Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

20
1 PROPOSAL DISERTASI KONSEP BIMBINGAN KONSELING ISLAMI Studi Komparasi Konsep Bimbingan Konseling Umum Dan Konsep Bimbingan Konseling Islami Di Sekolah dan Madrasah Oleh : FAIZAL RIZA NIM. 11526111427 UNIVERSITAS IBN KHALDUN PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN ISLAM BOGOR - 2013

Transcript of Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

Page 1: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

1

PROPOSAL DISERTASI

KONSEP BIMBINGAN KONSELING ISLAMI

Studi Komparasi Konsep Bimbingan Konseling Umum Dan

Konsep Bimbingan Konseling Islami Di Sekolah dan Madrasah

Oleh :

FAIZAL RIZA

NIM. 11526111427

UNIVERSITAS IBN KHALDUN

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN ISLAM

BOGOR - 2013

Page 2: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pendidikan terdapat tiga bidang penting yaitu

administrasi dan supervisi, pembelajaran bidang studi, dan Bimbingan

Konseling Umum. Jika dalam proses pendidikan hanya ada bidang

administrasi dan supervisi serta pembelajaran bidang studi saja maka

hanya akan menghasilkan siswa yang hanya cakap dalam bidang

akademik serta siswa yang mempunyai cita-cita tinggi saja. Namun siswa

tersebut tidak memiliki kemampuan dalam memahami kemampuan

potensi diri yang dimilikinya, tak sanggup mewujudkan dirinya dalam

masyarakat. tidak heran jika siswa tersebut akan merasa kesulitan dan

mengalami kegagalan di masyarakat, meskipun mereka mempunyai

nilai-nilai yang baik di raport.

Dari sinilah terasa benar jika bimbingan dan konseling itu amat

sangat diperlukan dalam proses pendidikan, yang akan memusatkan diri

dalam membantu siswa secara pribadi agar mereka berhasil dalam

proses pendidikannya. Dengan melalui program bimbingan dan

konseling, maka setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk

Page 3: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

3

mengembangkan setiap kecakapan dan kemampunnya semaksimal

mungkin.1

Zaman modern dalam era globalisasi berlangsung sangat cepat,

praktis dan serentak seperti banjir bandang. Padahal kesiapan mental

orang menghadapi era global tidak sama. Ketidakseimbangan itu

kemudian menimbulkan gangguan psikologis, dan banyak orang

terkungkung dalam kerangkeng manusia modern sebagai manusia yang

sudah kehilangan makna, resah setiap kali harus mengambil keputusan

bahkan tidak tahu apa yang diinginkan. Dengan permasalahan yang di

alami dalam zaman modern ini tentu akan sangat banyak membutuhkan

tempat untuk berkonsultasi dan salah satunya adalah layanan

bimbimbingan dan konseling.

Dewasa ini terutama di dunia barat, teori bimbingan dan

konseling (BK) terus berkembang dengan pesat. Perkembangan itu

berawal dari berkembangnya aliran konseling psikodinamika,

behaviorisme, humanisme, dan multikultural. Akhir-akhir ini tengah

berkembang konseling spiritual sebagai kekuatan kelima selain keempat

kekuatan terdahulu (Hayat Abdul, 2012)2. Salah satu berkembangnya

konseling spiritual ini adalah konseling religius yang dalam istilah lain

disebutkan sebagai konseling spiritual teistik. Konseling spiritual teistik

1 http://reenarachma.blogspot.com/2011/02/mengapa-bimbingan-dan-konseling-itu.html diakses tanggal 11 Januari 2012

2 Hayat, Abdul. Konsep Konseling Berdasarkan Ayat-Ayat. [Online] Tersedia: hyperlink "http://setiyo.blogspot.com" _ [September 2012]

Page 4: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

4

dapat diartikan sebagai "proses pemberian bantuan kepada individu agar

memiliki kemampuan untuk mengembangkan fitrahnya sebagai makhluk

beragama (homo religious), berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama,

dan mengatasi masalah-masalah kehidupan melalui pemahaman,

keyakinan, dan praktik-praktik ibadah ritual agama yang dianutnya"

(Yusuf Syamsu, 2007:25) 3 . Konseling religius berkembang dalam

beberapa pendekatan seperti konseling Pastoral,

transpersonalpsychology, dan konseling Islami.

Perkembangan konseling religius ini dapat dilihat dari beberapa

hasil laporan jurnal penelitian, Stanard, Singh, dan Piantar (2000: 204)

melaporkan bahwa telah muncul suatu era baru tentang pemahaman

yang memprihatinkan tentang bagaimana untuk membuka misteri

penyembuhan melalui kepercayaan, keimanan, dan imajinasi selain

melalui penjelasan rasional tentang sebab-sebab fisik dan akibatnya

sendiri. Seiring dengan keterangan tersebut hasil penelitian Chalfant dan

Heller pada tahun 1990, sebagaimana dikutip oleh Gania (1994: 396)

menyatakan bahwa sekitar 40% orang yang mengalami kegelisahan jiwa

lebih suka pergi meminta bantuan kepada agamawan. Lovinger dan

Worthington (dalam Keating dan Fretz, 1990: 293) menyatakan bahwa

klien yang agamis memandang negatif terhadap konselor yang bersikap

3 Yusuf, Syamsu. (2007). Konseling Spiritual Teistik: Proses Pencerahan Diri dalam Membangun Kehidupan Bersama yang Bermakna (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar). Bandung: FIP UPI

Page 5: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

5

sekuler, seringkali mereka menolak dan bahkan menghentikan terapi

secara dini.

Di Amerika terjadi suatu ketertarikan terhadap dimensi

spiritualitas dan keagamaan. Baker (1997) menemukan 95% orang

Amerika percaya pada Tuhan dan 85% melakukan peribadatan dan

dipercaya secara pribadi memiliki kekuatan menyembuhkan. (Wallis,

1996). 62% orang Amerika ikut berkecimpung dalam organisasi

keagamaan, 60% orang Amerika percaya bahwa agama adalah sesuatu

hal yang penting dan menjadi bagian dalam hidup mereka, dan

persentase yang paling banyak adalah berkembang pembahasan

mengenai spiritualitas dan keagamaan dalam tabloid-tabloid mingguan

di Amerika (The Harvard Mental Health Letter, 2001). Data statistik ini

menunjukkan bahwa orang Amerika cenderung memikirkan tentang

aspek spiritualitas dan keagamaan dalam hidup mereka. Meningkatnya

minat pada spiritulitas dan agama tidak hanya terjadi di Amerika saja

organisasi seperti "Amnesty International interfaith Network for Human

Rights" mengindikasikan spiritualitas dan keagamaan terjadi secara

mengglobal.

Meningkatnya minat dan perhatian beragama itu juga nampak di

Indonesia. Hal ini antara lain dapat kita amati di masyarakat, banyak

sekali orang-orang yang datang ke tempat para Kiai bukan untuk

menanyakan masalah hukum agama, tetapi justru mengadukan

permasalahan kehidupan pribadinya untuk meminta bantuan jalan

Page 6: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

6

keluar baik berupa nasehat, saran, meminta doa-doa dan didoakan untuk

kesembuhan penyakit maupun keselamatan dan ketenangan jiwa.

Masyarakat Indonesia juga tertarik pada buku-buku bertema agama.

Azyumardi Azra (2007) dalam republika online mengungkapkan, hampir

tidak diragukan lagi, penerbitan buku-buku Islam terus meningkat.

Peningkatan itu dirasakan sejak dua dasawarsa terakhir. Dari hasil

penelitian yang telah dilakukan Saribi Affan didapatkan bahwa produksi

buku-buku Islam di Indonesia cukup besar bila dibandingkan dengan

buku-buku lain. Data ini sesuai dengan hasil penelitian Bagian

Perpustakaan dan Dokumentasi Tempo. Sejak tahun 1980 hingga 1987

dari 7291 buku yang tercatat dalam Perpustakaan Tempo, terdapat 1949

buku bertemakan agama. "Dari 1949 buku-buku agama itu, ternyata 809

(70,5%) merupakan buku-buku ke-Islaman, 26% tentang

Kristen/Katholik dan 3,5% mengenai Hindu/Budha. Ketiga fenomena di

atas menunjukkan besarnya minat dan perhatian masyarakat terhadap

dimensi spiritualitas dan keagamaan juga ketertarikan masyarakat pada

penyelesaian masalah yang menekankan solusi spiritual.

Banyak orang yang datang untuk konseling dengan membawa

serta pandangan akan agama atau spiritualitas. Hal ini sejalan dengan

penelitian survey yang telah dilakukan selama bertahun-tahun (Greer,

1988; Wills, 1990). Sebagai contoh, poling yang dilakukan oleh Gallup di

awal tahun 1950-an dan tahun 1992 dua pertiga dari responden ketika

menghadapi permasalahan yang serius dalam hidupnya, akan memilih

Page 7: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

7

untuk diberikan konseling oleh seseorang yang secara pribadi memiliki

nilai-nilai dan kepercayaan spritual, 81 persen dari responden memilih

beberapa peningkatan kepercayaan dan norma mereka melalui proses

konseling (Kelly, 2012).4

Nilai-nilai agama yang dianut klien merupakan satu hal yang perlu

dipertimbangkan konselor dalam memberikan layanan konseling, sebab

terutama klien yang fanatik dengan ajaran agamanya mungkin sangat

yakin dengan pemecahan masalah pribadinya melalui nilai-nilai ajaran

agamanya. Seperti dikemukakan oleh Bishop (Hayat Abdul, 2007:2)

"bahwa nilai-nilai agama (religius values) penting untuk

dipertimbangkan oleh konselor dalam proses konseling, agar proses

konseling terlaksana secara efektif."

Pada diri konseli juga ada dasar beragama, sehingga untuk

mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian

pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (konseli) kearah

agamanya, dalam hal ini Agama Islam. Seiring dengan berkembangnya

ilmu psikologi, diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk

mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk

pelayanan psikologis, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang

(konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah

4 Kelly. (1995). Konsep Konseling Berdasarkan Ayat-Ayat Al Qur’an Tentang Hakikat Manusia, Pribadi Sehat, Dan Pribadi Tidak Sehat. [online] Tersedia: http://setiyo.blogspot.com [9 Oktober 2008]

Page 8: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

8

psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan,

konseling dan terapi.

Berdasarkan pendapat ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan

tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian terbentuk dari

pengalaman-pengalaman yang telah dialaluinya. Bahkan sejak dari

kandungan pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap kelakuan

dan kesehatan mental. Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan

pengajaran serta penanaman nilai-nilai agama Islam dan pembiasaan-

pembiasaan yang baik sejak lahir. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat

membentuk kepribadian manusia yang berakhlak karimah yang sesuai

dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan kebiasaan yang

mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk

meggunakan secara sadar.

Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam

mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi

dimana filosofinya didasarkan atas ayat-ayat Al-Qur'an dan Sunnah

Rasul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam

Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan

hidup yang di ridhai Allah SWT.

Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi

seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-

Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia ke jalan yang

diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.

Page 9: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

9

Sebagaimana sabda Rosulullah SAW HR: Bukhari dalam shahih Bukhari

kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim

االخلق صالح ألتم بعثت إنما

Artinya : “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia.”

Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan

manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur konselor

yang sangat mumpuni dalam memecahkan berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala sifat-

sifat yang negatif.

Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan

bimbingan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling

agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan

yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan

konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat

mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju

kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-

nilai ajaran Islam. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk

menunjang kesuksesan pendidikan Islam disekolah maupun madrasah

dalam melaksanakan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta

Page 10: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

10

mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki

kepribadian berakhlak karimah.5

Dalam keadaaan gelap Islam menjadi penerang menuju petunjuk

jalan yang sebenarnya, Islam tidak memberikan topeng palsu yang hanya

menjadi hiasan fatamorgana. Islam hanya memberikan pendekatan

paripurna yang berlandasakan nilai akidah hingga orang yang

menjalaninya tidak gentar pada dunia ini karena ia hanya takut kecuali

kepada Allah.6

Barat dengan segala pendekatannya mencoba mereduksi agama

sebagai temuan yang memaksa manusia lepas dari kesenangannya.

Mencoba memerdekakan manusia dari pemikiran kerdil tentang dunia.

Ia mentasbihkan diri sebagai pendekatan modern yang telah

meninggalkan warisan lama. Kita bisa melihat bagaimana Freud

menelanjangi agama sebagai sebuah neurosis, atau juga Marx yang

mengatakkan bahwa agama sekedar candu. Pernyataan itu dengan

mudah dipatahkan, karena pertama mereka tidak merasakan bagaimana

kekuatan agama karena meraka tidak lebih sebagai seorang atheis dan

penyembah berhala. Kemudian, fakta menunjukkan bahwa Freud sendiri

memang mengalami trauma oleh Kristen anti semitik yang mengejeknya

karena seorang yahudi. Artinya Freud memang salah menilai agama dan

5 http://almasakbar45.blogspot.com/2012/03/peranan-agama-islam-dalam-bimbingan-dan.html diakses tanggal 12 Januari 2013

6 Dadang Hawari, 2002, Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, Jakarta : Balai Pustaka

Page 11: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

11

cepat menggeneralisir agama yang setelah itu ia kaitkan dengan

psikoanalisisnya. Selanjutanya apa yang dikatakan Viktor Frankl bahwa

pendekatan terapi Barat masih bersifat homeostatis yakni kenikmatan

fisik dan materi, menjadi pembenaran. Ini bisa dilihat bagaimana Freud

menumpukan pada prinsip kenikmatan, lantas bagaimana Maslow juga

menjebak manusia unutk memenuhi kebutuhan fisologis pada awal

motivasi manusia. Islam tidak menjadikan kenikmatan semu seperti itu

sebagai penggembira utama, namun yang lebih dahsyat dan menggugah

selera adalah kenikamatan merasakan Islam sebagai penentram diri dan

prinsip kekuatan mengatasi kehidupan, karena itulah nikmat yang

sebenarnya. Seperti juga menyitir ucapan Asy Syahid Hasan al Banna

bahwa nikmat yang indah itu adalah nikmat pemahaman. Dengan

pemahaman kita bisa mengendalikan ego diri kita yang dapat

menjerumuskan kita untuk larut dalam perputaran dunia.7

Tantangan Bimbingan Konseling Umum pendidikan Islam bukan

pada sifatnya yang imajiner, absurd, atau sekedar doktrinal, namun pada

akhirnya kita harus melihat bagaimana efek dari sisi aksiologis pada

penerapan Konseling Islam itu yang biasanya ditantang Barat kepada

Islam. Apa yang diagungkan layaknya analisa transaksional, Rogerian,

Behaviour Theraphy, dan sebagainya ternyata diparipurnakan oleh

pendekatan konseling islami, malah berbagai pendekatan yang lahir dari

7 http://tasbih-muda.blogspot.com/2009/07/mengapa-konseling-islam_5352.html diakses tanggal 12 Januari 2013

Page 12: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

12

rahim di luar Islam itu mengalami kehabisan logika membantu

mengatasi problem hakiki kehidupan manusia. Ia tidak bisa memasuki

relung-relung yang paling dasar. Konseling dari barat juga tidak mampu

menembak sasaran yang paling vital dalam diri manusia yaitu jiwa dan

agama. Konseling barat hanya dapat merubah perilaku manusia sesaat

dan kembali patologis karena memang pada dasarnya ia tidak mengubah

paradigma yang hakiki yakni paradigma Iman, paradigma tauhid dan

paradigma akidah yang menjadi pintu masuk ke perilaku manusia.

Konselor muslim harus memiliki ciri khas sebagai seorang

muslim, kecirikhasan itu yang nanti bisa membedakan mana yang haq,

mana yang bathil. Mana yang tipuan, mana yang asli. Mana yang esensi,

mana yang substansi. Dana mana yang memiliki ikatan keimanan dan

mana yang tidak. Kita harusnya tidak boleh berbangga diri jika hanya

bisa menyelesaikan masalah kejiwaan ini tidak secara permanen.8

Suatu saat terdapat sebuah kasus dimana seorang remaja

mengeluhkan tentang ketidaktahanan dirinya, untuk berpacaran.

Bagaimana ia sudah terbuai dengan wanita pujaannya yang secara paras

dan kepribadian memikat hatinya. Apabila kita memakai pendekatan

Freud, tidaklah mustahil kita memberikan saran bagi remaja itu untuk

menyalurkan hasratnya. Ini berbahaya karena pendekatan itu tidak

memliki fondasi filosofis untuk meningkatkan keimanan kepada

TuhanNya dan menghamba hanya kepada Alloh SWT. Ada lagi yang

8 M. Arifin, Teori-Teori Konseling Umum Dan Agama, (Jakarta : Golden Terayon, 1996)

Page 13: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

13

berkarta bahwa seorang remaja sulit kita berikan pemahaman keislaman

yang sesungguhnya tentang aturan yang sebenarnya dalam Islam, karena

masa pubertas yang memang sedang dalam puncaknya. Konseling islami

jauh lebih unggul dalam memahamkan konsep nafsu, mengintegrasikan

perjuangan dan doa, menyandarkan pada tauhid sebagai sumber

kekuatan luar biasa. Disinilah kecanggihan Bimbingan Konseling Islami9

<<== tambahkan argumennya agar nyambung dg paragraf terakhir

Dengan dasar uraian tersebut diatas maka disertasi ini disusun

untuk merumuskan konsep Bimbingan Konseling Islami, kelemahan,

kekuatannya serta upaya dalam menyempurnakan konsep bimbingan

dan Konseling islami yang adan saat ini.

B. Pembatasan Masalah

Disertasi ini berusaha melakukan perbandingan antara bimbingan

konseling dalam perspektif psikologi barat dengan bimbingan konseling

dalam perspektif islam. Kata islami digunakan untuk membedakan

antara ide dengan agama. Setelah komparasi dilakukan maka

rekomendasinya adalah integrasi bimbingan konseling islami dalam

manajemen sekolah atau madrasah.

9 Fuad Nashori, Membangun Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta : SIPRESS. 1994)

Page 14: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

14

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai

berikut:

1. Komparasi konsep Bimbingan Konseling Umum pendidikan

umum dan konsep Bimbingan Konseling Islami.

2. Rekkmendasi Bimbingan Konseling Islami dalam manajemen

pendidikan umum dan madrasah

D. Tujuan Penulisan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui komparasi konsep Bimbingan Konseling Umum

pendidikan umum dan konsep Bimbingan Konseling Islami.

2. Merumuskan konsep integrasi Bimbingan Konseling Islami dalam

manajemen sekolah atau madrasah.

E. Tujuan Penulisan

Dengan penulisan ini diharapkan mempunyai beberapa kegunaan

dan manfaat:

1. Sebagai sumbangan pemikiran, yang diharapkan mampu menjadi

sarana pengembangan wawasan keilmuan dan penghayatan setara

pengalaman keagamaan dikalangan akademis khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

2. Sebagai bahan untuk menambah khazanah bacaan Islam pada

perguruan-perguruan Tinggi Islam pada khususnya dan perguruan-

perguruan tinggi lain yang Intens dengan studi ke Islaman.

Page 15: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

15

3. Untuk mengembangkan kreatifitas potensi diri penulis dalam

mencurahkan pemikiran ilmiah lebih lanjut

F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan untuk

mengkaji Bimbingan Konseling Islami ini diantaranya :

1. Peran Bimbingan Konseling Umum dalam Membentuk Kepribadian

Muslim Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Babat

Lamongan. Penelitian tesis dilakukan oleh Farihatu Nihayah dari

UIN Maulana Malik Ibrahim yang dilakukan tahun 2010.

2. Efektifitas Layanan Bimbingan Dan Konseling Islam Di SMA

Muhammadiyah I Yogyakarta. Penelitian tesis dilakukan oleh

Listiana Indawati dari UIN Sunan Kalijaga yang dilakukan tahun

2010.

3. Hubungan antara Motivasi mengikuti Bimbingan dan Konseling

Islam dengan Kedisiplinan Belajar Siswa di MA Hasanuddin

Siraman Kesamben Blitar. Penelitian tesis dilakukan oleh Zayyin

Khudlori dari UIN Maulana Malik Ibrahim yang dilakukan tahun

2012.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini dapat

dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskrif analisis

kritis.penelitian pengengbangan konsep dan menghimpun

Page 16: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

16

fakta,tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. 10 Adapun

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala

yang ada pada saat penelitian dilakukan.11

Mengenai pendekatan yang digunkan dalam penelitian ini

adalah library studi approacch yaitu sebuah pendekatan yang

menghimpun informasi-informasi berupa bacaan yang berasal dari

buku,maupun indeks.

Dalam penelitian ini menggunakan metode library

research, yaitu jenis metode penelitian literatur atau pustaka yang

dilakukan terhadap beberapa bahan pustaka yang relevan, baik

buku, artikel, jurnal maupun majalah yang ada kaitannya dengan

konsep bimbingan dan Konseling islami.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan komponen yang esensial dalam

penelitian, untuk mendapat-interaksi sosial yang peneliti dan

subyek penelitian. Sumber data dapat juga diambil dari dokumen

pribadi yang berupa bahan- bahan dan buku, tempat dimana

orang mengungkapkan dengan kata mereka sendiri. Berhubung

adanya keterbatasan, maka penulis menggunakan dokumen

pribadi sebagai sumber acuan, dan sumber-sumber tersebut

1 10

Masri Singarimbin, Metode Penelitian Survai.LP3ES Jakarta.1989.hal 4. 2 11

Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian.Rineka Cipta Jakarta. 2000.hal 309.

Page 17: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

17

berupa buah karya pribadi sebagai sumber acuan, dimana

sumber-sumber tersebut berupa buah karya ilmiah yang berupa

buku maupun bahan lain yang relevan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan metode yang digunakan, maka teknik

pengumpulan data dalam aplikasinya ada dua kategori, pertama

pengambilan data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan

peneliti dari sumber pertama. Yang kedua, pengambilan data

sekunder, yaitu data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen.

Maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam library

research adalah teknik dokumenter yang berasal dari buku, makala,

jurnal serta semua yang ada kaitannya dengan konsep bimbingan

dan Konseling islami.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penulisan ini, teknik analisa data yang digunakan

adalah analisis isi diperoleh akan dipilah sedemikian rupa, dengan

melakukan pengelompokan data yang sejenis yang selanjutnya

dianalisis secara kritis untuk mendapatkan formulasi serta analisis

konsep bimbingan dan Konseling islami.

Selain itu untuk mempermudah penulis dalam

menyimpulkan penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa

metode yang dianggap perlu.

Page 18: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

18

a Metode Deduksi

Metode deduksi merupakan akar pembahasan yang berangkat

dari realitasrealitas yang bersifat umum kepada pemaknaan

yang bersifat khusus. Metode ini digunakan untuk

menguraikan data dari suatu pendapat yang bersifat umum

yan kemudian diuraikan menjadi data yang bersifat khusus.

b Metode Induksi

Merupakan berfikir secara induktif, yaitu cara berfikir yang

berangkat dari fakta yang bersifat khusus dan ditarik

kesimpulan yang bersifat umum.

c Metode Komparasi

Suatu metode yang digunakan untuk menemukan persamaan-

persamaan dan perbedaan terhadap suatu yang dijadikan

obyek penelitian14. Sehingga metode ini dimaksudkan untuk

menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide

serta pendapat dari beberapa pengertian untu mengetahui

perbedaan serta persamaan-persamaanya.

Page 19: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

19

H. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian disertasi ini mengikuti sistematika sebagai

berikut :

BAB I. PENDAHULUAN berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan dan

Manfaat Penulisan, Penelitian yang Relevan, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II. BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN akan

membahas tentang : Sejarah dan Urgensi Lahirnya Bimbingan Konseling

dalam Pendidikan; Landasan Pelaksanaan Bimbingan Konseling di

Sekolah dan Madrasah yang meliputi Landasan Filosofis, Landasan

Yuridis, Landasan Psikologis, Landasan Sosial Budaya, Landasan Ilmiah,

Landasan Pedagogis, Landasan Religius; Kerangka Kerja Bimbingan dan

Konseling meliputi Pengertian Bimbingan dan Konseling, Tujuan

Bimbingan dan Konseling, Fungsi Bimbingan dan Konseling, Kedudukan

Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum pendidikan nasional

Republik Indonesia, Sasaran dan Ruang Lingkup Bimbingan dan

Konseling.

BAB III. ANALISIS TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING UMUM akan

membahas tentang Hakikat Manusia dalam Perspektif Psikologi Barat

meliputi bahasan Hakikat manusia dalam perspektif filsafat barat,

Kedudukan manusia sebagai objek Bimbingan Konseling dalam

perspektif psikologi barat, Prinsip dan Azas Penyelenggaraan Bimbingan

Page 20: Faizal Riza - Proposal Disertasi - Konsep Bimbingan Konseling Islami

20

dan Konseling Umum, Prinsip Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Umum, Asas Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

Umum dan Kompetensi petugas bimbingan konseling umum

BAB IV. ANALISIS TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI akan

mengulas Hakikat Manusia dalam Perspektif Quran meliputi Hakikat

manusia dalam perspektif Quran dan Relevansi dan Kedudukan

Bimbingan Konseling dalam Islam; Prinsip dan Azas Penyelenggaraan

Bimbingan Konseling Islami meliputi uraian Prinsip Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling Islami, Asas Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Islami dan Kompetensi petugas bimbingan konseling islami

BAB IV. KOMPARASI BIMBINGAN KONSELING UMUM DAN

BIMBINGAN KONSELING ISLAMI akan membahas tentang Komparasi

kerangka kerja, prinsip dan asas bimbingan konseling umum dengan

bimbingan konseling Islami dan Konsep Integrasi Bimbingan Konseling

Islami dalam Pendidikan.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN meliputi Simpulan dan Saran