Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

10
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 2.2.1`pengkajian 1. identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawa hubungan dengan klien. 2. Keluhan utama Tanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini 3. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Tanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, pata tulang Riwayat kesehatan dahulu Adakah dalam klien pernah mengalami trauma/raktur sebelumnya Riwayat kesehatan keluarga Adakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau raktur seperti k atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya. 1. Akti!itas istirahat Adakah kehilangan ungsi pada bagian yang terkena/raktur keterbatasan im"bil 2. #irkulasi $ipertensi % kadang terlihat sebagai resp"n nyeri. Ansietas& $ip"tensi % resp"n terhadap kehilangan darah & tachikardi, crt, lambat, pucat terkena. 3. 'eur"sens"ri Adanya kesemutan, de"rmitas, krepitasi, pemendekkan, kelemahan. (. Kenyamanan

description

a

Transcript of Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan2.2.1`pengkajian1. identitas klienmeliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawab dan hubungan dengan klien.2. Keluhan utamaTanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini3. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarangTanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, patah tulang Riwayat kesehatan dahuluAdakah dalam klien pernah mengalami trauma/fraktur sebelumnya Riwayat kesehatan keluargaAdakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau fraktur seperti klien atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya.1. Aktivitas istirahatAdakah kehilangan fungsi pada bagian yang terkena/fraktur keterbatasan imobilitas2. SirkulasiHipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri. Ansietas)Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah ) tachikardi, crt, lambat, pucat bagian yang terkena.3. NeurosensoriAdanya kesemutan, deformitas, krepitasi, pemendekkan, kelemahan.4. KenyamananNyeri tiba-tiba saat cedera, spasma/ kram otot.5. KeamananLeserasi kulit, pendarahan, perubahan warna, pembengkakkan lokal 2.2.2 Analisa data 1. Data subjektif Kesulitan dalam beraktivitas : kelemahan, nyeri Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri) Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri1. Data objktif Gangguan mobilitas Edema pada esktremitas yang fraktur Adanya deformitas Adanya peningkatan suhu pada esktremitas yang fraktur Skala nyeri meningkat jika ekstremitas digerakan

2.2.3 Diagnose keperawatan dan intervensi1. Nyeri b.d Nyeri akut berhubungan dengan fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 ; 2363)

Tujuan : nyeri berkurang setelah dilakukan perawatan

Kriteria Hasil : Klien mengatakan nyeri berkurang Klien tampak rileks, mampu berpartisifasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepatIntervensi :1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips, pembebat, traksi.2. Ringgikan dan dukung ekstremitas yang terkena3. Hindari menggunakan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalm gips.4. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (0-10)5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera.6. Dorong menggunakan teknik managemen stress / nyeri7. Berikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring8. Kolaborasi- Beri obat sesuai indikasi- Lakukan kompres dingin / es 24 28 jam pertama sesuai keperluan

Rasional1. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera2. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan edema, menurunkan nyeri3. Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering4. Meningkatkan keefektifan intevensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri.5. Membantu menghilangkan astetas6. Meningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri7. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot8. Diberikan untuk menurunkan nyeri / spasme ototMenurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi nyeri.

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan ototIntervensi :1. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera2. Instruksikan ps untuk / bantu dalam rentang gerak pasien / aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit.3. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tersakitd. 4. Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodic5. Bantu / dorong perawatan diri / kebersihan (mandi keramas)6. Dorong peningkatan masukan sampai 2000 3000 mliter / hr termasuk air asam, jus.

Rasional :1. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri / persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tunas otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur / afroji3. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi / menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dengan masa otot4. Menurunkan resiko kontraktur heksi pangul5. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, perawatan diri langsung6. Mempertahankan hidrasi tubuh menurunkan resiko infexi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.1. Kerusakan Integritas Jaringan b.d fraktur terbukaIntervensi :1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, pendarahan, perubahan warna2. Massase kulit dan penonjolan tulang pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan3. Ubah posisi dengan sering4. Traksi tulang dan perawatan kulit.Rasional :5. Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan mungkin masalah yang mungkin disebabkan oleh alat / pemasangan gips, edema6. Menurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit7. Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimal8. Mencegah cedera pada bagian tubuh lain.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringanIntervensi :1. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan kontinuitas2. Kaji sisi pen / kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri3. Berikan perawatan pen / kawat steril4. Observasi luka untuk pembentukan buta, krepitasi, bau drainase yang tidak enak5. Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan berbicara6. Selidiki nyeri tiba-tiba / keterbatasan gerakan dengan edema local7. Berikan obat sesuai indikasi

3. Rasional1. Pen / kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi kemerahan abrasi2. Dapat mengindentifikasi timbulnya infeksi local3. Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi4. Menghindari infeksi5. Kekuatan otot, spasme tonik rahang, mengindikasi tetanus6. Dapat mengindikasikan adanya osteomrelitis.( Doenges, 2000 )3.1.8 Pemeriksaan fisik keadaan umum:lemah kesadaran: compos mentis Tanda-tanda vital: TD : 150/90 mmHgP : 18x/MenitN : 81x/MenitS : 36,5'c1.Kepala inspeksi:simetris,distribusi rambut merata palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan2.Mata inspeksi:simetris,tidak ada katarak,konjungtiva anemis,sclera an ikterik palpasi:tidak ada nyeri tekan3.Hidung inspeksi:simetris,tidak ada pengeluaran,tidak ada pernafasan cuping hidung palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan4.Telinga inspeksi:simetris,tidak ada pengeluaran Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan5.Mulut inspeksi:simetris,mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis Palpasi:tidak ada nyeri tekan6.Leher inspeksi:simetris,tidak ada pembesaran vena jugularis Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembengkakan7.Dada inspeksi:simetris,pergerakan dinding dada baik palpasi:tidak ada nyeri tekan auskultasi:bunyi nafas vesikuler perkusi:bunyi rensonan

8.Abdomen inspeksi:simetris,tidak ada bekas operasi auskultasi:bunyi bising usus (+) perkusi:bunyi timpani palpasi:tidak ada nyeri tekan9.Ekstremitas atas:pada ekstremitas atas,tangan bisa digerakkan dengan baik bawah:pada ekstremeritas bawah,kaki sebelah kiri(tibia-fibula) tidak bisa digerakkan/fraktur, kondisi sekitar fraktur oedema, adanya luka10.Genetalia inspeksi:simetris,terpasang kateter palpasi:tidak ada nyeri tekan

3.2 ANALISA DATANama : Ny.N No.Reg : 4793Umur : 66 Tahun Ruangan :SeruniNoData SenjangInterprestasi DataMasalah

1DS : Klien mengatakan nyeri pada betis sebelah kiri kerena patahDO : KLien tampak lemah Skala nyeri 4 Tampak edema pada bagian fraktur Nyeri bertambah jika pada bagian yang fraktur di gerakkanFraktur

Diskontinuitas tulang

Pergeseran fragmen tulang

NyeriGangguan rasa nyaman nyeri

2DS : Keluarga klien mengatakan aktivitas klien selalu dibantu oleh keluargaDO : Klien tampak selalu di bantu oleh keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas Fraktur pada 1/3 tibia fibula sinistraFraktur

Diskontinuitas tulang

Perubahan jaringan sekitar

Pergeseran fragmen tulang

Depormitas

Gangguan fungsi

Gangguan mobilitas fisikGangguan mobilitas fisik