Kusta

28
KUSTA Aditya Ganuarda 20060310102

description

t

Transcript of Kusta

Kusta

KUSTAAditya Ganuarda20060310102Definisi:Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf pusat.Sinonim :Lepra, Morbus HansenGejala KlinisPada sebagian besar orang yang terinfeksi, penyakit bersifat asimtomatik. Sebagian kecil yang terlambat didiagnosis dan terlambat diobati,memperlihatkan gejala klinis dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi cacat. Gejala tersebut antara lain berbentuk lagoftalmos, gangguansensibilitas kornea, hilangnya sensibilitas pada tangan dan kaki, kulit yang kering dengan/tanpa ulkus. Kadang-kadang ditemukan tangan lunglai, kaki semper dan mutilasi jari. Keadaan inilah yang membuat timbulnya stigma tehadap penyakit kustPenularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar ahli berpendapat bahwa penularan melalui saluran napas (inhalasi) dan kontak kulit erat dan lama. Gangguan sensibilitas ditemukan dengan pemeriksaan tes sensoris berupa tes rasa raba (dengan ujung kapas), nyeri (dengan jarum suntik) dan suhu (dengan 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi air panas dan air dingin).Setelah diberi penjelasan, pasien diminta menutup matanya. Bila sentuhan tidak dirasakan oleh pasien, pemeriksaan ini menunjang diagnosis kusta. Saraf tepi (N. aurikularis magnus, N. ulnaris, N radialis, N. peroneus, dan N. tibialis posterior) harus diperiksa, dan pembesaran saraf tersebut adalah patognomonis untuk kusta.

Penyakit kusta dibagi atas 2 tipe:1. Kusta tuberkuloid atau pausibasilar (PB); tipe TT(Tuberkuloid) dan BT (Borderline Tuberculoid). Jumlah lesi 5 buah atau kurang. Bercak kulit umumnya hipopigmentasi,kadang-kadang eritem; permukaan kering dan berskuama dengan gangguan sensibilitas, distribusi asimetris, dan hanya mengenai 1 cabang saraf. Pada peme-riksaan bakterioskopis (slit skin smear) tidak ditemukan kuman. Tidak menular dan daya tular rendahsifatTTBTBentuk lesiMakula/makula dibatasi infiltratMakula dibatasi infiltratJumlah lesiSatu, dibeberapa tmpatBeberapa/satu dgn satelitDistribusi lesiasimetrisMasih asimetrisPermukaan lesiKering bersisikKering bersisikBatas lesijelasjelasAnastesi jelasjelasBTA pada lesi kulitHampir selalu negatifNegatif atau hanya 1+Tes leprominPositif kuat (3+)Positif lemah

Kusta PB denganlesi lebih dari 5 buah.Pengobatan denganrejimen MB

Kusta PB tipeBT. Lesi hipopigmentasi,berbatas tegasdengan papul papul kecildipinggirnya, ditemukangangguan sensibilitasPenatalaksanaanRifampisin 600 mg sekali sebulan dalam pengawasan ditambahdapson 100 mg tiap hari selama sebulan.Bila makan obat tidak teratur, dosis 6 bulan yang diselesaikan dalam 9 bulan masih dapat diterima.perhatikan komplikasi 2. Kusta lepromatosa atau multibasilar (MB); tipe BB(Mid Bordeline), BL(Borderline) dan LL (Ridley Jopling/lepromatous). Jumlah lesi lebih dari 5 buah. Lesi kulit berbentuk makula, infiltrat difus, papul, dan nodus. Permukaan halus berkilap, gangguan sensibilitas ringan/tidak ada, distribusi simetris, mengenai lebih dari 1 cabang saraf. Pada pemeriksaan bakterioskopis ditemukan banyak kuman. Bila tidak diobati akan menular pada orang yang rentan.sifatLLBLBBBentuk lesiMakula, Infiltrat difus, papul,nodus

Makula, Plakat, papulPlakatDome-shapedPunched out

Jumlah lesiTidak terhitungSukar dihitung(masih ada kulit sehat)Dapat dihitungDistribusi lesiSimetrisHampir simetrisAsimetrisPermukaan lesiHalus berkilatHalus berkilatAgak kasar, agak berkilatBatas lesiTidak jelasAgak jelasAgak jelasAnastesiTidak ada sampai tidak jelasTak jelasLebih jelasBTA pada lesi kulitBanyak (ada globus)BanyakAgak banyakTes LeprominNegatifNegatifBiasanya negatif

Kusta MB tipeBB. Tampak tanda khasberupa lesiKusta tipe BLLesi numuler, asimetrisdalam jumlah banyakKusta tipe LL.Banyak infiltrat hampirsimetris pada mukaPenatalaksanaanRifampisin 600 mg dan klofazimin (lampren) 300 mg sekali sebulan dalam pengawasan, ditambah dapson 100 mg tiap hari dan klofazimin (lampren)50 mg tiap hari selama 12 bulan.Bila makan obat tidak teratur, dosis 12 bulan yang diselesaikan dalam 18 bulan masih dapat diterima.perhatikan komplikasi Pemeriksaan

UJI SENSIBILITAS

Tes rasa rabamenggunakan ujungkapas yang di sentuhkanpada lesiTes rasa nyeridengan menggunakanujung jarum suntik yangdisentuhkan pada lesi.

Tes suhumenggunakan 2tabung reaksi yangberisi air dingin danair hangat. Bila adagangguansensibilitas, pasientidak dapatmembedakan dingindan panas

Pemeriksaan saraf tepi

Pemeriksaan N. ulnaris

Pemeriksaaan N. radikulokutaneus

Pemeriksaan N. tibialis posterior

Pemeriksaaan N.peroneus lateralisPENCEGAHAN CACAT( PREVENTION OF DISABILITY )

Tangan/kaki yang akandiperiksa letakkan di atasmeja/paha penderita/tangan pemeriksa. Sentuhtitik-titik tersebut denganbolpen plastik ringan,tanpa tekanan. Mintapasien menunjuk tempatyang disentuh tsb.Penyimpangan yang dapatditoleransi =/< 1 cm

Komplikasi kustaKomplikasi kusta ialah reaksi kusta yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dan gejala sisa akibat kerusakan saraf tersebut; kehilangan sensibilitas dan kehilangan kekuatan otot, dengan akibat ulserasi dan deformitasTerdapat 2 tipe reaksi yang dapat dikenali

Reaksi Reversal (RR)Symptom RR dapat berupa lesi lama yanglebih udem dan eritematosa, dapat muncul lesi baru, pembesaran saraf tepidisertai nyeri dengan peningkatan gangguan fungsi, dan kadang-kadang disertaipembengkakan akralReaksi reversal.Tampak lesi lama lebiheritem, udem, berbatastegas, berukuran besar,disertai lesi baru denganukuran lebih kecil

Eritema Nodosum Leprosum (ENL)Reaksi ENL mempunyai bentuk karakteristik, berupanodul-nodul eritematosa yang terasa sakit, dan timbul mendadak. Pasienumumnya merasa sakit. Saraf pun dapat nyeri. Kadang-kadang terjadi arthritis,limfadenitis, orkitis, iridosiklitis dan glaukoma yang dapat diikuti dengankebutaan. Keterlibatan berbagai organ tersebut dapat terjadi terpisah atausecara bersamaan.Lesi beupa noduleritematosa yangnyeri, di pergelangantanganUlserasi

Ulserasi terjadi sekunder akibat hilangnya proteksi sensasi. Pasien tidakmerasakan panas, tekanan atau sakit. Trauma pada kulit tidak terasa danseringkali terabaikan, risiko kerusakan meningkat bila disertai kehilangankekuatan otot (tangan kiting, kaki lunglai). Ulserasi dapat menyebabkanselulitis atau infeksi yang dalam, osteomelitis dan berakibat kehilangan jarijari.Bila terjadi lagoftalmus,biasanya didapati pula anestesi pada mata,sehingga mata tidak berkedip. Mata berisiko terhadap kekeringan danulserasi,yang pada akhirnya akan mengalami kebutaan.

Lagoftalmos pada matakanan. Tampak celah pada gerakanmenutup mata secara perlahan

Deformitas

Deformitas terjadi sebagai akibat kehilangan kekuatan otot dan ulserasi,diikuti oleh osteomielitis dan pemendekan jari-jari, umumnya dihubungkandengan kekakuan dan kontraktur.Penderita kusta dengan tulanghidung yang kolaps (hidung plana) danmadarosis

Kontraktur jari-jari tangan danatrofi ototPenatalaksanaan komplikasi kusta:Reaksi ReversalPrednisolon dengan dosis awal 40 mg/hari. Bila ada perbaikan diturunkan berturut-turut menjadi 30 mg, 20 mg, 15 mg, 10 mg dan 5mg/hari setiap 2 minggu.Bila dalam penurunan dosis tidak ada perbaikan/memburuk, dosis dapat dipertahankan/dinaikkan. Pastikan bahwa pengobatan dapat dilanjutkan sesuai dengan waktu Periksa adanya infeksi terkait (tuberculosis dan strongiloides)Eritema Nodosum Leprosum

ENL ringan (tanpa keterlibatan saraf, mata, atau genital) dengan tablet asam salisilat 3 x 1000 mg/hari selama 1-2 minggu.ENL berat (pasien tampak sakit dengan keterlibatan saraf, mata, atau genital) dengan steroid. Dosis dan cara pemberian obat sama dengan reaksi reversal.Periksa adanya infeksi terkait.Tuberkulosis dapat berkomplikasi dengan ENL Thalidomid bila tersedia dapat diberikan 100-400 mg sekali sehari selama 1-2 minggu. Jangan berikan pada ibu hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi, Thalidomide dapat menyebabkan deformitas berat pada janin.Ulserasi dan deformitas

-Luka harus bersih dan tertutup. Luka superfisial dapat dibalut dengan seng adhesive sticking plaster, yang diganti setelah 1-2 minggu. Kulit yang hiperkeratotik harus dikikis.-Jangan gunakan balutan tebal pada kaki. Hal ini akan membuat tekanan setempat ketika berjalan dan luka sulit sembuh.-Gunakan antibiotik hanya bila terjadi selulitis.-Deformitas lanjut dapat dicegah dengan perawatan harian oleh pasien:inspeksi, rendam dan meminyaki, kikis kulit yang tebal dan lunakkan dengan pemberian asam salisilat 15% dalam vaselin. Jari-jari kaki diregangkan secara aktif dan pasif untuk mencegah kontraktur berlanjut. Untuk mata yang tak berkedip dapat digunakan kaca mata di siang hari dan pada malam hari jika perlu gunakan penutup lembut yang mengandung vaselin. Pasien harus belajar mengedipkan mata terus menerus untuk membasahi matanyaPeringatan: komplikasi, reaksi, dan deformitas lanjut dapat muncul kemudiansetelah pengobatan antibakteri (menurut WHO) selesai. Pasien harus diberiinformasi tentang hal tersebut dan pengobatan harus segera dimulai