Laporan Jurnal Reading
-
Upload
frenytha-anggreini -
Category
Documents
-
view
367 -
download
24
Transcript of Laporan Jurnal Reading
LAPORAN JOURNAL READING IMUNOLOGI
”Rituximab For Immune Cytopenia In Adults : Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura, Autoimmune Hemolytic anemia, and Evans Syndrome”
DISUSUN OLEH :
FRENYTHA ANGGREINI
2009730020
TUTOR : dr. Nizamuddin MS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN dan KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan jurnal reading pada sistem imunologi ini, yang
berjudul Rituximab For Immune Cytopenia In Adults : Idiopathic Thrombocytopenic Purpura,
Autoimmune Hemolytic anemia, and Evans Syndrome.
Dalam menyusun laporan ini penyusun telah banyak mendapatkan bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak, penyusun juga mengucapkan rasa terima kasih kepada dr.
Nizamuddin selaku dosen pembimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam laporan
ini. Dan oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kedepannya
agar lebih baik.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Cirendeu, Juli 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Efektivitas rituximab adalah untuk pengobatan pasien dewasa dengan imun cytopenia,
termasuk trombositopenik purpura idiopatik (ITP), anemia hemolitik autoimun dan Jaksa
sindrom Evans. Dengan meninjau grafik medis dari semua pasien yang diobati dengan rituximab
untuk imun cytopenia di Mayo Clinic Rochester, Minn, hingga Januari 1 Januari 2003. Empat
belas pasien (pada usia rata-rata saat diagnosis pertama, 51 tahun, rentang, 21-79 tahun) telah
diidentifikasi yang menerima 1 atau lebih pengobatan dengan rituximab untuk pengobatan ITP
refraktori (12 pasien), anemia hemolitik autoimun (AIHA) (5 pasien) , atau keduanya ITP dan
AIHA (diklasifikasikan sebagai Sindrom Evans) (4 pasien). Penggunaan rituximab bisa menjadi
pendekatan terapi baru untuk dermatitis atopik parah yang membutuhkan terapi sistemik dan
tidak berespon atau kontraindikasi dengan terapi imunomodulator konvensional
BAB II
PEMBAHASAN
Imun cytopenia, termasuk throm-bocytopenic purpura idiopatik (ITP) dan anemia
hemolitik autoimun (AIHA), adalah penyakit yang ditandai dengan kehancuran antibodi-
dimediasi sel hematologi. ITP dan AIHA merupakan penyakit kronik tanpa pengobatan yang
efektif untuk kebanyakan pasien. Kebanyakan, pasien yang menjalani splenektomi, dan
pengobatan dengan kortikosteroid dan obat imunosupresif lainnya setelah splenektomi biasanya
gagal. Rituximab merupakan modalitas utama untuk pengobatan imun cytopenia karena
rituximab memiliki keuntungan spesifik langsung yang bertentangan dengan produksi sel B dan
menampilkan profil toksisitas yang lebih baik. Rituximab adalah murin chimeric / manusia anti-
CD20 antibodi terutama dikembangkan untuk mengobati klonal malignan B-sel-species; yang
merupakan pengobatan yang efektif untuk pasien dengan limfoma non-Hodgkin dan leukemia
lym-phocytic kronis (CLL). Bagi individu yang tidak merespon atau yang kambuh setelah
splenektomi, berbagai immunosuppres-sive perawatan (danazol, vincristine, siklofosfamid,
deksametason pulsa) telah terbukti efektif dalam meningkatkan jumlah platelet. Respon terhadap
rituximab pada pasien dengan sindrom Evans berbeda pada ITP atau AIHA, tapi tidak pada
keduanya. Komplit respon rituximab lebih tahan lama terhadap ITP. Respon dapat terlihat di
kedua cara baik splenektomi dan non spelektomi. Akan tetapi rituximab mempunyai efek
samping terhadap pasien ITP selama terapi, seperti demam, menggigil, dan mual sebagai efek
samping yang paling umum (tingkat 1). Dan hanya satu pasien yang mengalami bronkospasme,
aritma jantung, dan meningkatnya resiko terkena infeksi sebagai efek samping tingkat 2.
KESIMPULAN
Rituximab adalah murin chimeric / manusia anti-CD20 antibodi terutama dikembangkan
untuk mengobati klonal malignan B-sel-species; yang merupakan pengobatan yang efektif untuk
pasien dengan limfoma non-Hodgkin dan leukemia lym-phocytic kronis (CLL). Rituximab juga
merupakan salah satu pengobatan yang paling efektif terhadap berbagai penyakit imun cytopenia
diantaranya ITP , AIHA, dan Evan Syndrome. Rituximab adalah suatu jenis obat yang dapat
menekan sel B dalam darah hingga level rendah yang bisa dideteksi, setidaknya selama 4 bulan.
Obat ini juga mengurangi sel B pada lesi eksim atopik, tapi hanya sekitar 50%.