L LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACT APORAN …kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Essential...

download L LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACT APORAN …kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Essential Facts wire rod... · tidakrahasia ii l aporan data utama (essential fact) hasil

If you can't read please download the document

Transcript of L LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACT APORAN …kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Essential...

  • TIDAK RAHASIA

    ii

    L

    APORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACT)HASIL PENYELIDIKAN (SAFEGUARDS)

    TERHADAP IMPOR

    STEEL WIRE ROD, DENGAN NOMOR HARMONIZED SYSTEM(HS.): 7213.91.10.00, 7213.91.20.00, 7213.91.90.00,

    7213.99.10.00, 7213.99.20.00, 7213.99.90.00,dan 7227.90.00.00

    Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

    (KPPI)

    LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACT)HASIL PENYELIDIKAN (SAFEGUARDS)

    TERHADAP IMPOR

    STEEL WIRE ROD, DENGAN NOMOR HARMONIZED SYSTEM(HS.): 7213.91.10.00, 7213.91.20.00, 7213.91.90.00,

    7213.99.10.00, 7213.99.20.00, 7213.99.90.00,dan 7227.90.00.00

    Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

    (KPPI)

  • TIDAK RAHASIA

    iii

    DAFTAR ISI

    A. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

    A.1. Latar Belakang....................................................................................................... ..1

    A.2. Identitas Pemohon ................................................................................... .2

    A.3. Barang Yang Diproduksi Pemohon......................................................... .3

    A.4. Proporsi Produksi Pemohon ................................................................... .3

    A.5. Periode Penyelidikan ............................................................................... .3

    A.6. Pihak Yang Berkepentingan ................................................................................... 3

    A.7. Prosedur .................................................................................................................. 5

    B. PENYELIDIKAN........................................................................................................ 6

    B.1. Barang Yang Diproduksi Pemohon...................................................................... ..6

    B.2. Barang Yang Diselidiki........................................................................................ ..10

    B.3. Impor .................................................................................................................... ..15

    B.3.1. Impor Absolut ...................................................................................................... ..15

    B.3.2. Pangsa Pasar Negara Asal Impor Utama........................................................... ..15

    B.3.3. Pangsa Pasar Negara Asal Impor Lainnya ........................................................ ..16

    B.4. Perkembangan Tidak Terduga............................................................................ ..16

    B.5. Kinerja Pemohon................................................................................................. ..18

    B.6. Dampak Harga ..................................................................................................... ..22

    B.7. Faktor Lain........................................................................................................... ..23

    B.8. Hubungan Sebab-Akibat ..................................................................................... ..25

  • TIDAK RAHASIA

    1

    ESSENTIAL FACT

    A. PENDAHULUAN

    A.1 Latar Belakang

    1. Pada tanggal 23 Desember 2014, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

    (KPPI) menerima surat permohonan dari industri dalam negeri yaitu PT. Ispat

    Indo dan PT. Krakatau Steel Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut sebagai

    Pemohon, untuk melakukan penyelidikan terjadinya lonjakan impor, produk

    wire rod dengan No. HS. 7213.91.10.00, 7213.91.20.00, 7213.91.90.00,

    7213.99.10.00, 7213.99.20.00, 7213.99.90.00, dan 7227.90.00.00. Permohonan

    tersebut diajukan berdasarkan klaim bahwa impor produk wire rod telah

    mengalami lonjakan secara signifikan dan memberikan dampak kerugian atau

    ancaman kerugian serius bagi Pemohon.

    2. Setelah melakukan analisa terhadap bukti-bukti yang disampaikan Pemohon,

    KPPI menemukan adanya bukti awal yang cukup untuk dimulainya penyelidikan.

    Berdasarkan hal tersebut, pada tanggal 17 Januari 2014 KPPI memutuskan

    untuk melakukan inisiasi penyelidikan terhadap adanya lonjakan impor barang

    wire rod yang menyebabkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang

    dialami Pemohon.

    3. Pada tanggal 17 Januari 2014, KPPI mengumumkan mengenai dimulainya

    penyelidikan melalui surat kabar Koran Bisnis Indonesia, dan website

    Kementerian Perdagangan dan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis

    tentang dimulainya penyelidikan kepada Pemohon dan pihak-pihak terkait

    lainnya. KPPI juga mengirimkan Kuesioner kepada Pemohon dan kepada

    importir untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyelidikan.

    4. Pada tanggal 23 Januari 2014, Pemerintah Republik Indonesia mengirim

    Notifikasi terkait Article 12.1(a) kepada Committee on Safeguards di WTO dan

  • TIDAK RAHASIA

    2

    pada tanggal 24 Januari 2014, Notifikasi tersebut telah disirkulasi oleh WTO

    dengan nomor dokumen G/SG/N/6/IDN/24.

    5. Pada tanggal 12 Februari 2014, Pemerintah Republik Indonesia mengirim

    Suplemen Notifikasi terkait Article 12.1(a) kepada Committee on Safeguards-

    WTO, yang memberitahukan akan diadakannya dengar pendapat pada tanggal

    21 Februari 2014, dan Suplemen Notifikasi tersebut telah disirkulasi oleh WTO

    pada tanggal 13 Februari 2014 dengan nomor dokumen

    G/SG/N/6/IDN/24/Suppl.1.

    6. Pada bulan Mei 2014, KPPI telah melakukan verifikasi lapangan ke

    Pemohon.

    A.2 Identitas Pemohon

    7. PT Ispat Indo

    Alamat : Desa Kedungturi, Taman, Sidoarjo, P.O. Box 1083

    Surabaya, Indonesia

    Telp./Faks. : 031- 7887000

    E-mail : [email protected]

    8. PT. Krakatau Steel Tbk.

    Alamat : Jl. Industri No. 5, P.O. Box 14

    Cilegon, Banten 42435

    Telp./Faks. : 0254 392159/392003

    E-mail : [email protected]

  • TIDAK RAHASIA

    3

    A.3 Barang Yang Diproduksi Pemohon9. Pemohon memproduksi Barang Sejenis dan Secara Langsung Bersaing dengan

    Barang Yang Diselidiki sebagaimana diuraikan dalam Bab B.1. Selain itu,

    Pemohon juga dapat memproduksi barang wire rod dan baja lainnya, yaitu hot

    rolled coil/plate, colled rolled coil/plate, cold heading quality steel wire rod,

    medium/high carbon steel wire rod, plain/deform bars, angles, wire gauges,

    dan paku.

    A.4 Proporsi Produksi Pemohon10. Berdasarkan hasil verifikasi KPPI, total produksi Pemohon adalah sebesar

    66,8% dari total produksi nasional sebesar xxx Ton pada tahun 2013, sehingga

    Pemohon telah memenuhi syarat untuk mewakili Industri Dalam Negeri.

    A.5 Periode Penyelidikan11. Periode Penyelidikan adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

    A.6 Pihak Yang Berkepentingan12. Pihak Yang Berkepentingan yang memberikan tanggapan dan mengikuti Dengar

    Pendapat selama proses penyelidikan, adalah sebagai berikut:

    a. Industri Dalam Negeri Pemohon:

    1) PT. Ispat Indo;

    2) PT. Krakatau Steel.

    b. Industri Dalam Negeri Lainnya yaitu

    1) PT. Garuda Rajapaksi.

    c. Instansi Terkait:

    1) Direktorat Material Dasar Logam, Direktorat Jenderal Basis Industri

    Manufaktur, Kementerian Perindustrian RI;

    2) Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI.

  • TIDAK RAHASIA

    4

    d. Asosiasi produsen, importir, dan pengguna di Indonesia:

    1) Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA);

    2) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI);

    3) Forum Koordinasi Wire Product Indonesia (FKWPI);

    4) Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM).

    e. Importir

    1) PT. Surabaya Wire;

    2) PT. Sumiden Serasi Wire Products;

    3) PT. Bekaert Indonesia;

    4) PT. Walsin Lippo Industries;

    5) PT. Chunpao Steel Indonesia;

    6) PT. Sepanjang Baut Sejahtera;

    7) PT. Timur Megah Steel;

    8) PT. Kingdom Indah;

    9) PT. Insastama;

    10) PT. Unison Indonesia Industrial;

    11) PT. Jawa Metalindo Prima Industries;

    12) PT. Iron Wire Works Products;

    13) PT. Honda Trading Indonesia;

    f. Asosiasi Eksportir Produsen:

    1) China Iron And Steel Association (CISA);

    2) Japan Iron and Steel Federation (JISF).

    g. Eksportir Produsen:

    1) Angang Group Hong Kong Co., Ltd;

    2) Baotou Steel International Economic and Trading Co., Ltd;

    3) Benxi Beijing Iron And Steel Group Imp. And Exp. Corp., Ltd;

    4) Hunan Valin Xiangtan Iron And Steel Co.,Ltd;

    5) Jiangsu Yonggang Group Co., Ltd;

    6) Jiangsu Shagang International Trade Co. Ltd;

    7) Tangshan Iron and Steel Group Co.Ltd;

    8) Xuanhua Iron & Steel Group Corp. Ltd.

  • TIDAK RAHASIA

    5

    h. Perwakilan Negara Eksportir:

    1) Republik Rakyat Tiongkok (RRT);

    2) Singapura;

    3) Korea Selatan;

    4) Malaysia;

    5) Thailand;

    6) Belgia;

    7) Uni Eropa;

    8) Jepang.

    A.7 Prosedur

    13. Pada tanggal 17 Januari 2014, sesuai dengan Pasal 73 Peraturan Pemerintah

    Nomor 34 Tahun 2011 (PP 34/2011), KPPI menetapkan bahwa Permohonan

    telah memenuhi persyaratan bukti awal mengenai adanya kerugian serius atau

    ancaman kerugian serius yang dialami oleh Pemohon akibat lonjakan jumlah

    impor barang dimaksud dan pada tanggal yang sama menetapkan dimulainya

    penyelidikan.

    14. Sesuai dengan Article 12.1(a) WTO Agreement on Safeguards KPPI melakukan

    Pengumunan dan Notifikasi sebagaimana telah dijelaskan pada recital A.1 Butir

    3 dan pada tanggal yang sama mengirimkan Kuesioner kepada Pemohon.

    15. Sesuai Article 3.1 WTO Agreement on Safeguards pada tanggal 21 Februari

    2014, KPPI telah menyelenggarakan Dengar Pendapat.

    16. Sesuai dengan Pasal 78 Ayat (1) PP 34/2011, selama proses penyelidikan, KPPI

    juga telah mengirimkan Kuesioner kepada Importir sebanyak 31 perusahaan.

    Sampai dengan waktu yang ditentukan, Kuesioner yang dikembalikan kepada

    KPPI sebanyak 12.

  • TIDAK RAHASIA

    6

    B. PENYELIDIKAN

    B.1. Barang Yang Diproduksi Pemohon

    17. Barang Yang Diproduksi Pemohon adalah low carbon steel wire rod berupa

    batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam bentuk gulungan (coil) menengah

    (intermediate circular), dengan putaran yang tidak beraturan (Wire Rod Bukan

    Baja Paduan), dengan ukuran diameter penampang silang minimal 5,5 mm

    sampai dengan maksimal 20 mm, yang dipergunakan untuk penarikan kawat,

    pembuatan paku, wire mesh, dan pembuatan kawat las.

    18. Karateristik Barang Yang Diproduksi Pemohon

    Karateristik Barang Yang Diproduksi Pemohon adalah berbentuk gulungan (coil)

    menengah (intermediate circular), dengan putaran yang tidak beraturan, yang

    memiliki ukuran diameter penampang silangnya adalah 5,5 mm 20 mm.

    Contoh Barang Yang Diproduksi Pemohon

    19. Barang Yang Diproduksi Pemohon memiliki standarisasi, grade/jenis, kegunaan,

    dan aplikasi tertentu seperti tertera pada Tabel 1.

    Tabel 1.Standarisasi, Grade dan Ekuivalensi, Kegunaan, dan Aplikasi

    Pengguna Akhir

    Standarisasi dan Grade, danEkuivalensinya Kegunaan

    JIS: 3505: AISI/SAE Binding wire, annealed wire, nails,

  • TIDAK RAHASIA

    7

    Standarisasi dan Grade, danEkuivalensinya Kegunaan

    SWRM 6SWRM 8SWRM 10SWRM 12SWRM 15SWRM 17SWRM 20

    SAE 1006SAE 1008SAE 1010SAE 1012SAE 1015SAE 1017SAE 1020

    galvanized wire, wire nails, staple wire,concrete nail, wire rod for straigtening,mesh, dan wire mesh

    JIS: 3503:SWRY 11

    Welding electrode/soldering sticks, mildsteel electrodes termasuk stickelectrodes, stick welding electrodes oflow carbon-low silicon variety, metalinert gas welding copper coated wires,dan wire rods for covered electrode

    Sumber: Hasil Verifikasi KPPI

    Dari Tabel 1 diatas, Barang Yang Diproduksi Pemohon dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    a. Standarisasi dan grade

    Jenis atau grade Barang Yang Diproduksi Pemohon telah sesuai dengan

    standarisasi Japan industrial Standard (JIS), Standard American for

    Automotive Engineering (SAE), dan American Iron and Steel Institute (AISI).

    Sebagaimana tertera pada Tabel 1, standarisasi JIS memiliki jenis atau grade

    dengan ekuivalen atau setara terhadap standarisasi AISI dan SAE.

    b. Kegunaan dan aplikasi kegunaan akhir

    Kegunaan Barang Yang Diproduksi Pemohon adalah dipergunakan untuk

    penarikan kawat, pembuatan paku, wire mesh, dan pembuatan kawat las,

    dengan aplikasi kegunaan sebagaimana tertera pada Tabel 1.

    20. Komposisi atau kandungan Barang Yang Diproduksi Pemohon

    Secara umum komposisi atau kandungan Barang Yang Diproduksi Pemohon

    telah sesuai dengan standarisasi JIS atau AISI atau SAE, yang memiliki

    komposisi atau kandungan karbon (C), mangan (Mn), fosfor (P), sulfur (S),

  • TIDAK RAHASIA

    8

    silicon (Si), dan unsur lainnya, dengan besaran komposisi atau kandungan

    tertentu sesuai standarisasi tersebut.

    21. Barang Yang Diproduksi Pemohon memiliki proses produksi yang secara umum

    dimulai dari proses reheating furnace, proses reduksi, proses pendinginan, dan

    proses penyelesaian akhir. Dalam setiap tahapan proses produksi tersebut

    dilakukan proses inspeksi atau pengecekan termasuk menggunakan sample

    produk dengan cara inspeksi untuk control setiap tahapan proses, inspeksi untuk

    pengecekan dimensi, pengujian mechanical properties, pengujian makro,

    inspeksi untuk quality control.

    22. Penjabaran tahapan proses produksi Pemohon secara umum adalah sebagai

    berikut:

    Flow-chart Proses Produksi Wire Rod

    a. Proses reheating furnace:

    1) Billet sebagai baku utama Barang Yang Diproduksi Pemohon dipanaskan

    di reheating furnace sampai temperatur 1200 C.

    2) Billet kemudian dibersihkan dengan air bertekanan 180 bar yang berfungsi

    menghilangkan kerak pada permukaan dengan cara disemprotkan hal ini

    dilakukan untuk menghindari cacat permukaan akibat kerak yang tergilas

    setelah selesai di bersihkan billet tersebut masuk ke tahap reduksi.

    b. Proses reduksi:

    1) Tahap awal reduksi dengan pre-roughing mill yang berfungsi mereduksi

    billet dari ukuran yang lebih besar menjadi yang lebih kecil.

    2) Reduksi tahap kedua dilakukan di roughing mill yang berfungsi merubah

    square bar menjadi round, yang selanjutnya ujung kepala bar dipotong di

    pendulum shear.

  • TIDAK RAHASIA

    9

    3) Reduksi tahap ketiga dilakukan di intermediate mill yang terdiri dari

    beberapa roll stand yang telah disusung berfungsi mereduksi bar.

    Canilever Intermediate Mill adalah perantara antara Roughing Mill dan

    Finishing Mill untuk mereduksi kawat dan bertugas mengontrol tegangan

    billet sebelum masuk ke finishing.

    4) Selanjutnya masuk ke pre-finishing block untuk mereduksi bar dari

    intermediate, terdiri dari beberapa set roll dimana setiap set roll diatur

    agar diperoleh kondisi no-twist.

    5) Tahap akhir reduksi dilakukan di No-Twist Finishing (NTM) terdiri dari

    beberapa set roll yang berfungsi mereduksi bar menjadi produk akhir.

    Seperti Pre-Finishing, setiap set roll terpasang dengan sudut tertentu

    pada mill line dan saling tegak lurus dengan set roll sebelumnya. Finishing

    mill terdiri dari beberapa stand. Selanjutnya dilakukan tahap transformasi

    melalui proses pendinginan.

    c. Proses Pendinginan, terdiri dari 3 tahap:

    1) Transformasi fase tahap 1 dilakukan dengan menggunakan air,

    temperatur dapat diatur untuk mendapatkan sifat mekanik yang

    diinginkan.

    2) Kemudian masuk ke laying head yang terletak setelah pinch roll berfungsi

    untuk merubah rod dari bentuk linear menjadi bentuk circular (ring) dan

    menempatkannya diatas stelmor conveyor yang berfungsi sebagai

    transport rod ring dari laying head ke reforming station.

    d. Proses finishing:

    Rod ring ditransfer ke hook conveyor yang, berfungsi untuk dibawa ke area

    inspeksi, dilakukan pengecekan sesuai standarisasi yang berlaku.

    Selanjutnya coil diikat kemudian dibawa ke area penyimpanan untuk proses

    labelling.

  • TIDAK RAHASIA

    10

    B.2. Barang Yang Diselidiki

    23. Berdasarkan permohonan pada recital 1, uraian Barang Yang Diselidiki pada

    petisi adalah:

    Batang dan batang kecil, dicanai panas dalam gulungan yang putarannya tidak

    beraturan,

    a. dari besi atau baja bukan paduan, selain:

    1) mengandung lekukan, rusuk, alur atau deformasi lainnya yang dihasilkan

    selama proses pencanaian;

    2) dari baja free-cutting; atau

    3) yang mengandung aluminium min 0.02% atau silikon min 0.10% atau

    sulfur max 0.010

    b. dari baja paduan lainnya, selain:

    1) dari baja high speed

    2) dari baja silikonmangan; atau

    3) yang mengandung chrome min 0.9%

    (selanjutnya disebut Wire Rod)

    Yang terdiri dari:

    a. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya kurang dari 14 mm, dari jenis yang biasa

    digunakan dalam pembuatan soldering stick dengan pos tarif 7213.91.10.00;

    b. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya kurang dari 14 mm, dari jenis yang biasa

    digunakan untuk penguatan beton (rebar) dengan pos tarif 7213.91.20.00;

    c. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya kurang dari 14 mm, selain dari jenis yang

    biasa digunakan dalam pembuatan soldering stick atau untuk penguatan

  • TIDAK RAHASIA

    11

    beton (rebar) atau yang mengandung aluminium min. 0.02% atau yang

    mengandung sulfur max. 0.010%, dengan pos tarif 7213.91.90.00;

    d. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya selain yang kurang dari 14 mm, dari jenis

    yang biasa digunakan dalam pembuatan soldering stick dengan pos tarif

    7213.99.10.00;

    e. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya selain yang kurang dari 14 mm, dari jenis

    yang biasa digunakan untuk penguatan Beton (rebar) dengan pos tarif

    7213.99.20.00;

    f. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, dengan ukuran diameter

    penampang silang lingkarannya selain yang kurang dari 14 mm, selain darijenis yang biasa digunakan dalam pembuatan soldering stick atau untuk

    penguatan beton (rebar) atau yang mengandung silicon min. 0.10% atau

    yang mengandung aluminium min.0.02% atau yang mengandung sulfur max.

    0.010%, dengan pos tarif 7213.99.90.00;

    g. Batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang putarannya

    tidak beraturan, dari baja paduan lainnya, selain dari baja high speed ataubaja silikon-mangan atau yang mengandung chrome min. 0.9%, dengan pos

    tarif 7227.90.00.00.

    24. Setelah dilakukan penyelidikan, dan mempertimbangkan bukti-bukti hasil

    verifikasi, dan tanggapan dari Pihak Yang Berkepentingan, maka uraian Barang

    Yang Diselidiki menjadi:

    Wire rod berupa batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang

    putarannya tidak beraturan, dari besi atau baja bukan paduan, atau dari baja

    paduan lainnya, yang memiliki diameter 5.5 mm sampai dengan 20 mm dengan

  • TIDAK RAHASIA

    12

    No. HS 7213.91.10.00, 7213.91.20.00, 7213.91.90.00, 7213.99.10.00,

    7213.99.22.00, 7213.99.90.00, dan 7227.90.00.00, dengan

    komposisi/kandungan/unsur kimia sebagai berikut:

    a. Wire rod bukan baja paduan1) Yang mengandung karbon (C) maksimal 0.25%; dan2) Yang mengandung aluminium (Al) maksimal 0.02% dan boron (B)

    minimal 0.0004% dan kromium (Cr) minimal 0.20%; dan3) Yang mengandung mangan (Mn) maksimal 0.60%; dan4) Yang mengandung sulfur (S) maksimal 0.40%; dan5) Yang mengandung fosfor (P) maksimal 0.40%; dan6) Yang mengandung tembaga (Cu) maksimal 0.20%.

    b. Wire rod bukan baja paduan1) Yang mengandung karbon (C) maksimal 0.17%; dan2) Yang mengandung silikon (Si) maksimal 0.10% dan boron (B) minimal

    0.0004%; dan3) Yang mengandung mangan (Mn) maksimal 0.60%; dan4) Yang mengandung sulfur (S) maksimal 0.40%; dan5) Yang mengandung fosfor (P) maksimal 0.40%; dan6) Yang mengandung tembaga (Cu) maksimal 0.20%.

    c. Wire Rod baja paduan1) Yang mengandung karbon (C) maksimal 0.17%; dan2) Yang mengandung boron (B) minimal 0.0008%; dan3) Yang mengandung maksimal (Mn) maksimal 0.60%; dan4) Yang mengandung sulfur (S) maksimal 0.40%; dan5) Yang mengandung fosfor (P) maksimal 0.40%; dan6) Yang mengandung tembaga (Cu) maksimal 0.20%; dan7) Yang mengandung kromium (Cr) maksimal 0.20%.

    25. Pembuktian Barang Sejenis atau Barang Secara Langsung Bersaing

    Barang Yang Diselidiki merupakan barang sejenis atau barang secara langsung

    bersaing dengan Barang Yang Diproduksi Pemohon, sebagaimana tertera pada

  • TIDAK RAHASIA

    13

    recital 18 dan 19, berdasarkan karateristik fisik, jenis atau grade, kegunaan, dan

    komposisi/kandungan baja.

    a. Karakteristik fisik Barang Yang Diselidiki

    Karakteristik Barang Yang Diselidiki memiliki bentuk gulungan (coil)

    menengah (intermediate circular), dengan putaran yang tidak beraturan, yang

    memiliki ukuran diameter penampang silangnya adalah 5,5 mm 20 mm.

    Contoh Gambar Barang Yang Diselidiki

    Tabel 2.Standarisasi, Grade dan Ekuivalensi, Kegunaan, dan Aplikasi

    Pengguna Akhir

    Standarisasi dan Grade, dan Ekuivalensinya KegunaanJIS: 3505:SWRM 6SWRM 8SWRM 10SWRM 12SWRM 15SWRM 17SWRM 20

    AISI/SAE:SAE 1006SAE 1008SAE 1010SAE 1012SAE 1015SAE 1017SAE 1020

    AISI/SAE:SAE 1006BSAE 1008BSAE 1010BSAE 1012BSAE 1015BSAE 1017BSAE 1020B

    Binding wire, annealed wire, nails,galvanized wire, wire nails, staple wire,concrete nail, wire rod for straigtening,mesh, dan wire mesh

    JIS: 3503:SWRY 11

    Welding electrode/soldering sticks, mildsteel electrodes termasuk stickelectrodes, stick welding electrodes oflow carbon-low silicon variety, metalinert gas welding copper coated wires,dan wire rods for covered electrode

    Sumber: Hasil Jawaban dari Kuesioner Importir dan Eksportir

    b. Barang Yang Diselidiki memiliki memiliki standarisasi, grade/jenis, kegunaan,

    dan aplikasi tertentu seperti tertera pada Tabel 2 diatas.

  • TIDAK RAHASIA

    14

    1) Standarisasi dan grade

    Standarisasi Barang Yang Diselidiki sesuai dengan JIS, SAE, dan AISI.

    Sebagaimana tertera pada Tabel 2, standarisasi JIS memiliki jenis atau

    grade yang ekuivalen atau setara dengan standarisasi AISI dan SAE.

    2) Kegunaan dan aplikasi kegunaan akhir

    Kegunaan Barang Yang Diselidiki memiliki aplikasi kegunaan yang sama

    dengan Barang Yang Diproduksi Pemohon, yaitu digunakan untuk industri

    untuk penarikan kawat, pembuatan paku, wire mesh, dan pembuatan

    kawat las sebagaimana tertera pada Tabel 2.

    c. Komposisi atau kandungan Barang Yang Diselidiki

    Secara umum Barang Yang Diselidiki memiliki dengan komposisi atau

    kandungan yaitu karbon (C), mangan (Mn), fosfor (P), sulfur (S), silicon (Si),

    dan unsur lainnya sesuai standarisasi JIS atau SAE atau AISI.

    Selain kandungan atau komposisi tersebut, terdapat kandungan atau

    komposisi paduan lainnya yaitu boron (B) dengan besaran tertentu yang

    dapat membedakan pengklasifikasian barang nomor HS. Namun demikian,

    aplikasi kegunaan barang tersebut sama dengan Barang Yang Diproduksi

    Pemohon yaitu penarikan kawat, pembuatan paku, wire mesh, dan

    pembuatan kawat las, dan memiliki jenis atau grade yang menyerupai,

    sebagaimana tertera pada Tabel 2.

    d. Berdasarkan huruf a, b, dan c diatas, dapat disimpulkan bahwa Barang Yang

    Diselidiki adalah barang sejenis dan barang secara langsung bersaing

    dengan Barang Yang Diproduksi Pemohon dibuktikan dari karakteristik fisik

    dan kegunaan yang sama, selain itu jenis atau grade dan

    komposisi/kandungan yang menyerupai barang Pemohon sebagaimana

    dijelaskan pada recital 17-21.

  • TIDAK RAHASIA

    15

    B.3. Impor

    B.3.1 Impor Absolut

    26. Tabel 3 menunjukkan volume impor untuk HS 7213.91.10.00, 7213.91.20.00,

    7213.91.90.00, 7213.99.10.00, 7213.99.20.00, 7213.99.90.00, dan

    7227.90.00.00.

    Tabel 3. Volume Impor (2010-2013)(dalam Ton)

    Nomor HS 2010 2011 2012 2013 Tren(%)7213.91.10.00,7213.91.20.00,7213.91.90.00,7213.99.10.00,7213.99.20.00,7213.99.90.00,7227.90.00.00

    222.876 254.595 444.702 677.965 48

    Sumber: BPS, diolah

    Dari Tabel 3, terlihat bahwa telah terjadi lonjakan impor secara absolut selama

    periode penyelidikan dari tahun 2010 2013 dengan tren pertumbuhan sebesar

    48%. Bila dilihat pertumbuhan impor setiap tahunnya selama periode 2010

    2013, terjadi lonjakan impor secara signifikan selama periode 2010 2013, yaitu

    dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 14%, di tahun 2012 meningkat sebesar

    75% dari tahun sebelumnya, dan di tahun 2013 kembali meningkat sebesar 52%

    dari tahun sebelumnya.

    B.3.2 Pangsa Pasar Negara Asal Impor Utama

    Tabel 4. Pangsa Pasar Negara Asal Impor Utama(dalam %)

    Negara Pangsa Impor 2010 Pangsa Impor 2013

    Republik RakyatTiongkok (RRT) 28,3 79,7

    Jepang 19,7 8,0

    Malaysia 19,6 5,4

    Jumlah 67,6 93,1

    Sumber: BPS dan diolah

  • TIDAK RAHASIA

    16

    27. Berdasarkan Tabel 4, total pangsa pasar ketiga negara asal impor utama pada

    tahun 2010 adalah sebesar 67,6% dan pada tahun 2013 pangsa pasar tersebut

    meningkat tajam yaitu sebesar 93,1%. Peningkatan pangsa terbesar adalah

    berasal dari RRT yang meningkat secara signifikan dari 28,3% menjadi 79,7%.

    Sebaliknya, pangsa pasar impor Jepang menurun dari sebesar 19,7% menjadi

    8,0%, dan pangsa impor Malaysia menurun dari sebesar 19,6% menjadi 5,4%.

    B.3.3 Pangsa Pasar Negara Asal Impor Lainnya

    Tabel 5: Pangsa Pasar Negara Asal Impor Lainnya(dalam %)

    Negara Pangsa Impor 2010 Pangsa Impor 2013

    Taiwan 13,4 2,6

    Korea Selatan 2,2 2,1

    Thailand 12,8 1,5

    Inggris 2,1 0,3

    Jerman 0,3 0,2

    Singapore 0,1 0,1

    Jumlah 30,9 6,8

    Sumber: BPS dan diolah

    28. Berdasarkan Tabel 5, pada tahun 2010, pangsa pasar impor dari negara lainnya

    adalah sebesar 30,9%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 6,8% atau

    turun sebesar 24,1%.

    B.4. Perkembangan Tidak Terduga

    29. Terjadinya lonjakan impor wire rod dari negara pengekspor tidak dapat

    diprediksi sebelumnya (unforeseenable/unexpected) berdasarkan hal-hal

    berikut:

    a. Menurut World Steel Association, selama 3 tahun terakhir, kapasitas baja

    wire rod di negara China mengalami peningkatan secara signifikan dari 160,9

    juta Ton menjadi 172 juta Ton. Peningkatan kapasitas tersebut

    menyebabkan overcapacity terhadap produk wire rod di negara tersebut.

  • TIDAK RAHASIA

    17

    b. Berdasarkan International Rebar Exporters and Producers Association

    (IREPAS), pada tahun 2012-2013, terjadi pelemahan laju permintaan

    terhadap produk wire rod di beberapa negara di benua Eropa dan Amerika.

    Sedangkan konsumsi wire rod di negara Asia Tenggara dan Asia Timur

    konsumsinya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada tahun

    2012-2013.

    Grafik Pertumbuhan Konsumsi Wire Rod (2012-2013) dalam Wilayah diseluruh dunia (dalam %)

    Sumber: IREPAS

    c. Disamping kondisi huruf a dan b diatas, produk wire rod juga mendapatkan

    pengenaan Trade Remedies (anti dumping) di Uni Eropa dan negara

    Malaysia seperti tertera pada Tabel 6. Hal ini menyebabkan negara-negara

    eksportir produsen yang terkena penerapan Trade Remedies tersebut

    mengalihkan ekspornya ke negara lain yang salah satunya adalah Indonesia.

    Tabel 6.Daftar Negara yang mengenakan Tindakan Instrumen Trade Remedies

    Negara YangMengenakan

    Negara YangDikenakan

    Produk JenisTindakan

    Margin TanggalInisiasi

    Berlaku

    Malaysia R.R.T,Taiwan,Korea Selatan,Turki

    SteelWire Rod

    AntiDumping

    3.03-25.20%

    25 .06.2011 19.02.2013-19.02.2018

    Uni Eropa RRT SteelWire Rod

    AntiDumping

    7,9%-24%

    08 .05.2008 06.08.2009-06.08.2014

    Sumber: European Commission dan Ministry of International Trade and Industry Malaysia

  • TIDAK RAHASIA

    18

    d. Berdasarkan pada huruf a, b, c diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya

    lonjakan impor adalah tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diantisipasi

    sebelumnya (unforeseenable/unexpected) menyebabkan kerugian serius

    yang dialami oleh Pemohon.

    B.5. Kinerja Pemohon

    30. Tabel-tabel dibawah ini menunjukkan kinerja perusahaan yang diperoleh dari

    hasil pengiriman kuesioner, dan telah dilakukan verifikasi oleh KPPI.

    Tabel 7.Impor, Penjualan Domestik, Pangsa Impor, Pangsa Pemohon, Pangsa non-

    Pemohon, dan Konsumsi Nasional(dalam indeks)

    No. Uraian SatuanTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    1. Impor Ton 222.876 254.595 444.702 677.965 47,6

    2. Penjualan domestik Indeks 100 101,0 102,6 94,7 (1,5)

    3. Pangsa Impor Indeks 100 88,0 121,4 158,9 18,7

    4. Pangsa Pemohon Indeks 100 82,2 64,2 49,8 (20,9)

    5 Pangsa Non Pemohon Indeks 100 713,1 649,7 404,9 50,7

    6. Konsumsi Nasional Indeks 100 129,7 164,3 191,5 24,4

    31. Tabel 7 menunjukkan bahwa selama periode penyelidikan telah terjadi

    penurunan volume penjualan domestik Pemohon dengan tren sebesar 1,5% poin

    indeks, namun pada periode yang sama juga terjadi lonjakan volume impor

    dengan tren sebesar 47,6% poin indeks. Bila dibandingkan pada tahun 2012 ke

    2013, terjadi peningkatan volume impor yang cukup signifikan yaitu sebesar

    52,5%, namun sebaliknya volume penjualan Domestik Pemohon mengalami

    penurunan sebesar 7,7% poin indeks.

    32. Selama periode penyelidikan 2010-2013, pangsa Pemohon mengalami tren

    penurunan sebesar 20,9% poin indeks, sebaliknya pangsa impor mengalami tren

    peningkatan sebesar 18,7% poin indeks. Pada periode yang sama pangsa non

    Pemohon mengalami peningkatan tren sebesar 50,7% poin indeks, yang

  • TIDAK RAHASIA

    19

    disebabkan peningkatan pangsa yang cukup tinggi di tahun 2010 dari sebesar

    100 poin indeks menjadi 713,1 poin indeks di tahun 2011. Namun demikian,

    pada tahun 2012 dan 2013, pangsa non Pemohon mengalami penurunan

    menjadi masing-masing sebesar 649,7 poin indeks dan 404,9 poin indeks.

    Grafik Konsumsi Nasional Wire Rod Indonesia

    Sumber: hasil verifikasi KPPI, diolah

    33. Konsumsi nasional wire rod pada periode penyelidikan mengalami peningkatan

    yang signifikan dengan tren sebesar 24,4% poin indeks, namun peningkatan

    konsumsi nasional lebih banyak dinikmati oleh barang impor yang pangsanya

    mengalami peningkatan yang signifikan hingga menjadi 158,9 poin indeks pada

    tahun 2013. Sebaliknya pangsa Pemohon terus mengalami penurunan selama

    periode penyelidikan dan pangsa non Pemohon juga mengalami penurunan

    selama tahun 2011-2013. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadinya

    peningkatan konsumsi nasional selama periode penyelidikan tidak dapat

    dinikmati oleh Industri Dalam Negeri, namun terjadi lonjakan volume impor wire

    rod secara signifikan yang telah menggerus pangsa Pemohon maupun non

    Pemohon.

    Tabel 8.Produksi, Kapasitas Terpasang, dan Kapasitas Terpakai

    No. Uraian SatuanTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    1. Produksi Indeks 100 103,8 88,0 86,0 (6,0)

  • TIDAK RAHASIA

    20

    No. Uraian SatuanTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    2. Target Produksi Indeks 100 98,4 96,1 97,8 (6,5)

    3. Kapasitas Terpasang Indeks 100 100 100 100 -

    4. Kapasitas Terpakai Indeks 100 103,8 87,9 85,9 (6,0)

    34. Selama periode penyelidikan, volume produksi mengalami tren penurunan

    sebesar 6% poin indeks walaupun pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami

    peningkatan. Sejalan dengan perkembangan volume produksi, kapasitas

    terpakai mengalami penurunan dari 100 poin indeks pada tahun 2010 menjadi 86

    poin indeks pada tahun 2013, walaupun pada tahun 2011 kapasitas terpakai

    sedikit meningkat menjadi 103,8 poin indeks namun selanjutnya menurun terus.

    Selama periode penyelidikan kapasitas terpakai Pemohon terus mengalami

    penurunan sehingga tidak dapat digunakan secara optimal, dimana hanya

    beroperasi tidak melebihi 50% dan tidak dapat mencapai kapasitas terpakai yang

    diharapkan lebih dari 70%. Perkembangan negatif kapasitas terpakai dan

    produksi tersebut terjadi di saat adanya lonjakan volume impor secara signifikan

    dan terjadinya peningkatan konsumsi nasional selama periode penyelidikan.

    Tabel 9.Laba/Rugi, Margin kerugian, Impor, Biaya Produksi, Harga Jual, dan

    Penjualan Domestik

    No. Uraian SatuanTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    1. Laba/Rugi Indeks (100) (253.9) (174.5) (315.6) (36.0)

    2. Margin kerugian Indeks (100) (228.6) (142.9) (300.0) (32.7)

    3. Laba/Rugi Indeks (100) (251.4) (170.1) (333.3) (38.0)

    4. Biaya Produksi Pemohon Indeks 100 111.6 115.9 116.2 5.0

    5. Harga Pemohon Indeks 100 113.4 117.8 115.7 4.9

    6. Harga Impor Indeks 100 120.0 108.8 109.9 1.9

    35. Pemohon mengalami kerugian pada tahun 2010-2013 dengan tren pertumbuhan

    negatif 36% poin indeks. Kerugian yang terbesar terjadi pada tahun 2013, oleh

    karena Pemohon harus menjual di bawah biaya produksi agar dapat bersaing

  • TIDAK RAHASIA

    21

    dengan barang impor yang mengalami lonjakan impor selama periode tersebut.

    Biaya produksi Pemohon selama periode penyelidikan mengalami peningkatan

    dengan tren sebesar 5% poin indeks, namun peningkatan harga jual Pemohon

    lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan biaya produksi. Hal ini berdampak

    negatif karena Pemohon tidak dapat menutup biaya produksi dan kerugian

    Pemohon semakin besar.

    Tabel 10.Tenaga Kerja, Produktivitas, Produktivitas yang diharapkan, Produksi,

    dan Target Produksi

    No. Uraian SatuanTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    1. Tenaga Kerja Indeks 100 97,7 102,3 105,9 2,2

    2. Produktivitas Indeks 100 106,2 86,0 81,1 (8,0)

    3. Target Produktivitas Indeks 100 100,7 94,0 92,3 (3,0)

    4. Produksi Indeks 100 103,8 88,0 86,0 (6,0)

    5. Target Produksi Indeks 100 98,4 96,1 97,8 (6,5)

    36. Tahun 2010-2011 tenaga kerja Pemohon berkurang dari 100 poin indeks

    menjadi 97,7 poin indeks, sedangkan tahun 2011-2013 tenaga kerja mengalami

    peningkatan dari 97,7 poin indeks menjadi 105,9 poin indeks. Peningkatan

    tenaga kerja yang terjadi tahun 2011-2013, disebabkan karena pada tahun 2012

    Pemohon memiliki rencana target produksi yang harus dicapai, sehingga

    perusahaan memperkerjakan sejumlah tenaga kerja baru. Namun sejak tahun

    2012 jumlah impor wire rod meningkat pesat, sehingga walaupun jumlah tenaga

    kerja bertambah namun produksi, kapasitas terpakai, dan penjualan menurun

    karena produk Pemohon tidak dapat bersaing dengan barang impor.

    37. Kondisi tersebut diatas membuktikan bahwa walaupun pemohon mengalami

    kerugian sebagai akibat persaingan barang impor namun Pemohon tetap

    berupaya memenuhi permintaan pasar dengan memiliki target produksi sekitar

    70% dari kapasitas terpakai.

  • TIDAK RAHASIA

    22

    38. Dalam rangka pencapaian target produksi dan peningkatan kualitas barang,

    Pemohon melakukan penambahan tenaga kerja sehingga ada tren peningkatan

    sebesar 2,2% poin indeks. Meskipun demikian, target produksi yang telah

    ditetapkan tidak tercapai, sehingga dari tahun 2011-2013 produktivitas aktual

    selalu terealisasi dibawah target produksi dan terus mengalami penurunan

    dengan tren penurunan 8% poin indeks pada periode yang sama.

    B.6. Dampak Harga

    39. Price UndercuttingTabel 11.

    Price Undercutting(dalam indeks)

    NO. UraianTahun

    2011 2012 2013

    1. Harga Pemohon 100.0 100.0 100.0

    2. Harga Impor 98.7 83.8 87.9

    3. Price Undercutting (0.001) (0.003) (0.002)

    Sumber: Hasil verifikasi KPPI, dan Hasil Jawaban dari Kuesioner Importir

    Dari Tabel 11, selama tahun 2011-2013 terjadi price undercutting dimana harga

    impor lebih rendah dibandingkan harga Pemohon.

    40. Price SuppressionTabel 12.

    Price Suppression(dalam indeks)

    NO. UraianTahun Tren

    11-132011 2012 2013

    1. Harga Pemohon 100.0 100.0 100.0 0,9

    2. Harga Impor 98.7 83.8 87.9 (4,7)

    3. Biaya Produksi Pemohon 102.1 102.0 104.1 (24,4)

    Sumber: Hasil verifikasi KPPI, dan Hasil Jawaban dari Kuesioner Importir

    Dari Tabel 12 terlihat bahwa telah terjadi price suppression, dimana selama

    periode 2011-2013 harga Pemohon selalu dibawah biaya produksi dikarenakan

    adanya harga impor yang lebih rendah dari harga Pemohon.

  • TIDAK RAHASIA

    23

    B.7. Faktor Lain

    41. Selain faktor-faktor kerugian diatas, KPPI juga menganalisa apakah ada faktor

    lain yang menyebabkan kerugian Pemohon selain oleh lonjakan impor, yaitu

    sebagai berikut:

    a. Dampak peningkatan kapasitas terpasang

    KPPI juga melakukan analisa apakah peningkatan kapasitas terpasang

    berdampak terhadap kerugian yang dialami Pemohon. Penambahan

    kapasitas terpasang mempunyai dampak terhadap perubahan struktur biaya

    dan perolehan laba/rugi secara jangka pendek, dikarenakan adanya biaya

    investasi dan Return On Investment (ROI) yang diharapkan dari investasi

    penambahan kapasitas tersebut yang dapat diperoleh dalam jangka periode

    tertentu.

    Dari hasil verifikasi ke Pemohon, seperti tertera pada Tabel 13 selama

    periode penyelidikan Pemohon tidak melakukan penambahan kapasitas

    terpasang terhadap lini produk wire rod, dimana kapasitas terpasang

    tersebut tetap sebesar 100 poin indeks. Sehingga tidak ada dampak

    kerugian yang disebabkan oleh penambahan kapasitas terpasang.

    Tabel 13.Kapasitas Terpasang

    (dalam indeks)

    UraianTahun Tren

    10-132010 2011 2012 2013

    Kapasitas Terpasang 100 100 100 100 -

    Sumber: Hasil Verifikasi KPPI

    b. Dampak Persaingan dengan Industri Dalam Negeri Non-Pemohon

    Tabel 14.Pangsa Impor, Pangsa Pemohon, dan Pangsa Non-Pemohon

    (dalam indeks)

    No. UraianTahun Tren

    11-132010 2011 2012 2013

    1. Pangsa Impor 100 88,0 121,4 158,9 34,3

  • TIDAK RAHASIA

    24

    No. UraianTahun Tren

    11-132010 2011 2012 2013

    2. Pangsa Pemohon 100 82,2 64,2 49,8 (22,2)

    3. Pangsa Non-Pemohon 100 713,1 649,7 404,9 (24,6)

    Sumber: Hasil Verifikasi KPPI

    Dari data dalam Tabel 14 diatas, terlihat jelas bahwa meskipun pangsa non

    Pemohon mengalami peningkatan pada tahun 2010-2011, namun pada

    tahun 2011-2013 pangsa non Pemohon terus mengalami tren penurunan

    sebesar 24,6% poin indeks, bahkan mengalami tren penurunan jauh

    dibandingkan Pemohon yang sebesar 22,2% poin indeks pada periode yang

    sama.

    c. Teknologi dan permesinan

    Dari hasil verifikasi diketahui bahwa Pemohon menggunakan teknologi

    mesin Electric Arc Furnace (EAF) untuk memproduksi bahan baku wire rod

    yaitu billet, sehingga dari hasil billet dapat mempengaruhi kualitas akhir wire

    rod.

    Teknologi EAF menggunakan bahan baku scrap/besi bekas, dipadukan

    dengan sponge iron, dan Direct Reduced Iron (DRI). Hasil dari billet

    langsung diproses ke dalam rolling mill untuk dilakukan proses pemanasan

    dan pembentukan wire rod.

    Teknologi dan permesinan yang dimiliki Pemohon untuk memproduksi dari

    bahan baku billet hingga wire rod telah sesuai dengan standar kualitas untuk

    memproduksi Barang Yang Diselidiki, yaitu Standar Nasional Indonesia

    (SNI), Japan Industrial Standard (JIS), dan Standard American for

    Automotive Engineering (SAE), dan American Iron and Steel Institute (AISI).

    Ditambah dengan proses kontrol yang sangat ketat dari produksi billet

    hingga wire rod, seperti kontrol terhadap scrap, chemical analysis sampling,

    dan analisa metalurgi/logam, telah sesuai dengan standarisasi tersebut.

    Dengan demikian teknologi dan permesinan yang dimiliki Pemohon bukan

    merupakan faktor penyebab kerugian Pemohon.

  • TIDAK RAHASIA

    25

    d. Captive Market

    KPPI juga melihat dampak penjualan Pemohon ke pihak anak perusahaan

    terhadap kerugian Pemohon. Dari hasil verifikasi terbukti bahwa, walaupun

    Pemohon memiliki penjualan wire rod low carbon ke pihak anak perusahaan,

    namun volume penjualannya kecil, yaitu dibawah 1% dari total penjualan

    wire rod low carbon Pemohon selama periode penyelidikan. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan captive market tidak

    berdampak terhadap kerugian yang dialami Pemohon.

    42. Dari hal-hal tersebut yang diuraikan pada recital 41, terbukti bahwa tidak ada

    faktor lain yang memberikan dampak terhadap kerugian yang dialami oleh

    Pemohon.

    B.8. Hubungan Sebab-Akibat

    43. Berdasarkan penjelasan pada Bab B.3 sampai dengan Bab B.7, terbukti bahwa

    telah terjadi lonjakan impor yang mengakibatkan kerugian serius bagi Pemohon,

    dengan kesimpulan sebagai berikut:

    a. Berdasarkan Bab B.3 telah terjadi lonjakan jumlah impor Barang Yang

    Diselidiki secara absolut selama periode penyelidikan.

    b. Seiring dengan lonjakan jumlah Impor tersebut, selama periode penyelidikan

    juga terjadi peningkatan konsumsi nasional, namun peningkatan tersebut

    tidak dapat dioptimalkan sepenuhnya oleh Pemohon dikarenakan adanya

    lonjakan volume impor yang menyebabkan kerugian serius Pemohon.

    c. Kerugian serius Pemohon tersebut terbukti disebabkan oleh peningkatan

    pangsa impor selama periode penyelidikan, namun sebaliknya pangsa

    Pemohon mengalami penurunan pada periode yang sama. Penyebab

    penurunan tersebut dikarenakan tergerusnya pangsa Pemohon oleh pangsa

    impor sebagaimana terlihat pada Tabel 7, sebagai akibat adanya lonjakan

    jumlah impor Barang Yang Diselidiki secara absolut.

  • TIDAK RAHASIA

    26

    d. Dampak terhadap menurunnya pangsa Pemohon mengakibatkan penjualan

    domestik dan produksi juga mengalami tren penurunan, sehingga kapasitas

    terpasang tidak bisa dioptimalkan sepenuhnya, dimana kapasitas

    terpakainya menjadi kurang dari 50%. Kapasitas terpakai ini terus mengalami

    penurunan pada tahun 2011-2013 dari 103,8 poin indeks menjadi 85,9 poin

    indeks pada tahun 2013. Penurunan kinerja tersebut menyebabkan

    Pemohon mengalami kerugian finansial yang sangat signifikan pada tahun

    2013 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya selama periode penyelidikan.

    e. Sebagaimana diuraikan pada Bab B.6 terkait dampak harga, terdapat price

    undercutting dan price suppression yang dialami oleh Pemohon sebagai

    akibat lonjakan volume impor secara absolut. Hal ini terbukti memberikan

    dampak terhadap kerugian serius yang dialami oleh Pemohon.

    44. Sehubungan dengan kondisi yang telah dijelaskan pada Bab B.3 sampai dengan

    B.8 di atas, setelah dilakukan analisa sesuai ketentuan dalam Article 4.1 dan 4.2

    WTO Agreement on Safeguards, KPPI membuktikan bahwa terjadinya lonjakan

    jumlah impor Barang Yang Diselidiki telah menyebabkan kerugian serius yang

    dialami oleh Pemohon, dan bukan diakibatkan oleh faktor lain.