Lapkas Putri Wulan Tika 1507101030096
-
Upload
dini-nanami -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of Lapkas Putri Wulan Tika 1507101030096
Case Report
DEMAM BERDARAH DENGUE
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unsyiah
BPK RSUD dr. Zainoel Abidin – Banda Aceh
Disusun Oleh :
Putri Wulan TikaNIM. 1507101030096
Pembimbing :
dr. Raihan, Sp. A(K)
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BPK RSUD Dr. ZAINOEL ABIDINBANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini.
Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
atas semangat perjuangan dan panutan bagi ummatnya.
Adapun tugas ini berjudul “DEMAM BERDARAH DENGUE” yang
diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unsyiah BPK
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tingginya kepada dr. Raihan, Sp.A(K) yang telah meluangkan waktunya untuk
memberi arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Saran dan kritik dari pembimbing dan teman-teman akan
penulis terima dengan tangan terbuka, semoga dapat menjadi bahan pembelajaran
dan bekal di masa mendatang.
Banda Aceh, juni 2016
Putri Wulan Tika
DAFTAR ISI
HalamanJUDUL........................................................................................................................iKATA PENGANTAR .............................................................................................iiDAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB I LAPORAN KASUS............................................................................. 11.1 Identitas Pasien.............................................................................11.2 Pemeriksaan saat pasien masuk di IGD.......................................11.3 Pemeriksaan ulang saat di IGD....................................................71.4 Pemeriksaan Fisik........................................................................91.5 Laboratorium RSUDZA.............................................................111.6 Follow Up Harian.......................................................................141.7 Rekap Laboratorium RSUDZA..................................................161.8 Resume.......................................................................................171.9 Diagnosis Banding.....................................................................181.10 Diagnosis Kerja..........................................................................181.11 Terapi.........................................................................................181.12 Planing........................................................................................191.13 Prognosis....................................................................................19
BAB II ANALISA KASUS .............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................30
BAB ILAPORAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
Nama : Naqiya Hirsan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 23 April 2006
Umur : 10 tahun 21 hari
Alamat : Jl. T Musa Lamteh Ulee Kareng – Banda Aceh
No.CM : 1-09-01-65
Tanggal masuk RS : 14 Mei 2016, pukul 13.37 WIB
Tanggal kasus diterima : 16 Mei 2016, pukul 12.00 WIB
Tanggal keluar RS : 19 Mei 2016
1.2 Pemeriksaan saat pasien masuk di IGD (14 Mei 2016)
1.2.1 Anamnesis (Heteroanamnesa dengan ibu kandung pasien)
Keluhan utama : Demam
Keluhan tambahan : Nyeri otot, nyeri persendian, mual, sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUDZA dengan keluhan
demam sejak 4 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun, namun tidak
pernah mencapai suhu normal walaupun sudah diberikan obat penurun
panas. Keluhan juga disertai dengan mual ketika mau makan, nyeri
persendian, kepala terasa berat dan pusing. Pasien juga mengeluhkan adanya
muntah 1 kali dan BAB cair 1 kali. Pada hari ke 4 SMRS, badan mulai
terasa dingin, demam tinggi dan mengigau. Tidak muncul bintik-bintik
merah di kulit lengan maupun badan. Tidak ada perdarahan dari hidung,
tidak ada kencing berdarah. BAB berwarna kuning, tidak berdarah,
frekuensi dan volume dalam batas normal. Gusi pasien berdarah setelah
giginya patah pada pada hari pasien di bawa ke IGD RSUDZA.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya.
Riwayat penggunan obat :
Parasetamol syrup.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit infeksi saat hamil. Tidak ada
riwayat DM dan Hipertensi saat hamil dan ibu pasien ANC teratur di Dokter
Spesialis Kandungan.
Riwayat Persalinan:Pasien lahir cukup bulan secara pervaginam dengan BBL 4000 gram dan
segera menangis.
Riwayat Imunisasi:
Pasien belum pernah mendapatkan Imunisasi.
Riwayat Makanan:
0 – 4 bulan : ASI
4 bulan – 2 tahun : MPASI + Susu Formula
2 tahun – sekarang : Makanan keluarga
1.2.2 Pemeriksaan Fisik
a. Status Present
Keadaan Umum : Buruk
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 117/101 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Suhu (Aksila) : 36,6oC
Pernafasan : 20 x/menit
b. Status General
1. Kepala
Bentuk : Normocephali
Mata : Sklera ikterik (-/-), Anemis (+/+)
T/H/M : tonsil T1/T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
2. Thoraks
Simetris, Sf kanan=Sf kiri, vesikuler (+/+)
3. Abdomen
Soepel, nyeri tekan (-), ikterik (-), H/L/R tidak teraba.
4. Genitalia dan Anus
Tidak diperiksa.
5. Ekstremitas
Sianosis tidak ada, udem tidak ada, ikterik tidak ada.
1.2.3 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil :14 Mei 2016 (14:46) Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 18,5 g/dL 12,0-15,0
Hematokrit 54 % 36-52
Eritrosit 7,3 x 106/mm3 4,0-5,5
Trombosit 37 x 103/mm3 150-400
Leukosit 4,6 x 103/mm3 5,0-10,0
MCV 74 fL 80–100
MCH 25 pg 27–31
MCHC 35 g/dL 32– 36
RDW 13,5 % 11,5-14,5
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 0-6
Basofil 1 % 0-2
Netrofil Batang 0 % 2-6
Netrofil Segmen 53 % 50-70
Limfosit 39 % 20-40
Monosit 7 % 2-8
Imunoserologi
Anti Dengue IgM Negatif Negatif
Anti Dengue IgG Negatif Negatif
Kimia Klinik
Klorida (Cl) 91 mmol/L 90-110
GDS 113 mg/dl <200
Ureum 34 mg/dl 13-43
Kreatinin 0,70 mg/dl 0,51-0,95
Jenis Pemeriksaan Hasil :14 Mei 2016 (21:27) Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 15,4 g/dL 12,0-15,0
Hematokrit 44 % 37-47
Eritrosit 6,0 x 106/mm3 4,2-5,4
Trombosit 20 x 103/mm3 150-450
Leukosit 5,0 x 103/mm3 4,5-10,5
MCV 73 fL 80–100
MCH 26 pg 27,0 – 31,0
MCHC 35 g/dL 32,0 – 36,0
RDW 12,5 % 11,5-14,5
MPV 10,8 fL 7,2-11,1
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 0-6
Basofil 0 % 0-2
Netrofil Batang 1 % 2-6
Netrofil Segmen 56 % 50-70
Limfosit 37 % 20-40
Monosit 6 % 2-8
Jenis Pemeriksaan Hasil :14 Mei 2016 (22:19) Nilai Rujukan
Kimia Klinik
AST / SGOT 1192 U/L <31
AST / SGPT 508 U/L <34
Elektrolit
Natrium (Na) 126 mmol/L 135-145
Kalium (K) 3,9 mmol/L 3,5-4,5
Klorida (Cl) 9,4 mmol/L 90-110
Ginjal Hipertensi
Ureum 29 mg/dl 13-43
Kreatinin 0,50 mg/dl 0,51-0,95
Jenis Pemeriksaan Hasil :15 Mei 2016 (00:10) Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 16,1 g/dL 12,0-15,0
Hematokrit 46 % 37-47
Eritrosit 6,3 x 106/mm3 4,2-5,4
Trombosit 20 x 103/mm3 150-450
Leukosit 6,0 x 103/mm3 4,5-10,5
MCV 73 fL 80–100
MCH 26 pg 27,0 – 31,0
MCHC 35 g/dL 32,0 – 36,0
RDW 12,6 % 11,5-14,5
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 0-6
Basofil 1 % 0-2
Netrofil Batang 0 % 2-6
Netrofil Segmen 60 % 50-70
Limfosit 33 % 20-40
Monosit 6 % 2-8
Jenis Pemeriksaan Hasil :15 Mei 2016 (12:00) Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 15,3 g/dL 12,0-15,0
Hematokrit 43 % 37-47
Eritrosit 5,9 x 106/mm3 4,2-5,4
Trombosit 18 x 103/mm3 150-450
Leukosit 11,1 x 103/mm3 4,5-10,5
MCV 73 fL 80–100
MCH 26 pg 27,0 – 31,0
MCHC 36 g/dL 32,0 – 36,0
RDW 12,5 % 11,5-14,5
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 0-6
Basofil 1 % 0-2
Netrofil Batang 0 % 2-6
Netrofil Segmen 62 % 50-70
Limfosit 32 % 20-40
Monosit 5 % 2-8
1.2.4 Diagnosis Kerja
DHF gread III + obesitas
1.2.5 Terapi
- Pukul 17.00-18.00 : IVFD RL 600 cc / jam
- Pukul 18.00 : IVFD 2 Line : 1. RL 50 gtt/menit makro
2. RL 50 gtt/menit makro
- Pukul 20.00 : IVFD 2 Line : 1. RL 50 gtt/menit makro
2. RL 12 gtt/menit makro
- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
- Inj. Omeprazole 20 mg /12 jam
- PCT 3 x 500 mg (k/p)
- Diet M II 1600 kkal, 50 gr protein
1.2.6 Planning
- Cek Darah Lengkap
- Ur/Cr, SGOT/SGPT, Elektrolit, cross watch
- IgG/IgM anak dengue
- Foto thorax AP + RLD
1.3 Pemeriksaan ulang saat di IGD ( 16 Mei 2016)
Anamnesis (Heteroanamnesa dengan ibu kandung pasien)
Keluhan utama : Demam
Keluhan tambahan : Nyeri otot, nyeri persendian, mual, sakit kepala.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUDZA diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan demam. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 4 hari SMRS.
Demam terjadi secara mendadak. Awalnya demam tinggi, kemudian turun
setelah diberikan obat penurun panas, namun tidak pernah mencapai suhu
normal. Demam juga dirasakan pasien naik turun. Keluhan juga disertai
dengan mual ketika mau makan, pasien juga mengeluhkan nyeri otot dan
persendian. Nyeri dirasakan pada kedua tangan dan kaki. Selain itu pasien
juga mengeluhkan kepala terasa berat dan pusing. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya muntah 1 kali dan BAB cair 1 kali. Pada hari ke 4 SMRS,
badan mulai terasa dingin, demam tinggi dan mengigau. Tidak muncul
bintik-bintik merah di kulit lengan maupun badan. Tidak ada perdarahan
dari hidung, tidak ada kencing berdarah. BAB berwarna kuning, tidak
berdarah, frekuensi dan volume dalam batas normal. Gusi pasien berdarah
setelah giginya patah pada pada hari pasien di bawa ke IGD RSUDZA. Pada
saat dilakukan pemeriksaan ulang di IGD, keadaan pasien sudah lebih baik
dari sebelumnya, namun pasien masih demam, terlihat sesak nafas, dan
mengeluhkan sakit perut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya.
Riwayat penggunan obat :
Parasetamol syrup.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit infeksi saat hamil. Tidak ada
riwayat DM dan Hipertensi saat hamil dan ibu pasien ANC teratur di Dokter
Spesialis Kandungan.
Riwayat Persalinan:Pasien lahir cukup bulan secara pervaginam dengan BBL 4000 gram dan
segera menangis.
Riwayat Imunisasi:
Pasien belum pernah mendapatkan Imunisasi.
Riwayat Makanan:
0 – 4 bulan : ASI
4 bulan – 2 tahun : MPASI + Susu Formula
2 tahun – sekarang : Makanan keluarga
1.4 Pemeriksaan Fisik
a. Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 120 x/menit
Suhu (Aksila) : 36,9oC
Pernafasan : 32 x/menit
b. Antropometri
U : 10 tahun 21 hari
Berat Badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 163 Cm
Data Antropometri
BBS : 50 kg
BBL : 4000 gram
TB : 163 cm
HA : 14 tahun
BBI : 32 kg
BB/U : 50/32 x 100% 156,25% obesitas
TB/U : 163/138 x 100% 118,26% tinggi
BMI/U : 20,17/16,56 x 100% 121,7% obesitas
Kesimpulan : Obesitas
Kebutuhan Cairan, Kalori dan Protein
Kebutuhan cairan : 1500 + (50 -20) x 20
: 2100 cc/ hari
Kebutuhan Kalori : HA (kkal) x BBI
: (50-62) x 32
: 1.600 - 1.984 kcal/ hari
Kebutuhan Protein : HA (protein) x BBI
: 1,0 x 32
: 32 gr/ hari
c. Status General
1. Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
2. Kepala
Rambut : Hitam, distribusi normal, sukar dicabut
Wajah : Simetris
Mata : Conjunctiva anemi (-/-), ikterik (-/-), sekret (-/-),
refleks cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak
langsung (+/+), Pupil bulat isokor,2 mm/2 mm
Telinga : Daun telingan normal, tidak ditemukan adanya tanda-
tanda peradangan, Serumen (-/-)
Hidung : Sekret (-/-) , NCH (-/-), Epistaksis (-/-)
Mulut
Bibir : simetris
Lidah : Simetris, tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : Hiperemis (-/-), T1/T1
Faring : Hiperemis (-)
Gusi : Berdarah (+), ada gigi patah di graham bawah kiri
3. Leher
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : TVJR2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
4. Thorax
Inspeksi
Statis : Simetris, bentuk normochest
Dinamis : Pernafasan abdominothorakal, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercostal (-), retraksi epigastrium (-)
5. Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Kiri
Palpasi Fremitus N Fremitus N
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler Normal
Ronkhi (-) wheezing (-)
Vesikuler Normal
Ronkhi (-) wheezing (-)
6. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung atas : ICS III sinistra
Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Auskultasi : BJ I > BJ II, murmur (-), gallop (-)
7. Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (+), luka memar pada abdomen (-).
Palpasi : Nyeri tekan abdomen(+), defans muscular (-)
Hepar : Teraba pembesaran Hepar
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), tapping pain (-)
Auskultasi : Peristaltik 4x/menit, kesan normal
8. Kelenjar Limfe
Pembesaran KGB : Negatif
9. Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
Pucat + + + +
1.5 Laboratorium RSUDZA (16 Mei 2016)
Jenis Pemeriksaan Hasil :16 Mei 2016 (11:42) Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11,9 g/dL 12,0-15,0
Hematokrit 34 % 37-47
Eritrosit 4,6 x 106/mm3 4,2-5,4
Trombosit 32 x 103/mm3 150-450
Leukosit 10,1 x 103/mm3 4,5-10,5
MCV 73 fL 80–100
MCH 26 pg 27,0 – 31,0
MCHC 35 g/dL 32,0 – 36,0
RDW 12,8 % 11,5-14,5
Hitung Jenis
Eosinofil 2 % 0-6
Basofil 0 % 0-2
Netrofil Batang 0 % 2-6
Netrofil Segmen 60 % 50-70
Limfosit 30 % 20-40
Monosit 8 % 2-8
1.6 Follow Up Harian
Tanggal Keluhan FisikDiagnostik Lab Diagnosis Tatalaksana
15/ 5 / 201611.15 WIB(IGD)
S/ Demam hari ke 5
O/Kes : Compos mentisHR : 100 x/menitRR : 34 x/menitT : 37,6OC
Akral hangat (+)
Hb : 15,3Ht : 43Leuko : 11Tromb : 18
Netrofil : 62Limfosit : 32
- Febris ec. Viral Infection
Planning:- Pemeriksaan
Lab : Hb, Ht dan trombosit tiap 6 jam
- IVFD RL 15 gtt/menit (makro)
-- Parasetamol 3 x I
cth k/p- Domperidon 3 x I
cth- Diet : M II
16/ 5/ 201611.45 WIB(IGD)
S/ Sakit hari ke 6, sesak, post syok hari ke 3 sakit perut, demam.
O/Kes : Compos mentisTD : 130/60 mmHgHR : 120 x/menitRR : 28 x/menitT : 36,5OC
Monitor : sesakTanda-tanda overload
Hb : 11,9Ht : 34Leuko : 10,1Tromb : 32
SGOT : 1192SGPT : 508Na : 126
- DBD- Syok
hipovolemik- Liver
Involvement- Hiponatremi- Obesitas- Hepatomega
li- Asites
Planning:- Pemeriksaan
Lab Hb, Ht tiap 8 jam
- IgG, IgM anti dengue
- Albuminemia.
- IVFD RL habis, ganti 2 : 1 500 cc/ hari 8 gtt/menit (makro)
- Paracetamol 1 tab (k/p) ganti inj. Novalgin 500 mg (k/p)
- Domperidon 3xcI
17/ 5 /201608.45 WIB(Ruangan)
S/ Sakit hari ke 7, tidak demam dan sesak, batuk. Makan minum belum mau, merah di kedua tangan.
O/Kes : Compos mentisMonitor :TD : 100/60Nadi : 100 x/menitT : 37OC
Hb : 11,1Ht : 32Trombosit : 47
- DBD- Syok
hipovolemik- Liver
Involvement- Hiponatremi- Obesitas- Hipoalbumi
n
- IVFD 2:1 500cc / hari 6-7 gtt / menit (makro)
- Cetirizine syr 2x cth 1
- Domperidon syr 3xcI
18/ 5 /201610.30 WIB(Ruangan)
S/ Demam (+), muntah (+)
O/HR : 80x/menitRR : 20x/menitT : 36,8oC
- DBD- Hipoalbumi
n- Hiponatremi- Obesitas
Planing : Priksa hasil lab
IVFD 2:1 500cc/hari 6-7 gtt (makro)Cetirizine syr 2xcth 1Domperidon sry 3x CI
19/ 5 /201610.30 WIB(Ruangan)
S/ Demam (-), keadaan umum baik.
O/HR : 80x/menitRR : 20x/menitT : 35,5oC
- DBD- Hipoalbumi
n- Hiponatremi- Obesitas
PBJ
IVFD 2:1 500cc/hari 6-7 gtt (makro)Cetirizine syr 2xcth 1Domperidon sry 3x CI
1.7 Rekap Laboratorium RSUDZA
Pemeriksaan14 Mei
(16.50)
14 Mei
(21.27)
14 Mei
(22.19)
15 Mei
(00.10)
15 Mei
(12.00)
Hematologi
Hemoglobin (gr/dL) 18,5 15,4 16,1 15,3
Hematokrit (%) 54 44 46 43
Eritrosit (106/mm3) 7,3 6,0 6,3 5,9
Trombosit (103/mm3) 37 20 20 18
Leukosit (103/mm3) 4,6 5,0 6,0 11,1
Difftel
Eosinofil 0 0 0 0
Basofil 1 0 1 1
Neutrofil Batang 0 1 0 0
Neutrofil Segmen 53 56 60 62
Limfosit 39 37 33 32
Monosit 7 6 6 5
Imunoserologi
Anti Dengue IgM Negatif
Anti Dengue IgG Negatif
Elektrolit
Natrium (mmol/L) 126
Kalium (mmol/L) 3,9
Klorida (mmol/L) 91 94
Ureum 34 29
Kreatinin 0,70 0,50
GDS 113
AST/SGOT 1192
AST/SGPT 508
Pemeriksaan16 Mei
(11.42)
16 Mei
(21.52)
17 Mei
(11.21)
18 Mei
(10.20)
Hematologi
Hemoglobin (gr/dL) 11,9 11,1 10,7 10,2
Hematokrit (%) 34 32 31 31
Eritrosit (106/mm3) 4,6 4,3 4,2 4,0
Trombosit (103/mm3) 32 47 61 103
Leukosit (103/mm3) 10,1 8,4 7,2 5,0
Difftel
Eosinofil 2 3 4 3
Basofil 0 0 0 1
Neutrofil Batang 0 0 0 0
Neutrofil Segmen 60 59 67 59
Limfosit 30 30 34 30
Monosit 8 8 5 7
Imunoserologi
Anti Dengue IgM Negatif
Anti Dengue IgG Positif
Elektrolit
Natrium (mmol/L)
Kalium (mmol/L)
Klorida (mmol/L)
1.8 Resume
Pasien datang ke IGD RSUDZA diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
demam. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 4 hari SMRS. Demam terjadi
secara mendadak. Awalnya demam tinggi, kemudian turun setelah diberikan obat
penurun panas, namun tidak pernah mencapai suhu normal. Demam juga
dirasakan pasien naik turun. Keluhan juga disertai dengan mual ketika mau
makan, pasien juga mengeluhkan nyeri otot dan persendian. Nyeri dirasakan pada
kedua tangan dan kaki. Selain itu pasien juga mengeluhkan kepala terasa berat dan
pusing. Keluhan ini juga disertai dengan adanya muntah 1 kali dan BAB cair 1
kali. Pada hari ke 4 SMRS, badan mulai terasa dingin, demam tinggi dan
mengigau. Tidak muncul bintik-bintik merah di kulit lengan maupun badan. Tidak
ada perdarahan dari hidung, tidak ada kencing berdarah. BAB berwarna kuning,
tidak berdarah, frekuensi dan volume dalam batas normal. Gusi pasien berdarah
setelah giginya patah pada pada hari pasien di bawa ke IGD RSUDZA. Pada saat
dilakukan pemeriksaan ulang di IGD, keadaan pasien sudah lebih baik dari
sebelumnya, namun pasien masih demam, terlihat sesak nafas, dan mengeluhkan
sakit perut.
Dari hasil pemeriksaan fisik saat pasien diruangan, pasien tidak terdapat
adanya perdarahan, pasien mulai ada nafsu makan, pasien mengeluhkan nyeri
perut dan mengeluhkan adanya sesak nafas. Didapatkan nadi 120 x/menit,
frekuensi nafas 28 x/menit dan suhu aksila 36,3oC. Tidak terdapat ruam yang
timbul pada tangan, kaki dan dahi, ditemukan adanya pembesaran hepar pada
dinding abdomen.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan kadar
trombosit pada pasien ini. Hasil imunoserologi anti dengue IgG positif dan anti
dengue IgM negatif.
1.9 Diagnosa Banding
- Infeksi virus DD/ 1. DHF
2. Demam Dengue
+ Syok hipovolemik
+ Obesitas
+ Liver Involvement
1.10 Diagnosis Kerja
DHF + Syok hipovolemik + Obesitas + Liver involvement
1.11 Terapi
- IVFD RL 500 habis ganti 2:1 500 cc / hari 8 gtt/menit makro
- Parasetamol 1 tab (k/p) > ganti Inj. Novalgin 500mg (k/p)
- Domperidon 3 x c I
1.12 Planning
- Cek Darah Rutin (Hb, Ht serial tiap 8 jam)
- IgG / IgM anti dengue
- Albumin
1.13 Prognosis
- Quo ad vitam : Dubia ad bonam
- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS
Pasien anak perempuan berumur 10 tahun 21 hari, berat badan 50 kg.
Pasien datang ke IGD RSUDZA diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
demam. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 4 hari SMRS. Demam terjadi
secara mendadak. Awalnya demam tinggi, kemudian turun setelah diberikan obat
penurun panas, namun tidak pernah mencapai suhu normal. Demam juga
dirasakan pasien naik turun. Keluhan juga disertai dengan mual ketika mau
makan, pasien juga mengeluhkan nyeri otot dan persendian. Nyeri dirasakan pada
kedua tangan dan kaki. Selain itu pasien juga mengeluhkan kepala terasa berat dan
pusing. Keluhan ini juga disertai dengan adanya muntah 1 kali dan BAB cair 1
kali. Pada hari ke 4 SMRS, badan mulai terasa dingin, demam tinggi dan
mengigau. Tidak muncul bintik-bintik merah di kulit lengan maupun badan. Tidak
ada perdarahan dari hidung, tidak ada kencing berdarah. BAB berwarna kuning,
tidak berdarah, frekuensi dan volume dalam batas normal. Gusi pasien berdarah
setelah giginya patah pada hari pasien di bawa ke IGD RSUDZA.
Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya didahului oleh demam tinggi
tanpa sebab yang jelas, timbul mendadak dan terus menerus disertai gejala klinis
yang tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi dan
kepala. Lama demam sebelum dirawat berkisar antara 2-7 hari. Diagnosis demam
berdarah dengue dapat ditegakkan setidaknya apabila terdapat beberapa kriteria
klinis seperti demam tinggi yang terjadi 2-7 hari, perdarahan (baik perdarahan
dibawah kulit maupun perdarahan spontan), penurunan kadar konsentrasi
hematokrit, trombositopenia, hepatomegali bahkan sampai terjadinya kegagalan
sirkulasi. (1)
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di igd, pasien tampak pucat,
kaki dan tangan dingin, lemas dan nafsu makan berkurang. Didapatkan tekanan
darah 117/101, nadi 110 x/menit, frekuensi nafas 28 x/menit dan suhu aksila
36,oC. Pada pasien ini tidak ditemukan perdarahan, hematemesis, serta ruam.
Namun pada pasien ini ditemukan adanya pembesaran organ abdomen, yaitu
pembesaran hepar. Pada umumnya hepatomegali ditemukan pada permulaan
penyakit bervariasi dari hanya sekedar diraba sampai 2 – 4 cm di bawah arcus
costa kanan. Derajat hepatomegali tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun
nyeri tekan pada daerah tepi hepar berhubungan dengan adanya perdarahan.(2)
Demam berdarah dengue (DBD) ditandai oleh demam mendadak tanpa
sebab yang jelas disertai dengan gejala lain seperti lemas, lesu, nafsu makan
berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut.
Pada hari ke-2 dan ke-3 demam muncul perdarahan yang beraneka ragam dimulai
dari yang paling ringan sampai berupa perdarahan dibawah kulit, perdarahan gusi,
epistaksis, sampai perdarahan yang hebat seperti muntah darah akibat perdarahan
lambung, melena dan hematuria masif. (3)
Pada pasien ini, didapatkan demam naik turun sejak 4 hari SMRS. Pada
hari pertama pasien demam tinggi, kemudian berangsur menurun dan tinggi
kembali pada hari ke 4 SMRS, disertai dengan tangan dan kaki dingin dan
mengigau. Menurut literatur, pada DBD dikenal sebagai pola demam pelana, yaitu
pada hari 1-3 demam mendadak tinggi, pada hari ke 4-5 fase demam turun dan
pada hari ke 6-7 fase demam akan naik kembali. Pada hari ke 3-7 menandai awal
terjadinya fase kritis. Fase kritis tersebut menyebabkan kebocoran plasma yang
dapat mengakibatkan syok. Pada fase inilah dibutuhkan pemamtauan khusus
selama dirawat di rumah sakit, karena pada fase ini biasanya dengue syok
sindrome sering terjadi. (2)
Pada pasien ini Syok ditandai dengan tangan dan kaki terasa dingin dan
tekanan darah 111/101 mmHg. Pada DBD dengan kasus berat, keadaan umum
pasien mendadak menjadi buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau
beberapa saat setelah suhu turun, antara 3 – 7 hari, terdapat tanda kegagalan
sirkulasi, kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki,
sianosis di sekitar mulut, pasien menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai
tidak teraba. Pada saat akan terjadi syok pasien mengeluh nyeri perut.(2)
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan kadar
trombosit 37 x 103/mm3 dan leukosit 4,6 x 103/mm3 pada pasien ini. Diagnosis
pasti dari DBD biasanya dapat kita tegakkan melalui kriteria WHO 1997 dimana
disebutkan bahwa untuk mendiagnostik infeksi virus dengue harus terdapat dua
kriteria klinis pertama + trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta dikonfirmasi
secara serologik hemaglutinasi.(4) Pada pasien ini terdapat tanda klinis yaitu
demam yang berlangsung secara terus-menerus lebih dari 3 hari, terdapat
pembesaran hati (hepatomegali), ditemukan adanya syok (renjatan) serta kadar
trombosit yang turun hingga mencapai 37.000.
Dari pemeriksaan laboratorium juga didapatkan hasil imunoserologi anti
dengue IgM negatif dan anti dengue IgG positif pada hari ke 7 demam. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa pemeriksaan kadar antibodi igM akan memberikan
hasil positif setelah sakit hari kelima baik pada infeksi primer maupun sekunder.
Sedangkan kadar antibodi igG akan memberikan hasil positif setelah hari ke-14
pada infeksi primer, dan hari ke-2 pada infeksi sekunder. (5)
Gambar 1. Perjalanan Manifestasi Klinis DBD
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
yang dilakukan pada pasien ini, didapatkan beberapa kriteria diagnosis sesuai
WHO 1997, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini didiagnosa menderita
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Infeksi virus dengue
Asimtomatik Simtomatik
Demam berdarah dengue (DBD)
Demam yang tidak Demam dengue (DD) Terdapat perembesan
Diketahui penyebabnya plasma
(sindrom peny.virus)
Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+)
Yang tidak lazim (Sindrom syok dengue)
DD DBD
Bagan 1. Spektrum klinis infeksi virus dengue (3)
Demam berdarah dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam
tinggi, perdarahan terutama perdarahan kulit, hepatomegali dan kegagalan
peredaran darah (circulatory failure). Fenomena patofisiologi utama yang
menentukan derajat penyakit dan membedakan DBD dari DD ialah peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,
trombositopenia dan diatesis hemoragik. Selain itu, kita juga sulit membedakan
antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas pada saat
suhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD
terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok). (3,5)
Diagnosis banding pada pasien ini adalah infeksi virus demam dengue.
Diagnosis pasti dari demam dengue dapat kita tegakkan melalui kriteria WHO
tahun 2011 yang bahwa untuk mendiagnostik infeksi demam dengue terdapat
demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis
seperti nyeri kepala, nyeri retro-orbital, nyeri sendi dan otot, ruam kulit (rush),
manifestasi perdarahan dan leukopenia. Pada pasien ini ditegakkan diagnosis
Demam Berdarah Dengue karena terdapat adanya peningkatan dari hematokrit >
20% yang dimana menandakan terdapat adanya kebocoran plasma. Hal inilah
yang membedakan antara Demam Berdarah Dengue dengan Demam Dengue. (6)
Adapun Derajat DBD berdasarkan klasifikasi WHO 2011 pada tabel berikut
Bagan 2. Derajat DBD (WHO 2011)
Pada hari pertama rawatan kadar trombosit pasien yaitu 37.000, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada pasien-pasien yang terinfeksi
virus dengue kadar trombosit menurun/trombositopenia. Trombositopenia
merupakan kelainan hematologis yang ditemukan pada sebagian besar kasus
infeksi dengue. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai
nilai terendah pada masa syok. Jumlah trombosit secara cepat meningkat pada
masa konvalesens dan nilai normal biasanya tercapai 7-10 hari sejak permulaan
sakit. Trombositopenia yang dihubungkan dengan meningkatnya megakariosit
muda dalam sumsung tulang dan pendeknya masa hidup trombosit diduga akibat
meningkatnya destruksi trombosit. Dugaan mekanisme lain trombositopenia ialah
depresi fungsi megakariosit. Penyebab peningkatan destruksi trombosit tidak
diketahui, namun beberapa faktor dapat menjadi penyebab yaitu virus dengue,
komponen aktif sistem komplemen, kerusakan sel endotel dan aktivasi sistem
pembekuan darah secara bersamaan atau secara terpisah. Lebih lanjut fungsi
trombosit pada infeksi dengue terbukti menurun mungkin disebabkan proses
imunologis terbukti ditemui kompleks imun dalam peredaran darah. (7)
Tatalaksana awal yang diberikan pada pasien saat di IGD yaitu IVFD
Ringer Laktat. Dasar penatalaksanaan penderita DBD adalah penggantian cairan
yang hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan
meningkatnya permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ringer laktat (RL) merupakan jenis
larutan kristaloid yang direkomendasikan oleh WHO untuk diberikan pada pasien
DBD yang bertujuan untuk menggantikan hilangnya volume plasma yang terjadi.
Ringer laktat mengandung komposisi elektrolit dan konsentrasinya sangat cocok
dengan cairan ekstraseluler. (7)
Hal yang paling penting diperhatikan pada pemberian terapi cairan
adalah pemantauan ketat terhadap kondisi klinis pasien. Proses kebocoran
palsama dan terjadinya trombositopenia pada umumnya terjadi antara hari ke 4
hingga hari ke 6 sejak demam berlangsung. Pada hari ke 7 proses kebocoran
plasma akan berkurang dan cairan akan kembali dari ruang interstitial ke
intravaskular. Maka terapi cairan pada kondisi tersebut secara bertahap dikurangi
untuk menghindari terjadinya kelebihan cairan serta terjadinya efusi pleura
ataupun asites. (5)
Pada pasien syok, pemberian oksigen 2 liter permenit harus dilakukan
dengan menggunakan masker. Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan
manifestasi perdarahan yang nyata. Penurunan hematokrit (dari 50% ke 40%)
tanpa perbaikan klinis walau diberikan cairan menunjukkan adanya perdarahan.(8)
Bagan 3. Tatalaksana DBD Derajat III dan IV
Sindrom syok dengue adalah DBD dengan gejala gelisah, nafas cepat, nadi
teraba kecil, lembut atau tidak teraba, tekanan darah menyempit, bibir biru, kaki
dan tangan dingin serta tidak adanya produksi urin.
1. Segera beri infus kristaloiid (RL atau NaCl 0,9%) 20 ml/kgBB (diberikan
dalam bolus selama 30 menit) dan oksigen 2L/menit. Untuk DSS berat
diberikan RL 20ml/kgBB bersama koloid. Observasi tensi dan nadi tiap 15
menit, hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam. Periksa elektrolit dan gula
darah.
2. Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, tetesan ringer laktat
dilanjutkan 20 ml/kgBB, di tambah plasma (Fresh Frozen Plasma) atau
koloid sebanyak 10-20 ml/kgBB, maksimal 30 ml/kgBB (koloid diberikan
pada jalur infus yang sama dengan kristaloid, diberikan secepatnya).
Observasi keadaan umum, tekanan darah, nadi tiap 15 menit, dan periksa
hemtokrit tiap 4-6 jam. Koreksi asidosis, elektrolit dan gula darah.(8,9)
Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada
trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandungan gizi yang
cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi saluran
cerna. Sebagai terapi simptomatis, dapat di berikan antipiretik berupa
parasetamol, serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia.
Pemberian aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena
berisiko terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas
(lambung/duodenum).(10)
Adapun kriteria memulangkan pasien adalah pasien dapat dipulangkan
apabila tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik,
tampak perbaikan secara klinis, hematokrit stabil, tiga hari setelah syok teratasi,
jumlah trombosit > 50.000/ul dan cenderung meningkat, serta tidak dijumpai
distress pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis). Pada pasien ini
didapatkan bebas demam 4 hari sebelum keluar dari rumah sakit. Dan didapatkan
peningkatan dari jumlah trombosit yaitu 103.000, nafsu makan mulai membaik
serta tidak dijumpai distress pernafasan. (11)
Prognosis demam dengue berhubungan dengan antibodi yang didapat
atau infeksi awal dengan virus yang menyebabkan terjadinya DBD. Keparahan
terlihat dari usia, dan infeksi awal terhadap serotipe dengue virus yang lain
sehingga dapat mengakibatkan komplikasi hemoragik yang parah. Prognosis di
tentukan juga oleh lamanya penanganan terhadap terjadinya syok pada sindroma
syok dengue (SSD). (7,12)
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam bonam karena penyakit demam
berdarah dengue pada pasien ini tidak mengancam nyawa. Pada quo ad
functionam bonam karena pada pasien ini organ-organ vitalnya masih berfungsi
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Tatalaksana Klinik Infeksi dengue
di sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan
Medik
2. Hadinegoro S. Soegianto S. Suroso T, Waryadi S. 2001. Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Depkes & Kesejahteraan Sosial
Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup.
3. Nainggolan, dkk. 2007. Demam Berdarah Dengue Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Periode 1 Januari- 31 Desember 2007. Pekanbaru: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
4. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. 2006. Pathophysiology and
Management of Dengue Hemorrhagic Fever. Bangkok : Department of
Pediatrics, Faculty of Medicine, Ramathibodi Hospital, Mahidol University.
5. Putranto. 2013. Program Pengendalian Penyakit Menular: Demam
Berdarah Dengue. Semarang: Fakultas Kedokteran UNS.
6. Rahma, M. 2009. Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Sari Pediatri. 10:p.424-432.
7. Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue
di sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik.
8. WHO. 2005. Dengue Guidelines for Diagnosis and Treatment. Geneva :
WHO.
9. Kusriastuti R. 2005. Kebijaksanaan Penanggulangan Demam Berdarah
Dengue Di Indonesia. Jakarta: Depkes R.I.
10. Malavinge G, Fernando S, Senevirante S. 2004. Dengue viral Infection. Post
Graduate Medical Journal ; Vol 80:p. 588-601.
11. Darwis, D. 2003. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Sari
Pediatri, Vol.4, No.4. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM FKUI.
Hal:156-162.
12. Harikushartono, Hidayah N, Darmowandowo W, Soegijanto S. 2002.
Demamm Berdarah Dengue: Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.