KTI Sibling Rivalry

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan pusat yang paling pening dalam kehidupan bermasyarakat dan memiliki fungsi memberikan perawatan fisik, perhatian emosional dan membentuk kepribadian anak. System keluarga merupakan konteks belajar yang utama bagi perilaku dan perasaan individu, dimana merupakan “guru” yang utama, yang dapat menginterprestasikan dunia dan masyarakat bagi anak-anak. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, sebagiian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2003). Berbagai berita kehadiran seorang adik laki- laki atau perempuan yang baru dapat merupakan 34

Transcript of KTI Sibling Rivalry

Page 1: KTI Sibling Rivalry

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan pusat yang paling pening dalam kehidupan

bermasyarakat dan memiliki fungsi memberikan perawatan fisik, perhatian

emosional dan membentuk kepribadian anak. System keluarga merupakan

konteks belajar yang utama bagi perilaku dan perasaan individu, dimana

merupakan “guru” yang utama, yang dapat menginterprestasikan dunia dan

masyarakat bagi anak-anak.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, sebagiian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran)

(Notoatmodjo, 2003).

Berbagai berita kehadiran seorang adik laki-laki atau perempuan yang

baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak. Anak yang lebih besar

sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu “digantikan”

oleh bayi yang baru. Beberapa factor yang mengalami respon seorang anak

antara lain umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan

ibu dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.

Pengetahuan ibu sangat penting dalam menghadapi masalah pada

anak yang sangat mengganggu yaitu kehadiran anggota baru (adik) atau

34

Page 2: KTI Sibling Rivalry

gangguan dari kakaknya. Banyak permasalahan yang timbul karena ibu

memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain, sehingga akan

menimbulkan reaksi sibling rivalry. Sibling rivalry adalah permusuhan dan

kecemburuan antara saudara kandung yang dapat menimbulkan ketegangan

diantara saudara kandung. Biasanya terjadi apabila masing-masing pihak

berusaha lebih unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling rivalry akan

semakin besar apabila berjenis kelamin sama dan jarak usia keduanya cukup

dekat. Masalah ini sering dimulai setelah kelahiran anak kedua. Menurut

boyle (2007) hampir 75% anak mengalami sibling rivalry, reaksi yang sering

ditampakan adalah anak lebih agresif, memukul atau melukai kakak maupun

adiknya, membangkang pada ibunya, rewel, mengalami kemunduran ( yang

semula tidak mengompol jadi mengompol lagi), sering marah yang meledak-

ledak, sering menangis tanpa sebab, menjadi lebih kolokan dan lengket pada

ibu.

Anak pada masa prasekolah merupakan tahap awal untuk mengalami

rasa kesendirian dan ketidakmampuan dalam mengatasi semuanya sendiri

dan anak belajar untuk mengembangkan rasa sosial dalam dirinya, namun

dalam masa ini anak sering mengalami kegagalan yaitu terjadi pengrusakan

proses pembelajaran di sekolah dan perilaku yang tidak dewasa dari diri anak

yaitu anak tidak bisa toleran terhadap kedisiplinan dan standar umum yang

dipaksakan, emosi anak menjadi sangat labil.

34

Page 3: KTI Sibling Rivalry

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui

“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada Anak Usia

prasekolah Di TK PGRI Cipanas tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan penelitian adalah

bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada TK PGRI

CIPANAS ?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang sibling

rivalry pada TK PGRI CIPANAS tahun 2010.

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang

sibling rivalry berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang sibling rivalry

berdasarkan pendidikan orang tua.

3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang sibling rivalry

berdasarkan pekerjaan orang tua.

D. Manfaat

1. Bagi Tempat Penelitian

34

Page 4: KTI Sibling Rivalry

Dapat memberikan masukan dan memberikan pertimbangan untuk

penanganan pada anak yang mengalami sibling rivalry sehingga dapat

membantu ibu dalam menghadapi anak-anak yang mengalami sibling

rivalry.

2. Bagi Peneliti

a. Untuk memajukan perkembangan ilmu kebidanan tentang reaksi

sibling rivalry yang berpengaruh pada tahap tumbuh kembang anak.

b. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang topic yang terkait

dengan pengetahuan ibu tentang sibling rivalry terhadap sibling

rivalry sehingga dapat diketahui adanya factor lain yang berpengaruh

untuk perkembangan ilmu kebidanan.

c. Dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang sibling rivalry

dan reaksi sibling rivalry pada anak usia prasekolah.

3. Bagi Responden

Dapat menambah pengetahuan ibu tentang sibling rivalry dan tahu

cara penanggulangan sibling rivalry.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah study kepustakaan

dan diharapkan menjadi suatu yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa

jurusan kebidanan.

34

Page 5: KTI Sibling Rivalry

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sibling Rivalry

1. Pengertian

Sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari

orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut

juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry

adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih,

afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan

pengakuan atau suatu yang lebih (Suherni : 2008).

Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran

antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua

orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih (Suherni, 2008).

Sibling adalah perasaan tidak aman yang ada pada anak berkaitan

dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (hal ini adalah

saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap mengancam posisi

anak sebelumnya, ditunjukan dengan perasaan iri hati). (Ranuh : 2005)

34

Page 6: KTI Sibling Rivalry

Sibling Rivalry adalah persaingan antara kakak dan adik dimana

terjadi manifestasi dalam dirinya didalam keluarga yang umum yang dapat

menyebabkan kasus yang serius diantara anak-anak (Boyle : 2007)

Sibling Rivalry adalah kecemburuan terhadap kakak atau adiknya

dan dapat menyebabkan rasa iri hati diantara mereka yang dapat

menyebabkan frustasi dan stress pada orang tua.

2. Faktor Penyebab Sibling Rivalry

a. Kompetensi (kemampuan) kaitannya dengan kecemburuan.

b. Ciri emosional yaitu tempramen, seperti halnya mudah bosan, mudah

frustasi, mudah marah atu sebaliknya.

c. Sifat perasaan anak seusia sampai dengan dua-tiga tahun, yaitu apa

yang disenangi adalah miliknya, harus difahami benar oleh orang tua.

d. Kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya atau lambatnya

kemampuan bahasa, kurang bisanya dalam hal interaksi sosial,

sehingga mudah terjadi friksi dan konflik.

(Suherni , 2008 : 69)

3. Cara Mengatasi Sibling Rivalry

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi Sibling Rivalry

yaitu :

34

Page 7: KTI Sibling Rivalry

a. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat terdapat

tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik.

b. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak

demikian rupa sehingga menyelesaikan masalah dengan anak-anak,

bukan untuk anak-anak. Artinya, seakan-akan orang tua dalam

menyelesaikan permasalahan seakan ikut serta di dalamnya, anak

tersebut diberikan penghargaan atas buah fikirnya, dihargai peran

pendapatnya. Bukan bersifat memberi intruksi seakan yang paling

tahu dan berkuasa adalah orang tua.

c. Cara memisahkan dua anak yang konflik menjurus ke fisik, tidak

boleh menyalahkan salah satu akan tetapai keduanya dihargai seakan

sama-sama benar. Cara memberikan nasehat bahwa salah satu itu

adalah dengan contoh-contoh tetapi tidak langsung saat itu. Yang

penting lagi konflik fisik dipisah demikian rupa sehingga keduanya

menjadi tenang dan sesudahnya menjadi akrab lagi.

d. Jika anak-anak memperebutkan benda yang sama, orang tua harus

dapat memberikan teknik pengajaran agar keduanya dapat

memperguanakan secara bergantian yang adil dan menggembirakan.

e. Memberi kesempatan setiap anak mengungkapkan apa yang dirasakan

tentang saudaranya, dan membawa anak dapat mengendalikan

emosinya, bahkan dibawa kearah teknik bersahabat lagi. Cerita-cerita

dan dongeng keagamaan tentang baiknya rukun dengan saudara dapat

membangkitkan anak menjadi rukun.

34

Page 8: KTI Sibling Rivalry

f. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, hal ini

bisa memperdalam Sibling Rivalry. Jangan memberikan cap pada

anak tentang kekurangannya atau kelebihannya daripada anak yang

lain.

g. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku

orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk

menghindari Sibling Rivalry yang paling bagus.

(Suherni, 2008 : 70-71)

4. Segi Positif Sibling Rivalry

a. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan

beberapa keterampilan penting

b. Cara cepat berkompromi dan bernegoisasi

c. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif

(Suherni, 2008 : 70)

5. Dampak Dari Sibling Rivalry

Akan timbul perassan tidak puas hati seperti ketidakpuasan hati

terhadap ibu bapak, sikap suka mendesak, memperkecilkan, bertengkar

atau berkelahi sesama saudara kandung, ketidakseimbangan pemberian

kasih sayang yang diberi oleh ibu bapak, tidak mempunyai masa untuk

34

Page 9: KTI Sibling Rivalry

bergembira bersama saudara kandung, dan suka berdendam antara saudara

kandung. Sehingga perasaan ini akan menyebabkan tingkah laku yang

negatif termasuk berkelakuan buruk diantara satu sama lain, tidak

menghormati sesama sendiri, kerap bertengkar dan bertumbuk, gembira

jika melihat saudara kandung lain dalam kesusahan.

(Keyla. B : 2009)

6. Kelahiran Bayi Baru

Secara otomatis anak akan merasa perhatian yang sebelumnya

banyak tercurah atau tertuju pada anak pertama akan beralih pada si bayi,

dan si kakak akan merasa tersisih dan dirugikan.

(Ambarwati :2008)

7. Adaptasi Kakak Sesuai tahap Perkembangan

Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau

perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya

anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga

persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah

laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada

anak-anak. Tingkah laku tersebut dapat berupa :

a. Masalah tidur

34

Page 10: KTI Sibling Rivalry

b. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota

keluarga lain.

c. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan

menghisap jempol.

(Ambarwati : 2008)

1) Batita (Bawah Tiga Tahun)

Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah

tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun.

Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:

1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa

minggu sebelum kelahiran.

2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya

dengan menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota

baru.

3. Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang

ditunjukkan oleh anaknya.

4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.

(Ambarwati : 2008)

2) Anak yang lebih tua

34

Page 11: KTI Sibling Rivalry

Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua,

dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak seusia ini jauh

lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin

menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian

terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang

mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh

adiknya.

(Bahiyatun : 2009)

3) Remaja

Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat

perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa senang dengan

kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam

perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para

remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam

keluarganya, misalnya:

1. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.

2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.

3. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila

mengganggu kegiatan mereka sendiri.

4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk

bayi.

(Bahiyatun : 2009)

34

Page 12: KTI Sibling Rivalry

8. Peran Bidan

a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayinya

dalam jam pertama sesudah kelahiran.

b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan

respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan

tindakan.

(Suherni : 2008 hal 71)

34

Page 13: KTI Sibling Rivalry

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil dari “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003 : 121)

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni :

penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui; kepandaian

segala sesuatu yang di ketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).

a. Tingkatan Pengetahuan

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

34

Page 14: KTI Sibling Rivalry

3. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya dengan

menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip

dalam situasi lain.

4. Analisis (Anaysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan untuk meletakan atau menggabungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan identifikasi atau

penelitian terhadap suatu meteri atau objek, baik melalui

kriteria yang ditentukan sendiri maupun kriteria yang telah

ada.

(Notoatmodjo, 2003 : 128-130)

2. Kategori Pengetahuan

Pengetahuan di bagi menjadi beberapa kategori penilaian,

berikut kategori yang di kemukaan oleh Arikunto, 2002 :

34

Page 15: KTI Sibling Rivalry

a) Kategori baik jika pertanyaan di jawab benar oleh responden 76-

100%

b) Kategori cukup bila pertanyaan di jawab benar oleh responden 50-

76%

c) Kategori kurang bila pertanyaan di jawab benar oleh responden

kurang dari 50%

b. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa paktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang tentang sesuatu, diantaranya adalah :

1) Umur

Umur adalah waktu hidup atau sejak dilahirkan (Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia, 2006).

Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan

(Depdiknas, 2002). Umur adalah lama hidup seseorang sejak

dilahirkan. Umur dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu

umur < 20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun

(Prawirohardjo,2006).

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

34

Page 16: KTI Sibling Rivalry

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000). Sedangkan

Menurut beberapa ahli salah satunya adalah Dictionory of

Education Pendidikan adalah proses dimana seseorang

mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk

tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup,

proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang

datang dari sekolah) sehingga dia dapat memperoleh,

mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

kemampuan individu yang optimum (Dasar-Dasar

Kependidikan Ihsan Fuad, 2005).

Adapun jenjang pendidikan yang diteliti :

a. Pendidikan Dasar (SD)

b. Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Adapun unsur-unsur pendidikam, yaitu :

34

Page 17: KTI Sibling Rivalry

1) Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok,

masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan).

2) Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain).

3) Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).

(Notoatmodjo, 2002).

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan

pengetahuan ibu tentang sibling rivalry. Hal ini dihubungkan

dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan

rendah. (Notoatmodjo, 2003).

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. (Nursalam, 2001).

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang

dilakukan oleh manusia.Dan arti sempit,istilah pekerjaan

digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghailkan

uang bagi seseorang (Wikipedia,2009).

Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan

pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi

34

Page 18: KTI Sibling Rivalry

kebutuhan keluarganya, apabila ia tidak bekerja maka tidak

dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, bekerja

untuk perempuan sering kali bukan pilihan tetapi karena

pendapatan suami tiudak cukup untuk memenuhi kebutuha

rumah tangganya. (Novaria, 2000).

34

Page 19: KTI Sibling Rivalry

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

satu terhadap yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Dari

tinjauan pustaka tampak terdapat banyak hal yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu tentang Sibling Rivalry. Berdasarkan teori dan literatur yang

terdapat maka penulis ingin mengambil beberapa variabel seperti yang

disusun dalam kerangka konsep secara sistematis disusun sebagai berikut :

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

B. Definisi operasional, variabel, dan Cara Pengukuran

Definisi operasional merupakan variabel-variabel penelitian yang akan

diamati dan bermanfaat pada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen alat pengukur

(Notoatmodjo, 2002).

34

1. Umur

2. Pendidikan Orang Tua

3. Pekerjaan

Pengetahuan Ibu Tentang

Sibling Rivalry

Page 20: KTI Sibling Rivalry

Tabel 3.1

Variabel, Definisi, Operasional, Cara ukur, Alat Ukur, Hsil Ukur, Skala1

No Variabel

Dependen

Definisi

operasional

Alat

ukur

Cara

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

1 Pengetahuan hasil tau dan ini

terjadi setelah

orang melakukan

penginderaan

terhadap ibu post

partum sehingga

mencakup

Tahu,memahami

dan aplikasi

tentang mobilitas

dini

Ceklis Kuesioner a. Kategori

baik : 76-

100%

jawaban

benar

b. kategori

cukup :

50-76%

jawaban

benar

c. kategori

kurang:

<50%

jawaban

benar

Ordinal

34

Page 21: KTI Sibling Rivalry

No Variabel

Indepanden

Definisi

operasional

Alat

ukur

Cara

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

2 Usia Usia yang

dihitung sejak

dilahirkan

sampai pada

ulang tahun

terakhir

Ceklis Kuesioner a. <20 thn

b. 20-35 thn

c. >35 thn

Ordinal

3 Pendidikan Pendidikan

formal yang

pernah dicapai

respon

berdasarkan

kepemilikan

ijazah terakhir

sampai saat di

wawancara

Ceklis Kuesioner Dasar :

a. Tamat

SD/SLTP

b. M

enengah

c. Tamat

SLTA/ PT

Ordinal

3. Pekerjaan Aktivitas utama

yang dilakukan

oleh manusia

Ceklis Kuesioner a. ibu rumah

tangga

b. PNS

c. wiraswast

Nominal

34

Page 22: KTI Sibling Rivalry

a

d. buruh

e. petani

34

Page 23: KTI Sibling Rivalry

BAB IV

METODEOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penelitian

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara

objektif. Dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dimana variabel-

variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk

efek diabsorvasi sekaligus pada waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2005).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di TK PGRI Cipanas – banten

Waktu penyusunan penyusunan KTI dari bulan Juni-Agustus 2010

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang hendak di teliti dan memiliki sifat-sifat

yang sama. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmojo, 2002).

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

34

Page 24: KTI Sibling Rivalry

peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto,

2002). Adapun yang menjadi populasi adalah semua orang tua murid di

TK PGRI Cipanas sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2005).

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto,

2006). Adapun yang menjadi sampel adalah orang tua murid TK PGRI

Cipanas sebanyak 30 orang.

D. Cara Pengambilan Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang di tempuh dalam pengumpulan data, meliputi :

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan ini berisikan beberapa kegiatan data meliputi :

a. Menentukan sasaran atau populasi

b. Menetapkan jumlah sample

c. Membuat kerangka konsep

2. Tahap pelaksanaan

34

Page 25: KTI Sibling Rivalry

Pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner dengan

melalui tahap sebagaiberikut :

a. Menggunakan surat ijin meneliti pada tempat yang telah di

tentukan

b. Pengumpulan data dengan metode wawancara di lanjutkan dengan

pemberian kuesioner

c. Memproses dan menganalisa data jawaban kuesioner yang telah

terkumpul

3. Pengelohan Data

a. Editing

Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan

kejelasan jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang diperoleh

dengan kebutuhan penelitian, hal ini dilakukan dilapangan

sehingga apabila terdapat data yang meragunakan ataupun salah

maka akan dijelaskan kembali pada responden.

b. Coding

Mengkode data merupakan kegiatan mengklasifikasikan

data yang diperoleh dan sumber data yang telah diperiksa

kelengkapannya.

c. Membuat score

Pada tahap ini, untuk variabel pengetahuan, hasil ukurnya

jika jawaban benar di beri nilai 1 jika salah nilai 0.

34

Page 26: KTI Sibling Rivalry

d. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengolahan dan skoring pada semua data

selanjutnya data diolah secara manual.

e. Tabulasi Data

Pada data yang sudah ada dihitung jumlahnya berdasarkan

variable dan katagori penelitian, dengan menggunakan metode

check, sehingga setiap frekuensi setiap data berdasarkan variable

dapat di ketahui dan dimasukan kedalam table.

E. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer, dengan menggunakan alat

penelitian kuesioner. Data primer adalah data yang didapat langsung dari

responden yang di teliti, sedangkan alat penelitian adalah alat-alat yang akan

di gunakan untuk pengumpulan data, dapat berupa kuisioner. Angket adalah

suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan tertulis

kepada sejumlah individu dan individu yang diberikan pertanyaan tersebut

memberikan jawaban secara tertulis (Notoatmojo, 2005).

F. Pengolahan dan Analisa Data

Teknik analisa data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah

analisis univariat, dimana secara menyeluruh data yang sejenis atau

34

Page 27: KTI Sibling Rivalry

mendekati di gabungkan, yang kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi

untuk dipresentasikan. Untuk pengetahuan, pengolahan, dan analisa data

dilakukan secra manual dengan menggunakan rumus sebgai berikut :

Penetapan kategori penelitian,

1. Kategori baik bila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76-100%

2. Kategori cukup bila pertanyaan dijawab benarn oleh responden 50-75%

3. Kategori kurang bila pertanyaan dijawab benar oleh responden kurang

dari 50% (Arikunto, 2002)

Untuk menghitung distribusi frekuensi digunakan rumus :

Keterangan :

P = persentase

F = frekuensi

N= Jumlah Subjek

BAB V

HASIL PENELITIAN

34

P = f x100%

N

Page 28: KTI Sibling Rivalry

A. Analisa Hasil

Dari hasil penelitian pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada anak

usia prasekolah di TK PGRI Cipanas yang berjumlah 30 responden maka

dihasilkan informasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Table 5.1

Gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry

pada anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas

Gambaran Pengetahuan F (%)

Baik 6 20

Cukup 9 30

Kurang 15 50

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan interpretasi bahwa dari gambaran

pengetahuan ibu tentang sibling rivalry atau persaingan antar saudara

kandung bahwa sebagain besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang

34

Page 29: KTI Sibling Rivalry

kurang sebanyak 50% tentang sibling rivalry. Sedangkan sebanyak 20%

memiliki pengetahuan yang baik.

2. Usia

Table 5.2

Gambaran ibu post tentang sibling rivalry pada

Anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas

berdasarkan usia

Gambaran Usia F (%)

< 20 tahun 0 0

20 – 35 tahun 20 66,6

> 35 tahun 10 33,3

Jumlah 30 100

Berdasarkan table diatas, didapatkan interpretasi bahwa dari

gambaran usia ibu atau orang tua murid sebagian besar ibu berusia antara

20 – 35 tahun sebanyak 66,6%. Sedangkan ibu post partum dengan usia

>35 tahun sebanyak 33,3%.

34

Page 30: KTI Sibling Rivalry

3. Pendidikan

Table 5.3

Gambaran ibu tentang sibling rivalry

pada anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas

berdasarkan pendidikan

Pendidikan F (%)

SD 5 16,6

SLTP 7 23.3

SLTA 15 50

PT 3 10

JUMLAH 30 100

Berdasarkan table diatas, didapatkan interpretasi bahwa dari

gambaran ibu atau orang tua murid berdasarkan pendidikan terdapat

16,6% yang pendidikan terahkirnya SD,SMP sebanyak 23,3% , SLTA

sebanyak 50% , Perguruan Tinggi sebanyak 10% .

4. Pekerjaan

Table 5.4

Gambaran ibu tentang sibling rivalry

34

Page 31: KTI Sibling Rivalry

pada anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas

berdasarkan pekerjaan

Gambaran pekerjaan F (%)

Ibu rumah tangga 20 66.7

PNS 3 10

Wiraswasta 7 23,3

Buruh 0 0

Petani 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan table diatas, didapatkan interpretasi bahwa dari

gambaran pendidikan ibu atau orang tua murid adalah ibu yang bekerja

sebagai ibu rumah tangga sebanyak 66,6 %. Wiraswasta sebanyak 23,3

%,PNS sebanyak 10 %.

BAB VI

PEMBAHASAN

34

Page 32: KTI Sibling Rivalry

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu

tentang sibling rivalry di TK PGRI Cipanas terdapat :

1. Umur

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa dari 30 ibu atau orang

tua murid didapatkan sebagian besar ibu berusia antara 20 – 35 tahun

sebanyak 20 responden ( 66,6% ). Sedangkan ibu dengan usia >35 tahun

sebanyak 10 orang ( 33,3% ). Ini menunjukan juga bahwa Umur ibu

mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap sibling rivalry.

2. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di TK PGRI Cipanas

terbanyak adalah berpendidikan rendah yaitu SD 5 responden ( 26,6

% ),SLTP sebanyak 7 responden (23,3 % ) . Dan yang terkecil adalah

perguruan tinggi yaitu 3 responden ( 10 % ).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan

ibu di TK PGRI Cipanas terbanyak berpendidikan rendah (SD dan SMP).

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoamodjo (2003) yang

menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam pembentukan perilaku. Di samping itu pendidikan mempunyai

kaitan bermakna dan positif dengan pengetahuan ibu tentang sibling

34

Page 33: KTI Sibling Rivalry

rivalry. Makin tinggi tingkat pendidikan ibu makin tinggi pula

pengetahuan ibu terhadap sibling rivalry, dan sebaliknya atau makin tinggi

tingkat pendidikan ibu makin tinggi pula pengetahuan ibu tentang sibling

rivalry dengan itu kejadian seperti kecemburuan dan pertengkaran semakin

berkurang.

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan ibu kurang

memahami dan menyadari tentang sibling rivalry.

3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di TK PGRI Cipanas

gambaran ibu berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah

tangga dengan jumlah 20 orang ( 66,7% ),dan yang paling terkecil adalah

PNS dengan jumlah 3 orang 9 ( 10% ).

Dari hasil data di atas terlihat bahwa social ekonomi dapat

mempengaruhi keadaan seseorang dengan keadaan social ekonomi yang

baik maka kesejahteraan keluarga akan terjamin sehingga tidak adanya

faktor-faktor yang mempengaruhi sibling rivalry pada anak usia

prasekolah.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

34

Page 34: KTI Sibling Rivalry

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian kepada 30 orang responden

mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada usia

prasekolah di TK PGRI Cipanas maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada

anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas didapatkan kategori baik

sebanyak 6 responden (20%), ketegori cukup sebanyak 9 responden

(30%), kategori kurang sebanyak 15 responden (50%).

2. Hasil penelitian gambaran ibu tentang sibling rivalry pada anak usia

prasekolah di TK PGRI Cipanas berdasarkan kelompok umur didapatkan

20 – 35 tahun sebanyak 20 responden (66,6%), > 35 tahun sebanyak 10

responden (33,3%).

3. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada

anak usia prasekolah di TK PGRI Cipanas berdasarkan pendidikan

didapatkan nilai yang paling tertinggi adalah SLTA sebanyak 15

responden (50%), dan yang paling terkecil adalah Perguruan Tinggi

sebanyak 3 responden (10%).

4. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry di TK

PGRI Cipanas bardasarkan pekerjaan didapatkan nilai tertinggi yaitu ibu

34

Page 35: KTI Sibling Rivalry

rumah tangga sebanyak 20 responden ( 66,7% ),dan nilai terkecil yaitu

PNS sebanyak 3 responden (10%).

B. Saran

1. Tempat penelitian

Diharapkan untuk lebih memberikan masukan dan

mempertimbangkan untuk anak yang mengalami sibling rivalry

sehingga dapat membantu ibu dalam menghadapi anak-anak yang

mengalami sibling..

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam

mempersiapkan tenaga bidan yang professional .

3. Bagi Mahasiswa

Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan terutama tentang

sibling rivalry, wawasan dan keterampilan dalam melakukan penelitian

selanjutnya dalam mengembangkan pengetahuan dibidang kesehatan,

serta dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat kedalam praktek

di masayarakat.

34