laoran biper2
-
Upload
dyna-kholidaziah -
Category
Documents
-
view
285 -
download
0
description
Transcript of laoran biper2
1
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU
PREFERENSI SUHU GUPPY (Poecillia sp)
Oleh :
Dyna Kholidaziah (1210702018)
Kelompok 4 (empat)
Biologi VI/A
Asisten : Ismi Farah, dan Rahmat Taufik
Dosen : Ucu Julita
Tanggal Percobaan : 07 Maret 2013
Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2013
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di berbagai negara baik itu di dalam atau di luar negeri, ikan hias merupakan
ikan yang memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi dan selain itu ikan hias biasanya
memiliki keindahan warna sebagai ciri khas dari ikan hias sendiri. Salah satunya adalah
ikan guppy (Poecillia reticulate) yang merupakan jenis ikan hias yang hidup di perairan
air tawar yang memiliki keindahan variasi warna dan corak yang beragam pada tubuh
yang berukuran kecil. karena menurut Huwoyon et al (2008) dengan variasi warna yang
dimiliki ikan hias guppy (Poecillia reticulate) banyak diminati dan memiliki nilai
penjualan sekitar 25% dari pasar dunia. Sehiangga ikan ini memiliki nilai komersia
yang tinggi.
Ikan guppy (Poecillia reticulate) juga merupakan ikan yang mudah diamati
pergerakannya, dan sangat mudah mengatur suhu lingkungannya. Dan menurut Nixon
dan M.Sitanggang (2004), untuk suhu optimum pertumbuhan ikan pada umumnya di
perairan bebas adalah kisaran suhu 25o – 28
oC, dan menurut Hernandez dan Rodrigues
(1998) bahwa ikan guppy (Poecillia reticulate) memiliki prefernsi suhu sekitar 25oC –
31oC dan preferensi suhu ini dipengaruhi oleh jenis kelamin ikan, yang mana ikan
guppy (Poecillia reticulate) jantan memiliki nilai preferensi suhu yang rendah
dibandingkan nilai preferensi suhu ikan guppy (Poecillia reticulate) betina.
Perilaku prefernsi suhu adalah perilaku suatu organisme dengan memilih tinggal
dilingkungan dengan kisaran suhu tertentu. Perilaku preferensi suhu ini melibatkat
fisiologi dari suatu organisme dalam melakukan homeostatis sebagai bentuk usaha
mekanisme dalam pengaturan diri agar tetap menjaga kestabilan lingkungan internal
sebagai tanggapan terhadap kondisi lingkungan eksternal yang berubah-ubah. Karena
menurut Campbell et al (2004) bahwa homeostasis adalah kemampuan dari suatu sistem
terbuka untuk mengatur lingkungan internal dengan tujuan mempertahankan kondisi
yang stabil dengan beberapa penyesuaian kesetimbangan dinamis yang dikontrol oleh
mekanisme peraturan yang saling berkaitan. Dan dalam rangka untuk mengetahui
perilaku ikan guppy (Poecillia reticulate) terhadap perilaku preferensi suhu maka
dilakukannya uji praktikum mengenai preferensi suhu ikan guppy (Poecillia reticulate).
2
Sehingga dalam praktikum kali ini akan mengamati perilaku prefernsi suhu ikan guppy
(Poecillia reticulate) dengan menggunakan 12 (dua belas) ekor ikan guppy dengan
kisaran suhu tertentu.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai preferensi suhu dari ikan Poecillia sp
adalah :
1. Mengamati morfologi ikan Poecillia reticulate (ikan guppy)
2. Untuk mengamati perilaku preferensi suhu ikan Poecillia yang muncul untuk
berada di satu kisaran suhu tertentu.
1.3 Hipotesa
Hipotesa yang dapat disimpulkan adalah :
1. Ikan Poecillia sp ini mampu menunjukkan area puncak dari sebaran distribusi
normal suhu lingkungan yang paling disukai yang berhubungan dengan
kemampuan ikan tersebut untuk tetap bertahan hidup dari rataan setiap zona
suhu.
3
Gambar 1. Ikan guppy Poecillia reticulate
Sumber : Anonim, 2013
(http://wikipedia.org/wiki_Guppy)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Ikan guppy (Poecillia reticulate) adalah salah satu jenis ikan hias air tawar
tropis yang sudah populer dari sekian jenis ikan hias lainnya. Karena ikan guppy ini
merupakan ikan jenis ikan yang menurut Muslim (2010) bahwa ikan guppy yang
dikenal sebagai ikan seribu yang menarik karena memiliki ciri kahas sendiri sehingga
berbeda dengan ikan hias pada umumnya, yaitu ikan yang berukuran kecil dan tubuh
pipih memiliki tubuh dan sirip ekor yang indah dan berakeka ragam. Menurut Iwasaki
(1989) dalam Zairin et al (2002), bahwa ikan gapi merupakan salah satu jenis ikan hias
air tawar yang banyak dibudidayakan sebagai komoditas ekspor. Ikan ini digemari
karena mudah dipelihara, dan memiliki variasi wama yang indah, terutama jantannya.
Ikan guppy merupakan ikan yang berfamilikan Poeciliidae. Iakn yang memiliki
bentuk tubuh yang kecil hidup di air tawar, makanan untuk guppy di alam adalah berupa
plankton dan bahan organic. Selain itu untuk suhu optimum pertumbuhan ikan pada
umumnya di perairan bebas adalah kisaran suhu 25o – 28
oC (Nixon dan M.Sitanggang,
2004)
4
Adapun klasifikasi dari ikan guppy (Poecillia reticulate) menurut W. K. H.
Peters, 1859 adalah :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Familia : Poeciliidae
Genus : Poecillia
Spesies : P. reticulate
Ikan guppy (Poecillia reticulate) adalah jenis ikan yang berukuran kecil yang
memiliki keindahan corak tubuh dan sirip yang cemerlang (Arfah et al, 2005). Ikan
guppy ini menurut Bachtiar dan Tim Lentera (2004) dan Arfah et al (2005) bahwa
terdapat beberapa jenis ikan guppy diantara yaitu ikan guppy half blak. Akan tetapi cirri
khusus dari ikan guppy ini secara umum adalah ikan hias yang memiliki ekor yang
melebar dan bercorak. Ukuran ikan guppy umumnya mencapai 3 – 4 cm. Ikan guppy
jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dan ramping juga memiliki warna yang cemerlang
dibandingkan ikan guppy betina. Oleh karena itu, karena morfologis ikan guppy
(Poecillia reticulate) jantan ini yang memiliki vaiasi warna yang lebih menarik dari ikan
guppy (Poecillia reticulate) betina sehingga guppy jantan nilai komersilnya tinggi
karena permintaan guppy jantan lebih banyak dibanding ikan guppy betina (Mulyasih et
al, 2012).
Perilaku preferensi suhu merupakan perilaku suatu organisme untuk memmilih
tinggal di lingkungan dengan kisaran suhu tertentu. Perilaku preferensi suhu melibatkan
beberapa fungsi dari fisiologis dalam bentuk pertahanan homeostatis. Karena dengan
homeostatis hewan aquatik pada umumnya sebagai bentuk usaha pertahanan hidup
suatu organisme untuk memelihara lingkungan internalnya dalam batas toleransi agar
tetep terjadinya kestabilan lingkungan sebagai tanggapan terhadap kondisi lingkungan
eksternal yang dapat berubah-ubah (Kinasih, 2012).
Kisaran toleransi suhu antara species ikan satu dengan lainnya berbeda,
misalnya pada suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas
5
titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan (Tunas.
2005).
Homeostatis adalah kemampuan dari suatu sistem terbuka untuk mengatur
lingkungan internal dengan tujuan mempertahankan kondisi yang stabil dengan
beberapa penyesuaian kesetimbangan dinamis yang dikontrol oleh mekanisme peraturan
yang saling berkaitan (Campbel et al, 2004). Sehingga pada umumnya ikan lebih
menyukai suhu yang relatif hangat untuk proses fisiologis dalam tubuhnya ataupun
inkubasi telur maksimal untuk yang gravit (Tunas. 2005;16-17). Penelitian oleh
Kuz’mina et al. (1996 dalam Tunas. 2005) menunjukkan bahwa suhu perairan sangat
berpengaruh terhadap laju metabolisme dan proses-proses biologis ikan. Ditunjukkan
bahwa aktivitas enzim pencernaan karbohidrase sangat dipengaruhi oleh suhu, aktivitas
protease tertinggi dijumpai pada musim panas, adapun aktivitas amilase tertinggi
dijumpai pada musim gugur (Hofer, 1979a ; 1979b dalam Tunas,2005).
Fry (1967) dalam Hernandez-Rodriguez dan L. Frenando (2010), menyebutkan
bahwa suhu lethal merupakan hal penting untuk analisis respon fisiologi dari hewan
poikiloterm seperti ikan. Hal tersebut karena suhu letal bisa memberikan gambaran
lengkap mengenai respon hewan tersebut yang bisa dijadikan index ekologi selama
hewan itu bisa menemukan suhu letal di habitatnya seperti ketika hewan tersebut bisa
mengatasi fluktuasi suhu dalam batas toleransinya. Dalam kajian perikanan, preferensi
suhu merupakan salah satu respon terpenting karena organisme harus memilih suhu
yang sesuai untuk proses fisiologi mereka sendiri.
Dan ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas
tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan
sekelilingnya (Hoole et al, dalam Tunas. 2005). Sehingga Ikan hias dengan genus
Poecilloia pada umumnya memiliki ukuran yang relativ kecil dan pergerakannya mudah
untuk diamati perilakua preferensi suhunya karena ikan Poecillia adalah ikan yang
berdarah dingin dan mudah untuk mengatur suhu lingkungannya (Kinasih, 2012).
Secara kesuluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa
species mampu hidup pada suhu air mencapai 29oC, sedangkan jenis lain dapat hidup
pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu
umumnya terbatas (Sukiya, 2005).
6
Tetapi ikan hias guppy (Poecillia reticulate) menurut Hernandez-Rodriguez
(1998) dalam Hernandez-Rodriguez dan L. Frenando (2010), bahwa pada umumnya
ikan guppy (Poecillia reticulate) mempunyai preferensi suhu sekitar 25oC – 31
oC dan
preferensi suhu ini dipengaruhi oleh jenis kelamin ikan, yang mana ikan guppy
(Poecillia reticulate) jantan memiliki nilai preferensi suhu yang rendah dibandingkan
nilai preferensi suhu ikan guppy (Poecillia reticulate) betina. Hal ini disebabkan karena
dengan perkembangan seksual dan thermoregulasi dari ikan guppy (Poecillia reticulate)
(Hagen, 1964 dan Baker et al., 1970 dalam Hernandez-Rodriguez dan L. Frenando
(2010)).
Hal tersebut dapat diamati dari perubahan gerakan operculum ikan. Kisaran
toleransi suhu antara species ikan satu dengan lainnya berbeda, misalnya pada ikan
salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik
beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan (Tunas,
2005).
7
BAB 3 METODELOGI KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan adalah jarring kecil, bnsen, korek api, thermometer,
stopwatch, kamera dan kana tempat penamatan preferensi suhu
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah 12 (dua belas) ekor guppy (Poecillia
mollienisia), es batu, dan air bersih
3.2 Cara Kerja
1. Pengamatan Morfologi Poecillia sp.
Sebagai objek penelitian perilaku preferensi suhu digunakan 12 ekor ikan
guppy (Poecillia reticulate).
2. Penyusunan kotak kanal pengamatan
a. Susun dan siapkan kotak kanal pengamatan preferensi suhu. Kotak ini
memliki ruang di kedua ujungnya untuk menarh es dan tempat
memanaskan air dengan menggunakan pembakar Bunsen.
b. Isi kotak kanal dengan air ledeng bersih
c. Kotak kanal dibagi menjadi 5 (lima) zona dengan panjang masing-
masing bagian sekitar 10 cm.
d. Sebagai alat pengukur suhu, gunakan thermometer raksa sebanyak 5
(lima) buah dan simpan satu buah disetiap zona dengan cara
digantungkan pada penyangga yang dirangkaikan pada kanal.
8
3. Pengamatan perilaku preferensi suhu
a. Masukkan 12 ekor Poecillia ke dalam kotak kanal pengamatan suhu
yang sebelumnya telah disusun.
b. Mula-mula, kanal dirangkai seperti pada tahap 2. Kotak percobaan diisi
air secukupnya sehingga ikan yang dimasukkan ke dalamnya dapat
berenang bebas. Ikan diberi waktu 10-15 menit untuk menyesuaikan diri
(habituasi). Saat habituasi tersebut, catat pada zona mana ikan berada.
c. Masukkan es ke salah satu ujung kanal dan pembakar Bunsen diujung
lainnya. Waktu t0 dihitung mulai ketika es sudah dimasukkan ke saltu
sisi dan pembakar Bunsen dinyalakan disisi lainnya.
d. Setiap interval waktu 10 menit, banyaknya ikan disetiap zona suhu
dihitung dan perubahan suhu pada zona tersebut dicatat. Penghitunga
dalam satu interval waktu (10 menit) dilakukan sebanyak lima kali
pengulangan (dilakukan setiap 2 menit sekali).
e. Penghitungan dan pencatatan dilakukan sebanyak 5 interval waktu, yaitu
selama 50 menit. Jadi, jumlah total data untuk setiap kelompok
pengamatan adalah 25 buah (5 interval waktu dikalikan 5 pengulangan)
4. Pengolahan statistic menggunakan analisis variansi (ANOVA) untuk
menguji hipotesis mengenai ada atau tidaknya perbedaan rataan untuk
setiap zona suhu
es Pembakar spirtus
Penyangga
termomter Termomter
Ikan Poecillia sp
9
Gambar 2. ikan uppy (Poecillia
reticulate
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 2. ikan uppy (Poecillia
reticulate
Sumber : Anonim, 2013
(http://tamarind.hubpages.com/hub)
he-Guppy)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfologi setiap individu pada spesies ikan guppy (Poecillia reticulate)
berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum mengenai perilaku preferensi
suhu ikan guppy (Poecillia reticulate). Berdasarkadan hasil amatan yang dilakukan,
bahwa ikan guppy (Poecillia reticulate) merupakan ikan hias yang berukuran mungil
kecil dan bentuk tubuh yang ramping yang memiliki corak warna pada sirip ekornya.
Begitupun menurut Bachtiar dan Tim Lentera (2004) dan Arfah et al (2005) bahwa ciri
khusus dari ikan guppy ini secara umum adalah ikan hias yang memiliki ekor yang
melebar dan bercorak. Dan ikan guppy jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dan ramping
juga memiliki warna yang cemerlang dibandingkan ikan guppy betina.
Akan tetapi pada praktuikum ini praktikan tidak melakukan pengamatan terhadap
jenis kelamin pda ikan guppy (Poecillia reticulate) sehingga praktikan tidak mengetahui
secara langsung detail menganai perbedaan ukuran antara ikan guppy (Poecillia
reticulate) jantan dan ikan guppy (Poecillia reticulate) betina.
Berdasarkan morfologi yang diamati ikan guppy (Poecillia reticulate) ikan
dengan ukuran yang kecil ini mudah diamati dan memiliki pergerakan yang sangat cepat
10
Gambar 4. Zona 1 (satu) pada kanal
pengamatan yang berisi es
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 4. Zona 1 (satu) pada kanal
pengamatan yang berisi es
Sumber : dokumen pribadi
untuk menyeeuaikan dengan suhu air dilingkungan eksternalnya. Dan ikan guppy
(Poecillia reticulate) ini memiliki tingakat kesensitifan terhadap pergerakan.
Selanjutnya mengamati perilaku ikan guppy (Poecillia reticulate) yaitu perilaku
preferensi suhu di kotak kanal penagamatan dengan 5 (lima) zona, 2 (dua) zona masing-
masing isi es (max 20oC) dan air yang dipanaskan oleh bunsen (max 35
oC) , dan 3 zona
tanpa perlakuan. Dan setiap zona ini terdapat thermometer yang digantungkan pada
penyangga, thermometer ini digunakan untuk megontrol dan mngetahui di suhu air yang
disukai ikan pada pengamatan preferensi suhu. Pengamatan dilakukan dengan interval
watu 10 menit dengan masing-masing 10 menit 5 kali ulangan.
Dan analisa data yang digunakan pada pengamatan ini adalah Uji Analisa Varian
(ANOVA) one way dengan dan apabila terdapat beda nyata diuji lanjut
dengan uji Tukey dan Duncan.
11
1. Tabel signifikasi ANOVA perilaku prefernsi suhuh
jumlahikan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 640.832 4 160.208 37.449 .000
Within Groups 513.360 120 4.278
Total 1154.192 124
2. Tabel Homeogenous
Jumlahikan
zona N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa 5 25 .3200
4 25 .4400
1 25 .9600
3 25 4.8800
2 25 5.4400
Sig. .809 .874
Duncana 5 25 .3200
4 25 .4400
1 25 .9600
3 25 4.8800
2 25 5.4400
Sig. .307 .340
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 25.000.
12
Pada tabel uji ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi menunjukan
bahwa nilai signifikasi pada tabel hasil uji ANOVA tersebut berbeda nyata karena nilai
signifikasinya 0,000 dan < dari 0,05 sehingga nilai signifikasi hasil ujji tersebut berbeda
nyata. Oleh karena itu, setiap zona pada pengamatan perilaku preferensi suhu terdapat
perbedaan yang nyata mengenai jumlah ikan.
Karena berbeda nyata, maka diuji lanjut dengan menggunaka uji Tukey dan
Duncan. Dilihat dari tabel Homoegonous kolom Tukey dan Duncan ini yang
ditunjuukan pada kolom subsheet for alfa menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata,
karena tiap zona memliki nilai apada jumlah ikan yang bervariasi dan itu sesuai dengan
hipotesa dan apabila dilihat dari nilai signifikasinya yang paling sensitive in adalah pada
kolom uji Tukey karena nilai signifikasinya lebig dari 0,05 sehingga tidak berbeda
nyata.
Gambar 3. Grafik jumlah ikan pada setiap zona
Grafik diatas menunjukan bahwa perialkau preferensi suhu ikan guppy
(Poecillia reticulate) di zona atau lingkunagan pada kanal dengan suhu kisaran 250C -
310C adalah suhu yang disukai oleh ikan guppy (Poecillia reticulate). Hal ini sesuai
dengan teori menurut Hernandez-Rodriguez (1998) dalam Hernandez-Rodriguez dan L.
Frenando (2010) bahwa pada umumnya ikan guppy (Poecillia reticulate) ini memiliki
nilai preferensi suhu dengan kisaran suhu 25oC – 31
oC.
0
2
4
6
1 2 3 4 5
jum
lah
ikan
17 - 20 25 - 31 35-39 27 - 30 35-38
a
b
a
b
a
13
Dimana pada zona dengan suhu kisaran 25oC – 31
oC atau tepatnya di zona 2
(dua) dan 3 (tiga) ini ikan guppy (Poecillia reticulate) jumlah ikan guppy (Poecillia
reticulate) nya itu paling banyak yaitu pada zona 2 (dua) jumlah ikan guppy (Poecillia
reticulate) adalah 5 ekor dan zona 3 (tiga) jumlah ikan guppy (Poecillia reticulate)
adalah 5 ekor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan guppy (Poecillia reticulate)
memiliki preferensi suhu di suhu 25oC – 31
oC. Oleh karena itu suatu organisme ikan
guppy akan memilih tinggal di kisaran suhu tersebut sebagai bentuk pertahanan pada
fisiologi tubuh agar tetap stabil antara lingkungan internal dan eksternal yang dapat
berubah-ubah.
Dan pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih
tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stress pernafasan pada ikan berupa penurunan
laju respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan
akibat kekurangan oksigen. Sehingga pada umumnya pada kisaran suhu 25oC – 31
oC
ikan guppy (Poecillia reticulate) lebih menyukai suhu tersebut karena suhu yang relatif
hangat untuk proses fisiologis dalam tubuhnya ataupun inkubasi telur maksimal untuk
yang gravit (Tunas, 2005).
14
BAB 5 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil pada pengamatan perilaku preferensi suhu
ikan guppy (Poecillia reticulate) maka ditarik kesimpulan, bahwa ikan guppy (Poecillia
reticulate) adalah ikan hias yang memiliki morfologi dengan bentuk yang kecil mungil
dan ramping yang biasaya hidup di air tawar. Ikan hias guppy (Poecillia reticulate)
memiliki variasi warna dengan keindahannya yang berwana corak batik.
Ikan guppy (Poecillia reticulate) pada zona dengan suhu kisaran 25oC – 31
oC
atau tepatnya di zona 2 (dua) dan 3 (tiga) ini ikan guppy (Poecillia reticulate) jumlah
ikan guppy (Poecillia reticulate) nya itu paling banyak yaitu pada zona 2 (dua) jumlah
ikan guppy (Poecillia reticulate) adalah 5 ekor dan zona 3 (tiga) jumlah ikan guppy
(Poecillia reticulate) adalah 5 ekor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan guppy
(Poecillia reticulate) memiliki preferensi suhu di suhu 25oC – 31
oC.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Guppy Fish. (http:// http://tamarind.hubpages.com/hub/The-Guppy).
[diakses : 13 Maret 2013 : 06.45 wib].
Anonim. 2013. Guppy. (http://www.wikipedia.org/wiki/Guppy). [diakses : 12 Maret
2013 : 17.15 wib].
Arfah, H., Mariam.,dan Alimuddin. 2005. Pengaruh suhu terhadap reproduksi dan
nisbah kelamin ikan gapi (Poecilia reticulata Peters). Jurnal Akuakultur
Indonesia 4(1): 1 – 4.
Bachtiar, Yusuf., dan Tim Lentera. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor.
PT. AgroMedia. Jakarta.
Baker, C.D., W.H. Neill Jr. & K. Strawn. 1970. Sexual difference in heat resistance of
Ozark minnow, Dionda nubila (Forbes). Trans. Am. Fish. Soc, 99: 588-
591. dalam Hernandez-Rodriguez, Monica. L. Fernando Bückle-
Ramirez. (2010). Preference, tolerance and resistance responses of
Poecilia sphenops Valenciennes,1846 (Pisces: Poeciliidae) to thermal
fluctuations. Lat. Am. J. Aquat. Res., 38(3): 427-437. Research article.
DOI: 10.3856/vol38-issue3-fulltext-7 (online)
Campbell, N. A., J. B. Reece., dan L.G. Mitchell. 2004. BIOLOGI edisi 5. jilid 3.
Erlangga. Jakarta.
Fry, F.E.J. 1967. Responses of vertebrate poikilotherms to temperature. In: A.H. Rose
(ed.). Thermobiology. Academic Press, New York, pp. 375-409 dalam
Hernandez-Rodriguez, Monica. L. Fernando Bückle-Ramirez. (2010).
Preference, tolerance and resistance responses of Poecilia sphenops
Valenciennes,1846 (Pisces: Poeciliidae) to thermal fluctuations. Lat. Am.
J. Aquat. Res., 38(3): 427-437. Research article. DOI: 10.3856/vol38-
issue3-fulltext-7 (online).
Hagen, D.W. 1964. Evidence of adaptation to environmental temperatures in three
species of Gambusia (Poeciliidae). Southwest Naturalist, 9: 6-19. dalam
Hernandez-Rodriguez, Monica. L. Fernando Bückle-Ramirez. (2010).
Preference, tolerance and resistance responses of Poecilia sphenops
16
Valenciennes,1846 (Pisces: Poeciliidae) to thermal fluctuations. Lat. Am.
J. Aquat. Res., 38(3): 427-437. Research article. DOI: 10.3856/vol38-
issue3-fulltext-7 (online).
Hernández-Rodríguez, M. 1998. Comportamiento termorregulador de Poecilia
sphenops (Pisces: Poeciliidae) aclimatada a temperaturas constantes y
fluctuantes. Thesis, Centro de Investigación Científica y de Educación
Superior de Ensenada, B.C. Mexico dalam Hernandez-Rodriguez,
Monica. L. Fernando Bückle-Ramirez. (2010). Preference, tolerance and
resistance responses of Poecilia sphenops Valenciennes,1846 (Pisces:
Poeciliidae) to thermal fluctuations. Lat. Am. J. Aquat. Res., 38(3): 427-
437. Research article. DOI: 10.3856/vol38-issue3-fulltext-7 (online).
Huwoyon, G. H., Rustidja., dan Rudhy G. 2008. Pengaruh Pemberian Hormon
Methyltestosterone Pada Larva Ikan Guppy (Poecilia reticulate)
Terhadap Perubahan Jenis Kelamin. Jurnal Zoo Indonesia 17(2): 49-54.
Iwasaki, N. 1989. Guppies, fancy strains and how to produce them. TFH publication,
Incorporation. United States. 143p. dalam Zairin. Jr, M.,
Yunianti.,R.R.S.P.S. Dewi., dan K. Sumantadinata. 2002. Pengaruh lama
waktu pery.ndaman induk di dalam larutan hormon 17α-metiltestosteron
terhadap nisbah kelamin anak ikan gapi, Poecilia reticulata Peters.
Jurnal Natur Indonesia 1(1) : 31 – 35.
Kinasih, Ida. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Perilaku. Modul Praktikum Biologi
Perilaku Jurusan Biologi FST UIN Bandung. Bandung. Tidak
diterbitkan.
Mulyasih, Dwi., Tarsim, dan M. Sarida. 2012. Penggunaan suhu dan dosis propolis
yang berbeda terhadap nisbah kelamin ikan guppy (Poecilia reticulata).
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. Volume I No 1.
Muslim. 2010. Peningkatan persentase ikan guppy (Poecilia reticulata) jantan dengan
perendaman induk bunting dalam larutan hormon 17q-metiltestosteron
dosis 2 mg/l dengan lama perendaman berbeda. Klorofil. v-2 : 61 - 66
Nixon, dan M. Sitanggang. 2004. Guppy Ikan Mungil Berekor Indah. PT. AgroMedia.
Jakarta.
17
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang
Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Penerbit Universitas Gadjah
Mada. Yogjakarta.
18
LAMPIRAN
1. Tabel pengamatan
Waktu
(tiap 10
menit)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5
t0 C
∑
ikan t0 C
∑
ikan t0 C
∑
ikan t0 C
∑
ikan t0 C
∑
ikan
1
2 20 3 26 6 27 3 35 0 37 0
4 20 3 25 6 28 3 36 0 37 0
6 20 0 27 9 28 3 36 0 37 0
8 20 0 27 6 28 4 36 2 37 0
10 20 3 27 6 28 3 36 0 37 0
2
2 19 0 28 7 28 6 35 0 36 0
4 19 0 28 6 27 6 35 0 36 0
6 18 1 25 7 27 4 35 0 36 0
8 17 0 26 9 27 3 35 0 36 0
10 18 3 27 5 27 4 35 0 36 0
3
2 19 1 29 3 28 8 35 0 35 0
4 18 0 30 6 28 6 35 0 35 0
6 19 0 29 2 28 4 35 2 35 4
8 18 0 28 2 28 10 35 0 35 0
10 18 1 28 4 28 7 35 0 37 0
4
2 20 1 30 7 29 3 36 1 37 0
4 20 0 30 8 29 4 37 0 38 0
6 20 0 31 12 29 0 39 0 38 0
8 20 8 31 3 29 0 39 1 38 0
10 20 0 33 9 30 3 39 0 38 0
5
2 19 0 30 6 29 6 39 0 38 0
4 19 0 30 4 29 7 38 0 37 1
6 19 0 30 0 28 11 37 0 35 1
8 19 0 30 0 27 5 36 5 35 2
19
10 20 0 30 3 30 9 36 0 35 0
min 17 0 25 0 27 0 35 0 35 0
max 20 3 31 12 30 11 39 2 38 4
Range 3 3 6 12 3 11 4 2 3 4
Rata-
rata 19,16 0,96 28,6 5,44 28,16 4,88 36,2 0,44 36,44 0,32
2. Tabel Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable:jumlahikan
(I)
zona
(J)
zona
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound Upper Bound
Tukey
HSD
1 2 -4.48000* .58501 .000 -6.1003 -2.8597
3 -3.92000* .58501 .000 -5.5403 -2.2997
4 .52000 .58501 .901 -1.1003 2.1403
5 .64000 .58501 .809 -.9803 2.2603
2 1 4.48000* .58501 .000 2.8597 6.1003
3 .56000 .58501 .874 -1.0603 2.1803
4 5.00000* .58501 .000 3.3797 6.6203
5 5.12000* .58501 .000 3.4997 6.7403
3 1 3.92000* .58501 .000 2.2997 5.5403
2 -.56000 .58501 .874 -2.1803 1.0603
4 4.44000* .58501 .000 2.8197 6.0603
5 4.56000* .58501 .000 2.9397 6.1803
4 1 -.52000 .58501 .901 -2.1403 1.1003
20
2 -5.00000* .58501 .000 -6.6203 -3.3797
3 -4.44000* .58501 .000 -6.0603 -2.8197
5 .12000 .58501 1.000 -1.5003 1.7403
5 1 -.64000 .58501 .809 -2.2603 .9803
2 -5.12000* .58501 .000 -6.7403 -3.4997
3 -4.56000* .58501 .000 -6.1803 -2.9397
4 -.12000 .58501 1.000 -1.7403 1.5003
*. The mean difference is significant at the 0.05
level.