Laporan Kasus Minor Crush Injury

14
LAPORAN KASUS MINOR Crush Injury Pedis Sinistra Ishak Lewi Ndaumanu, S.Ked Pembimbing : dr. Romy Darmawangsa, Sp.OT SMF Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang I. Status Pasien a. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. W.Z Johannes Kupang Identitas No. RM : 384618 Nama : An. ON Usia : 13 tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Pelajar Alamat : Kefa

Transcript of Laporan Kasus Minor Crush Injury

Page 1: Laporan Kasus Minor Crush Injury

LAPORAN KASUS MINOR

Crush Injury Pedis Sinistra

Ishak Lewi Ndaumanu, S.Ked

Pembimbing : dr. Romy Darmawangsa, Sp.OT

SMF Ilmu Bedah

RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang

I. Status Pasien

a. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Prof. W.Z Johannes Kupang

Identitas

No. RM : 384618

Nama : An. ON

Usia : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Kefa

MRS melalui IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes tanggal 19 Mei 2014 pukul 23.00

WITA.

Keluhan Utama

Kaki kiri terkena rantai sepeda motor

Page 2: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Riwayat Penyakit Sekarang dan MOI

Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan kaki kiri terkena rantai sepeda motor yang sedang

berjalan. Hal ini terjadi saat pasien hendak menaiki motor yang sedang dikemudikan oleh

pamannya, namun kaki kirinya terjepit rantai sepeda motor yang sedang berputar, hingga

kaki pasien berdarah dan remuk. Pasien kemudian segera dibawa ke puskesmas terdekat

dan kemudian dibawa ke RS Kefa sebelum dirujuk di Kupang. Pasien datang dengan kaki

yang sudah terbalut perban, dan terlihat rembesan darah.

b. Pemeriksaan Fisis

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : GCS E4V5M6

Status Generalis

Kulit : pucat, turgor kulit normal

Kepala : normal, jejas (-)

Wajah : normal

Mata : anemis +/+, ikterik -/-, isokor +/+

Telinga : normal

Hidung : normal

Mulut : pucat, kering

Leher : jejas -/-

Dada : jejas (-), pengembangan dada simetris sesuai irama napas

Jantung :

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra

Page 3: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Perkusi : Batas jantung kanan : ICS 2 – ICS 4 parasternal dextra

Batas jantung kiri : ICS 2 – ICS 4 midclavicula sinistra

Batas atas : ICS 2 parasternalis dextra dan sinistra

Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi,

tidak ada retraksi

Palpasi : vokal fremitus simetris +|+

Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara napas vesikuler +|+, ronchi -|-, wheezing -|-.

Abdomen

Inspeksi : datar, scar (-)

Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : timpani

Ekstremitas Look : tampak luka terbuka di sepanjang sisi dorsal kaki kiri

hingga ke medial plantar, dasar luka otot dan tulang, sebagian

kulit hilang, perdarahan aktif (-)

Feel : nyeri dengan perabaan, tulang metatarsal teraba

menonjol keluar, CRT > 2 detik

Movement : ROM terbatas : dorsoflexi dan plantar flexi

terbatas, fleksi jari-jari kaki terbatas

Page 4: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Gambar 1. Foto Klinis Pasien saat pertama kali di IGD

c. Resume

Anamnesis :

- Anak laki – laki, 13 tahun

- Kaki kiri terkena rantai sepeda motor

- Luka terbuka, nyeri dan berdarah, terpasang perban dan spalak saat datang ke IGD

Pemeriksaan Fisis :

Mata : Konjuntiva anemis +/+

Status Lokalis

- Look : tampak luka terbuka di sepanjang sisi dorsal kaki kiri hingga ke medial

plantar, dasar luka otot dan tulang, sebagian kulit hilang, perdarahan aktif (-), darah

(+)

- Feel : nyeri dengan perabaan, tulang metatarsal teraba menonjol keluar, CRT > 2

detik

- Movement : ROM terbatas : dorsoflexi dan plantar flexi terbatas, fleksi jari-jari kaki

terbatas

Page 5: Laporan Kasus Minor Crush Injury

d. Assesment

Crush Injury et regio Pedis Sinistra

e. Pemeriksaan Penunjang

- Darah Lengkap

o WBC : 10,29 x 103/UL

o RBC : 4,25 x 106/UL

o PLT : 203 x 103/UL

o Hb : 11,4 g/dl

- Radiologi

Gambar 2. Foto Pedis Sinistra (AP/lateral)

f. Penatalaksanaan

Debridement

Terdapat diskontinuitas tulang pada tulang metatarsal I disertai displaced dan fraktur pada metatarsal II, III, IV,V pedis sinistra disertai dengan dislokasi proximal interpahalanges

Page 6: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g /IV (ST)

Inj. KTC 3 x 1 A/IV

Inj. Ranitidin 2 x 1 A/IV

II. Pembahasan

Crush Injury adalah cedera yang melibatkan kulit, jaringan lunak dibawah kulit, tendon,

pembuluh saraf, fasia dan tulang. Crush injury terjadi jika terjadi tekanan kompresi pada

jaringan. Kulit akan mengalami cedera serius dengan multipel laserasi dan kontusio, dan benda-

benda asing sekitar akan masuk kedalam luka terbuka tersebut. Pada beberapa kasus kulit

mungkin terlihat intak, namun jika terlepas dari fasia dan otot maka disebut dengan degloving

injury yang dimana akan mengakibatkan gangguan sirkulasi darah pada kulit. Pada cedera

dimana kulit masih terlihat intak, bisa terjadi penumpukan darah dan serum yang akan

berakumulasi pada jaringan antara kulit dan otot. Hal tersebut mengakibatkan tekanan yang

akan merusak otot dan jaringan yang disebut dengan sindroma kompartment.

Kerusakan tendon pada crush injury mungkin tidak akan mengakibatkan kerusakan total

pada tendon, kerusakan mungkin hanya berupa robeknya sebagian tendon. Pada proses

penyembuhan tendon tersebut akan terbentuk jaringan scar yang mengakibatkan perlengkatan

tendon pada jaringan sekitar. Pada gangguan saraf, crush injury mungkin tidak merobek saraf,

namun kemampuan saraf untuk menghantarkan impuls akan terganggu secara permanen, dan

dibutuhkan waktu minggu hingga bulan untuk menentukan apakah saraf mengalami kerusakan

secara permanen atau tidak. Dengan rusaknya fungsi sensoris, maka pasien akan merasa keram

dan mati rasa ataupun nyeri yang berlebihan terhadap sentuhan. Dengan kerusakan fungsi

motorik maka mengakibatkan kelemahan bagian kehilangan fungsi total dari motorik.

Page 7: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Pada crush injury juga terdapat gangguan pada pembuluh darah. Kerusakan pembuluh

darah secara langsung (bergantung pada seberapa besar kerusakannya) akan merusak lapisan

tunika intima. Selain itu cedera tersebut dapat mengakibatkan jaringan sekitar yang diperdarahi

pembuluh darah tersebut mengalami iskemia. Jika kerusakan terjadi pada pembuluh darah vena

maka akan merusak aliran darah balik ke jantung mengakibatkan tekanan pada otot atau jaringan

tersebut meningkat sehingga dapat mengakibatkan kompartment sindrom. Selain itu juga terjadi

kerusakan pada tulang, persendian dan ruptur pada ligamentum. fraktur dapat terjadi seperti

kerusakan tulang menjadi beberapa bagian (fraktur kominutif).

Crush syndrome adalah kondisi medis yang parah yang ditandai dengan syok dan gagal

ginjal dan cedera otot rangka. Crush syndrome juga sering disebut sebagai rhabdomyolisis.

Penegakkan diagnosis

a. Anamnesis

Pada anamnesis penting untuk ditanyakan mengenai mekanisme terjadinya cedera karena

hal ini dapat membantu dalam menentukan beratnya kerusakan yang ditimbulkan

b. Pemeriksaan fisik

Look :

Inspeksi pada daerah yang mengalami crush injury bagaimana luka

tersebut, apakah ada terlihat benda asing yang masuk dan kelainan yang

lain seperti terlihat fraktur terbuka atau ruptur tendon.

Adanya deformitas menandakan adanya cedera pada tulang atau

persendian.

Feel :

Page 8: Laporan Kasus Minor Crush Injury

Sirkulasi pada daerah yang mengalami cedera pada kaki (pulsasi arteri

dorsalis pedis dan ulnaris serta capilary refill time)

Palpasi pada daerah kaki apakah adanya bengkak atau jaringan yang

tegang atau tertarik.

Move

Pemeriksaan neurologis seperti pemeriksaan range of motion (ROM),

sensoris dan apakah adanya keluhan keram atau mati rasa, serta kesusahan

dalam membedakan nyeri tajam, tumpul, dan nyeri jari/ pergelangan

tangan yang digerakkan

c. Pemeriksaan Penunjang

Foto x ray : untuk melihat apakah ada kerusakan atau fraktur pada tulang

Penatalaksanaan

Penanganan crush injury menggunakan prinsip penanganan pada kasus trauma. Airway,

Breathing, Circulation harus dinilai dan dipertahankan stabilitasnya. Pada kasus crush injury

yang paling sering terjadi seperti pada ekstremitas dapat menyebabkan gangguan sirkulasi akibat

perdarahan, resusitasi cairan penting untuk menjaga kestabilan hemodinamik pasien. Jika terjadi

kerusakan yang fatal pada ekstremitas maka pasien tersebut beresiko akan timbulnya crush

syndrom. Hal ini akibat kerusakan yang luas dari otot skeletal.

Crush injury sering melibatkan cedera pada kulit, otot, tendon hingga tulang. Pada kasus

ini, pasien mengalami kerusakan hingga tulang, dimana didapatkan tonjolan tulang metatarsal

keluar dari kulit. Penting untuk mengetahui apakah terdapat cedera neurovascular pada pasien

dengan memeriksa arteri, vena dan nervus pasien. Pada pasien ditemukan bahwa arteri dorsalis

Page 9: Laporan Kasus Minor Crush Injury

pedis dapat teraba, namun kerusakan dibawahnya membuat jari-jari kaki teraba dingin dan

capillary refill time memanjang. Tidak terlihat lagi perdarahan aktif, pasien telah dilakukan

penanganan awal di Kefa dengan menggunakan bebat tekan dan imobilisasi dengan pemasangan

spalak pada plantar pedis. Pada pemeriksaan saraf, ROM dorsoflexi sedikit terbatas, demikian

halnya dengan gerakan jari-jari kaki mengalami keterbatasan.

Gambar 3. Luka post debridement

Penanganan lanjut dari pasien ini adalah dilakukan debridement dengan tujuan dilakukan

eksplorasi pembersihan / eksisi jaringan yang mati, diberikan analgetik dan antibiotik spektrum

luas. Pada pasien juga ditemukan fraktur transversal metatarsal. Pada perawatan di bangsal,

setelah dilakukan debridement, maka kondisi umum pasien membaik. Luka pada kaki juga

menunjukkan hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Crush Injury dalam www.emedicine.com/crush injury, diakses pada 2 Juni 2014

Page 10: Laporan Kasus Minor Crush Injury

2. Semer NB. Hand Crush Injury and Compartment syndrom. Practical Plastic Surgery for

Nonsurgeons: Choice Press; 2007. p. 329-38

3. Solomon L, dkk. Fractures and Injuries. Apley’s system of orthopedic and fracture, 9th

Edition. London.