KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI...
Click here to load reader
Transcript of KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI...
KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI
KELUARGA FAKIR MISKIN PADA WAKTU PENERIMAAN
PROGRAM SATU KELUARGA SATU SARJANA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
Choirun Nissa
NIM :109046300001
JURUSAN MANAJAMEN ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PROGRAM STUDI MUAMALAH
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI
KELUARGA FAKIR MISKIN PADA WAKTU PENERIMAAN
PROGRAM SATU KELUARGA SATU SARJANA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
Choirun Nissa
NIM :109046300001
Pembimbing
Dr. Alimin Mesra M.Ag
196908252000031001
JURUSAN MANAJAMEN ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PROGRAM STUDI MUAMALAH
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi
Keluarga Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program Satu Keluarga Satu
Sarjana, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 April 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 3 April 2014
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,.MA,.MM.
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag. (………………….)
NIP. 197107011998032002
Sekretaris : Mu‟min Rouf, S.Ag,.M.A. (………………….)
NIP. 197004161997031004
Pembimbing : Dr. Alimin Mesra, M.Ag. (………………….)
NIP. 196908252000031001
Penguji I : Dr. Hj. Mesraini, M.Ag (………………….)
NIP. 197602132003122001
Penguji II : Abdurrauf, Lc,.MA. (………………….)
NIP. 197312152005011002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 April 2014
CHOIRUN NISSA
ABSTRAK
CHOIRUN NISSA. 109046300001. Konstribusi BAZNAS Terhadap
Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program
Satu Keluarga Satu Sarjana. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Konsentrasi Manajamen ZISWAF, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1435 H/ 2014 M.
Isi : vii + 79 halaman + 29 lampiran, 47 literatur (1972-2014).
Penelitian ini untuk menganalisis kontribusi BAZNAS melalui program
Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS), tujuannya untuk mengetahui penyaluran yang
dilakukan BAZNAS melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana dan untuk
mengetahui adanya peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin setelah menerima
zakat melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun untuk teknik
pengolahan datanya menggunakan analisis deskritptif. Proses analisis bersifat
induktif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikannya serta
menganalisis peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin program SKSS
BAZNAS.
Hasil penelitian ini memperlihatkan kontribusi yang dilakukan BAZNAS
terhadap penerima program beasiswa SKSS BAZNAS patut di apresiasi sebagai
program peningkatan kesejahteraan dalam bidang pendidikan. Dalam realisasinya
program SKSS BAZNAS belum sesuai dengan ketentuan BAZNAS dalam standar
kemiskinan yang ditentukan oleh BPS dan Bank Dunia. Program SKSS BAZNAS
dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi
secara langsung yaitu dengan bertambahnya nilai kepemilikan melalui pemberian
uang saku dan SPP yang sudah di tanggung BAZNAS. Sehingga dapat
menghemat pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan lain.
Kata Kunci : Kontribusi BAZNAS, Pada Saat Penerimaan Program Satu
Keluarga Satu Sarjana, Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin
Pembimbing : Dr. Alimin Mesra, M.Ag
196908252000031001
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, dengan ridha dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam
rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam
Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya.
Yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya.
Disadari pula selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat
menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalah dan
Bapak Mu‟min Rauf, M.A, Sekretaris Program Studi Muamalah yang
telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi
ini.
3. Dr. Alimin Mesra, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan perhatiannya dalam memberikan arahan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
ii
4. Dr. Hj. Mesraini, M.Ag dan Abdurrauf, Lc,.M.A. sebagai dosen penguji
penulis, sehingga penulis mengetahui kekurangan dalam penulisan dan
menjadi skripsi ini lebih baik.
5. Bapak Farid Setiawan, sebagai pelaksana program Satu Keluarga Satu
Sarjana yang telah membantu dan memberikan informasi dalam proses
penyusunan skripsi ini. Dan Bapak Hudzaifah Ainun divisi pengembangan
dan penelitian yang telah membantu proses penelitian skripsi penulis.
6. Amelya Hidayat, S.Pd bagian kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah
yang telah membantu memberikan koneksi untuk teman-teman penerima
beasiswa SKSS BAZNAS, Bapak Harles bagian kemahasiswaan
Palangkaraya yang telah memberikan informasi tentang program beasiswa
SKSS BAZNAS dan Kepada Bapak Ahmad Fauzan dari IAIN Walisongo
yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan memberikan
informasi dalam penyusunan skripsi.
7. Segenap mahasiswa penerima program beasiswa Satu Keluarga Satu
Sarjana yang telah membantu kemudahan penulis dalam melakukan
penelitian dan penyusunan skripsi.
8. Segenap Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengajarkan ilmu yang tidak ternilai, dan tidak pernah lelah membimbing
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta
Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D sebagai Pembimbing
iii
Akademik yang juga senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis
semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi.
9. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tak pernah lelah setiap
harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do‟anya. Serta adikku
Muhammad Azhar dan Muhammad Farhan Rhamadani.
10. Keluarga Besar Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Sahabat
seperjuangan, Laskar Pelangi yaitu, Soraya Nazhiyah, Lani, Annisa
Rahmayanti, Ani Rikazah dan Suci Warnasari. Teman-teman kosan yang
selalu mengingatkan dan membantu memecahkan solusi Rini Handayani,
Wiwi Rosliana, Kiki, Ulfah, Iis, Seli Mauludani, Mutmainah dan Karina.
11. Keluarga Besar Asuransi angakatan 2009 yang tidak pernah lupa untuk
mengingatkan dan mengarahkan baik dalam perkuliahan ataupun dalam
menyelesaikan skripsi.
12. Teman- teman KKN EL- Fath yang tak pernah letih, untuk memberikan
motivasi, dorongan dan do‟anya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sahabat terbaikku agiz dan khususnya teman-teman
seperjuangan dari MAN 2 Serang angkatan 2009 terutama yang berada di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu mengingatkan, selalu sabar
mendengarkan keluhan dan memberikan solusi dalam pembuatan skripsi.
13. Seluruh rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, dan
telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat
menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iv
Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa,
semoga Allah memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada
mereka, atas dorongan, dukungan, dan kontribusi mereka, penulis
hanyalah hamba yang dhaif. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi bagi orang banyak. Amin.
Jakarta, April 2014
CHOIRUN NISSA
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka .................................................................. 8
E. Metode Penelitian............................................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Zakat .................................................................................. 17
B. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat ......................................................... 21
vi
C. Pola Penyaluran Zakat..................................................................................... 26
D. Peningkatan Ekonomi Keluarga ...................................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS
A. Profil BAZNAS ............................................................................................... 39
B. Program Pemberdayaan BAZNAS ................................................................. 47
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Program Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana .............................................. 51
B. Penyaluran BAZNAS Terhadap Penerima Program SKSS ............................ 57
C. Realisasi Pada Penerima Program SKSS BAZNAS ....................................... 65
D. Analisis Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga ....................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1Susunan Kepengurusan BAZNAS ................................................................... 42
Tabel 2 Mekanisme Seleksi dan Evaluasi .................................................................... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Pengurus BAZNAS ....................................................................... 41
Gambar 2 Mekanisme Pencairan Dana ........................................................................ 62
Gambar 3 Pekerjaan Orang Tua ................................................................................... 68
Gambar 4 Pendapatan Per bulan .................................................................................. 70
Gambar 5 Tabungan Keluarga ..................................................................................... 72
Gambar 6 Jumlah Tanggungan Keluarga ..................................................................... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan terjadi karena adanya kelangkaan
kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kebutuhan dasar yang dimaksud meliputi makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan dan kesehatan. Kurang kemampuan itulah yang bisa menyebabkan
banyaknya terjadi kekurangan gizi, pendidikan yang rendah, cepat terkena
macam-macam penyakit, pengangguran dan tidak bisa memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarganya. Karena hal-hal itu juga kemiskinan bisa mengakibatkan
tindakan sosial secara negatif. Seperti pencurian, kecendrungan berperilaku anti
sosial, rentan diajak melakukan kriminal dan mereka bisa melakukan apa saja agar
mendapatkan imbalan uang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada Maret 2012 mencapai angka kemiskinan 29,13 juta orang atau
11,96% dan mengalami penurunan angka kemiskinan pada September 2012
mencapai 28,59 juta orang atau sebesar 11,66 %.1 Sedangkan garis kemiskinan
menurut kebutuhan makanan dan minuman digunakan ukuran sebesar 2.100 kalori
per hari. Garis kemiskinan merupakan batasan pendapatan tertentu untuk meng-
1 Badan Pusat Statistik (BPS) “Kemiskinan” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat= 1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=1.
2
golongkan kategori miskin atau tidak miskin. Penetapan garis kemiskinan juga
untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, semakin tinggi garis kemiskinan
maka semakin sedikit jumlah golongan miskin dan semakin sejahtera sebuah
negara.
Semua orang menginginkan kehidupan berkecukupan dan melakukan
pengumpulan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain kebutuhan
konsumsi, biasanya pihak kepala keluarga harus mengatur untuk kebutuhan yang
lain. Seperti pendidikan anak, kesehatan keluarga, tabungan dan kebutuhan untuk
masa yang akan datang.
Kebutuhan semakin lama semakin banyak yang diinginkan, sehingga nilai
dari yang diinginkan juga semakin tinggi dan ditambah lagi dengan kehidupan
yang semakin canggih. Sehingga kebutuhan yang diinginkan juga bertambah sulit
untuk didapatkan. Dalam upaya mengentaskan kemiskinan, maka keluarga harus
mengetahui caranya untuk bertahan hidup.
Salah satu yang menjadi permasalahan dalam keluarga adalah pendidikan.
Karena ketidakmampuan untuk membiayai pendidikan, mustahik lebih memilih
tidak meneruskan pendidikannya dan mencari pekerjaan. Padahal pendidikan saat
ini sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan. Pendidikan dibutuhkan untuk
mengembangkan potensi manusia, sehingga menjadi manusia cerdas, berilmu dan
terampil di kehidupan mendatang. Adanya beasiswa pendidikan untuk memberi-
kan kemudahan kepada keluarga fakir miskin agar salah satu keluarganya bisa
meningkatkan kesejahteraan sehingga di masa depan mereka tidak takut
menghadapi kerasnya kehidupan.
3
Zakat adalah salah satu nama yang diberikan untuk harta yang dikeluarkan
oleh seorang manusia sebagai hak Allah Swt yang diserahkan kepada mustahik2.
Allah telah mewajibkan zakat kepada kaum muslimin melalui Al-Qur‟an dan
hadits. Sebagian zakat yang disalurkan dari pendapatan muzakki3 kepada mustahik
dapat meningkatkan kesejahteraan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan
dasar. Sehingga kebutuhan dasar itu akan mempengaruhi sektor-sektor produksi
dan konsumsi masyarakat terhadap permintaan barang dan jasa. Hal inilah yang
akan meningkatkan efesiensi alokasi dalam perekonomian.
Jika ibadah zakat dijalankan maka pengemis yang berkeliaran di jalan-jalan,
anak yang harus putus sekolah karena tidak adanya biaya, anak yatim terlantar,
perumahan kumuh dan seterusnya akan dapat terpenuhi dari dana zakat. Dalam
pendekatan birokratik dan juga politik misalnya, telah muncul Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia. Atas dasar Undang-
Undang itu, telah banyak instruksi dan bahkan juga contoh-contoh yang diberikan
oleh pemerintah untuk menjadikan zakat ini sebagai gerakan sosial.4
Salah satu peneliti zakat mengatakan bahwa sebenarnya potensi dana zakat
yang ada di Indonesia ini sangat besar yaitu mencapai 200 triliun. Sementara itu,
dana yang telah dihimpun mencapai 1,8 triliun. Fakta ini menunjukkan betapa
perlunya untuk sadar akan kewajiban membayar zakat baik muzakki, sebagai
orang yang memberikan zakat dan lembaga zakat sebagai pihak pengelola dana
2 Orang yang menerima zakat
3 Orang yang membayar zakat
4 Didin Hafidhuddin dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara,( Malang : UIN Malang Press, 2008, Cet. Pertama) h. 4-5
4
tersebut. Tujuannya adalah untuk dapat mendistribusikan zakat secara benar dan
tepat sasaran.5
Riset terbaru yang dilakukan oleh BAZNAS dan Fakultas Ekonomi Dan
Manajamen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) pada 2011. Dari riset ini
terungkap, potensi zakat nasional mencapai angka 3,40% dari PDB, atau tidak
kurang dari Rp217 triliun.6
Pelayanan lembaga zakat harus memudahkan akses para mustahik untuk
memperoleh hak-haknya dari dana zakat. Sekaligus juga dibutuhkan dukungan
dari para muzakki, baik perorangan maupun lembaga/badan usaha agar menyalur-
kan zakat, infak dan sedekah yang lebih besar guna mendukung program-program
lembaga zakat.7
Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk
mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek pendidikan untuk
menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa
banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudahan adanya program-program yang
mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.
Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang telah menyalurkan dananya
kepada mustahik adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). BAZNAS
merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah
5 Irfan Syauki Beik,”Peran Lembaga Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan”, Kompas,
(Jakarta), 24 September 2012 6 BAZNAS, “Potensi Zakat Nasional”, Zakat Menyucikan Harta dan Jiwa (Mei – Juni 2013,
Rajab 1434), h.6 7Badan Amil Zakar Nasional (BAZNAS) “ Program Lembaga Zakat Untuk Proteksi
Penduduk Miskin” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.baznas.or.id/berita-
artikel/program -lembaga-zakat-untuk-proteksi-penduduk-miskin/
5
berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 tahun 2001 yang memiliki tugas da
fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) pada tingkat
nasional. BAZNAS bertanggung jawab langsung dan memberikan laporan
tahunan tentang penghimpunan dan penyaluran ZIS kepada Presiden Republik
Indonesia. Berdasarkan hukum tersebut BAZNAS memiliki dua fungsi strategis
yaitu sebagai badan amil zakat yang melakukan kegiatan pengumpulan,
pengadministrasian dan pendistribusian/ pendayagunaan zakat, infak shadaqah.
Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh BAZNAS, maka BAZNAS melaku-
kan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan ke-
sejahteraan mustahik. Salah satu upaya yang dilakukan BAZNAS adalah pem-
berdayaan dalam bidang pendidikan yaitu dengan program satu keluarga satu
sarjana.
Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah beastudi mahasiswa berprestasi
di kampus negeri di seluruh Indonesia. Sesuai namanya program ini
mengutamakan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu tanpa sarjana.
Beastudi ini membiayai mahasiswa semester pertama sampai lulus sarjana.
Program ini juga ada ikatan dengan dinas kepada setiap penerima untuk menjadi
sarjana pelopor pemberdayaan masyarakat di desanya.8 Program ini merupakan
kontribusi yang dilakukan oleh BAZNAS untuk meningkatkan kesejahteraan
mustahik dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya bantuan
pendidikan dari BAZNAS, dapat meringankan beban keluarga fakir miskin.
Sehingga pendapatan keluarga bisa di hemat untuk kebutuhan yang lain.
8 Lembaga Badan Amil Zakat Nasional “Satu Keluarga Satu Sarjana” di akses pada tanggal
11 November 2013 dari http://pusat.baznas.go.id/satu-keluarga-satu-sarjana/
6
Dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga
Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program Satu Keluarga Satu Sarjana.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada
penulisan skripsi, maka penulis dapat memfokuskan dan membatasi pembahasan
hanya dalam ruang lingkup pada kontribusi BAZNAS program satu keluarga satu
sarjana, penyaluran yang dilakukan BAZNAS baik melalui Universitas kepada
penerima program SKSS, sasaran pada penerima program satu keluarga satu
sarjana, adanya peningkatan ekonomi keluarga sebelum menerima program dan
pada waktu menerima program satu keluarga satu sarjana.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mempermudah pembahasan yang
akan diteliti. Penulis merumuskannya sebagai berikut :
a. Bagaimana penyaluran zakat yang dilakukan BAZNAS melalui program
Satu Keluarga Satu Sarjana?
b. Apakah dana yang diberikan BAZNAS sudah tepat sasaran pada penerima
program SKSS?
c. Bagaimana peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin sebelum dan pada
waktu penerimaan program Satu Keluarga Satu Sarjana?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui penyaluran yang dilakukan BAZNAS melalui program
Satu Keluarga Satu Sarjana.
b. Untuk mengetahui dana yang diberikan BAZNAS sudah tepat sasaran pada
penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana.
c. Untuk mengetahui adanya peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin
sebelum dan pada waktu penerimaan program Satu Keluarga Satu Sarjana.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi pihak-pihak
terkait :
a. Bagi Praktisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi BAZNAS atau
pihak terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi
kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa
meningkatkan perekonomian negara.
b. Bagi Akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang
zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu. Sehingga penulis
bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.
8
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas perekonomian
serta pendidikan.
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang
akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian se-
belumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut akan
memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi jelas
bagaimana penelitian ini penting dilakukan.
1. Asep Jaenudin9 dengan judul skripsi “Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Post Keadilan Peduli Ummat Pusat)”
tahun 2011. Penelitian membahas mengenai pemberdayaan dana zakat dalam
sektor pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem
penghimpunan, pengelolaan dan pemberdayaan dalam mendayagunakan dana
zakat untuk pendidikan serta mengetahui bagaimana pengaruh dana zakat
pendidikan terhadap mustahik. Metode yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan mendapatkan data atau informasi melalui studi kepustakaan
dan penelitian lapangan.
9 Asep Jaenudin,”Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat
Post Keadilan Peduli Umat Pusat),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
9
2. Alfianah Nuraini putri10
dengan judul skripsi “Pendistribusian Dana Bantuan
BAZIS Dan Hubungannya Dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
SLTA Di Wilayah Jakarta Utara” tahun 2011. Penelitian ini membahas
tentang bantuan penyaluran dana yang dilakukan BAZIS Jakarta Utara untuk
memberikan motivasi belajar siswa sehingga adanya perubahan peningkatan
yang signifikan antara nilai siswa sebelum dan sesudah menerima beasiswa
dari BAZIS. Metode yang dilakukan pendekatan kuantitatif dengan memakai
statistik melalui wawancara pihak BAZIS kemudian observasi dan
penyebaran kuesioner. Sehingga prestasi belajar siswa SLTA ditentukan oleh
pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi ditentukan oleh
faktor lain.
3. Muhammad Bukhori11
dengan judul skripsi “Efektifitas Penyaluran Dana
Beasiswa Etos Di Dompet Dhuafa Republika” tahun 2011. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah pengawasan DPS terhadap produk
penyaluran dana beasiswa etos di Dompet Dhuafa Republika sudah berjalan
efektif dan langkah-langkah pengawasan DPS terhadap penyaluran dana etos.
Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan dalam
pengumpulan data digunakan wawancara serta observasi langsung ke
Dompet Dhuafa Republika. Dari hasil penelitian ini menyatakan, efektifitas
pengawasan DPS terhadap produk peyaluran dana beasiswa etos di Dompet
10
Alfianih Nuraini Putri,”Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya Dengan
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara,”(Skripsi SI Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) 11
Muhammad Bukhori,” Efektifitas Penyaluran Dana Beasiswa Etos Di Dompet Dhuafa
Republika,”(Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta,2011)
10
Dhuafa Republika menggunakan pengawasan internal dan eksternal, yang
mana hasil pengawasan tersebut berupa laporan dari lembaga yang
bersangkutan yang dibuat oleh tim edit auditor independen dan setelah itu
langsung di laporkan ke DPS.
4. Ramadhen Dewi Respaningrum12
dengan judul skripsi “Manajamen
Pendayagunaan Zakat, Infak dan Shadaqah Melalui Program Beasiswa
Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhid Semarang Tahun 2012)” tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan istrumen observasi,
dokumentasi dan wawancara. Dari hasil penelitian ini merupakan bentuk
aplikasi pendayagunaan dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) di bidang
pendidikan yang merupakan bagian tugas lembaga yang peka terhadap
generasi muda saat ini. Selain itu, program ini juga pemandirian bagi
mahasiswa untuk dapat melatih diri menghadapi masa depan dan masyarakat
yang memerlukan kepekaan atu kepedulian dari para generasi muda saat ini
melalui bekal keilmuan intelektualitas serta wawasan yang dimiliki dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri.
5. Irfan Syauqi Beik13
, dengan judul Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi
Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika. Penelitian ini mengenai
upaya pengurangan tingkat kemiskinan sehingga bisa diketahui jumlah
12
Ramadhen Dewi Respaningrum, “Manajamen Pendayagunaan Zakat, Infak dan Shadaqah
Melalui Program Beasiswa Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli
Umat Daarut Tauhid Semarang Tahun 2012),” (Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2012) 13
Irfan Syauqi Beik, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika,”Zakat dan Empowering Jurnal Pemikiran dan Gagasan volume 2
(Jumadil Tsani 1430/ Juni 2009), h. 76
11
persentase keluarga miskin, serta mengurangi kedalaman dan keparahan
kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode ekonometrika dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan penerimaan dan pengeluaran. Waktu/ Tempat
penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2008, lokasi di wilayah
DKI Jakarta.
Sedangkan penelitian skripsi ini membahas mengenai “Kontribusi BAZNAS
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Melalui Program Satu
Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan
ekonomi setelah mahasiswa penerima program SKSS diberi dana. Dengan adanya
pemberian dana untuk pendidikan S1 maka berkurangnya pengeluaran keluarga
sehingga dana yan dikeluarkan akan tersimpan atau habis terpakai untuk
kebutuhan yang lain. Selain itu penulis juga ingin mengetahui mekanisme yang
dilakukan BAZNAS dalam penyalurannya. Sehingga penyalurannya sudah tepat
sasaran. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan pengumpulan data berupa kepustakaan dan penelitian lapangan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran dan
bukan angka-angka.14
Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan sebagai
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet.kedua, hal. 11
12
data pelengkap penelitian. Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan dijelaskan
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis dan
akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan penelitian
yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau kejadian, dan
hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
keperluan masa yang akan datang.15
Pada penelitian ini, mengalami kelemahan
yang berupa tidak adanya data yang tertulis angkatan tahun 2008. Dan banyaknya
responden yang tidak bisa dihubungi.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan
membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah, catatan,
dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si peneliti.
b. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi kantor
pusat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang terletak di Jl. Kebon Sirih
Raya No.57, Jakarta Pusat – 10340 Indonesia. Serta langsung bertemu dengan
sebagian penerima beasiswa dan 3 universitas bidang kemahawiswaan untuk
melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian, penulis
mendapatkan data dengan cara berikut:
15
Moh Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet.kelima, hal.54
13
1) Dokumenter
Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen BAZNAS
yang berhubungan dengan program satu keluarga satu sarjana, dan data penerima
beasiswa untuk dipelajari agar memudahkan penelitian.
2) Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada
pihak pertama pelaksana program SKSS BAZNAS di kantor pusat BAZNAS.
Pihak kedua, Universitas bidang kemahasiswaan yaitu Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta langsung datang ke kantor Administrasi UIN, IAIN
Walisongo bertemu untuk wawancara di Wisma UIN dan IAIN Palangkaraya
wawancara melalui telephone. Sedangkan Pihak ketiga penerima beasiswa ada
face to face, email, sms dan telephone.
3) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan tertulis kepada responden yang telah menerima beasiswa
program satu keluarga satu sarjana dan pihak yang menyalurkan dana. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data secara efesien dan juga cocok untuk
digunakan. Kuesioner yang digunakan tidak membatasi jawaban dari narasumber.
14
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang di dapat dari responden dengan cara
wawancara dan observasi langsung. Data yang dipeoleh adalah data penerima
beasiswa program satu keluarga satu sarjana, data penyaluran zakat dan data yang
berhubungan dengan BAZNAS dan Universitas terkait.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di ambil dengan cara membaca literatur
kepustakaan, internet, media cetak, jurnal dan lain- lain. Yang ada hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
4. Objek Pengambilan Sampel
Objek dalam penelitian ini adalah penerima program satu keluarga satu
sarjana (SKSS). Untuk program SKSS ada dua angkatan yang sudah dijalankan,
yaitu angkatan 2008- 2011 dan 2011- 2014. Untuk angkatan 2008 penulis hanya
mendapatkan 5 responden, sedangkan untuk angkatan 2011-2014 penulis dapat
wawancara 45 responden, jadi total 50 responden dari lima Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta totalnya 10 responden
7 responden dari angkatan 2011 dan 3 responden yang sudah lulus, STAIN
Manado 10 responden dari angkatan 2011, IAIN Walisongo 10 responden dari
angkatan 2011, STAIN Palangkaraya 8 responden dari angkatan 2011 dan 2 orang
yang sudah lulus, dan IAIN Raden Fatah Palembang 10 responden dari angkatan
15
2011. Penelitian yang dilakukan menggunakan random sampling yaitu metode
yang boleh digunakan apabila populasi yang diteliti adalah homogen.16
5. Pedoman Penulisan
Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, UIN Press, 2012”.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini dilakukan penulis dibagi menjadi lima bab
pembahasan, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai pengertian
kontribusi, kajian zakat, pemanfaatan dan pendayagunaan zakat, pola penyaluran
zakat dan peningkatan ekonomi keluarga.
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai profil BAZNAS
dan program pemberdayaan BAZNAS.
16
B.Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, ( Jakarta : Prestasi Pustakaraya,
2006, Cet. Edsi Revisi) h. 188
16
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai , program
beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana, hasil penyaluran BAZNAS terhadap
penerima program SKSS, realisasi penerima program SKSS BAZNAS dan
analisis terhadap peningkatan ekonomi keluarga.
BAB V PENUTUP
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis
sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Zakat
1. Konsep Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-
barakatu „keberkahan‟, al-namaa „pertumbuhan dan perkembangan‟, ath-thaha-
ratu „kesucian‟, dan ash-shalahu „keberesan‟.1 Sedangkan secara istilah, zakat itu
adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang diwajibkan oleh Allah
SWT kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,
dengan persyaratan tertentu pula.2
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian menurut
istilah, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah,
tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).3 Zakat adalah harta
yang wajib dikeluarkan (mensucikan harta) menurut perintah Allah sesuai dengan
waktu dan kadar tertentu yang dianjurkan melalui Al-Qur‟an dan hadits. Zakat
terdiri dari dua macam :
a. Zakat mal, yaitu zakat yang diwajibkan atas harta berdasarkan syarat-syarat
tertentu
1 Dididn Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani,2002,
Cet. Pertama), h. 7
2 Majma Lughah al-„Arabiyyah, al-Mu‟jam al-Wasith, (Mesir : Daar el-Ma‟arif, 1972), Juz I
h 396
3 Dididn Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, h. 7
18
b. Zakat Fitrah, yaitu zakat yang wajib dibayarkan pada bulan Ramadhan.
Terkadang zakt fitrah disebut dengan zakat badan atau sedekah fitrah.4
2. Dasar Hukum
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Karena nilainya yang
sangat penting di dalam agama Islam. Allah telah mewajibkan zakat kepada kaum
muslimin melalui Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
a. Surat At-Taubah (009) ayat 103 tentang zakat
) 009 / 103): التىبة
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi
ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”.
b. Hadits Zakat
Anas r.a. berkata, “Seseorang dari bani Tamim mendatangi Rasulullah saw.,
lalu berkata, „Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak,
keluarga, dan tamu-tamu. Katakanlah kepadaku, apa yang harus aku lakukan dan
bagaimana aku menginfakkan hartaku. Rasulullah saw. bersabda :
تخرج الز كاة من مالك فإنها طهرة تطهر ك وتصل أقرباءك وتعرف حق
)روه احمد( المسكين والجار والسا ئل.
Artinya ; Engkau mengeluarkan zakat hartamu karena zakat itu menyucikanmu,
engkau mempererat tali kekerabatanmu, dan engkau mengetahui hak orang
miskin, tetangga dan orang yang meminta-minta.
4 Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat :Kalam Pustaka, 2005, Cet.
Pertama), h.16
19
3. Syarat- syarat Wajib Zakat
Yusuf Qardhawi mengemukakan beberapa persyaratan agar zakat dapat
dikenakan pada harta kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim, yaitu :
a. Kepemilikan bersifat penuh. Maksudnya adalah bahwa harta yang
dizakatkan berada dalam kepemilikan yang sepenuhnya dari yang memiliki
harta tersebut, baik dalam memanfaatkan dalam menikmati hasil dari harta
tersebut.
b. Harta yang dizakatkan bersifat produktif atau berkembang. Harta yang
dizakatkan harus memiliki syarat berkembang atau produktif baik terjadi
secara sendiri atau karena harta tersebut di manfaatkan. Bila ada harta tidak
bisa dimanfaatkan, maka harta tersebut tidak dapat dikenakan wajib zakat.
c. Harta harus mencapai nisab. Nisab berarti syarat minimum dari jumlah aset
yang dapat dikenakan zakat, sesuai dengan ketentuan yang ada pada syariah
Islam. Hal ini juga merupakan penegasan bahwa zakat hanya diwajibkan
bagi orang muslim yang memang mampu untuk membayar zakat.
d. Harta zakat harus lebih dari kebutuhan pokok. Maksudnya harta zakat harus
lebih dari kebutuhan rutin yang diperlukan agar dapat melanjutkan hidupnya
secara wajar.
e. Harta zakat harus bebas dari sisa utang. Maksudnya harta yang dizakatkan
harus bebas dari sisa utang. Dalam Islam, hak seseorang yang meminjamkan
utang harus di dahulukan terlebih dulu dibandingkan dengan golongan yang
menerima zakat.
20
f. Harta aset harus berada dalam kepemilikan selama setahun penuh (haul).5
4. Hikmah dan Manfaat Zakat
Kewajiban menunaikan zakat merupakan sesuatu yang demikian tegas dan
mutlak. Karena di dalam ajaran Islam, hal ini terkandung hikmah dan manfaat
yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik,
harta benda yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat secara
keseluruhan. Hikmah dan manfaat tersebut adalah :
a. Sebagai perwujudan iman kepada Allah, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi,
menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup,
sekaligus mengembangkan dan menyucikan harta yang dimiliki.
b. Zakat merupakan hak bagi mustahik. Maka berfungsi untuk menolong,
membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin ke arah
kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
c. Salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang
harus dimiliki umat Islam.
d. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan
diterima dari harta yang di dapatkan dengan cara yang batil. Zakat
mendorong umat Islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera hidupnya.
e. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu
instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik
5 Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta :Kencana, 2010, Cet. Pertama), h. 296-298
21
dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan
pendapatan.6
B. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan
zakat:
1. Pemanfaatan Dana
Dalam memanfaatkan dana biasanya lembaga sosial yang telah lama
kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera memanfaatkan dana yang
ditawarkan. Yang tak boleh di abaikan adalah status asal usul dana. Biasanya
lembaga sosial yang telah lama kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera
memanfaatkan dana yang ditawarkan.
Bahkan ada lembaga yang tidak pernah ragu untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan pihak donor, demi mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk
operasional dan kegiatan lembaganya. Perhatikan syarat-syarat yang diajukan.
Bila persyaratannya tidak menyulitkan lembaga, tidak merugikan pihak penerima,
bantuan dana dapat segera diambil. Bila persyaratan itu merugikan, hindari dana
yang ditawarkan. Hindari pula dana pinjaman dengan sistem bunga. Jangan
hiraukan dana yang diberikan dengan persyaratan tertentu, seperti kewajiban
untuk mengirim berbagai informasi sesuai yang diperlukan pihak pemberi donor.7
Jadi memanfaatkan dana juga perlu diperhatikan, sehingga dana yang
6 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah & Bertambah ( Jakarta : Gema Insani, 2007 , Cet.
Pertama), h. 69-71 7 Eri Sudewo, Manajamen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar (Ciputat
: Institut Manajamen Zakat, 2004, Cet. Pertama), h. 218-219
22
dimanfaatkan bisa tercover dengan baik oleh penerima manfaat. Pemanfaatan
zakat dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu :
a. Zakat konsumtif tradisional, kategori ini zakat dapat dibagikan kepada orang
yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang
bersangkutan. Seperti zakat fitrah yang diberikan langsung kepada fakir
miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang
diberikan kepada korban bencana alam.
b. Zakat konsumtif kreatif, kategori ini zakat yang diwujudkan dalam bentuk
lain dari barangnya semula seperti bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan
ain-lain.
c. Zakat produktif tradisional, zakat yang diberikan dalam bentuk barang-
barang produktif. Misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan
dan sebagainya.
d. Zakat produktif kreatif, pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam
bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu
proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal orang
pedagang atau pengusaha kecil.8
2. Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun
pengertian pendayagunaan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu:
pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, pengusaha (tenaga dan
sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik. Maka dapat
8 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta : UI-Press, 1988,
Cet. Pertama) h.62-63
23
disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam
mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik.9 Berikut ini
adalah persyaratan dilakukannya pengumpulan untuk mustahik :
a. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan
berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
1) Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf yaitu
fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil
2) Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
ketentuan kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan
bantuan
3) Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing
b. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif
dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
1) Apabila pendayagunaan zakat untuk mustahik delapan asnaf sudah
terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan
2) Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan
3) Mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Pertimbangan
c. Prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif
ditetapkan sebagai berikut :
1) Melakukan studi kelayakan
2) Menetapkan jenis usaha produktif
3) Melakukan bimbingan dan penyuluhan
9 Manajamen Dakwah “Pengertian Pendayagunaan Zakat” artikel ini diakses pada tanggal
26 januari 2013 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat_17.
html
24
4) Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan
5) Mengadakan evaluasi
6) Membuat laporan 10
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/ individu
atau kelompok. Pemberdayaan bertujuan untuk memberikan suatu power atau
keberdayaan bagi pihak yang diuntungkan. Pemberdayaan berhubungan dengan
upaya untuk merubah kemampuan seseorang, keluarga atau kelompok dari
keadaan tidak memiliki kemampuan/ kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang
lebih baik.11
Karena itu, lembaga zakat membuat program pemberdayaan agar
penyaluran dana zakat, infak dan sedekah bisa tersalurkan dengan baik.
Program pemberdayaan masyarakat adalah salah satu pilihan alternatif bagi
lembaga amil zakat dalam mengelola dana zakat yang dihimpun dari masyarakat
secara produktif. Sukses tidaknya pelaksanaan program tersebut bergantung pada
kualitas sumber daya manusia (SDM). Program pemberdayaan masyarakat agar
menjadi terencana dan tepat sasaran sangat tergantung pada tujuan dan proses.
Bila program tersebut bertujuan untuk melayani kebutuhan dan memperkuat
pemberdayaan masyarakat, maka pelaksanaan program hendaknya berorientasi
pada program.12
10
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri,(Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Zakat
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006), h 295h.296 11
Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi (Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, Cet. Pertama), h.223-225 12
Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 156-158
25
4. Pendamping Masyarakat
Pendampingan dilakukan secara intensif di lokasi wilayah sasaran, sampai
kelompok sasaran mengalami transformasi kesadaran untuk berubah dengan
sumber daya dari mereka sendiri. Karena program ini merupakan bentuk dari
pembagian zakat kepada mustahik. Beberapa tahap pendampingan:
1) Tahap perintisan dan penumbuhan
Proses menumbuhkan rasa saling percaya antar anggota kelompok, serta
membangun konsensus-konsensus atau komitmen bersama.13
Maksudnya dalam
tahap ini kita harus sadar dalam pentingnya menumbuhkan kehidupan
kebersamaan. Yaitu pentingnya hidup berkelompok, pencatatan, pembuatan
kelayakan usaha, pengelolaan dan sebagainya.
2) Tahap Penguatan
Dalam tahap ini, terjadi beberapa penguatan yang perlu dilakukan. Salah
satunya adalah penguatan usaha, manajamen organisasi dan penguatan
permodalan.14
Maksud dari tahap ini adalah setelah dilakukan tahap pertama yaitu
tahap perintisan. Maka dilakukanlah tahap penguatan, agar mempermudah untuk
tahap selanjutnya dalam penanganan usaha yang akan dilakukan.
3) Tahap Pemandirian
Dalam tahap pemandirian, masyarakat mitra program pengembangan
diharapkan telah memiliki kemampuan untuk memastikan usaha mereka tetap
stabil dan memiliki produk bermutu yang telah memenuhi standar.15
13
M.Arifin Purwakananta & Noor Aflah, Southeast Asia Zakat Movement, (Jakarta : FOZ,
2008, Cet. Pertama) h. 253-254 14
Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 176 15
Ibid., h. 177
26
C. Pola Penyaluran Zakat
1. Pola Tradisional (Konsumtif)
Pola tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat diberikan langsung
kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada mustahik tidak disertai
target, adanya kemandirian kondisi sosial maupun kemandirian ekonomi
(pemberdayaan). Hal ini dilakukan karena mustahik yang bersangkutan tidak
mungkin lagi bisa mandiri seperti pada para orang tua (jompo), orang yang cacat
dan lain-lain.16
Jadi, pola ini penyalurannya langsung diberikan kepada mustahik
dan dana yang diberikan dapat dimanfaatkan langsung oleh mustahik.
2. Pola Kontemporer (Produktif)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada
dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/ bisnis. Pola
penyaluran secara produktif (pemberdayaan) adalah penyaluran zakat atau dana
lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan kepada
mustahik golongan fakir miskin) dari kondisi kategori mustahik menjadi kategori
muzakki.17
Pola ini, dilakukan untuk mengembangkan usahanya sehingga dana
yang diberikan bisa mencukupi untuk kebutuhan keluarga dan meningkatkan pola
hidupnya. Penyaluran yang dilakukan yaitu :
a. Dana zakat yang telah dikumpulkan wajib disalurkan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
16
Lili Bariadi, dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005, Cet. Pertama),
h.34 17
Ibid., h.35
27
b. Penyaluran zakat kepada mustahik harus bersifat hibah (bantuan) dan harus
memperhatikan skala prioritas kebutuhan mustahik di wilayah masing-
masing.
c. Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan sesaat, yaitu membantu
mustahik dalam menyelesaikan atau mengurangi masalah yang sangat
mendesak/darurat.
d. Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan pemberdayaan, yaitu
membantu mustahik untuk meningkatkan kesejahteraannya.18
3. Orang yang Berhak Menerima Zakat
Allah telah menetapkan orang-orang yang berhak menerima zakat telah
disebutkan dalam Al-Qur‟an pada surat At-Taubah ayat 60, yaitu :
) 009 / 60): التىبة
Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang
miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan)
hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah,
dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.
18
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri, h 295
28
Berikut ini adalah orang yang berhak menerima zakat sebagaimana yang
telah diterangkan ayat diatas:
a. Fakir dan Miskin
Fakir adalah orang yang lemah, akan tetapi ia menghalangi dirinya dari
meminta-minta. Sedangkan Miskin adalah orang yang masih bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya akan tetapi kurang sempurna.19
Menurut Yusuf Qardhawi yang di kutip dari Mazhab Maliki dan Hanbali
yang dimaksud dengan mencukupi bagi fakir miskin ialah yang mempunyai bekal
cukup setahun. Sedangkan menurut mazhab Syafi‟i, harus dapat mencukupi
seumur hidup, yaitu batas umum pada umumnya di negeri itu.20
Besarnya dana
zakat yang diberikan kepada fakir miskin yaitu :
1) Fakir miskin itu diberi zakat secukupnya, dan tidak ditentukan menurut
besarnya harta zakat yang diperoleh.
2) Fakir miskin itu diberi dalam jumlah tertentu dan besar kecilnya disesuaikan
dengan bagian mustahik lain.
Bagi fakir dan miskin yang tidak dapat bekerja atau menjalankan usaha
dapat diberikan zakat secara konsumtif, sementara jika mempunyai usaha dapat
diberikan dalam bentuk peralatan yang sesuai dengan keahlian dan usahanya atau
alam bentuk modal kerja. Dengan kata lain mereka berhak atas zakat sampai
mereka dinyatakan mampu.21
19
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia Dilengkapi Kode Etik Amil Zakat Indonesia, h.
184, 185 20
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004, Cet. Ketujuh),
h. 514 21
Taufiqullah, Akuntansi Zakat Kontemporer (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.
Pertama), h. 174
29
b. Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh imam atau wakilnya
(pemerintah) untuk mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya.22
Mengurusi
zakat meliputi : menggalang/ menjaga/ memilah-milahnya, mengumpulkan, me-
nuliskan dalam laporan, menghitung persaldoannya, mengawasinya, memindah-
kan, mengelola dan membaginya, dan lain-lain.23
Syarat amil zakat adalah orang
Islam dan ia tidak termasuk orang yang haram menerima zakat. Sesungguhnya
zakat amil adalah sebagai upah atas kerjanya.24
c. Muallaf
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Meskipun begitu, ada
beberapa pengertian mualaf yang perlu diketahui berdasarkan ilmu fikih klasik,
yaitu :
1) Muallaf muslim yang sudah masuk Islam, akan tetapi niat dan imannya
lemah. Kondisi ini akan semakin parah bila ia juga lemah secara ekonomi
yang dikhawatirkan akan semakin memperlemah imannya.
2) Muallaf Islam, dimana niat dan imannya dalam Islam sudah cukup kuat, dan
juga orang terkemuka dikalangan kaumnya. Kaum yang terkemuka ini
biasanya diharapkan akan dapat mempengaruhi pengikutnya atau kaumnya
yang lain.
3) Muallaf yang memiliki kemampuan dalam rangka menangkal tindak
kejahatan yang dilaksanakan oleh kaum kafir.
22
Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2009, Cet.
Pertama), h. 674 23
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h. 186 24
Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h.674
30
4) Muallaf yang memiliki kemampuan dalam mengantisipasi tindak kejahatan
yang mungkin datang dari para pembangkang wajib zakat.25
d. Riqab
Riqab adalah bentuk jamak dari raqabah. Dalam Al-Qur‟an yang dimaksud
adalah budak. Para ulama mengatakan riqab adalah mukatibun yaitu budak yang
membeli dirinya sendiri dari tuannya pada waktu yang sudah ditentukan dengan
harta sehingga ia menjadi orang yang merdeka.26
Harta zakat diberikan untuk
membeli budak lalu memerdekakannya.
e. Gharimin
Gharimin adalah orang-orang yang berutang dan sulit untuk membayarnya.
orang yang berhutang ada macam-macamnya, di antaranya orang yang berutang
kepada orang lain hingga harus membayarnya dengan menghabiskan hartanya.
Atau orang yang terpaksa berutang karena membutuhkannya untuk keperluan
hidup atau membebaskan dirinya dari kemaksiatan. Orang-orang seperti itu boleh
menerima zakat yang cukup untuk melunasi utang.27
f. Fisabilillah
Sabilillah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah
maupun perbuatan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup
segala amal perbuatan ikhlas, yang dipergunakan untuk bertakarrub kepada Allah,
dengan melaksanakan segala perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan
lainnya.28
25
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h. 301-302 26
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h. 188 27
Al- Furqon Hasbi, 125 Masalah Zakat, (Solo: Tiga Serangkai, 2008, Cet. Pertama)h. 179 28
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, h. 610
31
g. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah musafir yang pergi dari suatu negara ke negara lain. Sabil
artinya jalan. Dan menasabkan musafir kepada sabil karena seorang musafir
biasanya terus menerus berada dijalan. Dan yang dimaksud dengan ibnu sabil
adalah ibnu sabil yang kehabisan biaya dalam safarnya. Maka, orang yang
demikian berhak menerima zakat dan pembiayaan sekedar bisa meluangkannya
kembali ke daerah asalnya, walaupun di daerahnya ia orang kaya.29
D. Peningkatan Ekonomi Keluarga
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan menaikkan atau menaiki.30
Sedangkan pengertian ekonomi secara umum bisa dibilang bahwa ekonomi adalah
sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber saya material individu,
masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena
ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang
ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.31
Sedangkan pengertian keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan
warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah
lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
29
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h.190 30
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat
Bahasa, 2008), h.994 31
t.p.,”Pengertian Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli” di akses pada tanggal 26 Januari
2013 http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html
32
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicon dan Celis di dalam
keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.32
Jadi, peningkatan ekonomi keluarga adalah kelompok kecil yang terdiri dari
beberapa anggota dan memiliki satu hubungan darah dalam proses
mempertahankan kesejahteraan hidup, kepala keluarga atau anggota lain
mempunyai tanggung jawab dalam mencukupi kebutuhannya dengan sumber daya
yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
1. Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat
mencapai kesejahteraan, bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi
maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Sedangkan
keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat
dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas.33
Kebutuhan yang tidak terbatas salah satu faktor bahwa masyarakat merasa
tidak sejahtera, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi
maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera.34
Alasannya
32
Gunadarma University “ Pengertian Individu dan Keluarga” artikel ini diakses pada
tanggal 26 Januari 2013 dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/posted-under-
uncategorized-e-pengertian-individu-individu-berasal-dari-kata-latin-individuum-yang-artinya-
tidak-terbagi-individu-menekankan-penyelidikan-kepada-kenyataan-kenyataan-hidup-ya/ 33
Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014
dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan.html 34
Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014
dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan.html
33
karena ketidakpuasan dengan benda yang diperoleh. Apabila keinginan dan
kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi, maka keinginan- keinginan yang baru akan
terwujud. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada
dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dan
keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.35
2. Jenis- jenis Barang
Barang yang dibutuhkan manusia dapat dogolongkan dengan banyak jenis-
jenis barang dalam perekonomian, yaitu :
a. Barang ekonomi
Barang ekonomi adalah barang yang memerlukan usaha untuk
memperolehnya contohnya beras, makanan lain dan barang-barang produksi
industri. Barang ekonomi dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (contoh:
makanan, pakaian dan sepeda motor), barang modal (contoh: mesin, peralatan
bengkel dan bangunan perkantoran), barang akhir (contoh: roti, kursi dan mobil)
dan barang setengah jadi (contoh: tepung gandum, karet dan kelapa minyak
sawit). Dalam teori ekonomi terdapat dua cara penggolongan lain, yaitu:
1) Berdasarkan kepentingan barang dalam kehidupan manusia. Barang-barang
tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu),
barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju
dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).
2) Berdasarkan cara penggunaan barang dalam masyarakat. Barang-barang
tersebut dapat dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian
35
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011, Cet. Dua Puluh Enam). h. 5
34
dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lintas dan mercu
suar).
b. Barang Cuma-Cuma
Sedangkan barang cuma-cuma adalah barang yang dapat dinikmati tanpa
melakukan kegiatan memproduksi seperti udara, oksigen, sinar matahari dan air
hujan.36
3. Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau
diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu:
a. Tanah dan sumber alam, faktor produksi ini terbuat dari alam yang dapat
dijadikan modal seperti tanah, berbagai jenis tambang, hasil hutan, air yang
dibendung untuk irigasi atau pembangkit tenaga listrik.
b. Tenaga kerja, faktor produksi ini merupakan tenaga kerja yang meliputi
keahlian dan keterampilan yang mereka miliki, yaitu:
1) Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau
rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu
bidang pekerjaan.
2) Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang
kayu dan ahli mereparasi TV dan radio.
36
Ibid,.h. 5-6
35
3) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan
cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan,
ahli ekonomi dan insinyur.
c. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia
dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka butuhkan.
d. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan
kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembang-kan berbagai
kegiatan usaha. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya meng-
organisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan
efesien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat
menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.37
37
Ibid,.h. 6-7
36
4. Konsep Keluarga Sejahtera
Konsep keluarga sejahtera menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah keluarga
yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual
dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME),
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan BKKBN
merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat
memenuhi kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan,
sosial dan agama; keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan
keluarga dan jumlah anggota keluarga; keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar,
beribadah khusyuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.38
5. Pengukuran Kesejahteraan
Pengukuran kesejahteraan sering menggunakan pembagian kesejahteraan ke
dalam dua bagian yaitu kesejahteraan subjektif dan objektif. Kesejahteraan secara
objektif dan seubjektif dapat dialamatkan bagi tingkat individu, keluarga dan
masyarakat. Pada tingkat individu, perasaan bahagia atau sedih, kedamaian atau
kecemasan jiwa,dan kepuasan atau ketidakpuasan merupakan indikator subjektif
dari kualitas hidup. Pada tingkat keluarga, kecukupan kondisi perumahan
(dibandingkan standar), seperti ada tidaknya air bersih, merupakan contoh
indikator objektif.39
38
Euis Sunarti, “Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi dan
Keberlanjutannya,” (Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,2006), h. 25 39
Ibid,.h. 27
37
Pada prinsipnya aspek yang dapat diamati dalam menganalisis kesejahteraan
hampir sama, yaitu mencakup dimensi: pendapatan, pengeluaran untuk konsumsi,
status pekerjaan, kondisi kesehatan, serta kemampuan untuk mengakses dan
memanfaatkan kebutuhan dasar (seperti air, sanitasi40
, perawatan kesehatan dan
pendidikan). Faktor utama yang menentukan dari tingkat kesejahteraan ekonomi
adalah daya beli, apabila daya beli menurun maka berdampak pada menurunnya
kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehingga tingkat
kesejahteraan menurun. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat apabila
terjadi peningkatan riil dari pengeluaran per kapita yaitu peningkatan nominal
pengeluaran lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama.41
6. Indikator Kemiskinan
Berikut ini kriteria orang miskin yang dikeluarkan oleh Bank Dunia yang
mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang berpenghasilan di bawah $2
per hari. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) telah menetapkan rumah tangga
yang memiliki ciri-ciri miskin, yaitu :
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2
per orang.
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu
murahan.
c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambo/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa plester.
40
usaha untuk membina dan menciptakan keadaan yang baik di bidang
kesehatan 41
Ibid,.h.28
38
d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah
tangga lain.
e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
f. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air
hujan.
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak
tanah.
h. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu.
i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan puskesmas/poliklinik
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan
0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau
pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/ tidak tamat SD/
hanya SD.
n. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.
500.000, seperti : sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal
motor atau barang modal lainnya.42
42
Forum Kompas“ Indikator Miskin” artikel ini di akses 10 Januari 2014 http://forum .kompas.com/nasional/17755-indikator-miskin.html
39
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZNAS
A. Profil BAZNAS1
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-
satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8
Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat,
infak dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang
melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam Undang-Undang tersebut,
BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat
mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.
Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk
mengawal pengelolaan zakat yang berdasarkan syariat Islam, amanah, kemanfaat-
an, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
1. Tugas dan fungsi BAZNAS
BAZNAS menjalankan empat fungsi, yaitu:
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat; dan
1 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) , “Profil Badan Amil Zakat Nasional”, di akses
pada tanggal 21 September 2013, dari http://www.baznas.or.id/berita-artikel/profil
40
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat
2. Kewenangan BAZNAS
Untuk terlaksananya tugas dan fungsi, maka BAZNAS memiliki
kewenangan:
a. Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi, BAZNAS
Kabupaten/Kota dan LAZ
c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana
sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.
3. Visi dan Misi BAZNAS
Sebagai lembaga yang memiliki sertifikasi ISO 9001:2008, BAZNAS telah
menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi:
“Menjadi Badan Zakat Nasional yag Amanah, Transparan dan Profesional,”
Misi :
a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat
b. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai
dengan ketentuan syariah dan prinsip manajamen modern
c. Menumbuh kembangkan pengelola/ amil zakat yang amanah, transparan,
professional dan terintegrasi
d. Mewujudkan pusat data zakat nasional
e. Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia
melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait
41
4. Struktur Pengurus BAZNAS
Gambar 1
Pengurus BAZNAS periode 2008-2011 yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden No.27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Susunan Keanggotaan
BAZNAS, yang seharusnya berakhir pada tanggal 7 November 2011, telah
diperpanjang masa kepengurusannya dengan Keputusan Menteri Agama Nomor
10 Tahun 2012 tanggal 24 Januari tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti
Keanggotaan BAZNAS periode 2008-2011. Perpanjangan diberikan sampai
dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS sesuai UU Nomor 2011. Dengan
demikian, pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33 orang yang terdiri atas Badan
pelaksana 19 orang, Dewan Pertimbangan 7 orang , dan Komisi Pengawas 7
orang.
42
Tabel 1
Susunan Kepengurusan BAZNAS
No Nama Jabatan
1 Prof. Dr.KH.Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum
2 Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, MBA Ketua Bidang Program
3 dr. H. Naharus Surur. M. Ked. Ketua Bidang Jaringan
4 drh. Emmy Hamidiyah, M.Si Sekretaris Umum
5 M. Fuad Nasar. S.sos Wakil Sekretaris
6 Hj. Isye S. Latief Bendahara Umum
7 Teten Kustiawan, SE, Ak Wakil Bendahara
8 Dr. Siti Chalimah Fajriyah, SE., Akt., MM Divisi Pengumpulan
9 Bakhtiar Rakhman, SE Divisi Pengumpulan
10 Drs. H. Mohammad Siddik Kertapati, MA Divisi Pengumpulan
11 Drs. H. Abd Rahman Anwar Divisi Pendistribusian
12 Abdullah Hasyim, MA, MBA Divisi Pendistribusian
13 Drs. Syahrullah Iskandar, MA Divisi Pendistribusian
14 Taufik Hidayat, M. Ec Divisi Pendayagunaan
15 L.I.A Muzaffar Daud Divisi Pendayagunaan
16 Drs. Mas‟ud Halimi, MA Divisi Pendayagunaan
17 Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc Divisi Pengembangan
18 Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf Divisi Pengembangan
19 Dra. Hj. Elvi Hudriyah, MA Divisi Pengembangan
43
20 H. Muchtar Zarkasyi, SH Ketua Dewan Pertimbangan
21 Prof. Dr. Nasrun Haroen, MA
Sekretaris Dewan
Pertimbangan
22 Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Anggota Dewan
Pertimbangan
23 Drs. H. Djamal Doa (Alm)
Anggota Dewan
Pertimbangan
24 Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA
Anggota Dewan
Pertimbangan
25 Drs. H. Mubarok
Anggota Dewan
Pertimbangan
26 Drs. H. Amidhan
Anggota Dewan
Pertimbangan
27 Drs. H. Achmad Subianto, MBA Ketua Komisi Pengawas
28 Drs. H. Tulus Sekretaris Komisi Pengawas
29 Drs. H. Mundzir Suparta, MA Anggota Komisi Pengawas
30 Drs. H. Basri Barmanda, M.BA Anggota Komisi Pengawas
31 Prof. Dr. H. Artani Hasbi Anggota Komisi Pengawas
32 Drs. KH. Masrur Ainin Najih Anggota Komisi Pengawas
33 H. Iskandar Zulkarnain, SE Anggota Komisi Pengawas
44
Berikut adalah tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pengurus BAZNAS
menurut Keputusan Presiden No.8 tahun 2001 :
a. Bagian kedua Badan Pelaksana
1) Pada pasal 6 Badan Pelaksana mempunyai tugas menyelenggarakan
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat sesuai dengan
ketentuan agama dan tugas lain berkenaan dengan pengelolaan zakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pasal 7 dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pelaksana memperhati-
kan pertimbangan yang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan.
3) Pasal 8 hasil pelaksanaan tugas Badan Pelaksana setiap 1 (satu) tahun
dilaporkan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, termasuk
laporan hasil pengawasan dan Komisi Pengawas.
4) Pasal 9 dalam menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13. Badan Pelaksana dapat meminta
pertimbangan dan berkoordinasi dengan Dewan Pertimbangan dan
Komisi Pengawas.
b. Bagian ketiga Dewan Pertimbangan
Pasal 10 Dewan Pertimbangan mempunyai tugas memberikan pertimbangan
berkenaan dengan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayaguna-
an zakat kepada Badan Pelaksana.
45
c. Bagian Keempat Komisi Pengawas
Pasal 11 Komisi Pengawas mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan
atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat oleh
Badan Pelaksana.
Sedangkan Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2003 tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat :
a. Bagian kedua tugas, wewenang dan tanggung jawab pasal 9
1) Badan Pelaksana Amil Zakat Nasional bertugas:
a) Menyelenggarakan tugas administrative dan teknis pengumpulan,
pendistribusian dan pendaygunaan zakat.
b) Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan
rencana pengelolaan zakat
c) Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi,
informasi dan edukasi pengeloaan zakat
d) Membentuk dan mengukuhkan Unit Pengumpul Zakat sesuai wilayah
operasional
2) Dewan pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional bertugas memberikan
pertimbangan kepada Badan Pelaksana baik diminta maupun tidak dalam
pelaksanaan tugas organisasi
3) Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional bertugas :
a) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelakanaan
tugas Badan Pelaksana dalam pengelolaan zakat
46
b) Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit pengelolaan
keuangan zakat
b. Bagian Ketiga Tata Kerja
1) Pasal 16 setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Amil
Zakat bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, memberi
bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan masing-
masing
2) Pasal 17 setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Amil
Zakat wajib mengikuti dan mematuhi ketentuan serta bertanggung
jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya
3) Pasal 18 setiap divisi/ bidang/ seksi/ urusan Badan Amil Zakat
menyampaikan laporan kepada ketua Badan Amil Zakat melalui
sekretaris, dan sekretaris menampung laporan-laporan tersebut serta
menyusun laporan berkala Badan Amil Zakat
4) Pasal 19 setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Badan Amil Zakat
wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan arahan kepada bawahan
5) Pasal 20 dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan
organisasi Badan Amil Zakat dibantu oleh kepala satuan organisasi
dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan
masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
47
B. Program Pemberdayaan BAZNAS
1. Program Indonesia Cerdas
Program Indonesia cerdas merupakan salah satu program yang bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat dan meningkatkan kualitas
pendidikannya. Dalam program Indonesia cerdas ini ada beberapa macam yang
dilakukan, yaitu program beastudy, Satu Keluarga Satu Sarajan (SKSS), Dana
Infaq Abadi Anak Negeri (DINNAR), Bimbel Gratis dan program Mobil/ Motor
Pintar.2 Program-program pendidikan merupakan bagian dari kegiatan BAZNAS
untuk membantu masyarakat duafa agar mendapatkan pendidikan secara gratis.
2. Indonesia Makmur
Program Indonesia makmur merupakan program BAZNAS dalam bidang
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program Indonesia bertujuan untuk
menumbuhkan kemandirian mustahik, lebih jauh bertujuan agar mereka bisa
menjadi muzakki.3 Program pemberdayaan BAZNAS ada beberapa jenis, yaitu:
pelatihan kewirausahaan, BAZNAS sentral ternak, lapak sampah terpadu,
lumbung tani organik, pemberdayaan kampung nelayan makmur dan
pemberdayaan perempuan.
2N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi(Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ,2012), h.81 3Didin Hafidhuddin, Sambutan, dalam Noor Aflah (Ed), “Bersama BAZNAS Membangun
Kemandirian Umat dan Bangsa dalam Pandangan Didin Hafidhuddin”, Total (2012) : h. 83
48
3. Indonesia Peduli
Program Indonesia peduli adalah program bantuan kepada individu atau
lembaga untuk memenuhi kebutuhan hidup sesaat atau bantuan kepada
masyarakat yang tertimpa musibah bencana secepat mungkin. Jaringan program
Indonesia Peduli melalui pembentuk Unit Salur Zakat atau Jaringan Relawan
Indonesia (JARI) yang merupakan wakil dari Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA), LAZDA, LSM yang memiliki komitmen kemanusiaan. Program
Indonesia peduli merupakan salah satu bentuk cepat tanggap terhadap situasi dan
kondisi yang terjadi pada masyarakat khususnya masalah bencana yang menimpa
masyarakat.
Dalam upaya mempermudah kinerja khususnya dalam penyaluran dana
zakat, BAZNAS memiliki Unit Salur Zakat Center yaitu program pembentukan
unit penyaluran dana ZIS dalam bentuk penyaluran karitas (penyaluran dana
langsung dalam bentuk pemenuhan kebutuhan pokok atau penyediaan layanan
kepentingan umum). Untuk mengatasi bencana terjadi di beberapa wilayah
Indonesia, BAZNAS memiliki program tanggap bencana. Melalui program
Tanggap Bencana berupaya membantu memberikan bantuan kepada masyarakat
yang tertimpa musibah sesegera mungkin. JARI dan USZ Center yang tersebar di
33 provinsi memungkinkan bantuan cepat dilaksanakan.4
4N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi, h.84
49
4. Program Indonesia Taqwa
Program Indonesia Taqwa diwakili dengan program Da‟I mandiri yaitu
program pengiriman da‟i ke daerah-daerah terpencil di nusantara. Da‟i yang
ditugaskan adalah da‟i yang telah melewati seleksi dan memiliki kesiapan untuk
terjun ke daerah terpencil.
Da‟i yang telah siap ditugaskan, telah dibekali materi dakwah dan syariah,
kemampuan membangun komunitas yang mandiri serta skill wirausaha. Sehingga
diharapkan dengan hadirnya para da‟i akan terwujud pencerahan dan pemberdaya-
an masyarakat yang seutuhnya. Program ini memfasilitasi biaya pelatihan,
transportasi dan bea hidup da‟i. Selain, program Indonesia Taqwa ada juga
program Kaderisasi Ulama. Program ini dilakukan untuk melalui program
beastudy bagi calon ulama.
5. Indonesia Sehat
BAZNAS mempunyai beberapa program dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
Unit Kesehatan Keliling (UKK), Dokter Keluarga Prasejahtera, Rumah Sehat
Indonesia. UKK melalui mobil klinik kesehatan ditujukan khusus untuk melayani
dan membantu kaum dhuafa. UKK adalah pelayanan pengobatan dan konsultasi
serta penyuluhan kesehatan di lokasi atau daerah rawan kesehatan dan jauh akses
puskesmas atau rumah sakit.
Dokter Keluarga Prasejahtera (DKPS) adalah program layanan kesehatan
mustahik melalui kerjasama dengan klinik di masyarakat. Program ini ditujukan
dalam bentuk pelayanan kesehatan (pengobatan) dan pendampingan (penyuluhan)
hidup sehat bagi masyarakat kurang mampu. Sedangkan Rumah Sehat adalah
50
program pemberian bantuan kesehatan kepada dhuafa setingkat rumah sakit.
Rumah Sehat BAZNAS ini untuk melayani perawatan media maupun konsultasi
kesehatan.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Program Beasiswa Satu Keluarga satu Sarjana
Mahasiswa sebagai kaum terpelajar merupakan representasi kaum muda
Indonesia yang seharusnya memiliki peran signifikan sebagai agent of change.
Dalam hal ini mahasiswa adalah harapan. Meski secara kuantitas tidak terlalu
banyak, tetapi secara kualitas diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan
bangsa dan negara. Pada tahun 2011 jumlah mahasiswa Indonesia mencapai 4,8
juta orang. Bila dihitung terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka
angka partisipasi kasarnya baru sekitar 18,4 persen. Adapun bila dihitung terhadap
populasi usia 19-30 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baaru 23 persen.
Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju.
Dengan segenap potensi yang dimiliki mahasiswa diharapkan mampu
menjadi penggerak perubahan yang dapat diaktualisasikan dalam bentu peran aktif
dalam masyarakat. Kontribusi dalam masyarakat tersebut tidak harus dilakukan
pasca masa studi, namun dapat dilakukan sejak mereka duduk di bangku kuliah.
Sehingga lahir pribadi-pribadi mahasiswa yang memiliki empati dan jiwa sosial
yang tinggi.
Program beasiswa unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) merupakan
program inisiasi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Beasiswa unggulan
SKSS diluncurkan bersamaan dengan perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional
tepatnya 24 Mei 2008.
52
Program Beasiswa Unggulan SKSS dalam implementasinya melibatkan
berbagai pihak (stakeholder) antara lain: perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi
Islam Negeri, mitra pendamping pembinaan, instansi/departemen terkait. Program
beasiswa Ungulan SKSS merupakan prioritas untuk mengembangkan sumber
daya manusia yang handal dalam menyikapi persaingan di era global.
1. Pengertian Program Beasiswa Unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana
Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah beasiswa mahasiswa berprestasi
di kampus negeri di seluruh Indonesia. Program ini mengutamakan mahasiswa
yang berasal dari keluarga tidak mampu yang salah satu anggota keluarga belum
memiliki tingkat pendidikan sarjana. Beasiswa SKSS membiayai mahasiswa
semester pertama sampai lulus menjadi sarjana. SKSS adalah program beasiswa
yang mengutamakan pengabdian kepada masyarakat setelah lulus minimal 1
(satu) tahun pengabdian. Setiap peserta Beasiswa SKSS diharapkan akan menjadi
sarjana pelopor pemberdayaan masyarakat di wilayah masing-masing peserta.
2. Tujuan Program
a. Meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi sehingga menghasilkan
manusia yang unggul, cerdas, takwa, berwawasan kebangsaan, bermutu,
terampil/ ahli, professional, mandiri, berjiwa entrepreneur, peduli
terhadap sosial, berani mengambil resiko, mampu beradaptasi dengan
baik dan memiliki kecakapan hidup.
b. Memberikan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi kepada
mahasiswa yang berprestasi yang tergolong keluarga pra sejahtera tanpa
sarjana.
53
c. Menciptakan sarjana yang mampu membangun wilayah daerahnya.
d. Menghasilkan lulusan sarjana yang mandiri dan mampu
mengembangkan wilayah sebagai solusi pemerataan pembangunan dan
pengurangan konsentrasi kemiskinan.
Sasaran utama dari penerima program beasiswa unggulan SKSS diharapkan
memiliki jaringan kerelawanan bagi para penerimanya, sehingga terjadi alur
kepedulian yang berjalan secara berkelanjutan. Program beasiswa unggulan SKSS
BAZNAS merupakan program pemberian beasiswa kepada mahasiswa baru lulus
seleksi masuk PTN atau PTAIN yang telah bekerjasama dengan BAZNAS.
3. Kompetensi lulusan program
a. Memiliki pemahaman dan kepribadian Islam yang menyeluruh
b. Memiliki kecerdasan baik secara emosional, spiritual, intelektual
maupun sosial
c. Memiliki jiwa kepemimpinan dan wirausaha yang mandiri dan
bertanggung jawab
d. Memiliki kesadaran untuk merubah diri dari masyarakatnya
e. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
f. Memiliki wawasan yang luas dalam bidang akademiknya dan masalah
sosial masyarakat
g. Memiliki kompetensi untuk mempengaruhi orang lain dan lingkungan
masyakatnya
h. Memiliki kemampuan bahasa asing aktif terutama Inggris dan Arab
54
4. Target Penerima Beasiswa Unggulan SKSS
Adapun untuk penerima beasiswa diadakan sistem seleksi untuk mendapat-
kan kriteria sesuai persyaratan. Di bawah ini beberapa persyaratan yang harus di-
tempuh:
a. Putra/i muslim yang berasal dari keluarga kurang mampu (dibuktikan
dengan surat keterangan tidak mampu/ SKTM) dan salah satu anggota
keluarga belum memiliki sarjana.
b. Terdaftar sebagai mahasiswa baru pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
regional SKSS.
c. Memiliki kemampuan akademik dengan kriteria sebagai berikut :
1) Lulus mengikuti ujian seleksi (administrasi dan akademik) yang
dilakukan oleh BAZNAS
2) Usia maksimal 21 tahun pada saat mendaftar beasiswa (S1)
d. Melengkapi persyaratan Beasiswa Unggulan yang diberikan dalam bentuk
dokumen :
1) Surat pernyataan dari PTN atau PTAIN, bahwa peserta adalah
mahasiswa yang terdaftar di Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan
BAZNAS dan bersedia dipekerjakan di daerah asal setelah selesai masa
pendidikan selama 2 tahun.
2) Surat Keterangan Kesehatan dari Puskesmas atau Rumah Sakit setempat
3) Formulir Pendaftaran Program Beasiswa Unggulan dilengkapi Pas Foto
berwarna terbaru 3x4 (2 lembar)
55
4) Ijazah dan Transkrip Nilai pendidikan terakhir (SMA, SMK, MA dan
setingkatnya) yang telah dilegalisasi
e. Untuk peserta beasiswa SKSS lanjutan menyertakan hasil studi semester (IPS
dan IPK) yang menjadi syarat penerimaan beasiswa selanjutnya dikoordinir oleh
Perguruan tinggi mitra BAZNAS.
5. Perguruan Tinggi Mitra Dari Program SKSS BAZNAS
Program Beasiswa Unggulan SKSS ini merupakan Beasiswa yang
diselenggarakan di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri. Sejak tahun 2008 hingga 2013 tercatat BAZNAS telah bekerjasama
dengan 12 PTN dan 23 PTAIN seluruh Indonesia dalam penyelenggaraan
program unggulan SKSS. Untuk angkatan 2008- 2011 tercatat 120 penerima
beasiswa program SKSS dari 12 PTN dan 2011- 2014 tercatat 419 penerima
beasiswa program SKSS. Berikut dibawah ini beberapa Perguruan Tinggi Negeri
yang menjadi mitra program beasiswa SKSS :
a. Universitas Andalas
b. Universitas Mulawarman
c. Universitas Indonesia
d. Universitas Pertanian Bogor
e. Universitas Teknologi Bandung
f. Universitas Padjajaran
g. Universitas Gajah Mada
h. Universitas Brawijaya
i. Universitas Airlangga
56
j. Institut Teknologi Sepuluh November
k. Universitas Mataram
l. Universitas Hasanuddin
Adapun mitra program beasiswa SKSS di Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri berjalan berdasarkan wilayah yang terdiri dari sebagai berikut :
a. Wilayah Sumatera : UIN Sultan Syarif Qasim Pekanbaru, IAIN Ar Raniry
Banda Aceh, IAIN Sultan Thaha Saifudin Jambi, IAIN Imam Bonjol, IAIN
Raden Fatah Palembang, IAIN Raden Intan Lampung, STAIN Curup
Bengkulu, dan STAIN Bukit Tinggi.
b. Wilayah Jawa : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Wali Songo
Semarang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya.
c. Wilayah Kalimantan : STAIN Pontianak, IAIN Antasari Banjarmasin,
STAIN Sultan Sulaiman Samarinda dan STAIN Palangkaraya.
d. Wilayah Sulewesi : UIN Aluddin Makassar, IAIN Sultan Amai Gorontalo,
dan STAIN Manado.
e. Wilayah NTB : IAIN Mataram Lombok NTB
f. Wilayah Papua : STAIN Sorong
6. Fakultas/ Jurusan Penerima Beasiswa SKSS
Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) adalah beasiswa pengabdian
kepada masyarakat. Salah satu tujuan dari program beasiswa SKSS adalah
menghasilkan lulusan yang berasal dari keluarga pra-sejahtera tanpa sarjana yang
57
mandiri dan mampu mengembangkan wilayahnya sebagai solusi pemerataan
pembangunan dan pengurangan kemiskinan.
Selain itu mereka juga diharapkan mampu meng-implementasikan nilai-nilai
ke Islaman dengan baik di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, jurusan/prodi
atau fakultas yang menjadi sasaran utama program beasiswa SKSS adalah yang
terkait dengan pengembangan potensi sumber daya alam (SDA) yang diharapkan
mampu berkontribusi dalam pengembangan masyarakat. Di Perguruan Tinggi
Agama Islam, sasaran utama program SKSS adalah jurusan berbasis dakwah,
tarbiyah dan ekonomi syariah.
B. Penyaluran BAZNAS Terhadap Penerima Program SKSS
Penyaluran yang dilakukan BAZNAS untuk program SKSS termasuk
kategori zakat konsumtif produktif yaitu kategori yang diwujudkan dalam bentuk
beasiswa. Berikut ini penjelasan penyaluran yang dilakukan oleh BAZNAS :
1. Syarat-syarat Penerima Beasiswa
Dalam melakukan pencarian penerima program beasiswa SKSS, BAZNAS
melakukan sistem seleksi dengan menentukan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Putra/ putri muslim yang berasal dari keluarga kurang mampu (dibuktikan
dengan surat Keterangan Tidak Mampu /SKTM) dan salah satu anggota
keluarga belum ada yang memiliki sarjana.
b. Terdaftar sebagai mahasiswa/mahasiswi pada Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) dan Perguruan Tinggi Negeri Agama Islam (PTAIN).
c. Lulus mengikuti ujian seleksi (administrasi dan akademik) yang dilakukan
oleh BAZNAS.
58
d. Melengkapi persyaratan beasiswa yan diberikan dalam bentuk dokumen,
yaitu:
1) Surat pernyataan dan rekomendasi dari PTN atau PTAIN, bahwa
peserta adalah penerima beasiswa dari program yang telah ditentukan
oleh BAZNAS.
2) Surat Keterangan Kesehatan dari Puskesmas atau Rumah Sakit.
3) Formulir Pendaftaran Program Beasiswa Unggulan dilengkapi pas foto
berwarna terbaru 3x4 (2 lembar).
4) Ijazah dan Transkrip Nilai Pendidikan terakhir (SMA, SMK, MA dan
setingkatnya) yang telah dilegalisasi.
5) Menyertakan Foto rumah, slip gaji dan pembayaran rekening listrik
bulan terkahir.1
e. Untuk peserta beasiswa SKSS lanjutan menyertakan hasil studi semester
(IPS dan IPK) yang menjadi syarat penerimaan beasisswa selanjutnya,
dengan dikoordinir oleh PTN atau PTAIN Mitra.2
1 Wawancara pribadi dengan Penerima beasiswa SKSS, Jakarta 18 Desember 2013
2Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana.
Jakarta, 2 Desember 2013.
59
2. Mekanisme Seleksi dan Evaluasi
Proses seleksi program SKSS BAZNAS dilakukan sesuai dengan
mekanisme seleksi yang ditentukan sebagai berikut :
Tabel 2
Sumber : Program Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS
Mahasiswa/i PTN dan PTAIN BAZNAS
Sosialisasi
Pendaftaran
Pelaksanaan
Pelaporan
Pengumuman
kepada mahasiswa/I
masing-masing
PTN/PTAIN (3
minggu)
MOU/PKS
(1 minggu)
Pengumuman dan
Perjanjian
Kerjasama dengan
PTN/PTAIN (1
minggu)
Penyerahan Berkas
kelengkapan administrasi,
formulir dsb (1
minggu)
Cek dan verifikasi
berkas
Diserahkan ke BAZNAS
Penerimaan
berkas
Seleksi dan
rekrutmen
Verifikasi
akhir
Menerima
pembayaran
uang saku
(living cost)
Menerima
pembayaran SPP
Peserta Program
Pembayara
n SPP ke
rekening kampus
Pembayara
n uang saku ke
rekening peserta
Penyerahan
laporan KHS atau
IP dan laporan
kegiatan
bulanan/semester
Laporan
pencairan SPP
dan IP/IPK
peserta
Databas
e
Money
60
Dari tabel di atas dapat dijelaskan mekanisme pelaksanaan program SKSS
ada empat tahapan, yaitu:
a. Tahap pertama yaitu diadakannya sosialisasi terlebih dahulu dari BAZNAS
kepada pihak PTN/PTAIN, diberi waktu 1 minggu untuk melakukan
perjanjian dengan PTN/PTAIN. Kemudian diadakan pengumuman kepada
pihak mahasiswa/i dalam batas waktu 3 minggu.
b. Tahap kedua yaitu pendaftaran, mahasiswa/i diberi waktu 1 minggu untuk
mengumpulkan berkas kelengkapan-nya kepada PTN/PTAIN untuk di cek
dan verifikasi. Setelah melakukan penyelesaian verifikasi pihak PTN/PTAIN
menyerahkan kepada pihak BAZNAS untuk verifikasi akhir berupa
pengumuman peserta yang lulus.
c. Tahap ketiga yaitu pelaksanaan, BAZNAS melakukan pembayaran SPP ke
PTN/PTAIN dan melakukan pembayaran uang saku ke rekening peserta.
d. Tahap terakhir yaitu pelaporan, mahasiswa/i melakukan penyerahan laporan
KHS atau IP dan laporan kegiatan bulanan/semester melalui PTN/PTAIN.
Kemudian laporan yang sudah diberikan akan di serahkan kepada BAZNAS
yang berupa laporan mahasiswa dan laporan pencairan SPP dari
PTN/PTAIN.
3. Mekanisme Pelaksanaan Pembiayaan
Besarnya pembiayaan beasiswa yang diberikan BAZNAS kepada
mahasiswa selama menjalani program SKSS ditentukan oleh Manajamen Badan
Amil Zakat Nasional dengan mempertimbangkan biaya SPP dan uang saku sesuai
61
hasil koordinasi dengan semua pihak. Pembiayaan seorang peserta Beasiswa
SKSS BAZNAS meliputi :
a. Biaya pendidikan SPP merupakan hasil kerjasama antara BAZNAS dengan
PTAIN, besarnya pembiayaan ditentukan sesuai biaya pendidikan di PTAIN
peserta terdaftar. Jika BAZNAS mengalami keterlambatan dalam
menyalurkan dananya, maka pihak PTAIN akan menanggung biaya SPP
mahasiswa. Pihak BAZNAS akan mengganti besarnya pembiayaan dan
langsung mentransferkan dananya ke rekening PTAIN tersebut.
b. Selama menjalani masa studi mahasiswa akan mendapat tunjangan biaya
hidup yang besarnya ditentukan oleh Manajamen BAZNAS. Tunjangan
untuk angkatan 2008 sebesar Rp. 200.000/bulan sedangkan untu angkatan
2011 sebesar Rp. 500.000/bulan dan penyalurannya dilakukan per semester.3
Dalam menyalurkan dananya BAZNAS melakukan kerjasama dengan pihak
23 PTAIN yang terdiri dari 229 mahasiswa/ mahasiswi dengan jumlah penyaluran
SPP untuk angakatan 2011 sebesar Rp. 172.265.000,-/ semester sedangkan untuk
uang saku sebesar Rp. 690.000.000,-/ semester.
3 Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana.
Jakarta, 2 Desember 2013.
62
4. Mekanisme Pencairan Dana
Gambar 2
Sumber :Program Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS
Perguruan Tinggi mitra mengajukan permohonan pencairan beasiswa SKSS,
laporan Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa/i dan anggaran biaya SPP setiap
semester. Hal ini dilakukan setiap semester hingga semester ke delapan. Berikut
adalah prosedur yang dilakukan oleh BAZNAS kepada Perguruan Tinggi Negeri
Agama Islam:
a. BAZNAS menerima dan memproses permohonan pencairan dari Perguruan
Tinggi mitra SKSS baik SPP maupun Uang Saku.
b. Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPP) BAZNAS akan melakukan
verifikasi dan klarifikasi permohonan yang diajukan untuk mendapat
persetujuan dari Manajemen BAZNAS.
c. DPP akan mentransfer SPP mahasiswa/i penerima program SKSS ke
rekening Bank yang telah ditunjuk oleh masing-masing PTN/PTAIN.
Sedangkan Uang Saku (living cost) akan ditransfer langsung ke rekening BRI
mahasiswa/i yang nilai Indeks Prestasi Semesternya mencapai nilai 3,00, jika
dibawah IPK 3,00 mahasiswa/i tidak mendapatkan uang saku pada semester
PTN/PTAI
Mitra
DPP BAZNAS
Peserta SKSS Bank Mitra SKSS BRI
63
tersebut dan hanya mendapat pembayaran SPP. BAZNAS hanya memberikan
uang saku dan SPP hingga delapan semester, selebihnya penerima program
beasiswa membiayai sendiri.4
Pada dua tahun pertama BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam
penyalurannya. Namun, untuk dua tahun terakhir BAZNAS mengalami
keterlambatan dalam menyalurkan dananya.5 Disebutkan dalam Perjanjian
Kerjasama BAZNAS dengan pihak PTAIN tercatat dalam pasal 5 no. 5.1.3 yaitu
berkurangnya perolehan ZIS pihak pertama, sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan pihak pertama untuk menjalankan Program SKSS ini,
dikarenakan telah terkait dengan program lain yang telah disepakati lebih
dahulu/telah menjadi program tahunan pihak pertama sebelum ditanda tanganinya
perjanjian ini.
Dalam penyalurannya tidak semua pihak PTAIN memberikan dana talangan
SPP untuk mahasiswa/i penerima program SKSS. Sehingga mengakibatkan
mahasiswa/i terpaksa mencari pekerjaan dan mencari pinjaman untuk membayar
SPP yang tertunda. Negatifnya, akan berdampak pada menurunnya nilai akademik
mahasiswa/i penerima program SKSS.6 Dana yang sudah dikeluarkan baik dari
mahasiswa/i dan PTAIN akan diganti oleh BAZNAS selama mengalami
keterlambatan pembiayaan.7
4 Buku Pedoman Program Satu Keluarga Satu Sarjana 2013
5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Fauzan bidang kemahasiswaan IAIN Walisongo,
Jakarta 16 Desember 2013 6 Wawancara pribadi via telephone dengan Bapak Harles Bidang Kemahasiswaan STAIN
Palangkaraya, 16 Desember 2013 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Amelya Hidayat bagian beasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta,16 Desember 2013
64
Kelemahan dari program SKSS BAZNAS yaitu terjadi pada penyalurannya
(pembiayaan), kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di BAZNAS
mengakibatkan program SKSS mengalami keterlambatan dalam memberikan
dananya. Selain itu, adanya pergantian pengurus pelaksana program SKSS.
Sedangkan pelaksana program SKSS yang sekarang tidak hanya melakukan
kontribusi pada program SKSS, tetapi melakukan kontribusi pada program
pemberdayaan pendidikan lainnya seperti bimbel gratis dan program 1000
kaderisasi ulama.8 Seharusnya BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam
menyalurkan dananya, baik kepada Universitas terkait atau pada penerima
program SKSS. Program yang sudah diputuskan oleh BAZNAS sudah merupakan
tanggung jawab dan resiko yang harus diambil dari pihak BAZNAS untuk
menjadi program yang bisa memberikan kemudahan kepada mustahik bukan
untuk memberikan kesulitan, karena dengan terlaksananya program dengan baik
akan menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat dan pihak lainnya.
8Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana.
Jakarta, 2 Desember 2013.
65
C. Realisasi Pada Penerima Program SKSS BAZNAS
Untuk mengetahui adanya program yang bagus, dapat diketahui dari sasaran
program SKSS BAZNAS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
program SKSS BAZNAS untuk programnya sudah tepat sasaran atau belum
dalam menyalurkan dananya.
Dari pembahasan sebelumnya sudah dapat diketahui kriteria apa saja yang
diinginkan oleh BAZNAS untuk penerima program SKSS. Salah satunya adalah
dari kalangan keluarga miskin dan belum ada sarjana dalam keluarganya. Untuk
mengetahui sudah tepat sasaran atau belum dalam menentukan kriterianya, perlu
diketahui terlebih dahulu indikator kemiskinan.
Adanya indikator kemiskinan bisa dilihat dari beberapa kriteria yang telah
ditentukan oleh BPS dan Bank Dunia. Dikategorikan miskin apabila tidak
memenuhi standar garis kemiskinan, menurut Bank Dunia standar kemiskinan
adalah sebesar Rp. 564.000 per bulan sedangkan menurut BPS sebesar Rp.
248.707 per bulan.
Untuk mengetahui penerima program SKSS termasuk kategori miskin atau
tidaknya dapat diketahui dari pendapatannya. Rata-rata pendapatan yang diperoleh
oleh keluarga penerima program SKSS adalah sebesar Rp. 500.000- Rp.
1.000.000. Ada faktor kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS tidak
termasuk kategori miskin baik dari BPS atau Bank Dunia. Tetapi, jika dihitung
untuk pembagian banyaknya tanggungan keluarga, besar kemungkinan penerima
program SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin.
66
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menentukan rumah tangga yang termasuk
kategori miskin. Penerima program SKSS BAZNAS juga masuk dalam beberapa
kategori yang telah ditentukan oleh BPS, yaitu:
1. Sumber mata air minum berasal dari sumur.
2. Memakan daging hanya pada hari raya. Dan sehari-harinya makan yang
berasal dari tumbuhan ubi-ubian dan sayuran. Dan terkadang makan 2 atau 3
kali sehari dalam sehari.
3. Pakaian dibeli dalam setahun sekali. Biasanya menjelang hari raya Idul Fitri.
4. Pendidikan tertinggi rata-rata anggota keluarga selain penerima program
SKSS adalah SMP dan untuk kepala rumah tangga rata-rata dari lulusan SD.
5. Penghasilan yang diperoleh berasal dari petani, nelayan, pedagang, buruh
bangunan, tukang kayu.
6. Kekayaan yang dimiliki rata-rata handphone dan sepeda motor
Dari penjelasan di atas dapat diketahui program SKSS BAZNAS sudah tepat
sasaran dalam memenuhi kriteria yang diinginkan. Keluarga penerima program
SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin sebelum menerima program SKSS dan
dapat dibuktikan melalui penentuan standar kemiskinan menurut BPS dan Bank
Dunia.
67
D. Analisis Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga
Setiap keluarga membutuhkan cara untuk mempertahankan hidup menjadi
lebih sejahtera. Untuk mempertahankan kehidupan keluarga dibutuhkan pendapat-
an dalam memenuhi sandang, pangan dan papan. Selain itu, pendidikan juga
sangat diperlukan untuk menunjang keluarga di masa depan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
Adanya pendidikan dan pengetahuan bisa dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur kehidupan ekonomi yang lebih baik di masa yang akan datang,
mengingat modal pendidikan sangat berpengaruh untuk mencari pekerjaan.
Program pemberdayaan Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS dilakukan agar
mahasiswa/i mampu mensejahterakan keluarga menjadi terampil dan mandiri
dalam mengentaskan kemiskinan. Dari hasil wawancara dapat diketahui penjelas-
an sebagai berikut ini :
1. Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan dilakukan untuk menghasilkan pendapatan, dimana pendapatan itu
untuk mencukupi kebutuhan hidup baik pribadi ataupun berkeluarga. Tidak bisa
dipungkiri, bahwa penilaian seseorang bisa meningkat atau tidaknya bisa dilihat
dari besarnya pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan yang dimiliki.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap responden penerima program
SKSS BAZNAS dapat diketahui beraneka ragam pekerjaan yang dilakukan untuk
menghasilkan pendapatan. Beberapa pekerjaan responden penerima program
SKSS diantaranya bekerja sebagai:
68
Gambar 3
a. Petani
Pekerjaan keluarga penerima program SKSS BAZNAS rata-rata berasal dari
kalangan petani sebesar 20 responden. Petani adalah satu-satunya mata
pencaharian dilihat dari sumber daya alam yang dimiliki di daerahnya. Jadi
bertani merupakan satu-satunya penghasilan yang di dapatkan. Berdasarkan
penyebab terjadinya, petani termasuk kategori pengangguran musiman yaitu
pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.9
b. Pedagang
Pedagang merupakan pekerjaan yang bisa mendapatkan penghasilan lebih
baik dari pekerjaan yang lain. Keluarga penerima program SKSS BAZNAS ada
yang berasal dari pedagang yaitu 11 responden. Tetapi pedagang yang dimaksud
berasal dari berdagang kecil-kecilan saja yang hanya mencukupi kebutuhan
9 Badan Pusat statistik, Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 (Jakarta: BPS,
2000, cet. Pertama)
7
11
20
7
2 3
0
5
10
15
20
25
Nelayan Pedagang Petani Buruh Serabutan TidakBekerja
Pekerjaan Orang Tua
69
sehari-hari untuk keluarganya. Diantaranya berdagang sebagai tukang kripik
keliling, tukang es keliling dan lain sebagainya. Tempat yang digunakan tidak
memiliki toko, dan hanya menggunakan gerobak sebagai penopang dagangannya.
Bahkan ada yang hanya menggunakan tikar untuk menjual barang-barangnya.
c. Nelayan
Keluarga penerima program SKSS BAZNAS ada yang berasal dari nelayan
sebesar 7 responden. Nelayan adalah salah satu mata pencaharian di daerah
asalnya karena dekat dengan laut. Bekerja sebagai nelayan memiliki resiko yang
paling tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain, karena nelayan biasanya
dilakukan ketika malam hari. Untuk mencari ikan nelayan menginap di laut untuk
mendapatkan ikan yang lebih banyak dan bahkan rela menerjang ombak. Jika
nelayan tidak mengetahui cuaca dengan baik maka bisa membahayakan nelayan.
d. Buruh
Bekerja sebagai buruh juga memiliki resiko walaupun tidak terlalu tinggi.
Rata-rata pekerjaan buruh penerima program SKSS BAZNAS sebesar 7
responden yaitu sebagai buruh bangunan dan tukang kayu.
e. Serabutan
Maksud dari serabutan adalah pekerjaan yang tidak menentu. Apabila ada
pekerjaan apa saja maka akan dikerjakan dan tidak menentu pekerjaan yang
dilakukan. Penghasilannya tentu tidak menentu karena pekerjaan ini tidak
menetap. Salah satu pekerjaan keluarga penerima program SKSS yang termasuk
kategori bekerja serabutan adalah sebagai tukang panggul sebanyak 2 responden.
70
f. Tidak bekerja
Beberapa keluarga penerima program SKSS ada yang tidak bekerja yaitu
sebanyak 3 responden. Rata-rata penyebabnya sakit keras bahkan peneliti
menemukan ada yang tidak memiliki kedua orang tua. Jadi, penerima program
SKSS harus bekerja untuk memikul anggota keluarga dan dirinya sendiri. Bahkan
ada yang hanya mengandalkan beasiswa atau belas kasihan orang lain untuk
mendapatkan penghasilan.
2. Sebelum adanya program SKSS BAZNAS
Sebelum adanya program SKSS BAZNAS, kepala keluarga bekerja dengan
mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya. Penghasilan yang di dapatkan tidak
pernah menentu. Pendapatan keluarga dalam sebulan dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 4
Pendapatan yang bisa dihasilkan dalam sebulan rata-rata adalah sebesar Rp.
500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan. Pendapatan yang dihasilkan tentu dibagikan
untuk memenuhi kebutuhan berupa konsumsi, pendidikan dan beban listrik. Dari
0
5
10
15
20
25
30
Rp. 1.000.000 - Rp.1.500.000
Rp. 500.000 - Rp.1.000.000
Rp. 500.000
Pendapatan Keluarga Per bulan
71
pendapatan yang sudah dijelaskan diatas, menurut para penerima program SKSS
dananya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan keluarga mendapat
bantuan dari anggota keluarga lain yang sudah bekerja untuk menutupi
kebutuhannya.
Banyak faktor penghambat untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
keinginan salah satunya adalah kenaikan harga yang membuat fakir miskin harus
menghemat kebutuhan yang lain. Fakir miskin harus mengeluarkan dananya untuk
kebutuhan yang wajib di dahulukan. Kebutuhan pertama yang wajib dikeluarkan
adalah beban listrik dan gas atau minyak tanah. Kebutuhan kedua adalah
pendidikan seperti uang jajan anak sehari-hari, pembelian buku sekolah dan
peralatan sekolah, untuk pembayaran sekolah tidak mengeluarkan biaya karena
sudah termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kebutuhan ketiga
adalah konsumsi, setelah kebutuhan pertama dan kedua telah terpenuhi maka
untuk kebutuhan ketiga fakir miskin akan benar-benar menghemat dalam
mengeluarkan dananya. Penghematan ini berupa makan yang tiga kali sehari
menjadi dua kali sehari, konsumsi daging diganti menjadi ikan, konsumsi ikan
diganti menjadi telur. Ketika membeli barang konsumsi, mie adalah yang paling
dicari karena bersifat tahan lama sehingga dijadikan makanan wajib dikonsumsi
setelah nasi. Ini adalah standar pokok rumah tangga yang harus dipenuhi.
Adanya kenaikan harga membuat keluarga penerima program SKSS
BAZNAS benar-benar harus menghemat pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan
sebulan penuh. Dengan adanya kenaikan harga yang semakin meningkat membuat
fakir miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan yang lain. Jika fakir miskin ingin
72
membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga, terpaksa fakir miskin tidak
menyisihkan dananya untuk menabung. Tetapi kenyataanya dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 5
Dari gambaran di atas dapat kita lihat, banyaknya anggota keluarga yang
tidak memiliki tabungan. Adapun tabungan yang dijelaskan responden hanya
berbentuk simpanan untuk pendidikan anaknya yang lain jika ada lebih dari
pendapatan keluarganya.
Rata-rata tanggungan keluarga yang dimiliki sekitar 7 hingga 8 orang. Dan
orang tua kebanyakan lulusan dari Sekolah Dasar (SD). Sedangkan anggota
keluarga sendiri paling tinggi rata-rata pendidikannya dari Madrasah Aliyah (MA)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dari pendapatan yang dihasilkan,
keluarga fakir miskin harus membaginya untuk menanggung anggota keluarga
baik dari segi pendidikan atau kebutuhan yang lain. Kenginan anggota keluarga
terkadang sulit untuk menghemat keuangan yang ada. Berikut ini adalah jumlah
tanggungan keluarga program penerima SKSS BAZNAS :
0
10
20
30
40
Ada Tidak ada
Tabungan Keluarga
73
Gambar 6
Sebelum mengikuti program SKSS BAZNAS kekayaan fasilitas yang
dimiliki pada umumnya sama dengan rumah tangga lain. Seperti televisi,
handphone dan motor. Ketiga fasilitas ini bukan barang yang langka untuk
dimiliki sebuah keluarga. Alasan kenapa mereka membeli fasilitas ketiga barang
ini adalah untuk televisi memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi,
handphone memudahkan untuk berkomunikasi dan motor untuk memudahkan
mereka dalam perjalanan yang jauh dari jarak rumah ke jalan utama.
Dari analisis sebelum keluarga fakir miskin mengikuti program SKSS
BAZNAS. Demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya, anggota keluarga yang
sudah bekerja dapat menambah penghasilan walaupun dari dana tersebut hanya
pas untuk kebutuhan sehari-hari dengan menghemat pendapatan yang ada.
3. Sesudah mengikuti program SKSS
Sesudah adanya program SKSS BAZNAS, keluarga bisa memiliki peluang
untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Keluarga penerima program SKSS
mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya ditambah dengan pendapatan uang
saku program SKSS BAZNAS yang diterima enam bulan sekali dan bebas
1-2 anak 3-4 anak 5-6 anak 7-8 anak > 8 anak
3 5
14 16
12
Jumlah tanggungan Keluarga
74
pembayaran SPP. Penghasilan yang di dapatkan rata-rata adalah sebesar Rp.
500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan dan pendapatan dana yang diterima dari
BAZNAS sebesar Rp. 3.000.000 untuk per enam bulan atau bisa dibagi Rp.
500.000 dalam per bulan. Pendapatan dibagikan untuk memenuhi kebutuhan
berupa konsumsi dan pendidikan.
Dengan adanya pembayaran SPP dan uang saku yang diberikan oleh
BAZNAS. Memudahkan keluarga untuk menghemat pengeluaran yang
seharusnya dikeluarkan untuk pendidikan anak yang menempuh perguruan tinggi
menjadi kebutuhan yang lain atau keluarga menyimpan uangnya untuk
pengeluaran yang tidak terduga di masa depan. Sehingga Kepala keluarga tidak
mengkhawatirkan anggota keluarganya putus dalam pendidikan. Uang saku yang
diberikan BAZNAS hanya mencukupi ongkos, pembelian buku dan yang
berhubungan dengan tugas dan praktek kuliah. Positifnya, karena itulah kepala
keluarga tidak mengkhawatirkan lagi ketika pembiayaan yang sudah direncanakan
tiba-tiba putus di tengah jalan hanya karena tidak memiliki dana untuk
melanjutkan semester berikutnya.
Dengan begitu, dana yang seharusnya di keluarkan untuk pembayaran SPP
dan uang saku anak, bisa dihemat bagi pendidikan anaknya yang lain dan
kebutuhan rumah tangga.
Kekayaan yang diperoleh oleh keluarga penerima program SKSS BAZNAS
adalah berupa penambahan jumlah dana sebanyak Rp. 500.000 per bulan yang
diterima per tiga bulan sejumlah Rp. 3.000.000, sehingga memberikan
peningkatan dana dari sebelum menerima program SKSS BAZNAS.
75
4. Peningkatan Ekonomi Keluarga
Setelah analisis sebelum menerima program SKSS BAZNAS dan sesudah
menerima program dapat diketahui ada atau tidaknya peningkatan ekonomi
keluarga fakir miskin penerima program SKSS BAZNAS. Dapat diketahui
perbandingannya sebagai berikut :
a. Pendapatan
Pendapatan yang diterima penerima program SKSS BAZNAS hanya
mengandalkan penghasilan dari pekerjaan orang tua keluarga penerima program
SKSS BAZNAS sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000. Setelah menerima program
SKSS BAZNAS pendapatan bertambah sebesar Rp. 3.000.000 per enam bulan
atau Rp. 500.000 per bulan. Sehingga dapat diketahui adanya peningkatan
pendapatan keluarga penerima program SKSS BAZNAS hampir mencapai
pendapatan orang tua dari hasil pekerjaannya selama satu bulan.
b. Kebutuhan
Kebutuhan penerima program SKSS BAZNAS adalah buku, konsumsi,
ongkos dan tugas praktek yang berhubungan dengan kuliah. Sebelum menerima
program SKSS BAZNAS keluarga penerima program benar-benar menghemat
dananya untuk kepentingan pendidikan anaknya dan uang yang didapatkan habis
terpakai, banyaknya beban yang ditanggung kepala keluarga sehingga kakaknya
yang sudah bekerja mau tidak mau harus membantu menyisihkan uang untuk
keperluan anggota keluarganya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setelah
menerima program SKSS BAZNAS, penghematan konsumsi yang berlebihan bisa
dikurangi dan kepala keluarga tidak terlalu mengkhawatirkan masalah biaya
76
pendidikan. Adanya peningkatan yang terjadi sangat signifikan dalam pendapatan
tetapi belum signifikan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
c. Kekayaan
Sebelum menerima program SKSS BAZNAS, keluarga sudah memiliki
televisi, handphone dan motor. Dan setelah menerima program SKSS BAZNAS
kekayaan yang dimiliki hanya berupa uang saku yang diberikan tiga bulan sekali
sebesar Rp. 3.000.000.
Dengan demikian, peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin penerima
program SKSS BAZNAS berpengaruh signifikan bagi kesejahteraan keluarga
secara langsung. Yaitu pendapatan yang diterima bertambah, pengeluaran jadi
hemat, kekayaan yang dimiliki berupa uang saku. Jadi, nilai yang bertambah dapat
membantu dalam meningkatkan ekonomi keluarga terutama dalam bidang
pendidikan anak.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) BAZNAS adalah program yang
patut di apresiasi sebagai upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi dalam
bidang pendidikan. Dalam menyalurkan dananya BAZNAS melakukan
kerjasama dengan pihak 23 PTAIN yang terdiri dari 229 mahasiswa/
mahasiswi dengan jumlah penyaluran SPP untuk angakatan 2011 sebesar Rp.
172.265.000,-/ semester sedangkan untuk uang saku sebesar Rp.
690.000.000,-/ semester. Kelemahan dari program SKSS BAZNAS yaitu
terjadi pada penyalurannya (pembiayaan). Yaitu Pada dua tahun pertama
BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam penyalurannya. Namun,
untuk dua tahun terakhir BAZNAS mengalami keterlambatan dalam
penyaluran dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di
BAZNAS mengakibatkan program SKSS mengalami keterlambatan dalam
memberikan dananya. Selain itu, adanya pergantian pengurus pelaksana
program SKSS. Sedangkan pelaksana program SKSS yang sekarang tidak
hanya melakukan kontribusi pada program SKSS saja.
78
2. Dalam realisasinya, program SKSS BAZNAS tidak sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAZNAS sendiri. Ini dapat
diketahui dari standar kemiskinan yang telah ditentukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Bank Dunia. Menurut Bank Dunia standar kemiskinan
adalah sebesar Rp. 564.000 per bulan sedangkan menurut BPS sebesar Rp.
248.707 per bulan. Ada faktor kemungkinan penerima program SKSS
BAZNAS tidak termasuk kategori miskin baik dari BPS atau Bank Dunia.
Tetapi, jika dihitung untuk pembagian banyaknya tanggungan keluarga, besar
kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin.
3. Program SKSS BAZNAS dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan ekonomi secara langsung. Dengan adanya pendapatan
yang bertambah berbentuk uang saku, pengeluaran jadi hemat, kekayaan
yang dimiliki berupa uang saku yang diberikan per tiga bulan sebesar Rp.
3.000000. Jadi, selain nilai kepemilikan bertambah, penerima program SKSS
BAZNAS bisa mendapatkan pendidikan untuk kesejahteraan keluarga di
masa yang akan datang.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penulis dapat menyarankan sebagai berikut :
1. Program ini sangat bagus untuk dilaksanakan, akan tetapi dalam penyaluran
kedepannya tidak mengalami keterlambatan lagi dalam mengeluarkan
pembiayaan untuk mahasiswa/i. Sehingga memudahkan mahasiswa/i untuk
mengisi KRS ketika perkuliahan baru dimulai.
79
2. Untuk mempermudah dalam meningkatan insan yang lebih bermutu lagi.
Diharapkan BAZNAS menjadikan program ini lebih baik dari sebelumnya.
3. Lebih bagus lagi apabila penerima program SKSS BAZNAS pelaksanaannya,
sebelum masuk perguruan tinggi. Biasanya, orang yang sudah masuk
perguruan tinggi keluarganya sudah memiliki perencanaan pendidikan.
Sedangkan banyak orang yang tidak masuk perguruan tinggi dengan alasan
tidak memiliki biaya dan belum ada perencanaan keuangan dari keluarga.
Sehingga mereka lebih memilih bekerja untuk menopang hidupnya.
4. Dalam dunia zakat, pembinaan (pendamping) sangat dibutuhkan untuk
memudahkan mustahik menjadi lebih baik. Dengan adanya pendamping
untuk program SKSS BAZNAS, mahasiswa yang harus mengabdi selama
satu tahun sesuai dengan persyaratan yang ditentukan BAZNAS bisa
melakukan dalam prakteknya. Sehingga ketika terjun ke masyarakat akan
memudahkan mereka bersosialisasi.
5. Adanya informasi dan komunikasi yang baik dari BAZNAS untuk penerima
beasiswa dan Universitas. Sehingga memudahkan mereka untuk
mendapatkan mengenai info keterlambatan atau info-info yang terkait dengan
program SKSS BAZNAS.
DAFTAR PUSTAKA
Aflah. Noor. Arsitektur Zakat Indonesia dilengkapi Kode Etik Amil Zakat
Indonesia, Jakarta : UI-Press, 2009.
Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf , Jakarta : UI-
Press, 1988.
Badan Pusat statistik, Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 , Jakarta:
BPS, 2000.
Bariadi, Lili dkk. Zakat & Wirausaha, Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005.
Bariyah, Oneng Nurul. Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi, Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012.
Beik, Irfan Syauqi, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi
Kasus Dompet Dhuafa Republika,”Zakat dan Empowering Jurnal Pemikiran
dan Gagasan volume 2 (Jumadil Tsani 1430/ Juni 2009)
Bukhori, Muhammad Bukhori. ” Efektifitas Penyaluran Dana Beasiswa Etos Di
Dompet Dhuafa Republika.” Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat
Bahasa, 2008.
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri, Jakarta : Direktorat
Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI, 2006.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema Insani,
2002.
__________, Agar Harta Berkah & Bertambah, Jakarta : Gema Insani, 2007.
__________dkk. The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara, Malang : UIN-Malang Press, 2008.
Hasbi, Al Furqon. 125 Masalah Zakat, Jakarta : Solo: Tiga Serangkai, 2008.
Huda, Nurul dan Muhammad Heykal. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan
Teoritis dan Praktis, Jakarta :Kencana, 2010.
Jaenudin, Asep. ”Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan (Studi Kasus Lembaga
Amil Zakat Post Keadilan Peduli Umat Pusat).” Skripsi SI Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Purwakanta, M.Arifin dan Noor Aflah. Southeast Asia Zakat Movement, Jakarta :
FOZ, 2008.
Putri, Alfianih Nuraini. ”Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya
Dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta
Utara.” Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat, Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Majma Lughah al-„Arabiyyah, al-Mu‟jam al-Wasith, Mesir : Daar el-Ma‟arif,
1972.
Nazir, Moh. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999
Rahardja, Prahatma dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro Suatu
Pengantar, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
Respaningrum, Ramadhen Dewi. “Manajamen Pendayagunaan Zakat, Infak dan
Shadaqah Melalui Program Beasiswa Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil
Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid Semarang Tahun
2012).” Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang, 2012.
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah, Jakarta : PT Pena Prenada Akasara, 2008.
Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian. Jakarta : Prestasi
Pustakaraya, 2006.
Sudewo, Eri. Manajamen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar,
Ciputat : Institut Manajamen Zakat, 2004.
Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Sunarti, Euis. “Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi
dan Keberlanjutannya.”Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
2006.
Syahatah,Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat :Kalam Pustaka, 2005.
Taufiqullah, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003.
Didin Hafidhuddin, Sambutan, dalam Noor Aflah (Ed), “Bersama BAZNAS
Membangun Kemandirian Umat dan Bangsa dalam Pandangan Didin
Hafidhuddin”, 2012
BAZNAS, “Potensi Zakat Nasional”, Zakat Menyucikan Harta dan Jiwa (Mei –
Juni 2013, Rajab 1434)
Badan Amil Zakar Nasional (BAZNAS) “ Program Lembaga Zakat Untuk
Proteksi Penduduk Miskin” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari
http://www.baznas.or.id/berita-artikel/program-lembaga-zakat-untuk-prote
ksi-penduduk-miskin/
__________ , “Profil Badan Amil Zakat Nasional”, di akses pada tanggal 21
September 2013, dari http://www.baznas.or.id/berita-artikel/profil
Badan Pusat Statistik (BPS) “Kemiskinan” di akses pada tanggal 11 November
2013 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar =
1&id_subyek=23¬ab=1.
Forum Kompas“ Indikator Miskin” artikel ini di akses 10 Januari 2014
http://forum .kompas.com/nasional/17755-indikator-miskin.html
Gunadarma University “ Pengertian Individu dan Keluarga” artikel ini diakses
pada tanggal 26 Januari 2013 dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id
/2010/01/posted-under-uncategorized-e-pengertian-individu-individu-ber
asal-dari-kata-latin-individuum-yang-artinya-tidak-terbagi-individu-me
nekankan-penyelidikan-kepada-kenyataan-kenyataan-hidup-ya/
Irfan Syauki Beik,”Peran Lembaga Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan”,
Kompas, (Jakarta), 24 September 2012
Lembaga Badan Amil Zakat Nasional “Satu Keluarga Satu Sarjana” di akses pada
tanggal 11 November 2013 dari http://pusat.baznas.go.id/satu-keluarga-satu-
sarjana/
Manajamen Dakwah “Pengertian Pendayagunaan Zakat” artikel ini diakses pada
tanggal 26 januari 2013 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/06/ pengerti
an-pendayagunaan-zakat_17.html
Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari
2014 dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan
.html
t.p.,”Pengertian Dedinisi Ekonomi Menurut Para Ahli” di akses pada tanggal 26
Januari 2013 http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_
para_ahli_info501.html
Wawancara pribadi dengan Penerima beasiswa SKSS, Jakarta 18 Desember 2013
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Fauzan bidang kemahasiswaan IAIN
Walisongo, Jakarta 16 Desember 2013
Wawancara pribadi via telephone dengan Bapak Harles Bidang Kemahasiswaan
STAIN Palangkaraya, 16 Desember 2013
Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu
Sarjana. Jakarta, 2 Desember 2013.
Wawancara pribadi dengan Ibu Amelya Hidayat bagian beasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta,16 Desember 2013
Badan Amil Zakat Nasional
Divisi Pendistribusian dan
Pendayagunaan
Rekap Program
Satu Keluarga Satu Sarjana
No Nama PTAIN
Jml
Peserta
Biaya per Semester
SPP Uang Saku
1 IAIN Mataram 10 4,000,000 30,000,000
2 STAIN Samarinda 10 6,000,000 30,000,000
3 IAIN Sunan Ampel Surabaya 10 6,000,000 30,000,000
4 UIN Sunan Gunung Djati
Bandung 10 17,850,000 30,000,000
5 IAIN Ar-Raniry 10 14,500,000 30,000,000
6 STAIN PONTIANAK 10 6,000,000 30,000,000
7 STAIN Sorong 10 6,000,000 30,000,000
8 UIN Sultan Syarif Kasim Riau 9 5,700,000 30,000,000
9 UIN Alauddin Makassar 10 4,000,000 30,000,000
10 UIN Sunan Kalijaga 10 5,800,000 30,000,000
11 IAIN Sultan Amai Gorontalo 10 4,000,000 30,000,000
12 IAIN IMAM BONJOL 10 6,000,000 30,000,000
13 STAIN CURUP Bengkulu 10 6,000,000 30,000,000
14 IAIN Antasari Banjarmasin 10 6,000,000 30,000,000
15 STAIN Manado 10 4,000,000 30,000,000
16 IAIN Walisongo 10 6,000,000 30,000,000
17 STAIN Palangkaraya 10 6,000,000 30,000,000
18 UIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG 10 12,500,000 30,000,000
19 IAIN SULTHAN THAHA
SAIPUDDIN 10 6,000,000 30,000,000
20 IAIN RADEN FATAH 10 6,000,000 30,000,000
21 UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA 10 19,615,000 30,000,000
22 IAIN AMBON 10 8,500,000 30,000,000
23 IAIN Raden Intan Lampung 10 5,800,000 30,000,000
NB:
Uang Saku diberikan per semester kepada peserta yang Indeks
Prestasinya minimal 3,00
Rekap Daftar Penerima Beasiswa SKSS BAZNAS
No Nama Jurusan/Fakultas
1. IAIN Mataram
1 Bahwan Dakwah/Pengembangan Masyarakat Islam
2 I Gusti Ayu Chalida Tarbiyah/Matematika
3 Sahrul Januardi Dakwah/Syiar Islam
4 Eva Lestari Syariah/Akuntansi Syariah
5 Zulhadi Tarbiyah/ Pend. Bahasa Arab
6 Sumenah Syariah/Hukum Keluarga
7 Subhan Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
8 BQ. Nanik Sumarni Tarbiyah/Matematika
9 Sudirman Syariah/muamalah
10 Patiah Tarbiyah/ Pend. IPA Biologi
2. STAIN Samarinda
1 M.Shabirin Amin Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
2 Arifin Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
3 Rahman Hakim Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
4 Abdul Rahman Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
5 Fachrurazi Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
6 Moh. Isnaini Dakwah/Manajemen Dakwah
7 Abdul Hair Rahman Dakwah/Manajemen Dakwah
8 Jamrani Dakwah/Manajemen Dakwah
9 Satriawan Dakwah/Manajemen Dakwah
10 Adib Pratama Hadinto Dakwah/Manajemen Dakwah
3. IAIN Sunan Ampel Surabaya
1 Luluk Mas`ulah Tarbiyah/Pendidikan Matematika
2 Miftakhul Khoiriyah Adab/Sastra Arab
3 Mazidatur Rizqiyah Adab/Sastra Arab
4 Nur Afifah Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah
5 Yuli Rahmawati Adab/Tarbiyah
6 Cici Marini Tarbiyah/Kependidikan Islam
7 Mohammad Irsyad Karim Amrulloh Tarniyah/Pendidikan Matematika
8 Umi Hanik Adab/Bahasa dan Sastra Arab
9 Rahmad Sholehuddin Usuludin/Perbandingan Agama
10 Syaiful Libadil Huluq Syariah/Muamalah
4. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1 Jujun Junaedi Adab/ Bahasa dan Sastra Arab
2 Susi Nursolihah Tarbiyah/ Pendidikan Bahasa Arab
3 Fahadil Amin Alhasan Syariah/ Muamalah
4 Nearlyllah Yaumu Arafah Tarbiyah/ Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
5 Redi Hadiyanto Syariah/ Muamalah
6 Ahmad Mustofa Ushuludin/Tasawuf Psikoterapi
7 Solihudin Adab/ Bahasa dan Sastra Arab
8 Obar Ridwan Tarbiyah/Kependidikan Islam
9 Rohaman Adab/ Sejarah Peradaban Islam
10 Ernawati Dakwah/ Manajemen Dakwah
5. IAIN Ar-Raniry
1 Rubiati Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
2 Ahsani Amra Syariah/Muamalah
3 Zakia Darajat Tarbiyah/Tadris Kimia
4 Muliadi Usuludin/Tafsir Hadist
5 Alfi Husna Usuludin/Tafsir Hadist
6 Irma Suryani Usuludin/Aqidah&Filasafat
7 Hanif Saputra Dakwah/Manajemen Dakwah
8 Emilia Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
9 Makmur Rizal Adab/Ilmu Perpustakaan
10 Elisa Yudhi Adab/Ilmu Perpustakaan
6. STAIN PONTIANAK
1 Abdul Hamid Syariah/ Mu'amalah
2 Abd. Hamid Tarbiyah/ Pend. Bahasa Arab
3 Muhammad Sholeh Syari'ah/ Mu'amalah
4 Al Munawarah Syari'ah/ Ekonomi Islam
5 Halimatuttaubah Dakwah/ KPI
6 Saiful Anwar Dakwah/ KPI
7 Rici Rikardo Syariah/ Ekonomi Islam
8 Adahyaningsih Dakwah/ Bimb. Konseling Islam
9 Buhabi Dakwah/ Bimb. Konseling Islam
10 Siti Sahara Syariah/ Ekonomi Islam
7. STAIN Sorong
1 Firman Ode Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam
2 Nanik Lestariani Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam
3 Nasaruddin Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
4 Herman Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
5 Fitri Ruwaidah Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
6 Yeni Wulandari Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
7 Wahyu Hidayatullah Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam
8 Indra Hendrian Sahita Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
9 Sulastri Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
10 Asep Abdul M Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
8. UIN Sultan Syarif Kasim Riau
1 Ahmad Sahnan Usuludin/Tafsir Hadist
2 Rahima Dakwah dan Ilmu Komunikasi/Manaj. Dakwah
3 Feria Wikayati Ekonomi dan Ilmu Sosial/Pend. Matematika
4 Yayan Hayatuningsih Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam
5 Dwi Kurnia Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam
6 Melisa Saila Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam
7 Rusna Psikologi
8 Ainatul Radhiah Sains dan Teknologi/Teknik Informatika
9 Ahmad Refli Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
9. UIN Alauddin Makassar
1 Nurhidayat Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam
2 Rian Firdaus Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam
3 Zulfikar Dakwah/ KPI
4 Muh. Arif Dakwah/ BPI
5 Nurbayanti Syariah/Hukum Acara Peradilan dan KeKeluargaan
6 M. Anshari J Syariah/Ekonomi Islam
7 Muh. Ardiansyah Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
8 Mustari Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
9 Nahliyani Ushuluddin/Ilmu Al-Qur'an
10 Kamaruddin Ushuluddin/Tafsir Hadist
10. UIN Sunan Kalijaga
1 Amelia Permata Putri Adab & Ilmu Budaya/ Sasta Inggris
2 Endang Juhani Dakwah/Ilmu Kesejahteraan Sosial
3 Ayu Usada Rengkaning Tyas Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
4 Imam Kholid Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum
5 Agung Jamaluddin Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum
6 Ana Riyanti Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum
7 M. Yosi Fawaid Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum
8 Siti Rohimah Tarbiyah & Keguruan/ Pendidikan Bahasa Arab
9 Erwin Kusumastuti Ushuludin/Tafsir Hadist
10 Eka Santi Wahyuni Saintek/Matematika
11. IAIN Sultan Amai Gorontalo
1 Alvian Irwansyah B Syariah/Ekonomi Islam
2 Riskawati Lasimpala Syariah/Ekonomi Islam
3 Dita Fitri Nurjanah Syariah/Ekonomi Islam
4 Moh. Subhan Yunus Syariah/Ekonomi Islam
5 Iyam Sulaeman Syariah/Ekonomi Islam
6 Pipit Riyana Syariah/Ekonomi Islam
7 Yulan Djakaria Syariah/Ekonomi Islam
8 Riyadatul Mutamainnah Syariah/Ekonomi Islam
9 Afandi Hasan Syariah/Ekonomi Islam
10 Liyan D. Biadihi Syariah/Ekonomi Islam
12. IAIN Imam Bonjol
1 Ardiansyah Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam
2 Rizhasca Adab/Bahasa dan Sastra Arab
3 Pangki Juherman Dakwah/Manajemen Dakwah
4 Ismail Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam
5 Andri Novendra Ushuluddin/Aqidah Filsafat
6 Ranti Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Inggris
7 Yulli Gustina Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
8 Adri Rahmatullah Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Inggris
9 Rini Karmila Ushuluddin/Aqidah Filsafat
10 Wandi Del Putra Ushuluddin/ Perbandingan Agama
13. STAIN Curup Bengkulu
1 Dopri Nutra Fernando Tarbiyah/ Pendidikan Bahasa Arab
2 Novi Erlina Syariah/Perbankan Syariah
3 Dewi Novita Tarbiyah/ Bimbingan Konseling
4 Ferdiansyah Syariah/ Peradilan Agama
5 Multi Aulinda Tarbiyah/ Bimbingan Konseling
6 Anita Yuliza / Leni Lestari Dakwah/Manajemen Informatika
7 Rodiah Hayati Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
8 Rina Yunita Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
9 Lisda Wani Tarbiyah/ Program Study Bahasa Inggris
10 Ice Oktavia Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
14. IAIN Antasari Banjarmasin
1 Mega Purnamasari Tarbiyah/Pendidikan Matematika
2 Laila Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah
3 Noor Bayah Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah
4 Rika Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah
5 Andi Prayogo Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
6 Muhammad Habibi Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
7 Lina Karlina Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
8 Nor Ainah Usuludin/Perbandingan Agama
9 Fitriah Usuludin/Perbandingan Agama
10 Auliani Syariah/Perbankan Syariah
15. STAIN Manado
1 Mayang Sanang Syariah/Ekonomi Islam
2 Kutika/Sumarlin Bahtiar Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
3 Sahlang Manolang Tarbiyah/ PAI
4 Kartika Husain Muhsin Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
5 Faradila Hasan Syariah/Ekonomi Islam
6 Sumarni Humanggael Syariah / Ekonomi Islam
7 Hartin Dahi Syariah/Ekonomi Islam
8 Jasni Manoso Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
9 Fisti Andriani Bahden Syariah/Hukum Ekonomi Syariah
10 Nurjanah Antareng Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
16. IAIN Walisongo
1 Mudlitul Hikmah Syariah / Ekonomi Islam
2 Laily Hidayatun Nisa Syariah / Perbankan Islam
3 As`ad Awaliyatur Rozaq Syariah / Ahwal As Syahsiyah As
4 Khusni Mubarok Syariah / Siyasah Jinayah
5 Ulfatun Nihayah Syariah / Ekonomi Islam
6 Siham Muhammad Syariah / Ekonomi Islam
7 Heri Budianto Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam
8 Muhamad Umar Lathif Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam
9 Muhyidin Dakwah
10 Zaeni Ulumudin Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam
17. STAIN Palangkaraya
1 Siti Jahro Tarbiyah/Bahasa Inggris
2 Zainuddin Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
3 Auladina Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Arab
4 Amir Mahmud Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
5 Jamilah Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
6 Khadijah Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
7 Perdi Kastolani Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
8 Eka Fauzan Rasyid Syariah/Ekonomi Syariah
9 Ahmad Rafuan Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
10 Santi Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
18. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
1 Nur Triyono Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
2 Akmal Adicahya Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
3 Yasin Yusuf Abdillah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
4 Rizqi Firmanda Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
5 Mahmud Ibrahim Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
6 Didin Chonyta Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
7 Ghazi Muhammad Julas Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
8 Isomuddin Zuhri Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
9 Khoirun Na'am Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
10 Istikhomah syariah / Hukum Bisnis Syariah
19. IAIN Sultan Thaha Saepuddin Jambi
1 Ida Laila Usuludin/KPI
2 Deasy Hardiyana Usuludin/KPI
3 Adeni Usuludin/KPI
4 Endang Estorina Adab/SPI
5 Humairah Adab/SPI
6 Rica Rahim YB Syariah/Ekonomi Islam
7 Nurjanati Syariah/Ekonomi Islam
8 Agus Umiyati Syariah/JS
9 Siti Aminah Tarbiyah/PGMI
10 Muhammad Fauzi Tarbiyah/Bahasa Arab
20. IAIN Raden Fatah Palembang
1 Dian Veronika Syari'ah / EKI
2 Siti Sulaimah Syari'ah / EKI
3 Astri Permata Sari Syari'ah / EKI
4 Eny Jayanti Syari'ah / EKI
5 Titin Sumarni Syari'ah / EKI
6 Sri Rahmawati Syari'ah / EKI
7 Liza Hairani Dakwah/SI
8 Fitra Utama Putra Dakwah/KPI
9 Abdul Sahman Dakwah/BPI
10 Ruwaidah Dakwah/Jurnalistik
21. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Ittaqi Tafuzi Tarbiyah/ PAI
2 Muhammad Ilham Ramdhani Kedokteran/ Ilmu Keperawatan
3 Bunga Ariyanti Muamalat/ Perbankan Syariah
4 Hasan Abdul Rahman Asso Syariah/ Perbandingan Mazhab Fiqih
5 Yoga Wirawan Syariah/ Perbandingan Mazhab Fiqih Khusus
6 Yunus Manu FISIP/ Ilmu Politik
7 Sulhan Tarbiyah/ Manajemen Pendidikan Keguruan Islam
8 Abd. Khafid Masnur Psikologi/ Psikologi
9 Asty Wahyuni Ekonomi/ Akuntansi
10 Gita Najla Aldila SAINTEK/ Biologi
22. IAIN Ambon
1 Nadiana Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
2 Aspawati Yanlua Syariah /Muamalah
3 Ade Nona Lihi Usuludin Dakwah / Sosiologi Agama
4 Yusran Usuludin Dakwah/ Sosiologi Agama
5 Sandri Rumanama Usuludin Dakwah / Jurnalistik
6 Irmawati Munawaroh Tarbiyah/Pendidikan Biologi
7 Ali Saimima Tarbiyah / Matematika
8 Jamiyanti Tuanany Tarbiyah/Pendidikan Biologi
9 Aliwanta Pattisahusiwa Syariah/Akhwal Alsyaksyiah
10 Hadi Wailussy Syariah / PHM
23. IAIN Raden Intan Lampung
1 Izzatul Faizah FT/TBI
2 Indra Putra Sauki FT/TBI
3 Peni Nugraheni FT/PAI
4 Rahmatullah Raditya FD/MD
5 Syaifatul Hidayah FT/PGRA
6 Ulfa Wulandari FT/TBI
7 Ina Kartika Wati FS/EI
8 Damong Mayang FT/TBI
9 Nur Sya'adi FS/EI
10 Nurdermawan FS/EI
PASAL 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
2.1. Para Pihak menetapkan jangka waktu Perjanjian sebagaimana dituangkan dalam Ketentuan-
ketentuan Khusus Kerjasama sebagai lampiran Perjanjian ini, menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dan merupakan satu kesatuan dari Perjanjian ini (untuk selanjutnya disebut Jangka Waktu Perjanjian). 2.2. Para Pihak sepakat bahwa Jangka Waktu Perjanjian dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan
tertulis dari Para Pihak yang akan dituangkan dalam suatu amandemen atas Perjanjian atau dokumen
tertulis lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Perjanjian ini. 2.3. Perjanjian ini berakhir apabila:
2.3.1. Jangka Waktu Perjanjian berakhir, sebagaimana dimaksud dalam angka 2.1; 2.3.2. Pihak Pertama dibubarkan dan tidak ditunjuk badan atau lembaga pengganti atau penerusnya
atau Pihak Kedua dilikuidasi atau dinyatakan pailit; 2.3.3. diakhiri oleh Pihak Pertama dalam hal terjadi pelanggaran oleh Pihak Kedua atas sebagian
dan/atau seluruh syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang dimuat di dalam Perjanjian ini dan tidak memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah
menerima pemberitahuan tertulis atas pelanggaran tersebut dari Pihak Pertama. 2.3.4. diakhiri oleh salah satu pihak dalam hal pihak lainnya melakukan kelalaian, wanprestasi, dan
tindak pidana sebagaimana diatur dalam ayat 7.1. 2.4. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, maka Para
Pihak sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang dimuat di dalam Pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2.5. Dalam hal terjadinya pengakhiran perjanjian, baik terjadi karena ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2.3 maupun ayat 2.4 masing-masing tetap berkewajiban untuk menyelesaikan kewajiban
yang belum ditunaikan. PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
3.1. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
3.1.1. Sebagai pemilik Program SKSS . 3.1.2. Mendapatkan pengelolaan Program SKSS sesuai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan oleh
Pihak Pertama. 3.1.3. Berhak menetapkan/meminta perubahan apabila dalam proses pelaksanaan program
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang sudah ditetapkan oleh
Pihak Pertama. 3.1.4. Berhak menetapkan peserta Program SKSS yang diajukan oleh Pihak Kedua. 3.1.5. Melakukan monitoring, evaluasi dan audit terhadap pelaksanaan Program SKSS dan
keuangan. 3.1.6. Mendapatkan laporan akademik mahasiswa dan penggunaan dana selambat-lambatnya
tanggal 10 setiap semester. 3.1.7. Menyalurkan dana beasiswa untuk biaya kuliah sesuai anggaran yang diajukan oleh Pihak
Kedua dan disetujui oleh Pihak Pertama ditransfer setiap semester ke rekening Bank …
Nomor ….. cabang … atas nama….
3.2. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
3.2.1. Berhak mengajukan mahasiswa yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama untuk menjadi calon peserta Program SKSS.
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 2 dari 6
3.2.2. Berkewajiban merekomendasikan mahasiswa penerima beasiswa sesuai kriteria yang
ditetapkan Pihak Pertama. 3.2.3. Berkewajiban menyalurkan dana beasiswa sebagaimana dimaksud dalam ayat 3.1.6 Perjanjian
ini untuk membiayai kuliah mahasiswa penerima beasiswa. 3.2.4. Berkewajiban memantau perkembangan akademik mahasiswa penerima beasiswa. 3.2.5. Berkewajiban melaksanakan Program SKSS sesuai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan
oleh Pihak Pertama. 3.2.6. Membuat laporan perkembangan akademik mahasiswa dan laporan penggunaan dana
selambat-lambatnya tanggal 10 setiap semester. 3.2.7. Berkewajiban melakukan publikasi Program SKSS melalui media komunikasi yang dimiliki oleh
Pihak Kedua. PASAL 4
PERNYATAAN dan JAMINAN
Para Pihak menjamin bahwa pernyataan-pernyataan tersebut di bawah ini adalah benar, tidak direkayasa
atau dibuat-buat sehingga isinya tidak menyesatkan: 4.1. Para Pihak adalah suatu badan yang didirikan secara sah menurut ketentuan hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku serta tidak dalam keadaan dibubarkan atau membubarkan diri. Para Pihak
tidak akan mengubah status hukum yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya Perjanjian ini. 4.2. Para Pihak telah melakukan semua tindakan hukum yang diperlukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku untuk membuat, menandatangani Perjanjian ini dan dokumen atau
perjanjian lain sehubungan dengannya. 4.3. Orang-orang yang menandatangani Perjanjian ini dan dokumen transaksi benar-benar berhak
menandatangani perjanjian-perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut. 4.4. Para Pihak mempunyai dan selalu menjaga keberlakuan semua izin yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan usahanya. 4.5. Para Pihak saling menjaga dan menjamin nama baik masing-masing pihak demi kemaslahatan umat. 4.6. Pihak Kedua menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan tidak ada hubungan dengan partai politik
apapun dan tidak ada bendera atau lambang partai politik pada setiap kegiatan yang dilakukan.
PASAL 5
KEADAAN MEMAKSA
5.1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa dalam Perjanjian ini adalah suatu kejadian atau keadaan
diluar kemampuan Para Pihak, antara lain: 5.1.1. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, tanah longsor, banjir, epidemik dan bencana
alam lainnya. 5.1.2. Huru-hara, perang, sabotase, pemogokan umum, pemberontakan, kebijakan dan peraturan
pemerintah yang mengakibatkan kerugian diluar dugaan dan diluar kemampuan kontrol Para
Pihak. 5.1.3. Berkurangnya perolehan ZIS Pihak Pertama, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan
Pihak Pertama untuk menjalankan Program SKSS ini, dikarenakan telah terikat dengan
Program lain yang telah disepakati lebih dahulu/telah menjadi Program tahunan Pihak
Pertama sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini. 5.2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 6.1, maka pihak yang
mengalami keadaan memaksa wajib untuk memberitahukan secara tertulis tentang terjadinya
keadaan memaksa tersebut, kepada pihak lainnya dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 3 dari 6
kerja terhitung sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, dan harus membuat rencana ulang
pelaksanaan kewajiban yang tertunda tersebut disertai batas waktu pelaksanaannya. 5.3. Apabila pihak yang mengalami keadaan memaksa tidak melaksanakan kewajibannya, maka pihak
lainnya berhak menolak dan tidak mengakui peristiwa keadaan memaksa tersebut, sehingga segala
kerugian risiko dan konsekuensi yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak yang
mengalami keadaan memaksa. 5.4. Keadaan memaksa tidak mengakibatkan hilangnya hak dan kewajiban Para Pihak, hanya memberi
tenggang waktu kepada pihak yang mengalami keadaan memaksa untuk menyusun ulang
kewajibannya. PASAL 6
SANKSI
6.1. Dalam tenggang waktu kerjasama jika Pihak Pertama menemukan kelalaian, wanprestasi atau
indikasi tindakan pidana lainnya pada Pihak Kedua yang terkait dengan perjanjian ini dan/atau
pelaksanaanya baik secara kelembagaan maupun pribadi, maka Pihak Pertama akan memutuskan
Perjanjian ini dan Pihak Kedua wajib mengembalikan semua dana yang telah diberikan kepada Pihak
Kedua. 6.2. Apabila tidak ada itikad baik dari Pihak Kedua untuk mengembalikan dana, maka Pihak Pertama
akan memutuskan Perjanjian sebagaimana diatur dalam ayat 2.3.4 dan melakukan upaya hukum
dengan memilih domisili hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 6.3. Apabila Pihak Pertama tidak memenuhi kewajibanya sebagaimana diatur dalam pasal 4, maka Pihak
Kedua secara sepihak dapat memutuskan perjanjian ini, dan Pihak Pertama tetap berkewajiban untuk
membayar biaya yang telah dikeluarkan terkait dengan palaksanaan perjanjian ini.
PASAL 7
PENGALIHAN HAK KEWAJIBAN
Para Pihak tidak diperkenankan untuk mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan erjanjian ini, baik
sebagian, maupun seluruhnya, kepada pihak lainnya selama berlangsungnya Perjanjian ini, tanpa
persetujuan tertulis sebelumnya dari Para Pihak.
PASAL 8
PERGANTIAN PENGURUS
8.1. Perjanjian ini tidak berakhir apabila Para Pihak mengalami perubahan susunan kepengurusan.
Pengurus yang baru akan tetap terkait dan wajib mematuhi isi Perjanjian ini. 8.2. Jika terjadi perubahan susunan pengurus pada Para Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 8.1
wajib disampaikan kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan. 8.3. Para Pihak tetap mentaati seluruh isi Perjanjian sekalipun terjadi pergantian atau mutasi para
pengurus dalam struktur organisasi Para Pihak.
PASAL 9
KESELURUHAN PERJANJIAN
Perjanjian ini beserta lampiran-lampirannya yang ditandangani oleh Para Pihak merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dari Perjanjian ini yang berisikan keseluruhan Perjanjian
antara Para Pihak berkenaan dengan hal pokok dari Perjanjian ini.
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 4 dari 6
PASAL 10
ADDENDUM/AMANDEMEN
10.1. Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambahkan tanpa adanya persetujuan dari Para Pihak.
10.2. Hal-hal yang belum cukup diatur dan/atau perubahan maupun penambahan dari Perjanjian ini akan
dituangkan dalam bentuk tertulis sebagai addendum/amandemen Perjanjian ini, yang akan dibuat berdasarkan kesepakatan dari dan ditandatangani oleh Para Pihak.
10.3. Addendum/amanademen akan tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Perjanjian ini.
PASAL 11
PILIHAN HUKUM DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
11.1. Pelaksanaan Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia. 11.2. Apabila terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal-hal yang tercantum di dalam Perjanjian
ini atau terjadi perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian ini, selain yang diatur dalam
Pasal 6 Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk
mufakat. 11.3. Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 11.2. tidak dapat tercapai,
maka Para Pihak sepakat untuk diselesaikan melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 11.4. Selama proses penyelesaian perselisihan masing-masing Pihak tetap berkewajiban untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.
PASAL 12
KETENTUAN PENUTUP
Apabila sebagian dari ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena ketentuan hukum, maka hal ini tidak
mempengaruhi keabsahan dan pelaksanaan dari ketentuan lain Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama bagi Para Pihak.
PIHAK PERTAMA
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PIHAK KEDUA
…………………………….
Teten Kustiawan ……………….. Direktur Pelaksana ……………….
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 5 dari 6
Perjanjian Kerjasama Lampiran 1
Ketentuan-ketentuan Khusus Kerjasama
PROGRAM BEASISWA SKSS TAHUN AJARAN 2013 - 2017
Ketentuan-ketentuan Khusus Kerjasama Program Beasiswa Tahun Ajaran 2013 - 2017 ini merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama tentang Pelaksanaan Pengelolaan
Satu Keluarga Satu Sarjana di Universitas ..... antara Badan Amil Zakat Nasional dan Universitas ......, Nomor BAZNAS : ...../PKS/PH/BAZNAS/XII/2012 dan Nomor Universitas.................: _______________________________________ , tanggal ................ (“Perjanjian”).
1. Jangka Waktu Perjanjian : tanggal …. Oktober 2013 sampai dengan .. Oktober 2017
2. Jumlah Mahasiswa :
3. Daftar Mahasiswa :
PIHAK PERTAMA
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PIHAK KEDUA
…………………………….
Teten Kustiawan ……………….. Direktur Pelaksana ……………….
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 6 dari 6
Lampiran
FORMULIR PENDAFTARAN
PROGRAM BEASISWA UNGGULAN SKSS
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
A. KETERANGAN PRIBADI
Nama Lengkap :_______________________________
Tempat dan tanggal lahir :_______________________________
Agama :_______________________________
Jenis kelamin : (Laki-laki/Perempuan)*
Status : (Belum nikah /Nikah)*
Nama Orangtua :_______________________________________________
Alamat (saat ini) :_______________________________________________
Kota/Kab/Propinsi :_______________________________(Kode Pos)_______
Telepon ( rumah ) :_______________________________________________
( hand phone ) :_______________________________________________
( fax ) :_______________________________________________
E-mail :_______________________________________________
Status Pendidikan (saat ini) :________________________________(D3/D4/S1/S2/S3)*
Kelas/Semester (saat ini) :_______________________________________________
Jurusan yang Diminati :________________________________(D3/D4/S1/S2/S3)*
B. KETERANGAN DAERAH ASAL
Nama Propinsi :_______________________________________________
Nama kabupaten/kota :_______________________________________________
Alamat rumah asal :_______________________________________________
:_______________________________(Kode Pos)_______
No. Telepon :_______________________________________________
No. Fax :_______________________________________________
Potensi SDA asal : _______________________________________________
* = Lingkari yang sesuai dengan pilihan
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 19
C. PENDIDIKAN TERAKHIR YANG DICAPAI
* = Lingkari yang sesuai dengan pilihan
D. DATA ORGANISASI
E. DATA PERLOMBAAN / KEJUARAAN
F. PELATIHAN LANJUTAN / SEMINAR / KURSUS
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 20
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d (SMA/SMK/MA)*
s/d (D1/ D3/D4)*
s/d S1
s/d
s/d s/d s/d
G. PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
Jawablah masing-masing pertanyaan dengan jelas sesuai dengan potensi di daerah anda.
1. Seperti apakah daerah tempat asal saya?
…………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
2. Potensi dan sumber daya apa yang ada di daerah saya tetapi belum teroptimalisasi? …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
3. Langkah apa yang saya lakukan untuk mengembangkan daerah saya? …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
4. Strategi apa yang harus saya persiapkan untuk mendukung rencana pengembangan daerah? …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
5. Tuangkan segala cita-cita, harapan, keinginan anda setelah lulus program beasiswa unggulan dalam 1 paragraf pendek pada kolom di bawah ini. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa data yang saya isikan diatas adalah
benar.
....................... , ...... - ................ - 20....
( Nama Lengkap )
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 21
SURAT PERNYATAAN
Nama :
NIM : PTN : Jurusan studi : Masa registrasi : Daerah Asal :
setelah dinyatakan lulus seleksi Program Beasiswa Unggulan SKSS dari PTN Mitra
BAZNAS maka dengan ini saya menyatakan sebagai berikut :
1. Bersedia selama proses studi tidak menerima Beasiswa dari pihak / instansi
manapun. 2. Mengikuti semua ketentuan / aturan Program Beasiswa Unggulan SKSS
3. Bersedia Mengikuti persyaratan kembali ke daerah asal untuk mengembangkan
potensi SDA selama minimal 1 tahun. 4. Bersedia mengikuti pembinaan akademis dan non akademis program beasiswa
SKSS
5. Memenuhi standar Indek Prestasi yang telah ditetapkan oleh BAZNAS
6. Bersedia dihentikan bantuan beasiswa SKSS jika saya tidak memenuhi persyaratan dan melanggar pesyaratan yang ditentukan selama menjadi peserta
program SKSS. 7. Tidak merokok dan tidak melakukan tindakan kriminal lainnya
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan peserta beasiswa
SKSS.
……………………,…………………….20…. Peserta Beasiswa SKSS
Materai 6000
……………………………………
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 22
Lampiran
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA PADA PROGRAM
PEMBERDAYAAN SDA LOKAL
PESERTA BEASISWA UNGGULAN SKSS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
NIM : PTN : Jurusan studi : Lulus tahun : Daerah Asal :
setelah lolos seleksi dan dinyatakan lulus Program Beasiswa Unggulan SKSS yang
diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional maka saya :
Nama :...................... Universitas(NamaUniversitas--------)Program
(Sarjana/Magister/Doktor) Fakultas (Nama Fakultas------------) Program Studi (Nama
Program Studi-------------) Konsentrasi (Konsentrasi--------------).
MENYATAKAN SAYA BERSEDIA :
1. Bersedia Mengikuti persyartan kembali ke daerah asal untuk membangun potensi
SDA selama minimal 1 tahun setelah saya di nyatakan lulus sebagai sarjana dan
peserta beasiswa SKSS. 2. Bersedia penjadi tenaga penggerak dan pelopor potensi SDA lokal. 3. Bersedia mengikuti aturan yang di berlakukan pada program pemberdayaan SDA
lokal
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan peserta beasiswa
SKSS.
……………………,…………………….20….
Peserta Beasiswa SKSS
……………………………………
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 24
1
Lampiran Kuesioner
KUESIONER
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga
Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan
untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara
lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
Choirun Nissa
A. Lampiran data yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi
1. Data penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana 2010-2013
2. Data keluarga dari penerima beasiswa
3. Laporan keuangan untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana
4. Data penyaluran BAZNAS untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana
B. Daftar Pertayaan
1. Bagaimana profil untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana beserta
perkembangannya ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana mekanisme yang dilakukan BAZNAS untuk program Satu Keluarga
Satu Sarjana (SKSS) ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Apa saja persyaratan untuk mengikuti program Satu Keluarga Satu Sarjana
(SKSS) ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2
4. Apakah BAZNAS melakukan kerja sama dengan pihak universitas untuk program
ini ? jika iya adakah syarat-syarat terkait dari universitas ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5. Apakah BAZNAS melakukan bimbingan untuk penerima program Satu Keluarga
Satu Sarjana ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
6. Apa saja kriteria penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
7. Apa saja yang sudah diberikan BAZNAS untuk penerima program Satu Keluarga
Satu Sarjana ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
8. Apakah faktor pendukung dan penghambat program Satu Keluarga Satu Sarjana ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
9. Apakah BAZNAS melakukan kerja sama dengan universitas yang berbeda atau
dengan universitas yang sama pada setiap ajaran baru?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
1
Lampiran Kuesioner
KUESIONER
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga
Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan
untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara
lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
Choirun Nissa
Nama responden :
Jenis kelamin responden : Laki-laki/ Perempuan
Universitas :
Jabatan : Akademik Bidang Kemahasiswaan
1. Bagaimana mekanisme perjanjian yang dilakukan BAZNAS dan pihak Universitas ?
Dengan cara mengundang perguruan Tinggi Agama Islam
2. Berapa lama jangka waktu perjanjian yang dilakukan pihak Universitas ?
Sudah mulai kerjasama dari 2010 hingga sekarang
3. Laporan apa saja yang diberikan pihak universitas kepada BAZNAS ?
a. Hasil Studi Semester
b. Fotocopy rekening
c. Laporan kegiatan mahasiswa
4. Berapa jumlah penyaluran yang diberikan BAZNAS setiap semesternya ?
Per semester diberikan dana Rp. 3.000.000 untuk mahasiswa sedangkan IAIN
diberikan dana sesuai dengan biaya kuliah fakultas masing-masing
2
5. Bagaimana mekanisme pemberian dana kepada mahasiswa ?
Untuk SPP pihak BAZNAS transfer ke rekening IAIN Walisongo sedangkan untuk
living cost langsung di transfer ke rekening mahasiswa
6. Bagaimana perkembangan akademik mahasiswa setelah diberi dana ?
Setelah diberi dana dari BAZNAS pasti berkembang, hanya IP ada saja yang turun.
Tapi, untuk IPK belum ada yang dibawah 3,00
7. Bagaimana cara universitas mempublikasikan program SKSS ?
Dari mulut ke mulut mahasiswa
8. Apakah pihak Universitas pernah menanggung biaya yang seharusnya diberikan
BAZNAS untuk mahasiswa ?
Pihak IAIN tidak pernah menanggung biaya mahasiswa baik SPP atau uang saku. Jadi
mereka bayar sendiri lalu diganti oleh BAZNAS
9. Apakah pihak BAZNAS pernah telah mengirimkan dananya?
Ya pernah, terakhir pembayaran bulan November
10. Berapa hari tenggang waktu yang diberikan Universitas kepada BAZNAS apabila
dana zakat yang diberikan belum ada?
Tidak ada tenggang waktu karena sudah di maklumi oleh pihak kedua. Karena SDM
yang di BAZNAS kurang
11. Apakah keuntungan yang di dapat dari Universitas dengan adanya program SKSS ?
Keuntungan ada pada mahasiswa, karena bisa membantu mahasiswa yang tidak
mampu sekolahnya jadi bisa. Dan memudahkan mahasiswa untuk berprestasi.
12. Apakah dampak dari program ini untuk Universitas ?
Dampaknya, karena bisa memberikan kemudahan untuk mahasiswa tapi sulit bagi
IAIN jika ada complain dari mahasiswa
3
13. Apakah ada faktor penghambat dalam melaksanakan program ini?
- Dana zakat tidak jelas dapatnya berapa, itu yang membuat macet program
- SDM dari BAZNAS yang kesulitan dalam menangani ini
14. Apakah kelemahan dari program SKSS ?
15. Apakah saran untuk program SKSS ?
Bagus, perlu diteruskan lagi dan perlu di optimalkan programnya. Kalau bisa
kuotanya bertambah
1
LampiranKuesioner
KUESIONER
Denganhormat,
Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan
penelitian yang berjudul“Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga
Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan
untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara
lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
ChoirunNissa
Nama responden : SITI JAHRO
Jenis kelamin responden : Perempuan
Tempat, Tangal Lahir : Cirebon 6 Januari 1992
Universitas : STAIN Palangka Raya
Fakultas/ Jurusan/ Semester :Tarbiyah / BahasaInggris / VII
Alamat Asal : Jl. Kresno no.5 kelurahan Habaring Hurung Kec.Bukit
Batu Kota Palangka Raya.
Alamat Sekarang : JL. Brokoli 1 Kel.Panarung Kec. Pahandut Kota
Palangka Raya
IPK Terakhir : 3.58
Pekerjaan Orang Tua : Swasta
Anak Usia Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
36
34
31
28
23
21
18
16
14
13
9
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1
5. SMP
6. SedangKuliah
7. SMA
8. Sedang duduk di bangku SMA
9. Sedangduduk di bangku SMP
10. Sedangduduk di bangku SMP
11. Sedangduduk di bangku SD
2
A. Jelaskan pernyataan-pernyataan berikut
1. Mengapa anda mengikuti beasiswa program Satu Keluarga Satu Sarjana dari
BAZNAS ?
Karena saya ingin meringankan beban orang tua saya dalam membiayai
pendidikan anak-anak mereka. Sehingga jika memang ada dana, dana tersebut
bisa untuk membiayai pendidikan adik-adik saya yang lain karena biaya
pendidikan saya di tanggung oleh program ini. Paling tidak dengan adanya
program ini, dalam keluarga kami memiliki 1 tambahan sarjana lagi. Tidak
hanya kakak saya yang bisa menjadi sarjana karena di asuh oleh keluarga
orang lain, tapi saya dapat menjadi sarjana karena beasiswa ini membantu
meringankan beban orang tua saya.
2. Anda dapat info program Satu Keluarga Satu Sarjana dari mana ?
Dosen STAIN Palangka Raya.
3. Apakah syarat yang diberikan BAZNAS sangat sulit untuk dipenuhi ?
TIDAK, karena syarat yang diberikan BAZNAS bersifat umum sehingga
mudah untuk dipenuhi dan masih sanggup untuk saya penuhi.
4. Proses apasaja yang dilakukan untuk menerima beasiswa dari BAZNAS ?
Mengisi formulir, wawancara dengan dosen yang mewakili pengurusan
BAZNAS di kampus saya, Mengumpulkan beberapa data yang berkaitan
dengan diri dan keluarga saya. Contohnya seperti surat keterangan tidak
mampu, surat keterangan sehat, memiliki rekening, berkas yang berkaitan
dengan perkuliahan seperti KHS, KPP, dll, menyanggupi dan memenuhi
semua ketentuan yang diberikan oleh program ini.
5. Apakah BAZNAS pernah telat dalam memberikan dananya kepada anda ?
Pernah, biasanya telat sekitar 1-2 bulan.
6. Apakah anda pernah tidak mendapat uang living kost ?Jika iya berapa kali
TIDAK PERNAH
3
7. Apakah dana yang diberikan BAZNAS cukup untuk kebutuhan anda selama
satu semester ?
Tidak Cukup, karena terkadang ada beberapa hal yang megharuskan saya
mengeluarkan uang cukup banyak untuk urusan kuliah.
8. Berapa pendapatan orang tua anda perbulan ?
Tidak menentu,
Yang tetap adalah Rp.600.000 dari hasil mengajar mengaji di mushola dan
menjadi ketua RT. Selebihnya dari hasil bertani sayuran yang tidak menentu
penghasilanya.
9. Apakah orang tua anda mempunyai asuaransi atau tabungan ?Jika ada asuransi
dan tabungan seperti apa ?
TIDAK PUNYA
10. Berapa pengeluaran orang tua anda dalam sebulan sebelum dan sesudah
mengikuti program Satu Keluarga Satu Sarjana ?
Tidak menentu, tetapi sebelum mendapat beasiswa ini saya biasanya di beri
jatah 350.000 untuk uang saku selama satu bulan. Setelah saya dapat beasiswa
ini ayah saya tidak perlu mengeluarkan dana tersebut dan biaya kuliah saya.
11. Bagaimana mekanisme pengambilan dana program Satu Keluarga Satu
Sarjana ?
Membuat laporan yang terkait dengan penggunaan dana tersebut dan laporan
pengabdian yang kami laksanakan. Dana tersebut biasanya masuk rekening
penerima BAZNAS masing-masing, dan saya bisa mengambilnya jika
dibutuhkan.
Tetapi jika dana tersebut masuk kerekening STAIN, kami mengambilnya pada
pengurus beasiswa ini dengan menandatangani tanda terima dana tersebut.
12. Apakah dengan adanya dana dari BAZNAS bisa meringankan pengeluaran
orang tua anda?
4
Iya, karena dengan dana ini orang tua saya tidak perlu mengeluarkan dana
untuk biaya SPP dan living kost saya. Sehingga mereka tinggal memikirkan
untuk biaya adik-adik saya.
13. Menurut pendapat anda, bagaimana adanya program Satu Keluarga Satu
Sarjana ?
Program ini sangat membantu orang – orang yang mempunyai perekonomian
di bawah rata-rata tetapi mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat
menuntut ilmu hingga perguruan tinggi dengan memiliki keseriusan yang
tinggi dan kompeten yang cukup bagus yang dimiliki individu tersebut.
14. Apa saran anda untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana ?
Saran saya untuk program ini yaitu :
1. Agar kiranya program ini dapat menambah jumlah penerima beasiswa ini.
2. Berkomunikasi dengan baik dengan pihak instansi yang menerima
program ini sehingga apabila ada sesuatu dan lain hal dapat diketahui
dengan jelas. Sehingga apabila ada penundaan atau yang lainya pihak
kampus dapat memberikan kepastian pada mahasiswa penerima beasiswa
ini.
3. Menambah jumlah sarjana dalam keluarga, misalnya 2-3 sarjana dalam 1
keluarga besar yang kurang mampu.