Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

10
A. Penerapan Konsep Motivasi dalam Kegiatan Promosi Kesehatan Menurut Ewle dan Simnett dalam Heri Maulana (2009), setidaknya terdapat enam kompetensi inti dalam promosi kesehatan 1. Mengelola, merencanakan, dan mengevaluasi 2. Komunikasi 3. Pendidikan atau edukasi 4. Pemasaran dan Publikasi 5. Fasilitas dan Jaringan 6. Mempengaruhi kebijakan dan praktik Kaitannya dengan motivasi adalah motivasi memiliki bagaian dalam kegiatan komunikasi, motivasi dapat menjadi konten yang di berikan pada klien saat berkomunikasi. Dengan harapan motivasi melalui komunikasi yang diberikan dapat mempengaruhi klien untuk mau bergerak. Selain itu motivasi juga dapat berjalan beriringan dengan edukasi yang diberikan oleh pelayan kesehatan terhadap klien, sehingga selain mendapat penegetahuan terkait kesehatan klien juga mau melaksanakan sesuatu yang dapat mencapai dan menjaga stabilitas kesehatannya. Secara umum motivasi mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperlaku berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan, kita juga akan mempelajari sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat, kekuatan dan ketetapan dari tingkah laku manusia (Quinn dalam Soekidjo, 2010). Dalam mempelajari motivasi kita perlu menegtahui

Transcript of Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

Page 1: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

A. Penerapan Konsep Motivasi dalam Kegiatan Promosi Kesehatan

Menurut Ewle dan Simnett dalam Heri Maulana (2009), setidaknya terdapat enam

kompetensi inti dalam promosi kesehatan

1. Mengelola, merencanakan, dan mengevaluasi

2. Komunikasi

3. Pendidikan atau edukasi

4. Pemasaran dan Publikasi

5. Fasilitas dan Jaringan

6. Mempengaruhi kebijakan dan praktik

Kaitannya dengan motivasi adalah motivasi memiliki bagaian dalam kegiatan komunikasi,

motivasi dapat menjadi konten yang di berikan pada klien saat berkomunikasi. Dengan harapan

motivasi melalui komunikasi yang diberikan dapat mempengaruhi klien untuk mau bergerak.

Selain itu motivasi juga dapat berjalan beriringan dengan edukasi yang diberikan oleh pelayan

kesehatan terhadap klien, sehingga selain mendapat penegetahuan terkait kesehatan klien juga

mau melaksanakan sesuatu yang dapat mencapai dan menjaga stabilitas kesehatannya.

Secara umum motivasi mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan

kita untuk berperlaku berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan, kita juga

akan mempelajari sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat, kekuatan dan ketetapan dari

tingkah laku manusia (Quinn dalam Soekidjo, 2010). Dalam mempelajari motivasi kita perlu

menegtahui pendekatannya dan peran perawat dalam hal ini adalah memfasilitasi pendekatan

klien ke arah tujuan yang ingin dicapi serta pemenuhan kebutuhannya. Pengintergrasian hierarki

kebutuhan Maslow meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta atau kepemilikan, harga diri,

dan aktualisasi dengan motivasi juga memiliki keterkaitan satu sama lain, terdapat keterlibatan

antar kebutuhan berdasarkan tingkatannya. Jika kebutuhan yang satu terpuaskan maka akan

muncul kebutuhan yang lain. Dalam hal ini ada individu yang sangat termotivasi untuk

memenuhi kebutuhannya dan ada juga yang memiliki motivasi rendah.

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Ada beberapa cara

untuk mengukur motivasi, diantaranya adalah (Soekidjo,2010):

1. Tes proyektif

Page 2: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test

(TAT). Dalam tes tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat

cerita dari gambar tersebut.

2. Kuesioner

Dilakukan dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien

3. Observasi perilaku

Dilakukan dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang

mencerminkan motivasinya.

Kita dapat memulai dari apa yang klien butuhkan. Namun, tidak semua orang merasa

kesehatan adalah suatu kebutuhan, misalnya pada orang sehat mereka tidak menganggap

kesahatan adalah kebutuhan yang harus dipertahankan. Jadi mempromosikan kesehatan bagi

orang sehat berbeda dengan orang sakit. Orang sakit akan lebih mudah termotivasi untuk

mengubah perilakunya, karena kesehatan menjadi kebutuhannya. Namun, tidak demikian dengan

orang sehat, karena dalam keadaan sehat menjaga kesehatan tidak menjadi kebutuhannya pada

saat itu. Manusia dikatakan selalu menginginkan kondisi yang seimbang atau homeostatis yang

tidak hanya berlaku untuk kebutuhan biologis saja tapi untuk kondisi psikologis juga.

Wawancara untuk meningkatkan motivasi (motivational interview)

Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mendorong individu mengekplorasi dan

menemukan alasan yang sebelumnya belum pernah dipikirkan untuk mengubah perilakunya.

Dua pertanyaan kunci dalam interview ini adalah (Soekidjo,2010) :

a. Apa yang menurut Anda baik dari perilaku yang Anda lakukan sekarang?

b. Apa yang tidak baik dari perilaku ini?

Jika dari jawaban klien ternyata ia merasa banyak hal negatif daripada positif terkait

perilakunya, maka perawat dapat masuk kearah pemberian informasi dan edukasi juga

menerapkan teknik untuk mengubah perilakunya. Namun, jika klien merasa lebih banyak positif

dari pada negatifnya, maka dapat disimpulkan bahwa klien belum termotivasi untuk mengubah

perilakunya, yang perlu dilakukan adalah meberikan motivasi dari luar agar klien termotivasi

untuk merubah perilaku lebih baik lagi agar kesehatannya dapat dipertahankan tetap optimal.

Page 3: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

B. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan

Prinsip Promosi Kesehatan dapat ditentukan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan,

tatanan tempat pelayanan kesehatan, serta usia.

1. Aspek Pelayanan Kesehatan

Aspek pelayanan pada promosi kesehatan terdapat dua jenis, yaitu pelayanan preventif dan

promotif dan pelayanan kuratif dan rehabilitative (Notoatmodjo , 2010). Pelayanan preventif dan

promotif diberikan kepada kelompok masyarakat yang sehat agar kelompok ini tetap sehat dan

dapat meningkatkan status kesehatannya. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif diberikan pada

kelompok masyarakat yang sakit agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih

kesehatannya. Leavell dan Clark (1965 dalam Kozier, 2010) mendefinisikan tiga tingkat

pencegahan, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada promosi

kesehatan dan perlindungan terhadap masalah kesehatan. Pencegahan sekunder berfokus pada

identifikasi dini masalah kesehatan dan melakukan intervensi dengan segera untuk meredakan

masalah kesehatan. Pencegahan tersier berfokus pada pemulihan dan rehabilitasi dengan tujuan

mengembalikan individu pada tingkat fungsi optimal.

2. Tatanan Tempat

Tatanan tempat sangat berpengaruh dalam terjadinya promosi kesehatan karena keseharian

individu di dalam lingkungan sekitar, keluarga, sekolah, dan tempat kerja, serta tempat umum.

Lingkungan juga sangat berhubungan dengan promosi kesehatan karena menyediakan

infrastruktur untuk kesehatan (Jennie & Jane, 2000).

a. Keluarga.

Peran anggota keluarga sangat penting dan berpengaruh untuk mewujudkan perilaku sehat

ini, terutama adalah peran seorang ibu karena ibulah yang berperan untuk menentukan dasar

perilaku pada anaknya sejak lahir.

b. Sekolah.

Peran guru dalam promosi kesehatan sangatlah penting karena guru pada umumnya lebih

dipatuhi oleh anak-anak dibandingkan orang tuanya. Guru sebaiknya memperoleh pelatihan-

Page 4: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

pelatihan kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan menyampaikan

kepada murid-muridnya. Selain itu dapat dilakukan melalui kurikulum pendidikan yang mampu

meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat

mengembangkan berbagai keterampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan

sosial.

c. Tempat kerja.

Tempat kerja yaitu tempat yang digunakan orang dewasa bekerja selama lebih dari 8 jam,

sehingga sangat bresiko mengalami gangguan kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan

untuk mencegah kecelakaan kerja dengan cara menggunakan peralatan-peralatan khusus, seperti

masker, sarung tangan, atau sepatu khusus.

d. Tempat umum.

Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan

bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat

umum seperti halte dan stasiun, maka penerapan yang paling efektif adalah dengan

memanfaatkan media berupa poster atau spanduk. Dengan ini maka orang-orang yang berada di

tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

3. Usia

Pada dasarnya usia mempengaruhi bagaimana bentuk promosi kesehatan yang dilakukan,

yaitu dengan cara melihat perkembangan fisik, perkembangan psikososial, perkembangan

kognitif, perkembangan moral, dan perkembangan spiritual.

Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pedoman Promosi KesehatanPemeriksaan kesehatan

Tindakan perlindungan & keselamatan

Nutrisi, olah raga, & istirahat tidur

Interaksi sosial

Neonatus dan bayi (0-1 thn)

Minggu kedua dan bulan ke-2, 4, 6, dan 12

Imunisasi, yaitu vaksin DPT dan OPV

Teknik menyusui & pola istirahat (tidur) yang baik

-

Toddler (1-3 thn) Kunjungan ke dokter gigi

Melanjutkan vaksin DPT &

Memberikan asupan makanan

-

Page 5: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

mulai usia tiga tahun

pengawasan keamanan di lingkungan

yang sesuai

Prasekolah (4 dan 5 thn)

Setiap 1-2 tahun Melanjutkan vaksin DPT dan imunisasi sesuai rekomendasi

Pencegahan terjadinya gangguan tidur (mimpi buruk)

-

anak usia sekolah (6-12 thn)

Sesuai rekomendasi

Skrining gigi dan terapi fluorida

Pengertian agar tidak menunda waktu makan

Aktif pada organisasi sosial

remaja (12-18 thn)

Sesuai rekomendasi

Keselamatan dalam berkendara

Menjaga pola makan dan olah raga teratur

Mendukung kegiatan remaja untuk meningkatkan nilai moral dan spiritual yang sesuai

dewasa muda (20-40 thn)

Sesuai rekomendasi

Keselamatan di tempat kerja

pentingnya asupan zat besi yang adekuat dalam diet

menyusuntujuan jangka panjang dan jangka pendek mengenai pilihan pekerjaan dan karier

paruh baya (40-65 thn)

Pemeriksaan fisik rutin

Keselamatan dalam berkendara motor, keamanan di tempat kerja

Factor nutrisi dan olah raga dapat mengakibatkan penyakit kardiovaskuler

Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya: dukung untuk diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran, dan rasa takut

lansia (>65 thn) Sesuai

rekomendasi

Keselamatan di

lingkungan,

untuk mencegah

bahaya, jatuh,

dll

Pentingnya

vitamin D dan

kalsium untuk

mencegah

osteoporosis

Ketersediaan

pusat komunitas

sosial dan

program-progran

bagi lansia

Page 6: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

Menurut Ottawa Charter for Health Promotion (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI,

2007) prinsip-prinsip dasar promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Prasyarat: prasyarat yang menentukan keberhasilan promosi kesehatan adalah

perdamaian, pendidikan, makanan, ekosistem yang stabil, keadilan sosial, dan lainnya.

2. Penunjang: kesehatan merupakan factor penunjang, namun juga ditentukan oleh factor-

faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, perilaku, dan factor biologi.

3. Pemerataan(enable): Promosi kesehatan berfokus pada pencapaian kesetaraan dalam

kesehatan.

4. Mediasi: pendidikan atau promosi kesehatan harus dilaksanakan secara lintas sektoral

yang terkoordinasi oleh pemerintahan, karena setiap program dan strategi harus selalu

dikoordinasikan oleh system sosial, budaya dan ekonomi. Pembangunan kebijakan sosial

harus menjadi perhatian utama dan menjadi tanggung jawab pada setiap tingkat dan

sektor pemerintahan.

Referensi :

1. Bracht, N. (1999). Health Promotion at the Community level 2, Thousand Oaks. London: Sage

Publications

2. Edelmen, C L. & Mandle C L.(2006 ) Health Promotion throughout the Life Span. St Louis:

Mosby

3. Kozier, B., Erb, G.,Berman, A.J., & Snyder. (2010). Fundamentals of Nursing: Concepts,

Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. (terjemahan)

4. Maulana, Heri DJ.2009.Promosi Kesehatan.Jakarta:EGC

5. Naidoo, Jennie & Wills, Jane. (2000). Health Promotion: Foundation for Practice 2nd Ed.

London: Bailliere Tindall

6. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

7. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta:

IMTIMA

Page 7: Konsep Motivasi Dan Prinsip Promkes

8. http://www.who.int/healthpromotion/conferences/previous/ottawa/en/index1.html (diakses

pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 6. 30 WIB)