laporan kcv

21
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponen molekular. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) danfase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi. 1

description

laporan kkcv

Transcript of laporan kcv

Page 1: laporan kcv

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran

menjadi komponen-komponen molekular. Seluruh bentuk kromatografi

berkerja berdasarkan prinsip ini. Semua kromatografi memiliki fase diam

(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) danfase

gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase

diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam

campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang

berbeda.

Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi

senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian

bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat

dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis

bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi

kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material.

Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada

campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.

Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik

kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung

pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatografi

memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)

dan fase gerak (berupa cairan ataugas). Fase gerak mengalir melalui fase

diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.

Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.

Kromatografi ini dikembangkan menjadi beberapa jenis, yaitu

kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi gas dan

kromatografi kolom.

Mengingat pentingnya kromatografi untuk mengetahui jenis senyawa

baik polar maupun nonpolar maka dilakukan praktikum tentang

1

Page 2: laporan kcv

2

kromatografi. Namun dalam praktikum kali ini dilakukan kromatografi

kolom khususnya kromatografi vakum cair (KCT) dengan menggunakan

sampel biota laut Kerang Darah (Anadara granosa).

1. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat

mengetahui cara memisahkan campuran senyawa dari biota laut Kerang

Darah (Anadara granos) dengan menggunakan metode kromatografi cair

vakum.

1.2.1 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu:

1. Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi cair vakum.

2. Mengidentifikasi senyawa dengan menggunakan metode kromatografi

cair vakum pada sampel biota laut Kerang Darah (Anadara granos)

.

Page 3: laporan kcv

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Pustaka

II.1.1 Pengertian

Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-

komponen campuran dimana cuplikan berkesetimbangan di antara dua

fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan

cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi

gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair, disebut kromatografi

cair (Hendayana, 1994).

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,

perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip

mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut

kromatogram (Khopkar, 2008)

Kromatografi Cair Vakum (KCV) merupakan salah satu metode

fraksinasi yaitu dengan memisahkan crude extract menjadi fraksi-fraksinya

yang lebih sederhana. Pemisahan tersebut memanfaatkan kolom yang

berisi fasa diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan pompa vakum.

Fasa diam yang digunakan dapat berupa silika gel atau alumunium oksida

(Ghisalberti, 2008).

Kromatografi cair vakum (KCV) adalah salah satu metode yang dapat

digunakan untuk memisahkan senyawa, dimana kepolaran fase gerak

sangat menentukan hasil pemisahan yang diperoleh (Era, 2012).

Kromatografi Suction Column atau vacuum liquid chromatography

(VLC) atau kromatografi cair vakum (KCV) adalah bentuk kromatografi

kolom khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap

suatu ekstrak. Kondisi vakum adalah alternatif untuk mempercepat aliran

fase gerak dari atas ke bawah. Metode ini sering digunakan untuk

fraksinasi awal dari suatu ekstrak non polar atau ekstrak semipolar

(Raymond, 2006).

Page 4: laporan kcv

4

II.1.2 Cara Pembuatan

Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan

dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua

macam, yaitu:

a. Cara Basah

Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan

melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.

Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat merata.

Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam

yang tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan (Sarker et al., 2006).

b. Cara kering

Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara

memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom

kromatografi. Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut

yang akan digunakan (Sarker et al., 2006).

Preparasi sampel saat akan dielusi dengan KCV juga memiliki

berbagai metode seperti preparasi fasa diam. Metode tersebut yaitu cara

basah dan cara kering (Canell, 1998). Preparasi sampel cara basah

dilakukan dengan melarutkan sampel dalam pelarut yang akan digunakan

sebagai fasa gerak dalam KCV. Larutan dimasukkan dalam kolom

kromatografi yang telah terisi fasa diam. Bagian atas dari sampel ditutupi

kembali dengan fasa diam yang sama. Sedangkan cara kering dilakukan

dengan mencampurkan sampel dengan sebagian kecil fase diam yang akan

digunakan hingga terbentuk serbuk. Campuran tersebut diletakkan dalam

kolom yang telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali dengan fase

diam yang sama (Canell, 1998; Sarker et al., 2006).

II.1.3 Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari Kromatografi Cair Vakum (KCV) adalah adsorpsi

atau serapan, sedangkan pemisahannya didasarkanp ada senyawa-senyawa

yang akan dipisahkan terdistribusi di antara fasa diam dan fasa gerak

dalam perbandingan yang berbeda-beda.

Page 5: laporan kcv

5

II.1.4 Cara Kerja

Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom kromatografi

dikemas kering (biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40 μm) dalam

keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum

dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan

penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah sampai kering dan sekarang

siap dipakai (Hostettman, 1986).

II.2 Uraian Sampel Kerang Darah

1. Klasifikasi (Pricillia, 2012)

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Ordo : Eutaxodontida

Famili : Arcidae

Genus : Anadara

Spesies : Anadara granosa

2. Morofologi

Anadara granosa memiliki ciri tubuh tebal dan meggembung,

memiliki alur kurang lebih 18-20 buah dengan rusuk yang tegas,

kedua cangkang equilateral dengan umbo terletak ditengah antara

posterior dan anterior. Cangkang A. granosa dapat mencapai ukkuran

panjang 9 cm, namun biasanya hanya 4-6 cm. Kerang darah memijah

sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan

Agustus/September. Hewan ini termasuk hewan berumah dua.

Kematangan gonad terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran

panjang 18-20 mm dan berumur kurang dari satu tahun (Pricillia,

2011).

Kerang darah dapat melekatkan dirinya pada segala benda yang

tersedia karena adanya byssus. Byssus merupakan serabut pelekat

yang dijumpai pada sebagian kerang dan berfungsi untuk melekatkan

diri pada benda keras (Pricillia, 2011).

Gambar 1. Kerang Darah (Anadara granosa)

Page 6: laporan kcv

6

3. Kandungan kimia

Dalam 100 gram daging kerang darah terkandung kurang lebih

300 kalori, mengandung 33 persen vitamin B12 dari kebutuhan harian

yang dibutuhkan oleh tubuh kita (Pricillia, 2011; Fauziah, 2012).

Kerang merupakan salah satu sumber mineral yang dibutuhkan

oleh tubuh, seperti besi (Fe), fosfor (P) , Flour (F), iodium (I), kalsium

(Ca), Kalium (K), seng (Zn), selenium (Se). Meskipun kerang

mengandung kolesterol yang cukup tinggi, namun kadar lemak total

maupun lemak jenuhnya rendah. Bahkan kerang memiliki kandungan

lemak tak jenuh ganda (Omega 3) yang tinggi (Fauziah, 2012).

4. Khasiat dan Kegunaan

Kerang darah banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan

makanan. Secara umum kerang dikenal sebagai sumber pangan

protein berkuallitas tinggi (Pricillia, 2011).

Mengkonsumsi vitamin B12 juga akan melindungi kolon dari

kanker, karena vitamin B12 mampu mencegah terjadinya mutasi sel.

kerang juga kaya akan asam lemak omega 3, kalium serta magnesium,

zat-zat ini mempunyaimanfaatyang baik membantu kinerja sistem

kardiovaskular, sehingga baik untuk menjaga kesehatan jantung.

Seperti yang telah kita ketahui Omega 3 dengan karakteristiknya yang

unik mampu mencegah dan mengurangi penumpukan kolesterol dan

melekatnya bintik- bintik darah pada dinding pembuluh darah yang

merupakan sebab utama serangan jantung dan Stroke yang mematikan

(Fauziah, 2012).

II.3 Uraian Bahan

II.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol

Rumus molekul : C2 H5OH

Berat molekul : 46,07

Page 7: laporan kcv

7

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

danmudah bergerak, bau khas, rasa panas.

Mudah terbakardengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

dan dalam eter

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai zat pelarut dan tambahan, juga dapat

membunuh kuman serta dapat mematikan dan

menghambat pertumbuhan jamur

II.2.2 Metanol (FI III, 1979., FI IV, 1995)

Nama resmi : Metanol

RM/BM : CH3OH/32,04

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan

jernih tidak berwarna.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

II.2.3 N-heksana (Ditjen POM edisi III 1979 : 283)

Nama resmi : Hexaminum

Nama lain : Heksamina

RM/BM : C6H12N4 / 140,19

Page 8: laporan kcv

8

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa membakar an

manis kemudian agak pahit. Jika di panaskan

dalam suhu ± 260 menyublim.⁰

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml

etanol (95 %) P dan dalam lebih kurang 10

bagian kloroform P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

Page 9: laporan kcv

9

BAB III

METODE KERJA

III.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu, 21 November 2015 pukul

07.30. Bertempat di laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Jurusan

Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas

Negeri Gorontalo.

III.2 Alat dan Bahan

III.2.1 Alat

Alat Kromatografi vakum

Cawan porselin Gelas

Gelas Kimia Gelas Ukur Neraca Analitik

Page 10: laporan kcv

10

III.2.2 Bahan

III.3 Pedoman Kerja1. Ditimbang ekstrak sebanyak 2 g dan silika sebanyak 30-40 g

2. Dimasukkan silika ke dalam kolom

3. Dimasukkan ekstrak ke dalam kolom diatas silika

4. Dinyalakan alat vakum

5. Dimasukkan perbandingan pelarut secara berurutan

6. Dipindahkan dalam wadah fraksi yang sudah dihasilkan

7. Diuapkan fraksi yang didapatkan

III.4 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%

3. Ditimbang ekstrak sebanyak 2 g dan silika sebanyak 30-40 g

4. Dimasukkan silika ke dalam kolom dan dimampatkan menggunakan

alat vakum

Alkohol 70% Alumunium Foil Ekstrak Kerang Darah

Metanol N- Heksan Silika

Page 11: laporan kcv

11

5. Dicampurkan ekstrak dengan silika pada cawan porselin sampai

berbentuk bubuk

6. Dimasukkan campuran ekstrak dengan silika yang telah menjadi

bubuk ke dalam kolom

7. Dimampatkan menggunakan alat vakum

8. Dimasukkan perbandingan pelarut secara berurutan

9. Dinyalakan alat vakum untuk memampatkan

10. Dipindahkan fraksi yang telah di dapatkan ke dalam gelas

11. Ditutup dengan alumunium foil

12. Diuapkan fraksi yang telah didapatkan

Page 12: laporan kcv

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.2 Pembahasan

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan

perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk

memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.

Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang

merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan

kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang

Gambar IV.1.1Fraksi 1. N-heksan

100%

Gambar IV.1.2Fraksi 2. N-

heksan:metanol (80%:20%)

Gambar IV.1.3Fraksi 2. N-

heksan:metanol (60%:40%)

Gambar IV.1.4Fraksi 2. N-

heksan:metanol (40%:60%)

Gambar IV.1.5Fraksi 2. N-

heksan:metanol (20%:80%)

Gambar IV.1.6Fraksi 1. Metanol

100%

Page 13: laporan kcv

13

berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat

dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.

Kromatografi vakum cair (KVC) merupakan kromatografi yang

dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa metabolit sekunder secara

kasar dengan menggunakan silika gel sebagai adsorben dan berbagai

perbandingan pelarut n-heksana : metanol (elusi gradien) dengan

perbandingan yang berbeda-beda dan menggunakan pompa vakum untuk

memudahkan penarikan eluen. Sampel yang digunakan adalah kerang

darah (Anadara granosa).

Adapun KVC ini merupakan pemisahan fraksi berdasarkan

pelarutnya. Agar fraksi tertentu turun, maka harus ditingkatkan

kepolarannya dari non polar, sedikit polar, semi polar, agak polar sampai

100% polar, hal ini dikarenakan didalam sampel itu terdapat senyawa yang

berbeda kepolarannya. Untuk meningkatkan kepolaran pelarut dilakukan

perbandingan campuran pelarut.

Pada percobaan ini dilakukan identifikasi ektrak kerang darah

(Anadara granosa) menggunakan metode kromatografi kolom cair vakum.

Dimana metode ini dapat memisahkan suatu komponen kimia dengan

bantuan tekanan berupa pompa vakum sehingga pemisahan senyawa dapat

lebih optimal.

Pada percobaan kromatografi cair vakum ada dua cara melapisi kolom

dengan silika gel yaitu proses basah dan proses kering. Pada praktikum ini

digunakan proses kering. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang

akan digunakan dan dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%.

Selanjutnya ditimbang ekstrak kerang darah (Anadara granosa) sebanyak 2

gram dan silika 30-40 gram. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan dan

metanol dengan perbandingan yang berbeda-beda. Perbandingan pertama n-

heksan 100%, perbandingan pelarut kedua n-heksan:metanol (80:20),

perbandingan ketiga n-heksan:metanol (60:40), perbandingan keempat n-

heksan:metanol (40:60), perbandingan kelima n-heksan:metanol (20:80) dan

perbandingan keenam metanol 100%. Digunakannya pelarut n-heksan dengan

tujuan untuk menarik senyawa-senyawa non polar pada ekstrak kerang darah

Page 14: laporan kcv

14

(Anadara granosa) dan pelarut metanol untuk menarik senyawa-senyawa polar

pada ekstrak kerang darah (Anadara granosa).

Kemudian dimasukkan silika ke dalam kolom dan dimampatkan

menggunakan vakum. Dimasukkan ekstrak kerang darah (Anadara granosa) ke

dalam kolom dan dimasukkan perbandingan eluen yang berbeda-beda secara

berurutan. Pertama eluen dengan perbandingan n-heksan 100%, kedua n-

heksan:metanol (80:20), ketiga n-heksan:metanol (60:40), keempat n-

heksan:metanol (40:60), kelima n-heksan:metanol (20:80), dan terakhir metanol

100%. Selanjutnya dinyalakan pompa vakum dan hasil fraksi tertampung. Eluen

dengan n-heksan 100% sangat cepat turun, dan ketika dengan eluen perbandingan

n-heksan:metanol dengan perbandingan metanol semakin besar daya alir eluen

semakin lama turun. Hal ini karena senyawa yang lebih polar akan terserap lebih

kuat sehingga turun lebih kambat dan senyawa non polar terserap lebih lemah dan

turun lebih cepat. Setelah hasil fraksi didapatkan kemudian hasil fraksi

dimasukkan ke dalam gelas dan ditutup dengan alumunium foil dan selanjutnnya

diuapkan.

Dari keenam fraksi yang didapatkan fraksi pertama memliki warna kuning

pekat, fraksi kedua memiliki warna kuning agak pucat dan terdapat dua lapisan,

fraksi ketiga memiliki warna kuning pucat dan terdapat dua lapisan, dan pada

fraksi keempat, kelima dan keenam memiliki warna putih.

Page 15: laporan kcv

15

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

dengan metode kromatografi cair vakum didapatkan 6 fraksi dengan

perbandingan pelarut yang berbeda-beda. Dari perbandingan pelarut yang

digunakan pelarut non polar lebih cepat turun mengalir dibandingkan

dengan pelarut polar. Hal ini dikarenakan senyawa yang lebih polar akan

terserap lebih kuat sehingga turun lebih kambat dan senyawa non polar terserap

lebih lemah dan turun lebih cepat. Setelah hasil fraksi didapatkan kemudian hasil

fraksi dimasukkan ke dalam gelas dan ditutup dengan alumunium foil dan

selanjutnnya diuapkan.

V.2 Saran

V.2.1 Laboratorium

Sebaikanya dalam laboratorium Fitokimia untuk alat penimbangan bisa lebih dimaksimalkan karena penimbangan merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk meminimalisir terjadinya faktor kesalahan dalam proses penimbangan sampel.

V.2.2 Jurusan

Untuk jurusan diharapkan dapat menyediakan laboratorim fitokimia tersendiri dan lebih luas lagi, agar praktikum dapat berjalan lebih lancar.

V.2.3 Praktikan

Diharapkan untuk praktikan dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat selama melakukan praktikum dan diharapkan lebih tenang.