Konsep & Metode Bimbingan Klinik

22
Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.Mkes

description

konsep dan metode bimbingan klinik

Transcript of Konsep & Metode Bimbingan Klinik

  • Wenny Artanty Nisman, S.Kep.,Ns.Mkes

  • Meningkatkan pengetahuan tentang konsep pendidikan klinikMeningkatkan kemampuan menerapkan metode pendidikan klinik

  • Proses belajar yang berpusat pada mahasiswa yang terjadi pada pelayanan pasien dengan tujuan memberikan kesempatan mahasiswa berinteraksi langsung dengan pasien

  • Alat yang tepat untuk pencapaian kompetensi mahasiswa yang meliputi: pengetahuan klinik, ketrampilan klinik, dan sikap profesional

  • PasienMahasiswaPembimbing Klinik

  • Institusi penyelenggara program pendidikan klinikMenyiapkan standar kompetensi yang diharapkanMenyediakan lahan praktik yang tepatMenyediakan pembimbing klinik yang tepatMenyusun buku panduan/ pedoman pelaksanaanMenyiapkan metode bimbinganMenyiapkan sistem monitoring dan evaluasiMenyiapkan fasilitas sarana dan prasaranaMemberikan reward yang sesuai kepada pembimbing klinik

  • PasienPasien diminta kesediaannya untuk terlibat (berhak menolak dan tidak boleh dalam kondisi terancam)Pasien harus mengetahui apa yang diharapkan dari pasienPasien dapat memberikan umpan balik (feedback)

  • MahasiswaMenggunakan seragam yang bersih rapi lengkap dengan identitas diri1 pasien maksimal untuk pembelajaran 3-4 mahasiswaSudah menyiapkan diri (fisik, psikologis dan pengetahuan klinik yang cukup)

  • Pembimbing KlinikOrang yang kompeten (pendidikan dan pengalaman klinik) Meliputi : pengetahuan klinik, sikap profesional dan ketrampilan klinikBisa menjadi Role model (datang tepat waktu, memperkenalkan diri, bersemangat)Familiar dengan situasi klinik (ketrampilan klinik, penggunaan alat, lingkungan klinik)

  • Experiental Learning Cycle menurut teori pembelajaran yang efektif adalah :Memberikan pengalaman langsung (concrete experience)Memberikan kesempatan refleksi (reflection)Membetuk konsep dan penerapan suatu teori (abstract conceptualizing/theory)Menyusun rencana kegiatan selanjutnya (active experimentation/planning)

  • Mendefinisikan dan menjelaskan kompetensi klinik yang dipelajariMengidentifikasi kompetensi klinik ketika mahasiswa lain atau pembimbing klinik melakukannnyaMendemontrasikan kompetensi klinik kepada orang lainMempraktikkan kompetensi klinik dengan mendapatkan umpan balikMenggunakan kompetensi klinik dalam situasi yang nyataMengajarkan kompetensi klinik kepada orang lain

  • Cognitive phase : mahasiswa belajar memahami kompetensi klinik yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinyaClose phase : mahasiswa belajar mempraktikan secara sederhanaOpen phase : mahasiswa bermain peran, simulasi, observasi klinik dan praktik klinikAutomatic phase : mahasiswa secara otomatis melakukan ketrampilan tersebut.

  • Novice (pemula)Advance beginner (pemula lanjut)Competen (mampu)Proficient (cakap)Expert (Ahli)

  • Low readiness (tidak mampu dan tidak mau)Moderate readiness (tidak mampu tapi punya kemauan)Moderate readiness (mampu tapi tidak punya kemauan)High readiness (mampu dan mau)

  • Low readiness : bercerita, mengarahkan, memandu dan menstrukturModerate readiness : diterima,melatih, menjelaskan, mengajak, meyakinkan dan mengklarifikasiModerate readiness : berpartisipasi, mendukung, kerjasama dan memfasilitasiHigh readiness : mendelegasikan, mengobservasi dan mengawasi

  • Ketentuan tentang pendampingan, pemberian umpan balik untuk pengembangan pribadi, profesional dan pendidikan mahasiswa dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang sesuai dan tepat bagi pasienSupervisi dapat dilakukanOn the jobOne to one meetingGroup supervision

  • Mampu mengobservasi dan mempraktikanMemberikan constructive feedbackMengajarMemecahkan maslahMemotivasiMendorong otonomiMemberikan informasiMenghargai diri sendiri dan orang lainMengelola pelayananMenciptakan suasana yang mendukungMengadvokasiMenegosisasiMengelola waktu Mengorganisasi

  • Shadowing a junior doctor : Mahasiswa menjadi dokter junior Patient centred model : Mahasiswa mengikuti pasien di klinik mulai masuk, sampai pulang bahkan melakukan home visitApprenticeship model : Mahasiswa belajar di bangsal, tetapi tidak menjadi bagian dari tim bangsalGrand round model : Mahasiswa hanya terlibat konsultasi atau presentasi

  • 5. Bussiness ward round : Kegiatan lebih kearah konsultasi mahasiswa6. Teaching ward round :Mahasiswa praktik di bangsal untuk melakukan tindakan anamnesa atau pemeriksaan fisik7. Report back model : mahasiswa melakukan tindakan tertentu kemudian melaporkan kepada pembimbing dan kemudian mendapat feedback

  • 8. Clinical conference : Mahasiswamenghadiri salah satu presentasi mahasiswa yang lain / seniornya9.Training ward model : Suatu bangsal dibuat untuk menjadi tempat pembelajaran khusus

  • Perseptorhip dan mentorshipPre conferenceBedside teachingRounde keperawatanRefleksi KasusPresentasi JurnalPresentasi kasusPenyuluhanTutorial klinikPost conferenceUjian

  • Selamat Belajar