paket diseminasi dalam bentuk pelatihan, sosialisasi dan promosi hasil litbang
PUI dan kegiatan Indonesia Innovation Day 2017 untuk memperkenalkan produk inovatif unggulan
PUI di kalangan institusi riset-inovasi Belanda dan negara Eropa lainnya, dan memperluas jaringan
kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi lanjutan, kerjasama sertifikasi
produk untuk pangsa pasar eropa, perluasan promosi dan pasar atas produk. Dari kegiatan Indonesia
Innovation Day 2017, lembaga litbang PUI telah berhasil menghasilkan 20 kerjasama dengan industri
maupun lembaga litbang di Belanda dan negara Eropa lainnya. Beberapa produk unggulan yang telah
berhasil diproduksi massal dari hasil kontrak kerjasama tersebut antara lain:
1. Implan Tulang SS316L - Pusat Teknologi Material
Implan Tulang SS316L merupakan alat medis yang terbuat dari Stainless Steel 316L, untuk
menggantikan struktur dan fungsi dari bagian tulang. Teknologi ini telah lolos uji ASTM F-138, dan
telah diproduksi masal oleh PT. Zenith Allmar Precisindo Indonesia. Dengan adanya teknologi ini,
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
143
Indonesia telah berhasil mengurangi import alat kesehatan yang masih banyak bergantung pada
negara lain.
2. Kapsul Buah Merah 500VE- Balai Besar Industri Agro
Kapsul Buah Merah 500VE merupakan suplemen yang mengandung karotenoid, dan vitamin E yang
berguna sebagai penghambat perkembangan kanker. Teknologi ini telah ter-registrasi di Kementerian
Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja, Jepang, dan telah diproduksi massal oleh M&K Labs
di Jepang. Tahun 2017 Balai Besar Industri Agro telah menandatangani Kontrak Kerjasama dengan
Barracuda Point Aps, Denmark untuk produksi masal produk ini di Denmark atau Uni Eropa.
3. Subsea Swimmer Thruster - Balai Teknologi Hidrodinamika
Subsea Swimmert Thruster merupakan alat propulsi untuk penyelaman. Alat ini dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penyeleman untuk militer, exporasi ilmiah,
hingga untuk pariwisata. Balai Teknologi Hidrodinamika telah menandantangani kerjasama dengan
PT. Risea Propulsion Indonesia, Houben Mobility Management, Belanda, FishFlow Innovation B.V.,
Belanda, Poseidon Propulsion B.V., Belanda, dan Praxis Automation B.V., Belanda untuk produksi
massal di Indonesia dan Belanda atau Uni Eropa
Kegiatan pendukung dalam rangka pengembangan Pusat Unggulan Iptek antara lain:
a. Asistensi Penajaman Fokus Pengembangan PUI di 19 (Sembilan belas) Lembaga PUI yang baru
bergabung di Tahun 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan program PUI secara detail
kepada semua pegawai di masing-masing lembaga, sekaligus memberikan asistensi terkait
penajaman focus kegiatan yang dapat dilakukan pada tahun 2016 dalam rangka pengembangan
kapasitas kelembagaannya untuk menjadi PUI.
b. Supervisi (fasilitasi asistensi) dilakukan dengan melibatkan Tim Pakar yang ahli dibidangnya
untuk menguatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga PUI.
c. Monitoring Evaluasi untuk mengukur capaian kinerja lembaga PUI berdasarkan atas 27
indikator kinerja (indikator input, proses, output dan outcome). Sistem pengukuran kinerja
menggunakan basis online pada website PUI.
d. Deklarasi Penetapan Pusat Unggulan Iptek, merupakan upaya dari Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memberikan apresiasi terhadap lembaga PUI yang telah
berkinerja tinggi, dan layak untuk ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.
Meskipun kinerja Pusat Unggulan Iptek mencapai target namaun dalam pelaksanaannya ditemui
beberapa kendala antara lain penjadwalan kegiatan supervisi dan monev PUI untuk masing-masing
lembaga menjadi sangat padat akibat bertambahnya jumlah PUI. Alternatif solusi untuk mengatasi
kendala tersebut di tahun yang akan dating adalah dengan melaksanakan monev lembaga PUI yang
berada dalam satu kota secara bersamaan dan auatu dalamwaktu yang berdekatan.
Program dan kegiatan yang mendukung kegiatan penguatan dan pengembangan lembaga
penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:
1. BPPD yang dibina menjadi BPPD yang berkinerja Utama
Dalam pelaksanaannya program ini mengalamai beberapa hambatan, antara lain:
1. Tidak dapat dilaksanakannya beberapa kegiatan penguatan kelembagaan BPPD pembina
karena adanya efisiensi anggaran
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
144
2. Kurangnya sumberdaya manusia yang ada dalam struktur organisasi di Sub Direktorat
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Daerah
3. Sering bergantinya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, sehingga pelaksanaan koordinasi harus selalu dilakukan
Faktor-faktor kemudahan yang mendukung program/kegiatan ini, adalah sebagai berikut:
1. Adanya Surat Peraturan Bersama antara Kemenristek dan Kemendagri nomor 03 Tahun
2012 dan nomor 36 Tahun 2012.
2. Adanya UU nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota masih sangat
memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas dan kapabilitas selaku lembaga
penelitian daerah untuk dapat berdayasaing dalam inovasi.
4. Adanya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab XXI pada pasal 386
sampai dengan 390 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
5. Dukungan kebijakan kepala daerah dalam pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
6. Dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri RI dalam
pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Keterkaitan kegiatan dengan indikator sasaran Program:
Dalam rangka mencapai Indikator Kinerja Keterkaitan Kegiatan dan Indikator saran Program
lembaga penelitian dan pengembangan yang berkualitas, kegiatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD) yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama merupakan salah
satu indikator sasaran program. Pada Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan
menetapkan Pusat Unggulan Iptek merupakan aktor penyedia inovasi yang dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini salah satu fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah adalah membuat rekomendasi perencanaan pembangunan berbasis pada hasil penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu dikuatkan dalam pelaksanaan yang akan melibatkan Pusat
Unggulan Iptek (PUI). Dalam hal ini BPPD perlu difasilitasi dikuatkan dalam memanfaatkan
hasil inovasi yang dihasilkan oleh Pusat Unggulan Iptek untuk dapat diimplementasikan di
daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan aktor penting dalam
implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Dengan semakin banyaknya Pusat Unggulan Iptek
(PUI) yang ada akan semakin menguatkan keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah dalam mengimplementasikan pelaksanaan SIDa. Kinerja Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah sangat ditentukan oleh koordinasi yang dilakukan dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan Tinggi maupun
dengan lembaga-lembaga Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pemerintah Kementerian
(LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maupun dengan masyarakat pengguna
iptek.
Dalam rangka pembinaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 tentang penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Berkaitan hal tersebut tahun 2017, kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah (BPPD) telah memberikan insentif kepada 10 (sepuluh) Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu: Sumatera
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
145
Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, Kota Sungai
Penuh, Jawa Timur, Kabupaten Malang, Kalimantan Timur, dan Kota Makassar. Output dari
fasilitasi berupa kebijakan maupun model Implementasi SIDa pada masing-masing provinsi
/kabupaten/kota berbasis pada komoditas unggulan daerah maupun kebijakan untuk mengatasi
issue strategis daerah maupun nasional. Selain memberikan instentif fasilitasi peningkatan
kapasitas BPPD, kegiatan ini juga melakukan penilaian kinerja terhadap 16 (enam belas) BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota tujuannya selain untuk menentukan BPPD yang berkinerja UTama
Tahun 2017, juga untuk melihat kinerja BPPD yang telah Berkinerja Utama. Penilaian kinerja
BPPD menggunakan metode Anregis (Analisys Regional Innovation System) dalam penilaian ini
yang dinilai mencakup 4 determinan yaitu: Kerangka Kebijakan, Sumberdaya Penunjang,
Kapasitas dan Kapabilitas Kelembagaan, Produktivitas output dan outcome SIDa. Dari 10 BPPD
yang difasilitasi ada 3 (tiga) BPPD yang telah memenuhi standar penilaian Berkinerja Utama,
yaitu: BPPD Provinsi Sumatera Barat, BPPD Provinsi Sumatera Barat dan BPPD Kabupaten
Malang. Penilaian kinerja dilakukan terhadap 16 BPPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
khusus kelitbangan yang dipimpin oleh Pejabat setingkat Eselon II (dua). Kinerja BPPD Utama
dapat terlihat dari hasil penilaian anregis dengan nilai Total Skore ≥ 3 untuk empat determinan.
BPPD dapat di nobatkan sebagai BPPD Berkinerja Utama apabila telah menjalankan peran dan
fungsi selaku koordinator SIDa, dapat membuat kebijakan untuk penguatan kelembagaan SIDa
dan membuat model implementasi sinergitas dari masing-masing aktor dengan komoditas
unggulan daerah. Untuk BPPD Provinsi Sumatera Selatan berkinerja tinggi dalam
meningkatkan nilai tambah dari komuditas Karet dan tanaman indigofera memasok kebutuhan
bahan baku untuk pakan ternak yang ada di Agro Tekno Park yang terletak pada kabupaten
Ogan Ilir, BPPD Provinsi Sumatera Utara mensinergikan kegiatan Pengembangan Pusat
Penelitian Kelapa Sawit dengan membentuk Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) , Sumatera
Barat mengkolaborasikan kegiatan pembentukan konsorsium cabe pada 8 kabupaten/kota
sebagai sentra tanaman cabe, Kota Sungai Penuh dengan komoditas Kopi, Jawa Timur dengan
membuat kebijakan end to end klaster tanaman buah apel, Kabupaten Malang melaksanakan
transfer teknologi untuk peremajaan tanaman buah apel yang terletak di desa gubuk klakah,
BPPD Provinsi Lampung melaksanakan transfer teknologi peningkatan kualitas makanan
kesehatan yang berbahan baku beras siger/beras sehat , BPPD Kabupaten Lampung Tengah
dengan melakukan pembuatan buku panduan pengelolaan panen dan paska panen tanaman ubi
kayu untuk memenuhi standar bahan baku kebutuhan industri, BPPD Kota Makassar
melaksanakan transfer teknologi budidaya tanaman bakau yang terletak di pulau Lakkang untuk
menjaga kelestarian lingkungan sebagai cagar budaya masyarakat asli bugis yang bermata
pencaharian sebagai nelayan, dan BPPD Provinsi Kalimantan Timur dengan melakukan
pembentukan Pusat Diseminasi Iptek yang bertujuan untuk mempercepat proses adanya aliran
alih teknologi yang potensial dari para penyedia teknologi agar dapat dimanfaatkan oleh
pengguna.
Tahun ini telah ditentukan 3 (tiga) BPPD Berkinerja Utama yaitu BPPD Provinsi Sumatera
Barat, BPPD Provinsi Sumatera Utara dan BPPD Kabupaten Malang. Untuk memenuhi target
capaian tahun 2017, sebanyak 15 (lima belas) BPPD Berkinerja perlu ditingkatkan 4 BPPD yang
sebelumnya telah ditetapkan 11 (sebelas), tidak terpenuhi target karena ada pemotongan
anggaran sebesar 23 % (dua puluh tiga) % yang diperuntukan untuk melaksanakan pembinaan.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
146
Tabel 31. Indikator dan CapaianSasaran Program
MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptekdanDikti
Indikator
Sasaran
Program
2014 2015 2017 2017
Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
BPPD yang
dibina Menjadi
BPPD Berkinerja
Utama
3 3 5 7 10 11 15 14
2. Pranata Litbang Terakreditasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi, dalam Bab 1 Pasal 3 disebutkan bahwa salah satu fungsi Kementerian
ini adalah perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta
pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi,
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan
riset dan teknologi.
Dalam melakukan fungsi tersebut, sesuai Pasal 11 (1) dibentuk Direktorat Jenderal Kelembagaan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri. Direktorat Jenderal ini mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan,
koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi (Pasal 12).
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan beberapa fungsi, dimana salah satunya
adalah perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan
pengembangan (Litbang). Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan
(KNAPPP) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Ristek dan Dikti dalam mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga litbang Iptek,
melalui penyelenggaraan akreditasi pranata Litbang. Fungsi KNAPPP sebagai instrumen
tersebut diperkuat oleh adanya Peraturan Menteri Ristek dan Dikti Nomor 52 Tahun 2017
tentang Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan. KNAPPP didirikan
dengan tujuan untuk membantu Pranata Litbang dengan memberikan panduan dan pembinaan
melalui sistem akreditasi agar manajemen mutu pranata litbang menjadi lebih tertib, sehingga
kinerjanya meningkat dan lebih berperan dalam Sistem Inovasi Nasional.
Akreditasi oleh KNAPPP dapat digunakan sebagai a) informasi tentang ruang lingkup layanan
jasa dan jaminan kualitas kinerja yang dapat diberikan oleh Pranata Libang kepada dunia usaha
dan para pemangku kepentingan di bidang penelitian dan pengembangan serta inovasi teknologi;
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
147
dan b) jaminan mutu pranata litbang bagi industri dan pemangku kepentingan pranata litbang
yang akan menggunakan jasa atau melakukan kerjasama litbang.
Indikator kinerja, target, rencana capaian sampai 2017 serta realisasinya dapat digambarkan pada
tabel berikut:
Tabel 32. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
dan Indikator Kinerja Tahun 2012-2017
Sasaran Indikator/
Target
Tahun Target
Pranata
Litbang
Terakreditasi
Dibina/Baru
Realisasi
Pranata
Litbang
Terakreditasi
Dibina/Baru
Persentase
Capaian
Target Setiap
Tahun
Pranata
Litbang
Terakredi-
tasi
Jumlah pranata
litbang
terakreditasi yang
dibina dengan
asesmen surveilan
dan reakreditasi
2012 30
- -
2013 30
20 67%
2014 30
6 20%
2015 40
11 28%
2017 40 21 53%
2017 40 18 45%
Jumlah pranata
litbang
terakreditasi awal
(baru)
2012 2
15
2 100%
2013 5 5 100%
2014 5 3 60%
2015 5 5 100%
2017 5 4 80%
2017 5 3 60%
Pada tahun 2017 Subdit Penjaminan Mutu dan Penilaian Kinerja, Direktorat Lembaga Litbang,
telah menetapkan target dan capaian sebagai berikut:
1) Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina ditargetkan 40 (empat puluh)
pranata litbang. Pembinaan pranata litbang dilakukan melalui asesmen surveilan dan asesmen
reakreditasi. Pada tahun 2017 ini, tercapai 18 (delapan belas) pranata yang telah diasesmen
surveilan dan reakreditasi, sehingga persentase capaiannya adalah 45%.
2) Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi awal (baru) ditargetkan 5 (lima) pranata litbang,
yang dilakukan melalui asesmen akreditasi awal dan keputusan akhir ditetapkan oleh Anggota
KNAPPP. Pada tahun 2017 ini, tercapai 3 (tiga) pranata yang telah mendapatkan akreditasi
dari KNAPPP, sehingga persentase capaiannya adalah 60%.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
148
Selain pranata litbang terakreditasi yang dibina dan pranata litbang terakreditasi awal, pada tahun
2017 ini telah diterbitkan pedoman baru terkait KNAPPP yang disahkan oleh Ketua KNAPPP
(Ex-Officio Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti). Pedoman tersebut yaitu:
▪ Pedoman KNAPPP 01:2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Nasional Akreditasi
Pranata Penelitian dan Pengembangan;
▪ Pedoman KNAPPP 02:2017 tentang Persyaratan Akreditasi Pranata Penelitian dan
Pengembangan;
▪ Pedoman KNAPPP 03:2017 tentang Bidang Kepakaran Pranata Penelitian dan Pengembangan;
dan
▪ Pedoman KNAPPP 04:2017 tentang Penggunaan Logo Komite Nasional Akreditasi Pranata
Penelitian dan Pengembangan.
Bila ditinjau dari target output sebanyak 5 (lima) pranata litbang terakreditasi awal/baru, maka
kegiatan Pranata Litbang Terakreditasi Tahun 2017 ini hanya mencapai target 60%. Hal ini
dikarenakan adanya pemotongan anggaran yang signifikan dalam pengelolaan kegiatan tersebut
yaitu anggaran awal tahun yang semula sebesar Rp 3.500.000.000,- menjadi Rp 1.534.664.000,-
(dipotong 56,15%). Selain kendala anggaran tersebut ada beberapa kendala lain yang dihadapi
dalam penyelenggaraan KNAPPP antara lain:
▪ Akreditasi KNAPPP bukan merupakan kewajiban bagi Pranata Litbang sehingga tidak ada
sanksi dan kerugian bagi Pranata Litbang yang tidak mengajukan permohonan akreditasi
KNAPPP atau tidak segera melengkapi persyaratan akreditasinya.
▪ Akreditasi KNAPPP belum dijadikan sebagai salah satu indikator bagi para pemangku
kebijakan.
▪ Jumlah asesor ketua yang terbatas (hanya 5 orang), sehingga proses asesmen akreditasi
KNAPPP terhambat, terutama dalam penyesuaian jadwalnya, sulitnya menyesuaikan jadwal
antara para asesor dan pihak pranata litbang.
▪ Proses pencairan anggaran kegiatan yang membutuhkan waktu panjang dan kurang efisien.
▪ Sebagian besar penentu keberhasilan proses akreditasi KNAPPP tidak berada di bawah kontrol
Sekretariat KNAPPP, misalnya sebelum asesor melakukan penutupan (closing) terhadap hasil
asesmennya ternyata pranata litbang telah mengalami restrukturisasi seperti yang terjadi pada
Pranata Litbang Balai Penelitian Tembakau Deli Serdang dan Risbang Tebu di Sumatera Utara.
▪ Pranata litbang membutuhkan proses perbaikan atas laporan ketidaksesuaiannya lebih lama
dari target yang disepakati dalam kegiatan asesmen.
3. Rekomendasi Kebijakan Penguatan Lembaga Litbang
Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam
rangka untuk mencapai sasaran strategis pada elemen kelembagaan yaitu meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti dengan salah satu indikator kinerja utama yaitu pusat unggulan
iptek adalah melakukan penyusunan rekomenasi kebijakan pengembangan lembaga litbang.
Hasil akhir yang dicapai dari penyusunan rekomendasi ini adalah tersusunnya sebuah peraturan
perundangan yang mampu mewadahi mekanisme pembinaan lembaga penelitian dan
pengembangan di Indonesia, mulai dari proses registrasi, penilaian kinerja lembaga penelitian
dan pengembangan, pembinaan lembaga penelitian dan pengembangan, monitoring dan
evaluasi, serta pelaporan hasil pelaksanaan kebijakan. Adapun tujuan dari pembinaan lembaga
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
149
penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan adalah untuk meningkatkan mutu hasil
penelitian, meningkatkan relevansi dan pendayagunaan hasil litbang dan meningkatkan kinerja
lembaga litbang dengan sasaran akhir terbentuknya lembaga litbang unggul yang memberikan
kontribusi nyata terhadap pemenuhan kebutuhan atau penyediaan solusi bagi persoalan nyata
yang dihadapi masyarakat, pemerintah, atau dunia usaha. Dengan demikian, proses pembinaan
dilakukan dengan tujuan utama untuk melahirkan lembaga-lembaga litbang yang unggul.
Pada tahun 2017, Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan menjadi bagian dari kegiatan Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian
dan Pengembangan dengan output Lembaga Litbang yang dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek.
Diharapkan pada tahun 2018, Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan dapat menjadi output sendiri dari kegiatan Penguatan dan Pengembangan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Untuk capaian realisasi serapan anggaran untuk
kegiatan Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut.
Penyusunan rekomendasi kebijakan pengembangan lembaga litbang tahun 2017 ini melanjutkan
hasil rekomendasi kebijakan tahun 2017. Mekanisme pembinaan lembaga penelitian dan
pengembangan yang dimulai dari proses registrasi lembaga litbang, pengklasifikasian,
pelaksanaan pembinaan, pelaksanaan Monev, pelaporan dan penilaian hasil indikator penilaian
yang nantinya akan digunakan sebagai instrumen untuk melakukan penilaian kinerja lembaga
litbang.
Metode pendekatan yang dipakai dalam penyusunan rekomendasi kebijakan ini yaitu metodologi
kualitatif dan deskriptif analitik, dengan melakukan analisis kebijakan integratif yaitu
memadukan analisis kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan dan akibat-akibat kebijakan setelah kebijakan
diimplementasikan. Kegiatan dilakukan dengan melihat berbagai aspek dari kebijakan atau
peraturan perundangan lainnya serta faktual di lapangan terkait dengan kelembagaan iptek, agar
menghasilkan informasi yang lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pembinaan
lembaga litbang.
Secara garis besar, tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penyusunan rekomendasi
kebijakan pengembangan lembaga litbang adalah:
1. Diskusi penyusunan naskah urgensi pembinaan lembaga litbang.
2. Diskusi penyusunan pedoman registrasi lembaga litbang. Registrasi lembaga litbang penting
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data baik jumlah, sebaran dan kompetensi
lembaga litbang yang akurat, terpercaya dan terintegrasi sebagai dasar kebutuhan dalam
mengembangkan lembaga litbang yang mampu mendukung pengembangan Iptek.
3. Konsinyering penyusunan pedoman penilaian kinerja dan pengklasifikasian lembaga litbang
dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholders)
mengenai indikator yang tepat untuk digunakan dalam melakukan penilaian kinerja lembaga
litbang.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
150
4. Pengawalan terhadap pembahasan rancangan revisi Undang-Undang No. 18 tahun 2002
dengan secara aktif memberikan masukan kepada tim perumus dimana pada rancangan
Undang-undang tersebut memuat pasal tentang kelembagaan dan pembinaan lembaga litbang
Meskipun dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan lembaga litbang Tahun 2017 masih
menemui beberapa kendala, seperti: tertundanya pencairan anggaran kegiatan dan adanya
efisiensi anggaran, namun demikian target indikator kinerja tetap berhasil dicapai. Keberhasilan
ini dapat dicapai utamanya karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan secara optimal sumber daya yang ada, yaitu komitmen yang tinggi dari sumber
daya manusia pendukung kegiatan;
2. Kerjasama dan koordinasi lintas kegiatan dalam Direktorat lembaga litbang
3. Kerjasama, koordinasi, dan kesepakatan waktu dengan semua stakeholder
Sebagai upaya tindak lanjut kegiatan pengembangan lembaga litbang untuk tahun 2018, akan
dilakukan beberapa kegiatan untuk menyempurnakan output program ini sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian sesuai dengan
Permenristekdikti Nomor 15 tahun 2015.
2. Exercise/uji petik pelaksanaan penilaian kinerja lembaga litbang di beberapa lembaga litbang
LPK dan LPNK.
3. Simulasi proses penilaian kinerja dan pengklasifikasian lembaga litbang dalam rangka
penyelarasan data-data lembaga litbang.
B. CAPAIAN REALISASI KEUANGAN
Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2017 adalah sebesar
Rp. 549.954.769.000,00 sampai dengan akhir Desember 2017 (berdasarkan data pada Simonev)
realisasi anggaran Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti sebesar Rp. 487.635.637.768,00
(88,67%).
Adapun kendala ketidaktercapaian realisasi anggran tersebut dikarenakan belum maksimalnya
keterserapan anggaran untuk beberapa pengelolaan kegiatan yang telah direncanakan dan juga
dikarenakan masalah waktu yang tidak tepat pada program kegiatan revitalisasi dan beberapa
kendala lainnya terlambatnya penetapan pedoman umum pada program bantuan hibah pada PTS.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
151
BAB IV PENUTUP
Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan
Dikti Tahun 2017 dapat dicapai dengan baik. Laporan Kienerja Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti 2017 menyajikan terkait laporan capaian kinerja pada periode tahun anggaran 2017
secara menyeluruh, dalam upaya menningkatkannya kualitas kelembagaan iptek dan dikti. Beberapa
indikator kinerja dapat direalisasikan dengan baik, meskipun ada beberapa yang belum mencapai
target kinerja. Beberapa program dan kegiatan yang menjadi prioritas Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti selalu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala
pelaksanaannya sehingga diharapkan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pencapaian keberhasilan dalam melaksanakan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti, semua bisa terlaksana karena kerjasama serat komitemen semua pihak
dan atau instansi terkait termasuk para pakar/tim yang terlibat dari perguruan tinggi/lembaga
penelitian dan pengembangan yang membantu pelaksanaan program/kegiatan. Berbagai kebijakan
strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah disusun untuk mendorong
pelaksanaan program lebih tepat sasaran, dengan harapan dapat memberikan layanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat pendidikan tinggi dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan anggaran, rendahnya serapan anggaran menjadi cermin bahwa
perencanaan anggaran menjadi faktor penting dalam keberhasilan pencapaian program, terlepas dari
faktor lain yang mempengaruhi yaitu terkait masalah SDM, waktu penyelenggaraan yang tidak tepat
waktu, serta payung hukum pemberian bantuan hibah PTS (pedoman umum). Karena faktor tersebut
maka anggaran pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2017 mengalami
efisiensi anggaran, sehingga ada beberapa program dan kegiatan yang mengalami masalah pada
pelaksanaan program/kegiatan. Permasalahan ini menjadi hambatan terbesar dalam kinerja serapan
anggaran. Namun pada keseluruhanan ketercapaian kinerja program dan kegiatan Direktorat Jenderal
KelembagaanIptek dan Dikti dapat berjalan dengan baik.
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
152
LAMPIRAN
A. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI
TAHUN 2017
Eselon I
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500
dunia
3 PT
Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi
A (unggul)
59 PT
Jumlah Taman Sains dan Teknologi
yang mature
16 TST
Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 PUI
Eselon II
a. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Tersedianya layanan dukungan
manajemen untuk program
peningkatan kelembagaan Iptek
dan Dikti
Jumlah dokumen perencanaan 1 laporan
Jumlah layanan dukungan manajemen
eselon I
1 paket
Jumlah layanan internal (overhead) 1 paket
Jumlah layanan perkantoran 12 bulan
b. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Tersedianya layanan
pengembangan kelembagaan
Perguruan Tinggi
Jumlah Rekomendasi Tata Kelembagaan
Perguruan Tinggi
57 Lembaga
Jumlah Rekomendasi Pendirian dan
Penutupan Perguruan Tinggi
29 PT
Jumlah Rekomendasi Pembukaan dan
Penutupan Prodi
405 Prodi
Jumlah layanan Program Studi diluar
domisili
12 bulan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
153
c. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Tersedianya layanan pembinaan
kelembagaan Perguruan Tinggi
Jumlah PT/Prodi yang di akreditasi
(BAN PT)
4000
prodi/PT
Jumlah mahasiswa asing penerima
beasiswa kemitraan negara berkembang
516
mahasiswa
Jumlah Perguruan Tinggi yang
meningkat mutu kelembagaannya
358 PT
Jumlah Perguruan Tinggi yang dibina
menjadi PT top 500 dunia
3 PT
d. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Tersedianya layanan penguatan
dan pengembangan Lembaga
penelitian dan pengembangan
Jumlah Lembaga Litbang yang dibina
menjadi Pusat Unggulan Iptek
60 Litbang
Jumlah BPPD yang dibina menjadi
BPPD berkinerja utama
10 BPPD
Jumlah Pranata Litbang yang
terakreditasi
45 Pranata
e. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang
Lainnya
Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Tersedianya layanan
Pengembagangan Taman Sains
dan Teknologi (TST) dan Lembaga
Penunjang Lainnya
Jumlah Taman Sains dan Teknologi
yang dikembangkan
10 STP
Jumlah Lembaga Inkubator Teknologi
yang dikembangkan
7 Inkubator
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
154
B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2015 - 2019
Tahun 2017
Target Realisasi %
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi
masuk top 500 dunia 5 3 3 100%
Jumlah Perguruan Tinggi
berakreditasi A (Unggul) 110 59 65 108%
Jumlah Taman dan
Teknologi yang mature 22 16 16 100%
Jumlah Pusat Unggulan
Iptek 40 30 46 153%
C. DAFTAR REALISASI ANGGARAN TAHUN 2017
1. Pagu Anggaran Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2017 Per-
Kegiatan
2. Realisasi Per-Kegiatan (Per-Unit Eselon II) – Update 31 Desember 2017
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
155
3. Realisasi Per-Output
D. DAFTAR CAPAIAN KINERJA PENDUKUNG MELALUI PROGRAM
DAN KEGIATAN
1. Daftar penerima bantuan hibah PTS pada tahun 2017, adalah sebagai berikut:
No Kode
PT Perguruan Tinggi Kopertis
Jenis
Bantuan
1 013085 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma 1 Barang
2 013140 STIKES Santa Elisabeth Medan 1 Barang
3 013151 STKIP Nias Selatan 1 Barang
4 014020 Akademi Maritim Belawan 1 Barang
5 014036 AMIK Medan Business Polytechnic 1 Barang
6 014052 Akademi Teknik Deli Serdang 1 Barang
7 014118 Akademi Manajemen Informatika & Komputer
Royal 1
Barang
8 015017 Politeknik IT&B Medan 1 Barang
9 021026 Universitas Nahdlatul Ulama Lampung 2 Barang
10 023002 STKIP PGRI Lubuk Linggau 2 Barang
11 031036 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 3 Barang
12 033192 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sismadi 3 Barang
13 034140 Akademi Keperawatan Keris Husada 3 Barang
14 034186 Akademi Keperawatan Manggala Husada 3 Barang
15 034224 Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Subroto 3 Barang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
156
16 041036 Universitas Kebangsaan 4 Barang
17 041053 Universitas Pembangunan Jaya Tangerang 4 Barang
18 041062 Universitas Buana Perjuangan Karawang 4 Barang
19 043086 STMIK Jabar 4 Barang
20 043141 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung 4 Barang
21 043165 Sekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas April
Sumedang 4
Barang
22 043243 STMIK LPKIA Bandung 4 Barang
23 043261 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB 4 Barang
24 043263 STMIK Bina Insani 4 Barang
25 043284 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budhi Luhur
Cimahi 4
Barang
26 043314 STIKES Ichsan Medical Centre Bintaro 4 Barang
27 043336 STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran
Juntinyuat Indramayu 4
Barang dan
Bangunan
28 044134 Akademi Kebidanan Karya Bunda Husada 4 Barang
29 045004 Politeknik Bina Budaya Cipta 4 Barang
30 051021 Universitas Alma Ata 5 Barang
31 051022 Universitas Aisyiyah Yogyakarta 5 Barang
32 053004 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha 5 Barang
33 053025 STMIK El Rahma 5 Barang
34 055008 Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia 5 Barang
35 061034 Universitas Aki 6 Barang
36 061036 Universitas Muhadi Setiabudi 6 Barang
37 061040 Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen 6 Barang
38 064039 Akademi Teknik Perkapalan Veteran
6 Barang dan
Bangunan
39 064121 Akademi Keperawatan Serulingmas 6 Barang
40 064154 Akademi Kesehatan Asih Husada 6 Barang
41 064157 Akademi Keperawatan Widya Husada 6 Barang
42 065012 Politeknik Harapan Bersama 6 Barang
43 073010 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws 7 Barang
44 073048 STKIP PGRI Lamongan 7 Barang
45 073064 STKIP PGRI Sidoarjo 7 Barang
46 073152 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes 7 Barang
47 073159 STIKES Hutama Abdi Husada Tulungagung 7 Barang
48 073169 STIKES Muhammadiyah Bojonegoro 7 Barang
49 073172 STKIP Qomaruddin Gresik 7 Barang
50 074049 Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri 7 Barang
51 074052 Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo 7 Barang
52 074074 Akademi Kebidanan Jember 7 Barang
53 074117 Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo 7 Barang
54 081019 Universitas Flores 8 Barang
55 083012 STKIP Bima 8 Barang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
157
56 083015 Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik Mbojo
8 Barang dan
Bangunan
57 083034 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima 8 Barang
58 083041 STMIK Lombok 8 Barang
59 083051 STKIP Taman Siswa Bima 8 Barang
60 083089 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng 8 Barang
61 091017 Universitas Pancasakti 9 Barang
62 091037 Universitas Al Asyariah Mandar 9 Barang
63 091046 Universitas Tomakaka
9 Barang dan
Bangunan
64 093035 Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial
Manado 9
Barang
65 093087 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas 9 Barang
66 093165 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Bisnis
Gorontalo 9
Barang
67 093178 STIKES Bataraguru Soroaka 9 Barang
68 093180 STIKES Graha Medika 9 Barang
69 094015 Akademi Keperawatan Muhammadiyah
Makassar 9
Barang
70 094110 Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah
Makassar 9
Barang
71 103067 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional 10 Barang
72 105009 Politeknik Kampar 10 Barang
73 111009 Universitas Muhammadiyah Palangka Raya 11 Barang
74 111019 Universitas Kaltara 11 Barang
75 113062 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 11 Barang
76 113071 STIKES Husada Borneo 11 Barang
77 113085 STKIP Singkawang 11 Barang
78 114065 Akademi Keperawatan Kaltara Tarakan 11 Barang
79 125004 Politeknik Sains & Teknologi Wiratama Maluku
Utara 12
Barang
80 133011 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah
Takengon 13
Barang
81 133030 STIKES Darussalam Lhokseumawe 13 Barang
82 133044 STKIP Bumi Persada Lhokseumawe 13 Barang
83 134031 Akademi Kebidanan Adhira Mustika Gayo 13 Barang
84 134037 Akademi Kebidanan Pidie Jaya 13 Barang
85 135003 Politeknik Aceh Selatan 13 Barang
86 143005 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya
Dharma 14
Barang
87 143009 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay
Jayapura 14
Barang
88 145001 Politeknik Amamapare 14 Barang
89 023010 STKIP Muhammadiyah Kotabumi 2 Barang
90 093097 STKIP Andi Mattappa 9 Barang
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
158
91 094145 Akademi Kebidanan Gunung Sari Makassar 9 Barang
92 013083 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Labuhan Batu 1 Barang
93 015003 Politeknik Unggul LP3M 1 Barang
94 015009 Politeknik LP3I Medan 1 Barang
95 033170 STIKES Persada Husada Indonesia 3 Barang
96 034139 Akademi Kebidanan Keris Husada 3 Barang
97 034174 Akademi Keperawatan As-Syafi iyah 3 Barang
98 034204 Akademi Keperawatan RS Husada 3 Barang
99 041054 Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon 4 Barang
100 043185 STMIK IKMI Cirebon 4 Barang
101 043212 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada 4 Barang
102 043283 STMIK Bina Sarana Global 4 Barang
103 054039 Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta 5 Barang
104 054041 Akademi Seni Rupa Dan Desain MSD 5 Barang
105 055010 Politeknik Mekatronika Sanata Dharma 5 Barang
106 061025 Universitas Muhammadiyah Purworejo 6 Barang
107 063043 STMIK Widya Pratama 6 Barang
108 063065 STMIK Amikom Purwokerto 6 Barang
109 064138 Akademi Kebidanan YPBHK Brebes 6 Barang
110 064141
Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa
Purworejo 6
Barang
111 064152 Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap 6 Barang
112 073057 Sekolah Tinggi Teknik Malang 7 Barang
113 074119 Akademi Kebidanan Dr Soebandi 7 Barang
114 093123 STIP Muhammadiyah Sinjai 9 Barang
115 095007 Politeknik Bosowa 9 Barang
116 105006 Politeknik Jambi 10 Barang
117 134018
Akademi Kebidanan Public Health Medical
Nursing 13
Barang
118 134033 Akademi Kebidanan Bunga Bangsa Idi 13 Barang
119 043326 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bina Mutiara 4
Bangunan
120 073044 STKIP PGRI Ponorogo 7 Bangunan
121 073170 STKIP Modern Ngawi 7 Bangunan
122 113036 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muara Teweh 11 Bangunan
123 121018 Universitas Pasifik Morotai 12 Bangunan
124 133016 STKIP Al-Washliyah 13 Bangunan
125 133041 STIKES Nurul Hasanah Kutacane 13 Bangunan
126 134009 AMIK Jabal Ghafur 13 Bangunan
127 143006 STKIP Abdi Wacana Wamena 14 Bangunan
128 041059 Universitas Islam Al-Ihya Kuningan 4 Bangunan
129 093133 Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Manado 9 Bangunan
130 103080 Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh 10 Bangunan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
159
2. Daftar peserta yang mengikuti sosialiasi Program Peningkatan Tatakelola
Perguruan Tinggi Tahun 2017:
Regional Jakarta
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
160
No Perguruan Tinggi Kop-
wil Kota Nama Perwakilan
1 Akademi Akuntansi YPK
Medan
I Medan Darmawati Yayasan
2 Akademi Akuntansi YPK
Medan
I Medan Nurul Izaah Pemimpin
3
Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer
Logika
I Medan Fitri Fatimah Pemimpin
4
Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer
Logika
I Medan Sahara Abdy Pemimpin
5 AMIK Harapan Medan I Medan Ramli Pemimpin
6 AMIK Harapan Medan I Medan Wan Anayati Yayasan
7 Politeknik Kesehatan YRSU
Dr Rusdi
I Medan Harry Jun K.
Siregar
Pemimpin
8 Universitas Graha Nusantara I Padangsidimpuan Darmadi Erwin
Harahap
Rektor
9 Universitas Graha Nusantara I Padangsidimpuan Leonardi Pane Yayasan
10 Universitas Islam Labuhan
Batu
I Rantauprapat Ismail Ritonga Pemimpin
11 Universitas Islam Labuhan
Batu
I Rantauprapat M. Alam
Wardarit
Pemimpin
12 Universitas Tjut Nyak Dhien I Medan Awaludin Yayasan
13 Universitas Tjut Nyak Dhien I Medan Kurniawan
Sinaga
Pemimpin
14
Akademi Kesehatan
Yayasan Sapta Bakti
Bengkulu
II Bengkulu Djusmalinar Pemimpin
15
Akademi Kesehatan
Yayasan Sapta Bakti
Bengkulu
II Bengkulu Nur Elly Pemimpin
16 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Pertiba Pangkalpinang
II Bangka Tengah Marbawi Yayasan
17 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Pertiba Pangkalpinang
II Bangka Tengah Susanti Eryani Pemimpin
18 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Pertiba Pangkalpinang
II Bangka Tengah Sanyulizar Pemimpin
19 STIKES Citra Delima
Bangka Belitung
II Pangkalpinang Purnomo Herru
Pudjiarto
Yayasan
20 STIKES Citra Delima
Bangka Belitung
II Pangkalpinang Syarifuddin Pemimpin
21 STMIK Dharma Wacana II Metro Joko Bintarto Yayasan
22 STMIK Dharma Wacana II Metro Untoro
Apsiswanto
Pemimpin
23 Universitas Baturaja II Ogan Komering
Ulu
Bambang Sulistyo Pemimpin
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
161
24 Universitas Baturaja II Ogan Komering
Ulu
Supriyadi Jazid Yayasan
25 Universitas Islam Ogan
Komering Ilir Kayuagung
II Ogan Komering Ilir Supriyadi Pemimpin
26 Universitas Nahdlatul
Ulama Lampung
II Lampung Timur Ali Mustofa Pemimpin
27 Universitas Nahdlatul
Ulama Lampung
II Lampung Timur Nasir Pemimpin
28 Universitas Tamansiswa II Palembang Desfitrina Pemimpin
29 Universitas Tamansiswa II Palembang Ki Joko Siswanto Pemimpin
30 Akademi Akuntansi dan
Komputer Stephen Jambi
X Jambi Ahmad Husaein Pemimpin
31 Akademi Akuntansi dan
Komputer Stephen Jambi
X Jambi Ronald Naibaho Yayasan
32 Akademi Kesehatan John
Paul II Pekanbaru
X Pekanbaru Anna Maria Pemimpin
33 STIH Putri Maharaja X Payakumbuh Eviandi Pemimpin
34 STIH Putri Maharaja X Payakumbuh Yopi Citra H Yayasan
35 Universitas Dharmas
Indonesia
X Dharmas Raya Amar Salahuddin Pemimpin
36 Universitas Dharmas
Indonesia
X Dharmas Raya Kaspul Watan Pemimpin
37 Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai
X Kampar M. Nizar S.
Hamidi
Pemimpin
38 Universitas Universal X Batam Techn. Aswandy Pemimpin
39 STIA Bina Banua
Banjarmasin
XI Banjarmasin Gerilyansyah
Basrindu
Yayasan
40 STIA Bina Banua
Banjarmasin
XI Banjarmasin Sayuti Enggok Pemimpin
41 Universitas Antakusuma XI Pangkalan Bun Jeffrie Wattimena Pemimpin
42 Universitas Muhammadiyah
Aceh
XIII Banda Aceh Aliamin Pemimpin
43 Universitas Muhammadiyah
Aceh
XIII Banda Aceh Nasrullah Jakfar Yayasan
44 Universitas Al-Azhar I Medan Dermawan Pemimpin
45 Universitas Al-Azhar I Medan Farida Hariani Pemimpin
46 Sekolah Tinggi Teknik
Poliprofesi
I Medan David JM
Sembiring
Pemimpin
47
Akademi Keperawatan
Kesdam I/Bukit Barisan
Medan
I Medan Suharto Pemimpin
48 STKIP Muhammadiyah
Bangka Belitung
II Bangka Tengah Pratiwi Amelia Pemimpin
49 STKIP Muhammadiyah
Bangka Belitung
II Bangka Tengah Warsangka Yayasan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
162
50 Universitas Abulyatama XIII Aceh Besar Saifuddin Pemimpin
Regional Makassar
No Perguruan Tinggi Kop-
wil
Kota Nama Perwakilan
1 Universitas Ngurah Rai VIII Denpasar Timur Dr. Drs. Anak
Agung Gede
Raka, M.Si
Pemimpin
2 Universitas Ngurah Rai VIII Denpasar Timur Dr. Drs. Nyoman
Sura Adi Tanaya,
M.Si
Yayasan
3 Universitas Cordova VIII Sumbawa Barat Muhammad Afif
Lillah
Yayasan
4 Universitas Hamzanwadi VIII Lombok Timur Edy Waluyo Pemimpin
5 Universitas Hamzanwadi VIII Lombok Timur Musifuddin Yayasan
6 Institut Keguruan dan
Teknologi Larantuka
VIII Flores Timur Sofia Yayasan
7 Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Citra
Bakti
VIII Kab. Ngada Ermelinda Yosefa Pemimpin
8 Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Citra
Bakti
VIII Kab. Ngada Bernadus Yayasan
9 STMIK Primakara VIII Denpasar IGBM Noria Pemimpin
10 STMIK Primakara VIII Denpasar Dharma Yayasan
11 Akademi Farmasi Saraswati
Denpasar
VIII Denpasar Timur I Made Agus
Sunadi Putra
Pemimpin
12 Universitas Andi Djemma
Palopo
IX Palopo Marsus Suti Pemimpin
13 Universitas Andi Djemma
Palopo
IX Palopo Baharuddin M Yayasan
14 Universitas Madako Toli-toli IX Toli toli Agus Burhan Pemimpin
15 Universitas Tomakaka IX Mamuju Muhammad
Irwan
Pemimpin
16 STKIP Cokroaminoto
Pinrang
IX Pinrang Muhammad Nur Yayasan
17 STKIP Cokroaminoto
Pinrang
IX Pinrang Iqbal Mukaddas,
ST, M.PD
Pemimpin
18 Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Petra
IX Bitung Elsya paralewa Yayasan
19 Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Petra
IX Bitung Putra Dumgair Pemimpin
20 STIM Lasharan Jaya
Makassar
IX Makassar Amsal Pemimpin
21 Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Yapim Maros
IX Maros Mizzdin Yayasan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
163
22 Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Yapim Maros
IX Maros Muhanniah Pemimpin
23 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Mega Rezky
IX Makassar Bahri Majid Yayasan
24 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Mega Rezky
IX Makassar Hairuddin K. Pemimpin
25 Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Gunung Sari
IX Makassar Pius Nalang Pemimpin
26 Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Gunung Sari
IX Makassar Lorensius Lonik Pemimpin
27 Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Gunung Sari
IX Makassar Basri Pemimpin
28 STIKES Bakti Nusantara
Gorontalo
IX Gorontalo Ansar Pemimpin
29 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Salewangan
Maros
IX Maros Syafruddin Pemimpin
30 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Salewangan
Maros
IX Maros A. Roy Yayasan
31 Akademi Kebidanan Madani
Sinjai
IX Sinjai Taufiq Pemimpin
32 Akademi Kebidanan Persada
Wajo
IX Wajo Muh. Amin Yayasan
33 Akademi Kebidanan Persada
Wajo
IX Wajo Ummi Kalsum Pemimpin
34 Akademi Kebidanan Andi
Makkasau
IX Parepare Musyahida
35 Universitas Bumi Hijrah
Tidore
XII Tidore Kepulauan Sarboini Pemimpin
36 Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Umel
XII Tual Fitriyah
Ingratubun
Pemimpin
37 Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Umel
XII Tual Muhammad
Irwan
Yayasan
38 Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Langgur
XII Maluku Tenggara L. Retnaubun Yayasan
39 Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Langgur
XII Maluku Tenggara Reweneri Pemimpin
40 Universitas Balikpapan XI Balikpapan Casmudi Pemimpin
41 Universitas Balikpapan XI Balikpapan Belli Amri Yayasan
42 Iisip Yapis Biak XIV Biak Hermanu Iriawan Pemimpin
43 Iisip Yapis Biak XIV Biak Dahlan Pemimpin
44 Iisip Yapis Biak XIV Biak Ridwan
Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017
164
45 Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Karya Dharma
XIV Merauke Herman CMS
Rumlus
Pemimpin
46 Politeknik Katolik Saint Paul XIV Sorong Paul Tan Pemimpin
47 Amik Makassar IX Makassar A. Tenri Pemimpin
48 Amik Makassar IX Makassar Irwantomo Saleh Yayasan
49 Politeknik Perdamian
Halmahera
XII Halmahera Silva Pemimpin