laporan 3 viks
-
Upload
mohammad-fahrur-rozi -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of laporan 3 viks
LAPORANPRAKTIKUM HIDROLIKA
Disusun oleh : Kelompok : ......................NONAMANPM
1.MOH. FAHRUR ROZI713.5.1.0612
2.MOH. NIZAR SYAHRONI713.5.1.0653
3.MOH. KURNIAWAN713.5.1.0614
4.SYARIF AGUS BUDIMAN713.5.1.0604
Pelaksanaan Praktikum :
Hari / Tanggal : MINGGU / 7 JUNI , 2015
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILUNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP2015
xx
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum MEKANIKAN FLUIDA DAN HIDROLIKA ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti responsi peraga dan responsi tulis yang akan dilaksanakan dalam praktikum tahun akademik 2014/2015, Fakultas Teknik - Program Studi Teknik Sipil - Universitas Wiraraja Sumenep.
Disusun oleh : Kelompok : ......................NONAMANPM
1.Moh. Fahrur Rozi713.5.1.0612
2.Moh. Nizar Syahroni713.5.1.0653
3.Moh. Kurniawan713.5.1.0614
4.Sarif Agus Budiman713.5.1.0604
Sumenep, 27 Juli 2015
Disetujui oleh,
Pembimbing 1Pembimbing 2
.............................
.............................
Mengetahui,Ka. Labotaroium Tekink SipilProgram Studi Teknik Sipil
H. Darma Djasuli, MT.
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan dan RahmatNya kepada saya, sehingga laporan resmi ini dapat selesai tepat pada waktunya sesuai dengan yang diharapkan. Laporan praktikum Perpetaan ini disusun agar Mahasiswa dapat mengetahui secara praktis mengenai sistem Perpetaan di Industri Pertambangan.Dengan telah tersusunnya laporan resmi Mekanika Fluida dan Hidrolika ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan terimakasih kepada :1. H. Darma Djasuli, ST, MT. Selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiraraja Sumenep.2. Bapak H.Sutrisno, ST, MT selaku dosen Pengampuh beserta para staf pengajar lainnya3. Ibu Cholilul Chayati, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama praktikum.4. Bapak / Ibu selaku penguji hasil dari praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika.Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun telah berusaha agar laporan ini sempurna, jika terdapat kesalahan dalam laporan ini kami mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk perbaikan kedepan.Akhir kata, kami berharap semoga Laporan Resmi Mekanika Fluida dan Hidrolika ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya
Sumenep, ...............2015
Team Praktek
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHANii KATA PENGANTARiii DAFTAR ISI iv BAB I Pendahuluan1.1. Latar Belakang11.2. Maksud dan Tujuan Praktikum11.3. Waktu dan Tempat Praktikum2BAB IIDasar Teori2.1. Pengertian Praktikum32.2. Alat Praktikum32.2.1. Percobaan 1 : Osborne Reynold32.2.2. Percobaan 2 : Pintu Air32.2.3. Percobaan 3 : Pelimpah Ambang Lebar 42.2.4. Percobaan 4 : Current Meter 42.2.5. Percobaan 5 : Alat Ukur Thompson 42.2.6. Percobaan 6 : Alat Ukur Cipoletti 42.2.7. Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall Flume52.3. Prosedur Praktikum2.3.1. Percobaan 1 : Osborne Reynolds52.3.2. Percobaan 2 : Pintu Air62.3.3. Percobaan 3 : Pelimpah Ambang Lebar62.3.4. Percobaan 4 : Current Meter72.3.5. Percobaan 5 : Alat Ukur Thompson82.3.6. Percobaan 6 : Alat Ukur Cipoletti82.3.7. Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall Flume9
BAB IIIHasil dan Pembahasan3.1. Percobaan 1 : Osborne Reynolds113.2. Percobaan 2 : Pintu Air193.3. Percobaan 3 : Pelimpah Ambang Lebar273.4. Percobaan 4 : Current Meter383.5. Percobaan 5 : Alat Ukur Thompson493.6. Percobaan 6 : Alat Ukur Cipoletti523.7. Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall Flume58BAB IVKesimpulan dan Saran4.1. Kesimpulan624.2. Saran63Daftar Pustaka64
iv
v
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangHidrolika merupakan salah satu mata kuliah bagi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wiraraja Sumenep. Disitu diajarkan mengenai sifat-sifat fluida atau yang biasa dikenal mekanika fluida. Ruang lingkupnya pun beraga,. Salah satu materi yang diajarkan di dalamnya yakni perihal saluran terbuka. Fenomena hidrolika saluran terbuka tidak hanya dapat dipahami dari pemberian materi kuliah tatap muka saja. Seringkali dalam penyajian secara teoritis sulit dimengerti oleh para mahasiswa. Hal ini wajar sekali mengingat sifat-sifat hidrolik pada masalah tertentu terutama aliran pada suatu bangunan sulit digambarkan secara jelas. Oleh sebab itu, untuk membantu pemahaman mahasiswa serta dalam rangka memberikan gambaran yang jelas di lapangan mengenai daluran terbuka dan sifat-sifat hidrolik di dalamnya maka diadakan Praktikum Hidrolika Saluran Terbuka yang berlokasi di Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.Sebagai wujud hasil praktikum tersebut maka disusun Laporan Praktikum Hidrolika ini dengan sumber data hasil pengamatan di laboratorium kemarin.
1.2. Maksud dan TujuanPelaksanaan praktikum dimaksudkan sebagai salah satu upaya dalam mengaplikasi dari teori dasar Mekanika Fluida dan Hidrolika untuk di gunakan di lapangan dalam perencanaan maupun pengembangan jaringan saluran terbuka untuk mengatasi permasalahan di lapangan.Tujuan yang ingin dicapai memahami ilmu MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA SALURAN TERBUKA yang didefinisikan sebagai perbandingan dalam perhitungan dan pengukuran untuk menentukan debit dan aliran air yang di rangkum dalam percobaan 1,2,3..., sampai dengan 7.Dari berbagai hasil dari percobaan yang dilakukan , dapat memperdalam pengetahuan dan wawasan tentang aliran beserta debit sebagai pokok pembahasan pelaksanaan praktikum.
1.3. Waktu dan Tempat PraktikumLokasi diadakannya pengambilan data yaitu :Tempat: Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai Institut Teknologi Sepuluh Nopember SurabayaWaktu: 08.00 14.00Tanggal: 07 Juni 2015
BAB IIDASAR TEORI
2.1. Pengertian PraktikumPraktikum adalah suatu cara penyajian bahwa pelajaran dan mahasiswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari dan salah satu mengajar dimana mahasiswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta melakukan hasil suatu percobaan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan atau dipresentasikan di kelas dan dievaluasi bersama audiens dan dosen pengampuh matakuliah.
2.2 Alat Praktikum2.2.1Percobaan 1 : Osborne Reynold Alat-alat :1. O-R Aperratus2. Termometer3. Stop Wacht4. Gelas ukur 5. Tampungan air dan stopkran6. Tinta sebagai penanda aliran yang terjadi pada saat uji coba
2.2.2Percobaan 2: Pintu Air Profil aliran air di bawah pintuAlat-alat : 1. Flume beserta perlengkapannya2. Model pintu sorong3. Penggaris.
2.2.3Percobaan 3 : Pelimpah Ambang Lebar Alat-alat : 1. Flume dilengkapi dengan pintu hulu dan pintu hilir.2. Pelimpah ambang lebar. 3. Penggaris/roll meter.4. Model pintu sorong.
2.2.4Percobaan 4: Current Meter Alat-alat : 1. Alat pengukuran kecepatan arus Current Meter, 2. Penghitung putaran propeler Current-meter(Counter),3. Tongkat bantu untuk meletakkan posisi Curren-meter(Stick), 4. Stop wacth, 5. Saluran tebukan berbentuk trapesium.
2.2.5Percobaan 5: Alat Ukur ThompsonAlat-alat : 1. Kolam penenang, 2. Pelimpah ambang tajam, 3. Point gauge, 4.penggaris/roll.
2.2.6Percobaan 6: Alat Ukur Cipoletti Alat-alat : 1. Kolam penenang, 2. Pelimpah ambang tajam, 3. Point gauge, 4. Penggaris atau roll meter.
2.2.7. Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall FlumeAlat Alat :1. Alat ukur debit Parshall2. Skotbalk3. Point gauge4. Penggaris / roll meter
2.3. Prosedur PraktikumDijabarkan semua proses dalam pelaksanaan praktikum dari awal sampai terahir dan setrusnya , sebagai berkut :2.3.1.Percobaan 1 : Osborne ReynoldsA.1. Pengamatan tipe aliran1. Posisikan O-R Apparatus mendatar dan pipa percobaan dalam posisi vertikal sempurna dengan cara mengatur kaki alat tersebut.2. Aliran air kedalaman pipa percobaan O-R Apparatus dengan cara mengatur stopkran yang terhubung O-R Apparatus dan tampungan air.3. Jaga permukaan air dalam O-R Apparatus dan tampungan air.4. Isi tabung zat warna dan selanjutnya ujung injector diturunkan sampai mulut genta yang berada pada bagian atas pipa.5. Diamkan air dalam O-R Apparatus selama 5 menit kemudian ukur temperatur airnya.6. Buka stopkran pada O-R Apparatus dengan mengatur besarnya debit yang dikehendaki.7. Pengukuran debit yang lewat dalam pipa percobaan dilakukan dengan mengukur volume aliran keluar yang ditampung dalam gelas ukur selama tenggat waktu tertentu. Tenggat waktu penampungan air diukur dengan menggunakan stop watch.8. Aliran zat warna lewat jarum injector sehingga tampak macam aliran yang terjadi dalam pipa.9. Amati dan catat macam aliran yang terjadi dengan indikasi garis arus yang terbentuk oleh zat warna dalam pipa percobaan (aliran laminer atau turbulen).10. Ulangi percobaan diatas dengan variasi debit (paling sedikit 15 kali) sehingga akan terlihat macam aliran laminer sampai turbulen.
A.2. Pengamatan profil kecepatan1. Tutup stopkran pengaturan aliran pada pipa percobaan.2. Keluarkan zat warna pada mulut genta sampai terjadi tetesan bola zat warna.3. Keluarkan injector dari mulut genta kemudian buka stop kran pengatur aliran dalam pipa percobaan.4. Amati tetesan bola zat warna dalam pipa percobaan yang mengalami perubahan bentuk profil paraboloida.5. Lakukan pengamatan profil kecepatan ini dengan mengatur bukaan stop kran pengatur aliran dalam pipa sehingga diperoleh aliran laminer ayau turbulen.
2.3.2.Percobaan 3 : Pintu AirC. Prosedur percobaan1. Atur dasar flume dalam posisi horizontal.2. Letakkan model pintu sorong pada flume yang akan digunakan (dibantu laporan).3. Ukur dimensi bukaan pintu (dalam percobaan ini bukaan pintu selalu tetap untuk semua debit).4. Aliran air lewat pintu dengan debit tertentu dan buat kondisi aliran bebas dengan cara mengatur tinggi bukaan tail gate.5. Ukur tinggi muka air didepan dan dibelakang pintu masing-masing 5 kali.6. Ukur debit dengan menggunakn alat ukur yang tersedia pada flume yang di gunakan.7. Ulangi percobaan ini dengan debit yang berbeda minimum 5 kali.
2.3.3.Percobaan 4 : Pelimpah Ambang LebarD. Prosedur percobaan1. Alirkan air dengan debit tertentu pada flume yang sudah dilengkapi dengan pelimpahambang lebar sebagai obyek pengamatan percobaan aliran. (Besarnya debit sudah terukur dan dapat ditanyakan ke laboran/pendamping praktikum.2. Atur tinggi bukaan tail gate pada flume, sehingga aliran mencapai kondisi sempurna.3. Ukur jarak dan kedalaman air di beberapa tempat sehingga mampu menggambarkan profil permukaan aliran. Untuk memudahkan cara ini, tentukanlah titik acu sehingga mudah dalam menghitung jarak dan menggambarkan profil aliran.4. Dengan debit tetap, aturlah tail gate sehingga kondisi aliran menjadi tidak sempurna.5. Ukur jarak dan kedalaman air untuk menggambar profil aliran pada kondisi tidak sempurna. Gunakan titik acu dan jarak yang sama dengan kondisi aliran sempurna.6. Ulangi diatas dengan debit yang berbeda sebanyak 5 macam debit.
2.3.4.Percobaan 5 : Current MeterE. Prosedur percobaan1. Ukur dimensi penampang melintang saluran dan aliran air pada saluran tersebut.2. Berdasarkan pada lebar permukaan basah (T), bagilah lebar permukaan basah menjadi tiga sehingga terbentuk tiga pias. Pembagian pias ini jumlahnya dibuat ganjil sehingga pada pias yang ditengah posisi tepat pada tengah-tengah saluran.3. Ukur dimensi masing-masing pias.4. Letakkan current meter pada kedalaman yang ditentukan untuk mendapatkan besaran kecepatan air di titik yang mewakili kecepatan pada pias. Saat pengukuran kecepatan dengan alat ini, propeler harus menghadap kearah aliran.5. Pada setiap pengukuran kecepatan aliran, catat kedalaman current meter, jumlah putaran propeler dengan menggunakan counter dan lama pengukuran menggunakan stop watch. Penghitungan jumlah putaran dimulai saat stop watch dinyalakan sampai dengan stop watch dihentikan. Lakukan perhitungan ini sebanyak 3 kali pada setiap titik pengukuran kecepatan aliran.6. Lakukan prosedur pengukuran ini untuk setiap perubahan debit percobaan.7. Percobaan dilakukan untuk 5 macam debit.
2.3.5.Percobaan 6 : Alat Ukur ThompsonF. Prosedur percobaan1. Ukur dimensi pelimpah ambang tajam yang tersedia.2. Catat bacaan point gauge untuk muka air tepat pada ambang H0.3. Alirkan air lewat pelimpah tersebut di atas.4. Catat bacaan point gauge pada saat aliran air lewat pelimpah H1. Tinggi air didepan ambang H=H0-H1.5. Lakukan pembacaan point gauge setiap pencatatan tinggi muka air minimal 5 kali.6. Lakukan prosedur diatas pada setiap perubahan debit yang disesuaikan dengan percobaan pengukuran debit lainnya (ambang tajam segi empat, current meter dan Parshall).
2.3.6.Percobaan 7 : Alat Ukur CipolettiG. Prosedur percobaan1. Ukur dimensi pelimpah ambang tajam yang tersedia.2. Catat bacaan point gauge untuk muka air tepat pada ambang H0.3. Alirkan air lewat pelimpah tersebut di atas.4. Catat bacaan point gauge pada saat aliran air lewat pelimpah H1. Tinggi air di depan ambang H= H0- H1.5. Lakukan pembacaan point gauge setiap pencatatan tinggi muka air minimal 5 kali.Lakukan prosedur diatas pada setiap perubahan debit yang disesuaikan dengan percobaan pengukuran debit lainnya (ambang tajam segi tiga, current meter, dan Parshall).
2.3.7 Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall FlumeH. Prosedur percobaan1. Ukur dimensi parshall flume yang tersedia (Gambar 8).2. Catat bacaan point gauge pada titik B sebelum aliran air lewat Parshall flume dimana ujung jarum point gauge setinggi dasar parshall flume dititik A. Besarnya bacaan adalah H0b.3. Alirkan airlewat parshall flume.4. Catat bacaan pada mistar ukur pada saat aliran air lewat parshall flume, maka tinggi air di depan tenggorokan (di titik A) adalah Ha satuan dalam inci.5. Masih dalam percobaan debit yang sama, maka letakan skotbak dibelakang parshall flume sedemikian sehingga terjadialiran tenggelam pada bagian tenggorokan.6. Kemudian catat bacaan point gauge pada titik B yaitu H1b, maka tinggi air diatas tenggorokan Hb = H0b H1b.7. Lakukan semua pembacaan point gauge setiap pencatatan tinggi muka air minimum 5 kali8. Lakukan semua pembacaan point gauge setiap perubahan percobaan debit yang disesuaikan dengan percobaan pengukuran debit lainnya.
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Percobaan 1 : Osborne ReynoldsDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :Tabel 3.1. Percobaan OsbornPercobaan kesuhu T(OC)Volume v(10-6m3)Waktu t(detik)Jenis Aliran
I286010Laminer
60
60
II289010Laminer
90
85
III2811010Laminer
115
120
IV2813510Laminer
150
130
V2816010Laminer
160
160
VI2819010Laminer
190
190
VII2820010Laminer
200
200
VIII2821010Laminer
210
210
IX2823010Laminer
230
230
X2824010Laminer
240
250
XI2826010Turbulen
260
260
XII2828010Turbulen
280
290
XIII2830010Turbulen
300
300
XIV2832010Turbulen
320
320
XV2834010Turbulen
340
340
XVI2836010Turbulen
350
350
XVII2837010Turbulen
370
380
XVIII2839010Turbulen
400
390
Sumber : Praktikum 2015Tugas :1. Nyatakan macam aliran yang saudara amati dengan cara menghitung besaran bilangan Reynolds dari hasil pengukuran yang saudara lakukan.Catatan : Secara teoritis dinyatakan bahwa pada saluran tertutup, besaran angka Reynold, Re, untuk aliran laminar Re2800.2. Nyatakan hubungan antara bilangan Reynolds, Re dengan factor gesek serta bilangan Reynolds dengan tegangan geser dengan cara menggambarkan kedua grafik hubungan antar parameter tersebut.3. Nyatakan hubungan antara debit dengan tegangan geser dengan jalan menggambarkan grafik hubungan Q dan t tersebut.4. Gambarlah perkiraan profil kecepatan aliran dari hasil percobaan yang saudara lakukan pada debit-debit yang menyebabkan aliran laminar dan turbulen serta membandingkan hasil tersebut dengan profil kecepatan aliran berdasar persamaan teoritis.5. Beri kesimpulan hasil percobaan yang saudara lakukan.Untuk menentukan besarnya bilangan Reynolds untuk tiap percobaan maka perlu diketahui besarnya harga Q, d, dan . Berikut ini perhitungannya :
Tabel 3.2. Jenis Aliran Menurut Re (1)Percobaan KeQdReJenis Aliran
I6,000.0130.000000823.14717.01Laminer
II8.831055.60Laminer
III11.501374.27Laminer
IV13.831653.10Laminer
V16.001912.02Laminer
Percobaan KeQdReJenis Aliran
VI19.000.0130.000000823.142270.53Transisi
VII20.002390.03Transisi
VIII21.002509.53Transisi
IX23.002748.53Transisi
X24.332907.87Turbulen
XI26.003107.04Turbulen
XII28.333385.87Turbulen
XIII30.003585.04Turbulen
XIV32.003824.05Turbulen
XV34.004063.05Turbulen
XVI35.334222.38Turbulen
XVII37.334461.39Turbulen
XVIII39.334700.39Turbulen
Sumber : PerhitunganTabel di atas menunjukkan jenis aliran yang berbeda dari hasil pengamatan secara kasat mata. Dari pengamatan pada percobaan VI-IX merupakan jenis aliran laminer sedangkan dari hasil perhitungan berjenis Aliran Transisi dan pada percobaan X merupakan jenis aliran laminer sedangkan dari hasil perhitungan termasuk jenis aliran Turbulen. Berikut ini grafiknya :
Gambar 3.1. Grafik AliranSelanjutnya menghitung hubungan antara besarnya bilangan Re dengan f untuk tiap percobaan. Berikut tabelnya :
Tabel 3.3. Hubungan Re dengan f (2)Percobaan KeRef
I717.010.089
II1055.600.061
III1374.270.047
IV1653.100.039
V1912.020.033
VI2270.530.046
VII2390.030.045
VIII2509.530.045
IX2748.530.044
X2907.870.043
XI3107.040.042
XII3385.870.041
XIII3585.040.041
XIV3824.050.040
XV4063.050.040
XVI4222.380.039
XVII4461.390.039
XVIII4700.390.038
Sumber : PerhitunganData table di atas kemudian dimasukkan ke dalam grafik untuk mengetahui hubungan antara keduanya.
Gambar 3.2. Grafik Hubungan Re dan fKesimpulan : penentuan jenis aliran secara teoritis maupun dengan Re tidak jauh berbeda. Selain itu bilangan Re searah dengan nilai f.
3.2. Percobaan 2 : Pintu Air (Aliran Air di Bawah Pintu)Dari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :Tabel 3.4. Percobaan Pintu AirPercobaanVAliran Bebas
h1 (m)h2 (m)
I0.69015
8916
8816
8719
8618
II0.812414
12615
12715
12918
13019
III119413
19616
19718
19819
19919
IV1.224912
25012
25315
25415
25518
V1.326413
26514
26414
26417
26418
Sumber : Praktikum 2015Tugas :1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan pintu y0 dengan debit lewat bawah Q untuk aliran bebas.2. Nyatakan hubungan antara (Y/Y0) dengan koefisien debit Cd untuk aliran bebas.3. Nyatakan hubungan antara (Y/Y0) dengan koefisien koreksi debit Cs untuk aliran tak bebas.4. Gambar garis energi pada setiap percobaan debit.Lebar bukaan pintu (b)=4mTinggi bukaan pintu (y)=1.5mPercepatan gravitasi (g)=9.8m/det2Koefisien debit (Cd)=0.581
Tabel berikut menunjukkan nilai Q dari masing-masing percobaan.Tabel 3.5. Nilai QPercobaanVAliran BebasYg/Y0CdCcQ
h1 (m)h2 (m)
I0.690150.01670.610.611153.01
89160.01690.610.611152.15
88160.01700.610.611151.29
87190.01720.610.611150.41
86180.01740.610.611149.54
PercobaanVAliran BebasYg/Y0CdCcQ
h1 (m)h2 (m)
II0.8124140.01210.610.611179.86
126150.01190.610.611181.31
127150.01180.610.611182.04
129180.01160.610.611183.48
130190.01150.610.611184.19
III1194130.00770.610.611225.27
196160.00770.610.611226.43
197180.00760.610.611227.01
198190.00760.610.611227.59
199190.00750.610.611228.17
IV1.2249120.00600.610.611255.35
250120.00600.610.611255.86
253150.00590.610.611257.40
254150.00590.610.611257.91
255180.00590.610.611258.42
V1.3264130.00570.610.611262.95
265140.00570.610.611263.45
264140.00570.610.611262.95
264170.00570.610.611262.95
264180.00570.610.611262.95
Sumber : PerhitunganSelanjutnya dicari hubungan antara y0 dengan Q ditunjukkan tabel berikut :Tabel 3.6. Hubungan y0 dan QPercobaanY0 (m)Q
I90153.01
89152.15
88151.29
87150.41
86149.54
II124179.86
126181.31
127182.04
129183.48
130184.19
PercobaanY0 (m)Q
III194225.27
196226.43
197227.01
198227.59
199228.17
IV249255.35
250255.86
253257.40
254257.91
255258.42
V264262.95
265263.45
264262.95
264262.95
264262.95
Sumber : PerhitunganTabel tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam grafik untuk mengatahui hubungan antara keduanya.
Gambar 3.3.Grafik Hubungan Y0 dan Q (1)Tabel 3.7. Hubungan Y0 dengan CdPercobaanYg/Y0Cd
I0.01670.61
0.01690.61
0.01700.61
0.01720.61
0.01740.61
II0.01210.61
0.01190.61
0.01180.61
0.01160.61
0.01150.61
III0.00770.61
0.00770.61
0.00760.61
0.00760.61
0.00750.61
IV0.00600.61
0.00600.61
0.00590.61
0.00590.61
0.00590.61
V0.00570.61
0.00570.61
0.00570.61
0.00570.61
0.00570.61
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.4. Grafik Hubungan Yg/Y0 dengan Cd (2)Kesimpulan : besarnya nilai Y0 dan Q searah. Rasio antara Yg dan Y0 tidak berpengaruh pada koefisien debit Cd pada aliran bebas.
3.3. Percobaan 3 : Pelimpah Ambang LebarDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :Tabel 3.8. Percobaan Aliran SempurnaTitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
0113120
5
1113120
5
2113120
5
3113120
5
4113120
5
5113120
5
6113120
5
7113120
5
8111120
5
9110116
5
10100110
5
1197104
5
124575
5
135018
5
145520
5
156025
5
166335
TitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
5
176545
5
186555
5
196565
5
206565
Sumber : Praktikum 2015Tabel 3.9. Percobaan Aliran Tidak Sempurna (Peralian)TitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
0113120
5
1113120
5
2113120
5
3113120
5
4113120
5
5113120
5
6113120
5
7113120
5
8113120
5
9111112
5
10110105
5
1110580
TitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
5
129660
5
136569
5
146578
5
156883
5
167083
5
177685
5
187888
5
198089
5
208089
Sumber : Praktikum 2015
Tabel 3.10. Percobaan Aliran SempurnaTitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
0114120
5
1114120
5
2114120
5
3114120
5
4114120
5
5114120
5
6114120
5
TitikJarak AntaraPercobaan
12
Y (cm)Y (cm)
7114120
5
8114120
5
9111114
5
1098114
5
1187106
5
129097
5
1310094
5
1489107
5
1592105
5
169798
5
1797108
5
1896113
5
1997113
5
2097113
Sumber : Praktikum 2015Tugas :1. Buat profil aliran pada saat terjadi aliran sempurna dan aliran tidak sempurna pada setiap percobaan.2. Nyatakan hubungan antara debit Q dengan tinggi muka air depan ambang H0 untuk kondisi aliran sempurna pada pelimpah.3. Nyatakan hubungan antara rasio tinggi muka air di depan ambang h0 dan tinggi pelimpah p dengan koefisien debit C dengan rumus .4. Nyatakan hubungan antara rasio tinggi muka air di atas ambang h dan tinggu muka air di depan ambang h0 dengan rumus Qs = Cs.Q.
Gambar 3.5. Profil Aliran Percobaan I
Gambar 3.6. Profil Aliran Percobaan IKoefisien debit (Cd)=0.581m0.5/dtPanjang ambang (L)=46cm=0.46 mTabel 3.11. Hubungan Q dengan h0 pada aliran sempurnaPercobaan
III
Qh0Qh0
321.03113351.32120
308.34110333.90116
267.26100308.34110
255.3297283.45104
80.6845173.5975
94.495020.4118
109.015523.9020
124.216033.4125
133.646355.3435
140.066580.6845
109.0155
140.0665
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.7. Hubungan h0 dengan Q (2)Tabel 3.12. Hubungan h0, p dan CdTitikPercobaanpPercobaan
1212Cd
Y (cm)Y (cm)Y /p (cm)Y/p (cm)
0113120138.6929.2310.581
11131208.6929.231
21131208.6929.231
31131208.6929.231
41131208.6929.231
51131208.6929.231
61131208.6929.231
71131208.6929.231
81111208.5389.231
91101168.4628.923
101001107.6928.462
11971047.4628.000
1245753.4625.769
1350183.8461.385
1455204.2311.538
1560254.6151.923
1663354.8462.692
1765455.0003.462
1865555.0004.231
1965655.0005.000
2065655.0005.000
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.8. Hubungan Y/p dan Cd pada Percobaan I
Gambar 3.9. Hubungan Y/p dan Cd pada Percobaan IIKesimpulan : nilai h0 dengan Q berbanding lurus. Sedang untuk rasio Y dan p dengan Cd tidak berhubungan atau tidak berpengaruh.
3.4. Percobaan 4 : Current MeterDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :B=45cm=0.45mH=42cm=0.42mL=164cm=1.64mPercobaan Ih1=14cm=0.14mT=135cm=1.35mh2=33.5cm=0.335md=8.5cm=0.085mh3=14cm=0.14mt=14dt
hrata-rata = = = 0.205 mTabel 3.13. Tabel Jumlah Putaran Propeler (n) PiasIIIIII
u0.2172129
222130
221635
u0.6162534
222232
171830
u0.8142332
182335
142533
Sumber : Praktikum 2015Percobaan Ih1=14.2cm=0.142mT=121cm=1.21mh2=27.1cm=0.271md=14.9cm=0.149mh3=14.2cm=0.142mt=15dt
hrata-rata = = = 0.185 mTabel 3.14. Tabel Jumlah Putaran Propeler (n) PiasIIIIII
u0.2181633
221632
191333
u0.6212235
141833
152236
u0.8201937
271832
191735
Sumber : Praktikum 2015
Tugas :1. Hitung kecepatan pada tiap titik pengukuran menggunakan rumus v = a.N + b.2. Hitung kecepatan rerata tiap pias menggunakan rumus vi.3. Hitung debit tiap pias menggunakan rumus q = Ai.Vi.4. Hitung tiap perubahan debit menggunakan rumus Q = q.5. Buat diagram kecepatan aliran pada setiap pias dan titik yang mempunyai kecepatan yang sama (isovel) pada penampang aliran untuk setiap percobaan.6. Buat hubungan antara tinggi muka air (h2) dan debit (Q) berdasar pada 5 besaran debit dalam percobaan ini. Grafik ini sering disebut sebagai Rating Curve.Percobaan 1Tabel 3.15. Tabel N (jumlah putaran propeller/detik)PiasIIIIII
u0.21.211.502.07
1.571.502.14
1.571.142.50
u0.61.141.792.43
1.571.572.29
1.211.292.14
u0.81.001.642.29
1.291.642.50
1.001.792.36
Sumber : PerhitunganTabel 3.16. Kecepatan Tiap Titik (1)PiasPropelerkANv
IIIIIIIIIIII
u0.210.06260.0151.211.502.070.090.110.14
11.571.502.140.110.110.15
11.571.142.500.110.090.17
u0.611.141.792.430.090.130.17
11.571.572.290.110.110.16
11.211.292.140.090.100.15
u0.811.001.642.290.080.120.16
11.291.642.500.100.120.17
11.001.792.360.080.130.16
Sumber : Perhitunganedhicgbfa
Gambar 3.10. Penampang AliranTabel 3.17. Dimensi Penampang AliranPiasabcdeFghiA
u0.21.641.351.110.120.150.0850.0670.170.140.09
u0.61.351.110.620.20.120.0670.1340.140.280.23
u0.81.350.620.260.20.360.2010.0670.420.190.29
Sumber : PerhitunganTabel 3.18. Kecepatan Rata-rata Aliran (3)PiasAiViQ
u0.20.090.080.01
u0.60.230.040.01
u0.80.290.020.01
Sumber : PerhitunganTabel 3.19. Kecepatan Rerata Tiap Pias (2)Kecepatan rerata aliran
1 titik pengukuran0.04
2 titik pengukuran0.05
3 titik pengukuran0.05
Sumber : PerhitunganTabel 3.20. Perubahan Debit (4)PiasqQ
u0.20.010.02
u0.60.01
u0.80.01
Sumber : Perhitungan
Percobaan 2Tabel 3.21. Tabel N (jumlah putaran propeller/detik)PiasIIIIII
u0.81.201.072.20
1.471.072.13
PiasIIIIII
u0.81.270.872.20
u0.41.401.472.33
0.931.202.20
1.001.472.40
u0.21.331.272.47
1.801.202.13
1.271.132.33
Sumber : PerhitunganTabel 3.22. Kecepatan Tiap Titik (1)PiasPropelerKANV
IIIIIIIIIIII
u0.860.10270.0251.201.072.200.150.130.25
61.471.072.130.180.130.24
61.270.872.200.160.110.25
u0.460.10270.0251.401.472.330.170.180.26
60.931.202.200.120.150.25
61.001.472.400.130.180.27
u0.261.331.272.470.160.160.28
61.801.202.130.210.150.24
61.271.132.330.160.140.26
Sumber : PerhitunganTabel 3.23. Dimensi Penampang AliranPiasABcDefghiA
u0.81.210.470.260.10.370.110.110.390.150.21
u0.41.210.840.470.20.190.050.050.190.190.11
u0.21.641.210.840.190.220.150.050.260.190.06
Sumber : PerhitunganTabel 3.24. Kecepatan Rata-rata Aliran (3)PiasAiViQ
u0.80.210.020.0037
u0.40.110.030.0035
u0.20.060.060.0034
Sumber : PerhitunganTabel 3.25. Kecepatan Rerata Tiap Pias (2)Kecepatan rerata aliran (m/dt)
1 titik pengukuran0.03
2 titik pengukuran0.04
3 titik pengukuran0.03
Sumber : Perhitungan
Tabel 3.26. Perubahan Debit (4)PiasQQ
u0.80.010.02
u0.40.01
u0.20.01
Sumber : PerhitunganTabel 3.27. Kecepatan Aliran Tiap PiasPercobaanPiasVi
I0.20.08
0.60.04
0.80.02
II0.20.06
0.40.03
0.80.02
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.11. Kecepatan Aliran Tiap Pias (5)Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa kecepatan aliran pada pias yang lebih dangkal lebih besar. Sedangkan kecepatan aliran pada pias yang lebih dalam nilainya lebih kecil.Tabel 3.28. Hubungan h2 dengan QPercobaanH2Q
I0.3350.02
II0.2710.01
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.12. Hubungan Q dengan h2 (6)Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa nilai H2 maupun Q berbanding lurus. Jadi semakin besar H2 maka Q yang dihasilkan semakin besar pula.
Gambar 3.13 Gambar Isovel Percobaan I
Gambar 3.14 Gambar Isovel Percobaan II
Kesimpulan : 1. Secara teori pada percobaan pengkuran debit dengan Current meter pias I Pias III mempunyai kecepatan yang sama. Tetapi pada tiap percobaan kecepatan di pias I dan pias III tidak sama.2. Hal ini dapat diakibatkan karena penempatan baling baling yang tidak sesuai ketinggian maupun tidak vertikal dan tegak lurus terhadap arah aliran.3. Penemptan baling baling ini tidak hanya menyebabkan perbedaan kecepatan pada pias I dan pias III tetapi juga berpengaruh terhadap diagram kecepatan, dimana diagram yang dihasilkan tidak sesuai teori. Seharusnya semakin mendekati dasar penampang kecepatan semakin kecil, namun yang di dapat di perobaan justru kadang malah sebaliknya.4. Dalam pengukuran debit dengan alat current meter, perlu dicari kecepatan (v) terlebih dahulu yang di dapat dari jumlah putaran propeler yang kemudian di gunakan untuk mendapatkan nilai debit. Sedangkan alat pengukur debit lainnya ( parshall flume, ambang tipis dan ambang lebar) tidak perlu menghitung kecepatan untuk mendapatkan Q.5. Diagram rating curve (hubungan antara Q dan H) memudahkan kita untuk menentukan nilai Q pada penampang yang sama dengan memasukkan suatu nilai H.
3.5. Alat Ukur ThompsonDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :Tabel 3.29. Percobaan ThompsonPercobaanH0H1H
II2847.819.8
2846.918.9
2846.918.9
2846.518.5
2846.418.4
Sumber : Praktikum 2015Tugas :1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan ambang H dengan debit Qpercobaan saudara, kemudian bandingkan dengan teoritis.2. Nyatakan hubungan antara rasio H dan p dengan koefisien debit C dari hasil percobaansaudara, kemudian bandingkan dengan C teoritis.3. Beri komentar alat ukur pelimpah ambang tajam tersebut dibanding dengan alat ukur ambang lebar dilihat dari sifat hidroliknya (untung dan ruginya).Tabel 3.30. Nilai QHCdagQ
19.80.58190o9.83876.329
18.93450.739
18.93450.739
18.53271.048
18.43227.024
Sumber : Analisa PribadiTabel 3.31. Hubungan H dan QHQ
19.83876.329
18.93450.739
18.53271.048
HQ
18.43227.024
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.15. Hubungan H dan Q (1)Grafik di atas menunjukkan nilai H dan Q yang berbanding lurus. Jadi semakin besar H maka nilai Q juga akan semakin besar.Tabel 3.32. Hubungan H/p dan CdHpH/pCt
19.80.6330.581
18.931.5
18.931.5
18.530.833
18.430.667
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.16. Hubungan H dan Ct (2)Kesimpulan : nilai H dan Q berbanding lurus. Rasio antara H dan p dengan Cd tidak berhubungan.
3.6. Percobaan 6 : Alat Ukur CipotelliDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :Tabel 3.33. Point Gauge (cm)PercobaanH0H1
I10.8820.87
20.89
20.89
20.9
20.91
II18.95
18.92
18.94
18.91
18.96
III16.7
16.9
16.6
16.5
16.5
Sumber : Praktikum 2015Tugas :1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air depan ambang H dengan debit Q percobaan saudara, kemudian bandingkan dengan Q teoritis.2. Nyatakan hubungan antara rasio H dan p dengan koefisien debit C dari hasil percobaan saudara, kemudian bandingkan dengan C teoritis.3. Beri komentar alat ukur pelimpah ambang tajam tersebut disbanding dengan alat ukur ambang lebar dilihat dari sifat hidroliknya.4. Apa komentar saudara tentang alatukur ambang tajam segitiga dibandingkan terhadap pelimpah ambang tajam segi empat pada percobaan saudara.
p=0.6mB=1.74mb=0.58mg=9.81 m2/s
Tabel 3.34. Point Gauge (m)PercobaanH0H1HH/pCQ
I0.10880.20870.09990.16650.5903330.003188
0.20890.10010.1668330.5903340.003204
0.20890.10010.1668330.5903340.003204
0.2090.10020.1670.5903340.003212
0.20910.10030.1671670.5903340.003220
II0.18950.08070.13450.5902690.001869
0.18920.08040.1340.5902680.001852
0.18940.08060.1343330.5902690.001864
0.18910.08030.1338330.5902680.001846
0.18960.08080.1346670.5902690.001875
III0.1670.05820.0970.5901940.000826
0.1690.06020.1003330.5902010.000898
0.1660.05720.0953330.5901910.000791
0.1650.05620.0936670.5901870.000756
0.1650.05620.0936670.5901870.000756
Sumber : PerhitunganTabel 3.35. Hubungan H dengan QHQ
0.05620.000756
0.05720.000791
0.05820.000826
0.06020.000898
HQ
0.08030.001846
0.08040.001852
0.08060.001864
0.08070.001869
0.08080.001875
0.09990.003188
0.10010.003204
0.10020.003212
0.10030.003220
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.17. Hubungan Q dan H (1)Gambar grafik di atas menunjukkan Q dan H berbanding lurus. Semakin besar H maka nilai Q juga akan semakin besar.Tabel 3.36. Hubungan H/p dengan CH/pQ
0.09370.0008
H/pQ
0.09530.0008
0.09700.0008
0.10030.0009
0.13380.0018
0.13400.0019
0.13430.0019
0.13450.0019
0.13470.0019
0.16650.0032
0.16680.0032
0.16700.0032
0.16720.0032
Sumber : Perhitungan
Gambar 3.18. Hubungan H/p dengan QKesimpulan :1. Pelimpah ambang tipis merupakan suatu pelimpah dimana garis garis arus dari aliran diatas ambangnya melengkung. Dalam kondisi ini tidak terdapat suatu penampangpun yang mempunyai garis2 arus lurus sehingga pembagian tekanan tidak lagi hidrostatik. Hal ini diakibatkan adanya pengaruh gaya sentrifugal Ambang tipis memiliki satu macam aliran. 2. Sedangkan limpahan pelimpah ambang lebar merupakan suatu pelimpah dimana paling tidak terdapat satu penampang diatas ambang yang mempunyai garis-garis arus lurus sehingga pembagian tekanan dipenampang tersebut hidrostatik. Ambang lebar memiliki 3 macam aliran. 3. Karena C relatif konstan maka Q banyak dipengaruhi H dengan hubungansemakin besar H maka semakin besar Q.4. Pada alat ukur Rechbok aliran yang terjadi diatas mercu ambang merupakan semburan yang membentuk tirai atas limpahan dan tirai bawah limpahan yang tidak menempel pada ambang. Dengan demikian diantara tirai bawa limpahan dan ambang terdapat suatu kantong udara ari mana dimasukkan atau dikeluarkan oleh asemburan aliran melalui mercu amban. Dalam prakteknya, pembuatan alat ukur ini perlu memperhatikan upaya menjaga tekanan didalam kantong udara menjadi tetap, dengan maksud agar apa bila tekanan udara dalam kantong turun maka lengkung aliran limpahan menjadi besar dan harga koefisien debit juga menjadi besar.5. Sedangkan pada alat ukur pelimpah ambang tipis tidak perlu memperhatikan tekanan didalam kantong udara, karena koefisien debitnya tidak terpengaruh dari lengkung aliran limpahan.
3.7. Percobaan 7 : Alat Ukur Parshall FlumeDari hasil pengamatan di laboratorium diperoleh data sebagai berikut :W=7,5cm= 0,246075 ft = 2,95275 inciH0b=13,87 cm Tabel 3.37. Percobaan Parshall FlumePercobaanTanpa SekatSatu SekatDua Sekat
Ha (ft)H1b (cm)Ha (ft)H1b (cm)Ha (ft)H1b (cm)
I1.0539.051.0539.061.0739.09
39.051.0639.071.0739.07
3939.061.0639.08
39.0339.0339.09
39.0239.0439.07
II10.053410.0534.110.0634.42
34.3710.0534.1510.0634.43
34.3834.210.0734.44
34.3934.210.0734.46
34.934.210.0734.5
III7.627.857.6277.630.1
27.136.5
27.533.5
2736.5
27.531.7
Sumber : Praktikum 2015
Tugas :1. Beri komentar alat ukur Parshall Flume tersebut dibandingkan dengan alat ukur ambang dan lebar dan alat ukur Cipotelli.2. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan tenggorokan Ha dengan debit Q percobaan saudara, kemudian bandingkan dengan debit dari pengukuran Current Meter.3. Untuk aliran tenggelam, nyatakan hubungan antara rasio Hb dan Ha dengan koefisien koreksi debit Cs dari hasil percobaan saudara, kemudian bandingkan hasil hitungan tersebut dengan nilai Cs menurut tabel.Tabel 3.38. Hubungan Ha dan Q (2)PercobaanTanpa SekatSatu SekatDua Sekat
Ha (ft)QHa (ft)QHa (ft)Q
I1.050.9851.050.9851.070.985
1.060.9851.070.985
1.060.985
II10.051.00710.051.00710.061.007
10.051.00710.061.007
10.071.007
10.071.007
10.071.007
III7.601.0047.6027.0007.601.004
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 3.19. Hubungan Q dan Ha Pada Percobaan IKesimpulan :1. Parshall Flume : Tidak terjadi pengendapan yang berasal dari partikel partikel yang melayang terkandung oleh air Menghitung debit pada alat ini tergantung pada lebar tenggorokan (W) dan tinggi air pada tenggorokan (Ha) Current Meter Bila air mengandung partikel yang melayang sebagian diendapkan dihulu kolam yang terbentuk akibat adanya bendung Pada current meter, menghitung debit tergantung pada kecepatan aliran dan luas penampang basah2. Dari percobaan yang dilakukan diketahui jenis aliran berasal dari rumus Hb/Ha.Hasil yang diidapat paling banyak aliran tenggelam. Maka jika didapatkan aliran tenggelam, pada saat perhitungan Q harus dilakukan koreksi debit. Koreksi debit yang dilakukan pada percobaanini adalah menyamakan dengan hasil Q current maka dapat dikatakan Q current = Q percobaan. Untuk menyamakan hasil Q maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan koefisien untuk rumus Q yaitu : Q current / Ha1,547. Maka dari rumus tersebut didapatkan koefisien baru untuk rumus mencari Q aliran tenggelam.
Gambar 3.20. Hubungan Q dan Ha Pada Percobaan 2
Gambar 3.21. Hubungan Q dan Ha Pada Percobaan IBAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KesimpulanDari data hasil pengamatan dan data praktikum hasil analisa dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Dari percobaan Reynolds, diperoleh kesimpulan bahwa penentuan jenis aliran secara teoritis maupun dengan Re tidak jauh berbeda. Selain itu bilangan Re searah dengan nilai f.2. Dari percobaan Pintu Air disimpulkan besarnya nilai Y0 dan Q searah. Rasio antara Yg dan Y0 tidak berpengaruh pada koefisien debit Cd pada aliran bebas.3. Pada percobaan Pelimpah Ambang Lebar ditemukan bahwa nilai h0 dengan Q berbanding lurus. Sedang untuk rasio Y dan p dengan Cd tidak berhubungan atau tidak berpengaruh.4. Pada percobaan Current Meter ditarik kesimpulan luas penampang pias 0.8 lebih besar dari pias 0.2. Luas penampang yang lebih besar bernilai vi lebih kecil. Pias yang lebih dangkal memiliki kecepatan aliran yang lebih besar. Selain itu nilai h2 berbanding lurus dengan nilai debit aliran.5. Pada percobaan alat ukur Thompson dapat ditarik kesimpulan nilai H dan Q berbanding lurus. Rasio antara H dan p dengan Cd tidak berhubungan.6. Pada percobaan alat ukur cipotelli ditemukan nilai Q dan H yang berbanding lurus. Rasio antara H dan P dengan Q juga berbanding lurus.7. Pada percobaan Parshall Flume dapat disimpulkan nilai Ha dan Q berbanding lurus. 4.2. SaranAdapun beberapa hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut :1. Bagi pihak fakultas untuk lebih mematangkan konsep praktikum dengan membekali mahasiswa praktikan sebelum praktek.2. Bagi pihak laboratorium untuk lebih memperjelas tiap percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiyanto, Anton dan Ketut Gunawan.2013. Penuntun Praktikum Perpetaan.Surabaya : Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.Buku Panduan Praktikum Mekflu dan Hidrolika. RC09-1333. Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
63