Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

download Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

of 9

description

askep paratiroid

Transcript of Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Identitas bayi atau ibu Riwayat penyakita. Riwayat penyakit sekarangBayi lahir dengan usia kehamilan ibu lewat dari 42 minggu dan tidak merasakan tanda-tanda bayi mau lahir.b. Riwayat penyakit dahuKemungkinan ibu pernah mengalami kehamilan kehamilan lama seperti yang dialami sekarang, riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu berkaitan dengan kehamilannya.c. Riwayat penyakit keluargaApakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi postmatur.2. Pemerikaaan fisik Umumnya bayi memiliki tengkorak normal, tetapi dimensinya yang lebih kecil dari pada badannya membuat besar tengkorak tidak sesuai. Waktu lahir kulit kering, pecah-pecah (deskuamasi) seperti kertass kulit. Kuku keras dan panjang di ujung-ujung jari. Rambut kulit kepala lebat Lapisan lemak subkutan hilang, sehingga kulit tampak longgar dan memberi penampilan seperti orang tua. Kultur tubuh panjang dan kurus Verniks tidak ada Sering terdapat mekonium (berwarna kuning emas atau hijau) pada kulit kuku dan tali pusat. Memiliki mata lebar, gejala simtomatik hipoksia, intrauterin kronis.

NANDA, NOC, NICUntuk IBUNoNANDANICNOC

1.Kecemasan b/d partus yang macet1. Tingkat kecemasan

Klien diharapkan dapat bertahan dan mengatasi Kurang istirahat Distres Gelisah dan khawatir Muka tegang Berkeringat

2. Koping

Klien diharapkan mampu : Mengidentifikasi pola koping efektif dan tiak efektif Menyatakan perasaaan terkontrol Melaporkan penurunan stres Menghindari keadaan yang terlalu stres Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologis.

1. Penurunan kecemasan

Aktivitas :

Ciptakan ketenangan Dengarkan kecemasan Ciptakan kenyamanan untuk menfasilitasi kepercayaan Identifikasi kapan level cemas berubah Tentukan kemampuan pasien untuk membuat keputusan Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.

2. Kontrol kecemasan diri

Monitor intensitas Kecemasan Cari informasi untuk mengurangi cemas. Rencanakan strategi koping untuk situasi stressGunakan teknik relaksasi untuk mengurangi cemas

2.Nyeri akut b/d bayi lahir besar

kontrol nyeri factor resiko dapat diketahui tindakan pencagahan dapat dilakukanTingkat Kenyamanan Keadaan fisik membaik Pasien dapat melakukan control nyeriTingkatan nyeri Frekuensi nyeri berkurang Lama waktu nyeri berkurang Pasien tidak resahManajemen nyeri Nilai nyeri dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan penyebab Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal Kontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien (suhu ruangan, pencahayaan, keributan) Mengurangi faktor faktor yang meningkatkan nyeri Menyediakan analgesik untuk mengatasi nyeri / istirahat yang adekuat untuk mengurangi nyeriAnjurkan untuk tidur / istirahat untuk mengurangi nyeri

Untuk BayiNoNANDANICNOC

1Ggg pertukaran gas b/d asfiksia Keseimbangan elektrolit dan asam basa Status respiratori :pertukaran gas Status respiratori :ventilasi Perfusi jaringan : pulmonal Status tanda tanda vital

Manajemen jalan napasAktivitas: Auskultasi bunyi nafas, catat adanya ventilasi yang turun atau yang hilang dan catat adanya bunyi tambahan Monitor pernafasan dan status oksigen. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Monitor tanda tanda vitalAktivitas: Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan darah Memantau suara jantung Memantau tingkat dan irama pernafasan (e.g. kedalaman dan kesimetrisan) Memantau suara paru Memantau pola pernafasan yang abnormal (e.g. Cheyne-Stokes, Kussmaul, Biot, apnea, ataxic, dan bernafas panjang) Mengukur warna kulit, temperature, dan kelembaban

2Ggg nutrisi kurang dari keb tubuh b/d kekurangan pasokan nutisi dan terhentinya pertumbuhan janin Status nutrisi Status nutrisi : asupan makanan dan cairan Status nutrisi : intake nutrien Pengontrolan berat badan

Manajemen nutrisiAktivitas: Kontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan. Pantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Tentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan. Pastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.Atur pemasukan makanan, jika diperlukan.Monitoring nutrisiAktivitas: Timbang berat badan klien. Monitor kehilangan dan pertambahan berat badan. Monitor respon emosi klien terhadap situasi dan tempat makan. Monitor intake kalori dan nutrisi Monitor tingkat energi, lelah, lesu, dan lemah Monitor adanya mual dan muntah

Manajemen cairanAktivitas: Timbang BB tiap hari Pertahankan intake yang akurat Monitor perubahan BB klien sebelum dan sesudah dialisa Monitor status nutrisi Monitor TTV Berikan terapi IV

3Ggg integritas kulit b/d pengelupasa kulit Integritas Jaringan : Membran Kulit dan Mukosa Penyembuhan Luka : Tujuan Primer Penyembuhan Luka : Tujuan Sekunder

1. Pemeriksaan kulitAktivitas: Inspeksi kulit dan membran mukosa dari adanya kemerahan, panas yang luar biasa, atau drainase. Pantau area kulit yang kemerahan dan rusak. Pantau kulit dari adanya ruam dan lecet. Pantau kulit dari adanya kelembapan dan kekeringan yang berlebihan. Pantau warna kulit.

SUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN POST MATUR

I. KONSEP DASAR.1. DefinisiBayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan bayi pada waktu lahir.

2. Etiologi.Penyebab terjadinya post term tidak diketahui. Pada umumnya sering dianggap bahwa penyebab post term adalah tidak pekanya uterus terhadap oksitoksin. Penyebab lain yang dikemukakan ialah faktor herediter karena lewat waktu tidak jarang terjadi pada suatu keluarga tertentu dan mempunyai kecendrungan untuk terulang pada wanita yang sama.

3. Tanda dan Gejala.Tanda dan gejala bayi post matur adalah :- Kurus, nampak seperti orang tua, karena kulit yang keriput.- Verniks kaseosa dan lanugo berkurang atau menghilang.- Tali pusat layu dan berwarna kekuningan.- Kulit agak pucat dengan deskuamasi.- Kadang disertai asfiksia.

4. Prognosis.Kalau persalinan terlambat 3 minggu atau lebih dari usia aterm, maka terdapat peningkatan angka kematian yang cukup berarti

5. Komplikasi- Suhu yang tidak stabil.- Hipoglikemi.- Polisitemia.- Kelainan neurogenik.

6. Penanganan.Pemantauan obstetrik yang teliti termasuk non stres testing/OCT (oxytocin Challenge Test) biasanya dapat memberikan landasan rasional untuk melakukan pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan yang di induksi atau melakukan sectio caesaria.

II. PENGKAJIAN1. Identitas bayi / ibu.2. Riwayat penyakit.a. Riwayat penyakit sekarang.Bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lebih dari 42 minggu dan tidak merasakan adanya tanda-tanda bayi mau lahir.b. Riwayat penyakit dahulu.Kemungkinan ibu pernah mengalami kehamilan lama seperti yang dialami sekarang, riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu yang berkaitan dengan kehamilannya.c. Riwayat penyakit keluarga.Apakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi post term.

3. Pengkajian fisik.- Respirasi : bisa terjadi asfiksia.- Kulit : berkeriput, pucat disertai deskuamasi, verniks kaseosa dan lanugo berkurang.- Nutrisi : kurus, tampak kurang gizi.

4. Diagnosa keperawatan yang sering muncula. Asfiksia berhubungan dengan penurunan fungsi respirasi (plasenta bertambah umur) ditandai dengan pernafasan tachipnoe, nilai apgar score kurang dari 6, denyut jantung janin kurang dari 100 x/menit atau lebih dari 160 x/menit.Tujuan : bayi tidak mengalami asfiksia dengan kriteria nilai apgar score normal (lebih dari 6), nafas normal antara 100 160 x/menit.Intervensi :- Lakukan resusitasi setelah bayi baru lahir bila terdapat asfiksia.- Usahakan dipusatkan pada pembersihan jalan nafas sedini mungkin.- Usahakan agar tubuh bayi konstan dengan mengeringkan tubuh bayi dan memberikan selimut kalau perlu menggunakan pemanas (lampu).- Tentukan apgar score 1 menit.a. Kekurangan gizi berhubungan dengan penurunan fungsi plasenta dalam memenuhi nutrisi ditandai dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan tampak kurang gizi.Tujuan : Berat badan bayi normal atau bertambah sesuai dengan tahap tumbuh kembang bayi.Rencana Intervensi :- Beri Asi yang adekuat- Berikan PASI bila asi tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.- Anjurkan kepada ibu untuk banyak memakan makanan yang mengandung gizi.

Daftar PustakaWiknjosastro, Hanifa. Prof. Dr. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1992

Martodipoero, Soebagjo. Dr. Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat. Depkes RI - Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. Surabaya. 1977

Jaffe, Marrie, etc. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House Corporation, Pennsylvania. 1989