Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
-
Upload
dodi-faedlulloh -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
1/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
0
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
2/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
1
BAB I
INTRODUKSI
Semacam Latar Belakang
Bila berbicara mengenai koperasi tidak sedikit dari
masyarakat kita yang masih salah paham. Baik itu secara definisi
koperasi, prinsif sampai dengan implementasinya. Harus diakuibahwa perkoperasian di Indonesia memang belum lah begitu besar
seperti koperasi-koperasi di negara lain. Mayoritas masyarakat
selalu mengasumsikan koperasi hanyalah sebagai unit usaha kecil
bagi orang kecil dan selamanya akan terus kecil. Koperasi dilihat
hanya sebagai kegiatan mikro organisasi saja atau sebagai bentuk
perusahaan biasa seperti halnya persero kapitalis atau bisnis miliknegara. Sungguh disayangkan kesalah-pahaman ini begitu terus
mengakar dalam benak masyarakat sehingga menyebabkan ke-
ogahan masyarakat untuk mengenal lebih dekat dengan koperasi.
Padahal bila koperasi dipahami secara mendalam ternyata memiliki
dimensi yang lebih kompehenrensif, baik itu makro-ideologi, mikro
organisasi, sebagai gerakan perubahan sosial (social change
movement) maupun ruang individualita. Penyebab ketidak-tahuan
masyarakat akan koperasi secara detail memang perlu diakui karena
faktor kurangnya sosialisasi pendidikan koperasi yang sejati bagi
masyarakat dan ini pun tak luput dari keberhasilan pemerintahan
orde baru yang mengkerdilkan makna dan nilai-nilai koperasi yang
terus terbawa sampai sekarang.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
3/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
2
Hasil poling yang pernah dilakukan oleh KOPKUN (Koperasi
Kampus Unsoed) pada Bulan Desember 2009 sampai Januari 2010
dengan pertanyaan yang mendasar Apa itu Koperasi ?
memperlihatkan bahwa 60,9% dari 156 orang dari mahasiswa dan
umum menjawab koperasi sebagai kumpulan modal (capital based
association) sedangkan sisanya, 39,1% menjawab secara benar
koperasi sebagai kumpulan orang1. Hal ini cukup memperlihatkan
dengan tegas kalau kesalah-pahaman masyarakat sudah menjalar
kemana-mana bahkan mahasiswa yang dimana selalu dianggap
sebagai generasi intelektual juga malah ikut terjerumus dalam
kesalah pahamanan tersebut. Ironis.
Seperti yang telah diketahui bahwa pembangunan nasional
kini menghadapi situasi yang sulit di sektor perekonomian.
Tantangan ini diperparah oleh krisis ekonomi yang pernah dialamibangsa kita yang semakin memperburuk keadaan perekonomian
masyarakat, khusunya masyarakat kecil. Sejatinya bangsa kita telah
memiliki solusi yang merupakan warisan founding father yaitu
berupa membangun perusahaan koperasi sebagai lembaga ekonomi
rakyat yang mempunyai sifat self help and reliance organization.
Indikator kemajuan sebuah negara demokrasi diantaranya
yaitu tingginya tingkat partisapasi masyarakat dalam setiap bidang
termasuk didalamnya yaitu partisapasi dalam bidang ekonomi.
Tingkat partisipasi masyarakat akan sangat ditentukan oleh
kemampuan dan kesempatan yang dimiliki oleh mereka secara
1 KOPKUN : 2010 hal 15
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
4/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
3
merata. Relevansi partisipasi masyarakat tentu akan bergantung
dengan pemahaman masyarakat terhadap apa yang akan
digelutinya. Maka dari itu menjadi sebuah PR besar bagi kita semua,
bila pemahaman koperasi juga masih banyak yang salah kaprah
bagaimana bisa partisipasi masyarakat yang akan menggeluti dunia
perkoperasian meningkat ?.
Globalisasi merupakan hal yang tak bisa terbantahkan untuk
konteks kekinian. Fenomena globalisasi tak sekedar menjadiwacana yang diperdebatkan dalam diskursus publik, melainkan
sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh sebagian besar
Negara2. Sekarang seluruh umat manusia tidak lagi tersekat dan
dibatasi oleh hanya garis teritorial. Walau di lain tempat satu sama
lain bisa saling berjejaring dan berhubungan. Bahkan karena adanya
arus globalisasi yang begitu kuat tentu sesuatu yang terjadi disatutempat bisa berdampak juga secara global. Contohnya beberapa
waktu lalu saat krisis global yang awalnya mengerogoti Amerika
Serikat juga berdampak belahan dunia lain termasuk negeri kita
tercinta, Indonesia. Bahkan dampaknya telah sampai ke pelosok-
pelosok desa dan begitu menghancurkan patron ekonomi desa.
Seperti harga TBS (tandan buah segar) dan CPO merosot tajam
sampai nilai Rp.150/kg yang sebelumnya rata-rata diatas
Rp.2000an/kg. dilain pihak harga downstream product-nya seperti
2 Nasution : 2008
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
5/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
4
minyak goreng, margarine dan produk turunan lainnya yang dikuasai
pemodal besar relatif stabil dan bahkan cenderung naik3.
Globalisasi memang multidimensi namun tampaknya
globalisasi ekonomi lah yang selalu menghegemoni di belahan dunia
manapun. Dampaknya begitu terlihat nyata dan sangat terasa.
Koperasi merupakan salah satu bagian dari penyelenggara
perekonomian yang kini dihadapkan pada tantangan jangka panjang
dunia yang semakin liberal dan kapitalsitik. Yang harus dihadapi olehkoperasi tiada lain adalah raksasa-raksasa kapitalisme semacam
Mutinational dan Transnational Corporation(TNCs /MNCs) serta
lembaga-lembaga keuangan dan perdagangan dunia seperti
International Monetery Fund (IMF), World Bank, World Trade
Organization(WTO).
Globalisasi memang tak akan jauh dari dari arus kapitalisme
dan liberalisasi. Adanya globalisasi memperlihatkan pada dunia
tentang kontradiksi dan ketimpangan yang begitu mencolok yaitu
yang kaya semakin kaya yang miskin terus menerus menjadi miskin
dan semakin miskin. Globalisasi memang menjadikan mayoritas
masyarakat tak berpunya didominasi oleh minoritas masyarakat
berpunya. Pasar bebas (free market) sebagai topangan hidup
kepentingan dari kapitalisme mendikte segala bentuk kehidupan
masyarakat, dan termasuk dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Koperasi yang sejatinya terlahir pertama kali di dunia
3Burhamzah, Insanial. 2009. Modal sosial Bangsa Untuk Menjawab
Tantangan Sektor Riil & UKM dalam http://www.dekopin.coop/.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
6/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
5
juga didorong oleh faktor kesengsaraan masyarakat karena
keganasan kapitalisme tentu seharusnya bisa menjadi solusi guna
mengalahkan kapitalisme, apalagi untuk negara kita yang sejatinya
mayoritas penduduknya adalah pembenci penindasan.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
7/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
6
BAB II
KOPERASI, TAK KENAL MAKA KENALILAH
Konsep Koperasi (Sejati)
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bersatu
secara sukarela dan otonom dalam rangka mencukupi kebutuhan
dan aspirasi sosial, ekonomi dan budaya secara bersama melaluiusaha yang dimiliki bersama dan dikelola secara demokratis. Titik
tekan dari definisi itu adalah koperasi sebagai kumpulan orang atau
people based association.4
Definisi di atas memang masih definisi yang minimal. Bukan
definsi yang tuntas dan rigid. Namun definisi di atas setidaknya
menekankan pada empat hal, sebagai berikut:
1. Koperasi adalah otonom, artinya sejauh mungkin dalam
koperasi bebas dari intervensi pemerintah ataupun swasta
dalam menyelenggarakan aktivitasnya.
2. Koperasi adalah kumpulan orang, hal ini berarti bahwa
koperasi memiliki kebebasan untuk mendefinisikan dirinyasebagai jenis koperasi tertentu yang sesuai dengan
kebutuhan anggota-anggotanya yang berkumpul dan
berserikat itu.
4 KOPKUN ; 2010 hal 15.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
8/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
7
3. Sukarela, bahwa keanggotaan koperasi didasari atas
keinginan individu bukan paksaan orang atau lembaga
tertentu. Juga bukan sebuah keanggotaan yang bersifat
otomatis.
4. Anggota berkumpul dalam rangka mencukupi kebutuhan
sosial, ekonomi dan budaya berarti bahwa koperasi bukan
semata mengelola usaha, melainkan juga memedulikan
aspek sosial-budaya. Inilah yang membedakan koperasi
dengan badan usaha lainnya.5
Dari penekanan definisi di atas memperlihatkan betapa mulianya
koperasi. Namun sayangnya masih banyak yang tidak
mengetahuinya secara mendalam adapun justru yang ada adalah
mereka orang-orang yang menyelewengkan makna dari koperasi.
Meluruskan Kembali Kesalah-Pahaman
Kehadiran koperasi di Indonesia tercermin dalam Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) dengan penjelasannya, bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai itu adalah koperasi.Bunyi seperti ini mungkin saja pernah kita dengar saat kita masih
duduk dibangku sekolah dasar atau saat sekolah menengah
pertama. Namun terkait seluk beluknya tidak banyak dari
masyarakat yang mengetahui dan memahaminya.
5 Ibid
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
9/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
8
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya
menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat kita yang terjebak
dalam kesalah pemahaman mengenai perkoperasian. Hal mendasar
berupa titik tekan dari definisi koperasi pun masih didominasi oleh
masyarakat yang menyatakan bahwa koperasi itu adalah sekedar
kumpulan modal (capital based association). Bahkan lebih tragis
beberapa teman penulis sempat mengeluarkan statement bahwa
koperasi itu bagian dari kapitalisme.
Koperasi tidak hanya sekedar badan usaha namun juga
didalamnya terdapat kekuatan ideologis yang kuat. Tujuannya pun
begitu mulia yaitu mempebaiki dan memperkuat kondisi usaha
pemodal atau memenuhi kepentingan ekonomi pemodal (anggota).
Seperti awal mula lahirnya koperasi di Inggris yang dimana saat itu
dua puluh delapan buruh tenun pada sebuah pabrik tekstil di
Rochdale mendirikan koperasi untuk memperbaiki kualitas hidup
mereka yang memprihatinkan karena adanya revolusi industri yang
memunculkan kesenjangan antara kelas borjuis (para majikan dan
pemilik pabrik) dan proletar (para buruh). Berberda dengan tujuan
korporasi yang hanya ingin sekedar memperolah keuntungann
sebesar-besarnya bagi pemilik modal saja. Begitu juga dalamkepemilikan, koporasi hanya dimiliki oleh segelintiran pemilik saham
saja yang menetukan hak suaranya dalam korporasi (one share one
vote) dan saham pun diperjual belikan berbeda dengan koperasi
yang dimana tanggung jawab semua anggota sama, saham tidak
menetukan besarnya hak suara (one man one vote) dan saham pun
tidak diperjual belikan.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
10/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
9
Untuk memperjelas perbedaan diantara kedauanya
(koperasi dan korporasi) penulis mencantumkan bagan perbedaan
mendasar koperasi dengan badan usaha lainnya, misal perusahaan
swasta atau perseroan terbatas, sebagai berikut:
Tabel : Perbedaan dari Corporation dan Cooperative
No. Dimensi Swasta(Corporation)
Koperasi(Cooperative)
1. Basisorganisasi
Berbasis modal Berbasis orang
2. Pemilik Perseorangan Seluruh anggota
3. Orientasi Profit bagi pemodal Manfaat bagianggota
4. Kebijakantertinggi
Pemegang sahamterbanyak
Rapat AnggotaTahunan
5. Hak suara One share one vote One man one vote
6. Keuntungan Ke pemodal Ke seluruh anggota
7. Peran modal Penentu (master) Pembantu (servant)
8. Arah kebijakan Atas ke bawah (top-down)
Bawah ke atas(bottom-up)
9. Pengelolaan Sentralistik Demokratis
10. Ruang gerak Semata ekonomi Sosial, ekonomi &budaya
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
11/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
10
Dari sini semakin memperjelas substansi dari dimensi-
dimensi yang dimiliki oleh koperasi yang membedakannya dengan
korporasi. Koperasi mendasarkan diri pada asosiasi sukarela
individu (people based association). Modal dalam koperasi hanya
bersifat sebagai pembantu, bukan penentu. Hal ini ia buktikan bahwa
proses pengambilan keputusan di koperasi menganut prinsip one
man one vote, berbeda dengan itu perusahaan kapitalis menganut
one share one vote. Dalam konteks lain, koperasi memberikan
redistribusi ekonomi dalam bentuk economic patrone refundyang
teknisnya disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Sedangkan perusahaan
kapitalis jelas berorientasi profit dimana keuntungan tidak
dikembalikan kepada konsumen melainkan kembali pada para
pemilik modal (investor). Disini diharapkan tidak ada lagi statement
ceroboh yang mengatakan bahwasanya koperasi itu sebagian dari
kapitalisme.
Urgensi Pelaksanaan Prinsip-prinsip Koperasi Universal
Prinsip-prinsip koperasi merupakan pedoman dalam
mengacu perkumpulan koperasi sesuai dengan nilai-nilai dasar
koperasi. Hal ini menjadi penting guna sebagai dasar bagiperundang undangan koperasi. Prinsip koperasi layaknya jantung
didalam tubuh manusia, tanpa adanya prinsip koperasi maka
koperasi pun akan mati. Prinsip inilah juga yang lagi-lagi
membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya. Prinsip-prinsip
koperasi beradaptasi mengikuti perkembangan zaman jadi
senantiasa dikaji terus menerus secara dinamis dan jika diperlukan
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
12/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
11
dikoreksi. Sampai akhirnya pada 1995 pada forum International
Cooperative Alliance (ICA) di Inggris, ditetapkanlah tujuh prinsip
koperasi yang sejati, sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Koperasi merupakan perkumpulan sukarela dan terbuka
bagi semua orang yang mampu menggunakan jasa-jasanya dan
bersedia menerima tanggungjawab keanggotaan tanpa diskriminasi
berdasar jenis kelamin, status sosial-ekonomi, afiliasi politik,
pandangan ideologi, ras, agama6
dan berbagai perbedaan-
perbedaan lainnya.
Dalam konteks praktek perkoperasian di Indonesia muncul
ketidak konsistenan. Bisa dilihat di sekitar kita masih banyak
koperasi-koperasi yang bersifat ekslusif. Mayoritas koperasi-kopersiyang muncul masih sangat terbatas bagi kelompok-kelompok
tertentu.
Dari sistem keanggotaannyapun juga terjadi secara tidak
sukarela atau atas dasar kehendaknya secara bebas. Biasanya
pada koperasi yang demikian sistem keanggotaannya terjadi secara
otomatis. Oleh karena itu guna melaksanakan koperasi yang terbuka
perlu adanya proses defungsionalisasi koperasi yang telah menjalar
dalam tubuh perkoperasian di Indonesia.
6 Nasution : 2008
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
13/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
12
2. Kontrol oleh anggota secara demokratis
Kata demokrasi sejatinya memiliki makna yang cukupkompleks. Demokrasi dalam koperasi merupakan suatu tugas yang
panjang, sulit dan bernilai tinggi. Demokrasi juga sangat
berpengaruh dalam hidup dan matinya koperasi.
Koperasi adalah perkumpulan demokratis yang dikendalikan
oleh anggotanya melalui partisipasi dalam menetapkan kebijakan-
kebijakan koperasi. Dalam koperasi primer anggota-anggota
mempunyai hak suara sama (satu anggota satu suara) dan koperasi
pada tingkat lain diatur secara demokratis7.
3. Partisipasi ekonomi anggota
Anggota-anggota menyumbang secara adil dalam
penyertaan modal mereka. Dalam konteks itu, biasanya anggota
menerima kompensasi yang terbatas terhadap modal. Sedangkan
pembagian keuntungan berupa Sisa Hasil Usaha atau SHU
didasarkan pada prinsip keadilan yakni sesuai dengan tingkat
partisipasi (transaksi) yang bersangkutan8. Partsipasi anggota juga
sangat tergantung dengan loyalitas anggota dalam memakmurkan
koperasinya. Maka dari itu anggota koperasi dituntut untuk terus
setia dalam beraktifitas dengan koperasinya. Koperasi membagi
keuntungan usaha dengan perimbangan: untuk pengembangan
7Ibid
8 Ibid
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
14/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
13
koperasi, untuk dana cadangan, untuk pendidikan dan sisa yang
dibagikan kepada anggota.
4. Otonomi dan Kebebasan
Koperasi bersifat otonom yang merupakan perkumpulan
dalam rangka menolong diri sendri dan dikendalikan oleh
anggotanya. Bila mengadakan kesepakatan-kesepakatan dengan
pihak lain, maka harus diketahui dan dikendalikan oleh anggota
serta tetap mempertahakan keotonomiannya. Koperasi di semua
negeri akan sangat terpengaruh oleh kebijakan negara. Pemerintah
menentukan kerangka hukum dimana koperasi dapat berfungsi di
dalamnya. Dalam kebijakan perpajakan, ekonomi dan sosial,
pemerintah dapat sangat membantu atau merusak, tergantung
bagaimana tingkat intervensi mereka terhadap koperasi. Karena
alasan tersebut setiap koperasi harus waspada dalam
mengembangkan hubungan-hubungan terbuka dan jelas dengan
pemerintah.
Namun akan menjadi koperasi yang sangat ideal apabila
koperasi benar-benar dilaksanakan dalam artian otonomi yang
sebenar-benarnya, tanpa pengaruh intervensi manapun dari pihakluar termasuk didalamnya terkait dengan modal koperasi. Koperasi
akan berdiri secara elegan apabila modal yang didapat berupa
modal kolektif dari para anggota.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
15/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
14
5. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi
Koperasi menyenggarakan pendidikan dan pelatihan bagianggota-anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer dan karyawan
sehingga mereka dapat memberikan informasi kepada masyarakat
umum, khususnya orang-orang muda dan para pembentuk opini
(opinion leader) mengenai sifat dan kemanfaat kerjasama.
Prinsip inilah yang masih jarang dilaksankan secara
sungguh-sungguh oleh koperasi-koperasi kita di Indonesia.Sehingga memunculkan para anggota yang pasif dan justru tidak
mengerti sama sekali tentang koperasi yang sejati. Oleh karena itu
demi memperoleh predikat koperasi asli nan sejati para pengurus
koperasi jangan sampai mengabaikan sektor pendidikan bagi para
anggotanya.
6. Kerjasama Diantara Koperasi
Dengan adanya prinsip ini koperasi akan lebih mampu
memberikan pelayanan yang paling efektif kepada para anggota dan
memperkuat gerakan koperasi. Adapun jalan yang digunakan
dengan cara bekerjasama melalui struktur-struktur lokal, nasional,
regional dan internasional.
Kerjasama antarkoperasi ini bisa berbentuk federasi atau
langsung antarkoperasi dalam menyelenggarakan aktivitas tertentu,
misalnya proses pembelian barang bersama (join buying) yang akan
mengefisienkan biaya operasional. Hal ini biasanya terjadi di
koperasi konsumsi yang dimana pembelian dalam jumlah besar
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
16/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
15
akan lebih menguntungkan daripada membeli barang secara
terbatas dan sendiri-sendiri.
Dalam tantangan globalisasi koperasi dipacu tidak untuk
bisa bekerja sama dalam struktur internasional. Hal ini bukan suatu
hal yang mustahil. Melihat perkembangan-perkembangan koperasi
di dunia saat ini prinsif ke enam ini sangat memungkinkan untuk
dilakukan. Namun untuk konteks Indonesia, kita memang masih
belum mampu, jangankan internasional dalam tingkatan nasionalsaja bentuk kerja sama belum begitu terjalin. Tapi sekali lagi ini
sama sekali bukan suatu hal yang tidak mungkin.
7. Kepedulian terhadap komunitas
Dalam prinsip ini mewajibkan koperasi yang sejati
senantiasa mempunyai tanggungjawab khusus untuk menjaminbahwa pembangunan komunitasnya dalam konteks sosial, ekonomi
dan budaya yang berkesinambungan. Koperasi mempunyai
tanggungjawab untuk bekerja secara meyakinkan bagi perlindungan
lingkungan bagi komunitasnya.
Bentuk tanggungjawab tersebut termasuk didalamnya
adalah peduli terhadap lingkungan hayati (ekologi). Koperasi yang
berdiri di lingkungan tertentu tidak mengganggu bahkan merusak
lingkungannya. Selain itu juga peduli terhadap budaya komunitasnya
dimana koperasi berperan untuk menyuntikan gaya hidup yang baik
dan berkelanjutan demi masa depan manusia dan peradaban di
dunia ini.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
17/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
16
Ketujuh prinsip di atas sekali lagi bukanlah ayat suci yang
tak dapat direvisi. Dengan tingkat kemajuan dan perubahan sosial,
sangat memungkinkan untuk menambah prinsip tersebut agar
koperasi dapat hidup di tengah-tengah masyarakat tanpa
meninggalkan nilai-nilai khasnya. Dalam prakteknya, beberapa kali
terjadi revisi (pengurangan-penambahan) terhadap prinsip tersebut.
Sampai akhirnya pada tahun 1995 pada forum ICA itu, tujuh prinsip
seperti di atas adalah yang sampai saat ini dianggap mencukupi dan
dapat diberlakukan di berbagai negara.
Dari ketujuh prinsif di atas sedikit banyak telah merefleksikan
koperasi ideal yang patut disosialisaikan kepada masyarakat umum
agar tidak ada lagi kesalah pahaman masyarakat mengenai
substansi koperasi yang sejati. Untuk memperjelas perbedaan dari
koperasi semu (koperasi yang tidak menjalankan prinsip-prinsipkoperasi) dengan koperasi sejati di bawah ini penulis mencantumkan
tabel perbedaannya.
Tabel : Perbedaan Antara Koperasi Semu dan Koperasi Sejati
No Koperasi Semu Koperasi Sejati
1 Keanggotaan bersifat terbatasdan otomatis (adanyapemaksaan)
Keaggotaan bersifatsukarela dan terbuka
2 Kontrol oleh pengurus, anggotapasif.
Kontrol oleh anggota secarademokratis
3 Partipasi ekonomi anggotatidak loyal.
Partisipasi ekonomi anggotaloyal.
4 Koperasi diintervensi dansangat tergantung denganpihak luar (pemodal atau
Koperasi bebas dan otonom
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
18/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
17
pemerintah).5 Pendidikan dan pelatihan
koperasi tidak berjalan
Pendidikan dan pelatihan
koperasi dilaksanakan6 Kerjasama diantara koperasitidak terjalin
Kerjasama diantara koperasimelalui struktur-strukturlokal, nasional, regional daninternasional.
7 Koperasi tidak peduli dengankomunitas lingkungannya.
Koperasi sejati mempunyaitanggungjawab terhadapkomunitas lingkungannya
Data diolah oleh penulis.
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Koperasi
di Indonesia
Penulis melakukan analisis SWOT terhadap eksistensi
koperasi di Indonesia. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
internal Strengths dan Weackness serta lingkungan eksternal
opportunitiesdan threats. Sehingga, analisis SWOT pada dasarnya
merupakan perbandingan antara faktor internal kekuatan (strength)
dan kelemahan (weackness) dengan faktor eksternal peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
Sebenarnya penulis mengakui bahwa melakukan analisis
SWOT terhadap keseluruhan koperasi akan cukup beresiko. Resiko
tersebut berupa kekhawatiran analisis akan terjebak dalam
generalisasi. Generelisasi menjadi cukup beresiko karena melihat
secara jumlah dan bentuk koperasi yang begitu luas dan berbeda-
beda. Jenis pelayanannya atau sampai spectrum cakupan geografis
pelayanan koperasi yang lebar, dari satu desa ke semua wilayah
Negara.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
19/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
18
Akan tetapi hemat penulis tak ada salahnya bila
menganalsis koperasi secara keseluruhan. Bisa diambil manfaatnya
sebagai indikasi tentang masalah yang dihadapi oleh koperasi yang
bersangkutan. Berikut adalah hasil analisis yang berasal dari analisis
penulis yang masih bersifat subjektif, jadi hasil ini masih sangat
terbuka untuk dikritisi.
Kekuatan (strength) yang pertamaadalah jumlah koperasi
itu sendiri yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dengan jumlah yang sedemikian banyaknya tentu akan berpotensi dalam
menggalangakan kekuatan-kekuatan koperasi di Indonesia. Kedua,
begitu banyaknya lahan peluang usaha yang bisa di garap
berdasarkan prinsif koperasi. Ketiga, perlu diakui pelayanan koperasi
masih sangat dibutuhkan terutama koperasi simpan pinjam dan
koperasi pertanian. Keempatyaitu masih banyaknya para pegiat danaktivis koperasi yang memiliki kualitas, loyalitas dan semangat yang
tinggi.
Bila berbicara kelemahan (weakness) harus diakui secara
terbuka untuk konteks di Indonesia masih relatif kompleks. Pertama,
yakni tingkat pemahaman anggota, pengurus dan pengawas
maupun manajemen yang masih kurang baik tentang jati diri
koperasi yang menyangkut definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang diakui (kesalah pahaman koperasi). Pemahaman yang kurang
ini menjadikan banyak praktek koperasi yang keluar dari koridor
koperasi. Kedua, yaitu keterjebakan koperasi kita dalam kultur top-
down. Dimana penentuan dari berbagai keputusan di kopersi itu
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
20/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
19
masih tidak otonom dan banyak pihak luar yang turut
mengintervensinya. Ketiga yaitu cendrung kurang memadainya
pelayanan koperasi yang diberikan kepada anggota dan masyarakat.
Keempat, tidak begitu concernterhadap penelitian, pengembangan,
pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan organisasi dan
penciptaaan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan. Kelima, masih
lemahnya jaringan kerjasama antara koperasi dan intansi
pemerintah serta lembaga swasta dan badan usaha lainnya.
Keenamyaitu kurangnya sosialisasi dan promosi koperasi.
Keadaan yang bisa menjadi ancaman (threats) yaitu
terbelenggunya kondisi negara kita oleh krisis ekonomi. Kemudian
adanya permasalahan struktural yang tercipta dari implementasi
sistem dan kebijakan makro yang tidak demokratis. Sistem ekonomi
dan politik yang tidak demokratis dan tidak berkeadilan. Intervensikekuasaan yang biasanya demikian kepentingan status quo, serta
intervensi lain yang biasanya dilakukan demi kegiatan politik praktis
para pencari kekuasaan (power seeker). Masalah ini juga didampingi
dengan kurangnya kemauan dan ketidak pedulian pemerintah
terhadap masalah yang dihadapi oleh koperasi. Kemudian keadaan
lain yang bisa menjadi ancaman adalah gejala global yang
membesar-besarkan konsep persaingan dan semakin mengetalnya
sifat individualisme dan hedonisme menjadikan koperasi turut pula
mengalami keterpurukan. Masih berlakunya peraturan-peraturan
warisan orde baru yang menghambat koperasi juga cukup bisa
menjadi ancaman yang harus dihadapi.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
21/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
20
Adanya globalisasi yang mempunyai dampak buruk ternyata
bisa dijadikan sebagai suatu peluang (opportunities). Setidaknya
dengan adanya globalisasi dapat menjadi stimulant kerja sama
regional bahkan internasional yang dapat dilakukan oleh koperasi.
Dampak positif globalisasi lain yakni begitu pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan ini tentu bisa dijadikan peluang
guna meningkatkan kinerjanya baik itu dalam hal manajemen,
pelayanan, pemasaran, kerja sama dan yang lainnya. Selanjutnya
hal yang dianggap peluang yaitu masih dirasa pentingnya peran
koperasi dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
22/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
21
BAB III
OUTRO
Strategi Pemberdayaan Koperasi di Era Globalisasi
Penulis melakukan analisis SWOT terhadap eksistensi
koperasi di Indonesia. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
internal Strengths dan Weakness serta lingkungan eksternal
opportunitiesdan threats. Sehingga, analisis SWOT pada dasarnya
merupakan perbandingan antara faktor internal kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) dengan faktor eksternal peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
Dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengakui bahwa
melakukan analisis SWOT terhadap keseluruhan koperasi akan
cukup beresiko. Resiko tersebut berupa kekhawatiran analisis akan
terjebak dalam generalisasi. Generelisasi menjadi cukup beresiko
karena melihat secara jumlah dan bentuk koperasi yang begitu luas
dan berbeda-beda. Jenis pelayanannya atau sampai spectrumcakupan geografis pelayanan koperasi yang lebar, dari satu desa ke
semua wilayah negara.
Akan tetapi hemat penulis tak ada salahnya juga bila harus
menganalsis koperasi secara keseluruhan. Hal ini bisa diambil
manfaatnya sebagai indikasi tentang masalah yang dihadapi oleh
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
23/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
22
koperasi yang bersangkutan. Berikut adalah hasil analisis yang
berasal dari analisis penulis yang masih bersifat subjektif, jadi hasil
ini masih sangat terbuka untuk dikritisi.
Kekuatan (strength) yang pertamaadalah jumlah koperasi
itu sendiri yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dengan
jumlah yang sedemikian banyaknya tentu akan berpotensi dalam
menggalangakan kekuatan-kekuatan koperasi di Indonesia. Kedua,
begitu banyaknya lahan peluang usaha yang bisa di garapberdasarkan prinsif koperasi. Ketiga, perlu diakui pelayanan koperasi
masih sangat dibutuhkan terutama koperasi simpan pinjam dan
koperasi pertanian. Keempatyaitu masih banyaknya para pegiat dan
aktivis koperasi yang memiliki kualitas, loyalitas dan semangat yang
tinggi.
Bila berbicara kelemahan (weakness) harus diakui secara
terbuka untuk konteks di Indonesia masih relatif kompleks. Pertama,
yakni tingkat pemahaman anggota, pengurus dan pengawas
maupun manajemen yang masih kurang baik tentang jati diri
koperasi yang menyangkut definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang diakui (kesalah pahaman koperasi). Pemahaman yang kurang
ini menjadikan banyak praktek koperasi yang keluar dari koridor
koperasi. Kedua, yaitu keterjebakan koperasi kita dalam kultur top-
down. Dimana penentuan dari berbagai keputusan di kopersi itu
masih tidak otonom dan banyak pihak luar yang turut
mengintervensinya. Ketiga yaitu cendrung kurang memadainya
pelayanan koperasi yang diberikan kepada anggota dan masyarakat.
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
24/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
23
Keempat, tidak begitu concernterhadap penelitian, pengembangan,
pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan organisasi dan
penciptaaan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan. Kelima, masih
lemahnya jaringan kerjasama antara koperasi dan intansi
pemerintah serta lembaga swasta dan badan usaha lainnya.
Keenamyaitu kurangnya sosialisasi dan promosi koperasi.
Keadaan yang bisa menjadi ancaman (threats) yaitu
terbelenggunya kondisi negara kita oleh krisis ekonomi. Kemudianadanya permasalahan struktural yang tercipta dari implementasi
sistem dan kebijakan makro yang tidak demokratis. Sistem ekonomi
dan politik yang tidak demokratis dan tidak berkeadilan. Intervensi
kekuasaan yang biasanya demikian kepentingan status quo, serta
intervensi lain yang biasanya dilakukan demi kegiatan politik praktis
para pencari kekuasaan (power seeker). Masalah ini juga didampingidengan kurangnya kemauan dan ketidak pedulian pemerintah
terhadap masalah yang dihadapi oleh koperasi. Kemudian keadaan
lain yang bisa menjadi ancaman adalah gejala global yang
membesar-besarkan konsep persaingan dan semakin mengetalnya
sifat individualisme dan hedonisme menjadikan koperasi turut pula
mengalami keterpurukan. Masih berlakunya peraturan-peraturan
warisan orde baru yang menghambat koperasi juga cukup bisa
menjadi ancaman yang harus dihadapi.
Adanya globalisasi yang mempunyai dampak buruk ternyata
bisa dijadikan sebagai suatu peluang (opportunities). Setidaknya
dengan adanya globalisasi dapat menjadi stimulant kerja sama
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
25/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
24
regional bahkan internasional yang dapat dilakukan oleh koperasi.
Dampak positif globalisasi lain yakni begitu pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan ini tentu bisa dijadikan peluang
guna meningkatkan kinerjanya baik itu dalam hal manajemen,
pelayanan, pemasaran, kerja sama dan yang lainnya. Selanjutnya
hal yang dianggap peluang yaitu masih dirasa pentingnya peran
koperasi dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.
Strategi Pemberdayaan Koperasi di Era Globalisasi
Sampai detik ini kita harus mengakui dengan lapang dada
bahwa kita akan merasa sangat kesulitan untuk menemukan contoh-
contoh koperasi yang ideal di Indonesia. Dapat dimaklumi koperasi
saat ini belum banyak mengangkat keunggulannya sebagai sebuah
bangun perusahaan yang berkualitas di bandingkan dengan
perusahaan atau badan usaha lainnya. Kebanyakan dari koperasi
kita menjalankan praktek-praktek yang tak ada bedanya dengan
perusahaan berbasiskan modal yang kapitalsitik. Peran pengurus
koperasi seakan tak jauh berbeda seperti owner di dalam
perusahaan-perusahaan berbasis modal Anggota pasif dan tak lebih
hanya sebagai konsumen dan obyek saja. Maka dari itu perlu ada
perombakan-perombakan total dan perubahan yang berarti yang
dibalut dengan strategi-strategi khusus dalam permasalahan ini
apalagi dihadapkan dengan desakan-desan globalisasi yang terus
menerus mencengkram.
Berbicara terkait dengan strategi pembedayaan memang
akan cukup kompreherensif apalagi bila konteksnya adalah
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
26/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
25
menghadapai globalisasi. Maka dari itu penulis hanya akan
memaparkan strategi yang sejatinya lebih bersifat mendasar namun
urgensitasnya tinggi. Pertama yaitu implementasikan otonomi
koperasi. Sejauh mungkin dari intervensi pemerintah harus
dihindarkan. Kita dapat belajar dari sejarah seperti saat di masa
Orde Baru. Peranan pemerintah saat itu dalam pengembangan
koperasi begitu cukup besar ,baik dalam penciptaan iklim maupun
dalam penyediaan fasilitas, dan ini telah menciptakan sikap
ketergantungan koperasi kepada pemerintah, sehingga koperasi
tidak jauh bekrembang hanya sebagai alat pemerintah dan
kehilangan sifat otonominya. Selama ini pembangunan koperasi
seringkali dilakukan dengan pendekatan dari atas (topdown), hal ini
perlu diubah secara signifikan menjadi pendekatan yang bersumber
dari bawah (bottom up), sebagai organisasi ekonomi rakyat yang
tumbuh dan berakar dalam masyarakat, dikelola oleh masyarakat
sendiri, bagi kesejahteraan bersama.
Strategi kedua adalah berkelanjutan dari strategi
sebelumnya. Patutnya peran pemerintah hanya dititik-beratkan
sebagai katalisator. Disini peran pemerintah hanya mencakup
sebagai regulator semata tanpa harus memberikan intervensi
berlebih dengan membuat instansi-instansi yang sesungguhnya
tidak efektif. Misalkan peran pemerintah dalam fungsi regulasi hanya
dibatasi pada pendaftaran, pemberian, dan pencabutan hak badan
hukum, pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan
peraturan perundang-undangan yang lain. Yang ketigaadalah harus
terus berusaha dalam peningkatan partisipasi masyarakat dan
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
27/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
26
anggota. Strategi ini bisa dibantu oleh pemerintah dengan bentuk
sosialisasi dan promosi semenarik mungkin sehingga mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif didalam koperasi.
Adapun partisipasi yang diwujudkan adalah partisipasi yang tak
sekedar formalitas, namun dibutuhkan pula partisipasi berupa
komitmen yang tinggi dan penyediaan program pendidikan koperasi
yang konsisten.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah terkait dengankeuangan koperasi. Maka dari itu strategi keempatadalah dengan
mendirikan lembaga keuangan atau bank yang benar-benar khusus
untuk melayani koperasi dan usaha menengah, kecil dan mikro
lainnya. Ini menjadi hal yang sangat penting melihat realitas saat ini
dimana koperasi merasa kesulitan dalam mengakses kredit
perbankan, hal ini dikarena kan adanya syarat dan ketentuan BankIndonesia yang cukup menyulitkan koperasi untuk berkembang.
Strategi-strategi diatas mungkin bisa kategorikan sebagai
strategi yang lebih bersifat makro. Untuk yang selanjutnya adalah
strategi yang lebih bersifat mikro. Strategi kelima yaitu dengan
menjalankan ke tujuh prinsip koperasi universal secara menyeluruh
dengan konsisten. Salah satu yang cukup signifikan dan sangat
penting adalah prinsip pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan ini penting dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan partisipasi anggota maupun untuk meningkatkan
keterampilan dalam kegiatan usahanya. Tujuan akhir dari pendidikan
dan pelatihan koperasi tiada lain adalah untuk menjadikan koperasi
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
28/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
27
sebagai lembaga ekonomi yang demokratis, mandiri dan sehat, baik
organisasi/ manajemen maupun usahanya.
Kemudian guna menyikapi dinamika yang terjadi karena
adanya desakan globalisasi, maka untuk mendapatkan
pengembangan iklim usaha yang kondusif mutlak adanya kebijakan
yang kondusif bagi koperasi. Maka dari itu strategi keenamadalah
dengan membentuk aliansi strategis antara koperasi Indonesia
dengan koperasi negara lain, seperti adanya kerjasamatransnasional atau koperasi transnasional yang berakar pada prinsip
universal koperasi, yaitu kerjasama dengan koperasi-koperasi. Bila
koperasi-koperasi memang sudah besar dan sehat maka strategi ini
tentu bisa dilaksanakan. Contoh yang menerapkan strategi ini
diantaranya adalah koperasi pertanian di Uni Eropa atau konsep
transnasional generasi baru di Amerika Serikat dan Kanada.
Demikian keenam strategi yang diberikan guna
menghadapai dinamika globalisasi yang kian terus mencengkram
perekonomian dunia. Tak ada yang mustahil di dunia ini termasuk
melawan kapitalisme yang telah begitu memakan banyak korban.
Maka dari itu koperasi yang sejak awal kelahirannya sudah anti
terhadap penindasan serta pemerasan dan sangat ingin
menegakkan keadilan dalam segala bentuknya musti berada di garis
paling depan. Dalam kesadaran kolektif koperasi menganut arti
kebersamaan untuk bertindak sesuai dengan naluri. Oleh karena itu
dari hati yang paling dalam hanya satu kata untuk kapitalisme,
Lawan !
-
8/9/2019 Koperasi Lembaga Sakti Di Era Globalisasi
29/29
Koperasi : Lembaga Sakti di Era Globalisasi
28
Referensi
Kopkun. 2010. Modul Pendidikan Dasar Perkoperasian. Purwokerto.
Nasution, Muslimin.2008. Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional.PIP & LPEK. Jakarta.
Internet dan dokumen lain
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33
Burhamzah, Insanial. 2009. Modal sosial Bangsa Untuk MenjawabTantangan Sektor Riil & UKM dalam http://www.dekopin.coop/ diakses
tanggal 1 Mei 2010
Jurnal-jurnal tentang koperasi karya Suroto dalam http://suroto-idea.blogspot.com/diaskes tanggal 1 Mei 2010
http://ica.coopdiakses tanggal 2 Mei 2010