kpsp n tatalaksana

8
 C. Pembahasan Hasil Pengukuran KPSP Pengisian dan pengukuran KPSP dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan perkembangan pada anak. Kami melakukan pengisian KPSP dengan meminta pasien kami untuk mengerjakan beberapa perintah sederhana sesuai dengan ceklist KPSP untuk anak dengan usia 5 tahun kemudian k ami catat hasilnya. Berikut adalah pembahasan hasil pengukuran KPSP : 1. Kami mengajukan beberapa pertanyaan sederhana kepada pasien seperti “Apa yang kamu lakukan jika lapar?”. Setelah diberi perta nyaan tersebut, pasien tampak malu dan hanya tersenyum, lalu kami mengulang pertanyaan tersebut dan tak lama kemudian pasien menjawab dengan “makan..”. Lalu kami tanyakan pertanyaan “Apa yang kamu lakukan jika mengantuk?”, selanjutnya pasien menjawab dengan “tidur..”. Karena jawaban yang diberikan pasien sesuai dengan maksut pertanyaan kami, maka pada kuesioner pertama kami isi dengan jawaban “Ya” yang menambah skor KPSP menjadi 1. Hal ini menunjukkan bahwa pasien lulus dalam aspek bicara dan bahasa yang pertama. 2. Kami menga jukan perta nyaan kedua kepada pasien d an ibuny a. Saat pa sien kami tanya “Apakah kamu bisa mengancingkan bajumu sendiri?”, kemudian pasien mengangguk. Kami tidak meminta pasien untuk mempraktikkan karena saat itu pasien tidak mengenakan pakaian yang memiliki kancing. Selanjutnya kami menayakan pertanyaan yang sama kepada ibu pasien, dan ibunya mengatakan bahwa memang pasien sudah bisa dan sering mengancingkan bajunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan keterangan dari pasien dan ibunya, kami memutuskan untuk memberi jawaban “Ya” untuk kuesioner kedua karena keterangan dari ibu cukup untuk menggambarkan kemampuan pasien mengancingkan bajunya sendiri. Pasien lulus dalam aspek sosialisasi dan kemandirian yang pertama dan skor sementara adalah 2. 3. Untuk mengisi kuesioner yang ketiga, kami meminta pasien mengangkat satu kaki kemudian berdiri dengan satu k aki selama beberapa detik. Pasien langsung mengangkat kaki kirinya lalu berdiri dengan satu kaki kanannya tanpa berpegangan selama beberapa detik.

Transcript of kpsp n tatalaksana

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 1/8

C. Pembahasan Hasil Pengukuran KPSP

Pengisian dan pengukuran KPSP dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya

penyimpangan perkembangan pada anak. Kami melakukan pengisian KPSP dengan

meminta pasien kami untuk mengerjakan beberapa perintah sederhana sesuaidengan ceklist KPSP untuk anak dengan usia 5 tahun kemudian kami catat hasilnya.

Berikut adalah pembahasan hasil pengukuran KPSP :

1. Kami mengajukan beberapa pertanyaan sederhana kepada pasien seperti “Apa

yang kamu lakukan jika lapar?”. Setelah diberi pertanyaan tersebut, pasien

tampak malu dan hanya tersenyum, lalu kami mengulang pertanyaan tersebut

dan tak lama kemudian pasien menjawab dengan “makan..”. Lalu kami tanyakan

pertanyaan “Apa yang kamu lakukan jika mengantuk?”, selanjutnya pasien

menjawab dengan “tidur..”. 

Karena jawaban yang diberikan pasien sesuai dengan maksut pertanyaan kami,

maka pada kuesioner pertama kami isi dengan jawaban “Ya” yang menambah

skor KPSP menjadi 1. Hal ini menunjukkan bahwa pasien lulus dalam aspek 

bicara dan bahasa yang pertama.

2. Kami mengajukan pertanyaan kedua kepada pasien dan ibunya. Saat pasien

kami tanya “Apakah kamu bisa mengancingkan bajumu sendiri?”, kemudianpasien mengangguk. Kami tidak meminta pasien untuk mempraktikkan karena

saat itu pasien tidak mengenakan pakaian yang memiliki kancing. Selanjutnya

kami menayakan pertanyaan yang sama kepada ibu pasien, dan ibunya

mengatakan bahwa memang pasien sudah bisa dan sering mengancingkan

bajunya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Berdasarkan keterangan dari pasien dan ibunya, kami memutuskan untuk 

memberi jawaban “Ya” untuk kuesioner kedua karena keterangan dari ibu cukup

untuk menggambarkan kemampuan pasien mengancingkan bajunya sendiri.

Pasien lulus dalam aspek sosialisasi dan kemandirian yang pertama dan skor 

sementara adalah 2.

3. Untuk mengisi kuesioner yang ketiga, kami meminta pasien mengangkat satu

kaki kemudian berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik. Pasien langsung

mengangkat kaki kirinya lalu berdiri dengan satu kaki kanannya tanpa

berpegangan selama beberapa detik.

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 2/8

Kuesioner ketiga kami isi dengan jawaban “Ya” karena pasien berhasil 

melakukan perintah kami dengan lancar. Pasien lulus dalam aspek gerak kasar 

yang pertama dan sementara memperoleh skor 3.

4. Sebelum melakukan pengisian untuk kuesioner keempat, kami membuat duabuah garis lurus dengan panjang yang berbeda. Selanjutnya, kami meminta

pasien untuk menunjukkan garis mana yang lebih panjang. Setelah itu pasien

diam sejenak dan memperhatikan dua garis tersebut, lalu tanpa bantuan dari

orang lain pasien menunjuk garis yang lebih panjang dengan tepat.

Kuesioner keempat kami isi dengan jawaban “Ya” karena pasien berhasil 

menunjuk garis yang lebih panjang dengan tepat. Oleh karena itu, pasien 

dinyatakan lulus dalam aspek gerak halus pertama dan skor bertambah menjadi 

4.

5. Sebelum melakukan pengisian kuesioner kelima, kami menggambar sebuah

tanda palang dan sebuah tanda silang. Selanjutnya kami meminta pasien

menunjuk mana tanda palang, namun pasien justru menunjuk tanda silang.

Selanjutnya kami meminta pasien untuk melukis tanda palang yang sebelumnya

kami buat, namun pasien tidak mau melakukannya dan tampak malu. Kata

ibunya, pasien masih belum bisa melukis tanda palang sehingga tidak mau

melakukannya.

Kuesioner kelima kami isi dengan jawaban “Tidak”  karena pasien tidak mau 

melukis tanda palang dan berdasarkan keterangan dari ibunya bahwa pasien 

belum bisa melakukan perintah kami. Oleh karena itu, dalam aspek gerak halus 

kedua, pasien tidak memperoleh poin tambahan dan total skor masih 4.

6. Pengisian kuesioner keenam kami lakukan dengan meminta pasien memegang

sebuah kertas. Setelah itu kami suruh pasien meletakkan kertas diatas kursi,

pasien langsung meletakkan kertas diatas kursi. Lalu kami suruh pasien

memindahkan kertas di lantai, dan pasien juga mampu melakukannya. Kemudian

kami suruh pasien memindahkan kertas di depan kami, dan pasien juga mampu

melakukannya.

Kuesioner keenam kami isi dengan jaw aban “Ya” karena pasien melakukan

perintah kami dengan baik, yang menandakan pasien telah mengetahui arah 

dengan baik. Oleh karena itu, pasiendinyatakan lulus dalam tes aspek bicara dan 

bahasa kedua dan skor sekarang menjadi 5.

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 3/8

7. Pengisian kuesioner ketujuh kami lakukan dengan bertanya kepada ibu pasien

apakah anaknya rewel ditinggal oleh ibunya, lalu ibu pasien mengatakan bahwa

anak jarang rewel jika ditinggal ibunya pergi ke suatu tempat. Reaksi anak tetap

tenang jika ditinggal ibunya dan hanya rewel jika sedang sakit.

Kuesioner ketujuh kami isi dengan jawaban “Ya” karena berdasarkan keterangan 

yang diperoleh dari ibu pasien bahwa anak tidak rewel jika ditinggal ibunya. Oleh 

karena itu, pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek sosialisasi dan kemandirian 

kedua dan skor bertambah menjadi 6.

8. Pengisian kuesioner kedelapan kami lakukan dengan meminta pasien

menunjukkan balok berwarna tertentu yang telah kami siapkan sebelumnya

tanpa bantuan orang lain. Saat kami perintahkan pasien menunjuk balok warna

merah, pasien berhasil menunjuk balok berwarna merah dengan tepat. Begitu

pula dengan balok warna hijau, biru dan kuning, dimana pasien juga dapat

menunjukkan balok berwarna dengan tepat.

Kuesioner kedelapan kami isi dengan jawaban “Ya” karena pasien telah mampu

membedakan warna-warna tertentu dengan tepat. Oleh karena itu pasien 

dinyatakan lulus dalam tes aspek bicara dan bahasa ketiga dan memperolah 

tambahan poin menjadi 7.

9. Pengisian kuesioner kesembilan kami lakukan dengan meminta pasien melompat

dengan satu kaki beberapa langkah tanpa berpegangan. Pasien dengan

semangat segera melompat menggunakan kaki kanannya beberapa langkah

kedepan tanpa terjatuh.

Kuesioner kesembilan kami isi deng an jawaban “Ya” karena pasien berhasil 

melakukan beberapa kali lompatan menggunakan satu kaki dengan baik. Pasien 

dinyatakan lulus dalam tes aspek gerak kasar kedua dan memperoleh poin 

tambahan menjadi 8.

10. Pengisian kuesioner terakhir kami lakukan dengan menanyakan kepada ibu

pasien apaka pasien sudah dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain,

dan ibunya mengatakan bahwa pasien sudah bisa berpakaian sendiri tanpa

bantuan.

Kuesioner terakhir kami isi dengan jawaban “Ya” karena berdasarkan keterangandari ibu pasien bahwa pasien mampu berpakaian secar mandiri tanpa bantuan 

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 4/8

orang lain. Pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek sosialisasi dan kemandirian 

ketiga dan memperoleh tambahan skor menjadi 9.

Setelah kami selesai melakukan beberapa tes kepada pasien sesuai

dengan ceklist KPSP untuk anak usia 5 tahun, kami segera melakukanpenghitungan skor KPSP pasien dengan cara menghitung jumlah jawaban “Ya”,

dan didapatkan  jumlah jawaban “Ya” sebanyak 9 poin. Perolehan poin ini

menandakan bahwa perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S).

Setelah itu kami memberikan pujian kepada ibu pasien karena

perkembangan anak sesuai dengan tahapannya. Namun kami juga menyarankan

kepada ibu pasien untuk rutin melakukan penilaian ulang tiap 6 bulan sekali.

Selain itu kami juga menyarankan kepada ibu pasien untuk memberikan nutrisi

yang cukup bagi anaknya karena pertumbuhan fisik anak tidak sesuai dengan

usianya dan selalu dibaah persentil kelima. Hal ini akan kami bahas lebih

lengkap pada pembahasan rencana pengelolaan dan edukasi.

VII. Rencana Pengelolaan / Edukasi

Dalam bab sebelumnya kami telah menyebutkan diagnosis dan daftar

masalah yang ada pada pasien. Diagnosis banding pasien kami adalah gizi buruk

dan tuberkulosis yang menyebabkan gagal tumbuh pada pasien. Selain itu terdapat

beberapa masalah yang terdapat pada lingkungan pasien yang berkontribusi

terhadap keadaan pasien sekarang, yaitu pasien tinggal di lingkungan yang padat

penduduk, dan rumah dengan pencahayaan dan sirkulasi yang sangat kurang.

Terkait dengan kondisi diatas, kami mengusulkan beberapa rencana

pengelolaan dan edukasi untuk memperbaiki kondisi pasien. Rencana pengelolaan

kami terbagi dalam beberapa bentuk disesuaikan dengan diagnosis banding dan

masalah, antara lain :

1. Pemeriksaan penunjang :Tes tuberkulin

Radiologi

2. Edukasi : Perbaikan gizi dan lingkungan

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 5/8

 

A. Pengelolaan Kasus

1. Tes Tuberkulin

Seperti yang telah diketahui dari anamnesis dan pembahasan, pasien

kami saat berusia 2 tahun pernah didiagnosa tuberkulosis paru dan telah

menjalani pengobatan selama 10 bulan. Meski telah menjalani pengobatan,

ternyata hingga sekarang berat badan pasien kami selalu kurang dari persentil

kelima. Kondisi ini kemungkinan masih berhubungan dengan riwayat pasien yang

pernah menderita tuberkulosis. Hal inilah yang mendasari kami untuk

mengajukan rencana pemeriksaan penunjang dengan tes tuberkulin untuk

mengetahui apakah hasil tes positif yang berarti adanya kemungkinan

tuberkulosis memasuki fase laten atau reaktivasi untuk selanjutnya ditindaklanjuti

dengan pertimbangan apakah perlu untuk dilakukan terapi TB ulang atau tidak.

Tes tuberkulin merupakan tes diagnostik yang telah digunakan secara

luas untuk evaluasi pasien dengan gejala tuberkulosis maupun yang diduga telah

terpapar infeksi tuberkulosis. Prosedur pelaksanaan tes tuberkulin yang

direkomendasikan adalah dengan tes Mantoux. Dosis sebanyak 0,1mL atau 5

Tuberkulin Unit disuntikkan secara intradermal ke bagian volar lengan bawah.

Evaluasi dilakukan 48-72 jam setelahnya oleh orang yang telah terlatih,

dengan menghitung jumlah indurasi disekitar daerah suntukan dan harus

dibedakan dengan eritema.

Interpretasi tes tuberkulin dipertimbangkan berdasarkan kondisi pasien.

Pasien kami merupakan pasien berusia 5 tahun dengan dugaan gizi buruk yang

berarti memiliki resiko tinggi untuk terinfeksi TB. Untuk pasien dengan resiko

tinggi yaitu gizi buruk dan dengan usia 5 tahun atau lebih tanpa menunjukkan

gejala dan tanda tuberkulosis, tes tuberkulin dikatakan positif jika jumlah indurasi

mencapai 15 mm atau lebih (Batra,2011).

2. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis untuk pasien ini dilakukan jika hasil tes tuberkulin

positif. Selain itu, pemeriksaan radiologis juga dapat membantu diagnosis gagal

tumbuh dengan mengamati gambaran tulang pasien.

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 6/8

Rontgen thorax dengan posisis AP dan lateral kanan untuk hasil yang

maksimal bisa dilakukan untuk mengetahui gambaran radiologis pasien. Hasil

yang mungkin didapat untuk kondisi seperti pada pasien kami biasanya adalah

normal atau tidak menunjukkan adanya kelainan. Namun, jika gambaran

menunjukkan adanya nodul diparu, ditambah adanya gambaran cavitas dan efusi

pleura, maka tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa adanya infeksi aktif

tuberkulosis pada pasien. Kemungkinan lain adalah terdapatnya gambaran

serabut putih dan atelektasis yang menunjukkan adanya infeksi inaktif

tuberkulosis pada tubuh pasien. Selain itu, infeksi kronis tuberkulosis juga

mungkin dialami pasien kami. Gambaran rontgen thorax yang mungkin didapat

 jika ada infeksi kronis adalah pneumothorax dan adanya desakan jantung

(Munoz,2007).

Gambaran tulang pasien juga bisa diamati utnuk mengetahui apakah

gambaran tulang anak sesuai dengan usia anak. Pada anak dengan diagnosis

gagal tumbuh, maka gambaran tulangnya tidak sesuai dengan usianya. Tulang

pasien yang gagal tumbuh akan sama dengan tulang anak normal yang berusia

 jauh lebih muda dibanding usia pasien (Chiesa,2011).

3. Skoring Diagnosis Tuberkulosis

B. Edukasi

1. Perbaikan Gizi

Pasien kami merupakan pasien gizi buruk dengan pertumbuhan fisik

yang lebih lambat dibanding dengan anak seusianya. Hal utama yang harus

dilakukan adalah memberikan asupan gizi yang cukup sehingga

pertumbuhan yang optimal dan sesuai dengan perkembangan usianya dapat

tercapai. Ibu pasien mengaku bahwa nafsu makan anak bagus, namun yang

perlu diperhatikan adalah apakah komposisi nutrisi yang diberikan ibu pasien

sudah seimbang atau tidak. Jika tidak, maka diperlukan edukasi kepada

orang tua pasien untuk memberikan nutrisi yang seimbang untuk anaknya.

Komposisi nutiri ideal yang harus diberikan untuk makronutrien adalah

16% protein, 35% lemak, dan 44-65% karbohidrat. Contoh kombinasi

makanan yang bisa diberikan yang sesuai dengan komposisi ideal diatas

adalah pemberian susu sapi 110 g, minyak sayur 70g, dan air 900mL. Orang

tua bisa memberikan tambahan makanan seperti daging, keju, kacang

kedelai atau biji-bijian lain. Susu bubuk tingggi kalori (sekitar 1kcal/mL) juga

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 7/8

bisa diberikan tiap harinya. Selain itu, tambahan multivitamin dan suplemen

mineral juga dapat diberikan terutama besi dan zinc yang sangat diperlukan

untuk anak dengan gizi kurang .

Energi yang dibutuhkan untuk anak berusia 5 tahun adalah sekitar 90kcal/kg BB/hari. Jumlah itu harus dicukupi oleh orang tua untuk pertumbuhan

anak yang optimal. Jika orang tua mengalami kesulitan untuk menghitung

dan menentukan nutrisi apa saja yang harus diberikan kepada anak tiap

harinya, orang tua bisa berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter

(Holvey,2009).

2. Perbaikan Kondisi Lingkungan

Seperti yang telah diketahui dari anamnesis, pasien kami tinggal di

dalam rumah dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang sangat kurang.

Selain itu pasien juga tinggal di lingkungan yang cukup padat karena antara

satu rumah dengan rumah lainnya saling berhimpitan. Kondisi-kondisi diatas

tentu sangat meningkatkan resiko timbunya beberapa penyakit, terutama

penyakit infeksi seperti tuberkulosis yang pernah diderita pasien. Koloni

mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang sulit hidup di lingkungan

dengan banyak cahaya dan sirkulasi udara yang baik. Namun jika kondisi

lingkungan gelap dan lembab, tentu akan meningkatkan resiko

menumpuknya jumlah koloni bakteri yang sewaktu-waktu bisa terhirup oleh

penghuni rumah yang bisa menimbulkan infeksi.

Pencegahan terhadap infeksi bisa dilakukan dengan memperbaiki

kondisi rumah pasien dengan menambah pencahayaan terutama dari sinar

matahari di dalam rumah, dan membuat beberapa ventilasi udara atau sering

membuka jendela supaya sirkulasi udara baik. Jika pencahayaan dan

sirkulasi udara baik, maka resiko terkena infeksi bisa diminimalisir dengan

baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chiesa, Antonia. 2011. CURRENT Diagnosis & Treatment Pediatrics 20th Edition.

New York : McGraw Hill

2. Batra, Vandana. 2011. Medscape Reference : Drugs, Diseases and Procedures .

New York : WebMD LLC

3. Holvey, David N. 2009. The Merck Manual. New York : Merck & CO, Inc

5/17/2018 kpsp n tatalaksana - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kpsp-n-tatalaksana 8/8

 

4. Munoz, Flor. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 19th Edition. Philadhelpia :

Saunders