Kumis

download Kumis

of 3

description

kumis kucing

Transcript of Kumis

Menurut Rahmat (2005) Tanaman kumis kucing atau Orthosiphon stamineus Benth. Adalah termasuk familia Libiatae, tempat pertumbuhannya di beberapa daerah di Tanah Air kita, suka sekali akan keadaan yang agak basah. Daun-daunnya berkhasiat obat, pengumpulan daun biasanya dilakukan ketika tanaman ini berbunga, daun-daun ini berbau aromatic, lemah, rasanya kalau diperhatikan benar agak asin, agak pahit dan sepet. Uraian makroskopik:

1. Daunnya berwarna hijau, merupakan daun tunggal, bertangkai, berbentuk bulat telur, ada pula yang belah ketupat memanjang seperti lidah tombak.

2. Keadaan daun agak rapuh, panjang 4cm-12cm, lebar 5cm-8cm,

3. Tepi-tepinya bergerigi kasar tidak beraturan, ujung daun dan pangkalnya meruncing,

4. Tepi daun dan tulang daun berbulu, warna tulang daun ini hijau, tetapi ada pula yang keunguan.

Daun kumis kucing berkhasiat sebagai peluruh air seni (deuretik), radang kandung kemih, ginjal, dan untuk obat rematik. Senyawa kimia yang terdapat dalam daun kumis, antara lain garam kalium dan senyawa saponin . Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa kandungan utama yang paling stabil dalam daun kumis kucing ialah sinesetin. Komponen yang terdapat dalam daun kumis kucing hasil ekstraksi dalam methanol dan air ialah 9 plafonplafon lipofilik, di antaranya sinensetin, 2 flavonol glikosida dan 9 turunan dari asam kaffeik (Aminudin 2005)Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 10cm dan lebarnya 7.5mm 1.5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 18mm, panjang bibir 4.5 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 2mm (Riwidikdo 2008).

Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun, dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun, keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang. Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik, tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing. Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl (Soobrattee 2006)

Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun. Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif. Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang, dan rumput-rumput lainnya. Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit (Siboro 2007)

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin A 2005 . Bahan Bioaktif Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (BL) Miq),http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/iwan_aminudin.pdf, diakses pada 2 November 2015.Rahmat 2005 Kumis Kucing. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Riwidikdo, H 2008. Statistik Kesehatan . Mitra Cendikia Press. Yogyakarta.

Siboro B 2007 . Fitokimia Herba Konyal . http://www.geocities.com/bert_tons/fitokimia.html diakses pada 2 November 2015

Soobrattee, A, M., Neergheen, S, V., Bahorun, T., and Aruoma, I, O 2006. Characterization of the Phenolic in Mauritian Endemic Plants as Determination of Their Antioxidant Activities, Journal of Plan Physiology, 163 : 787-799.